Anda di halaman 1dari 36

MEKANISME OPERASIONAL PENGGERAKAN

DALAM PERCEPATAN PENURUNAN ANGKA STUNTING

CINANTYA PAWITRI, S.SOS.


SUB KOORDINATOR HUBUNGAN ANTAR LEMBAGA DAN BINA LINI
LAPANGAN (HUBALILA)
BIDANG ADVOKASI, PENGGERAKAN DAN INFORMASI
(ADPIN)
YUSLIDAR, SP.
• SUB BIDANG ADVOKASI, KOMUNIKASI, INFORMASI DAN EDUKASI
(AKIE) : YUDI TRIYANTO, S.IP.
• SUB BIDANG DATA DAN INFORMASI (DATIN): IIS MINCARTI, M.KOM.
• SUB BIDANG HUBUNGAN ANTARA LEMBAGA DAN BINA LINI
LAPANGAN (HUBALILA): CINANTYA PAWITRI, S.SOS.
DASAR HUKUM PERCEPATAN PENURUNAN STUNTING

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BKKBN


NOMOR 72 TAHUN 2021 TENTANG RENCANA AKSI NASIONAL
TENTANG PERCEPATAN PENURUNAN PERCEPATAN PENURUNAN ANGKA STUNTING
STUNTING INDONESIA TAHUN 2021-2024

3
Prevalensi Stunting 2019, Prevalensi Stunting 2021,
SSGBI 2019 SSGI 2021
Kerinci 34.3 Muaro Jambi 27.20
Kerinci 26.70
Tebo 29.5
Tebo 26.20
Bungo 27.9
Tanjab Timur 25.60
Batanghari 27.2
Sungai Penuh 25.00
Sungai penuh 24.7
Batanghari 24.50
Prov Jambi 20.8
Bungo 22.90
Tj. Timur 20.3
Provinsi Jambi 22.40
Tj. Barat 20.3
Sarolangun 21.40
Sarolangun 19.7
Tanjab Barat 19.80
Kota Jambi 17
Merangin 19.70
Merangin 16 Kota Jambi 17.40
Muaro Jambi 8.6
“Merupakan instrumen dalam bentuk kegiatan untuk
meningkatkan integrasi intervensi dalam penurunan stunting”

PIC: BAPPEDA
• Provinsi mengawal pelaksanaan
PIC: Sekda &
BAPPEDA
PIC: BAPPEDA
aksi integrasi di tingkat kab/kota.
• Provinsi memfasilitasi
pembinaan, pemantauan dan
evaluasi dan tindak
PIC: Dinkes Dan PIC: Sekda
lanjut/umpan balik terhadap
Kominfo pelaksanaan konvergensi
pencegahan stunting di tingkat
kab/kota.
• Provinsi melakukan penilaian
PIC: BAPPEDA DAN PIC: BPMD kinerja dan penghargaan kepada
KOMINFO
kab/kota sesuai dengan
PIC: BPMD kapasitasnya.

5
TUJUAN DAN HASIL YANG DIHARAPKAN DARI PELAKSANAAN 8 (DELAPAN) AKSI
KONVERGENSI

Stunting: Sinyal bahwa ada masalah dalam manajemen penyelenggaraan pelayanan dasar,
sehingga pelayanan untuk mencegah dan menurunkan prevalensi stunting belum tersedia
dalam skala dan kualitas yang memadai serta tidak sampai secara lengkap pada kelompok
1 sasaran prioritas, yaitu ibu hamil dan anak-anak usia di bawah dua tahun

Delapan Aksi Konvergensi: Instrument dalam bentuk kegiatan


2 Pemerintah Kabupaten/Kota untuk memperbaiki manajemen
penyelenggaraan pelayanan dasar agar lebih terpadu dan
tepat sasaran
PENDEKATAN PENGORGANISASIAN
Percepatan Penurunan Stunting

Pusat
Pusat

TPPS Satgas
Provinsi
Provinsi
Kab/Kot
a
Desa/
(+Kecamatan Kab/Kota

&
)
Keluraha Tim Percepatan Satgas Percepatan
Penurunan Stunting Penurunan Stunting
n

Program Management Unit Program Implementation Unit


mengkoordinasikan, mensinergikan, dan menjalankan arahan Koordinator Pelaksana PPS dan
mengevaluasi penyelenggaraan percepatan menyediakan dukungan teknis pada K/L, Pemprov,
penurunan stunting secara efektif, konvergen, dan Pemkab, Pemkot, TPPS, OPD, dan pemangku
kepentingan dalam Percepatan Pencegahan Stunting di
terintegrasi dengan melibatkan lintas sector di tingkat nasional, Provinsi, Kab/Kota hingga ke tingkat
tingkat pusat dan daerah layanan, sesuai dengan arahan dan instruksi Koordinator
Pelaksana PPS
TPPS & SATGAS
STUNTING
KOORDINASI PENYELENGGARAAN PERCEPATAN PENURUNAN STUNTING

Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS)

1. Tingkat Pusat Terdiri atas Pengarah dan Pelaksana


Ditetapkan oleh Gubernur
Tingkat Provinsi Terdiri atas perangkat daerah, dan Pemangku Kepentingan termasuk Tim
2.
Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (TP-PKK).
Ditetapkan oleh bupati/wali kota
3. Tingkat kabupaten/kota Terdiri atas perangkat daerah, dan Pemangku Kepentingan termasuk Tim
Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (TP-PKK).
Pembentukannya difasilitasi oleh Tim Percepatan Penurunan Stunting tingkat
4. Tingkat kecamatan kabupaten/kota.

