Anda di halaman 1dari 23

1.

Tujuan asuhan antenatal

Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan serta pertumbuhan dan


perkembangan bayi
Mendeteksi adanya komplikasi yang dapat mengancam jiwa ibu dan janin
Merencanakan asuhan khusus sesuai dengan kebutuhan
Mempersiapkan persalinan serta kesiagaan dalam menghadapi komplikasi
Mempersiapkan masa nifas dan pemberian ASI eksklusif

2. Standar 4 : pemeriksaan dan pematauan antenatal

Bidan memberikan sedikitnya 4 kali pelayanan antenatal. Pemeriksaan meliputi anamnesis


dan pemantauan ibu dan janin dengan seksama untuk menilai apakah perkembangan berlangsung
normal. Bidan juga harus mengenal kehamilan risti/kelainan, khususnya anemia, kurang gizi,
hipertensi, PMS/infeksi HIV; memberikan pelayanan imunisasi, nasehat dan penyuluhan
kesehatan serta tugas terkait lainnya yang diberikan oleh puskesmas. Mereka harus dapat
mencatat data yang tepat pada setiap kunjungan. Bila ditemukan kelainan, mereka harus mampu
mengambil tindakan yang diperlukan dan merujuknya untuk tindakan selanjutnya.

Hasil yang diharapkan adalah :

Ibu hamil mendapatkan pelayanan antenatal minimal 4x selama kehamilan.


Meningkatnya pemanfaatan jasa bidan oleh masyarakat.
Deteksi dini dan penanganan komplikasi kehamilan.
Ibu hamil, suami, keluarga dan masyarakat mengetahui tanda bahaya kehamilan dan tahu
apa yang harus dilakukan.
Mengurus transportasi rujukan jika sewaktu-waktu terjadi kedaruratan.

3.

2.4 Pelayanan atau Asuhan Standar Minimal “14T”

Timbang berat badan dan pengukuran tinggi badan


Total pertambahan berat badan pada kehamilan yang normal 11,5 sampai 16 kg. Adapun
tinggi badan menentukan ukuran panggul ibu, ukuran normal tinggi badan yang baik untuk ibu
hamil yaitu lebih dari 145 cm (Rukiyah, 2009 : 7).

Berat badan dilihat dari Indeks Masa Tubuh (IMT) diperoleh dengan memperhitungkan
berat badan sebelum hamil dalam kilogram dibagi tinggi badan dalam meter kuadrad.

Indikator Penilaian Untuk IMT

Nilai IMT Katagori

Kurang dari 20 Di bawah normal

20-24,9 Normal

25-29,9 Gemuk/Lebih dari normal

Over 30 Sangat gemuk

Sumber : Kusmiyati (2009 : 85)

Ukur tekanan darah


Tekanan darah ibu harus diperiksa setiap kali pemeriksaan kehamilan. Tekanan darah sistolik
140 mmHg atau diastolik 90 mmHg pada saat awal pemeriksaan dapat mengindikasi potensi
hipertensi (Rukiyah, 2009 : 7).

Ukur tinggi fundus uteri


Apabila usia kehamilan dibawah 24 minggu pengukuran dilakukan dengan jari, tetapi
apabila kehamilan diatas 24 minggu memakai pengukuran Mc. Donald yaitu dengan cara
mengukur tinggi fundus memakai cm dari atas simfisis ke fundus uteri. Tinggi fundus uteri dapat
menentukan usia kehamilan (Rukiyah, 2009 : 7).

Pemberian imunisasi Tetanus Toksoid (TT)


Pemberian imunisasi tetanus toksoid pada kehamilan umumnya diberikan 2 kali, imunisasi
pertama diberikan pada usia kehamilan 16 minggu untuk yang kedua diberikan 4 minggu
kemudian (Rukiyah, 2009 : 7).

Jadwal Pemberian Imunisasi TT


Interval (selang waktu Lama
Antigen Perlindungan
minimal) Perlindungan

Pada kunjungan
TT 1 - -
antenatal pertama

TT 2 4 minggu setelah TT 1 3 tahun *) 80%

TT 3 6 bulan setelah TT 2 5 tahun 95%

TT 4 1 tahun setelah TT 3 10 tahun 95%

25 tahun/
TT5 1 tahun setelah TT 4 99%
seumur hidup

Sumber : Kusmiyati (2009 : 169)

*) artinya dalam waktu 3 tahun Wanita Usia Subur (WUS) tersebut melahirkan maka bayi yang
dilahirkan akan terlindung dari tetanus neonaturum.

Pemberian tablet besi minimal 90 tablet selama kehamilan


Sulfas Ferosus (SF) diberikan satu tablet sehari sesegera mungkin setelah rasa mual hilang,
diberikan sebanyak 90 tablet selama masa kehamilan (Rukiyah, 2009 : 7).

Pemeriksaan Hemoglobin (Hb)


Pemeriksaan Hemoglobin sangat dibutuhkan untuk ibu hamil karena bermanfaat untuk
mengetahui kemungkinan adanya anemia pada ibu hamil. Normal Hb untuk ibu hamil adalah >
11 gr%.

Pemeriksaan Veneral Disease Research Laboratory (VDRL)


Pemeriksaan VDRL dapat digunakan untuk memeriksakan kemungkinan adanya penyakit
menular seksual pada ibu hamil seperti sifilis.

Perawatan payudara, senam payudara dan pijat tekan payudara


Perawatan payudara diperlukan untuk ibu hamil guna mempersiapkan payudara untuk
menyusui terutama pada ibu yang mempunyai payudara rata dan datar.

Pemeliharaan Tingkat Kebugaran atau Senam Hamil


Senam hamil dapat dimulai pada usia kehamilan diatas 22 minggu. Senam pada ibu hamil
sangat berguna untuk mempertahankan dan meningkatkan kesehatan fisik ibu hamil,
memperlancar peredaran darah, mengurangi keluhan kram atau pegal-pegal dan mempersiapkan
pernafasan, aktivitas otot dan panggul untuk menghadapi proses persalinan.

