Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

I’JAZUL QUR’AN

Disusun untuk memenuhi mata kuliah Ulumul Qur’an

Dosen pengampu: Ach. Barocky Zaimina, M.S.I

Oleh kelompok 5:

Alivia Cahyanun N T20181319

Maula Min Ayatillah T20181318

Putri Amalia Alfianti T20181350

Suci Rahmawati T20181307

PROGRAM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI JEMBER
2018-2019
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wb. Wb

Puji syukur patut kita panjatkan kepada Allah SWT. Hanya dengan
limpahan rahmat, taufik dan hidayah-Nya. Dan tak lupa pula sholawat serta salam
kita haturkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW. Dengan kebaikan
beliau telah membawa kita dari alam kebodohan kea lam yang berilmu
pengetahuan.

Dalam rangka memenuhi tugas dari mata kuliah Ulumul Qur’an yang
mengangkat judul “I’jaz Al-Qur’an. Dalam menyelesaikan makalah ini penulis
banyak mendapatkan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu dalam hal ini
penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. H. Babun Soeharto, S.E., M.M. selaku Rektor IAIN
Jember,
2. Ach. Barocky Zaimina, M.S.I. selaku dosen pengampu yang telah banyak
memberikan materi, motivasi dalam menyusun makalah ini.

Dalam penulisan makalah ini penulis menyadari masih banyak kekurangan


dan kesalahan baik dari cara penulisan ataupun isinya. Oleh karena itu penulis
sangat mengharapkan kritik dan saran yang dapat membangun demi makalah ini.
Akhirnya semoga makalah ini bisa berguna dan memberi manfaat bagi pembaca
nantinya dan khususnya dalam pembanguna ilmu pendidikan islam.

Jember ,09 Februari 2019


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................................

DAFTAR ISI...............................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ................................................................................................................

1.2 Rumusan Masalah............................................................................................................

1.3 Tujuan Penulisan..............................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian I’jaz Al-Qur’an...............................................................................................

2.2 Segi-segi Kemukjizatan Al-Qur’an..................................................................................

2.3 Macam-macam I’jaz Al-Qur’an.......................................................................................

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan......................................................................................................................

3.2 Saran................................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Allah telah menganugerahkan kepada manusia dengan berbgai
keistimewaan dan kelebihan , serta memberikan kekuatan dalam berfikir
dengan cemerlang, yang dapat menembus segala hal berupa unsur-unsur
kekuatan alam tersebut dan menjadikan pelayan bagi kepentingan
kemanusiaan.
Allah sama sekali tidak menelantarkan manusia, tanpa ,memberikan
kepadnya sebersit wahyu dari waktu ke waktu, yang membimbingnya ke jalan
yang benar, sehingga mereka bisa menempuh lika-liku kehidupan atas dasar
pengetahuan. Namun mengingat akal manusia pada awal fase
perkembangannya tidak melihat sesuatu yang lebih menarik hari selain
mukjizat alami yang indrawi, karena akal manusia belum mencapai puncak
ketinggian dalam bidang pengetahuan dan pemikiran.
Allah telah menentukan keabadian Mukjizat Islam, sehingga kemampuan
manusia tak berdaya dalam menandingi kemukjizatan-Nya. Pembicaraan
kemukjizatan al-Qur’an dalam hal ini juga merupakan satu macam
kemukjizatan-Nya.
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Apa yang dimaksud dengan I’jaz al-Qur’an?
1.2.2 Hal-hal apa saja yang menjadi segi-segi kemukjizatan al-Qur’an?
1.3 Tujuan Penulisan
Sesuai dengan rumusan masalah yang telah dijelaskan di atas tugas ini
diselesaikan untuk memenuhi tugas mata kuliah Ulumul Qur’an dan bisa
memberikan pengetahuan tentang Kemukjizatan al-Qur’an dan bisa
memahami hal-hal seperti berikut:
1.3.1 Dapat menjelaskan pengertian I’jaz al-Qur’an
1.3.2 Dapat menjelaskan segi-segi kemukjizatan al-Qur’an

