3.
Berat badan dilihat dari Indeks Masa Tubuh (IMT) diperoleh dengan memperhitungkan
berat badan sebelum hamil dalam kilogram dibagi tinggi badan dalam meter kuadrad.
20-24,9 Normal
Pada kunjungan
TT 1 - -
antenatal pertama
25 tahun/
TT5 1 tahun setelah TT 4 99%
seumur hidup
*) artinya dalam waktu 3 tahun Wanita Usia Subur (WUS) tersebut melahirkan maka bayi yang
dilahirkan akan terlindung dari tetanus neonaturum.
4. Syarat persalinan
Penilaian persalinan merupakan hak dari ibu dan keluarga . ibu boleh memilih siapa yang
mendampingi pada saat persalinan. Meskipun begitu ibu dan keluarga harus memperhatikan
syarat-syarat persalinan, diantaranya adalah sebagai berikut :
Adanya bidan terlatih melakukan pertolongan persalianan
Bidan harus memberikan penjelasan tentang seluruh proses persalinan dan kemungkinan
persalinan
Bidan dipanggil bilamana ibu mulai merasakan kontraksi atau air ketuban pecah
Tersedianya ruangan hangat,bersih dan sehat
Ibu mempunyai Kartu Menuju Sehat (KMS) ibu hamil dan kartu KIA
Tersedianya sistem rujukan untuk penanganan kegawatdaruratan obstetri
Adanya kesepakatan atau informed consent anatara bidan dengan ibu/keluarga
Tersedia alat transportasi untuk merujuk
Tersedia peralatan yang lengkap dan berfungsi
2.4 Proses persalinan
Proses yang harus dilalui pada saat melakukan persalinan adalah sebagai berikut :
Bidan mengatur pertemuan dengan ibu ,suami dan keluarga
Memperhatikan prinsip dari pencegahan infeksi
Melakukan anamnesis yang lengkap tentang riwayat ibu
Menginformasikan secra rinci tentang komplikasi yang kemungkinan akan terjadi
Apabila persalinan dilakukan didaerah terpencil,maka tindakan yang dapat dilakukan
adalah sebagai berikut :
Beritahukan perlengkapan yang diperlukan
Sediakan obat-obatan yang dibutuhkan
Mengatur siapa yang dipilih ibu sebagai pendamping
Memberitahu tanda-tanda apabila kan mmanggil bidan
Memberitahu bagaimana,dilamana,dan dimana untuk merujuk
Persiapkan transfusi darah
Mengatur transportasi apabila akan merujuk
2.5 Persiapan persalinan
Persiapan pertolongan persalinan meliputi persiapan keluarga, tempat pertolongan
persalinan ,serta perlengkapan peralatan.
Persiapan keluarga
Keluarga telah mengambil keputusan bahwa persalainan dilakukan dirumah, keluarga
memberikan masukan atau ide dan tersedia / mampu memberikan dukungan yang
diperlukan
Kegitan rumah tangga secara rinci perlu dibahas untuk membentuk jaringan kerja,yaitu
siapa yang mengurus anak-anak yang lain.
2.6 Persiapan peralatan
Perlengkapan peralatan yang harus disiapkan untuk melakukan persalinan meliputi komponen-
komponen berikut ini.
Persiapan untuk pertolongan persalinan
Waskom
Sabun cuci
Handuk kering dan bersih
Selimut
Pakaian ganti
Pembalut
Lampu
Persiapan untuk bayi:
Handuk bayi
Tempat tidur bayi
Botol air panas untuk menghangatkan alas
Pakaian bayi
Selimut ba
bertujuan untuk memberikan pelayanan kebidanan yang memadai dalam pertolongan persalinan
yang bersih dan aman. Ada tugas dan proses/langkah-langkah yang harus dilalui dalam
memberikan asuhan persalinan pada kala I. Tugas dan proses tersebut seperti yang dijabarkan
dibawah ini :
Ibu nifas sebaiknya paling sedikit melakukan 4 kali kunjungan masa nifas, dilakukan
untuk menilai keadaan ibu dan bayi baru lahir dan untuk mencegah, mendeteksi dan menangani
masalah-masalah yang terjadi. Dimana hal ini dilakukan untuk menjaga kesehatan ibu dan
bayinya, baik fisik maupun psikologi, melaksanakan skrining yang komprehensif, mendeteksi
masalah, mengobati atau merujuk bila terjadi komplikasi pada ibu maupun bayinya, memberikan
pendidikan kesehatan tentang perawatan kesehatan diri, nutrisi, keluarga berencana, menyusui,
pemberian imunisasi kepada bayinya dan perawatan bayi sehat, serta memberikan pelayanan
keluarga berencana.