Temu wicara dalam rangka persiapan rujukan


Mencakup tentang komunikasi, informasi dan edukasi yang dilakukan oleh bidan kepada ibu
hamil yang bertujuan untuk memberikan pelayanan antenatal berkualitas dan dapat memotivasi
agar ibu hamil memeriksa kehamilannya sejak dini untuk mendeteksi dini komplikasi kehamilan.

Pemeriksaan protein urin


Pemeriksaan protein urin berguna untuk mengetahui adanya penyakit pre-eklampsia pada
ibu hamil.

Pemeriksaan reduksi urin


Pemeriksaan reduksi urin berguna untuk mengetahui adanya kadar glukosa pada urin ibu
hamil, apabila hasil pemeriksaan reduksi urin pada ibu hamil positif maka kemungkinan besar
ibu mengalami diabetes gestasional.

Pemberian terapi kapsul yodium untuk daerah endemis gondok


Pemberian terapi anti malaria untuk daerah endemis malaria.
(http://myhistorykpd.blogspot.co.id/2015/07/pelayanan-14-t-dalam-asuhan-kebidanan_93.html)

4. Syarat persalinan
Penilaian persalinan merupakan hak dari ibu dan keluarga . ibu boleh memilih siapa yang
mendampingi pada saat persalinan. Meskipun begitu ibu dan keluarga harus memperhatikan
syarat-syarat persalinan, diantaranya adalah sebagai berikut :
Adanya bidan terlatih melakukan pertolongan persalianan
Bidan harus memberikan penjelasan tentang seluruh proses persalinan dan kemungkinan
persalinan
Bidan dipanggil bilamana ibu mulai merasakan kontraksi atau air ketuban pecah
Tersedianya ruangan hangat,bersih dan sehat
Ibu mempunyai Kartu Menuju Sehat (KMS) ibu hamil dan kartu KIA
Tersedianya sistem rujukan untuk penanganan kegawatdaruratan obstetri
Adanya kesepakatan atau informed consent anatara bidan dengan ibu/keluarga
Tersedia alat transportasi untuk merujuk
Tersedia peralatan yang lengkap dan berfungsi
2.4 Proses persalinan
Proses yang harus dilalui pada saat melakukan persalinan adalah sebagai berikut :
Bidan mengatur pertemuan dengan ibu ,suami dan keluarga
Memperhatikan prinsip dari pencegahan infeksi
Melakukan anamnesis yang lengkap tentang riwayat ibu
Menginformasikan secra rinci tentang komplikasi yang kemungkinan akan terjadi
Apabila persalinan dilakukan didaerah terpencil,maka tindakan yang dapat dilakukan
adalah sebagai berikut :
Beritahukan perlengkapan yang diperlukan
Sediakan obat-obatan yang dibutuhkan
Mengatur siapa yang dipilih ibu sebagai pendamping
Memberitahu tanda-tanda apabila kan mmanggil bidan
Memberitahu bagaimana,dilamana,dan dimana untuk merujuk
Persiapkan transfusi darah
Mengatur transportasi apabila akan merujuk
2.5 Persiapan persalinan
Persiapan pertolongan persalinan meliputi persiapan keluarga, tempat pertolongan
persalinan ,serta perlengkapan peralatan.
Persiapan keluarga
Keluarga telah mengambil keputusan bahwa persalainan dilakukan dirumah, keluarga
memberikan masukan atau ide dan tersedia / mampu memberikan dukungan yang
diperlukan
Kegitan rumah tangga secara rinci perlu dibahas untuk membentuk jaringan kerja,yaitu
siapa yang mengurus anak-anak yang lain.
2.6 Persiapan peralatan
Perlengkapan peralatan yang harus disiapkan untuk melakukan persalinan meliputi komponen-
komponen berikut ini.
Persiapan untuk pertolongan persalinan
Waskom
Sabun cuci
Handuk kering dan bersih
Selimut
Pakaian ganti
Pembalut
Lampu
Persiapan untuk bayi:
Handuk bayi
Tempat tidur bayi
Botol air panas untuk menghangatkan alas
Pakaian bayi
Selimut ba

pemberian asuhan kala I

bertujuan untuk memberikan pelayanan kebidanan yang memadai dalam pertolongan persalinan
yang bersih dan aman. Ada tugas dan proses/langkah-langkah yang harus dilalui dalam
memberikan asuhan persalinan pada kala I. Tugas dan proses tersebut seperti yang dijabarkan
dibawah ini :

