Bab 4 Rencana Koridor
Bab 4 Rencana Koridor
BAB 4
rencana
koridor jalan
provinsi
LAPORAN AKHIR
DINAS BINA MARGA DAN PENATAAN RUANG
PROVINSI JAWA BARAT Hal IV-1
KAJIAN JAWA BARAT SELATAN 2019
Dalam pertimbangan penentuan rencana jalur provinsi pada kajian ini menggunakan
analisis SWOT agar meminimialisis kerugian dan mengoptimalkan potensi yang ada di
sepanjang jalur rencana. Dibawah ini akan dijelaskan hasil analisis SWOT pada
rencana jalur jalan provinsi Jawa Barat Selatan.
LAPORAN AKHIR
DINAS BINA MARGA DAN PENATAAN RUANG
PROVINSI JAWA BARAT Hal IV-2
KAJIAN JAWA BARAT SELATAN 2019
LAPORAN AKHIR
DINAS BINA MARGA DAN PENATAAN RUANG
PROVINSI JAWA BARAT Hal IV-3
KAJIAN JAWA BARAT SELATAN 2019
LAPORAN AKHIR
DINAS BINA MARGA DAN PENATAAN RUANG
PROVINSI JAWA BARAT Hal IV-4
KAJIAN JAWA BARAT SELATAN 2019
LAPORAN AKHIR
DINAS BINA MARGA DAN PENATAAN RUANG
PROVINSI JAWA BARAT Hal IV-5
KAJIAN JAWA BARAT SELATAN 2019
LAPORAN AKHIR
DINAS BINA MARGA DAN PENATAAN RUANG
PROVINSI JAWA BARAT Hal IV-6
KAJIAN JAWA BARAT SELATAN 2019
LAPORAN AKHIR
DINAS BINA MARGA DAN PENATAAN RUANG
PROVINSI JAWA BARAT Hal IV-7
KAJIAN JAWA BARAT SELATAN 2019
LAPORAN AKHIR
DINAS BINA MARGA DAN PENATAAN RUANG
PROVINSI JAWA BARAT Hal IV-8
KAJIAN JAWA BARAT SELATAN 2019
LAPORAN AKHIR
DINAS BINA MARGA DAN PENATAAN RUANG
PROVINSI JAWA BARAT Hal IV-9
KAJIAN JAWA BARAT SELATAN 2019
Gambar 4.7. Proyeksi Lalu Lintas Tahun 2024 Sebelum Pengembangan Jaringan Jalan
Sumber: Hasil Analisis Konsultan, 2019
LAPORAN AKHIR
DINAS BINA MARGA DAN PENATAAN RUANG
PROVINSI JAWA BARAT Hal IV-10
KAJIAN JAWA BARAT SELATAN 2019
Gambar 4.8. Proyeksi Lalu Lintas Tahun 2029 Sebelum Pengembangan Jaringan Jalan
Sumber: Hasil Analisis Konsultan, 2019
LAPORAN AKHIR
DINAS BINA MARGA DAN PENATAAN RUANG
PROVINSI JAWA BARAT Hal IV-11
KAJIAN JAWA BARAT SELATAN 2019
Gambar 4.9. Proyeksi Lalu Lintas Tahun 2034 Sebelum Pengembangan Jaringan Jalan
Sumber: Hasil Analisis Konsultan, 2019
LAPORAN AKHIR
DINAS BINA MARGA DAN PENATAAN RUANG
PROVINSI JAWA BARAT Hal IV-12
KAJIAN JAWA BARAT SELATAN 2019
Gambar 4.10. Proyeksi Lalu Lintas Tahun 2039 Sebelum Pengembangan Jaringan
Sumber: Hasil Analisis Konsultan, 2019
LAPORAN AKHIR
DINAS BINA MARGA DAN PENATAAN RUANG
PROVINSI JAWA BARAT Hal IV-13
KAJIAN JAWA BARAT SELATAN 2019
LAPORAN AKHIR
DINAS BINA MARGA DAN PENATAAN RUANG
PROVINSI JAWA BARAT Hal IV-14
KAJIAN JAWA BARAT SELATAN 2019
LAPORAN AKHIR
DINAS BINA MARGA DAN PENATAAN RUANG
PROVINSI JAWA BARAT Hal IV-15
KAJIAN JAWA BARAT SELATAN 2019
Tabel 4.3. Perbandingan Kinerja Sebelum dan Setelah Pengembangan Jaringan Jalan
LAPORAN AKHIR
DINAS BINA MARGA DAN PENATAAN RUANG
PROVINSI JAWA BARAT Hal IV-16
KAJIAN JAWA BARAT SELATAN 2019
40,00
Kecepatan Jaringan (km/jam)
35,00
30,00
25,00
20,00
15,00
10,00
5,00
-
2022 2024 2026 2028 2030 2032 2034 2036 2038 2040
Gambar 4.12. Perbandingan Kinerja Tahun 2039 Sebelum dan Setelah Pengembangan Jaringan Jalan
LAPORAN AKHIR
DINAS BINA MARGA DAN PENATAAN RUANG
PROVINSI JAWA BARAT Hal IV-17
KAJIAN JAWA BARAT SELATAN 2019
LAPORAN AKHIR
DINAS BINA MARGA DAN PENATAAN RUANG
PROVINSI JAWA BARAT Hal IV-18
KAJIAN JAWA BARAT SELATAN 2019
LAPORAN AKHIR
DINAS BINA MARGA DAN PENATAAN RUANG
PROVINSI JAWA BARAT Hal IV-19
KAJIAN JAWA BARAT SELATAN 2019
LAPORAN AKHIR
DINAS BINA MARGA DAN PENATAAN RUANG
PROVINSI JAWA BARAT Hal IV-20
KAJIAN JAWA BARAT SELATAN 2019
Berdasarkan Tabel 4.4 dan Gambar 4.13 diatas dapat disimpulkan bahwa, Rencana Jalur
jalan Provinsi Jawa Barat bagian selatan ini sudah dikatakan sesuai dengan Rencana
Pengembangan Kawasan Baru Jawa Barat Selatan, dengan adanya Rencana Jalur Jalan
Provinsi Jawa Barat bagian Selatan ini diharapkan dapat mengembangkan dan
menumbuhkan sistem perekonomian baru bagi Jawa Barat bagian Selatan.
LAPORAN AKHIR
DINAS BINA MARGA DAN PENATAAN RUANG
PROVINSI JAWA BARAT Hal IV-21
KAJIAN JAWA BARAT SELATAN 2019
LAPORAN AKHIR
DINAS BINA MARGA DAN PENATAAN RUANG
PROVINSI JAWA BARAT Hal IV-22
KAJIAN JAWA BARAT SELATAN 2019
Papayan-Cikalong
II
Kabupaten Pangandaran Ciwangkal-Pangleseran- Ciwangkal - Ciwangkal -
Nyalindung-Cikembulan
Cintaratu Pagerbumi Pagerbumi
Cintaratu-Cikalong-
Sidamulih-Cikembulan
Kabuapaten Darawati -
Bojonggambir-
Tasikmalaya Cisempur - Sukarame Culamega -
Pancatengah
Bojonggambir
III
Kabupaten Pangandaran Sindangsari - Sindangsari -
Pancatengah-Cimerak Rancabakung - cibatu Cimedang Cimedang
Cimerak - Cimerak -
Cikatomas - Cimedang Sindangsari Sindangsari
Sumber : Hasil Analisis Konsultan, 2019
LAPORAN AKHIR
DINAS BINA MARGA DAN PENATAAN RUANG
PROVINSI JAWA BARAT Hal IV-23
KAJIAN JAWA BARAT SELATAN 2019
LAPORAN AKHIR
DINAS BINA MARGA DAN PENATAAN RUANG
PROVINSI JAWA BARAT Hal IV-24
KAJIAN JAWA BARAT SELATAN 2019
LAPORAN AKHIR
DINAS BINA MARGA DAN PENATAAN RUANG
PROVINSI JAWA BARAT Hal IV-25
KAJIAN JAWA BARAT SELATAN 2019
2. Kabupaten Cianjur
Menurut hasil overlay dan analisis yang telah dilakukan, Kabupaten Cianjur
terdapat pada Jalur 1 Horizontal dengan total luasan penggunaan Lahan
mencapai 712,15 Ha. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 4.8
Kota/ Luas
Jalur Kecamatan Jenis Penggunaan Lahan
Kabupaten (Ha)
Hutan 74,65
Kebun/Perkebunan 24,81
Ladang/Tegalan 21,17
Cibinong
Permukiman/Area Kegiatan 17,31
Sawah 0,38
Semak Belukar 13,06
Hutan 34,13
Kebun/Perkebunan 35,73
Ladang/Tegalan 38,08
Cikadu
Permukiman/Area Kegiatan 4,01
Sawah 23,02
Semak Belukar 3,88
Hutan 0,40
Kebun/Perkebunan 5,59
Ladang/Tegalan 6,23
Permukiman/Area Kegiatan 31,33
Pagelaran
Sawah 5,45
Semak Belukar 4,24
Sungai/Danau/Waduk/
Kabupaten 0,31
Jalur 1 Situ
Cianjur
Hutan 0,01
Pasirkuda
Kebun/Perkebunan 0,16
Hutan 25,00
Kebun/Perkebunan 65,93
Ladang/Tegalan 50,22
Sukanagara
Permukiman/Area Kegiatan 50,28
Sawah 4,16
Semak Belukar 3,01
Hutan 8,65
Kebun/Perkebunan 6,82
Takokak Ladang/Tegalan 43,56
Permukiman/Area Kegiatan 13,18
Sawah 5,15
Hutan 16,59
Kebun/Perkebunan 14,53
Ladang/Tegalan 8,97
Tanggeung
Permukiman/Area Kegiatan 45,99
Sawah 4,70
Semak Belukar 1,43
Total 712,15
Sumber : Hasil Analisis Konsultan,2019
LAPORAN AKHIR
DINAS BINA MARGA DAN PENATAAN RUANG
PROVINSI JAWA BARAT Hal IV-26
KAJIAN JAWA BARAT SELATAN 2019
3. Kabupaten Garut
Menurut hasil overlay dan analisis yang telah dilakukan, Kabupaten Garut
terdapat pada Jalur 1 Horizontal dengan total luasan Penggunaan Lahan
mencapai 438,94 Ha dan Jalur 2 Horizontal dengan total luasan
Penggunaan Lahan mencapai 8,79 Ha Sedangkan Jalur 3 Horizontal dengan
total luasan Penggunaan Lahan mencapai 2,32 Ha. Untuk lebih jelasnya
dapat dilihat pada Tabel 4.9
4. Kabupaten Sukabumi
Menurut hasil overlay dan analisis yang telah dilakukan, Kabupaten
Sukabumi terdapat pada Jalur 1 Horizontal dengan total luasan
Penggunaan Lahan mencapai 502,96 Ha. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat
pada Tabel 4.10
LAPORAN AKHIR
DINAS BINA MARGA DAN PENATAAN RUANG
PROVINSI JAWA BARAT Hal IV-27
KAJIAN JAWA BARAT SELATAN 2019
5. Kabupaten Tasikmalaya
Menurut hasil overlay dan analisis yang telah dilakukan, Kabupaten
Tasikmalaya terdapat pada Jalur 1 Horizontal dengan total luasan
Penggunaan Lahan mencapai 0,06 Ha dan Jalur 2 Horizontal dengan total
luasan Penggunaan Lahan mencapai 407,22 Ha Sedangkan Jalur 3
Horizontal dengan total luasan Penggunaan Lahan mencapai 519,99 Ha.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel Tabel 4.11
Kota/ Luas
Jalur Kecamatan Jenis Penggunaan Lahan
Kabupaten (Ha)
Jalur 1 Taruju Ladang/Tegalan 0,06
Kabupaten Hutan 24,08
Jalur 2 Tasikmalaya Jatiwaras Permukiman/Area Kegiatan 8,33
Sawah 4,76
LAPORAN AKHIR
DINAS BINA MARGA DAN PENATAAN RUANG
PROVINSI JAWA BARAT Hal IV-28
KAJIAN JAWA BARAT SELATAN 2019
Kota/ Luas
Jalur Kecamatan Jenis Penggunaan Lahan
Kabupaten (Ha)
Semak Belukar 3,78
Sungai/Danau/Waduk/
Situ 0,19
Hutan 14,28
Permukiman/Area Kegiatan 39,44
Sawah 11,68
Semak Belukar 2,14
Sungai/Danau/Waduk/
Situ 0,07
Hutan 6,32
Permukiman/Area Kegiatan 8,93
Puspahiang
Sawah 3,12
Semak Belukar 12,76
Hutan 6,05
Permukiman/Area Kegiatan 2,21
Sawah 3,84
Salawu
Semak Belukar 0,76
Sungai/Danau/Waduk/
Situ 0,06
Hutan 23,82
Kebun/Perkebunan 31,44
Ladang/Tegalan 9,60
Permukiman/Area Kegiatan 14,49
Salopa
Sawah 16,92
Semak Belukar 32,26
Sungai/Danau/Waduk/
Situ 0,99
Hutan 6,78
Permukiman/Area Kegiatan 31,06
Sawah 16,65
Sukaraja
Semak Belukar 4,32
Sungai/Danau/Waduk/
Situ 0,51
Hutan 0,99
Permukiman/Area Kegiatan 17,90
Tanjungjaya
Sawah 11,00
Semak Belukar 3,90
Hutan 34,35
Ladang/Tegalan 14,20
Taraju Permukiman/Area Kegiatan 16,15
Sawah 13,15
Semak Belukar 16,98
Hutan 0,24
Kebun/Perkebunan 20,27
Permukiman/Area Kegiatan 0,00
Bantarkalong
Sawah 2,34
Sungai/Danau/Waduk/
Situ 0,11
Hutan 12,30
Jalur 3 Tasikmalaya
Kebun/Perkebunan 1,62
Ladang/Tegalan 55,54
Bojonggambir
Permukiman/Area Kegiatan 15,84
Sawah 8,03
Semak Belukar 4,71
Hutan 24,54
Cikatomas
Kebun/Perkebunan 1,48
LAPORAN AKHIR
DINAS BINA MARGA DAN PENATAAN RUANG
PROVINSI JAWA BARAT Hal IV-29
KAJIAN JAWA BARAT SELATAN 2019
Kota/ Luas
Jalur Kecamatan Jenis Penggunaan Lahan
Kabupaten (Ha)
Permukiman/Area Kegiatan 23,17
Sawah 6,34
Semak Belukar 2,71
Sungai/Danau/Waduk/
Situ 0,28
Hutan 9,02
Kebun/Perkebunan 53,75
Permukiman/Area Kegiatan 0,01
Cipatujah
Sawah 5,85
Sungai/Danau/Waduk/
Situ 0,51
Hutan 19,47
Kebun/Perkebunan 59,37
Culamega Permukiman/Area Kegiatan 0,02
Sawah 5,77
Semak Belukar 8,63
Hutan 4,92
Kebun/Perkebunan 104,05
Permukiman/Area Kegiatan 0,00
Karangnunggal
Sawah 11,09
Sungai/Danau/Waduk/
Situ 0,64
Hutan 2,64
Kebun/Perkebunan 34,68
Permukiman/Area Kegiatan 6,76
Pancatengah Sawah 3,89
Semak Belukar 4,48
Sungai/Danau/Waduk/
Situ 0,08
Hutan 0,90
Taraju
Ladang/Tegalan 3,93
Sumber : Hasil Analisis Konsultan,2019
6. Kabupaten Pangandaran
Menurut hasil overlay dan analisis yang telah dilakukan, Kabupaten
Pangandaran terdapat pada Jalur 2 Horizontal dengan total luasan
Penggunaan Lahan mencapai 311,73 Ha Sedangkan Jalur 3 Horizontal
dengan total luasan Penggunaan Lahan mencapai 102,66 Ha. Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada Tabel 4.12
Kota/ Luas
Jalur Kecamatan Jenis Penggunaan Lahan
Kabupaten (Ha)
Hutan 56,95
Kebun/Perkebunan 42,05
Jalur Permukiman/Area Kegiatan 7,02
Pangandaran Cigugur
2 Sawah 10,15
Semak Belukar 17,73
Sungai/Danau/Waduk/ 0,32
LAPORAN AKHIR
DINAS BINA MARGA DAN PENATAAN RUANG
PROVINSI JAWA BARAT Hal IV-30
KAJIAN JAWA BARAT SELATAN 2019
Kota/ Luas
Jalur Kecamatan Jenis Penggunaan Lahan
Kabupaten (Ha)
Situ
Hutan 1,56
Kebun/Perkebunan 14,78
Langkaplancar Permukiman/Area Kegiatan 0,09
Sawah 2,46
Semak Belukar 4,05
Hutan 18,16
Kebun/Perkebunan 0,57
Ladang/Tegalan 1,55
Permukiman/Area Kegiatan 29,88
Parigi
Sawah 18,66
Semak Belukar 15,90
Sungai/Danau/Waduk/
Situ 0,32
Permukiman/Area Kegiatan 46,46
Sawah 4,77
Sidamulih Semak Belukar 17,95
Sungai/Danau/Waduk/
Situ 0,36
Kebun/Perkebunan 38,39
Permukiman/Area Kegiatan 8,25
Jalur Sawah 11,67
Pangandaran Cimerak
3 Semak Belukar 44,24
Sungai/Danau/Waduk/
Situ 0,11
Sumber : Hasil Analisis Konsultan, 2019
Kota/ Luas
Jalur Kecamatan Jenis Penggunaan Lahan
Kabupaten (Ha)
Sukabumi Ciemas Hutan 75,34
Kebun/Perkebunan 5,56
Jalur Ladang/Tegalan 112,08
A Permukiman/Area Kegiatan 7,41
Sawah 17,35
Semak Belukar 0,59
LAPORAN AKHIR
DINAS BINA MARGA DAN PENATAAN RUANG
PROVINSI JAWA BARAT Hal IV-31
KAJIAN JAWA BARAT SELATAN 2019
Kota/ Luas
Jalur Kecamatan Jenis Penggunaan Lahan
Kabupaten (Ha)
Sungai/Danau/Waduk/Situ 1,29
Ciracap Kebun/Perkebunan 28,30
Ladang/Tegalan 6,12
Permukiman/Area Kegiatan 39,25
