Anda di halaman 1dari 2

1. Osmolalitas adalah pengukuran suatu zat yang terlarut dalam zat lain.

Semakin tinggi
konsentrasi zat yang terlarut, maka semakin tinggi osmolalitas zat yang diukur (perpindahan zat
dari intrasel ke ekstrasel maupun sebaliknya) Manitol merupakan larutan hiperosmolar memiliki
mekanisme meningkatkan gradient osmotic sawar otak, dimana molekul tidak bebas berdifusi
(koefisien berdifusi rendah) manitol menyebabkan osmosis air dari parenkim otak sehingga
terjadi penurunan kadar air di otak dan peningkatan tekanan ekstraseluler. Berkurangnya kadar
air otak mengurangi prelesional edema. Jadi karena manitol ini bersifat hiperosmolar ia akan
menarik air dari parenkim otak ke vascular sehingga mengurangi edema diparenkim otak selama
proses operasi dan dapat mempermudah proses evakuasi tumor di otak
2. Cerebral salt Wasting Syndrome didefinisikan sebagai kehilangan sodium dari ginjal selama
terjadinya gangguan pada intracranial yang mengakibatkan terjadinya hiponatremia dan
berkurangnya volume cairan extraseluler. Cerebral Salt Wasting Syndrome terjadi karena
natriuresis primer yang menyebabkan terjadinya hipovolemia dan deplesi dari sodium (Na),
tanpa diketahui stimulus apa yang mampu mengeksresi sodium dalam jumlah yang besar. faktor
natriuretik seperti atrial natriuretic peptide (ANP), brain natriuretic peptide (BNP), C-type
natriuretic peptide (CNP), dan dendroaspis natriuretic peptide (DNP) mungkin berperan dalam
terjadinya CSW. Natriuretic peptides dilepaskan oleh sistem saraf pusat untuk mengatur muatan
air dan Na dalam otak dan produksi liquor cerebrospinalis. Hubungan langsung antara ANP atau
BNP dengan tekanan intrakranial telah diketahui yaitu untuk sebagai mekanisme kompensasi
sehingga menyebabkan terjadinya renal salt wasting untuk menjaga tekanan tetap konstan,
sehingga mampu mengurangi peningkatan tekanan intrakranial yang ekstrim dan
kecenderungan untuk terjadinya vasospasme pada kasus seperti subarachnoid hemorrhage.
Syndrome of Inappropriate Antidiuretic Hormone (SIADH) adalah keadaan yang disebabkan oleh
sekresi hormon antidiuretik (ADH) berlebihan. ADH dalam kadar tinggi, akan meningkatkan
reabsorpsi air di ginjal. Gejala ini ditandai oleh hiponatremia, hipoosmolalitas plasma,
osmolalitas air kemih kurang dari 100 mOsm/kg, peningkatan kadar natrium air kemih,
euvolemia, dengan fungsi ginjal, adrenal, dan tiroid yang normal. SIADH dapat diakibatkan
oleh keganasan pada ADH, drug induce, jejas (lesi) jaras baroreseptor, dan penyebab lainnya.
Lalu Diabetes insipidus terjadi bila tubuh kekurangan ADH atau bila kerja ADH
terganggu. Dengan kata lain, semua kondisi yang menyebabkan kekurangan atau
gangguan pada hormon tersebut dapat memicu diabetes insipidus

Anda mungkin juga menyukai