Melakukan penilaian secra tepat kapan persalinan dimulai


Mampu meberikan asuhan yang memadai dengan memperhatikan kebutuhan ibu.
Terampil dalam melakukan pertolongan persalinan
Menghargai hak dan pribadi ibu serta tradisi setempat
Mengizinkan adanya pendamping
Sebelum bidan melakukan manejemen asuhan kala I,bidan perlu mengingat tentang
konsep sayang ibu, rujuk apabila partograf melewati garis waspada atau ada kejadian-
kejadian penting lain,serta lakukan observasi ketat apabila didapatkan penyimpangan
dalam partograf :
Langkah –klangkah asuhan intranatal kala I :
Mengizinkan ibu memilih pendamping persalinan
Memperhatikan proses pencegahan infeksi
Melakukan anamnesis secara lengkap tentang kehamilan ibu
Melakukan pemeriksaan fisik secara lengkap
Melakukan pemeriksaan sesuai kebutuhan atau indikasi
Melakukan pemantauan kemajuan persalinan dengan menggunakan partograf
Dokumentasi secara lengkap semua kejadian dalam lembar observasi dan partograf
Berikan dukungan moral pada ibu,suami dan keluarga
Melibatkan keluarga secara aktif dalam proses persalianan
Jelaskan proses perslinan yang sedang berlangsung dan beritahu setiap kemajuan
Lakukan manejemen nyeri nonfarmakologi ( masase punggung,relaksasi,dan lain-lain )
Lakukan persiapan untuk pertolongan persalinan
Asuhan persalinan kala II
Menejemen asuhan persalianan kala II bertujuan untuk memastikan proses persalinan
aman,baik untuk ibu maupun bayi . tugas yang harus dikerjakan bidan dalam asuhan
persalinan kala II adalah sebagai berikut :
Melakukan asuhan pertolongan yang bersih dan aman
Menghargai hak ibu sebagai pribdi
Menghargai tradisi setempat
Mengizinkan ibu untuk memilih pwndamping persalinan
Langkah-langkah asuhan intranatal kala II yaitu sebagai berikut :
Berikan pendamping dan hargai ibu selama proses persalinan
Memastikan tersedianya rungan dan peralatan yang dibutuhkan
Cuci tangan dengan air mengalir sebelum dan setelah melakukan tindakan
Bantu ibu dalam memilih posisi yang dipilih
Kosongkan kandung kemih setiap 2 jam
Anjurkan ibu untuk mrngejan hanya jika ada dorongan untuk mengejan
Berikan pujian pada ibu
Berikan minum yang mengandung gula,pada saat tidak ada his
Lakukan observasi ketat denyut jantung janin setiap tidak ada his,apabila terjadi gawat
janin percepat persalinan dengan melakukan episiotomi
Hindari pergangan vagina secara manual
Lakukan pertolongan persalinan sesuai dengan standar normal
Apabila rektum ibu mengeluarkan fases,bersihkan dengan air bersih
Lakukan inisiasi menyesui dini
Berikan injeksi vitamin K pada paha bayi
Berikan salep mata pada bayi
Dokumentasi secara lengkap semua temuan
Hal –hal yang menjadi perhtian bidan pada saat memberikan asuhan intranatal kala II
antara lain sebagai berikut :
Hindari untuk meminta ibu mengjan jika dalam posisi terlentang
Ingat tiga bersih yaitu alat bersih,tempat bersih,peningkatan dan pemotongan tali pusat
Pimpin ibu mengejan apabila da keinginan untuk mengejan
Hindari untuk intervensi apabila tidak dibutuhkan
Terapkan konsep sayang ibu
Lakukan pengambilan keputusan segera mungkin apabila diperlukan rujukan

Asuhan persalinan kala III


Asuhan persalinan pada kala III merupakan hal penting , mengingat salah satu
penyebab kematian ibu adalah perdarahan. Oleh karena itu,dalam asuhan kala III ada
beberapa syarat yang harus dipenuhi, yaitu bidan sebagai penolong persalinan harus terlatih
dan terampil melakukan manajemen aktif kala III. Tersedia peralatan dan perlengkapan
menajemen aktof kala III dan pencegahan infeksi,tersedia obat-obatan dan metode efektif
untuk penyimpanan, serta sistem rujukan untuk kegawatdaruratan obstetri yang efektif.
Asuhan persalinan kala III diberikan dengan tujuan untuk membantu mngeluarkan plasenta
dan selaput janin secara lengkap,mengurangi kejadian perdarahan pasa-salin memperpendek
kala III,mencegah terjadinya komplikasi ,dan mencegah terjadinyaretensio plasenta. Dalam
hal ini bidan mempunyai tugas rutin,yaitu melakukan penatalaksanaan aktif persalinan kala III
( menajemen aktif kala III)
Hal-hal yang menjadi perhatian bidan pada saat memberikan asuhan intranatal kala III sebagai
berikut :
Penyimpana oksitosin harus dalam lemari es pada suhu 2-8 derajat dan hindarkan
cahaya secara langsung
Pada suhu 30 derajat oksitosin dapat bertahan salama 1 bulan ,pada suhu 40 derajat
oksitosin dapat bertahan sampai 2 minggu
Tidak dianjurkan untuk memberikan ergomentrin atau metergin sebelum bayi lahir
Tanda- tanda pelepasan plasenta adalah fundus naik dan berkontraksi dengan
baik,keluarnya darah dari vagina,serta talipusat memanjang
Pada saat melahirkan plasenta ,jangan mendorong fundus dan menarik tali pusat secara
berlebihan
Lakukan peregangan tali pusat dengan hati-hati
Hentikan peregangan tali pusat apabila ibu mengeluh nyeri atau tali pusat tertahan
Apabila merasa tidak yakin plasenta dapat dilahirkn dangan lengkap,ikuti prosedur tetap
pelaksanaan plasenta rest,bila perlu rujuk
Asuhan persalinan kala IV
Asuhan persalinan kala IV
merupakan asuhan yang mencangkup pada pengawasan satu sampai dua jam setalah
plasenta lahir. Pada kala ini tidak menutup kemungkinan terjadi perdarahan dan atonia uteri.
Kehilangan darah biasanya dikarenakan pelepasan plasenta atau robekan serviks dan
perinium. Jumlah drah yang keluar karus di ukur ( 1 bengkok = ± 500 cc), apaila jumlah
perdarahan lebih dari 500 cc harus dicara penyebabnya.
Hal-hal yang hrus diperhatikan pada asuhan kala IV, yaitu sebagai berikut,
Kontraksi uterus
Perdarahan
Kantong kemih
Adanya luka
Keadaan plasenta dan selaputnya harus lengkap
Tanda-tanda vital pada bayi
Asuhan pada kegawatdaruratan persalinan dikomunitas
Persalinan merupakan proses alamiah, akan tetapi dalam prosesnya tidak menutup
kemungkinan terjadi komplikasi-komplikasi atau kegawatdaruratan. Beberapa tindakan
yang harus dilakukan bidan apabila menghadapi kasus kegawatdaruratan persalinan
adalah sebagai berikut:
Jangan menunda-nunda untuk melakukan rujukan
Mengenali masalah dan memberikan intruksi dengan cepat
Selama proses merujuk atau menunggu kedatangan dokter, lakukan pendampingan secara
terus-menerus. Tetap berada di samping ibu dan berikan pertolongan kegawatdarurayan
secara tepat.
Lakukan observasi dan catat denyut nadi setiap 5 menit dan tekanan darah setiap 15
menit
Rujuk dengan segera apabila terjadi fetal distress atau persalinan memanjang
Apabila memungkingkan, minta bantuan teman untuk mencatat riwayat kasus dengan
singkat.