Sawah 29,66
Semak Belukar 10,74
Simpenan Kebun/Perkebunan 8,18
Ladang/Tegalan 32,38
Permukiman/Area Kegiatan 13,74
Sawah 8,30
Agrabinta Kebun/Perkebunan 1,52
Cianjur Ladang/Tegalan 0,00
Cijati Hutan 31,60
Kebun/Perkebunan 15,86
Ladang/Tegalan 2,67
Permukiman/Area Kegiatan 16,86
Sawah 12,53
Semak Belukar 3,24
Hutan 1,95
Leles
Kebun/Perkebunan 15,98
Ladang/Tegalan 35,54
Jalur
B Permukiman/Area Kegiatan 23,55
Sawah 1,02
Sungai/Danau/Waduk/
0,15
Situ
Sindang- Kebun/Perkebunan 6,74
Barang Ladang/Tegalan 0,28
Permukiman/Area Kegiatan 11,02
Tanggeung Kebun/Perkebunan 13,16
Ladang/Tegalan 3,19
Permukiman/Area Kegiatan 12,17
Semak Belukar 1,46
Garut Cibalong Hutan 8,55
Kebun/Perkebunan 36,13
Jalur Ladang/Tegalan 33,13
C Permukiman/Area Kegiatan 11,32
Sawah 8,42
Sungai/Danau/Waduk/Situ 0,26
Garut Cibalong Kebun/Perkebunan 67,15
Ladang/Tegalan 9,34
Permukiman/Area Kegiatan 17,23
Sawah 0,68
Semak Belukar 2,37
Sungai/Danau/Waduk/Situ 0,05
Peundeuy Hutan 3,07
Jalur
Kebun/Perkebunan 8,17
D
Ladang/Tegalan 1,38
Permukiman/Area Kegiatan 33,06
Sawah 15,79
Semak Belukar 1,47
Sungai/Danau/Waduk/Situ 0,42
Singajaya Hutan 5,82
Kebun/Perkebunan 7,00
Ladang/Tegalan 0,34
Permukiman/Area Kegiatan 6,60
LAPORAN AKHIR
DINAS BINA MARGA DAN PENATAAN RUANG
PROVINSI JAWA BARAT Hal IV-32
KAJIAN JAWA BARAT SELATAN 2019
Kota/ Luas
Jalur Kecamatan Jenis Penggunaan Lahan
Kabupaten (Ha)
Sawah 6,97
Semak Belukar 0,61
Tasikmalaya Cikalong Hutan 58,26
Kebun/Perkebunan 0,43
Permukiman/Area Kegiatan 18,02
Jalur
Sawah 10,43
E
Cikatomas Hutan 65,58
Permukiman/Area Kegiatan 1,67
Pancatengah Hutan 2,75
Permukiman/Area Kegiatan 0,65
Tasikmalaya Cikalong Kebun/Perkebunan 18,49
Ladang/Tegalan 2,41
Permukiman/Area Kegiatan 1,62
Sawah 3,92
Sungai/Danau/Waduk/Situ 0,33
Cikatomas Kebun/Perkebunan 4,05
Permukiman/Area Kegiatan 2,85
Jalur
Sawah 1,95
F
Semak Belukar 0,00
Pancatengah Hutan 36,17
Kebun/Perkebunan 10,45
Ladang/Tegalan 12,96
Permukiman/Area Kegiatan 27,65
Sawah 8,32
Semak Belukar 8,84
Sungai/Danau/Waduk/Situ 0,41
Tasikmalaya Cikatomas Hutan 6,18
Permukiman/Area Kegiatan 6,29
Sawah 0,95
Jalur
Semak Belukar 0,84
G
Pancatengah Hutan 0,00
Permukiman/Area Kegiatan 0,37
Sawah 0,00
Tasikmalaya Cikatomas Hutan 22,67
Permukiman/Area Kegiatan 6,29
Sawah 0,90
Jalur
Semak Belukar 22,34
H
Salopa Hutan 13,49
Permukiman/Area Kegiatan 4,06
Semak Belukar 4,75
Tasikmalaya Gunung- Hutan 8,33
Tanjung Kebun/Perkebunan 2,81
Ladang/Tegalan 1,53
Permukiman/Area Kegiatan 20,41
Sawah 5,37
Jatiwaras Hutan 8,58
Jalur Ladang/Tegalan 2,31
I Permukiman/Area Kegiatan 4,77
Manonjaya Hutan 6,34
Ladang/Tegalan 1,35
Permukiman/Area Kegiatan 15,24
Sawah 2,68
Salopa Hutan 13,19
Kebun/Perkebunan 19,51
Ladang/Tegalan 2,52
LAPORAN AKHIR
DINAS BINA MARGA DAN PENATAAN RUANG
PROVINSI JAWA BARAT Hal IV-33
KAJIAN JAWA BARAT SELATAN 2019
Kota/ Luas
Jalur Kecamatan Jenis Penggunaan Lahan
Kabupaten (Ha)
Permukiman/Area Kegiatan 7,27
Sawah 9,95
Semak Belukar 1,05
Sungai/Danau/Waduk/Situ 0,25
Pangandaran Parigi Hutan 10,96
Jalur Permukiman/Area Kegiatan 20,58
J Sawah 4,99
Semak Belukar 0,03
Ciamis Cidolog Hutan 8,78
Kebun/Perkebunan 22,01
Ladang/Tegalan 0,54
Permukiman/Area Kegiatan 2,85
Sawah 4,54
Sungai/Danau/Waduk/Situ 0,27
Cimaragas Hutan 8,34
Kebun/Perkebunan 8,62
Permukiman/Area Kegiatan 11,15
Sawah 3,87
Sungai/Danau/Waduk/Situ 0,16
Pamarican Hutan 7,21
Kebun/Perkebunan 74,91
Jalur
K Ladang/Tegalan 4,68
Permukiman/Area Kegiatan 0,70
Sawah 10,89
Sungai/Danau/Waduk/Situ 0,15
Langkaplanc Hutan 23,55
Pangandaran ar Kebun/Perkebunan 84,84
Permukiman/Area Kegiatan 0,01
Sawah 6,87
Semak Belukar 5,79
Parigi Hutan 5,88
Permukiman/Area Kegiatan 3,78
Sawah 4,45
Semak Belukar 1,34
Pangandaran Parigi Hutan 37,02
Ladang/Tegalan 0,40
Jalur
Permukiman/Area Kegiatan 3,79
L
Sawah 1,19
Semak Belukar 0,11
Ciamis Banjaranyar Kebun/Perkebunan 41,82
Ladang/Tegalan 3,43
Permukiman/Area Kegiatan 12,34
Sawah 2,05
Sungai/Danau/Waduk/Situ 0,56
Banjarsari Kebun/Perkebunan 0,10
Permukiman/Area Kegiatan 10,42
Jalur Sungai/Danau/Waduk/Situ 0,11
M Pamarican Kebun/Perkebunan 0,12
Permukiman/Area Kegiatan 2,01
Sawah 0,67
Sungai/Danau/Waduk/Situ 0,07
Pangandaran Langkaplanc Hutan 5,35
ar Kebun/Perkebunan 63,59
Permukiman/Area Kegiatan 0,03
Sawah 2,59
LAPORAN AKHIR
DINAS BINA MARGA DAN PENATAAN RUANG
PROVINSI JAWA BARAT Hal IV-34
KAJIAN JAWA BARAT SELATAN 2019
Kota/ Luas
Jalur Kecamatan Jenis Penggunaan Lahan
Kabupaten (Ha)
Semak Belukar 4,32
Parigi Hutan 3,01
Kebun/Perkebunan 12,88
Permukiman/Area Kegiatan 4,24
Sawah 3,52
Semak Belukar 7,20
Sumber : Hasil Analisis Konsultan, 2019
LAPORAN AKHIR
DINAS BINA MARGA DAN PENATAAN RUANG
PROVINSI JAWA BARAT Hal IV-35
KAJIAN JAWA BARAT SELATAN 2019
LAPORAN AKHIR
DINAS BINA MARGA DAN PENATAAN RUANG
PROVINSI JAWA BARAT Hal IV-36
KAJIAN JAWA BARAT SELATAN 2019
airtanah akan semakin punah dari muka bumi ini dan akan berdampak buruk
bagi seluruh makhluk hidup.
Di kecamatan Parigi dan Sidamulih, terdapat daerah yang merupakan
merupakan daerah hutan bakau dan menjadi daerah Pengembangan
laboratorium alam pada kawasan cagar alam, taman wisata alam, dan hutan
bakau dan juga daerah konservasi pesisir laut. Tanah di bawah hutan bakau
sangat dalam sehingga dapat menyimpan karbon empat kali lebih banyak
dibandingkan hutan lain. Jadi, membuka hutan bakau akan memperburuk
perubahan iklim. Sebaliknya melestarikan dan menanam pohon bakau akan
membantu memperlambat laju perubahan iklim. Hutan bakau adalah hutan
yang tumbuh di lumpur payau (campuran air asin dan tawar) sepanjang pantai.
Hutan bakau sangat penting untuk kehidupan ikan dan hewan lainnya. Hutan
bakau juga sangat penting untuk kehidupan, kesehatan, dan keselamatan
manusia – baik di Indonesia maupun di seluruh penjuru dunia.
LAPORAN AKHIR
DINAS BINA MARGA DAN PENATAAN RUANG
PROVINSI JAWA BARAT Hal IV-37
KAJIAN JAWA BARAT SELATAN 2019
Tabel 4.14. Analisa lingkungan Pada Jalur Rencana Kajian Jawa Barat Selatan
LAPORAN AKHIR
DINAS BINA MARGA DAN PENATAAN RUANG
PROVINSI JAWA BARAT Hal IV-38
KAJIAN JAWA BARAT SELATAN 2019
LAPORAN AKHIR
DINAS BINA MARGA DAN PENATAAN RUANG
PROVINSI JAWA BARAT Hal IV-39
KAJIAN JAWA BARAT SELATAN 2019
LAPORAN AKHIR
DINAS BINA MARGA DAN PENATAAN RUANG
PROVINSI JAWA BARAT Hal IV-40
KAJIAN JAWA BARAT SELATAN 2019
LAPORAN AKHIR
DINAS BINA MARGA DAN PENATAAN RUANG
PROVINSI JAWA BARAT Hal IV-41
KAJIAN JAWA BARAT SELATAN 2019
LAPORAN AKHIR
DINAS BINA MARGA DAN PENATAAN RUANG
PROVINSI JAWA BARAT Hal IV-42
KAJIAN JAWA BARAT SELATAN 2019
LAPORAN AKHIR
DINAS BINA MARGA DAN PENATAAN RUANG
PROVINSI JAWA BARAT Hal IV-43
KAJIAN JAWA BARAT SELATAN 2019
LAPORAN AKHIR
DINAS BINA MARGA DAN PENATAAN RUANG
PROVINSI JAWA BARAT Hal IV-44
KAJIAN JAWA BARAT SELATAN 2019
LAPORAN AKHIR
DINAS BINA MARGA DAN PENATAAN RUANG
PROVINSI JAWA BARAT Hal IV-45
KAJIAN JAWA BARAT SELATAN 2019
LAPORAN AKHIR
DINAS BINA MARGA DAN PENATAAN RUANG
PROVINSI JAWA BARAT Hal IV-46
KAJIAN JAWA BARAT SELATAN 2019
LAPORAN AKHIR
DINAS BINA MARGA DAN PENATAAN RUANG
PROVINSI JAWA BARAT Hal IV-47
KAJIAN JAWA BARAT SELATAN 2019
Tabel 4.1 Analisa Mitigasi Bencana Pada Jalur Rencana Kajian Jawa Barat Selatan
Daerah Rawan
Nama Nama Bencana
No Nama Kecamatan Faktor Penyebab
Jalur Kabupaten *berdasarkan
RTRW
pada jalur 1 horizontal Kecamatan Sukanagara
merupakan Daerah rawan longsor Dinas Lingkungan
Hidup Kabupaten Cianjur menginformasikan, bahwa
daerah bencana terdapat pada lereng perbukitan
berelief kasar dengan kemiringan antara 25° - 50°.
Ketidak stabilan kondisi geologi mengakibatkan
Kabupaten Cianjur berada di wilayah yang potensial
rawan bencana alam terutama bencana alam gerakan
tanah/longsor. Bencana gerakan tanah di wilayah
Kabupaten Cianjur hampir terjadi setiap tahun.
sukanegara Penyebabnya antara lain karena curah hujan yang
1 1 Horizontal Cianjur Sukanagara merupakan daerah tinggi, topografi yang berbukit-bukit dengan kemiringan
rawan longsor lereng yang bervariasi dan kondisi vegetasi yang tidak
cukup baik di beberapa tempat. Isu penting yang terjadi
terkait factor kebencanaan ini dikarenakan, Wilayah
Kabupaten Cianjur berada di wilayah yang potensial
rawan bencana alam terutama akibat ketidakstabilan
kondisi geologinya serta gerakan tanah, Alih fungsi
lahan yang pesat seiring dengan laju pertumbuhan
penduduk, Penurunan ruang terbuka hijau yang dapat
menyebabkan turunnya daerah resapan serta
Tumbuhnya permukiman di daerah rawan bencana dan
di bantaran sungai. Selain itu Wilayah Kabupaten
LAPORAN AKHIR
DINAS BINA MARGA DAN PENATAAN RUANG
PROVINSI JAWA BARAT Hal IV-48
KAJIAN JAWA BARAT SELATAN 2019
Daerah Rawan
Nama Nama Bencana
No Nama Kecamatan Faktor Penyebab
Jalur Kabupaten *berdasarkan
RTRW
Cianjur juga terletak pada pertemuan lempeng tektonik
Eurasia dan Australia.
kertasari merupakan
pada jalur 1 Horizontal Kecamatan Kertasari merupakan
2 1 Horizontal Bandung Kertasari daerah evakuasi untuk
daerah evakuasi untuk bencana tsunami.
bencana tsunami
pada jalur 1 Horizontal Kecamatan Cikadu merupakan
kecamatan yang termasuk kedalam kawasan rawan
gerakan tanah longsor Badan Penaggulangan Bencana
Daerah Kabupaten cianjur menerangkan bahwa Longsor
atau Pergerakan Tanah seringkali dipicu oleh curah
hujan tinggi dan terjadi selama beberapa hari. Struktur
tanah yang labil sangat mudah mengalami longsor
hingga mengakibatkan bencana khususnya bagi
merupakan masyarakat yang berada di posisi lebih rendah. Tanah
kecamatan yang longsor juga dapat dipicu oleh getaran gempa hingga
termasuk kedalam merontokkan struktur tanah di atas. faktor yang
3 1 Horizontal Cianjur Cikadu
kawasan rawan mempengaruhi terjadinya tanah longsor terdiri dari
gerakan tanah faktor pengontrol dan faktor pemicu. Faktor pengontrol
(longsor). longsor diantaranya adalah kondisi geomorfologi
(kemiringan lereng), kondisi geologi, kondisi tanah,
kondisi iklim, kondisi hidrologi, dan penggunaan lahan.
Dengan adanya faktor pengontrol longsor, longsor
belum akan terjadi apabila tidak ada proses atau kondisi
yang memicu longsor. Faktor pemicu adalah proses
yang merubah kondisi lereng dari kondisi rentan longsor
menjadi benarbenar longsor. Faktor pemicu longsor
adalah infiltrasi air hujan, getaran dan aktivitas manusia.
LAPORAN AKHIR
DINAS BINA MARGA DAN PENATAAN RUANG
PROVINSI JAWA BARAT Hal IV-49
KAJIAN JAWA BARAT SELATAN 2019
Daerah Rawan
Nama Nama Bencana
No Nama Kecamatan Faktor Penyebab
Jalur Kabupaten *berdasarkan
RTRW
pada jalur 1 Horizontal Kecamatan Sukanagara
merupakan kecamatan yang termasuk kedalam
kawasan rawan gerakan tanah longsor Badan
Penaggulangan Bencana Daerah Kabupaten cianjur
sukanegara
menerangkan bahwa Longsor atau Pergerakan Tanah
merupakan daerah
seringkali dipicu oleh curah hujan tinggi dan terjadi
4 1 Horizontal Cianjur Sukanagara kawasan rawan
selama beberapa hari. Struktur tanah yang labil sangat
gerakan tanah(
mudah mengalami longsor hingga mengakibatkan
longsor)
bencana khususnya bagi masyarakat yang berada di
posisi lebih rendah. Tanah longsor juga dapat dipicu
oleh getaran gempa hingga merontokkan struktur tanah
di atas.
pada jalur 1 Horizontal Kecamatan Takokak merupakan
kecamatan yang termasuk kedalam kawasan rawan
gerakan tanah longsor Badan Penaggulangan Bencana
Daerah Kabupaten cianjur menerangkan bahwa Longsor
termasuk kawasan atau Pergerakan Tanah seringkali dipicu oleh curah
5 1 Horizontal Cianjur Takokak rawan gerakan tanah hujan tinggi dan terjadi selama beberapa hari. Struktur
(longsor) tanah yang labil sangat mudah mengalami longsor
hingga mengakibatkan bencana khususnya bagi
masyarakat yang berada di posisi lebih rendah. Tanah
longsor juga dapat dipicu oleh getaran gempa hingga
merontokkan struktur tanah di atas.
kecamatan pada jalur 1 Horizontal Kecamatan Banjarwangi
banjarwangi termasuk termasuk ke dalam daerah kerentanan gempa bumi dan
6 1 Horizontal Garut Banjarwangi ke dalam daerah kawasan rawan gerakan tanah (longsor). Menurut pusat
kerentanan gempa penelitian Geoteknologi- LIPI menjelaskan Kecamatan
bumi, dan kawasan Banjarwangi, Cikajang, Pamulihan, Singajaya
LAPORAN AKHIR
DINAS BINA MARGA DAN PENATAAN RUANG
PROVINSI JAWA BARAT Hal IV-50
KAJIAN JAWA BARAT SELATAN 2019
Daerah Rawan
Nama Nama Bencana
No Nama Kecamatan Faktor Penyebab
Jalur Kabupaten *berdasarkan
RTRW
yang berpotensi merupakan daerah yang mempunyai kemiringan lebih
rawan gerakan tanah dari 25 - 40 % kemiringan (kategori curam).
(longsor)
kecamatan cikajang
pada jalur 1 Horizontal Kecamatan Cikajangtermasuk ke
termasuk ke dalam
dalam daerah kerentanan gempa bumi dan kawasan
daerah kerentanan
rawan gerakan tanah (longsor). Menurut pusat
gempa bumi, dan
7 1 Horizontal Garut Cikajang penelitian Geoteknologi- LIPI menjelaskan Kecamatan
kawasan yang
Banjarwangi, Cikajang, Pamulihan, Singajaya
berpotensi rawan
merupakan daerah yang mempunyai kemiringan lebih
gerakan tanah
dari 25 - 40 % kemiringan (kategori curam).
(longsor)
pada jalur 1 Horizontal Kecamatan Pamulihan termasuk
kecamatan pamulihan ke dalam daerah kerentanan gempa bumi dan kawasan
termasuk yang rawan gerakan tanah (longsor). Menurut pusat
8 1 Horizontal Garut Pamulihan berpotensi rawan penelitian Geoteknologi- LIPI menjelaskan Kecamatan
gerakan tanah Banjarwangi, Cikajang, Pamulihan, Singajaya
(longsor) merupakan daerah yang mempunyai kemiringan lebih
dari 25 - 40 % kemiringan (kategori curam).
kecamatan singajaya
pada jalur 1 Horizontal Kecamatan Singajaya termasuk
ermasuk ke dalam
ke dalam daerah kerentanan gempa bumi dan kawasan
daerah kerentanan
rawan gerakan tanah (longsor). Menurut pusat
gempa bumi, dan
9 1 Horizontal Garut Singajaya penelitian Geoteknologi- LIPI menjelaskan Kecamatan
kawasan yang
Banjarwangi, Cikajang, Pamulihan, Singajaya
berpotensi rawan
merupakan daerah yang mempunyai kemiringan lebih
gerakan tanah
dari 25 - 40 % kemiringan (kategori curam).
