Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN CLINICAL EXPOSURE II

Suspek Hemoroid Interna Derajat 3

Disusun Oleh : Nila Amalina Hanifah

NIM : 01071180160

Pembimbing : dr. Wendy Wiharja

Puskesmas Cikupa

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS PELITA HARAPAN

TANGERANG

2019
BAB I

ILUSTRASI KASUS

 IDENTITAS PASIEN

Nama : Tn. E

Usia : 45 tahun

Jenis Kelamin : Laki – laki

Pekerjaan : Pekerja bangunan

Alamat : desa Talaga

Status : Menikah

Tanggal ke puskesmas : 20 agustus 2019 pukul 09:00

No. RM : 10826

Status Jaminan : BPJS

No HP : 085788675464

 ANAMNESIS
Autoanamnesis dilakukan pada pasien di puskesmas cikupa pada tanggal 20
agustus 2019 Pukul 09:00
 Keluhan Utama
Pasien datang dengan keluhan benjolan di anus sejak seminggu lalu
sebelum ke puskesmas cikupa
 Keluhan Tambahan
Keluhan lain yang dirasakan pasien yaitu darah menetes dari anus dan
pusing sejak seminggu lalu
 Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang ke puskesmas cikupa dengan keluhan benjolan yang
tidak disertai rasa sakit serta benjolan keluar saat BAB tetapi dapat masuk
kembali ke dalam anus saat pasien tekan menggunakan jari ukuran benjolan 5-
6 cm, dirasakan muncul sejak seminggu sebelum datang ke puskesmas cikupa.
Pasien mengeluhkan saat buang air besar darah menetes dari anus tidak begitu
kental, jumlahnya tidak banyak dan berwarna merah terang. Tidak ada faktor
yang memperingan tetapi ada faktor yang dapat memperberat keluhan seperti
terlalu banyak mengejan serta mengangkat benda berat, tidak ada keluhan
susah buang air besar dan tidak ada gangguan frekuensi BAB. Pasien belum
meminum obat apapun untuk mengobati benjolan tersebut.
 Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien mengakui pernah mengalami penyakit ini 1 tahun yang lalu
dan mencoba mendatangi puskesmas pada hari ketiga diberikan obat anti
haemorhoid suppositoria dua kali sehari lalu sembuh.
 Riwayat Penyakit Keluarga
Pasien mengakui bahwa tidak ada anggota keluarganya yang
mengalami penyakit serupa tetapi mengatakan ada penyakit turunan yaitu
hipertensi.
 Riwayat Kebiasaan
Pasien mengakui bahwa setiap hari ia merokok sebanyak 5 kali
dan kurang mengkonsumsi makanan yang berserat
 Riwayat Sosial, Ekonomi, dan Lingkungan
Pasien tinggal dirumah beserta istri, anak dan cucunya di rumah 1
lantai yang layak huni dan cukup terjaga kebersihannya dengan kondisi
ekonomi menengah kebawah.
 Alergi
Pasien mengakui tidak memiliki alergi obat atau makanan tertentu.

 PEMERIKSAAN FISIK

Keadaan umum : Terlihat Sakit Sedang


Kesadaran : Compos mentis
Tekanan darah : 130/80 mmHg
Nadi : 70x / menit
Laju nafas : 18x / menit
Suhu : 37ºC
BB : 74 kg
TB : 170 cm
BMI : 25,6 (overweight)

Kulit keseluruhan  Tidak ada luka, ruam atau kemerahan


 Tidak ada edema

Mata  Tidak ada konjungtiva anemis, sclera ikteris,


 Jarak antar mata simetris
 Pergerakan bola mata normal

Hidung  Septum nasal normal, berada di tengah, tidak ada deviasi


 Tidak ada polip/masa lain dalam lubang hidung, perdarahan, lendir

Telinga  Tidak ada bekas luka, deformitas, pendarahan

Bibir dan mulut  Bibir normal, lembab (tidak kering), tidak ada sianosis/kebiruan
 Mukosa mulut normal, lembab (tidak kering), tidak ada ulkus/luka
 Faring tidak Hiperemis
 Tonsil normal tidak hiperemis

Leher  Trakea intak di tengah, tidak ada deviasi


 KGB Normal

Jantung  Inspeksi : ictus cordis tidak terlihat


 Palpasi : ictus cordis tidak teraba
 Perkusi : batas jantung normal
 Auskultasi : bunyi jantung S1 S2 normal, gallop (-), murmur (-)

