Anda di halaman 1dari 12

PENYUSUNAN KAJIAN DOKUMEN KPBU PERKERETAAPIAN DI JAWA BARAT

DINAS PERHUBUNGAN PROVINSI JAWA BARAT


Jl. Sukabumi No. 1 Tlp. : (022) 7207257 – 7272258 Fax : (022) 7202163
Website : www.dishub.jabarov.go.id – E-mail : dishub@jabarprov.go.id
Bandung – 40271
PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG
Peningkatan kondisi sosial dan ekonomi di Wilayah Metroopolitan Bandung Raya
berakibat peningkatan yang pergerakan (mobilitas) masyarakat dan berimbas
meningkatnya permintaan akan penggunaan jasa angkutan umum massal yang aman,
nyaman dan cepat di dalam Kota Bandung maka pengembangan transportasi yang aman,
nyaman dan cepat, seperti Proyek Kereta Api Pekotaan Bandung dengan skema KPBU
agar tidak membebani Anggaran dan Pendapatan Belanja Nasional (APBN) Pemerintah
Pusat.

MAKSUD DAN TUJUAN


Maksud kegiatan ini adalah dalam rangka melaksanakan Penyusunan Kajian Dokumen
KPBU Perkeretaapian di Jawa Barat

DASAR HUKUM
• Peraturan Presiden Nomor 38 Tahun 2015 tentang Kerjasama Pemerintah
dengan Badan Usaha dalam Penyediaan Infrastruktur
• Permen Keuangan No.260/PMK.11/2010 Tentang Petunjuk Pelaksanaan Penjaminan
Infrastruktur dalam Proyek kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha

KELUARAN
Laporan Studi Pendahuluan PERKERETAAPIAN BANDUNG RAYA
KEPENDUDUKAN BANDUNG
PROFIL BANDUNG RAYA
RAYA
KABUPATEN/ JUMLAH LUAS KEPADATAN
KOTA PENDUDUK WILAYAH PENDUDUK
Pengembangan Wilayah di Provinsi Jawa Barat Kabupaten
Bandung 1.066.464 475.19 20.706
Barat
KOTA CIMAHI 586.580 40.2 44.271

Kota Bandung 2.445.566 167.31 437.535


Kabupaten
Bandung 2.443.136 561.97 96.225
Kabupaten
Sumedang 146.740 73.32 5.033

Sumber: Hasil Olahan Data kota & Kabupaten Dalam Angka, 2018
PENDAPATAN PERKAPITA BANDUNG
RAYA
PDRB HARGA
JUMLAH
KABUPATEN/KOTA BERLAKU TAHUN PDRB/KAPITA
PENDUDUK
2019
Kabupaten Bandung 37.084.118.900.000 1.636.316 22.663.177
Gambar Tiga Metropolitan dan Dua Growth Center di Jawa Barat Barat
Sumber: Analisis Tim WJP-MDM, 2011, Data: SP 2010, GIS Bappeda Jabar
Kota Cimahi 24.547.331.510.000 586.580 41.848.224
2010
Kota Bandung 217.041.726.290.000 2.481.469 87.465.016
Kabupaten Bandung 94.165.926.550.000 3.596.623 26.181.762
Kabupaten Sumedang 27.012.007.150.000 1.142.097 23.651.237
ANALISIS KEBUTUHAN (KONDISI TRANSPORTASI)

Titik Kemacetan Kawasan Perkotaan Bandung Raya Cakupan Jaringan Angkutan Umum di Bandung Raya

