1. Konjungsi yang tepat untuk mengisi bagian yang rumpang pada paragraf kedua
tersebut adalah … .
A. Selain itu
B. Di samping itu
C. Walaupun demikian
D. Oleh karena itu
E. Namun
Jawaban : E
Pembahasan :
Konjungsi atau kata sambung atau kata hubung adalah kata untuk menghubungkan kata-
kata, ungkapan-ungkapan, atau kalimat-kalimat, dan sebagainya dan tidak untuk tujuan
atau maksud lain. Konjungsi yang tepat untuk mengisi bagian yang rumpang pada paragraf
kedua tersebut adalah "namun". Konjungsi "namun" digunakan untuk menunjukkan
pertentangan atau perlawanan. Hal ini karena keadaan yang ditemukan peneliti di tempat
tersebut berlawanan dengan anggapan/perkiraan mereka sebelumnya. Perhatikan fungsi
konjungsi berikut
selain itu: kesediaan
di samping itu: kesediaan
walaupun demikian: pembenaran
oleh karena itu: sebab
namun: pertengangan, kebalikan
@Primagama Wonosari_2020
C. kalau
D. karena
E. sehingga
Jawaban : B
Pembahasan :
Konjungsi jika akan lebih tepat jika diganti dengan "bahwa". Konjungsi jika adalah
konjungsi yang digunakan dalam kalimat yang menyatakan hubungan syarat, sehingga
penggunaannya kurang tepat dalam pada kalimat tersebut
Perhatikan konjungsi berikut dan fungsi (hubungan) nya,
bahkan: keadaan sebelumnya
bahwa: penjelasan, menerangkan
kalau: syarat
karena: sebab
sehingga: waktu
@Primagama Wonosari_2020
yakni "..ternyata mereka justru menemukan banyak tanda seperti artefak batu, tulang
binatang yang dibakar, pecahan tanah liat, dan manik-manik."
@Primagama Wonosari_2020
ada di pinggir pantai telah terendam air dan para penduduk Lateu di Pulau Tegue, Vanuatu,
mulai membongkar rumah kayunya dan berpindah ke pulau di dekatnya yang 600 meter
lebih tinggi.
“Mereka tidak dapat lebih lama lagi di pantai,” kata Taito Nakalevu, seorang ahli
perubahan iklim di Sekretariat Program Lingkungan untuk Regional Pasifik, saat menghadiri
konferensi untuk melawan perubahan iklim di Montreal yang dihadiri oleh 189 negara. Air
pasang yang tinggi karena badai menjadi semakin besar dalam tahun-tahun terakhir dan
menyebutkan Lateu tidak lagi berpenghuni karena sering disapu banjir antara 4 hingga 5
kali dalam setahun. “Kami melihat pasang yang tinggi menyapu pulau-pulau di sana,”
katanya. Program Lingkungan PBB (UNEP) menyatakan bahwa wilayah Lateu menjadi salah
satu (kalau tidak boleh dikatakan yang pertama) daerah yang secara formal berpindah
karena pengaruh buruk perubahan iklim.
Panel ilmuwan yang memberi saran pada PBB memperkirakan bahwa permukaan air
laut akan naik paling tidak satu meter pada tahun 2100 karena melelehnya es sebagai
dampak pemanasan global yang dipicu oleh terjebaknya panas di atmosfer. Gas yang
dihasilkan dari pembakaran bahan bakar fosil di pembangkit listrik, pabrik, dan mobil
adalah penyebab efek yang disebut dengan rumah kaca itu. Banyak komunitas pantai
lainnya yang terancam karena kenaikan air laut, misalnya New Orleans di AS, Venesia di
Italia atau pemukiman di Kutub Utara. Mencairnya gletser dan gunung es menyebabkan
erosi pantai oleh gelombang air laut.
@Primagama Wonosari_2020
Pernyataan yang sesuai dengan bacaan tersebut adalah "Gas yang dihasilkan dari
pembakaran bahan bakar fosil di pembangkit listrik, pabrik, dan mobil adalah salah satu
penyebab rumah kaca." Hal ini sesuai dengan kalimat kesembilan teks yakni "Gas yang
dihasilkan dari pembakaran bahan bakar fosil di pembangkit listrik, pabrik, dan mobil
adalah penyebab efek yang disebut dengan rumah kaca itu".
@Primagama Wonosari_2020
Topik utama adalah inti utama dari seluruh isi tulisan yang hendak disampaikan atau lebih
dikenal dengan topik pembicaraan
Masalah utama atau topik utama teks di atas adalah "dampak pemanasan global terhadap
naiknya permukaan air laut di Samudera Pasifik" seperti yang tersurat pada kalimat
pertama.
@Primagama Wonosari_2020
Pembagian 17,9 juta Kartu Indonesia Pintar (KIP), sekitar 736.848 di antaranya untuk
anak yatim piatu, jadi upaya memberantas kemiskinan lewat pendidikan. Pendidikan
memang bukan satu-satunya cara memberantas kemiskinan. Namun, memberikan
kemudahan akses pendidikan bagi masyarakat miskin, di antaranya yatim dan yatim piatu,
merupakan kebijakan strategis dan mulia. Program Indonesia Pintar (PIP) tak hanya
menyasar peringkat keterdidikan sebagai hak asasi, tetapi juga persyaratan sebagai bangsa
yang setara, terhormat, dan bermartabat dengan bangsa-bangsa lain.
Pembagian Kartu Indonesia Pintar (KIP) berbeda dengan bentuk bantuan langsung
lainnya karena bersifat edukatif. Sebanyak 736.848 KIP bagi anak yatim dan yatim piatu,
dibandingkan dengan 896.000 anak penghuni panti asuhan se-Indonesia, angka itu cukup
berarti. KIP untuk penerima usia 6-21 tahun terbagi dalam anak usia SD Rp 450.000 per
tahun, SMP Rp 750.000 per tahun, SMA/SMK Rp 1 juta per tahun, dan besaran
anggarannya setiap tahun Rp 10 triliun, belum apa-apa dibandingkan dengan program
sistem pembelajaran computational thinking mantan Presiden Barack Obama yang
menganggarkan Rp 64 triliun.
Pembagian KIP sempat tidak lancar pada tahun-tahun sebelumnya. Reformasi birokrasi
perlu dilakukan, jika perlu ada penggantian personel, agar program strategis ini terealisasi
sesuai target dan perencanaan. Kerja sama Kemdikbud dan Kemendagri perlu lebih
dikembangkan, apalagi setelah alih kelola SMA/SMK sejak Januari 2017. Kelambanan
birokrasi tidak bisa jadi alasan. Dengan demikian, data pokok pendidikan yang akurat,
transparan, dan akuntabel menjadi syarat keberhasilan PIP.
PIP lewat KIP menjadi pelengkap sekian usaha lain meningkatkan mutu SDM Indonesia,
sehingga bonus demografi tidak hanya gencar diwacanakan, tetapi juga diatasi lewat
berbagai upaya terprogram. Memang masih ada pendidikan informal (pendidikan dalam
masyarakat), selain formal dan nonformal. Termasuk juga program bantuan operasional
sekolah (BOS) dan dana alokasi khusus (DAK), dua program yang rentan dengan kebocoran
di lapangan.
Program pendidikan untuk masyarakat miskin atau yang kesulitan mendapatkan akses
pendidikan, dalam hal ini pendidikan formal, dalam kasus Indonesia, berbeda dengan
konsep pendidikan pemikir Paulo Freire. Konsep Freire dengan buku pertamanya,Pedagogy
of the Oppressed, terbit 1968, lebih bersifat pendidikan melek politik, sedangkan dalam PIP
lebih ke melek huruf dan melek keterampilan. Artinya melek huruf, terampil, dan
berkarakter sebagai hak asasi sumber daya manusia berkualitas di masa depan.
Disadur dari: http://doa-bagirajatega.blogspot.com/2017/02/tajuk-rencana-pendidikan-
untuk-kaum.html
13. Kalimat yang tidak padu dalam teks tersebut terdapat pada … .
A. Kalimat (3) paragraf (1)
B. Kalimat (2) paragraf (2)
C. Kalimat (3) paragraf (2)
D. Kalimat (1) paragraf (3)
E. Kalimat (3) paragraf (1)
Jawaban : C
Pembahasan :
Paragraf padu merupakan paragraf yang kalimat-kalimatnya tersusun secara logis dan
serasi. Sehingga untuk menyusun kalimat menjadi paragraf padu, kalimat-kalimat
@Primagama Wonosari_2020
penyusunnya haruslah memiliki urutan yang logisSelain itu, antara kalimat satu dengan
kalimat yang lain disambungkan dengan kata sambung atau konjungsi yang sesuai
membentuk keserasian. Untuk menemukan kalimat yang tidak padu, hal yang harus
dilakukan adalah memperhatikan dengan teliti kalimat yang tidak sesuai/tidak berkaitan
dengan pembahasan pada kalimat sebelum dan atau sesudahnya. Hal ini biasanya ditandai
dengan topik pembicaraan yang melenceng maupun benar-benar tidak berkaitan dengan
topik yang dibahas pada paragraf sebelum dan atau sesudahnya. Kalimat yang tidak padu
dalam teks tersebut terdapat pada kalimat (3) paragraf (2) yakni "KIP untuk penerima usia
6-21 tahun terbagi dalam anak usia SD Rp 450.000 per tahun, SMP Rp 750.000 per tahun,
SMA/SMK Rp 1 juta per tahun, dan besaran anggarannya setiap tahun Rp 10 triliun, belum
apa-apa dibandingkan dengan program sistem pembelajaran computational
thinking mantan Presiden Barack Obama yang menganggarkan Rp 64 triliun". Kalimat ini
tidak padu karena kalimat-kalimat sebelumnya membahas tentang sasaran penerima KIP,
sedangkan kalimat tersebut tiba-tiba membandingkan anggaran PIP dengan program
Barrack Obama
14. Pertanyaan manakah di bawah ini yang jawabannya tidak terdapat pada teks tersebut?
A. Apakah tujuan pembagian Kartu Indonesia Pintar (KIP)?
B. Berapakah jumlah juta Kartu Indonesia Pintar (KIP)?
C. Bagaimanakah caranya untuk mendapatkan Kartu Indonesia Pintar (KIP)?
D. Apakah perbedaan konsep Freire dan PIP?
E. Apakah salah satu upaya pemerintah untuk mengentaskan kemiskinan?
Jawaban : C
Pembahasan :
Hal yang perlu dilakukan untuk menemukan jawaban dalam teks atas pertanyaan yang
sesuai adalah dengan cara mencocokkan dan mengamati dengan saksama antara
pertanyaan pada jawaban dan jawaban yang dapat ditemukan dalam teks
Pertanyaan manakah di bawah ini yang jawabannya tidak terdapat pada teks tersebut
adalah "Bagaimanakah caranya untuk mendapatkan Kartu Indonesia Pintar (KIP)?". Dalam
teks tidak disebutkan cara untuk mendapatkan KIP
@Primagama Wonosari_2020
Semua teks atau bacaan mempunyai kelebihan dan kelemahan masing-masing. Begitu pula
suatu teks editorial. Yang dimaksud kelebihan adalah suatu kebaikan atau sesuatu yang
baik atau keunggulan dalam teks, sedangkan kelemahannya adalah kekurangan dalam teks
tersebut
Kelemahan paragraf keempat teks editorial tersebut adalah Alasan pembagian KIP lewat
PIP tidak dijelaskan. Pilihan jawaban lainnya merupakan kelebihan/keunggulan teks
17. Perbaikan kalimat pada pernyataan tersebut agar menjadi kalimat yang efektif adalah …
A. Penerima usia 6-21 tahun untuk KIP terbagi dalam anak usia SD Rp 450.000 per
tahun, SMP Rp 750.000 per tahun, SMA/SMK Rp 1 juta per tahun, dan besaran
anggarannya setiap tahun Rp 10 triliun, belum apa-apa dibandingkan dengan
program sistem pembelajaran computational thinking mantan Presiden Barack
Obama yang menganggarkan Rp 64 triliun.
B. Penerima usia 6-21 tahun untuk KIP terbagi dalam anak usia SD Rp 450.000 per
tahun, SMP Rp 750.000 per tahun, SMA/SMK Rp 1 juta per tahun, dan besaran
anggarannya setiap tahun Rp 10 triliun, apabila dibandingkan dengan program
@Primagama Wonosari_2020
sistem pembelajaran computational thinking mantan Presiden Barack Obama yang
menganggarkan Rp 64 triliun belum apa-apa.
C. Usia 6-21 penerima KIP terbagi dalam anak usia SD Rp 450.000 per tahun, SMP Rp
750.000 per tahun, SMA/SMK Rp 1 juta per tahun, dan besaran anggarannya setiap
tahun Rp 10 triliun, apabila dibandingkan dengan program sistem
pembelajaran computational thinking mantan Presiden Barack Obama yang
menganggarkan Rp 64 triliun belum apa-apa.
D. Penerima KIP untuk anak usia 6-21 tahun terbagi dalam anak usia SD Rp 450.000
per tahun, SMP Rp 750.000 per tahun, SMA/SMK Rp 1 juta per tahun, dan besaran
anggarannya setiap tahun Rp 10 triliun belum apa-apa apabila dibandingkan dengan
program sistem pembelajaran computational thinking mantan Presiden Barack
Obama yang menganggarkan Rp 64 triliun.
E. Besaran anggaran penerima KIP setiap tahun Rp 10 triliun untuk anak usia 6 s.d. 21
tahun terbagi dalam anak usia SD Rp 450.000 per tahun, SMP Rp 750.000 per
tahun, dan SMA/SMK Rp 1 juta per tahun apabila dibandingkan dengan program
sistem pembelajaran computational thinking mantan Presiden Barack Obama yang
menganggarkan Rp 64 triliun belum ada apa-apa.
Jawaban : E
Pembahasan :
Komposisi struktur kalimat yang benar memuat sekurang-kurangnya atas
satu subyek dan predikat. Kalimat yang memuat kedua komponen ini, subjek dan predikat,
disebut dengan kalimat lengkap.
Perbaikan kalimat pada pernyataan tersebut agar menjadi kalimat yang efektif adalah
"Besaran anggaran penerima KIP setiap tahun Rp 10 triliun untuk anak usia 6 s.d. 21 tahun
terbagi dalam anak usia SD Rp 450.000 per tahun, SMP Rp 750.000 per tahun, dan
SMA/SMK Rp 1 juta per tahun apabila dibandingkan dengan program sistem
pembelajaran computational thinking mantan Presiden Barack Obama yang
menganggarkan Rp 64 triliun belum ada apa-apa."
@Primagama Wonosari_2020
19. Tujuan penulisan teks editorial tersebut adalah … .
A. menunjukkan peruntukan KIP
B. menjelaskan sistem pendidikan di Indonesia
C. memaparkan program pemerintah memberantas kemiskinan lewat pendidikan
D. mendeskripsikan capaian kinerja pemerintah
E. menginformasikan PIP untuk masyarakat
Jawaban : C
Pembahasan :
Teks editorial adalah teks yang berisi pendapat pribadi seseorang terhadap suatu
isu/masalah aktual. Isu tersebut meliputi masalah politik, sosial, atau pun masalah ekonomi
yang memiliki hubungan secara signifikan dengan politik.
Tujuan teks editorial antara lain mengajak pembaca untuk ikut berpikir dalam masalah
(isu/topik) yang sedang hangat terjadi di kehidupan sekitar, memberikan pandangan
kepada pembaca terhadap isu yang sedang berkembang
Tujuan penulisan teks editorial tersebut adalah memaparkan program pemerintah
memberantas kemiskinan lewat pendidikan khususnya melalui PIP.
Printed By primagama.co.id
@Primagama Wonosari_2020