8. JadwalKunjungan Rumah Pada Masa Post Partum

Ibu nifas sebaiknya paling sedikit melakukan 4 kali kunjungan masa nifas, dilakukan
untuk menilai keadaan ibu dan bayi baru lahir dan untuk mencegah, mendeteksi dan menangani
masalah-masalah yang terjadi. Dimana hal ini dilakukan untuk menjaga kesehatan ibu dan
bayinya, baik fisik maupun psikologi, melaksanakan skrining yang komprehensif, mendeteksi
masalah, mengobati atau merujuk bila terjadi komplikasi pada ibu maupun bayinya, memberikan
pendidikan kesehatan tentang perawatan kesehatan diri, nutrisi, keluarga berencana, menyusui,
pemberian imunisasi kepada bayinya dan perawatan bayi sehat, serta memberikan pelayanan
keluarga berencana.

Namun dalam pelaksanaan kunjungan masa nifas sangat jarang terwujud dikarenakan
oleh beberapa faktor diantaranya yaitu faktor fisik dan lingkungan ibu yang biasanya ibu
mengalami keletihan setelah proses persalinan dan membutuhkan waktu yang cukup lama untuk
beristirahat, sehingga mereka enggan untuk melakukan kunjungan nifas kecuali bila tenaga
kesehatan dalam hal ini bidan yang melakukan pertolongan persalinan datang melakukan
kunjungan ke rumah ibu. Dilihat dari faktor lingkungan dan keluarga juga berpengaruh dimana
biasanya ibu setelah melahirkan tidak dianjurkan untuk berpergian sendiri tanpa ada yang
menemani sehingga ibu memiliki kesulitan untuk menyesuaikan waktu dengan anggota keluarga
yang bersedia untuk mengantar ibu melakukan kunjungan nifas.

Asuhan post partum di rumah difokuskan pada pengkajian, penyuluhan dan konseling.
Dalam memberikan asuhan kebidanan di rumah bidan dan keluarga diupayakan dapat
berinteraksi dalam suasana yang respek dan kekeluargaan. Tantangan yang dihadapi bidan dalam
melakukan pengkajian dan peningkatan perawatan pada ibu dan bayi di rumah pada
pelaksanaannya dapat berjalan dengan baik, sehingga bidan akan memberi banyak kesempatan
untuk menggunakan keahlian berpikir secara kritis untuk meningkatkan suatu pikiran kreatif
perawatan bersama keluarga.

2.5 Perencanaan Kunjungan Rumah

Sebelum bidan melakukan kunjungan rumah (home visit), ada beberapa hal yang
tentunya harus benar-benar diperhatikan. Diantaranya adalah sebagai berikut :

Merencanakan kunjungan rumah dalam waktu tidak lebih dari 24-48 jam setelah
kepulangan klien ke rumah
Pastikan keluarga telah mengetahui rencana mengenai kunjungan rumah dan waktu
kunjungan bidan ke rumah telah direncanakan bersama anggota keluarga.
Menjelaskan maksud dan tujuan kunjungan.
Keamanan merupakan hal yang harus dipikirkan oleh bidan. Tindakan kewaspadaan ini
dapat meliputi:

Mengetahui dengan jelas alamat yang lengkap arah rumah klien.


Gambar rute alamat klien dengan peta sebelum berangkat perhatikan keadaan disekitar
lingkungan rumah klien.
Beritahu rekan kerja anda ketika anda pergi untuk kunjungan.
Beri kabar kepada rekan anda segera setelah kunjungan selesai.
Kesehatan ibu merupakan komponen yang sangat penting dalam kesehatan reproduksi
karena seluruh komponen yang lain sangat dipengaruhi oleh kesehatan ibu. Apabila ibu sehat
maka akan menghasilkan bayi yang sehat yang akan menjadi generasi kuat. Ibu yang sehat
juga menciptakan keluarga sehat dan bahagia.

2.6 Jadwal Kunjungan Rumah


Bidan terjadwal melakukan kunjungan rumah paling sedikit 4 kali, yaitu diantaranya :

Kunjungan 1 (6-8 jam setelah persalinan)


Kunjungan pertama dilakukan setelah 6-8 jam setelah persalinan, jika memang ibu
melahirkan dirumahnya. Kunjungan dilakukan karena untuk jam-jam pertama pasca
persalinan keadaan ibu masih rawan dan perlu mendapatkan perawatan serta perhatian
ekstra dari bidan, karena 60% ibu meninggal pada saat masa nifas dan 50% meninggal
pada saat 24 jam pasca persalinan. Tujuan dari dilakukannya kunjungan pertama masa
nifas adalah :Mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri, Memberikan
konseling pada ibu atau salah satu anggota keluarga bagaimana mencegah perdarahan
masa nifas karena atonia uteri, dan menjaga bayi tetap sehat dengan cara mencegah
hipotermi.
Kunjungan pertama meliputi :

ASI : bidan mendorong pasien untuk memberikan ASI secara eksklusif, cara menyatukan
mulut bayi dengan putting susu, merubah-rubah posisi, mengetahui cara memerah ASI
dengan tangan seperlunya, atau dengan metode-metode untuk mencegah nyeri putting dan
perawatan putting susu.
Perdarahan : bidan mengkaji warna dan banyaknya atau jumlah yang semestinya, adakah
tanda-tanda perdarahan yang berlebihan, yaitu: nadi cepat dan suhu naik, uterus tidak keras
dan TFU menaik,kaji pasien apakah bisa memasase uterus dan ajari cara memasase uterus
agar uterus bisa mengeras. Periksa pembalut untuk memastikan tidak ada darah berlebihan.
Involusi uterus : bidan mengkaji involusi uterus dan beri penjelasan pada pasien mengenai
involusi uterus.
Pembahasan tentang kelahiran : kaji perasaan ibu dan adakah pertanyaan tentang proses
tersebut.
Bidan mendorong ibu untuk memperkuat ikatan batin antara ibu dan bayi (keluarga),
pentingnya sentuhan fisik, komunikasi dan rangsangan.
Bidan memberikan penyuluhan mengenai tanda-tanda bahaya baik bagi ibu maupun bayi
dan rencana menghadapi keadaan darurat.