Namun dalam pelaksanaan kunjungan masa nifas sangat jarang terwujud dikarenakan
oleh beberapa faktor diantaranya yaitu faktor fisik dan lingkungan ibu yang biasanya ibu
mengalami keletihan setelah proses persalinan dan membutuhkan waktu yang cukup lama untuk
beristirahat, sehingga mereka enggan untuk melakukan kunjungan nifas kecuali bila tenaga
kesehatan dalam hal ini bidan yang melakukan pertolongan persalinan datang melakukan
kunjungan ke rumah ibu. Dilihat dari faktor lingkungan dan keluarga juga berpengaruh dimana
biasanya ibu setelah melahirkan tidak dianjurkan untuk berpergian sendiri tanpa ada yang
menemani sehingga ibu memiliki kesulitan untuk menyesuaikan waktu dengan anggota keluarga
yang bersedia untuk mengantar ibu melakukan kunjungan nifas.
Asuhan post partum di rumah difokuskan pada pengkajian, penyuluhan dan konseling.
Dalam memberikan asuhan kebidanan di rumah bidan dan keluarga diupayakan dapat
berinteraksi dalam suasana yang respek dan kekeluargaan. Tantangan yang dihadapi bidan dalam
melakukan pengkajian dan peningkatan perawatan pada ibu dan bayi di rumah pada
pelaksanaannya dapat berjalan dengan baik, sehingga bidan akan memberi banyak kesempatan
untuk menggunakan keahlian berpikir secara kritis untuk meningkatkan suatu pikiran kreatif
perawatan bersama keluarga.
Sebelum bidan melakukan kunjungan rumah (home visit), ada beberapa hal yang
tentunya harus benar-benar diperhatikan. Diantaranya adalah sebagai berikut :
Merencanakan kunjungan rumah dalam waktu tidak lebih dari 24-48 jam setelah
kepulangan klien ke rumah
Pastikan keluarga telah mengetahui rencana mengenai kunjungan rumah dan waktu
kunjungan bidan ke rumah telah direncanakan bersama anggota keluarga.
Menjelaskan maksud dan tujuan kunjungan.
Keamanan merupakan hal yang harus dipikirkan oleh bidan. Tindakan kewaspadaan ini
dapat meliputi:
ASI : bidan mendorong pasien untuk memberikan ASI secara eksklusif, cara menyatukan
mulut bayi dengan putting susu, merubah-rubah posisi, mengetahui cara memerah ASI
dengan tangan seperlunya, atau dengan metode-metode untuk mencegah nyeri putting dan
perawatan putting susu.
Perdarahan : bidan mengkaji warna dan banyaknya atau jumlah yang semestinya, adakah
tanda-tanda perdarahan yang berlebihan, yaitu: nadi cepat dan suhu naik, uterus tidak keras
dan TFU menaik,kaji pasien apakah bisa memasase uterus dan ajari cara memasase uterus
agar uterus bisa mengeras. Periksa pembalut untuk memastikan tidak ada darah berlebihan.
Involusi uterus : bidan mengkaji involusi uterus dan beri penjelasan pada pasien mengenai
involusi uterus.
Pembahasan tentang kelahiran : kaji perasaan ibu dan adakah pertanyaan tentang proses
tersebut.
Bidan mendorong ibu untuk memperkuat ikatan batin antara ibu dan bayi (keluarga),
pentingnya sentuhan fisik, komunikasi dan rangsangan.
Bidan memberikan penyuluhan mengenai tanda-tanda bahaya baik bagi ibu maupun bayi
dan rencana menghadapi keadaan darurat.
Diet
Bidan memberikan informasi tentang makanan yang seimbang, seperti :
Kalori
kalori sepanjang 3 bulan pertama post partum mencapai 750-800 Kkal jika laktasi
berlangsung lebih dari 3 bulan, selama itu pula berat badan ibu akan menurun yang
berarti jumlah kalori tambahan harus ditingkatkan agar produksi ASI seimbang untuk
bayi. Mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung kalori seperti : daging sapi,
ayam, buah-buahan.