• Pengguna Angkutan umum di kota Pembagian Moda di Kota Bandung


Bandung sebesar 19 %,
• Pengguna Mobil sebesar 15%,
• Pengguna Sepeda motor sebesar 62 %.
• Jumlah angkutan kota di Kota Bandung
mencapai 7.349
• Okupansi angkutan bus di Kota
Bandung, relatif masih rendah.
Kendaraan Bus Besar 20-30 %, mikro
bus 2-6 %
Jalur Kereta Api di Kawasan Aglomerasi Bandung Raya
ANALISIS KEBUTUHAN (KEBUTUHAN PENGEMBANGAN TRANSPORTASI MASSAL)
Tujuan
Metropolitan Bandung Metropolitan Metropolitan Cirebon Growth Center Growth Center Growth Center
  Di
Raya Bodebek Karpur Raya Pelabuhan Ratu Pangandaran Rancabuaya
Asal
Metropolitan Bandung Raya 1,604,408 2,395,375 2,031,094 369,386 1,325,922 828,635 8,554,820
Metropolitan Bodebek
3,620,371 5,405,199 4,518,881 833,524 2,991,962 1,869,828 19,239,765
Karpur
Metropolitan Cirebon Raya 1,060,896 1,583,914 1,343,078 244,252 876,750 547,925 5,656,815
Growth Center Pelabuhan
511,532 763,715 647,571 117,771 422,742 264,193 2,727,524
Ratu
Growth Center Pangandaran 727,326 1,085,895 920,756 167,454 601,080 375,645 3,878,156
Growth Center Rancabuaya 809,263 1,208,227 1,039,483 186,318 668,795 417,964 4,330,050
Oi 8,333,797 12,442,324 10,500,863 1,918,705 6,887,250 4,304,191 44,387,130

• Berdasarkan rencana induk perekeretaapian jawa barat 2034, target penyelenggaraan


perkeretaapian adalah mewujudkan layanan transportasi perkeretaapian yang memiliki
pangsa pasar penumpang sebesar 13% dan barang sebesar 15% dari keseluruhan
layanan transportasi di Jawa Barat.
• Berdasarkan kajian dalam rencana induk tersebut, potensial penumpang KA Perkotaan
Bandung Raya adalah sebesar ± 7,9 juta penumpang per tahun atau sekitar 21.481
penumpang per hari.

RENCANA PENGEMBANGAN
PERKERETAAPIAN PERKOTAAN BANDUNG
RAYA
ANALISIS KEBUTUHAN (KONDISI OBYEKTIF)
Zona Bangkitan Tarikan Aktual
Pergerakan Aktual (smp/hari)
(smp/hari)  Zona Pembangkit pergerakan paling tinggi yaitu berada di zona
01 213,241 161,184
04 (Kota Bandung/Kec. Regol, Kec. Lengkong, Kec.
02 157,398 147,472
03 127,541 134,280 Kiaracondong, Kec Batununggal));
04 214,129 213,472  Zona Tarikan pergerakan paling tinggi yaitu berada di zona 09
05 122,191 115,342
(Kota Cimahi);
06 113,501 187,316
07 171,438 180,320  Hingga 20 tahun ke depan bangkitan pergerakan tertinggi
08 187,293 161,065 mencapai 334.057 smp/hari atau 27.838 smp/jam.
09 178,922 434,313
 Hingga 20 tahun ke depan tarikan pergerakan tertinggi
10 193,531 161,065
11 150,841 66,566 mencapai 677.560 smp/hari atau 56.463 smp/jam.
12 93,222 60,680  Kota Bandung dan Kota Cimahi masih mendominasi dengan
13 135,912 161,065
pergerakan tertinggi di Bandung Raya.
14 108,150 54,794
15 161,861 74,807  Dengan tingginya rata-rata pergerakan di Bandung Raya pada
16 172,364 161,065 masa 20 tahun mendatang (bangkitan: 19.589 smp/jam dan
17 116,521 161,065
tarikan: 20.327 smp/jam) sudah dapat dipastikan jalan di
18 108,150 187,316
19 138,045 147,469 seluruh zona pergerakan di Bandung Raya sudah tidak dapat
menampung pergerakan sebesar ini.
ZONA 4  Pengembangan transportasi massal perlu dikembangkan di
Regol 04
Lengkong 04
wilayah ini.
Kiaracondong 04
Batununggal 04
REKOMENDASI UMP
ANALISIS KEBUTUHAN (PEMILIHAN JALUR PRIORITAS)
LRT BANDUNG RAYA
Ciburuy • Jalur 1 (Leuwi Panjang – Jatinangor)
• Jalur 2 (Leuwi Panjang – Cimahi – Padalarang –
Jalur 2: Leuwi Panjang – Ciburuy )
Cimahi – Padalarang – • Jalur 3 (Leuwi Panjang – Soreang)
Ciburuy • Jalur 4 (Gedebage – Majalaya)
• Jalur 7 (Martadinata – Banjaran)
LRT KOTA BANDUNG
Padalarang
Cimahi
• Jalur 5 (Leuwi panjang – Bbk. Siliwangi)
Babakan Siliwangi • Jalu 6 (Elang – Gedebage)