Kunjungan 2 (6 hari setelah persalinan)


Kunjungan kedua dilakukan setelah enam hari pasca persalinan dimana ibu sudah bisa
melakukan aktivitasnya sehari-hari seperti sedia kala.

Kunjungan kedua meliputi :

Diet
Bidan memberikan informasi tentang makanan yang seimbang, seperti :
Kalori
kalori sepanjang 3 bulan pertama post partum mencapai 750-800 Kkal jika laktasi
berlangsung lebih dari 3 bulan, selama itu pula berat badan ibu akan menurun yang
berarti jumlah kalori tambahan harus ditingkatkan agar produksi ASI seimbang untuk
bayi. Mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung kalori seperti : daging sapi,
ayam, buah-buahan.
Protein
Selama menyusui ibu memerlukan tambahan protein diatas kebutuhan normal yaitu
50gram/hari. Dasar ketentuannya adalah setiap 100 ml ASI mengandung 1,2 gram
protein, dengan demikian 830 ml ASI mengandung 10gram protein. Contoh makanan
yang mengandung protein yaitu : Ikan salmon, telur, kentang, daging, kacang-
kacangan, produk kedelai, tahu, tempe, buncis dan lain-lain. Makanan diatas
mengandung banyak protein yang berguna untuk penambahan berat badan bayi
melalui ASI yang diminum oleh bayi.
Asam Lemak
Makanan yang mengandung asam lemak Omega 3 yang terdapat dalam ikan kakap
dan tongkol, Asam ini diubah menjadi DHA yang dikeluarkan melalui ASI berfungsi
sebagai nutrisi pematangan sel otak bayi.
Kalsium
Banyak terdapat pada susu, keju, teri dan kacang-kacangan yang dikeluarkan melalui
ASI berfungsi membantu perkembangan tulang bayi. Kebutuhan kalsium perhari
selama masa laktasi adalan 0,5-1gram/hari
Zat Besi
Banyak terkandung pada sayur-sayuran hijau tua seperti bayam, daun ubi kayu, daun
katuk yang berfungsi untuk mencegah anemia pada ibu dimasa menyusui dan
memperlancar produksi ASI, dibutuhkan 20gram zat besi/hari.
Asam folat
Banyak terkandung pada jeruk, alpukat, asparagus, roti gandum yang berfungsi
untuk membantu perkembangan/pertumbuhan otak bayi melalui ASI yang
diminumnya.
Vitamin C
Banyak terdapat pada buah-buahan yang berwarna kuning kemerahan seperti wortel,
tomat, jeruk, mangga,sirsak, apel yang berfungsi sebagai anti oksidan dan dapat
membantu perkembangan otak bayi serta sebagai pembantu absorbsi zat besi didalam
tubuh.
Cairan dan mineral
Kebutuhan cairan yang harus dikonsumsi ibu sebanyak 3 liter/hari dengan asumsi 1
liter setiap 8jam dalam beberapa kali minum terutama setelah selesai
menyusui.Selama menyusui ibu sangat dianjurkan untuk mengkonsumsi banyak
sayuran dan buahan yang mengandung serat seperti : papaya, pisang, bayam,
kangkung dll agar ibu terhindar dari konstipasi dan berguna untuk menambah
produksi ASI ibu.
Kebersihan atau perawatan diri sendiri
Bidan menganjurkan pasien untuk menjaga kebersihan diri, terutama putting susu dan
perineum karena sangat sering terjadi infeksi pada bagian perineum jika hyginie ibu
kurang dan terjadi lecet pada putting sehingga bisa menyebabkan peradangan pada
putting susu jika ibu tidak dapat merawat putting susu nya dengan baik.
Berikut langkah-langkah dalam perawatan kebersihan diri ibu post partum dirumah :

