Anda di halaman 1dari 10

BAB II

LANDASAN TEORI

Bab ini berisikan teori – teori yang akan menjelaskan tentang perancangan
suatu perusahaan.

2.1 Manajemen Sumber Daya Manusia

Proses pengelolaan proyek harus melalui sebuah perencanan terlebih dahulu.


Oleh karena itu, dibutuhkanya manajemen sumber daya manusia.Menurut Anwar
Prabu Mangkunegara (2000) menjelaskan bahwa manajemen sumber daya manusia
adalah perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan terhadap
pengadaan, pengembangan, pemberian balas jasa, pengintegrasian, pemeliharaan dan
pemisahan tenaga kerja dalam rangka mencapai tujuan organisasi. Sedangkan,
Menurut Marihot Tua E.H (2000), manajemen sumber daya manusia adalah aktivitas
yang dilakukan untuk merangsang, mengembangkan, memotivasi, dan memelihara
kinerja yang tinggi dalam organisasi.

Nawawi membagi pengertian SDM menjadi dua, yaitu pengertian secara


makro dan mikro. Pengertian SDM secara makro adalah semua manusia sebagai
penduduk atau warga Negara suatu Negara dalam batas wilayah tertentu yang sudah
memasuki usia angkatan kerja, baik yang sudah maupun belum memperoleh lapangan
pekerjaan ( lapangan kerja). Pengertian SDM secara mikro adalah manusia atau orang
yang bekerja atau menjadi anggota suatu oragaisasi yang disebut personl, pegawai,
karyawan, pekerja, tenaga kerja dan lain-lain.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa SDM adalah orang – orang yang
terlibat dalam pelaksanaan organisasi di berbagai level, baik level pimpinan, top
manger, midle manger, ataupun karyawan-karyawan termasuk di dalamnya investor
atau pemodal.

Sumber daya yang paling penting dan utama dalam organisasi adalah sumber
daya manusia. Dikarenakan itu jika smber daya manusia dip suatu perusahaan
bermasalah itu akan menjadi penyebab ancaman utama yang dapat menghancurkan
organisasi tersebut.

2.2 Perusahaan

Perusahaan pastinya membutuhkan karyawan.Sehingga di perusahaan terebut


pastinya memerlukan pengelolaan sumber daya manusia yang baik.

2.2.1 Pengertian Perusahaan

Pengertian perusahan secara resmi dirumuskan dalam Pasal 1 huruf (b)


Undang – Undang Nomor 8 Tahun 1997 tentang Dokumen Perusahaan, Perusahaan
adalah setiap bentuk badan usaha yang menjalankan setiap jenis usaha yang bersifat
tetap dan terus-menerus, didirikan dan bekerja serta berkedudukan dalam wilayah
Negara Indonesia dengan bertujuan memperoleh keuntungan dan atau laba.

Menurut Mollenghraff, perusahaan adalah keseluruhan perbuatan yang


dilakukan secara terus menerus bertindak keluar untuk mendapatkan penghasilan
dengan cara memperdagangkan atau menyerahkan barang atau mengadakan
perjanjian perdagangan. Sedangkan Polak memandang perusahaan dari sudut
komersial, artinya 11 baru dapat dikatakan perusahaan apabila diperlukan
perhitungan laba dan rugi yang dapat diperkirakan dan dicatat dalam pembukaan
(Abdulkadir Muhammad, 2002: 7- 8).
2.2.2 Unsur – Unsur Perusahaan

Berdasarkan pengertian perusahaan yang telah dikemukakan oleh


Molengraaff, Polak, dan Pembentuk Undang-Undang, maka dapat diartikan unsur-
unsur perusahaan sebagai berikut (Abdulkadir Muhammad, 2002: 10-12) :
a. Badan usaha
Badan usaha yang menjalankan kegiatan dalam bidang perekonomian itu
mempunyai bentuk hukum tertentu, seperti Perusahaan Dagang, Firma,
Persekutuan Komanditer, Perseroan Terbatas, Perusahaan Umum, Perusahaan
Perseroan, dan Koperasi.
b. Kegiatan dalam bidang perekonomian
Kegiatan ini meliputi perindustrian, perdagangan, dan jasa yang dapat dirinci
sebagai berikut:
1) Perindustrian meliputi kegiatan antara lain eksplorasi dan pengeboran
minyak, penangkapan ikan, usaha perkayuan, barang kerajinan, obat-
obatan, percetakan dan penerbitan.
2) Perdagangan meliputi kegiatan antara lain jual beli, ekspor impor, bursa
efek, restoran, toko swalayan, valuta asing, sewa menyewa.
3) Jasa meliputi kegiatan antara lain transportasi, perbankan, perbengkelan,
konsultasi, kecantikan.
c. Terus-menerus
Kegiatan dalam bidang perekonomian itu dilakukan secara terus-menerus,
artinya sebagai mata pencaharian, tidak insidential, bukan pekerjaan sambilan.
d. Bersifat tetap
Bersifat tetap artinya kegiatan itu tidak berubah atau berganti dalam waktu
singkat melainkan juga dalam jangka waktu yang lama atau panjang.