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian I’jaz Al-Qur’an


Salah satu objek penting lainnya dalam kajian Ulumul al Qur’an adalah
perbincangan mengenai mukjizat. Persoalan mukjizat, terutama mukjizat Al-
quran menyeret para teolog klasik dalam perbedaan yang berkepanjangan,
terutama antara teolog dari kalangan Mu’tazilah dengan para teolog kalangan
Ahlussunnah.
Dengan perantara mukjizat, Allah mengingatkan manusia bahwa para rasul
adalah utusannya yang mendapat dukungan dan bantuan dari langit. Mukjizat
yang telah diberikan kepada nabi mempunyai fungsi yang sama, yaitu untuk
memainkan perannnya dalam mengatasi kepandaian kaumnya, disamping
membuktikan bahwa kekuasaan Allah diatas segala-galanya.
Pada hakikatnya, setiap mukjizat bersifat menantang, baik secara tegas atau
tidak. Oleh karena itu ,jenis mukjizat yang diberikan kepada para rasul selalu
disesuaikan dengan keahlian masyarakat yang dihadapinya dengan tujuan
sebagai pukulan yang mematikan bagi masyarakat yang ditantang.1
Kata mukjizat diambil dari kata kerja “a ‘jaza-I ‘jaz” yang artinya
“Melemahkan atau menjadikan tidak mampu” seperti firman Allah:
‫ي َسوْ اَةَاَ ِخ ْي‬ ُ ِ ‫ت اَ ْن اَ ُكوْ نَ ِم ْث َل هَ َذا ْال ُغ َرا‬
ُ ‫اَ َع َج ْز‬....
ِ ‫ب فَأ َو‬
َ ‫ار‬
Artinya :
“mengapa aku tidak mampu berbuat seperti burung gagak ini, lalu aku dapat
menguburkan mayat saudaraku ini”(QS. Al Maidah:31)
Mukjizat didefinisikan oleh pakar agama Islam, antara lain, sebagai “suatu
hal atau peristiwa luar biasa yang terjadi melalui seorang yang mengaku nabi,
sebagai bukti kenabiannya yang ditantangkan kepada yang ragu, untuk
melakukan atau mendatangkan hal serupa, tetapi mereka tidak mempu
melayani tantangan itu.2
Unsur-unsur yang terdapat pada mukjizat, sebagaimana dijelaskan oleh
Quraish Shihab, adalah
1. Hal atau peristiwa yang luar biasa
Peristiwa-peristiwa alam, misalnya yang terjadi sehari-hari, walaupun
menakjubkan tidak dinamai mukjizat, karena merupakan sesuatu yang
biasa. Yang dimaksud “luar biasa” adalah sesuatu yang berada diluar
jangkauan sebab akibat yang hukum-hukumnya diketahui secara
umum. Dengan demikian, sihir misalnya walaupun sekilas dalam
pengertian “luar biasa” dalam definisi diatas
2. Terjadi atau dipaparkan oleh seseorang yang mengaku nabi
Tidak mustahil terjadi hal-hal yang luar biasa pada diri siapa pun.
Sesuatu yang luar biasa tampak pada diri seseorang yang kelak

2.2 Segi-segi Kemukjizatan Al-Qur’an


1. Gaya Bahasa
Istilah mukjizat tidak pernah wujud dalam al-qur’an.al- karim dan al –
sunnah al- mutahharah, istilah ini muncul pada waktu muktahir ini setelah
zaman pembukuan ilmu bermula yaitu kitra kira kurun waktu kedua dan
permulaaan kurun waktu ketiga hijrah. Justru itu, kita mendapati al-qur’an
menggunakan perkataan al- ayah ‫ ) ) اال ية‬sewantu memberikan dalil dalil bagi
para rasul sebagai hujjah kepada kaumnya yang demikian sebagai firman allah :
maksudnya : dan mereka pula bersumpah dengan nama allah, dengan
menegaskan sumpah mereka dengan besungguh sungguh, bahwa sesungguhnya
jika datang kepada mereka suatu mukjizat { sebagaimana yang minta itu },
tentulah mereka akan beriman kepadanya. Katakanlah { wahai
muhammad } :”bahwa soal mendatangkan mukjizat mukjizat itu hanyalah allah
yang menentukannya, dan kamu tidak menyadari { wahai orang orang islam },
bahwa apabila mukjizat-mukjizat { yang mereka minta } itu datang, mereka juga
tidak beriman { surah al-an’am 6:109 }

Dilihat dari segi bahasa, perkataan al-mu’jizah itu berasal dari akar kata
al-‘ajz dalam konteks ini, ar-rahim al-ashani berkata yang bermaksud penghujung
hidup manusia. Jadi, asal bagi perkataan al-‘ajz itu iyalah bermnaksud penghujung
sesuatu. Seorang tua disebut dalam bahasa arab sebagai al-‘ajuz { karna iya lemah
dalam banyak keadaan }.

Dari segi istilah terdapat beberapa devisi yang diberi oleh para ulama
dalam menjelaskan pengertian mukjizat antaranya dapat disimpulkan sebagai
berikut:

Pertama : Mukjizat iyalah perkara luar biasa yang bersifat mencabar, tidak
dapat di tentang, di anugrahi Allah kepada rasul-Nya..
Kedua: Mukjizat iyalah perkara yang menunjukkan perlakuan Allah S.W.T.
terhadap orang yang mendakwah kenabian dan sekaligus membenarkan bahwa
mereka adalah benar benar utusan dari pada allah s.w.t. 1

Mukjizat Al-qur’an dari sisi bahasa terlihat dari keistimewaan dalam


lafadz ,huruf –huruf ,susunan maupun uslub Al-qur’an .jalinan huruf-hurufnya
serasi, ungkapnya indah ,ushlubnya ,ayat –ayatnya teratur,serta memperlihatkan
situasi dan kondisi dalam berbagaimacam bayannya.lafadz-lafadz Al-qur’an juga
terpadu bunyi huruf-hurufnya sehingga melahirkan irama sekalipun harakat itu
mungkin berat ,seperti nudzur,damma yang berurutan terasa berat di ucapkan
tetapi dalam ayat justru mudah.

Mukjizat Al-qur’an dari sisi bahasa pun terlihat dari keseimbangan dalam
jumlah pemakaian kata antonym: seperti kata al-hayah ( kehidupan) dan Al –
maut ( kematian) masing –masing sebanyak 145 kali.kata al – harr dan al bard

1 Kemukjizatan Al-qur’an dari segi bahasa dan bahasa ilmiyah Ust. A.Zainul Hakim, SEI

Mujizat Al-qur’an dan hadis dari segi kebahasaan dalam studi islam hal 2
masing –masing 4 kali.kata al –kufr dan al-iman masing –masing 17 kali.kata
kufr dengan al- iman masing -masing 8 .

begitu pula keseimbangan dalam jumlah pemakaian sinonim : kata al-jahr


(nyata) dan al- a’laniyah (nyata),masing masing sebanyak 16 kali.kata al- ujub
(membanggakan diri ) dengan kata al-gurur (angkuh) masing – masing 17 kali.
Kata la-haris (membajak) dan al-zira’ah ( bertani) masing –masing 14 kali.

Keseimbangan dalam jumlah bilangan kata yang menunjuk pada


akibatnya: al-kafirun (orang – orang kafir ) dan al-nar (neraka / pembakaran )
masing –masing sebanyak 154 kali. Kata al-zakah (penyucian) dan al-barakat
(kebajikan yang banyak ) masing –masing 32 kali.kata al –fahisyah (kekejian) dan
al-ghadab (murka) masing-masing 26 kali.