Ditetapkan oleh Kepala Desa


5. Tingkat Desa Melibatkan nakes, PKB/PLKB, TP-PKK, PPKBD/Sub-PPKBD/unsur masy. Lain.

Tugas Tim: mengkoordinasikan, mensinergikan, dan mengevaluasi penyelenggaraan


Percepatan Penurunan Stunting di wilayahnya.
STRUKTUR TPPS PROVINSI PENGARAH
JAMBI: SK. Ketua: Gubernur Jambi
Anggota:
GUB.360/BAPPEDA/2022 Forum Koordinasi Pimpinan
Daerah

PELAKSANA
Ketua: Wakil Gubernur Jambi
Wakil Ketua:
1) Sekda, SEKRETARIAT
2) Ka. Bappeda, PELAKSANA:
3) Ka. TP PKK Kepala Perwakilan
Sekretaris: BKKBN
Ka. Perwakilan BKKBN

BIDANG PELAYANAN
INTERVENSI SENSITIF BIDANG KOMUNIKASI BIDANG KOORDINASI,
DAN SPESIFIK PERUBAHAN PERILAKU DAN BIDANG DATA, MONEV &
KONVERGENSI &
Koord: Dinas Kesehatan PENDAMPINGAN KNOWLEDGE MANAGEMENT
PERENCANAAN
Anggota: OPD bidang KELUARGA Koord: Poltekkes Jambi
Koord: Bappeda
terkait dan Pemangku Koord: DP3AP2 Anggota: OPD bidang terkait dan
Anggota: OPD bidang terkait
Kepentingan Anggota: OPD bidang terkait Pemangku Kepentingan
dan Pemangku
dan Pemangku Kepentingan Kepentingan

TPPS KABUPATEN
TPPS TINGKAT KABUPATEN/KOTA
Melaksanakan fungsi KONSULTASI, FASILITASI KOORDINASI

SATGAS STUNTING :
DAN PENGUATAN PENYEDIAAN SATU DATA STUNTING kepada
Pemerintah, Pemerintah Provinsi, Pemerintah Kabupaten/Kota
hingga ke tingkat layanan sesuai dengan arahan dan instruksi
Ketua Pelaksana Percepatan Penurunan Stunting
TIM SATGAS PERCEPATAN PENURUNAN STUNTING PROVINSI JAMBI

NO NAMA JABATAN LOKASI KERJA


1 Helfi Rahmawati, M.Pd. Koordinator Program Manager Sekretariat Satgas Stunting Provinsi Jambi (BKKBN)
Program Manager Bidang
2 Elinda Aryani, M.KM. Program dan Kegiatan Sekretariat Satgas Stunting Provinsi Jambi (BKKBN)
Nanda Agustian
Simatupang, S.KM., Program Manager Bidang Data,
3 M.KM. Pemantauan dan Evaluasi Sekretariat Satgas Stunting Provinsi Jambi (BKKBN)
4 Andhika Syaputra, S.Pd. Technical Assistant OPD KB Kabupaten Merangin
5 Mhd .Aidil, SE. Technical Assistant OPD KB Kabupaten Kerinci dan Kota Sungai Penuh
OPD KB Kabupaten Muaro Jambi dan Kabupaten Tanjung
6 Mat Sanusi, S.Th.I Technical Assistant Jabung Barat
7 Basarudin, S.KM. Technical Assistant OPD KB Kabupaten Tebo
8 Husni, S.Sos. Technical Assistant OPD KB Kabupaten Bungo
9 Irwan Saputra, S.KM. Technical Assistant OPD KB Kota Jambi dan Kabupaten Tanjung Jabung Timur
10 Arfindo Triendi, S.KM. Technical Assistant OPD KB Kabupaten Batanghari dan Kabupaten Sarolangun
11 Pariyasi, S.K.Pm. Office Assistant Sekretariat Satgas Stunting Provinsi Jambi (BKKBN)
12 Lara Musvita Sari, A.Md. Office Assistant Sekretariat Satgas Stunting Provinsi Jambi (BKKBN)
MEKANISME OPERASIONAL PENGGERAKAN DALAM PERCEPATAN PENURUNAN ANGKA
STUNTING
Tujuan Umum
Mekanisme operasional
Terlaksananya penggerakan dan peningkatan komitmen para pemangku kepentingan
Penggerakan dalam Percepatan multisektor dan multipihak terhadap pelaksanaan Percepatan Penurunan Stunting di
Penurunan Angka Stunting di lini tingkat kecamatan, desa/kelurahan dan dusun/ RW dan RT.
lapangan merupakan langkah-
langkah operasional
penggerakan dalam pelaksanaan Tujuan Khusus
program dan kegiatan 1. Terwujudnya komitmen para pemangku kebijakan dan pemangku kepentingan di
percepatan penurunan angka lini lapangan;
Stunting yang dilaksanakan
secara konvergen, holistik, 2. Tersedianya dukungan anggaran program dan kegiatan Percepatan Penurunan
integratif, dan berkualitas, Stunting di tingkat kecamatan, desa/kelurahan hingga dusun/RW dan RT;
terencana dan berkelanjutan 3. Terlaksananya pendampingan keluarga berisiko Stunting oleh Tim Pendamping
melalui kerja sama multisektor Keluarga (TPK);
dan multipihak di tingkat
4. Tersedianya Satu Data Percepatan Penurunan Stunting yang up to date, real time
kecamatan, desa/kelurahan,
dan reguler/rutin;
RW/dusun dan RT.
5. Terlaksananya audit kasus Stunting di tingkat kecamatan dan desa/kelurahan.
PERAN PENYULUH KB / PLKB
PELAKSANA PENDAMPING KELUARGA di TPPS tingkat Kecamatan, Penyuluh KB/PLKB bertugas:
a. mengkoordinasikan penanganan stunting di tingkat Kecamatan berjalan dengan baik;
b. melakukan updating data secara berkala dalam hal pendataan, pendampingan, dan pelayanan target
sasaran stunting pada skala Kecamatan;
c. memastikan implementasi kegiatan percepatan penurunan stunting di tingkat desa/kelurahan berjalan
sesuai dengan arahan TPPS Kabupaten/kota.

MANAGER DATA dalam pelaksanaan percepatan penurunan stunting di tingkat kecamatan,


termasuk pengelolaan data kinerja dari tim pendamping keluarga.

VERIFIKATOR dan VALIDATOR data usulan anggota tim pendamping keluarga yang akan
ditetapkan oleh SK kepala desa/lurah; sesuai dengan kriteria tim pendamping keluarga
yang telah ditetapkan dalam proses penyediaan tim pendamping keluarga
FASILITATOR dan MITRA KERJA, terkait kolaborasi pelaksanaan pendampingan
keluarga bersama tim pendamping keluarga

PELAKSANA KIE dan KOMUNIKASI INTERPERSONAL/KONSELING dalam


upaya percepatan penurunan stunting di tingkat desa/kelurahan
PENDAMPINGAN KELUARGA
Bekerja sebagai Team work yang solid, yang
dikoordinir oleh bidan atau PKK desa TIM PENDAMPING KELUARGA
BIDAN, KADER PKK dan KADER KB

TUGAS
• Mendeteksi dini faktor resiko stunting (spesifik & sensitif);
• Pendampingan dan Surveilans:
a. penyuluhan;
b. fasilitasi pelayan rujukan,
c. penerimaan bantuan sosial

SASARAN PENDAMPINGAN KELUARGA

Catin Ibu Hamil Pasca Persalinan Anak 0-5 Tahun


Kegiatan Pokok Mekanisme Operasional Penggerakan dalam Percepatan
Penurunan Stunting di Lini Lapangan

PEMBINAAN & MONITORING &


PENGEMBANGAN EVALUASI
Rakortek
Penyuluh

Pencatatn & 3
Pelaporan
1 Minilokarya
Stunting
ergen
si
Ko nv

si
rgen
Pelayanan
Ko nve
4
Rakor
Kecamatan

KIE 5 Rakor Desa


/Kelurahan

Pembinaan
Kader
Mekanisme Operasional Berdasarkan Segmen Wilayah
RAPAT KOORDINASI TEKNIS PENYULUH (RAKORTEK PENYULUH)
Rakortek Penyuluh adalah pertemuan sebagai penyuluh di tingkat kecamatan dan tingkat desa/kelurahan  yang bertujuan
untuk melakukan evaluasi dan perencanaan, pembinaan, konsultasi, koordinasi serta pembahasan teknis pelaksanaan
pencegahan kasus Stunting di wilayah binaan.

Metode:
Peserta: • diinisiasi dan dipimpin oleh kepala/koordpenyuluh/ UPT yang
Koordinator Penyuluh KB/UPT KB, Penyuluh KB/PLKB, bersangkutan secara bergantian.
Penyuluh Kesehatan, Penyuluh Agama dan KUA, Penyuluh 3 • tatap muka/pertemuan virtual.
Sosial/Pendamping Keluarga Harapan (PKH), Penyuluh
1 • Anggaran: APBD, sektor pengampu, dan/atau sumber lain.
Pertanian, UPT Pendidikan, Pendamping Desa/pendamping
program lainnya.

Output:
Materi: • terlaksananya evaluasi dan penyelesaian kendala pencegahan
• Evaluasi pelaksanaan pencegahan kasus Stunting di masing- 4 Stunting di tingkat kecamatan, desa/kelurahan.
• tersedianya data Stunting dan pelaksanaan pendampingan
masing sektor/pengampu penyuluh.
keluarga di tingkat kecamatan dan desa/kelurahan.
• Penyelesaian kendala dan hambatan pencegahan kasus Stunting. 2 • tersedianya jadwal penggerakan dan pemantauan
• Rekapitulasi data tingkat kecamatan dan desa/kelurahan binaan. pendampingan keluarga.

• Peningkatan kapasitas.
Frekuensi: Paling sedikit5dilaksanakan 1 bulan
• Jadwal penggerakan dan pemantauan pencegahan kasus sekali.
Stunting bulan selanjutnya. Tempat: Balai penyuluh atau tempat lain yang
memungkinkan dilaksanakan pertemuan.
MINI LOKAKARYA (MINILOK)
Mini Lokakarya Stunting (minilok) merupakan kegiatan pertemuan di kecamatan yang diinisiasi dan dipimpin oleh camat dalam
rangka mengawal dan mengevaluasi pelaksanaan pendampingan keluarga dan hasil pemantauan pendampingan keluarga di
tingkat kecamatan agar terwujud 3 (tiga) standar dan 4 (empat) PASTI.

Peserta: Metode:
Camat, Kepala Puskesmas, Dokter Puskesmas, PKK • Diinisiasi oleh TP. PKK dan dipimpin oleh kepalaFKTP/FKRTL;
Kecamatan, Ahli Gizi Puskesmas, Bidan Puskesmas, • tatap muka/pertemuan virtual;
TPPS Desa, dan Penyuluh KB/PLKB. 3 • Anggaran: BOKB, BOK dan/atau sumber lain;
(*)
menyesuaikan SK Tim Teknis Audit Kasus 1
Stunting Kabupaten/Kota
Output:
Materi:
• Tersedianya dan termutakhirkannya surveilans rutin
1. Verifikasi data kasus dan sasaran risiko Stunting di tingkat • Terseleksinya kasus yang diusulkan untuk audit kasus
desa; 4 stunting tingkat kab/kota
2. Identifikasi faktor penyebab risiko Stunting;
3. Identifikasi tata kelola pencegahan Stunting yang diterapkan,
• Terlaksananya tindak lanjut rekomendasi hasil audit
tingkat efektivitas dan kendala pelaksanaannya; 2 kasus stunting yang dilakukan Bersama dengan Tim
4. Perumusan solusi terhadap permasalahan yang dibahas pada Pendamping Keluarga dan pihak terkait lainnya
audit kasus Stunting di tingkat kecamatan dan • Evaluasi hasil tindak lanjut audit kasus stunting
desa/kelurahan; • Tersusun jadwal kegiatan terintegrasi antar institusi
5
5. Evaluasi hasil tindak lanjut yang bertujuan untuk memberikan Frekuensi: Paling sedikit dilaksanakan 1 bulan dalam Percepatan Penurunan Stunting di Tingkat
rekomendasi bagi tindakan pencegahan dan penanganan yang sekali atau sewaktu-waktu Kecamatan dan Desa / Kelurahan;
tepat pada kasus Stunting;
6. Inventaris kasus dan risiko Stunting yang layak audit di tingkat Tempat: Puskesmas, Kantor Camat, tempat lainnya
kabupaten/kota;
Mini Lokakarya (Minilok) Dalam Mekanisme Audit Kasus Stunting

3
1

5
RAPAT KOORDINASI TINGKAT KECAMATAN (RAKORCAM)
Rakorcam adalah rapat rutin pengendalian program dan kegiatan Percepatan Penurunan Stunting dan Program Pembangunan
lainya di tingkat kecamatan diselenggarakan Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) dengan melibatkan lintas sektor dan
pemangku kepentingan lainnya agar penyelenggaraan percepatan penurunan Stunting terlaksana secara efektif, efisien,
konvergen dan terintegrasi.
Peserta: Metode:
Pengarah TPPS (TPPS Kab/Kota, Danramil dan Kapolsek), Pelaksana • Diinisiasi oleh Ketua TPPS/Camat;
TPPS (Camat, Kepala Puskesmas, Ka. UPT KB/Koordinator Penyuluh • Tatap muka/virtual meeting dan dapat disatukan dgn kegiatan
KB, Ketua IBI, Bidan, Tenaga Gizi, Tenaga Kesehatan Lingkungan koordinasi Tk. Kecamatan;
Puskesmas, Kader Posyandu, Ketua TP. PKK Kecamatan, Penyuluh 3
• Anggaran: APBD dan/atau sumber lain;
KB/PLKB, fasilitator PKM, Sekretaris Camat, Penyuluh KB/PLKB, 1
koordinator Statistik Kecamatan, Petugas Data Kecamatan dan
Output:
Pemangku kepentingan.
• terlaksanananya pemantauan dan evaluasi proses capaian
(*)
menyesuaikan SK TPPS Tingkat Kecamatan program & kegiatan PPS TK. Kecamatan;
• tersedianya data keluarga berisiko Stunting, kasus Stunting,
Materi: 4
intervensi & pendampingan keluarga berisiko Stunting;
1. Evaluasi pelaksanaan PPS tingkat desa dan kecamatan; • terwujudnya konvergensi PPS antar pemangku kepentingan di
2. Pelaksanaan penggerakan dan pendampingan lapangan; tingkat kecamatan;
2
3. Pendampingan perencanaan alokasi dana desa/kelurahan • tersedianya kesepakatan dan rencana teknis pelaksanaan
untuk PPS;
program dan kegiatan PPS antara para pemangku kepentingan
4. Pelaksanaan kemitraan dalam PPS;
5 dan mitra strategis di tingkat kecamatan;
5. Pelaksanaan penyediaan data penyelenggaraan PPS di tingkat Frekuensi: Rakorcam Rutin: Paling sedikit
kecamatan; dan, dilaksanakan 1 bulan sekali
Rembuk Stunting: 2 kali setahun/sewaktu-waktu jika
Rakorcam juga merupakan forum
6. Penyelesaian kendala dan menyepakati tindak lanjut rembuk Stunting di tingkat kecamatan
diperlukan.
penyelesaian kendala di tingkat kecamatan dan
desa/kelurahan;
Tempat: Balai penyuluhan, kantor camat atau tempat dengan meibatan lintas sektor dan
lain.
pihak lainnya
RAPAT KOORDINASI TINGKAT DESA/KELURAHAN (RAKORDES/KEL)
Rakordes/kel adalah pertemuan pengendalian program dan kegiatan PPS serta program pembangunan lainya di tingkat
desa/kelurahan yang merupakan rapat rutin yang diselenggarakan oleh TPPS Tingkat desa/kelurahan yang dipimpin oleh kepala
desa atau ketua pelaksana TPPS dalam penyelenggaraan PPS yang efektif, efisien, konvergen dan terintegrasi dengan
melibatkan lintas sektor di tingkat desa/kelurahan.
Peserta:
Metode:
Pengarah TPPS (TPPS Kab/kota, kades/lurah, Pelaksana TPPS (TP. • Diinisiasi oleh Kepala Desa/lurah atau Ketua TPPS;
PKK desa, Sekretaris desa/kelurahan, PPKBD, bidan/Penyuluh • Ketua TPPS/Camat;
KB/PLKB, Ketua Pokja IV TP. PKK, KPM/Sub PPKBD/Koordinator • Tatap muka/virtual meeting dan dapat disatukan dengan
Posyandu) dan pemangku kepentingan terkait. 3
kegiatan koordinasi Tk. Desa/kelurahan lainnya;
menyesuaikan SK TPPS Desa/Kelurahan dan dapat melibatkan
(*) 1 • Anggaran: APBDes/kel dan/atau sumber lain;
para pemangku kepentingan terkait, seperti LSM, akademisi, Output:
swasta sesuai kebutuhan. • terlaksanananya pemantauan dan evaluasi proses PPS di
Materi: tingkat desa/kelurahan;
1. Evaluasi pelaksanaan PPS di tingkat desa/kelurahan, dusun/RW • tersedianya data kasus Stunting, keluarga berisiko Stunting,
4
dan RT; intervensi, pendampingan keluarga di tingkat desa/kelurahan;
2. Pelaksanaan penggerakan dan pendampingan keluarga; • terwujudnya konvergensi dalam PPS di tingkat
3. Pemanfaatan sumber daya dan tata kelola PPS di tingkat desa; 2 desa/kelurahan;
4. Pelaksanaan kemitraan dalam PPS;
• tersedianya kesepakatan dan rencana teknis pelaksanaan
5. Pelaksanaan penyediaan data Stunting di tingkat
program dan kegiatan PPS antara para pemangku kepentingan
desa/kelurahan;
5 dan mitra strategis di tingkat desa/kelurahan;
6. Penyelesaian kendala dan tindak lanjut penyelenggaraan PPS di
tingkat desa/kelurahan hingga tingkat dusun/RW dan RT; dan, Frekuensi: Rakordes/kel Rutin: Paling sedikit
dilaksanakan 1 bulan sekali Rakordes/kel juga merupakan forum
7. Penyampaian jadwal kegiatan bulan bersangkutan berdasarkan
hasil Rapat koordinasi Kecamatan;
Rembuk Stunting: paling sedikit 1 kali rembuk Stunting di tkesa/kel dengan
setahun/sewaktu-waktu jika diperlukan
Tempat: Kantor desa/kelurahan atau tempat lain
melibatan lintas sektor dan pihak
lainnya.
PEMBINAAN KADER/POKTAN
Pertemuan yang dilaksanakan oleh Penyuluh terkait MATERI
dan diikuti TPK dan kader secara periodik dalam OUTPUT
rangka pembahasan pelaksanaan dan penguatan 1. Penguatan peran dan fungsi kader dalam
peran dan fungsi kader di masyarakat untuk mendukung program dan kegiatan PPS dari 1. Meningkatnya peran, wawasan dan
mendukung program dan kegiatan pencegahan penyuluh kepada kader dibawah binaanya; keterampilan teknis kader
Stunting di tingkat desa/kelurahan, dusun/RW dan 2. Materi tentang Stunting dan/atau materi masyarakat dalam pengelolaan
RT. program dan kegiatan PPS di
sesuai dengan tugas dan fungsi dari sektor
PELAKSANA atau pihak terkait; desa/kelurahan, RW/dusun dan RT;
3. Pembahasan teknis pelayanan; 2. Meningkatnya pencapaian program
• Penyuluh (KB/PLKB, Kesehatan, Agama, Sosial,
4. Dukungan program (dana, daya, sarana, dan kegiatan PPS di desa/kelurahan
Pertanian),
data basis, pencatatan dan pelaporan). dan RW/dusun;
• UPT Pendidikan, 3. Meningkatnya keberadaan dan peran
• Pendamping Desa/pendamping program sectoral, kader yang mengacu pada peran
METODE
• penyuluh/tim pendampingan masyarakat lain, institusi;
• Dilaksanakan paling sedikit 1 kali setiap bula; 4. Terlaksananya pemutakhiran data
• Pemangku kepentingan lain (LSM, media, akademisi
• diinisiasi dan dipimpin masing-masing berbasis sasaran program dan
dll).
penyuluh dan dapat dilakukan bersamaan kegiatan sektor terkait melalui upaya
SASARAN PEMBINAAN dengan pelaksanaan penyuluhan program PPS;
sektor terkait; 5. Terselenggaranya pengelolaan
TPK, Penilik PAUD/PKG (PAUD), Kader • dapat dilakukan secara bersama-sama atau program dan kegiatan
(KPM, IMP, Posyandu, Dasawisma), sendiri-sendiri dengan jadwal yang telah sektor/pemangku kepentingan
Ketua RW/RT, Tenaga UPTD, Karang disepakati pada rakortek penyuluh;
terkait dalam PPS sesuai dengan
Taruna, Kelompok Agama, Kelompok • dapat dilaksanakan secara tatap muka/
Keluarga, tokoh masyarakat, tokoh jadwal yang disepakati bersama.
virtual;
agama, tokoh adat, kader lain terkait. • Anggaran bersumber dari dinas/lembaga
pengampu penyuluh, dan/atau sumber lainya;
KIE/PENYULUHAN
kegiatan penyuluhan yang dilaksanakan untuk
meningkatkan pengetahuan serta
METODE
memperbaiki sikap dan perubahan perilaku MATERI
keluarga dan masyarakat dalam upaya • Diinisiasi dan dipimpin oleh
pencegahan kasus Stunting serta kasus • Materi pencegahan Stunting serta penyuluh terkait dan dapat
kesehatan lainnya. materi kesehatan lainnya dari dilakukan bersamaan dengan
PELAKSANA sektor/pengampu terkait; penyuluhan program sektor atau
pihak terkait;
• Penyuluh (KB/PLKB, Kesehatan, Agama, Sosial, • Materi Pendampingan Keluarga Berisiko • dapat dilakukan secara bersama-
Pertanian), Stunting dengan fokus sasaran: calon sama atau sendiri-sendiri antar
• TP. PKK, pengantin (catin), ibu hamil, ibu pasca penyuluh dan kader sektoral
• PAUD, dengan jadwal sasaran yang
• Tim Pendamping Keluarga (TPK),
salin (masa interval) serta pengasuhan
telah disepakati pada rakortek
• Kader (KPM, IMP (PPKBD dan Sub PPKBD), baduta dan balita); penyuluh;
Posyandu, Kader Dasawisma), • Tatap muka/virtual,
• Kelompok-kelompok kegiatan di masyarakat memanfaatkan kegiatan
OUTPUT
(Karang Taruna, BKB, BKR, BKL, UPPKA, kelompok momentum dan/atau dengan
perempuan dst.), dan Meningkatnya jumlah keluarga, media komunikasi yang tepat
• Tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh adat. sesuai dengan situasi dan kondisi
terutama keluarga yang berisiko serta sumber daya;
Stunting yang terpapar wawasan • Anggaran: dana sektor/dinas
SASARAN pengampu dan/atau sumber
dan pengetahuan pelbagai
Keluarga dan Masyarakat lainya;
program dan kegiatan
pencegahan Stunting.
PELAYANAN PENDAMPINGAN KELUARGA
Kegiatan pelayanan dengan pendekatan keluarga berisiko Stunting yang dilaksanakan secara efektif, efisien,
konvergen dan terintegrasi bagi kelompok sasaran percepatan penurunan Stunting oleh lintas sektor, dan para
pemangku kepentingan terkait.
Pelaksana Pelayanan:
Pelaksanaan Pelayanan
TPK, TP. PKK, Posyandu, Pusat pelayanan
1. diinisiasi oleh sektor atau pihak terkait
kesehatan masyarakat, Penyuluh, Kepala
dengan berkoordinasi dengan TPPS
dusun/RW, Ketua RT, PAUD, Kader, Tokoh 3
1 Kecamatan dan Desa/Kelurahan;
masyarakat/tokoh agama/tokoh adat, dan
Organisasi/perkumpulan di tingkat dusun dan RT.
2. dapat dilakukan secara bersama-sama
atau sendiri-sendiri dengan jadwal
Fokus Sasaran sasaran yang telah disepakati dalam
4
1. calon pengantin (catin), Rakorcam;
2. ibu hamil, 3. secara tatap muka atau melalui
2
pertemuan virtual (seperti telemedicine)
3. ibu pasca salin (masa interval), Output: Meningkatkan akses
dan memanfaatkan kegiatan
4. Baduta, dan informasi dan pelayanan kepada momentum sesuai dengan situasi dan
5. Balita. keluarga dan/atau keluarga kondisi serta sumber daya.
Anggaran: pelaksanaan pelayanan berisiko Stunting.
bersumber dari sektor atau pihak
pengampu dan/atau sumber lainya.
Pendampingan Keluarga Berkelanjutan

MASA
1 CALON PENGANTIN PASANGAN USIA SUBUR 3 KEHAMILAN
1. Pendampingan skrining awal.
1. Skrining kelayakan menikah 1. Skrining kelayakan calon ibu hamil. 2. Pendampingan ketat kehamilan
3 bulan sebelum hari H. 2. Pendampingan dan pelayanan kontrasepsi risiko stunting dan patologis.
untuk menunda kehamilan. 3. Pendampingan kehamilan
2. Pendampingan ketat bagi 3. Penajaman Promosi, KIE dan Komunikasi sehat.
catin tidak lolos skrining. Antar Pribadi/Konseling. 4. Pendampingan janin terindikasi
risiko stunting.
5. Deteksi dini setiap penyulit.
BALITA 0-23 5 MASA NIFAS 4
BULAN
1. Skrining awal bayi baru lahir.
2. Pendampingan Tumbuh Kembang 1. Memastikan KBPP, ASI ekslusif, imunisasi,
bayi lahir sehat. asupan gizi busui, dan tidak ada komplikasi
3. Pendampingan dan pelayanan masa intes.
bayi 0- 2. Memastikan kunjungan postnatal care
23 dengan risiko stunting. (PNC).

6 BALITA 24-59
BULAN
1. Pengasuhan.
2. Pemantuan tumbuh kembang balita agar
optimal.
PENCATATAN DAN PELAPORAN
aktivitas mendokumentasikan pelaksanaan program dan kegiatan percepatan penurunan Stunting di tingkat
pelaksanaan lapangan untuk menghasilkan Satu Data Percepatan Penurunan Stunting yang up to date, real time
dan reguler/rutin.

Pelaksana pencatatan dan pelaporan Metode:


1. Petugas/kader di tempat pelayanan (TPK, kader 1. Pelaksanaan berkoordinasi oleh TPPS
posyandu, kader IMP, kader dasawisma, kader desa/kelurahan;
3