(longsor)
termasuk kedalam paja jalur 1 Horizontal Kecamatan Jampang tengah
10 1 Horizontal Sukabumi Jampangtengah
daerah rawan banjir termasuk kedalam daerah rawan banjir. kondisi
LAPORAN AKHIR
DINAS BINA MARGA DAN PENATAAN RUANG
PROVINSI JAWA BARAT Hal IV-51
KAJIAN JAWA BARAT SELATAN 2019
Daerah Rawan
Nama Nama Bencana
No Nama Kecamatan Faktor Penyebab
Jalur Kabupaten *berdasarkan
RTRW
hidrologi di wilayah Kabupaten Sukabumi meliputi Air
tanah dan air permukaan. Air tanah terlihat dengan
permunculan
mata air yang berasal dari lembah/kaki perbukitan,
sedangkan air permukaan terdiri atas sungai-sungai dan
anak sungai yang membentuk 6 (enam) Daerah Aliran
Sungai (DAS), yaitu DAS Cimandiri, DAS Cileutah, DAS
Cikarang, DAS Cikaso, DAS Cibuni dan DAS Cibareno.
Sungai-sungai yang terdapat di Kabupaten Sukabumi
mengalir sepanjang tahun. Masalah utama yang
dihadapi oleh sungai-sungai yang ada di Kabupaten
Sukabumi adalah terjadi banjir. Masalah banjir ini terjadi
akibat adanya erosi lateral dan pendangkalan
dibeberapa tepian sungai-sungai tersebut. Banjir
terutama terjadi pada DAS Cimandiri
pada jalur 1 Horizontal Kecamatan Nyalindung
merupakan daerah rawan longsor dan gempa bumi
berdasarkan laporan BPBD Sukabumi secara morfologi
kecamatan nyalindung merupakan daerah yang memiliki
daerah dengan tingkat kemiringan lereng sedang - terjal
merupakan daerah
7-30% kemiringan dan daerah dengan ketinggian 800 -
11 1 Horizontal Sukabumi Nyalindung rawan longsor dan
900 m diatas permukaan laut. Beberapa faktor yang
gempa bumi
menyebabkan pergerakan tanah di beberapa daerah
kecamatan Nyalindung adalah curah hujan yang tinggi
dan berdurasi lama, system drainase di permukaan yang
kurang baik, pemotongan lereng untuk pemukiman dan
jalan provinsi dilakukan pada pada lereng yang curam.
LAPORAN AKHIR
DINAS BINA MARGA DAN PENATAAN RUANG
PROVINSI JAWA BARAT Hal IV-52
KAJIAN JAWA BARAT SELATAN 2019
Daerah Rawan
Nama Nama Bencana
No Nama Kecamatan Faktor Penyebab
Jalur Kabupaten *berdasarkan
RTRW
pada jalur 1 Horizontal Kecamatan Purabaya merupakan
daerah rawan longsor dan gempa bumi serta banjir dan
tsunami BPBD Sukabumi mengeluarkan laporan wilayah
potensi gerakan tanah di Kabupaten Sukabumi untuk
2019. Tercatat bahwa kecamatan Purabaya memiliki
potensi bencana dengan skala menegah-tinggi. Dimana
potensi Menengah adalah daerah yang mempunyai
merupakan daerah potensi menegah untuk derakan tanah. pada zona ini
12 1 Horizontal Sukabumi Purabaya
rawan gempa bumi dapat terjadi gerakan tanah jika curah hujan di atas
normal, terutama pada daerah yang berbatasan dengan
lembah sungai, gawir, tebing, jalan atau jika lereng
mengalami gangguan. Potensi tinggi merupakan daerah
yang mempunyai potensi tinggi untuk terjadi gerakan
tanah. pada zona ini dapat terjadi gerakan tanah jika
curah hujan di atas normal, sedangkan gerakan tanah
lama dapat aktif kembali.
pada jalur 1 Horizontal Kecamatan Simpenan
merupakan daerah rawan longsor dan gempa bumi
serta banjir dan tsunami BPBD Sukabumi mengeluarkan
laporan wilayah potensi gerakan tanah di Kabupaten
merupakan daerah Sukabumi untuk 2019. Tercatat bahwa kecamatan
rawan longsor dan Simpenan memiliki potensi bencana dengan skala
13 1 Horizontal Sukabumi Simpenan
gempa bumi serta menegah-tinggi. Dimana potensi Menengah adalah
banjir dan tsunami daerah yang mempunyai potensi menegah untuk
derakan tanah. pada zona ini dapat terjadi gerakan
tanah jika curah hujan di atas normal, terutama pada
daerah yang berbatasan dengan lembah sungai, gawir,
tebing, jalan atau jika lereng mengalami gangguan.
LAPORAN AKHIR
DINAS BINA MARGA DAN PENATAAN RUANG
PROVINSI JAWA BARAT Hal IV-53
KAJIAN JAWA BARAT SELATAN 2019
Daerah Rawan
Nama Nama Bencana
No Nama Kecamatan Faktor Penyebab
Jalur Kabupaten *berdasarkan
RTRW
Potensi tinggi merupakan daerah yang mempunyai
potensi tinggi untuk terjadi gerakan tanah. pada zona
ini dapat terjadi gerakan tanah jika curah hujan di atas
normal, sedangkan gerakan tanah lama dapat aktif
kembali.
pada jalur 1 Horizontal Kecematan cibinong merupakan
daeran rawan longsor Berdasarkan Peta Prakiraan
Wilayah Potensi Terjadi Gerakan Tanah di Kabupaten
Cianjur pada bulan Oktober 2017 (Badan Geologi, Pusat
Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi), Kecamatan
Cibinong termasuk zona potensi terjadi gerakan tanah
menengah artinya daerah ini mempunyai tingkat
kerentanan menengah hingga tinggi untuk terjadi
gerakan tanah.Pada zona ini dapat terjadi gerakan
tanah jika curah hujan di atas normal, sedangkan
merupakan daerah gerakan tanah.
14 1 Horizontal Cianjur Cibinong
rawan longsor Berdasarkan Peta Prakiraan Wilayah Terjadi Gerakan
Tanah Kabupaten Berdasarkan Peta Zona Kerentanan
Gerakan Tanah Lembar Jawa Bagian Barat (PVMBG,
2004), wilayah Desa Cimaskara, Kecamatan Cibinong,
dan sekitarnya, masuk ke dalam Zona Gerakan Tanah
Menengah artinya daerah ini mempunyai tingkat
kerentanan menengah untuk terkena gerakan tanah.
Pada zona ini dapat terjadi gerakan tanah jika curah
hujan diatas normal, terutama pada daerah yang
berbatasan dengan lembah sungai, gawir, tebing jalan
atau jika lereng mengalami gangguan.
LAPORAN AKHIR
DINAS BINA MARGA DAN PENATAAN RUANG
PROVINSI JAWA BARAT Hal IV-54
KAJIAN JAWA BARAT SELATAN 2019
Daerah Rawan
Nama Nama Bencana
No Nama Kecamatan Faktor Penyebab
Jalur Kabupaten *berdasarkan
RTRW
pada jalur 1 Horizontal Kecamatan Sukanagara
merupakan kecamatan yang termasuk kedalam
kawasan rawan gerakan tanah longsor Badan
Penaggulangan Bencana Daerah Kabupaten cianjur
menerangkan bahwa Longsor atau Pergerakan Tanah
sukanegara
seringkali dipicu oleh curah hujan tinggi dan terjadi
15 1 Horizontal Cianjur Sukanagara merupakan daerah
selama beberapa hari. Struktur tanah yang labil sangat
rawan longsor
mudah mengalami longsor hingga mengakibatkan
bencana khususnya bagi masyarakat yang berada di
posisi lebih rendah. Tanah longsor juga dapat dipicu
oleh getaran gempa hingga merontokkan struktur tanah
di atas.
pada jalur 1 Horizontal Kecamatan Cikajang termasuk
merupakan daerah ke dalam daerah kerentanan gempa bumi dan kawasan
rawan longsor dan rawan gerakan tanah (longsor). Menurut pusat
16 1 Horizontal Garut Cikajang gempa bumi serta penelitian Geoteknologi- LIPI menjelaskan Kecamatan
banjir dan tanah Banjarwangi, Cikajang, Pamulihan, Singajaya
longsor merupakan daerah yang mempunyai kemiringan lebih
dari 25 - 40 % kemiringan (kategori curam).
pada jalur 1 Horizontal Kecamatan Cisurupan Kabupaten
Garut merupakan salah satu kabupaten di Jawa Barat
merupakan daerah yang rawan terhadap bencana geologi yaitu bencana
rawan gempa bumi letusan gunungapi. Kabupaten Garut memiliki dua buah
17 1 Horizontal Garut Cisurupan
serta banjir dan tanah gunungapi aktif yaitu Gunung Guntur yang berada di
longsor wilayah Kecamatan Tarogong Kaler, Leles dan
Samarang, dan Gunung Papandayan yang berada di
wilayah Kecamatan Cisurupan.