Anjurkan ibu untuk menjaga kebersihan seluruh tubuh, baik bayi maupun ibu dengan
tujuan agar terhindar dari resiko infeksi dan alergi kulit pada bayi.
Anjurkan ibu untuk membersihkan daerah genitalia dengan sabun dan air bersih, ajarkan
ibu cara membersihkan nya dengan cara dibersihkan dari vulva terlebih dahulu dari arah
depan kebelakang dengan hati-hati.
Ajarkan ibu untuk mengganti pembalut setiap terasa penuh serta membersihkan kembali
daerah genetalia pada saat mengganti pembalut.
Ajarkan ibu untuk mencui tangan den gaan sabun sebelum dan sesudah membersihkan
daerah genetalia nya.
Jika ibu ada luka karena episiotomy maka ingatkan ibu untuk tidak menyentuh daerah
luka agar tidak terjadi infeksi sekunder.
Senam
Bidan mengajarkan senam kegel serta senam perut yang ringan tergatung pada kondisi
ibu dan tingkat diastasis. Senam ini bertujuan untuk mengembalikan kekencangan otot-
otot abdomen dan otot panggul serta membantu memperlancar peredaran darah ibu dan
lebih menyehatkan ibu selama masa nifas.
Kebutuhan akan istirahat
Bidan menganjurkan pasien untuk cukup tidur ketika bayi sedang tidur, meminta
bantuan anggota keluarga untuk mengurus pekerjaan rumah tangga.
Pengkajian adanya tanda-tanda post partum blues
Bidan melakukan pengkajian seperti ; ibu tidak peduli dengan bayinya, ibu menyendiri,
terlihat seperti cemas, menangis tiba-tiba dan ibu kehilangan nafsu makan, status
emosional ibu tidak stabil, perasaan takut dan lelah.
Keluarga berencana
Bidan melakukan pembicaran awal kepada ibu mengenai tentang kembalinya masa subur
dan melanjutkan hubungan seksual setelah selesai masa nifas, kebutuhan akan
pengendalian kehamilan dan penjelasan mengenai metode kontrasepsi seperti Metode
Amenorea Laktasi selama 6 bulan post partum.
Tanda-tanda bahaya
Bidan memberitahu kapan dan bagaimana menghubungi bidan jika ada tanda-tanda
bahaya seperti ; perdarahan abnormal, sakit kepala berat, pandangan kabur, kaku kuduk,
nyeri abdomen bagian bawah, pengeluaran lochea yang abnormal, oedema pada
kaki/tangan, demam, muntah serta rasa sakit saat BAK & BAB, payudaraa bengkak,
anoreksia dalam waktu yang lama, merasa letih dan nafas sesak, kejang. misalnya pada
ibu dengan riwayat pre-eklampsi atau resiko eklampsia memerlukan penekanan pada
tanda-tanda bahaya dari pre-eklampsi atau eklampsia.
Perjanjian untuk pertemuan berikutnya
Jelaskan kepada ibu bahwa akan ada kunjungan ulang oleh bidan agar terjadi
kesepakatan antara pasien dan bidan.
Kunjungan 3 ( 2-4 minggu setelah persalinan)
Pada kunjungan 2 minggu post partumdimana untuk teknis pemeriksaannya samapersis
dengan pemeriksaan pada kunjungan yang kedua. Pada kunjungan ini fokus yang dilakukan
adalah menilai sejauh mana seorang ibu dapat melewati perubahan dan tanggung jawab baru
sebagai orang tua. Pada kunjungan ini bidan mengobservasi interaksi ibu dan bayinya dan
respoinsivitasnya terhadap kebutuhan bayi.Setiap kontak dengan ibu merupakan kesempatan
untuk berbagi mengenai perkembangan bayi, mendiskusikan tentang keamanan, stimulasi bayi,
dan keterampilan sebagai orang tua serta mendiskusikan tentang imunisasi pada kunjungan ini
merupakan waktu yang efektif untuk memotivasi ibu menyusui dan mengatasi setiap masalah
menyusui.

Kunjungan 4 (4-6 minggu setelah persalinan).


Pemeriksaan minggu ke 4 hingga ke 6 post partum meskipun puerperium terakhir pada
minggu ke-6 tetapi para ahli meyakini bahwa untuk mengevaluasi normalitas dilihat pada
minggu ke-4.Pemeriksaan nifas sampai 6 minggu post partum terdiri dari pemeriksaan fisik
lengkap dan pengkajian data meliputi :

Metode kontrasepsi yang diinginkan.


Idealnya pasangan harus menunggu sekurang-kurangnya 2 tahun sebelum ibu hamil
kembali. Setiap pasangan harus menentukan sendiri kapan dan bagaimana mereka ingin
merencanakan tentang keluarganya. Sebelum menggunakan metode KB hal-hal berikut
sebaiknya dijelaskan dahulu kepada ibu:
Bagaiman metode ini dapat mencegah kehamilan dan efektifitasnya
Kelebihan/ keuntungan
Kekurangannya
Efek samping
Bagaimana menggunakan metode ini.
Kapan metode itu dapat mulai digunakan untuk wanita pasca salin yang menyusui.
Payudara,masalah menyusui, perawatan payudara.
Fungsi perkemihan.
Tonus abdomen.
Fungsi bowel.

9. Peran Dan Tanggung Jawab Bidan Pada Ibu Post Partum


Bidan memberikan perawatan dan dukungan serta melakukan pemantauan terhadap
kesehatan ibu dan bayinya (Fraser dan Cooper 2010).

Peran dan tanggung jawab bidan dalam masa nifas adalah :