Paru-paru  Inspeksi : pengembangan dada simetris kiri kanan, bentuk normochest


 Palpasi : tactile fremitus kanan dan kiri sama
 Perkusi : seluruh lapang paru berbunyi sonor, (+/+), batas paru ICS 5
midclavicula dextra dengan peranjakan 2 ICS
 Auskultasi : vesikuler (+/+), ronchi (-/-), wheezing (-/-)
Abdomen  Inspeksi : bentuk abdomen normal, tidak ada lesi dan striae
 Palpasi : nyeri tekan(-), hepatomegaly(-), splenomegaly(-), murphy(-),
ballottement(-)
 Perkusi : timpani pada seluruh lapang abdomen dan shifting dullness(-)
 Auskultasi : bising usus (+) 12x/mnt
Rectal Toucher Tidak dilakukan pemeriksaan karena pasien menolak

Ekstremitas Inspeksi  Ekstremitas simetris


 Tidak ada genu vagus maupun genu varum, tremor
 Tidak ada pucat, sianosis, ikteris, deformitas
 Tidak ada clubbing finger

Palpasi  Suhu ekstremitas normal


 Tidak ada edema
 Capillary Refill Time< 2 detik
Status  Tidak ditemukan deformitas atau edema pada ekstremitas
Lokalis atas maupun bawah

 PEMERIKSAAN PENUNJANG
Tidak dilakukan pemeriksaan penunjang

 RESUME
Pasien datang dengan keluhan benjolan pada anus yang tidak terasa sakit
sejak satu minggu sebelum datang ke puskesmas cikupa, benjolan keluar saat BAB
tetapi dapat masuk kembali ke dalam anus saat pasien tekan menggunakan jari ukuran
benjolan 5-6 cm, dirasakan muncul sejak seminggu sebelum datang ke puskesmas
cikupa. Pasien mengeluhkan saat buang air besar darah menetes dari anus tidak begitu
kental, jumlahnya tidak banyak dan berwarna merah terang. Tidak ada faktor yang
memperingan tetapi ada faktor yang dapat memperberat keluhan seperti terlalu banyak
mengejan serta mengangkat benda berat, tidak ada keluhan susah buang air besar dan
tidak ada gangguan frekuensi BAB. Pasien belum meminum obat apapun untuk
mengobati benjolan tersebut. Status generalis pemeriksaan fisik normal, pasien
menolak saran untuk dilakukannya pemeriksaan rectal toucher, tidak memiliki riwayat
alergi dan mengakui pernah mengalami gejala yang sama 1 tahun lalu.

 DIAGNOSIS
o Diagnosis Kerja : Hemoroid interna derajat 3
o Diagnosis Banding : prolapse rekti dan polip adenomatosa

 PROGNOSIS
Ad vitam : Bonam
Ad functionam : Dubia ad bonam
Ad sanationam : Dubia ad bonam

 TATA LAKSANA
Tata laksana untuk pasien untuk saat datang ke puskesmas cikupa adalah
pemberian obat antihemoroid suppositoria dua kali sehari sebelum tidur. Selain itu,
pasien disarankan mengonsumsi makanan berserat untuk mencegah konstipasi dan
tidur dengan posisi menaruh bantal dibawah dengkul.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

DEFINISI

Secara harfiah hemoroid berasal dari kata haima yang berarti darah dan rheo
berararti mengalir, sehingga secara harfiah adalah darah yang mengalir. Tetapi
pengertian secara klinis dari hemoroid yaitu pelebaran vasa/vena didalam pleksus
hemoroidalis yang bukan merupakan keaadaan patologis apabila tidak segera
ditangani akan menjadi keadaan patologis, hemoroid bukan hanya pelebaran vena
tetapi merupakan penebalan bantalan jaringan submukosa (anal cushion) yang
terletak di kanalis anal.¹
Drainase darah anorektal diperankan oleh vena hemoroidales superior dan
inferior. Vena hemoroidales superior mengembalikan darah ke vena mesentrika dan
berjalan dalam lapisan submukosa, dari daerah anorektal berjalan memanjang, apabila
vena ini mengalami varises disebut hemoroid interna.terdapat tiga posisi primer pada
hemoroid interna yaitu anterior kanan, posterior kanan dan lateral kiri dengan ukuran
yang lebih kecil. Lalu vena hemoidales inferior dari pleksus kecil di daerah anus dan
distal dari garis anorektal. Pleksus ini dibagi menjadi 2 yakni vv. Hemoroidales media
yang akan menuju v. pudenda interna dan vv. Hemoroidales inferior akan menuju v.
hipogastrica. Pleksus inilah yang apabila terjadi pembengkakan atau tonjolan disebut
hemoroid eksterna.¹