e. Terang-terangan
Terang-terangan artinya ditunjukan kepada dan diketahui oleh umum, bebas
berhubungan dengan pihak lain, diakui dan dibenarkan oleh pemerintah
berdasarkan undang-undang.
f. Keuntungan atau laba
Setiap kegiatan menjalankan kegiatan perusahaan tentu menggunakan
sejumlah modal. Dengan modal perusahaan, keuntungan (profit) atau laba
dapat diperoleh. Hal ini merupakan tujuan utama suatu perusahaan
menjalankan kegiatan usahanya.
g. Pembukuan
Pembukuan merupakan catatan mengenai hak dan kewajiban yang berkaitan
dengan kegiatan usaha suatu perusahaan.

2.3 Struktur Organisasi

Menurut Robbins dan Coulter (2007) struktur organisasi diartikan sebagai


kerangka kerja formal organisasi yang dengan kerangka kerja itu tugas-tugas
pekerjaan dibagi-bagi, dikelompokkan dan dikoordinasikan.Struktur organisasi yang
baik berusaha mewujudkan keserasian dan keharmonisan kerja.Struktur organisasi
merupakan sistem yang harus dilaksanakan oleh manajer untuk menggerakkan
aktivitas untuk mewujudkan kesatuan tujuan.Struktur organisasi harus selalu
dievaluasi untuk memastikan konsistensinya dalam pelaksanaan operasi yang efektif
dan efisien untuk memenuhi kebutuhan sekarang.

Para peneliti dan praktisi manajemen telah berusaha mengembangkan


pemahaman mereka mengenai hubungan antara struktur dan kinerja, sikap,
keefektifan dan variabel lain yang dirasa penting.pengembangan pemahaman ini
dihalangi tidak hanya oleh kerumitan hubungan antara dimensi-dimensi itu sendiri,
namun juga oleh kesulitan menetapkan dan mengukur konep struktur organisasi.
Struktur organisasi akan menetapkan bagaimana pengembanan tugas dibagi, siapa
melapor ke siapa dan mekanisme koordinasi yang formal serta pola interksi yang
akan diikuti. Sebuah struktur organisasi mempunyai tiga komponen dimensi yang
lebih sering digunakan dalam riset dan praktik: kompleksitas, formalisasi dan
sentralisasi (Robbins, 1994).

Robbins dan Coulter (2007) mengemukakan 5 (lima) faktor yang


mempengaruhi struktur organisasi, yaitu:
1) Pembagian pekerjaan, adalah tingkat dimana tugas dalam sebuah organisasi
dibagi menjadi pekerjaan yang berbeda.
2) Departementalisasi, merupakan dasar yang digunakan untuk
mengelompokkan sejumlah pekerjaan menjadi satu kelompok. Setiap
organisasi terdiri dari beberapa departemen (divisi kerja).
3) Hierarki, adalah garis wewenang yang tidah terputus yang membentang dari
tingkatan atas organisasi hingga tingkatan paling bawah dan menjelaskan
hubungan si pelapor kepada si penerima laporan.
4) Koordinasi, adalah proses menyatukan aktivitas dari departemen yang terpisah
untuk mencapai sasaran organisasi secara efektif. 5). Rentang manajemen,
adalah jumlah karyawan yang dapat dikelola oleh seorang pimpinan secara
efektif dan efisien.
2.4 Job Analysis

Terry (1964), analisis jabatan adalah suatu alat untuk mendapatkan data dan
dirumuskan sebagai suatu proses untuk mempelajari secara kritis kewajiban dan
penjabaran tugas dan beban kerja yang disandang dalam bentuk jabatan–jabatan.
Menurut Wherter (1996), bahwa kedudukan analisis jabatan dalam sistem
pengelolaan sumber daya manusia meru-pakan dasar sistem informasi manajemen
sumber daya manusia, sehingga pengambil keputusan sangat bergantung kepada
keakuratan informasi analisis jabatan. Infor-masi analisis jabatan diperoleh
berdasarkan berbagai metode yang mengandung faktor kewajiban dan tanggung
jawab dari suatu jabatan, hubungannya dengan jabatan lain, pengetahuan dan
ketrampilan yang diperlukan, dan kondisi kerja dan posisi jabatan dalam struktur
organisasi.

Data yang dikumpulkan secaralebih rinci melipui tugas-tugas (duties),


tanggung jawab (responsibility) dan kemampuan manusia (human ability), dan
standar unjuk kerja (performance sandart).Tugas-tugas mengacu pada aktivitas atau
kegiatan yang dilakukan seseorang dalam suatu jabatan. Kemampuan yang dibuuhkan
mengacu pada spesifikasi keahlian yang dibutuhkan dan pengalama (Hariandja,2002).

Job analysis adalah suatu kegiatan untuk mencatat, mempelajari dan


menyimpulkan keterangan-keterangan atau fakta-fakta yang berhubungan dengan
masing-masing jabatan secara sistematis dan teratur, yaitu :
1. Apa yang dilakukan pekerja pada jabatan tersebut
2. Apa wewenang dan tanggung jawabnya
3. Mengapa pekerjaan tersebut harus dilakukan
4. Bagaimana cara melakukannya
5. Alat-alat dan bahan-bahan yang digunakan dalam melaksanakan pekerjaannya
6. Besarnya upah dan lamanya jam bekerja
7. Pendidikan, pengalaman dan latihan yang dibutuhkan
8. Keterampilan, sikap dan kemampuan yang diperlukan untuk melakukan
pekerjaan tersebut

Informasi tersebut di atas bisa diperoleh dari beberapa sumber yaitu :


1. Pekerjaan itu sendiri dan buku catatan harian
2. Pekerja yang bersangkutan
3. Orang yang pernah melaksanakan pekerjaan itu
4. Atasan langsung dari pekerja yang bersangkutan

Berdasarkan sumber-sumber tersebut, pengumpulan informasi untuk analisis


jabatan ini bisa dilaksanakan dengan cara :
1. Menyebarkan kuisioner (daftar pertanyaan/angket) kepada para pemegang
Jabatan
2. Melakukan wawancara langsung dengan pekerja yang bersangkutan, orang
yang pernah melaksanakan pekerjaan itu ataupun atasan langsungnya
3. Melakukan pengamatan langsung pada pelaksanaan pekerjaan atau
mempelajari buku catatan harian (Heiddjrachman,1997)

Adapun hasil dari analisa jabatan tersebut dapat berupa deskripsi jabatan (job
description) dan spesifikasi jabatan (job specification). Deskripsi jabatan adalah suatu
pernyataan tertulis yang menguraikan fungsi, tugas-tugas, tanggung jawab,
wewenang, kondisi kerja dan aspek-aspek pekerjaan tertentu lainnya. Sedangkan
spesifikasi jabatan merupakan pernyataan tertulis yang menunjukkan siapa yang akan
melakukan pekerjaan itu dan persyaratan yang diperlukan terutama menyangkut
keterampilan, pengetahuan dan kemampuan individu.
2.4.1 Job Description

Menurut Rivai (2004), deskripsi kerja adalah keseluruhan kajian ringkasan


informasi pekerjaan dan syarat-syarat pelaksanaan seorang karyawan sebagai hasil
dari analisis yang berisi tugas pokok dari uraian pekerjaan. Sedangkan, menurut
(Nawawi, 2008) Deskripsi Kerja dapat juga didefinisikan adalah hasil analisis
pekerjaan sebagai rangkaian kegiatan atau proses menghimpun dan mengolah
informasi mengenai suatu pekerjaan/jabatan, yang dirumuskan dalam bentuk tertulis.
Penjelasan diatas menunjukkan kualifikasi yang dibutuhkan untuk jabatan tersebut
dan menguraian bagaimana pekerjaan tersebut berhubungan dengan bagian lain
dalam suatu perusahaan. Berdasarkan pendapat para pakar ahli mengenai definisi
deskripsi kerja diatas, maka dapat disimpulkan bahwa deskripsi kerja merupakan
informasi pekerjaan tentang tugas-tugas dan tanggug jawab dari suatu pekerjaan.

Menurut Rivai (2004) ada beberapa bentuk standar untuk suatu deskripsi
pekerjaan yang berisi tentang informasi terdiri dari:
a. Nama Pekerjaan
Nama pekerjaan dan informasi identitas lain seperti upah dan klasifikasi
keuntungan.
b. Ringkasan
Ringkasan satu atau dua pernyataan kalimat yang menggambarkan
penggunaan pekerjaan atau output yang diharapkan dari karyawan yang
melaksanakan.
c. Peralatan
Pernyataan singkat mengenai perkakas, peralatan, dan informasi yang
diperlukan untuk melakukan pekerjaan itu secara teliti.
d. Lingkungan
Deskripsi kondisi lingkungan kerja, lokasi kerja dan karakteristik lingkungan
lain yang seperti tingkat bahaya dan kebisingan.
e. Aktivitas
Termasuk uraian tugas pekerjaan, tanggung jawab dan tampilan perilaku
dalam pekerjaan. Aktivitas juga merupakan uraian interaksi sosial yang
berhubungan dengan pekerjaan, seperti ukuran kelompok kerja, tingkat
kebebasan dalam melaksanakan pekerjaan.

Dengan demikian deskripsi kerja akan memberikan ketegasan dan standar


tugas yang harus dicapai oleh seorang karyawan yang memegang jabatan tersebut.
Hasibuan (2007) berpendapat bahwa deskripsi kerja ini menjadi dasar untuk
menetapkan spesifikasi pekerjaan dan evaluasi pekerjaan bagi karyawan yang
memegang jabatan itu. Deskripsi kerja yang kurang jelas akan mengakibatkan
seorang karyawan kurang mengetahui tugas dan tanggung jawabnya. Hal ini
mengakibatkan prestasi kerja tidak tercapai dengan maksimal.Disinilah letak
pentingnya peranan deskripsi kerja dalam setiap perusahaan atau organisasi.

2.4.2 Job Spesification

Job specification merupakan suatu informasi tentang syarat–syarat yang


diperlukan bagi setiap karyawan agar dapat memangku suatu jabatan dengan baik
(Budiasih, 2012). Persyaratan Jabatan (Job Specification), dengan sub dimensi:
1. Pendidikan dan pelatihan, dengan indikator :
a. Kesesuaian tanggung jawab pekerjaan dengan latar belakang pendidikan
b. Kesesuaian tanggung jawab pekerjaan dengan latar belakang
pengalaman kerja
c. Efektivitas pelatihan dalam menunjang pekerjaan
2. Kompetensi, dengan indikator :
a. Kesesuaian pekerjaan dengan pengetahuan
b. Kesesuaian pekerjaan dengan keahlian
c. Kesesuaian pekerjaan dengan keterampilan
d. Kesesuaian pekerjaan dengan minat
e. Pengetahuan yang dimiliki dapat menunjang pekerjaan secara efektif
f. Keahlian yang dimiliki dapat menunjang pekerjaan secara efektif
g. Keterampilan yang dimiliki dapat menunjang pekerjaan secara efektif
h. Minat yang dimiliki dapat menunjang pekerjaan secara efektif

Kinerja dapat dikatakan sebagai sebuah hasil (output) dari suatu proses
tertentu yang dilakukan oleh seluruh komponen organisasi terhadap sumber-sumber
tertentu yang digunakan (input). Kinerja juga merupakan hasil dari serangkaian
proses kegiatan yang dilakukan untuk mencapai tujuan tertentu organisasi. Konsep
kinerja (performance) dapat didefinisikan sebagai sebuah pencapaian hasil atau
degree of accomplishtment (Rue dan byars, 1981 dalam Keban 1995).Hal ini berarti
bahwa, kinerja suatu organisasi itu dapat dilihat dari tingkatan sejauh mana organisasi
dapat mencapai tujuan yang didasarkan pada tujuan yang sudah ditetapkan
sebelumnya.Bagi suatu organisasi, kinerja merupakan hasil dari kegiatan kerjasama
diantara anggota atau komponen organisasi dalam rangka mewujudkan tujuan
organisasi.Sederhananya, kinerja merupakan produk dari kegiatan administrasi, yaitu
kegiatan kerjasama untuk mencapai tujuan yang pengelolaannya biasa disebut sebagai
manajemen. Sebagai produk dari kegiatan organisasi dan manajemen, kinerja
organisasi selain dipengaruhi oleh faktor-faktor input juga sangat dipengaruhi oleh
proses-proses administrasi dan manajemen yang berlangsung. Dengan kata lain
bahwa sebaik apapun input yang tersedia tidak akan menghasilkan suatu produk
kinerja yang diharapkan secara memuaskan, apabila dalam proses administrasi dan
manajemennya tidak bisa berjalan dengan baik.

Anda mungkin juga menyukai