BABI
PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang
Manusia adalah mahkluk biopsikososial dan spiritual yang unik
dan menerapkan sitem terbuka serta saling berinteraksi. Manusia selalu
berusaha untukmempertahankan keseimbangan hidupnya. Kesimbangan
yang dipertahankan oleh setiap individu untuk menyesuaikan diri dengan
lingkungannya, keadaan ini disebut sehat. Manusia memiliki kebutuhan
yang secara terus menerus untuk dipenuhinya. Manusia dibekali cipta
(cognitive), rasa (affective) dan karsa (psychomotor), serta dapat mengatur
dunia untuk kepentingan hidupnya sehingga timbullah kebudayaan dengan
segala macam corak dan bentuknya, yang membedakan dengan makhluk
lainnya di bumi. Proses perkembangan perilaku manusia sebagian
ditentukan olehbkehendaknya sendiri dan sebagian bergantung pada alam.
Manusia sebagai makhluk biopsikososial merupakan model umum
atau pendekatan yang berpendapat bahwa biologis, psikologis (yang
2
BAB II
KONSEP MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK BIO-PSIKO-SOSIAL-
SPIRITUAL
A. Pengertian manusia
Manusia adalah mahkluk biopsikososial dan spiritual yang unik
dan menerapkan sitem terbuka serta saling berinteraksi. Manusia selalu
berusaha untuk mempertahankan keseimbangan hidupnya. Kesimbangan
yang dipertahankan oleh setiap individu untuk menyesuaikan diri dengan
lingkungannya, keadaan ini disebut sehat. Manusia memiliki kebutuhan
yang secara terus menerus untuk dipenuhinya. Manusia dibekali cipta
(cognitive), rasa (affective) dan karsa (psychomotor), serta dapat mengatur
dunia untuk kepentingan hidupnya sehingga timbullah kebudayaan dengan
segala macam corak dan bentuknya, yang membedakan dengan makhluk
lainnya di bumi. Proses perkembangan perilaku manusia sebagian
ditentukan olehbkehendaknya sendiri dan sebagian bergantung pada alam.
3
sinar matahari. (Namun, hal ini tentu saja bukan patokan mutlak, ada
orang yang mempunyai nenek moyang yang berasal dari daerah terik dan
kurang terik; dan orang-orang tersebut dapat memiliki warna kulit berbeda
dalam lingkup spektrumnya.) Rata-rata, wanita memiliki kulit yang sedikit
lebih terang daripada pria.
Perkiraan panjang umur manusia pada kelahiran mendekati 80
tahun di negara-negara makmur, hal ini bisa tercapai berkat bantuan ilmu
pengetahuan dan teknologi. Jumlah orang yang berumur seratus tahun ke
atas di dunia diperkirakan berjumlah sekitar 50,000 pada tahun 2003.
Rentang hidup maksimal manusia diperhitungkan sekitar 120 tahun.
Sementara banyak spesies lain yang punah, Manusia dapat tetap
eksis dan berkembang sampai sekarang. Keberhasilan mereka disebabkan
oleh daya intelektualnya yang tinggi, tetapi mereka juga mempunyai
kekurangan fisik. Manusia cenderung menderita obesitas lebih dari
primata lainnya. Hal ini sebagian besar disebabkan karena manusia
mampu memproduksi lemak tubuh lebih banyak daripada keluarga primata
lain. Karena manusia merupakan bipedal semata (hanya wajar
menggunakan dua kaki untuk berjalan), daerah pinggul dan tulang
punggung juga cenderung menjadi rapuh, menyebabkan kesulitan dalam
bergerak pada usia lanjut. Juga, manusia perempuan menderita kerumitan
melahirkan anak yang relatif (kesakitan karena melahirkan hingga 24 jam
tidaklah umum). Sebelum abad ke-20, melahirkan merupakan siksaan
berbahaya bagi beberapa wanita, dan masih terjadi di beberapa lokasi
terpencil atau daerah yang tak berkembang di dunia saat ini.
C. Manusia Sebagai Makhluk Psikologi
Mengenai sifat makhluk yang bernama manusia itu sendiri yakni
bahwa makhluk itu memiliki potensi lupa atau memiliki kemampuan bergerak
yang melahirkan dinamisme, atau makhluk yang selalu atau sewajarnya
melahirkan rasa senang, humanisme dan kebahagiaan pada pihak-pihak lain.
Dan juga manusia itu pada hakikatnya merupakan makhluk yang berfikir,
berbicara, berjalan, menangis, merasa, bersikap dan bertindak serta bergerak.
6
bahwa manusia dalam kehidupan sehari-hari tidaklah lepas dari hubungan satu
dengan yang lain.
Interaksi sosial antar individu terjadi manakala dua orang bertemu,
interaksi dimulai: pada saat itu mereka saling menegeur, berjabat tangan,
saling berbicara, atau bahkan mungkin berkelahi. Aktivitas-aktivitas semacam
itu merupakan bentuk-bentuk dari interaksi sosial.
Interaksi sosial terjadi dengan didasari oleh faktor-faktor sebagai
berikut
a) Imitasi adalah suatu proses peniruan atau meniru.
b) Sugesti adalah suatu poroses di mana seorang individu menerima suatu
cara penglihatan atau peduman-pedoman tingkah laku orang lain tanpa
dkritik terlebih dahulu. Yang dimaksud sugesti di sini adalah pengaruh
pysic, baik yang datang dari dirinya sendiri maupuhn dari orang lain,
yang pada umumnya diterima tanpa adanya kritik. Arti sugesti dan
imitasi dalam hubungannya, dengan interaksi sosial adalaha hampir
sama. Bedanya ialah bahwa imitasi orang yang satu mengikuti salah
satu dirinya, sedangkan pada sugesti seeorang memberikan pandangan
atau sikap dari dirinya, lalu diterima oleh orang lain di luarnya.
c) Identifikasi dalam psikologi berarti dorongan untuk menjadi identi
(sama) dengan orang lain, baik secara lahiriah maupun batiniah.
d) Simpati adalah perasaan tertariknya orang yang satu terhadap orang
yang lain. Simpati timbul tidak atas dasar logis rasional, melainkan
berdasarkan penilain perasaan seperti juga pada proses identifikasi.
2) Bentuk-bentuk Interaksi Sosial
Bentuk-bentuk intraksi sosial dapat berupa kerja sama (cooperation),
persaingan (competition), dan pertentangan (conflict). Suatu keadaan dapat
dianggap sebagai bentuk keempat dari interaksi sosial, keempat pokok dari
interaksi sosial tersebut tidak perlu merupakan kontinuitas dalam arti bahwa
interaksi itu dimulai dengan adanya kerja sama yang kemudian menjadi
persaingan serta memuncak menjadi pertiakain untuk akhirnya sampai pada
akomodasi.
9
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Manusia merupakan makhluk bio-psikososial yang utuh dan unik
dan mempunyai kebutuhan bio-psiko-sosio-spiritual. Dalam hal ini
manusia dipandang secara menyeluruh dan holistik.
Mempunyai siklus kehidupan meliputi kembang, memberi
keturunan, memiliki kemampuan untuk mengatasi perubahan dengan
menggunakan berbagai mekanisme yang dibawa sejak lahir maupun yang
didapat bersifat biologis, psikologis dan sosial.
Manusia cenderung untuk selalu mempertahankan keseimbangan
kondisi internal yang disebut hemostatis. Manusia selalu mencoba
memenuhi kebutuhannya melalui serangkaian peristiwa yang mencakup
12
DAFTAR PUSTAKA
Alimul, A.Aziz. 2006. Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta:
Salemba Medika