LAPORAN AKHIR
DINAS BINA MARGA DAN PENATAAN RUANG
PROVINSI JAWA BARAT Hal IV-55
KAJIAN JAWA BARAT SELATAN 2019
Daerah Rawan
Nama Nama Bencana
No Nama Kecamatan Faktor Penyebab
Jalur Kabupaten *berdasarkan
RTRW
pada jalur 1 Horizontal Kecamatan Pamulihan termasuk
ke dalam daerah kerentanan gempa bumi dan kawasan
rawan gerakan tanah (longsor). Menurut pusat
merupakan daerah
18 1 Horizontal Garut Pamulihan penelitian Geoteknologi- LIPI menjelaskan Kecamatan
rawan tanah longsor
Banjarwangi, Cikajang, Pamulihan, Singajaya
merupakan daerah yang mempunyai kemiringan lebih
dari 25 - 40 % kemiringan (kategori curam).
paja jalur 2 Horizontal Kecamatan Jampang tengah
termasuk kedalam daerah rawan banjir. kondisi
hidrologi di wilayah Kabupaten Sukabumi meliputi Air
tanah dan air permukaan. Air tanah terlihat dengan
permunculan
mata air yang berasal dari lembah/kaki perbukitan,
sedangkan air permukaan terdiri atas sungai-sungai dan
anak sungai yang membentuk 6 (enam) Daerah Aliran
Jalur 2 termasuk kedalam
19 Sukabumi Jampangtengah Sungai (DAS), yaitu DAS Cimandiri, DAS Cileutah, DAS
Horizontal daerah rawan banjir
Cikarang, DAS Cikaso, DAS Cibuni dan DAS Cibareno.
Sungai-sungai yang terdapat di Kabupaten Sukabumi
mengalir sepanjang tahun. Masalah utama yang
dihadapi oleh sungai-sungai yang ada di Kabupaten
Sukabumi adalah terjadi banjir. Masalah banjir ini terjadi
akibat adanya erosi lateral dan pendangkalan
dibeberapa tepian sungai-sungai tersebut. Banjir
terutama terjadi pada DAS Cimandiri
pada jalur 2 Horizontal kecamatan Lengkong merupakan
Jalur 2 merupakan daerah daerah rawan gempa bumi. Menurut BPBD Dari peta
20 Sukabumi Lengkong
Horizontal rawan gempa bumi tingkat kerawanan gempabumi Kabupaten dan Kota
Sukabumi nampak bahwa zona sesar memberi
LAPORAN AKHIR
DINAS BINA MARGA DAN PENATAAN RUANG
PROVINSI JAWA BARAT Hal IV-56
KAJIAN JAWA BARAT SELATAN 2019
Daerah Rawan
Nama Nama Bencana
No Nama Kecamatan Faktor Penyebab
Jalur Kabupaten *berdasarkan
RTRW
kontribusi yang cukup signifikan dibanding kriteria yang
lain walaupun secara perhitungan diberi bobot yang
sama. Daerah yang memiliki tingkat kerawanan
gempabumi tinggi terdapat pada kecamatan
Pelabuhanratu, bergerak ke timur, melalui kecamatan
Lengkong, Kec. Warungkiara, Kec. Jampang Tengah,
Kec. Nyalindung, Kec. Baros, Kec. Cisaat, Kec.
Gegerbitung, dan Kec. Sukabumi. Jika dilihat pada peta
geologi pada daerah-daerah tersebut merupakan zona
sesar Cimandiri dan sesar-sesar ikutannya. Dalam
catatan sejarah tercatat bahwa ada beberapa gempa
merusak yang terjadi akibat pergerakan zona sesar ini
antara lain gempabumi Gandasoli tahun 1982 dan
gempabumi Cibadak tahun 2000.
pada jalur 2 Horizontal Kecamatan Purabaya merupakan
daerah rawan longsor dan gempa bumi serta banjir dan
tsunami BPBD Sukabumi mengeluarkan laporan wilayah
potensi gerakan tanah di Kabupaten Sukabumi untuk
2019. Tercatat bahwa kecamatan Purabaya memiliki
potensi bencana dengan skala menegah-tinggi. Dimana
Jalur 2 merupakan daerah potensi Menengah adalah daerah yang mempunyai
22 Sukabumi Purabaya
Horizontal rawan gempa bumi potensi menegah untuk derakan tanah. pada zona ini
dapat terjadi gerakan tanah jika curah hujan di atas
normal, terutama pada daerah yang berbatasan dengan
lembah sungai, gawir, tebing, jalan atau jika lereng
mengalami gangguan. Potensi tinggi merupakan daerah
yang mempunyai potensi tinggi untuk terjadi gerakan
tanah. pada zona ini dapat terjadi gerakan tanah jika
LAPORAN AKHIR
DINAS BINA MARGA DAN PENATAAN RUANG
PROVINSI JAWA BARAT Hal IV-57
KAJIAN JAWA BARAT SELATAN 2019
Daerah Rawan
Nama Nama Bencana
No Nama Kecamatan Faktor Penyebab
Jalur Kabupaten *berdasarkan
RTRW
curah hujan di atas normal, sedangkan gerakan tanah
lama dapat aktif kembali.
pada jalur 2 Horizontal Kecamatan Simpenan
merupakan daerah rawan longsor dan gempa bumi
serta banjir dan tsunami BPBD Sukabumi mengeluarkan
laporan wilayah potensi gerakan tanah di Kabupaten
Sukabumi untuk 2019. Tercatat bahwa kecamatan
Simpenan memiliki potensi bencana dengan skala
menegah-tinggi. Dimana potensi Menengah adalah
merupakan daerah
daerah yang mempunyai potensi menegah untuk
Jalur 2 rawan longsor dan
23 Sukabumi Simpenan derakan tanah. pada zona ini dapat terjadi gerakan
Horizontal gempa bumi serta
tanah jika curah hujan di atas normal, terutama pada
banjir dan tsunami
daerah yang berbatasan dengan lembah sungai, gawir,
tebing, jalan atau jika lereng mengalami gangguan.
Potensi tinggi merupakan daerah yang mempunyai
potensi tinggi untuk terjadi gerakan tanah. pada zona
ini dapat terjadi gerakan tanah jika curah hujan di atas
normal, sedangkan gerakan tanah lama dapat aktif
kembali.
merupakan daerah
Pengembangan dan Jalur 2 Horizontal Kecamatan Parigi Kabupaten
Jalur 2
24 Pangandaran Kecamatan Parigi peningkatan jalur dan Pangandaran merupakan daerah pengembangan dan
Horizontal
ruang evakuasi peningkatan jalur dan ruang evakuasi bencana tsunami.
bencana tsunami;
kecamatan singajaya pada jalur 2 Horizontal Kecamatan Pamulihan termasuk
Jalur 2 termasuk ke dalam ke dalam daerah kerentanan gempa bumi dan kawasan
25 Garut Singajaya
Horizontal daerah kerentanan rawan gerakan tanah (longsor). Menurut pusat
gempa bumi, dan penelitian Geoteknologi- LIPI menjelaskan Kecamatan
LAPORAN AKHIR
DINAS BINA MARGA DAN PENATAAN RUANG
PROVINSI JAWA BARAT Hal IV-58
KAJIAN JAWA BARAT SELATAN 2019
Daerah Rawan
Nama Nama Bencana
No Nama Kecamatan Faktor Penyebab
Jalur Kabupaten *berdasarkan
RTRW
kawasan yang Banjarwangi, Cikajang, Pamulihan, Singajaya
berpotensi rawan merupakan daerah yang mempunyai kemiringan lebih
gerakan tanah dari 25 - 40 % kemiringan (kategori curam).
(longsor)
jalur 2 Horizontal Kecamatan Cigugur Kabupaten
Jalur 2 rencana
26 Pangandaran Kecamatan Cigugur Pangandaran direncanakan menjadi daerah
Horizontal pembangunan TPA
pembangunan TPA
Menerapkan
penanganan akhir
jalur 2 Horizontal Kecamatan Cigugur Kabupaten
Jalur 2 sampah di TPPAS
27 Pangandaran Kecamatan Cigugur Pangandaran menerapkan penanganan akhir sampah di
Horizontal secara controlled
TPPAS secara controlled landrill atau sanitary landrill
landfill atau sanitary
landfill
merupakan daerah
Pengembangan dan Jalur 2 Horizontal Kecamatan Sidamulih Kabupaten
Jalur 2
28 Pangandaran Kecamatan Sidamulih peningkatan jalur dan Pangandaran merupakan daerah pengembangan dan
Horizontal
ruang evakuasi peningkatan jalur dan ruang evakuasi bencana tsunami.
bencana tsunami;
kecamatan singajaya
pada jalur 3 Horizontal Kecamatan Pamulihan termasuk
ermasuk ke dalam
ke dalam daerah kerentanan gempa bumi dan kawasan
daerah kerentanan
rawan gerakan tanah (longsor). Menurut pusat
Jalur 3 gempa bumi, dan
29 garut singajaya penelitian Geoteknologi- LIPI menjelaskan Kecamatan
Horizontal kawasan yang
Banjarwangi, Cikajang, Pamulihan, Singajaya
berpotensi rawan
merupakan daerah yang mempunyai kemiringan lebih
gerakan tanah
dari 25 - 40 % kemiringan (kategori curam).
(longsor)
LAPORAN AKHIR
DINAS BINA MARGA DAN PENATAAN RUANG
PROVINSI JAWA BARAT Hal IV-59
KAJIAN JAWA BARAT SELATAN 2019
Daerah Rawan
Nama Nama Bencana
No Nama Kecamatan Faktor Penyebab
Jalur Kabupaten *berdasarkan
RTRW
merupakan daerah
pengembangan sistem jalur 3 Kecamatan Agrabinta Kabupaten Cianjur
Jalur 3
30 cianjur agrabinta pengendali banjir dan merupakan daerah pengembangan sistem pengendalian
Horizontal
jalur evakuasi banjir banjir dan jalur evakuasi banjir dan tsunami.
dan tsunami
jalur 3 Horizontal kecamatan Cijati Berdasarkan Peta
Prakiraan Wilayah Potensi Terjadi Gerakan Tanah pada
Bulan November 2016 di Kabupaten Cianjur (Badan
Geologi, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana
merupakan daerah Geologi), kecamatan Cijati berada pada zona potensi
Jalur 3
31 cianjur cijati kawasan banjir, gerakan tanah Menengah – Tinggi, artinya pada zona ini
Horizontal
longsor, dapat terjadi gerakan tanah jika curah hujan di atas
normal, terutama pada daerah yang berbatasan dengan
lembah sungai, gawir, tebing jalan, atau jika lereng
mengalami gangguan dan gerakan tanah lama dapat
aktif kembali.
jalur 3 Horizontal kecamatan Leles Berdasarkan Peta
Prakiraan Wilayah Potensi Terjadi Gerakan Tanah pada
Bulan November 2016 di Kabupaten Cianjur (Badan
Geologi, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana
merupakan daerah Geologi), kecamatan Cijati berada pada zona potensi
Jalur 3
32 Cianjur Leles kawasan banjir, gerakan tanah Menengah – Tinggi, artinya pada zona ini
Horizontal
longsor, dapat terjadi gerakan tanah jika curah hujan di atas
normal, terutama pada daerah yang berbatasan dengan
lembah sungai, gawir, tebing jalan, atau jika lereng
mengalami gangguan dan gerakan tanah lama dapat
aktif kembali.
LAPORAN AKHIR
DINAS BINA MARGA DAN PENATAAN RUANG
PROVINSI JAWA BARAT Hal IV-60
KAJIAN JAWA BARAT SELATAN 2019
Daerah Rawan
Nama Nama Bencana
No Nama Kecamatan Faktor Penyebab
Jalur Kabupaten *berdasarkan
RTRW
pada jalur 3 Horizontal Kecamatan Cibalong merupakan
wilayah selatan kabupaten garut yang berbatasan
dengan pantai, dimana terdapat tumbukan lempeng
samudera Indo Australia dan lempenga daratan Eurasia.
merupakan daerah Terjadinya gempa di dasar laut yang diakibatkan
Jalur 3
33 Garut Cibalong rawan gempa bumi tumbukan lempeng akan berpengaruh terhadap daerah
Horizontal
dan banjir di sepanjang pantai selatan Kabupaten garut, terutama
jika terjadinya gempa laut berpengaruh terhadap
gelombang air laut yang dikenal dengan tsunami yang
akan bergerak kearah daratan pantai selatan kabupaten
garut.
pada jalur 3 Horizontal Kecamatan Cibalong merupakan
wilayah selatan kabupaten garut yang berbatasan
dengan pantai, dimana terdapat tumbukan lempeng
samudera Indo Australia dan lempenga daratan Eurasia.
merupakan daerah Terjadinya gempa di dasar laut yang diakibatkan
Jalur 3
34 Garut Cibalong rawan gempa bumi tumbukan lempeng akan berpengaruh terhadap daerah
Horizontal
dan banjir di sepanjang pantai selatan Kabupaten garut, terutama
jika terjadinya gempa laut berpengaruh terhadap
gelombang air laut yang dikenal dengan tsunami yang
akan bergerak kearah daratan pantai selatan kabupaten
garut.
kecamatan singajaya
pada jalur 3 Horizontal Kecamatan Pamulihan termasuk
ermasuk ke dalam
ke dalam daerah kerentanan gempa bumi dan kawasan
Jalur 3 daerah kerentanan
35 Garut Singajaya rawan gerakan tanah (longsor). Menurut pusat
Horizontal gempa bumi, dan
penelitian Geoteknologi- LIPI menjelaskan Kecamatan
kawasan yang
Banjarwangi, Cikajang, Pamulihan, Singajaya
berpotensi rawan
LAPORAN AKHIR
DINAS BINA MARGA DAN PENATAAN RUANG
PROVINSI JAWA BARAT Hal IV-61
KAJIAN JAWA BARAT SELATAN 2019
Daerah Rawan
Nama Nama Bencana
No Nama Kecamatan Faktor Penyebab
Jalur Kabupaten *berdasarkan
RTRW
gerakan tanah merupakan daerah yang mempunyai kemiringan lebih
(longsor) dari 25 - 40 % kemiringan (kategori curam).
merupakan daerah
Pengembangan dan Jalur 3 Horizontal Kecamatan Parigi Kabupaten
Jalur 3
36 Pangandaran Kecamatan Parigi peningkatan jalur dan Pangandaran merupakan daerah pengembangan dan
Horizontal
ruang evakuasi peningkatan jalur dan ruang evakuasi bencana tsunami.
bencana tsunami;
merupakan daerah
Pengembangan dan Jalur 3 Horizontal Kecamatan Parigi Kabupaten
Jalur 3
37 Pangandaran Kecamatan Parigi peningkatan jalur dan Pangandaran merupakan daerah pengembangan dan
Horizontal
ruang evakuasi peningkatan jalur dan ruang evakuasi bencana tsunami.
bencana tsunami;
merupakan daerah
Pengembangan dan Jalur 3 Horizontal Kecamatan Parigi Kabupaten
Jalur 3
38 Pangandaran Kecamatan Parigi peningkatan jalur dan Pangandaran merupakan daerah pengembangan dan
Horizontal
ruang evakuasi peningkatan jalur dan ruang evakuasi bencana tsunami.
bencana tsunami;
merupakan daerah
Pengembangan dan Jalur 3 Horizontal Kecamatan Parigi Kabupaten
Jalur 3
39 Pangandaran Kecamatan Parigi peningkatan jalur dan Pangandaran merupakan daerah pengembangan dan
Horizontal
ruang evakuasi peningkatan jalur dan ruang evakuasi bencana tsunami.
bencana tsunami;
pada jalur A kecamatan Ciemas merupakan daerah
rawan gempa bumi. Menurut BPBD Dari peta tingkat
merupakan daerah
40 Jalur A Sukabumi Ciemas kerawanan gempabumi Kabupaten dan Kota Sukabumi
rawan gempa bumi
Untuk daerah-daerah lain seperti Kecamatan
Kabandungan, Nagrak, Cicurug, Ciemas, Jampangkulon
LAPORAN AKHIR
DINAS BINA MARGA DAN PENATAAN RUANG
PROVINSI JAWA BARAT Hal IV-62
KAJIAN JAWA BARAT SELATAN 2019
Daerah Rawan
Nama Nama Bencana
No Nama Kecamatan Faktor Penyebab
Jalur Kabupaten *berdasarkan
RTRW
dan Tegalbuleud merupakan daerah-daerah dengan
tingkat kerawanan yang ringan sampai sedang.
pada jalur A Horizontal Kecamatan Simpenan
merupakan daerah rawan longsor dan gempa bumi
serta banjir dan tsunami BPBD Sukabumi mengeluarkan
laporan wilayah potensi gerakan tanah di Kabupaten
Sukabumi untuk 2019. Tercatat bahwa kecamatan
Simpenan memiliki potensi bencana dengan skala
menegah-tinggi. Dimana potensi Menengah adalah
merupakan daerah
daerah yang mempunyai potensi menegah untuk
rawan longsor dan
41 Jalur A Sukabumi Simpenan derakan tanah. pada zona ini dapat terjadi gerakan
gempa bumi serta
tanah jika curah hujan di atas normal, terutama pada
banjir dan tsunami
daerah yang berbatasan dengan lembah sungai, gawir,
tebing, jalan atau jika lereng mengalami gangguan.
Potensi tinggi merupakan daerah yang mempunyai
potensi tinggi untuk terjadi gerakan tanah. pada zona
ini dapat terjadi gerakan tanah jika curah hujan di atas
normal, sedangkan gerakan tanah lama dapat aktif
kembali.
merupakan daerah
pengembangan sistem jalur B Kecamatan Agrabinta Kabupaten Cianjur
42 Jalur B Cianjur Agrabinta pengendali banjir dan merupakan daerah pengembangan sistem pengendalian
jalur evakuasi banjir banjir dan jalur evakuasi banjir dan tsunami.
dan tsunami
merupakan daerah jalur B Kecamatan Cijati Kabupaten Cianjur merupakan
43 Jalur B Cianjur Cijati pengembangan sistem daerah pengembangan sistem pengendalian banjir dan
pengendali banjir dan jalur evakuasi banjir dan tsunami.
LAPORAN AKHIR
DINAS BINA MARGA DAN PENATAAN RUANG
PROVINSI JAWA BARAT Hal IV-63
KAJIAN JAWA BARAT SELATAN 2019
Daerah Rawan
Nama Nama Bencana
No Nama Kecamatan Faktor Penyebab
Jalur Kabupaten *berdasarkan
RTRW
jalur evakuasi banjir
dan tsunami
jalur B Horizontal kecamatan Leles Berdasarkan Peta
Prakiraan Wilayah Potensi Terjadi Gerakan Tanah pada
Bulan November 2016 di Kabupaten Cianjur (Badan
Geologi, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana
merupakan daerah Geologi), kecamatan Cijati berada pada zona potensi
44 Jalur B Cianjur Leles kawasan banjir, gerakan tanah Menengah – Tinggi, artinya pada zona ini
longsor, dapat terjadi gerakan tanah jika curah hujan di atas
normal, terutama pada daerah yang berbatasan dengan
lembah sungai, gawir, tebing jalan, atau jika lereng
mengalami gangguan dan gerakan tanah lama dapat
aktif kembali.
pada jalur C Kecamatan Cibalong merupakan wilayah
selatan kabupaten garut yang berbatasan dengan
pantai, dimana terdapat tumbukan lempeng samudera
Indo Australia dan lempenga daratan Eurasia.
merupakan daerah Terjadinya gempa di dasar laut yang diakibatkan
45 Jalur C Garut Cibalong rawan gempa bumi tumbukan lempeng akan berpengaruh terhadap daerah
dan banjir di sepanjang pantai selatan Kabupaten garut, terutama
jika terjadinya gempa laut berpengaruh terhadap
gelombang air laut yang dikenal dengan tsunami yang
akan bergerak kearah daratan pantai selatan kabupaten
garut.
pada jalur D Kecamatan Cibalong merupakan wilayah
merupakan daerah
selatan kabupaten garut yang berbatasan dengan
46 Jalur D Garut Cibalong rawan gempa bumi
pantai, dimana terdapat tumbukan lempeng samudera
dan banjir
Indo Australia dan lempenga daratan Eurasia.
LAPORAN AKHIR
DINAS BINA MARGA DAN PENATAAN RUANG
PROVINSI JAWA BARAT Hal IV-64
KAJIAN JAWA BARAT SELATAN 2019
Daerah Rawan
Nama Nama Bencana
No Nama Kecamatan Faktor Penyebab
Jalur Kabupaten *berdasarkan
RTRW
Terjadinya gempa di dasar laut yang diakibatkan
tumbukan lempeng akan berpengaruh terhadap daerah
di sepanjang pantai selatan Kabupaten garut, terutama
jika terjadinya gempa laut berpengaruh terhadap
gelombang air laut yang dikenal dengan tsunami yang
akan bergerak kearah daratan pantai selatan kabupaten
garut.
kecamatan singajaya
pada jalur 1 Horizontal Kecamatan Pamulihan termasuk
ermasuk ke dalam
ke dalam daerah kerentanan gempa bumi dan kawasan
daerah kerentanan
rawan gerakan tanah (longsor). Menurut pusat
gempa bumi, dan
47 Jalur D Garut Singajaya penelitian Geoteknologi- LIPI menjelaskan Kecamatan
kawasan yang
Banjarwangi, Cikajang, Pamulihan, Singajaya
berpotensi rawan
merupakan daerah yang mempunyai kemiringan lebih
gerakan tanah
dari 25 - 40 % kemiringan (kategori curam).
(longsor)
merupakan daerah
Pengembangan dan Jalur D Horizontal Kecamatan Langkap Lanca Kabupaten
Kecamatan Langkap
48 Jalur D Pangandaran peningkatan jalur dan Pangandaran merupakan daerah pengembangan dan
Lancar
ruang evakuasi peningkatan jalur dan ruang evakuasi bencana tsunami.
bencana tsunami;
Sumber : Hasil Analisis Konsultan, 2019
LAPORAN AKHIR
DINAS BINA MARGA DAN PENATAAN RUANG
PROVINSI JAWA BARAT Hal IV-65
KAJIAN JAWA BARAT SELATAN 2019
LAPORAN AKHIR
DINAS BINA MARGA DAN PENATAAN RUANG
PROVINSI JAWA BARAT Hal IV-66
KAJIAN JAWA BARAT SELATAN 2019
LAPORAN AKHIR
DINAS BINA MARGA DAN PENATAAN RUANG
PROVINSI JAWA BARAT Hal IV-67
KAJIAN JAWA BARAT SELATAN 2019
LAPORAN AKHIR
DINAS BINA MARGA DAN PENATAAN RUANG
PROVINSI JAWA BARAT Hal IV-68
KAJIAN JAWA BARAT SELATAN 2019
LAPORAN AKHIR
DINAS BINA MARGA DAN PENATAAN RUANG
PROVINSI JAWA BARAT Hal IV-69
KAJIAN JAWA BARAT SELATAN 2019
perlu diwaspadai, diteliti dan dipelajari dengan cermat dan seksama, sehingga
upaya pengendalian dan penanggulangannya dilakukan lebih tepat dan
terarah. Rehabilitasi atau remediasi dilakukan terhadap objek yang terkena
dampak, dalam hal ini adalah tanah, air tanah, dan badan air/sungai sebagai
sumber air pertanian.
LAPORAN AKHIR
DINAS BINA MARGA DAN PENATAAN RUANG
PROVINSI JAWA BARAT Hal IV-70
KAJIAN JAWA BARAT SELATAN 2019
LAPORAN AKHIR
DINAS BINA MARGA DAN PENATAAN RUANG
PROVINSI JAWA BARAT Hal IV-71
KAJIAN JAWA BARAT SELATAN 2019
LAPORAN AKHIR
DINAS BINA MARGA DAN PENATAAN RUANG
PROVINSI JAWA BARAT Hal IV-72
KAJIAN JAWA BARAT SELATAN 2019
LAPORAN AKHIR
DINAS BINA MARGA DAN PENATAAN RUANG
PROVINSI JAWA BARAT Hal IV-73
KAJIAN JAWA BARAT SELATAN 2019
LAPORAN AKHIR
DINAS BINA MARGA DAN PENATAAN RUANG
PROVINSI JAWA BARAT Hal IV-74
KAJIAN JAWA BARAT SELATAN 2019
LAPORAN AKHIR
DINAS BINA MARGA DAN PENATAAN RUANG
PROVINSI JAWA BARAT Hal IV-75
KAJIAN JAWA BARAT SELATAN 2019
LAPORAN AKHIR
DINAS BINA MARGA DAN PENATAAN RUANG
PROVINSI JAWA BARAT Hal IV-76
KAJIAN JAWA BARAT SELATAN 2019
Tabel 4.17 Spoting Pengembangan Kawasan, Potensi Lingkungan dan Model Pengelolaan Lingkungan
Jenis Nama Kota/Kabupaten Model Pengelolaan
No Potensi Resiko
Kawasan Tasikmalaya Garut Cianjur Pangandaran Sukabumi Ciamis Lingkungan
1 permukiman karangnunggal Cikajang sukanegara parigi pelabuhan ciamis terjadinya alih sanitasi tepat guna
Cikatomas singajaya pagelaran cijulang ratu cimargas fungsi lahan yang regulasi yang
sukaraja koridor sindang koridor cidolog mengakibatkan mengatur terhadap
koridor cikajang barang sukabumi cidolog berkurangnya RTH, perubahan fungsi
cikatomas - -banyuwangi tanggeung -pelabuhan banjaran menigkatnya sawah-sawah irigasi
salopa Mekarmukti ratu volume sampah, (LP2B).
cipatujah bungbulan sagaranten menurunnya pengendalian
pamulihan jampang kualitas air tanah, pemanfaatan tata
pamengpeuk kulon pencemaran udara, ruang dan
pembangunan pemantauan yang
yang melanggar continu
tata ruang seperti sistem TPA
pemanfaatan RTH pelaksanaan 3R
yang dipergunakan
menjadi
permukiman
2 perdagangan cikatomas cikajang sukanegara pangandaran pelabuhan koridor terjadinya alih sistem TPA
dan jasa sukaraja singajaya sindang kalipucung ratu ciamis- fungsi lahan yang pelaksanaan 3R
koridor koridor barang koridor banjar mengakibatkan pengendalian
cikatomas cikajang tanggeung sukabumi cimargas berkurangnya RTH, pemanfaatan tata
- salopa -banyuwangi pagelaran -pelabuhan cidolog menigkatnya ruang dan
taraju pamengpeuk ratu cidolog volume sampah, pemantauan yang
cipatujah bungbulan sagaranten banjaran menurunnya continu
karangnunggal pamulihan jampang kualitas air tanah,
kulon pencemaran udara,
pembangunan
yang melanggar
tata ruang seperti
pemanfaatan RTH
yang dipergunakan
menjadi kawasan
perdagangan dan
jasa, perubahan
mata pencaharian
LAPORAN AKHIR
DINAS BINA MARGA DAN PENATAAN RUANG
PROVINSI JAWA BARAT Hal IV-77
KAJIAN JAWA BARAT SELATAN 2019
LAPORAN AKHIR
DINAS BINA MARGA DAN PENATAAN RUANG
PROVINSI JAWA BARAT Hal IV-78
KAJIAN JAWA BARAT SELATAN 2019
LAPORAN AKHIR
DINAS BINA MARGA DAN PENATAAN RUANG
PROVINSI JAWA BARAT Hal IV-79
KAJIAN JAWA BARAT SELATAN 2019
LAPORAN AKHIR
DINAS BINA MARGA DAN PENATAAN RUANG
PROVINSI JAWA BARAT Hal IV-80
KAJIAN JAWA BARAT SELATAN 2019
Tabel 4.16. Perbandingan Jalur Horizontal Tengah Selatan FS (2015) dengan Rencana Jalur Kajian Jawa Barat Selatan
LAPORAN AKHIR
DINAS BINA MARGA DAN PENATAAN RUANG
PROVINSI JAWA BARAT Hal IV-81
KAJIAN JAWA BARAT SELATAN 2019
Gambar 4.29. Peta Jalur Horisontal FS Tengah – Selatan – Selatan Jabar Selatan 2015 dengan Rencana Koridor Horizontal dan Vertikal Jabar Selatan
Sumber: Hasil Analisis Konsultan, 2019
LAPORAN AKHIR
DINAS BINA MARGA DAN PENATAAN RUANG
PROVINSI JAWA BARAT Hal III-82
KAJIAN JAWA BARAT SELATAN 2019
LAPORAN AKHIR
DINAS BINA MARGA DAN PENATAAN RUANG
PROVINSI JAWA BARAT Hal III-83
KAJIAN JAWA BARAT SELATAN 2019
Gambar 4.29. Peta Rencana Koridor Jabar Selatan Terhadap Jalan Nasional
Sumber: Hasil Analisis Konsultan, 2019
LAPORAN AKHIR
DINAS BINA MARGA DAN PENATAAN RUANG
PROVINSI JAWA BARAT Hal III-84
KAJIAN JAWA BARAT SELATAN 2019
LAPORAN AKHIR
DINAS BINA MARGA DAN PENATAAN RUANG
PROVINSI JAWA BARAT Hal III-85