Jalur 5 : Leuwipanjang –
Bbk. Siliwangi

Martadinata

Jalur 6 : Elang - Gedebage

Elang

Jalur 1: Leuwi Panjang – Jatinangor


Gedebage

Jatinangor

Leuwi Panjang

Construction Phase I :
Leuwi Panjang – Gedebage –
Tegalluar
Tegalluar

Soreang
Jalur 4: Gedebage - Majalaya
Jalur 7 : Martadinata - Banjaran
Jalur 3: Leuwi Panjang – Soreang

Banjaran
Majalaya
ANALISIS KEBUTUHAN (PEMILIHAN JENIS SARANA)
No Item Monorail LRT MAGLEV PEMILIHAN SARANA MONOREL
 Membutuhkan ruang yang kecil baik ruang vertikal maupun
1 Kapasitas Angkut 302 s/d 422 260 s/d 900 300 s/d 500 pen/unit horizontal. Lebar yang diperlukan adalah selebar kereta dan
pen/unit pen/unit rangkaian rangkaian
rangkaian karena dibuat di atas jalan, hanya membutuhkan ruang untuk
tiang penyangga.
2 Unit per rangkaian 4 kereta 2 s/d 6 kereta 8 s/d 10 kereta
 Kemampuan menanjak, menurun, dan berbelok lebih cepat
3 Prasarana Elevated At Grade / At Grade / Elevated
Elevated dibanding kereta biasa.
 Lebih aman karena dengan kereta yang memegang rel, risiko
4 Lebar Kereta 2.98 Umumnya 2,65 Umumnya > 3.7 m
5 Jarak antar 250 m s/d 3000 m 250 m s/d 3000 m 5000 m s/d 50000 m terguling jauh lebih kecil. Risiko menabrak pejalan kaki pun sangat
perhentian minim.
6 Beban 8 - 11 ton 7 s/d 13 ton > 13 ton  Relatif lebih murah dibandingkan teknologi kereta api modern
7 Kecepatan rata-rata 30 s/d 40 km/jam 30 s/d 40 km/jam > 100 km/jam bawah tanah (subway).
operasi  Tidak bising karena menggunakan roda karet yang berjalan di
8 Kecepatan operasi 60 km/jam 80 km/jam > 150 km/jam beton.
maksimum
 Pembangunan Monorail menimbulkan gangguan lebih sedikit
9 Biaya Investasi per 150 Milyar 500 Milyar 1,3 Trilyun daripada LRT ataupun heavy rail lainnya, yaitu dengan melakukan
km
proses fabrikasi column dan beam di lain tempat sehingga
gangguan yang ditimbulkan hanya disebabkan oleh proses
pemasangan saja.
 Sistem kereta layang yang ramah lingkungan, dimana jalur
lintasan tidak menggangu jalan dan vegetasi (pepohonan).
 Sangat nyaman digunakan untuk wisata kota, sehingga dapat
melihat sekitar wilayah kota dengan jelas karena jalur lintasan
berada relatif tinggi dari jalan (sekitar 8-12 meter dari muka jalan).
ANALISIS KEPATUHAN (KESESUAIAN DENGAN PERATURAN 1)