Mendukung dan memantau kesehatan ibu dan bayi


Bidan memberikan dukungan dan pemantauan sejak masa bayi lahir sampai masa nifas
berakhir melalui kunjungan ke rumah atau melalui telepon. Dengan upaya ini, diharapkan
kesehatan ibu maupun bayi dapat segera pulih dan dapat mencegah timbulnya komplikasi
masa nifas.
Mendukung dan memantau kesehatan psikologis, emosional, sosial serta memberikan
semangat pada ibu. Kesehatan ibu secara psikologis memutuhkan perhatian tersendiri
karena ibu sedang dalam masa rawan secara psikologis. Perubahan peran dan tanggung
jawab sebagai ibu menuntut perhatian dan dukungan dari bidan untuk menumbuhkan
kepercayaan diri ibu dalam merawat diri dan bayinya.
Membantu ibu dalam menyusui bayinya
Banyak ibu belum mampu memberikan ASI dengan benar sehingga dapat timbul
masalah-masalah dalam laktasi. Bidan memberikan bantuan kepada ibu agar ibu mampu
menyusui dengan benar sehingga ibu dan bayi puas dan tidak ada masalah laktasi.
Membangun kepercayaan diri ibu dalam perannya sebagai ibu
Ibu nifas dapat mengalami krisis percaya diri karena peran barunya yang harus dihadapi.
Bidan membangun kepercayaan diri ibu bahwa ibu pasti mampu menjadi ibu yang baik
bagi bayinya.
Mendukung pendidikan kesehatan termasuk pendidikan dalam perannya sebagai
orangtua.
Seorang ibu akan yakin mampu menjadi seorang ibu yang baik jika ia mampu
melaksanakan tugas-tugas sebagai seorang ibu. Untuk itu bidan memberikan pendidikan
kesehatan agar ibu mengetahui dan mampu melaksanakan sendiri.
Sebagai promotor hubungan antara ibu dan bayi serta keluarga
Perasaan canggung menghadapi orang asing yang baru ada mungkin masih dirasakan
beberapa ibu atau keluarga. Bidan memfasilitasi agar hubungan ibu/keluarga dapat segera
terjalin dengan membiarkan bayi dalam ruang yang sama dengan ibu dan keluarga,
memberikan bayi kepada ibu/keluarga agar menyentuhnya, mengajaknya berkomunikasi
atau memperhatikan kekhasan bayi.
Mendorong ibu untuk menyusi bayinya dengan meningkatkan rasa nyaman
Ibu akan mengalamai after pain atau ketidaknyamanan lain sehingga sedikit “melupakan”
bayinya. Bidan harus mendorong ibu untuk memberikan bayinya, namun bidan tetap
memperhatikan kenyamanan ibu.
Membuat kebijakan, perencanaan program kesehatan yang berkaitan dengan ibu dan anak
serta mampu melakukan kegiatan administrasi
Mendeteksi komplikasi dan perlunya rujukan
Memberikan konseling pada ibu dan keluarganya mengenai cara mencegah perdarahan,
mengenali tanda-tanda bahaya, menjaga gizi yang baik, serta mempraktikan kebersihan
yang aman
Melakukan menejemen yang aman dengan cara mengumpulkan data, menetapkan
diagnosis dan rencana tindakan serta melaksanakannya untuk memperoleh proses
pemulihan, mencegah komplikasi dengan memenuhi kebutuhan ibu dan bayi selama nifas

6. Perawatan Kesehatan Bayi


Setelah bayi lahir, bidan segera memeriksa bayi yang lahir untuk rnengetahui apakah ada
kelainan atau cacat bawaan.
Tanda-tanda bayi baru lahir normal
Bayi baru lahir normal memiliki tanda-tanda sebagai berikut:
Berat badan antara 2500 - 4000 gram
Lingkar kepala 31- 35 cm, kepala simetris
Refleks menghisap positif
Lingkaran perut lebih besar dan lingkaran dada, perut lembek dan bundar
Alat kelamin tidak ada kelainan
Mekonium (+)
Anggota gerak tidak ada kelainan dan lengkap
Kulit tertutup verniks kaseosa (lapisan lemak), mungkin mengelupas
Dahi dan punggung tertutup oleh bulu-bulu halus
Refleks more (+)
Ukuran antropometrk normal
Asuhan segera pada bayi baru lahir
Setelah dilakukan pemeriksaan pada bayi baru lahir, jika tidak ditemukan adanya
kelainan, maka bayi ditetapkan (diagnose) lahir dengan keadaan normal. Dalam rencana dan
langkah asuhan dilakukan urutan sebagai berikut:
Membersihkan rongga hidung dan mulut dengan kapas steni atau penghisap lendir dan
karet (De lee)
Mengeringkan bayi dan air ketuban
Meletakkan bayi diatas perut ibu
Memotong tali pusat
Mengelus telapak kaki, dada, perut dare punggung, bila bayi tidak menangis
Menilai APGAR skor pada satu menit pertama untuk menentukan ada tidaknya asfiksia
Membersihkan bayi dan lapisan lemak yang berlebihan
Memberi salep mata tetrasiklin atau larutan nitro argenti 1% pada kedua mata bayi

APGAR skor
Nilai
Pengkajian
0 1 2
Denyut jantung Tidak ada Lambat, < 100 > 100
Usaha Tidak ada Lambat, tidak teratur Mengangis bagus
pernafasan
Keadaan otot Lembut Sebagian ekstremitas Bergerak aktif
lemah
Refleks Tidak ada Meringis Menangis dengan
keras
Warna Biru, pucat Tubuh merah muda, kaki Seluruh tubuh merah
dan tangan biru muda

Perawatan rutin
Ajarkan orang tua cara merawat bayi mereka dan perawatan harian untuk bayi bayi baru
lahir.
Beri ASI sesuai dengan kebutuhan setiap 2-3 jam (paling sedikit setiap 4 jam), mulai
dari pertama
Pertahankan agar bayi selalu dengan ibu
Jaga bayi dalam keadaan bersih, hangat dan kering, dengan mengganti popok dan
selimut sesuai dengan keperluan. Pastikan bayi tidak terlalu panas atau terlalu dingin
(dapat menyebabkan dehidrasi, ingat bahwa pengaturan suhu bayi masih dalam
perkembangan). Apa saja yang dimasukkan ke dalam mulut bayi harus selalu bersih
Jaga tali pusat dalam keadaan bersih dan kering
Peganglah, sayangi dan nikmati kehidupan bersama bayi
Awasi masalah dan kesulitan pada bayi dan minta bantuan jika perlu
Jaga keamanan bayi terhadap trauma dan penyakit/infeksi
Ukur suhu tubuh bayi, jika bayi tampak sakit atau menyusu kurang

Cara memandikan bayi


Tujuannya adalah untuk membersihkan bayi dan menguatkan peredaran darah.
Sebelumnya terlebih dahulu disiapkan alatuntuk memandikan bayi sebagai berikut :
Menyiapkan ember yang berisi air hangat dan bersih
Tempat meletakkan bayi (meja atau tempat tidur)
Handuk
Pakaian bayi : baju, popok dan kain bedung Sabun bayi
Lap mini
Kapas lidi
Ember (tempat kain kotor)
Air steril (aquadest), dll
Cara memandikan bayi
Mencuci tangan dengan sabun
Membentangkan handuk di atas meja
Melepaskan pakaian bayi dan pakaian bayi tersebut dimasukkan ke tempat kainkotor
Memeriksa hidung, telinga, mata, apakah ada kotoran dan tanda-tanda infeksi
Membersihkan liang telinga dengan kapas lidi basah dengan air steril
Mencuci muka bayi dengan lap mini yang dibasahi dengan air hangat
Membersihkan kepala, leher, dada, tangan, punggung, tungkai, dubur dan kemaluan
dengan sabun
Membersihkan lemak pada ketiak dan lipatan papa dengan lembut
Bayi dimandikan di dalam ember berisi air hangat
Bayi diangkat dan kepala bayi berada di atas pergelangan tangan bagian dalam dan empat
jari tangan kiri ditempatkan di ketiak kiri dan jempol pada bahu kiri bayi
Tangan kanan diletakkan di bawah pantat bayi
Tangan kanan digunakan untuk membersihkan seluruh tubuh bayi dengan sabun.
Tubuh yang dibersihkan mulai dari ketiak sampai kaki
Mata dan telinga dijaga agar tidak masuk air
Posisi bayi ditengkurapkan
Punggung bayi dibersihkan
Setelah semua badan bayi bersih, bayi diangkat dari ember
Mengeringkan tubuh bayi dengan handuk
Memakaikan popok bayi
Menjemur bayi di terik matahari pagi 10 – 15 menit
Menstabilkan suhu tubuh bayi, kemudian baru memasang baju dan bedung bayi
Perawatan Tali Pusat
Pertahankan sisa tali pusat dalam keadaan terbuka agar terkena udara dan tutupi dengan kain
bersih secara longgar
Lipatlah popok di bawah tali pusat
Jika tali pusat terkena kotoran atau tinja, cuci dengan sabun dan air bersih, dan keringkan
Tanda bahaya
Pernapasan sulit atau > 60 kali per menit, lihatlah retraksi pada waktu bernapas
Suhu teria!u panas > 38°C atau terlalu dingin < 36°C
Warna abnormal, kulit/bibir biru (sianosis), atau pucat, memar atau bayi sangat kuning
(terutama 24 jam pertama)
Pemberian AS( sulit, hisapan lemah, mengantuk berlebihan, banyak muntah
Tali pusat merah, bengkak, keluar cairan, bau busuk, berdarah
Gangguan gastrointestinal misalnya tidak mengeluarkan mekonium selama 3 hari
pertama berturut-turut setelah lahir, muntah terus menerus, tinja berdarah atau bertendir
Tidak berkemih dalam 24 jam
Menggigil, atau tangis tidak biasa, lemas, mengantuk, lunglai, kejang, tidak bisa tenang,
menangis terus menerus
Mata bengkak dan mengeluarkan cairan
Cari pertolongan bidan atau tenaga medis jika timbul tanda-tanda bahaya

7. PERAWATAN KESEHATAN ANAK BALITA


Salah satu upaya untuk mengurangi angka kesakitan dan kematian anak balita adalah
dengan melakukan pemeliharaan kesehatannya. Bidan yang bekerja di komunitas melakukan
kegiatan pelayanan kesehatan anak balita di rumah (keluarga), Puskesmas/Puskesmas pembantu,
Posyandu, Polindes dan Taman Kanak-kanak.
Pelayanan kesehatan pada anak balita
Pemeriksaan kesehatan anak balita secara berkala
Penyuluhan pada orang tua, menyangkut perbaikan gizi, kesehatan lingkungan,
pengawasan tumbuh kembang anak
Imunisasi dan upaya pencegahan penyakit lainnya
Identifikasi tanda kelainan dan penyakit yang mungkin timbul pada bayi dan cara
menanggulanginya
Kunjungan anak balita
Bidan berkewajiban mengunjungi bayi yang ditolongnya atupun yang ditolong oleh dukun
di bawah pengawasan bidan di rumah. Kunjungan ini dilakukan pada minggu pertama setelah
persalinan. Untuk selanjutnya bayi bisa dibawa ke tempat bidan bekerja, anak berumur sampai 5
bulan diperiksa setiap bulan. Kemudian pemeriksaan dilakukan setiap 2 bulan sampai anak
berumur 12 bulan dan dilakukan pemeriksaan setiap 6 bulan sampai anak bet umur 24
bulan.Selanjutnya pemeriksaan dilakukan satu kali se-tahun.
Kegiatan yang dilakukan pada kunjungan balita antara lain:
Pemeriksaan fisik anak ditakukan termasuk penimbangan berat badan
Penyuluhan atau nasehat pada ibu tentang pemeliharaan kesehatan anak dan perbaikan gizi
serta hubungan psiko sosial antar anak, ibu dan keluarga. Ibu diminta memperhatikan
tumbuh kembang anak, pola makan dan tidur serta perkembangan prilaku dan sosial anak.
Penjelasan tentang Keluarga Berencana
Dokumentasi pelayanan
Pemeriksaan kesehatan anak balita
Kegiatan observasi dilakukan untuk mengetahui keadaan umum anak:
Bagaimana postur tubuhnya, kurus atau gemuk?
Apakah da!am keadaan tenang? Mengantuk atau gelisah?
Bagaimana kondisi psikologis anak, marah, cengeng atau ramah?
Bagaimana kondisi kulit anak?
Apakah sesak napas atau tidak?
Bagaimanan kondisi matanya, cekung, ada kotoran, warna konjungtiva?
Bagaimana kesan pertumbuhan anak? Apakah sesuai antara berat badan, tinggi
badan, dan perkembangan mentalnya?
Beberapa hal yang perlu dilakukan pada pemeriksaan fisik adalah sebagai berikut:
Anak diperiksa dalam keadaan tanpa pakalan kecuali popok atau celana dalam
Bila anak gelisah, pemeriksaan dilakukan di atas pangkuan ibu
Ibu diminta membantu proses pemeriksaan agar berjalan lancar
Berikan pengertian pada anak yang sudah besar dan mengerti tentang pemeriksaan
Denyut nadi, suhu napas jangan lupa diperiksa

Anda mungkin juga menyukai