Protein
Selama menyusui ibu memerlukan tambahan protein diatas kebutuhan normal yaitu
50gram/hari. Dasar ketentuannya adalah setiap 100 ml ASI mengandung 1,2 gram
protein, dengan demikian 830 ml ASI mengandung 10gram protein. Contoh makanan
yang mengandung protein yaitu : Ikan salmon, telur, kentang, daging, kacang-
kacangan, produk kedelai, tahu, tempe, buncis dan lain-lain. Makanan diatas
mengandung banyak protein yang berguna untuk penambahan berat badan bayi
melalui ASI yang diminum oleh bayi.
Asam Lemak
Makanan yang mengandung asam lemak Omega 3 yang terdapat dalam ikan kakap
dan tongkol, Asam ini diubah menjadi DHA yang dikeluarkan melalui ASI berfungsi
sebagai nutrisi pematangan sel otak bayi.
Kalsium
Banyak terdapat pada susu, keju, teri dan kacang-kacangan yang dikeluarkan melalui
ASI berfungsi membantu perkembangan tulang bayi. Kebutuhan kalsium perhari
selama masa laktasi adalan 0,5-1gram/hari
Zat Besi
Banyak terkandung pada sayur-sayuran hijau tua seperti bayam, daun ubi kayu, daun
katuk yang berfungsi untuk mencegah anemia pada ibu dimasa menyusui dan
memperlancar produksi ASI, dibutuhkan 20gram zat besi/hari.
Asam folat
Banyak terkandung pada jeruk, alpukat, asparagus, roti gandum yang berfungsi
untuk membantu perkembangan/pertumbuhan otak bayi melalui ASI yang
diminumnya.
Vitamin C
Banyak terdapat pada buah-buahan yang berwarna kuning kemerahan seperti wortel,
tomat, jeruk, mangga,sirsak, apel yang berfungsi sebagai anti oksidan dan dapat
membantu perkembangan otak bayi serta sebagai pembantu absorbsi zat besi didalam
tubuh.
Cairan dan mineral
Kebutuhan cairan yang harus dikonsumsi ibu sebanyak 3 liter/hari dengan asumsi 1
liter setiap 8jam dalam beberapa kali minum terutama setelah selesai
menyusui.Selama menyusui ibu sangat dianjurkan untuk mengkonsumsi banyak
sayuran dan buahan yang mengandung serat seperti : papaya, pisang, bayam,
kangkung dll agar ibu terhindar dari konstipasi dan berguna untuk menambah
produksi ASI ibu.
Kebersihan atau perawatan diri sendiri
Bidan menganjurkan pasien untuk menjaga kebersihan diri, terutama putting susu dan
perineum karena sangat sering terjadi infeksi pada bagian perineum jika hyginie ibu
kurang dan terjadi lecet pada putting sehingga bisa menyebabkan peradangan pada
putting susu jika ibu tidak dapat merawat putting susu nya dengan baik.
Berikut langkah-langkah dalam perawatan kebersihan diri ibu post partum dirumah :
Anjurkan ibu untuk menjaga kebersihan seluruh tubuh, baik bayi maupun ibu dengan
tujuan agar terhindar dari resiko infeksi dan alergi kulit pada bayi.
Anjurkan ibu untuk membersihkan daerah genitalia dengan sabun dan air bersih, ajarkan
ibu cara membersihkan nya dengan cara dibersihkan dari vulva terlebih dahulu dari arah
depan kebelakang dengan hati-hati.
Ajarkan ibu untuk mengganti pembalut setiap terasa penuh serta membersihkan kembali
daerah genetalia pada saat mengganti pembalut.
Ajarkan ibu untuk mencui tangan den gaan sabun sebelum dan sesudah membersihkan
daerah genetalia nya.
Jika ibu ada luka karena episiotomy maka ingatkan ibu untuk tidak menyentuh daerah
luka agar tidak terjadi infeksi sekunder.
Senam
Bidan mengajarkan senam kegel serta senam perut yang ringan tergatung pada kondisi
ibu dan tingkat diastasis. Senam ini bertujuan untuk mengembalikan kekencangan otot-
otot abdomen dan otot panggul serta membantu memperlancar peredaran darah ibu dan
lebih menyehatkan ibu selama masa nifas.
