Hubungan Komunikasi Orang Tua Dan Remaja Dengan Perilaku Seksual Berisiko Di SMA "G" Kabupaten Lima Puluh Kota Tahun 2019
Hubungan Komunikasi Orang Tua Dan Remaja Dengan Perilaku Seksual Berisiko Di SMA "G" Kabupaten Lima Puluh Kota Tahun 2019
pp-pp)
Haristio Maulanaa, Fitra Yeni, S.Kp MAb, Ns. Windy Freska, S.Kep, M.Kepc
a
Mahasiswa Program Studi S1 Keperawatan Universitas Andalas, Limau Manis Pauh, Padang,
25163,Indonesia
b
Pembimbing I Program Studi S1 Keperawatan Universitas Andalas, Limau Manis Pauh,
Padang, 25163,Indonesia
c
Pembimbing II Program Studi S1 Keperawatan Universitas Andalas, Limau Manis Pauh,
Padang, 25163,Indonesia
e-mail korespondensi: email@domain.com
Abstract
The risky sexual behaviour on adolescent is increasing year by year, from touching, kissing, petting to
the coitus. The risky sexual behaviour affects the psychological, physiological and social health
condition. An adolescent has a high prevelance towards unintended pregnancy, sexual infectious
disease, abortion, HIV and AIDS. Nine out of ten respondents confessed to have a holding hand with
their partner. Risky sexual behavior is inseparable from the parents role as communicators. This
research is aimed at finding out the relation between parent-adolescents communication and risky
sexual behavior at SMA “G” Lima Puluh Kota Regancy in 2019. This research was conducted from
January to July 2019. The method used in this research is quantitative with cross sectional study
design. This research was conducted at SMA “G” Lima Puluh Kota Regancy involving 220
respondents chosen through simple random sampling and using SCS questionnaries (Sexual
Communication Scale). The result of this research show that 60,9% of the respondents have low
communication and 6,9% of the respondents have risky sexual behavior. The result of the statistics
test chi square indicates that there is a meaningful relationship between parent-adolescent
communication and risky sexual behavior (p=0,000). This study’s result was expected. It is expected
that the health service gives a health intervention promoting by using the focus group discussion
(FGD) method that involving parents and adolescents in order to decrease the risky sexual behaviour
on adolescent.
Abstrak
Perilaku seksual berisiko pada remaja dari tahun ketahun terus meningkat, mulai dari bersentuhan
(touching), berciuman (kissing), bercumbu (petting) hingga berhubungan badan (coitus). Perilaku
seksual berisiko berdampak terhadap kesehatan psikologis, fisiologis dan sosial. Remaja memiliki
prevalensi yang tinggi dalam kasus kehamilan yang tidak diinginkan (KTD), penyakit menular seksual
(PMS), aborsi, HIV dan AIDS. Dari sepuluh responden, sembilan diantaranya mengaku pernah
berpegangan tangan dengan lawan jenis. Perilaku seksual berisiko tidak terlepas dari peran orang tua
yaitu sebagai komunikator. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara komunikasi
orang tua dan remaja dengan perilaku seksual berisiko di SMA “G” Kabuaten Lima Puluh Kota tahun
2019. Penelitian ini dilakukan dari Januari – Juli 2019. Metode penelitian ini adalah kuantitatif dengan
desain penelitian cross sectional study. Penelitian ini dilakukan pada 220 responden, diambil secara
simple random sampling. Penelitian ini dilakukan di SMA “G” Kabupaten Lima Puluh Kota.
Penelitian ini menggunakan kuesioner SCS (Sexual Communication Scale). Hasil dari penelitian ini
menunjukkan bahwa 60,9% responden memiliki tingkat komunikasi yang rendah dan sebanyak 6,6%
responden memiliki perilaku seksual berisiko tinggi. Hasil uji statistik chi square menunjukkan ada
hubungan bermakna antara komunikasi orang tua dan remaja dengan perilaku seksual berisiko (p =
0,000). Diharapkan pelayanan kesehatan dapat memberikan intervensi promosi kesehatan dengan
Kata kunci : Komunikasi orang tua dan remaja, Perilaku seksual berisiko, Remaja
Pada penelitian ini, uji hipotesis remaja dengan perilaku seksual berisiko
untuk mengetahui hubungan antara (P=0,003).
komunikasi orang tua dan remaja dengan Menurut Kyle & Carman, (2013)
perilaku seksal berisiko menggunakan uji Orang tua dengan komunikasi yang baik
dengan anak mereka, bukan berarti bahwa
chi-square. Adapun hasil yang diperoleh
orang tua menerima gagasan atau tindakannya
sebagai berikut: tetapi orang tua bersedia mendengarkan dan
menegosiasikan beberapa batasan untuk
mengurangi pengambilan perilaku yang
Tabel 1. Hubungan Komunikasi Orang berisiko. Dalam penelitian ini didapatkan data
Tua dan Remaja dengan Perilaku Seksual bahwa dari 86 responden yang memiliki
Berisiko di SMA “G” Kabupaten Lima tingkat komunikasi yang tinggi, 40,7%
Puluh Kota Tahun 2019 diantaranya dikategorikan dalam perilaku
Perilaku Seksual berisiko seksual yang tidak berisiko dan 1,2% di
Komunik kategorikan berisiko tinggi. Sedangkan dari
asi Orang
Tidak Rendah Tinggi Total 134 responden yang memiliki tingkat
Tua dan
Remaja
berisiko komunikasi yang rendah hanya 8,2%
responden yang berada pada kategori tidak
f % f % f % f %
berisiko sedangkan sebanyak 9,7%
Rendah 11 8,2 110 82, 13 9,7 134 10 dikategorikan berisiko tinggi.
1 0 Menurut Harris (2016), komunikasi
Tinggi 35 40, 50 58, 1 1,2 86 10 orang tua dan remaja yang terbuka dan jujur
7 1 0 terkait seksualitas dapat mengurangi perilaku
seksual berisiko pada remaja, karena remaja
Total 46 20, 160 72, 14 6,4 220 10
9 7 0 menjadikan orang tua mereka sebagai
informan terkait seksualitas yang sangat
Berdasarkan Tabel 1. didapatkan berpengaruh terhadap keputusan mereka
data bahwa dari 134 responden dengan tentang seks. Komunikasi seksual yang terbuka
tingkat komunikasi yang rendah, sebanyak tersebut seperti “Saya merasa yakin kalau
13 orang (9,7%) diantaranya memiliki saya/orangtua bisa memberikan informasi
perilaku seksual berisiko tinggi dan 11 seksual kepada saya/kepada orang tua dengan
cara yang tidak menghakimi” (Aronowitz, et
orang (8,2%) berperilaku seksual tidak
al, 2015).
berisiko. Sedangkan dari 86 responden Selain itu, orang tua juga akan
yang memiliki tingkat komunikasi yang menunda pembicaraan tentang seksualitas
tinggi, 1 orang (1,2%) diantaranya kepada anak mereka karena mereka takut
memiliki perilaku seksual berisiko tinggi membicarakan hal tersebut, mereka
dan 35 orang (40,7%) berperlaku seksual menganggap jika membicarakan tentang
tidak berisiko. Hasil uji statistik chi square seksualitas akan memberi izin untuk
didapatkan nilai p = 0,000 (p < 0,05), maka mengeksplorasi perilaku seksual. Padahal,
disimpulkan bahwa terdapat hubungan komunikasi orang tua- anak sangat
yang bermakna antara komunikasi orang berpengaruh terhadap penurunan perilaku
tua dan remaja dengan perilaku seksual seksual yang berisiko (Ashcraft & Murray,
2016).
berisiko.
Berdasarkan hasil penelitian,
responden yang memiliki tingkat komunikasi
PEMBAHASAN yang tinggi masih ada yang berperilaku
Berdasarkan hasil uji chi square seksual berisiko tinggi yaitu sebanyak 1,2%.
didapatkan bahwa p value = 0,000 (p<0,005) Menurut peneliti hal tersebut disebabkan oleh
sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat faktor-faktor lain yang menyebabkan
hubungan antara komunikasi orang tua dan responden berperilaku seksual berisiko seperti
remaja dengan perilaku seksual berisiko pada faktor sosial, pengaruh teman sebaya dan
remaja di SMA “G” Kabupaten Lima Puluh media (Miller et al, dalam crockett et al, 2003).
Kota. Penelitian yang dilakukan oleh Gustina, Menurut Zhang, et al (2017) dalam
E (2017) juga menyebutkan bahwa terdapat upaya meningkatkan komunikasi seksual
hubungan antara komunikasi orang tua dan antara orang tua dan remaja, promosi
Haristio Maulana, dkk., Hubungan Komunikasi Orang Tua .... pp
NERS: Jurnal Keperawatan,Volume nn, No. x, Maret 20yy, (Hal. pp-pp)
kesehatan dengan metode focus group Badan Psusat Statistik (BPS), Badan
discussion (FGD) yang membahas topik Kependudukan dan Keluarga
berhubungan badan, kontrol kehamilan, Berencana Nasional (BKKBN),
HIV/AIDS dan penggunaan alat kontrasepsi
Kementrian Kesehatan (Kemenkes),
dapat dilakukan untuk menurunkan perilaku
seksual berisiko pada remaja. Namun dalam dan ICF International. (2013).
penelitian ini ditemukan bahwa sebagian besar Indonesia Demographic and Health
responden tidak pernah membicarakan topik- Survey 2012. Jakarta, Indonesia:
topik tersebut yaitu sebanyak 91,8% responden BPS, BKKBN, Kemenkes and ICF
tidak pernah membicarakan topik berhubungan International.
badan, sebanyak 90,0% tidak pernah
membicarakan topik kontrol Barnes, Howard L & Olson, David H. (1985).
kehamilan,sebanyak 83,2% tidak pernah Parent-Adolescen Commununication
membicarakan topik HIV/AIDS dan sebanyak and the Circumplex Model. 2,
89,1% tidak pernah membicarakan topik
Family Development and the Child:
penggunaan alat kontrasepsi. Padalah topik-
topik tersebut efektif dibahas dalam focus Child Development, Vol. 56, No. 2.
group discussion (FGD) untuk menurunkan Hal 438-447 . St. Paul. University of
perilaku seksual berisiko pada remaja (Zhang, Minnesota.
et al, 2017).
Behrman R et al. (2004). Nelson Pediatrik
KESIMPULAN Nursing Edition. USA:
Berdasarkan hasil penelitian yang
telah dilakukan tentang Hubungan Komunikasi Elsevier
Orang Tua dan Remaja dengan Perilaku
Burn, Chaterine E. (2013). Pediatric Primary
Seksual Berisiko di SMA “G” Kabupaten
Lima Puluh Kota Tahun 2019 dapat ditarik Care. Fifth Edition. United
kesimpulan Terdapat hubungan yang Kingdom: Elsevier.
bermakna antara komunikasi orang tua dan
remaja dengan perilaku seksual berisiko pada Center for Disease Control and Prevention
remaja SMA “G” Kabupaten Lima Puluh Kota (CDC). (2017). Sexual Risk
dengan nilai p<0,05 yaitu p=0,000. Behaviours: HIV, STD, & Teen
Diharapkan pelayanan kesehatan Pregnancy Prevention Atlanta, Usa:
dapat membuat intervensi promosi kesehatan U.S Departement of Health &
dengan metode focus group discussion (FGD)
Human Service.
khusus membahas topik komunikasi seksual
antara orang tua dan anak yang melibatkan https://www.cdc.gov/healthyyouth/se
orang tua dan anak dalam upaya menurunkan xualbehaviors/index.htm.
perilaku seksual berisiko pada remaja.
Chandra, D. A., Rahmawati, I & Hardiani, R,
DAFTAR PUSTAKA S. (2014). Hubungan Tipe
Aronowitz T, et al. (2015). Sexual Kepribadian dengan Perilaku Seksual
Communication Intervention for Berisiko Remaja di SMKN X
African American Mothers & Jember. Jurnal Pustaka Kesehatan.
Daughter. Applied Nursing Vol 2 No 3.
Research. 28 (2015) 229-234.
Crockket L, Raffaeli M, Moilanen K. (2003).
Elsevier
Adolescent Sexuality: Behaviour and
Ashcraft, Amie M, & Pamela J. Murrary. Meaning. USA: Blackwell
(2016). Talking to Parent About Publishing.
Adolescent Sexuality. Department of
Dahlan S. (2011). Statistik Untuk Kedokteran
Pediatrics, West Virginia University
dan Kesehatan. Jakarta: Salemba
School of Medicine.
Medika.
Parkes, A., Henderson, M., Wight, D. And Survei Demografi Kesehatan Indonesia.
Nixon, C. (2011). Is Parenting Kesehatan Reproduksi Remaja.
Associated With Teenagers’ Early Jakarta: SDKI, BPS dan BKKBN;
Sexual Risk-Taking, Autonomy And 2012.
Relationship With Sexual Partners?.
Perspectives On Sexual And Toomb, E. (2014). Evaluating The Parent
Reproductive Health, 43, 30–40. Adolescent Communication Toolkit:
Usability, Measure Assessment And
Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Preliminary Content Effectiveness.
Kementerian Kesehatan RI. Laporan Thesis. Dalhousie University Halifax,
Perkembangan HIV-AIDS & Nova Scotia.
Penyakit Menular Seksual (PIMS)
Triwulan I Tahun 2017. Jakarta: WHO. Adolescent: Health Risk and Solutions
Kementerian Kesehatan RI,, 2017 24 [Fact Sheet]. WHO; 2017.
Mei 2017. Report No.: Contract No.: http://www.who.int/mediacentre/fact
PM.02.02/3/1508/2017. sheets/fs345/en/.
Potter & Perry. (2013). Fundamentals of Widman et al, (2014). Sexual Communication
Nursing. USA: Mosby. Between Early Adolescents and
Their DaTing Partner, Parents, and
Potter PA, Perry AG. Fundamental Best Friends. Journal Of Sex
Keperawatan (Adrina F, Research, 51(7),731-741,2014.
Penerj).Jakarta: EGC; 2009.
Widyatuti, Citra, H.S, Astuti, Y.N. (2018).
Putri, T, H., Fanani, A. (2013). Komunikasi Correlation Between Parent-
Kesehatan Komunikasi Efektif untuk Adolescent Communication and
Perubahan Perilaku Adolescents’ Premarital Sex Risk.
Kesehatan.Yogyakarta: Merkid Press Enferm Clin. 2018;28(Sipl 1 part A):
51-54. Elsevier
Saam, Z., Wahyuni, S. (2012). Psikologi
Keperawatan. Jakarta: PT World Health Organization (WHO). (2015).
RajaGrafidndo Persada. Adolescent Development: Topic at
Haristio Maulana, dkk., Hubungan Komunikasi Orang Tua .... pp
NERS: Jurnal Keperawatan,Volume nn, No. x, Maret 20yy, (Hal. pp-pp)
Glance, diunduh dari Increases Mother-Son
http://www.who.int/maternal Communication About Sexual Risk
_child_adolescent/topics/adolescene/ Reduction Among Inner-City
dev/en/# African-American. Journal Of
Adolescent Heatlh 000 (2018) 1-6.
Zhang J, Cederbaum, et al. (2017). Theory- Elsevier.
Based Behavioral Intervention