Keseimbangan dalam jumlah pemakaian kata dengan penyebabnya :kata


al-salam (kedamaian) dan al-thayyibat (kebijakan) masing- masing sebanyak 60
kali.kata al-asra (tawanan) dan al-harb (perang) masing-masing 6 kali.kata al-
mau’izahah (nasihat) dan al-lisan(lidah) masing-masing 25 kali

Keseimbangan lainnya yaitu : kata yaum (dalam bentuk tunggal sebanyak


365 kali,sesuai dengan jumlah hari dalam setahun.sedangkan kaya ayyam (dalam
bentuk jamak ) atau yaumina (dalam bentuk mutsanna) jumlah pemakaian secara
keseluruhan hari dalam sebulan di sisi lain,kata syahr ( bulan ) hanya terdapat 12
kali dengan sejumlah bulan dalam setahun.

Tidak hanya itu ,mukjizat al-qur’an dari sisi bahasa,tampak dari konsisten
pemakaian huruf yang menjadi pembuka surah ,seperti huruf min pembuka surah
al-qur’an terulang sebanyak 113 kali.bila jumlah di bagi 19 sesuai dengan jumlah
huruf dalam basmalah maka akan habis.2

2 Said agil husin Al munawwar dan masykur hakim, i’jaz Al-qur’an dan metodologi,hlm 2

7 yunahar ilyas,kuliah ulumul qur’an (yogyakarta: ITQAN publishing.2014) hlm. 245-246

yunahar ilyas,kuliah qur’an ,hlm 246

yunahar ilyas,kuliah qur’an ,hlm 246-247


3
Kemukjizatan Al-qur’an di tinjau dari aspek kebahasaan bahwa al- qur’an
di turunkan di kalangan orang arab yang pada saat itu sangat ahli pada bidang
sastranya,maka al-qur’an juga memiliki mukjizat dalam aspek sastra atau
kebahasaan yang saat tinggi untuk menandingidan menunjukkan kelemahan
mereka ketika mereka menghadapkan mukjizat ilahi yang mereka mengakui
ketidak mampuannya.

Mukjizat al-qur’an dari aspek kebahasaan pertama kali dapat dilihat dari
susunan kata dan kalimatnya.dalam hal tersebut dapat di lihat sebagai berikut:

a. Nada dan langgam Al-qur’an

Walaupun al-qur’an bukanlah puisi atau syair, tapi apabila kita mendengar
ayat – ayat Al-qur’an dilantunkan akan terasa nada dan

Langgamnya yang berirama.irama itu muncul dari keserasian huruf dan


kata – kata yang di pilih sehingga keserasian bunyi itu menimbulkan keserasian
irama sebagai contoh surat an- nazi’at 1-14

b. Singkat dan padat


Tidak mudah menyusun kalimat yang singkat,padat dan penuh makna.al-
qur’an memiliki keistimewaan pada pilihan katanya yang singkat dan padat
seperti potongan ayat dalam surah al baqarah ayat dalam ayat di atas Allah
memberi rezeki kepada yang di kehendakinnya:
1. Tanpa ada yang berhak mempertanyakan kenapa dia memperluas
rezeki kepada seseorang dan mempersempit kepada yang lainnya.
2. Tanpa dia memperhitungkan pemberian itu karena dia maha kaya.
3. Tanpa yang di beri rezeki tersebut dapat menduga kehadiran
rezeki itu.
4. Tanpa yang bersangkutan di hitung secara detail amal-amalnya.
5. Dengan jumlah rezeki yang amat banyak sehingga yang
bersangkutan mampu menghitungnya.
3 Quraish Shihab, pengantar”, dalam Daud Al-‘Athtar, Perpektif Baru Ilmu Al-Quran,Pustaka Hidayah, Bandung, 1994, hlm. 10
c. Memuaskan akal dan jiwa
Adakalanya seseorang berbicara dapat memuaskan akal pikiran tetapi
tidak dapat memusakan jiwa.sebaliknya ada yang memuaskan jiwa tapi tidak
memuaskan akal pikiran. Dan Al-qur’an karena mukjizatnya dapat memuaskan
keduanya sekaligus seperti contoh potongan dalam surah al –ahqaf.
Yang memerintahkan berbuat baik kepada orang tua dalam ayat tersebut di
beri argumen logika dengan mengingatkan anak bagaimana susah payah ibu
dalam mengandung.melahirkan dan menyusui anaknya..kemudian di celah
peringatan tersebut di tetapkan bahwa masa kehamilan dan penyusuan selama 30
bulan.jika di kurangi masa menyusui selama dua tahun sebagaimana yang di
sebutkan dalam surah al-baqarah ayat 233,maka ayat ini menjelaskan bahwa
masa kehamilan minimal 6 bulan
Selanjutnya perintah berbuat baik kepada orang tua di kaitkan dengan
sentuhan batin bahwa seseorang yang telah dewasa pasti mengharap agar anak –
anaknya dapat berbakti kepadanya. Tampaklah bahwa dalam ayat di atas di
puaskan dua hal sekaligus,akal dan rasa.
4

2. Berita tentang hal-hal yang Ghaib


Sebagian ulama mengatakan bahwa sebagian mukjizat Al-Qur’an itu
adalah berita-berita ghaib Firaun, yang mengejar-ngejar Nabi Musa As, yang
diceritakan dalam surat Yunus(10) ayat 92:
ِ ‫فَ ْاليَوْ َم نُنَ ِّج ْيكَ بِبَ َدنِكَ لِتَ ُكوْ نَ لِ َم ْن خَ ْلفَكَ آيَةً َواِ َّن َكثِ ْيرًا ِمنَ لنَّا‬
‫س ع َْن اَيَتِنَا لَ َغفِلُوْ نَ (يونس‬

Artinya:

“Maka pada hari ini Kami selamatkan badanmu supaya kamu dapat menjadi
pelajran bagi orang-orang yang datang sesudahmu dan sesungguhnya

4 Subhi al-shalih,membahas ilmu-ilmu al-qur’an (cet v:jakarta:pustaka firdaus,1995).

5. Jalal Ad-Din As-Suyuthi, Al-Itqan fi ‘Ulum al-Qur’an, Dar Al-Fikr, Bwirut, t.t., hlm. 124
kebanyakan dari manusialengah dari tanda-tanda kekuasaan Kami.”(QS.
Yunus:92)

Pada ayat itu ditegaskan bahwa badan Firaun tersebut akan diselamatkan
Tuhan untuk menjadi pelajaran bagi generasi berikutnya. Tidak seorangpun
mengetahui hal tersebut, karena telah terjadi sejitar 1.200 tahun SM. Pada awal
abad ke-19, tepatnya tahun 1898, ahli purbakala Loret menemukan di lembah-
lembah raja Luxor Mesir, satu mumi, yang dari data-data tersebut adalah Firaun
yang pernah mengejar Nabi Musa As.

Berita-berita ghaib yang terdapat pada wahyu Allah, yakni Taurat, Injil,
Zabur dan Al-Qur’an, merupakan mu’jizat.5 Berita ghaib dalam wahyu Allah itu
membuat manusia takjub karena akal manusia tidak sampai kepada hal-hal
tersebut. Salah mukjizat al-Qur’an adalah bahwa di dalamnya banyak sekali
ungkapan dan keterangan yang rahasianya baru terungkap oleh ilmu pengetahuan
dan sejarah pada akhir abad ini. Contoh lagi berita ghaib yaitu tentang peperangan
Romawi dengan Persia yang dijelaskan dalam surat Al-Rum(30) ayat 1-5.

‫ فِ ْي بِضْ ِع ِسنِ ْينَ هللا ْاالَ ْم ُر ِم ْن قَ ْب ُل‬. َ‫ت الرُّ وْ ُم فِ ْي اَ ْدنَى ْاالَرْ ض َوهُ ْم ِم ْن بَ ْع ِد َغلَبِ ِه ْم َسيَ ْغلِبُوْ ن‬
ِ َ‫الَ َّم ُغلِب‬

ِ ‫ص ُر َم ْن يَّشا َ ُء َوهُ َو ْال َع ِز ْي ُزالر‬


‫َّح ْي ُم‬ ُ ‫ َو ِم ْن بَ ْع ُد َويَوْ َمئِ ٍذ يَّ ْف َر ُح الُ ُم ْؤنَ بِنَصْ ِراهللا يَ ْن‬.

Artinya:

“Alif Laam Miim. Telah dikalahkan bangsa Romawi, di negeri yang


terdekat dan mereka sesudah dikalahkan itu akan menang, dalam beberapa
tahun(lagi). Bagi Allah-lah urusan sebelum dan sesudah(mereka menang). Dan
pada hari(kemenangan bangsa Romawi)itu bergembiralah orang-orang yang
beriman, karena pertolongan Allah. Dia menolong siapa yang dikehendaki-Nya.
Dan Dialah yang Maha Perkasa lagi Maha Penyayang.”(QS.Al-Rum:1-5)

Pada abad kelima dan keenam Masehi, terdapat dua adikuasa, Romawi
yang beragama Kristen dan Persia yang menyembah api. Persaingan antara
keduanya dalam merebut wilayah dan pengaruh amat keras. Pada tahun 615 M
terjadi peperangan antara dua adikuasayang berakhir dengan kekalahan bangsa
Romawi. Ketika itu, kaum Musyrikin di Mekkah mengejek kaum musliminyang
cenderung mengharapkan kemenangan Romawi yang beragama samawi itu atas
Persia yang menyembah api. Kekesalan mereka akibat kekalahan tersebut
bertambha dengan ejekan itu maka turunlah ayat di atas pada tahun kekalahan,
menghibur kaum muslim dengan dua hal, yaitu:

Pertama,Romawi akan menang atas Persiapada tenggang waktu yang


diistilahkan Al-Qur’an dengan “bidh’ sinin” yang diterjemahkan beberapa tahun

Kedua,saat kemenangan tiba, kaum muslimin akan bergembira, bukan saja


dengan kemenangan Romawi, tetapi juga dengan kemenangan yang dinugerahkan
Allah.

Ternyata, pemberitaan itu benar. Karena sejarah menginformasikan bahwa


tujuh tahun setelah kekalahan Romawi tepatnya pada tahun 622 M terjadi lagi
peperangan antara kedua adikuasa tersebut, yang pada akhirnya dimenangkan oleh
Romawi.

3. Dari Isyarat Ilmiah

Aspek lain dari kemukjizatan Al-Qur'an adalah banyaknya syarat ilmiah


yang terdapat di dalamnya yang belum semuanya diketahui oleh manusia. Kecuali
pada abad-abad dan tahun-tahun terakhir ini. Nabi Muhammad yang ummi pun
tidak akan mengetahuinya jika tidak diberi waktu oleh Allah yang Maha
Mengetahui. Isyarat-isyarat ilmiah itu dapat di lihat dari beberapa bidang ilmu
pengetahuan seperti :

A. Astronomi
1. Penciptaan alam "Teori Big Bag"

Berdasarkan teori big bag alam semesta tercipta dari kumpulan gas, yang
disebut "Primary Nebula" yang kemudian terpecah dan menjadi bintang- bintang,
planet-planet, matahari, bulan dan sebagainya.

Dalam Al-Qur'an surat Al-Anbiyaa' : 30 disebutkan :

ّ ‫اولم يرالذين كفروا‬.


‫ان السماوات و االرض كانتارتقاففتقنا هماوخعلنامن الماء كل شيءيؤمنون‬

Artinya: "dan apakah orang-orang kafir tidak mengetahui bahwasannya


langit dan bumi itu keduanya adalah sesuatu yang padu, kemudian kami pisahkan
antara keduanya. Dan dari air kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka
mengapakah mereka tiada yang beriman?''

2. Lapisan gas sebelum penciptaan galaksi

Ilmuan setuju bahwasannya, sebelum galaksi di alam terbentuk terdapat


materi-materi gas atau stratum (lapisan) gas yang kemudian mengalami tahap
pengerasan menjadi galaksi-galaksi dialam. Kumpulan materi-materi gas yang
belum mengalami tahap pengerasan itu lebih tepat disebut asap. Dalam Qs. Al-
Fushilat : 11 disebutkan

‫ثم استوى الى السماءوهي دخان فقال لها ولالءرض انتيا طوعا اوكرهاقالنا ٔا تينا طا نعين‬.

Artinya :kemudian dia menuju kepada penciptaan langit dan langit itu
masih merupakan asap, lalu dia berkata kepadanya dan kepada bumi ''datanglah
kamu keduanya menurut perintah-ku dengan suka hati atau terpaksa'' keduanya
menjawab: '' kami datang dengan suka hati''.

3. Bentuk bulat oval bumi (Geospherical)

Pada abad-abad awal, orang beranggapan bahwa bumi datar sehingga


orang takut berjalan terlalu jauh karena khawatir akan jatuh ke jurang yang dalam.
Kemudian Sir Francis Drake pada tahun 1597 yang menyatakan bumi berbentuk
bulat telur ketika dia menjelajahinya. Dalam surat Al-Luqman:29 menyatakan:

‫ل‬¥¥‫رى الى اج‬¥¥‫ل يج‬¥¥‫الم ترٔان اللهيولج اليل فى النهارويولج النهارفى اليل و سخر الشمس والقمر ك‬
‫مسمى وان هللا بما تعملون خبير‬.

Artinya " tidaklah kamu memperhatikan, bahwa sesungguhnya allah


memasukkan malam kedalam siang, dan memasukkan siang kedalam malam dan
dia tundukkan matahari dan bulan masing-masing berjalan sampai kepada Waktu
yang ditentukan, dan sesungguhnya allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.

B. Geologi

1. Gunung sebagai pasak

Ahli ideologi menyatakan bahwa lapisan kulit terluar bumi keras


dan padat, sedangkan lapisan kulit pada bagian dalamnya panas dan cair sehingga
tidak memungkinkan adanya kehidupan di dalam bumi. Ahli geologi menyatakan
hal itu sebagai gejala lipatan. Dari itu pegunungan berfungsi sebagai pasak yang
menahan bumi untuk bergeser dan menjadi penstabil bumi. Dalam QS. Al-Naba' :
6-7

‫ والجبال اوتادا‬. ‫ الم نجل االرض مهادا‬.

Artiny:” bukankah kami telah menjadikan bumi itu sebagai hamparan?


Dan gunung sebagai pasak ?”

2. Gunung-gunung berdiri tegak

Gunung memiliki akar dibawahnya yang jauh lebih besar dari


pada bagian yang terlihat diluar, keadaan ini membuat gunung dapat berdiri
dengan tegak. Dalam Qs Al- Nazi'at :32

‫والجبال ارسل ها‬

Artinya:” dan gunung-gunung dipancangkan-Nya dengan teguh”.


Demikianlah kemu'jizatan Al-Qur'an secara ilmiah terletak pada dorongan
umat islam untuk berfikir disamping ilmu pengetahuan.

BAB III
Penutup
3.1 Kesimpulan
Bahwa mukjizat Al-qur’an dari sisi bahasa jika di ungkap secara detail tidak
akan bisa atau sama dengan kitab –kitab hasil karya para ulama.
3.2 Saran
Dalam makalah ini penulis menyadari masih banyak kekurangan
pengetahuan dan kesalahan dalam penulisan. Kami mohon untuk pembaca
memberikan kritik dan saran yang bisa membenahi dalam penulisan dan untuk
penulis.

Daftar pustaka
Al munawwar,said agil husin dan maskur hakim,1994,i’jaz Al- qur’an dan
metodologi tafsir,semarang : dina putra semarang,
Al –amiri,muhammad mutawally. 1984.mukjizat Al-qur’an terj.mustafa
mamdamy.bandung risalah bandung.
Ilyas,yunahar.2014.kuliah ulumul qur’an yogyakarta: ITQAN publishing
M. Quraish Shihab, Mukjizat Al-Qur’an, Mizan, Bandung, 1997

Anda mungkin juga menyukai