Kebutuhan akan istirahat
Bidan menganjurkan pasien untuk cukup tidur ketika bayi sedang tidur, meminta
bantuan anggota keluarga untuk mengurus pekerjaan rumah tangga.
Pengkajian adanya tanda-tanda post partum blues
Bidan melakukan pengkajian seperti ; ibu tidak peduli dengan bayinya, ibu menyendiri,
terlihat seperti cemas, menangis tiba-tiba dan ibu kehilangan nafsu makan, status
emosional ibu tidak stabil, perasaan takut dan lelah.
Keluarga berencana
Bidan melakukan pembicaran awal kepada ibu mengenai tentang kembalinya masa subur
dan melanjutkan hubungan seksual setelah selesai masa nifas, kebutuhan akan
pengendalian kehamilan dan penjelasan mengenai metode kontrasepsi seperti Metode
Amenorea Laktasi selama 6 bulan post partum.
Tanda-tanda bahaya
Bidan memberitahu kapan dan bagaimana menghubungi bidan jika ada tanda-tanda
bahaya seperti ; perdarahan abnormal, sakit kepala berat, pandangan kabur, kaku kuduk,
nyeri abdomen bagian bawah, pengeluaran lochea yang abnormal, oedema pada
kaki/tangan, demam, muntah serta rasa sakit saat BAK & BAB, payudaraa bengkak,
anoreksia dalam waktu yang lama, merasa letih dan nafas sesak, kejang. misalnya pada
ibu dengan riwayat pre-eklampsi atau resiko eklampsia memerlukan penekanan pada
tanda-tanda bahaya dari pre-eklampsi atau eklampsia.
Perjanjian untuk pertemuan berikutnya
Jelaskan kepada ibu bahwa akan ada kunjungan ulang oleh bidan agar terjadi
kesepakatan antara pasien dan bidan.
Kunjungan 3 ( 2-4 minggu setelah persalinan)
Pada kunjungan 2 minggu post partumdimana untuk teknis pemeriksaannya samapersis
dengan pemeriksaan pada kunjungan yang kedua. Pada kunjungan ini fokus yang dilakukan
adalah menilai sejauh mana seorang ibu dapat melewati perubahan dan tanggung jawab baru
sebagai orang tua. Pada kunjungan ini bidan mengobservasi interaksi ibu dan bayinya dan
respoinsivitasnya terhadap kebutuhan bayi.Setiap kontak dengan ibu merupakan kesempatan
untuk berbagi mengenai perkembangan bayi, mendiskusikan tentang keamanan, stimulasi bayi,
dan keterampilan sebagai orang tua serta mendiskusikan tentang imunisasi pada kunjungan ini
merupakan waktu yang efektif untuk memotivasi ibu menyusui dan mengatasi setiap masalah
menyusui.
APGAR skor
Nilai
Pengkajian
0 1 2
Denyut jantung Tidak ada Lambat, < 100 > 100
Usaha Tidak ada Lambat, tidak teratur Mengangis bagus
pernafasan
Keadaan otot Lembut Sebagian ekstremitas Bergerak aktif
lemah
Refleks Tidak ada Meringis Menangis dengan
keras
Warna Biru, pucat Tubuh merah muda, kaki Seluruh tubuh merah
dan tangan biru muda
Perawatan rutin
Ajarkan orang tua cara merawat bayi mereka dan perawatan harian untuk bayi bayi baru
lahir.
Beri ASI sesuai dengan kebutuhan setiap 2-3 jam (paling sedikit setiap 4 jam), mulai
dari pertama
Pertahankan agar bayi selalu dengan ibu
Jaga bayi dalam keadaan bersih, hangat dan kering, dengan mengganti popok dan
selimut sesuai dengan keperluan. Pastikan bayi tidak terlalu panas atau terlalu dingin
(dapat menyebabkan dehidrasi, ingat bahwa pengaturan suhu bayi masih dalam
perkembangan). Apa saja yang dimasukkan ke dalam mulut bayi harus selalu bersih
Jaga tali pusat dalam keadaan bersih dan kering
Peganglah, sayangi dan nikmati kehidupan bersama bayi
Awasi masalah dan kesulitan pada bayi dan minta bantuan jika perlu
Jaga keamanan bayi terhadap trauma dan penyakit/infeksi
Ukur suhu tubuh bayi, jika bayi tampak sakit atau menyusu kurang