JENIS DOKUMEN DASAR HUKUM MATERI YANG DIATUR KESESUAIAN

PP Nomor 13 Tahun 2017 Pemantapan Jalur KA Perkotaan


tentang Perubahan Atas PP dan Pengembangan Jalur KA
RTRW Nasional SESUAI
Nomor 26 Tahun 2008 tentang Perkotaan berupa Light Rail Transit
RTRW Nasional Metro Bandung
Pengembangan dan pemantapan jaringan jalur
kereta api perkotaan untuk mendukung
PP Nomor 28 Tahun 2012 pergerakan orang dan barang secara masal, cepat,
RTR Jawa Bali SESUAI
tentang RTR Pulau Jawa-Bali aman, dan efisien dilakukan pada jaringan jalur
kereta api perkotaan di PKN Kawasan Perkotaan
Bandung Raya

Perda Nomor 22 Tahun 2010 Pembangunan/pengembangan KA


perkotaan di Kota Bandung; dan
RTRW Provinsi Jawa Barat tentang RTRW Provinsi Jawa Pengembangan sistem angkutan
SESUAI
Barat Tahun 2009-2029 umum massal perkotaan

Perda Nomor 22 Tahun 2010 Pembangunan/pengembangan KA


perkotaan di Kota Bandung; dan
RTRW Provinsi Jawa Barat tentang RTRW Provinsi Jawa Pengembangan sistem angkutan
SESUAI
Barat Tahun 2009-2029 umum massal perkotaan

Pengelolaan Pembangunan dan Perda Nomor 12 Tahun 2014 tentang Rencana Perkeretaapian
Pengelolaan Pembangunan dan Metropolitan Bandung Raya
Pengembangan Metropolitan dan Pengembangan Metropolitan dan berupa Monorel Metropolitan
SESUAI
Pusat Pertumbuhan di Jawa Barat Pusat Pertumbuhan di Jawa Barat Bandung Raya
Pembangunan jalur LRT (Light Rapid
Perda Nomor 27 Tahun 2016 tentang Transport) dan/atau jalur kereta ringan
(monorel) yang menghubungkan pusat-
RTRW Kabupaten Bandung RTRW Kabupaten Bandung 2016 - pusat kegiatan di Bandung Raya koridor SESUAI
2036 Leuwipanjang-Jatinangor, Leuwipanjang-
Soreang, dan Gedebage-Majalaya

PerdaNomor 10 Tahun 2015 tentang Pembangunan jalur kereta ringan berbasis


RTRW Kota Bandung RDTR dan Peraturan Zonasi Kota rel yang menghubungkan pusat-pusat SESUAI
Bandung Tahun 2015 – 2035 kegiatan regional Jawa Barat
ANALISIS KEPATUHAN (KESESUAIAN DENGAN PERATURAN 2)

JENIS DOKUMEN DASAR HUKUM MATERI YANG DIATUR KESESUAIAN

Rencana Induk Perkeretaapian PM 43 Tahun 2011 tentang


Pengembangan jaringan dan
Rencana Induk Perkeretaapian Layanan Kereta Api Perkotaan
SESUAI
Nasional Nasional
Pengembangan pelayanan transportasi
kereta api untuk angkutan penumpang
Tataran Transportasi Wilayah yang cepat dan ramah lingkungan di
perkotaan berbasis monorail untuk SESUAI
Provinsi Jawa Barat subsitusi angkutan komuter menggunakan
moda jalan

Pergub Nomor 67 Tahun 2014 Pembangunan jalur kereta ringan


Rencana Induk Perkeretaapian tentang Rencana Induk (monorel) yang menghubungkan
SESUAI
Provinsi Jawa Barat Perkeretaapian Provinsi Jawa pusat-pusat kegiatan di kota
Barat Bandung

Rencana Transportasi Perwal Nomor 1175 Tahun


Rencana Jalur Kereta Api: Jalur
2015 tentang Rencana Induk LRT/Monorail Prov. Jabar
SESUAI
Kota Bandung Transportasi Kota Bandung
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai