Anda di halaman 1dari 4

EKONOMI HIJAU (GREEN ECONOMY)

Puteri Jatiretno Wulansari 193516426674


Teguh Triyantoro 16311235164001
M. Calvin Baharhaz 197001426098
Agnes Yuliana Marbun 193402426077
Eyrene 196201426065

I. Konsep Ekonomi Hijau (Green Economy)


Ekonomi hijau (Green Economy) merupakan perekonomian yang mampu
meningkatkan kesejahteraan dan keadilan sosial dan tidak merugikan lingkungan hidup.
UNEP mendefinisikan Ekonomi Hijau sebagai salah satu upaya peningkatan
kesejahteraan manusia dan keadilan sosial, sembari mengurangi risiko lingkungan dan
kelangkaan ekologi secara signifikan. Dalam kalimat lain, Ekonomi Hijau dapat
dianggap sebagai konsep pembangunan rendah emisi, efisien dalam pengelolaan sumber
daya dan menjunjung tinggi kesetaraan sosial. Dalam konsep ini, pertumbuhan lapangan
pekerjaan dan pendapatan harus didorong oleh investasi publik dan swasta yang
mengurangi emisi dan polusi, meningkatkan efisiensi pemanfaatan energi dan sumber
daya, dan mencegah hilangnya keanekaragaman hayati dan jasa ekosistem (Sumber :
http://www.unep.org/wed/greeneconomy)
Konsep modern Green Economy merupakan konsep yang dikenalkan untuk
melengkapi sekaligus mengembangkan konsep Green Economy yang telah ada dengan
aspek pembahasan yang lebih membatasi pada ekonomi untuk hal-hal yang bersifat
ramah lingkungan (economy to green requirements). Konsep “ekonomi hijau” tidak
menggantikan konsep “pembangunan berkelanjutan”, namun sekarang telah berkembang
kesadaran bahwa keberlanjutan terletak hampir sepenuhnya pada konsep ekonomi yang
tepat. Sehubungan dengan itu semua, maka ekonomi hijau secara singkat dicirikan
sebagai: (i) peningkatan investasi hijau; (ii) peningkatan kuantitas dan kualitas lapangan
pekerjaan pada sektor hijau; (iii) peningkatan pangsa sektor hijau; (iv) penurunan
energi/sumberdaya yang digunakan dalam setiap unit produksi; (v) penurunan CO2 dan
tingkat polusi per GDP yang dihasilkan; serta (vi) penurunan konsumsi yang
menghasilkan sampah (decrease in wasteful consumption).
Gambar 1.1 : Keberlanjutan terletak pada ketepatan pemilihan konsep ekonomi

Konsep Ekonomi Hijau menurut UNEP, memiliki prinsip-prinsip sebagai berikut:


1) Mengakui nilai dari dan investasi pada sumber daya alam,
2) Mengurangi kemiskinan, meningkatkan lapangan pekerjaan dan kesetaraan sosial,
3) Mengalihkan penggunaan bahan bakar fosil ke energi terbarukan dan rendah emisi,
4) Meningkatkan efisiensi penggunaan sumber daya dan energi, mendorong pola hidup
yang rendah emisi dan berkelanjutan, serta bertumbuh lebih cepat sembari
melestarikan sumber daya alam.
Sedangkan menurut Surna TD, dkk, Mei 2011, terdapat sepuluh prinsip Ekonomi Hijau,
sebagai berikut:
1) Mengutamakan nilai guna, nilai intrinsik dan kualitas, mengikuti aliran alam,
2) Sampah adalah makanan (keluaran suatu proses menjadi asupan untuk proses yang
lain),
3) Rapi dan keragaman fungsi, skala tepat guna/skala keterkaitan, dan
keanekaragaman,
4) Kemampuan diri, organisasi diri dan rancangan diri,
5) Partisipasi dan demokrasi yang langsung,
6) Kreativitas dan pengembangan masyarakat,
7) Peran strategis dalam lingkungan buatan, lanskap dan perancangan spasial.

(Sumber : sambada.net/komsep-ekonomi-hijau/)
II. Penerapan Ekonomi Hijau (Green Economy) Di Indonesia
Indonesia merupakan salah satu negara penerapan ekonomi yang cukup baik,
dimana dalam mewujudkan  ekonomi hijau di Indonesia, pembangunan tidak cukup
hanya menyumbang pada ekonomi saja, atau sosial saja atau lingkungan saja.
Pembangunan ekonomi hijau menyangkut tiga aspek sekaligus yakni ekonomi, sosial
dan lingkungan. Namun adakah sektor/industri yang dapat menciptakan benefit ekonomi,
sosial dan ekologis secara bersamaan (joint product) ? tidak banyak. Salah satunya
adalah perkebunan sawit. Meskipun hijau ekonomi hijau sawit belum optimal, namun
setidaknya industri ini menghasilkan benefit ekonomi seperti devisa, pendapatan petani
kebun, penghasil bahan pangan, biofuel. Begitu pula dalam manfaat sosial seperti
menyerap tenaga kerja pedesaan, dan mengurangi kemiskinan. Perbaikan tata kelola
kebun sawit yang makin hijau terbukti dari makin meningkatnya kebun-kebun sawit
yang berhasil memperoleh sertifikasi berkelanjutan.
Selain itu di Indonesia juga telah melakukan banyak langkah konkrit yang dilakukan
oleh berbagai sektor untuk mendukung ekonomi hijau, contohnya dalam bidang
pertanian dengan metode pertanaman hemat air, pengelolaan limbah ternak. Penggunaan
energi terbarukan untuk kebutuhan listrik tenaga surya untuk rumah tangga maupun
lamu jalan juga sudah cukup optimal dilakukan untuk mendukung penuh ekonomi hijau.
Ekonomi hijau ini juga mendorong pola hidup yang rendah emisi dan berkelanjutan
dengan adanya fasilitas-fasilitas transportasi umum yang semakin maju di Indonesia,
serta penerapan peraturan penggunaan kendaraan pribadi, guna menekan jumlah polusi
akibat banyaknya transportasi pribadi. Seperti yang kita ketahui informasi paling terbaru
bahwa langkah terpadu dalam menerapkan ekonomi hijau di Indonesia semakin baik
dilakukan dengan memperkenalkan Komitmen Presiden dalam rangka menurunkan emisi
GRK sebesar 26 % pada tahun 2020.
Pada dasarnya secara kodrati, Indonesia adalah negara agraria, negara kehutanan,
negara keanekaragaman hayati, jadi mari manfaatkan untuk menciptakan produk
kebanggan bangsa juga menjadi alam yang damai serta bernilai kompetitif tinggi untuk
kesejahteraan rakyat Indonesia secara berkelanjutan (Sustainable). Dengan penerapan
ekonomi hijau ini dapat meningkatkan kualitas lingkungan dan menjadi solusi
pertumbuhan pembangunan, keadilan sosial serta ramah lingkungan dan hemat sumber
daya alam yang dapat mensejahterakan kehidupan rakyat di Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai