Sifat GH
Hormon GH berstruktur kimia protein
Menstimulasi pertumbuhan & regenerasi sel
reproduksi maupun sel somatis
Disintesis & disekresi oleh sel-sel somatotroph
hipofisis anterior
T.a. + 190 asam amino
GH bersama insulin mengatur metabolisme &
pembelahan sel
Memiliki variasi struktur yg luas antar spesies :
GH kera rhesus ; BM 25.400
GH manusia ; BM 25.500
Pd manusia dewasa mirip struktur prolaktin &
hormon plasenta hCS (human chorionic
somatomammotropin)
Memiliki aktivitas laktogenik
Kadar basal dlm plasma < 3ng/mL
GH dimetabolisme di hati dg cepat, waktu paruh 20-
30 menit
Pengaruh thd pertumbuhan sulit dipisahkan dari
pengaruh hormon tiroid
Pengaruhnya terutama pd pertumbuhan jaringan,
khususnya proliferasi tulang rawan &
pertumbuhan tulang
Pengaruhnya memperbanyak sel melalui organ hati
yg memproduksi somatomedin (GH hati
produksi somatomedin perbanyakan sel).
GH – organ target
Profil GH sesuai umur
Efek GH
1. Terhadap pertumbuhan tulang :
Menyebabkan tulang bertambah panjang; dari masa anak-
anak sampai pubertas
Pd individu muda yg lempeng epifisisnya blm menutup
(menyatu dg tulang panjangnya) ;
Meningkatkan kecepatan chondrogenesis
Lempeng epifisis tulang rawan melebar
Lebih banyak matriks ditambahkan pd ujung-ujung
tulang panjang
Tubuh bertambah tinggi
Setelah pubertas :
Tdk lagi mempunyai efek pd pertumbuhan tulang
Hormon androgen menutup lempeng epifisis tulang
rawan
Akibatnya tulang tdk dpt bertambah panjang lagi
2. Terhadap metabolisme :
Metabolisme Protein & Elektrolit :
Efek anabolik protein
Menimbulkan imbangan N & P yg positif
Kadar P plasma naik, kadar asam amino darah turun
krn ditransport ke dlm sel
Meningkatkan absorbsi Ca++ di usus
Menurunkan ekskresi Na+ & K+ di ginjal krn dialihkan
ke jaringan yg tumbuh
Metabolisme Karbohidrat :
Efek diabetogenik
Meningkatkan pengeluaran glukosa dari hati
Menimbulkan efek yg berlawanan dg insulin di otot
Menghambat fosforilasi
Menghambat kerja insulin
Menurunkan jumlah reseptor insulin di membran sel
Menurunkan kepekaan membran sel thd insulin
Menghambat pengambilan glukosa oleh sel
Metabolisme Lemak
Efek ketogenik
Meningkatkan kadar asam lemak bebas dlm darah
Meningkatkan lipolisis di jaringan lemak
Selanjutnya di hati, asam lemak diubah menjadi
glukosa (glukoneogenesis) masuk lagi ke peredaran
darah
Meningkatkan pengambilan asam lemak oleh sel otot
Meningkatkan pemakaian asam lemak energi
Membantu konversi cadangan glikogen
Jika diringkas efek GH sbb :
Efek secara tdk langsung melalui somatomedin :
Meningkatkan pertumbuhan tulang
Meningkatkan sintesis protein
Diabetogenik, glukoneogenesis
N, P, K, dan Na.
Menghambat glikogenolisis.
Pengaturan sekresi GH
Dikontrol melalui hormon-hormon dari
hipotalamus :
GHRH merangsang sekresi GH
GHIH menghambat sekresi GH
Rangsang yg meningkatkan sekresi GH digolongkan
dlm 3 kelompok :
Keadaan kekurangan substrat pembentuk energi dlm
sel (hipoglikemia, olah raga, puasa)
Peningkatan asam amino tertentu dlm darah (arginin)
Rangsang stress (psikologis)
Pengaruh
stress
Rangsang yg menurunkan :
GH, melalui mekanisme feedback
Glokusa dan asam lemak bebas
Pertumbuhan (Growth = tumbuh besar)
Merupakan fenomena kompleks yg dipengaruhi
berbagai faktor :
Faktor eksternal ; susunan dan jumlah makanan
Kondisi tubuh/kesehatan
Faktor genetik
Faktor hormonal :
- GH - Estrogen
- Tiroid - Glukokortikoid (cortisol)
- Androgen - Insulin
Hormon-hormon yg terkait dg pertumbuhan
Peranan hormon tiroid, GH, & androgen pd berbagai usia
selama pertumbuhan linear tubuh
Tiroid
GH
Androgen
0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 22
usia (tahun)
keterangan
Hormon tiroid sdh berperan mulai dari
kehidupan janin
Pertumbuhan janin tdk dipengaruhi GH fetus
Peran GH baru terlihat setelah lahir
Androgen menimbulkan percepatan
pertumbuhan (growth spurt) pd saat pubertas
(efek anabolik protein)
Androgen menghentikan pertumbuhan
(menutup epifisis tulang) pd usia dewasa
Estrogen memiliki efek ganda :
Dosis rendah merangsang pertumbuhan (merangsang
sekresi GH)
Dosis tinggi menghambat pertumbuhan (melalui
pembentukan somatomedin)
Sering dgnk untuk pengobatan akromegali pd anak
wanita
Glukokortikoid (kortisol), merupakan inhibitor
kuat pertumbuhan melalui efek langsung thd sel
Insulin mempunyai efek anabolik protein
Gangguan sekresi GH
1. Defisiensi GH ; gangguan di tingkat hipofisis atau
hipotalamus :
1. Pd anak-anak ; gejala dwarfisme (perawakan
pendek). Dwarfisme juga dpt timbul akibat defisiensi
somatomedin atau faktor pertumbuhan lain, atau
defisiensi hormon tiroid
2. Pd orang dewasa menimbulkan kehilangan protein
Sindroma dwarfisme
Dwarfisme vs
gigantisme
2. Kelebihan GH ; biasanya adanya tumor sel
somatotrop/sel asidofil (sel di hipofisis anterior yg
mensekresi GH) :
• Pd anak-anak menimbulkan gigantisme
• Pd orang dewasa menyebabkan akromegali
• Ada gejala gangguan metabolisme KH spt DM
(menimpa + 25% penderita)
• Laktasi tanpa adanya kehamilan (pd + 4% penderita)
(karena GH bersifat laktogenik)
Tugas membuat makalah
ketentuan
1. Buatlah makalah ilmiah dengan judul yg telah ditentukan
2. Karena tugas ini adalah mata kuliah endokrinologi, maka
tulisan harus dikaji dari sudut endokrinologi (hormon)
3. Tulisan mencakup ; pengertian, penyebab, mekanisme
terjadinya gangguan, patofisiologinya, pengendalian,
pencegahan, pengobatan, dll yang berkaitan (tidak dibatasi)
4. Tulisan diketik dg computer, A4, 1,5 spasi, time new roman,
size 12, margin standart, minimal 6 halaman isi, boleh
disertai gambar.
5. Tulisan ilmiah harus mencantumkan sumber pustaka yang
digunakan (boleh dari internet), minimal 5 sumber pustaka,
tanpa sumber pustaka nilai akan dipotong 50%.
6. Diserahkan pada waktu kuliah minggu berikutnya
7. Penyerahan tulisan di luar ketentuan tsb tidak akan diterima.
Judul untuk tugas individual
1. Sindroma gigantisme
2. Sindroma acromegaly
3. Sindroma dwarfisme
4. Sindroma cretinisme
5. Diabetes insifidus
6. Polycystic ovarian syndrome
7. Sindroma hipotiroid kongenital
8. Addison’s syndrome
9. Pra menstruation syndrome
10. Sindroma Asherman
11. Sindroma kelebihan aldosteron
12. Sindroma kelebihan cortisol
13. Sindroma hiperandrogen pd wanita
14. Cushing’s syndrome
15. Sindroma osteoporosis sekunder
16. Sindroma perimenopause
17. Prolaktinoma
18. Somatotroph tumors
19. Corticotroph tumors
20. Hipopituitarisme
21. Defisit Gonadotropin
22. Oligomenorrhea
23. Amenorrhea
24. Hipersekresi Prolaktin
25. Ginekomastia
26. Hipersekresi Hormon Pertumbuhan
27. Syndrome of Inappropriate Antidiuretic Hormon
(SIADH)
28. Tirotoksikosis
29. Penyakit Grave
30. Goiter multinodular toksik
31. Hipertiroidisme
32. Hipotiroidisme
33. “Thyroid storm”
34. Tiroidektomi
35. Aldosteronisme
36. Diabetes Melitus Tipe I
37. Diabetes Melitus Tipe II
38. Diabetes Melitus Gestational
39. Hipoglikemia
40. Diabetes ketoasidosis
41. Diabetik retinopati
42. Diabetik neuropati
43. Endometriosis
44. Infertilitas primer pada wanita
45. Infertilitas pada laki-laki
46. Program IVF pada wanita infertil
47. Hipersekresi hormon pertumbuhan
48. Angiotensinogen dan angiotensin
49. Endorfin
50. Somatomedin
51. Proopiomelanocortin (POMC)
52. Melatonin
53. Enkefalin
54. Somatostatin
55. Diabetik nefropati
56. Melatonin
57. Melanocyt Stimulating Hormone
58. Hormon kortisol dan kortikosteron
59. Human Chorionic Gonadotropin (hCG)
60. Human Chorionic Somatomammotropin (hCS)
61. Adiponektin
62. Androstenedion
63. Renin
64. Erythropoietin (EPO)
65. Anti Mullerian Hormone (AMH)
66. Arginine vasopressin
67. Atrial-natriuretic peptide (ANP) (Atriopeptin)
68. Brain natriuretic peptide (BNP)
69. Calcidiol
70. Calcitriol
71. Cholecystokinin (CCK)
72. Dehydroepiandrosterone (DHEA)
73. Dihidrotestosteron (DHT)
74. Dopamin (DPM / PIH / DA)
75. Estradiol (E2)
76. Estriol (E3)
77. Estron (E1)
78. Hormon gastrin
79. Hormon sekretin
80. Kontrasepsi berbasis hormon pada wanita
81. Serotonin
82. Progesteron
83. Adrenalin dan noradrenalin
84. Motilin (hormon saluran pencernaan)
85. Ghrelin (hormon saluran pencernaan)
86. Epinefrin
87. Hubungan kanker payudara dg hormon estrogen
88. Pengaruh hormon pada siklus menstruasi
89. Hubungan osteoporosis dengan hormon estrogen
90. Penyakit jantung pasca menopause
91. Hypoprogesterone
92. Hypoestrogen
93. Hiperestrogen
94. Miksedema
95. Hipogonadisme
96. Crypthorchism