ETIOLOGI
Penyebab timbulnya keluhan hemoroid dapat dipicu oleh pekerjaan, mengejan
berlebihan dan kebiasaan buang air besar yang sulit. Konstipasi adalah keadaan
dimana seseorang mengalami kesulitan saat buang air besar (BAB) sehingga
terkadang diperlukan tekanan yaitu dengan mengejan dikarenakan feses yang keras,
berbau lebih busuk dan berwarna lebih gelap. Saat konstipasi diperlukan waktu
mengejan yang lama semakin lama mengejan akan mengakibatkan peregangan pada
muskulus spinchter ani terjadi berulang kali sehingga peregangan spinchter
bertambah buruk. Buang air besar dengan posisi jongkok terlalu lama pun dapat
mempengaruhi dan meningkatkan tekanan vena yang akhirnya menyebabkan
pelebaran vena.

PATOFISIOLOGI
Didalam kanalis anorektal dari manusia terdapat bantalan jaringan ikat
subepitelial yang merupakan bagian normal dari anorektal disebut sebagai hemoroid,
fungsi bantalan tersebut mengelilingi dan mendukung anastomosis distal diantara a.
rectalis superior dengan v. rectalis superior, media dan inferior. Terdiri dari lapisan
otot halus dan subepitelial, normalnya jaringan hemoroid ini menimbulkan tekanan
didalam anus sebesar 15-20% pada saat anus istirahat dan memberikan respon
sensoris yang berbeda antar zat padat, cair dan gas yang keluar dari anus.
Timbulnya gejala-gejala hemoroid ketika hemoroid tersebut membesar, terjadi
inflamasi, thrombosis atau bahkan prolapse. Pembengkakan abnormal pada bantalan
anus inilah yang menyebabkan dilatasi dan pembengkakan pleksus pada arterivenous,
mengakibatkan terjadinya peregangan otot suspensorium sehingga terjadi prolapse
pada jaringan rectum melalui kanalis analis dan perdarahan dari mukosa anus yang
berwarna merah terang karena kandungan oksigen didalam anastomosis arterivenous.

GEJALA

Gejala yang dapat muncul berupa:

 Mengalami gatal atau iritasi, sakit, hiperemis di sekitar anus.


 Benjolan yang posisinya menggantung di luar anus, terasa nyeri dan sensitif bila
terkena sentuhan.
 Benjolan bisa terdorong masuk kembali ke dalam anus setelah BAB.
 Perdarahan setelah BAB tanpa rasa nyeri dengan darah berwarna merah terang
yang menetes dari dubur.
 Kotoran keluar dengan sendirinya dari lubang anus.

FAKTOR RESIKO

beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko terjadinya penyakit ini pada
seseorang :

Usia. Pada usia lanjut terjadi degenerasi jaringan tubuh, termasuk otot sfingter anus
yang berfungsi untuk mengatur gerakaan membuka dan menutupnya jalur
pembuangan di anus menjadi tipis dan berkurang ketegangan ototnya (atonis). Maka
dari itu, seseorang lebih berisiko terkena wasir di usia tua.

Seseorang yang harus berdiri, duduk dalam waktu lama

mengangkat barang berat lebih rentan terkena wasir.

Semua keadaan yang menyebabkan meningkatnya tekanan intra abdomen,


seperti penderita hipertrofi prostat, sembelit akut, dan orang yang sering
mengejan kuat pada ketika buang air besar.

Pada wanita hamil karena dapat terjadi pengembangan (dilatasi) vena


ekstremitas dan anus oleh karena ada sekresi hormon relaksin.
KLASIFIKASI

Berdasarkan letaknya hemoroid dapat dibagi menjadi interna dan eksterna


atau gabungan dari keduanya

1. Hemoroid Interna
Hemoroid interna terletak disebelah proksimal linea dentata dan diselubungi oleh
mukosa anorektal, biasanya tidak ada keluhan nyeri dan timbul perdarahan merah
terang atau prolaps saat defekasi.
2. Hemoroid Eksterna
Letak hemoroid eksterna diselubungi oleh anoderm dan terletak disebelah distal
linea dentata. Hemoroid eksterna dapat menimbulkan rasa nyeri atau tidak
nyaman apabila terjadi trombosis (proses pembekuan aliran darah)

Diklasifikasikan dalam 4 derajat, yaitu :

a. Derajat 1: gejala perdarahan merah segar pada saat defekasi tanpa adanya
prolaps:
b. Derajat 2: prolaps anal cushion keluar dari dubur saat defekasi tetapi masih
bisa masuk kembali secara spontan
c. Derajat 3: seperti derajat 2 namun tidak dapat masuk spontan, harus didorong
kembali
d. Derajat 4: telah terjadi prolaps yang tidak bisa masuk kembali

TATA LAKSANA

Tata laksana hemoroid dibedakan menjadi nonbedah dan bedah


(hemoroidektomi) serta pilihan tata laksana tergantung pada derajat hemoroid.
Kebanyakan pasien dengan derajat hemoroid 1 dan 2 dapat diobati dengan tindakan
lokal dan modifikasi diet, pada pasien derajat 3 dan 4 diperlukan rujukan ke dokter
bedah untuk dilakukan hemoroidektomi. ²

Tata Laksana Nonbedah


 Menjaga higienitas
 Menghindari pengejanan berlebihan saat defekasi
 Modifikasi diet dengan makanan yang berserat,banyak minum
 Antibiotik apabila ada infeksi
 Salep rektal untuk anestesi (krim yang mengandung pivalate dan lidokain)
 Pelancar defekasi yaitu cairan parafin, yal, magnesium sulfat, dengan cara
dioleskan pada hemoroid kemudian dicoba dimasukan kembali ke anus
 Ligase hemoroid (rubber band ligation) dengan anoskopi. Mukosa sebelah
proksimal hemoroid dijepit dengan band.
Tata Laksana Bedah

Hemoroidektomi dilakukan apabila terapi konservatif tidak berhasil, prinsip


dari hemoroidektomi adalah eksisi hanya pada jaringan yang menonjol dan eksisi
konservatif kulit serta anoderm normal. Hemoroidektomi terbagi menjadi
hemoroidektomi terbuka (parks or ferguson hemorrhoidectomy) merupakan prosedur
dilakukannya reseksi jaringan hemoroid dan penutupan luka dengan jahitan benang
yang dapat diserap. Sedangkan hemoroidektomi tertutup (milligan and morgan
hemorrhoidectomy) dilakukan teknik yang sama, tetapi luka dibiarkan terbuka agar
diharapkan terjadi penyembuhan sekunder. ²
BAB III

PEMBAHASAN KASUS

Ditemukan gejala-gejala yaitu timbulnya benjolan pada anus yang tidak terasa sakit
benjolan tersebut keluar pada saat buang air besar tetapi dapat kembali masuk kedalam anus
dengan bantuan dorongan oleh jari disertai adanya perdarahan saat buang air besar, menetes,
jumlahnya tidak banyak dan berwarna terang. Oleh karena itu, gejala yang dialami pasien
sesuai dengan teori maka pasien dapat didiagnosis dengan hemoroid. Menurut klasifikasi
Goligher, maka pasien dikatakan menderita hemorrhoid internal grade III, yaitu hemoroid
yang mengalami prolaps ke anal canal dan dapat didorong kembali secara manual. Namun
dibutuhkan pemeriksaan rectal toucher untuk menegakkan diagnosis.

Untuk menyingkirkan diagnosis pada pasien prolaps rekti, mukosa yang prolaps
tersebut tidak dapat kembali walau didorong, buang air terasa sakit dan tidak terkontrol serta
rasa timbunan di dalam anus. Hal ini akan menimbulkan edema, nyeri, dan seringkali
berdarah. Sedangkan polip adenomatosa, dapat disingkirkan dari diagnosis karena pada
pasien tidak terdapat gejala seperti kram, nyeri perut, perubahan warna feses yang berubah
warna menjadi hitam dan bercampur darah dan perubahan frekuensi buang air besar selama
satu minggu.
DAFTAR PUSTAKA

1. Rubbini M, Ascanelli S, Fabbian F. Hemorrhoidal disease: is it time for a new


classification?. Int J Colorectal Dis. 2018 Jun. 33 (6):831-3.
2. American Gastroenterological Association medical position statement: Diagnosis and
treatment of hemorrhoids. Gastroenterology. 2004 May. 126(5):1461-2.

Anda mungkin juga menyukai