pembangunan manusia, pusat pelayanan 12. Memanfaatkan aplikasi Elsimil dan/atau aplikasi lain
kesehatan, dst); yang menunjang;
2. TPPS kecamatan (pengelolaan data dan 3. mengacu pada petunjuk pelaksanaan teknis
pelaporan di tingkat kecamatan); pencatatan dan pelaporan yang telah ditetapkan;
4
4. pelaksanaan pencatatan dan pelaporan dapat
3. TPPS desa/kelurahan (pengelolaan data dan
dilakukan secara bersamaan dengan mekanisme
pelaporan di tingkat desa/kelurahan);
2 pencatatan dan pelaporan pengampu program
Output: terkait;
Tersedianya Satu Data Percepatan Penurunan 5. Anggaran 5pelaksanaan pencatatan dan pelaporan
Stunting yang up to date, real time dan bersumber dari sektor atau pihak pengampu,
reguler/rutin. dukungan APBDes dan/atau sumber lainya;
Dua jenis data dalam pencatatan dan pelaporan
Data Keluarga Berisiko Stunting
• Data keluarga berisiko Stunting;
• Pendataan Catin/Calon PUS 3 (tiga) bulan sebelum menikah dan penapisan
Catin/Calon PUS dengan Pemeriksaaan kesehatan;
• Pendataan ibu hamil;
• Pendataan PUS Pascapersalinan dan Masa Interval yang termutakhirkan;
• Pendataan PUS ingin anak ditunda dan tidak ingin anak lagi yang belum ber-KB;
• Pendataan dan penapisan anak usia 0-23 bulan;
• Pendataan dan penapisan anak usia 24-59 bulan; Data Surveilans Keluarga Berisiko
• Pendataan dan penapisan keluarga prasejahtera penerima program bantuan sosial; Stunting
• Pendataan memiliki remaja, dan/atau dengan ibu hamil, dan/atau ibu menyusui,Data Surveilans keluarga berisiko Stunting dijabarkan dalam
dan/atau yang memiliki anak usia 0-23 bulan terhadap akses air minum layak; kegiatan operasional Penyelenggaraan surveilans keluarga berisiko
Stunting.
• Pendataan memiliki remaja, dan/atau dengan ibu hamil, dan/atau ibu menyusui,
dan/atau yang memiliki anak usia 0-23 bulan terhadap kepemilikan sarana rumah
sehat;
• Pendataan keluarga memiliki remaja, dan/atau dengan ibu hamil, dan/atau ibu
menyusui, dan/atau yang memiliki anak usia 0-23 bulan terhadap kepemilikan
jamban sehat; dan
• Pendataan desa prioritas Stunting.
31
Pembinaan, Pemantauan dan
Evaluasi
Pembinaan Pemantauan dan Evaluasi
Pembinaan dan pengembangan mekanisme operasional
penggerakan dalam percepatan penurunan angka Stunting di lini • Pemantauan dan evaluasi mekanisme operasional penggerakan
lapangan dilakukan secara berjenjang mulai dari pusat, provinsi dalam percepatan penurunan angka Stunting di lini lapangan
hingga kabupaten/kota melalui Tim Percepatan Penurunan dilaksanakan secara rutin dan bersinambungan. Kegiatan
Stunting (TPPS), agar penyelenggaraan Program Percepatan pemantauan dilakukan untuk mengetahui secara keseluruhan
Penurunan Stunting dapat semakin selaras, bersinergi dan penyelenggaraan penggerakan di lini lapangan dan dampaknya
konvergen pada pelaksanaan intervensi kepada kelompok- dalam percepatan penurunan Stunting. Kegiatan pemantauan
kelompok sasaran Percepatan Penurunan Stunting melalui dan evaluasi bertautan dengan sistem pemantauan dan evaluasi
pelaksanaan mekanisme operasional yang konsisten dan percepatan penurunan Stunting dan sistem pemantauan dan
berkesinambungan. evaluasi sektor atau pihak pengampu.

• Pemantauan dan evaluasi pelaksanaan mekanisme operasional


penggerakan dalam penurunan angka Stunting dilaksanakan
secara langsung maupun tidak langsung dengan pelibatan
Penanggung Jawab Percepatan Penurunan Stuntng, TPPS
kecamatan dan desa/kelurahan, serta pengelola program dari
sektor/lembaga terkait.

32
PERAN KAB/KOTA
DALAM
PENURUNAN
STUNTING
Jakarta, Juli 2022

BERENCANA ITU KEREN


PERAN KABUPATEN/KOTA DALAM
PENURUNAN STUNTING, AKI DAN AKB
1. Menyiapkan kebijakan berkaitan dengan penurunan stunting;
2. Melaksanakan Standar Pelayanan Minimal secara maksimal;
3. Menetapkan target percepatan penurunan stunting dan mendukung
pencapaian target nasional;
4. Menetapkan program dan kegiatan terkait penurunan stunting, dalam
dokumen perencanaan dan penganggaran;
5. Meningkatkan alokasi dan efektivitas penggunaan dana desa untuk
penurunan stunting;
6. Melakukan monitoring dan evaluasi kegiatan-kegiatan yang terkait
dengan penurunan stunting;
7. Untuk Penurunan Stunting Pemda melaksanakan 8 aksi konvergensi;
8. Melibatkan peran multisektor termasuk non pemerintahan dalam
upaya penurunan stunting.

BERENCANA ITU KEREN


Intervensi Spesifik dan Sensitif Minimal yang Harus Ada DI DESA
adalah:

Intervensi Spesifik Intervensi Sensitif


1.Pemberian tambahan asupan gizi kepada ibu hamil Kurang Energi 1.Pemantauan layanan Keluarga Berencana pascapersalinan
Kronik (KEK) 2.Upaya pencegahan perkawinan anak dan pencegahan kehamilan yang
2.Pemantauan ibu hamil mengonsumsi Tablet Tambah Darah (TTD) tidak diinginkan
minimal 90 tablet selama masa kehamilan 3.Kampanye layanan dan pemeriksaan kesehatan pra nikah
3.Pemantauan remaja putri mengonsumsi Tablet Tambah Darah (TTD) 4.Penyediaan sarana air minum layak bagi setiap keluarga
4.Kampanye pemberian ASI eksklusif untuk bayi usia kurang dari 6 bulan 5.Penyediaan sarana sanitasi (air limbah domestic) bagi setiap keluarga
5.Promosi dan mengembangkan kegiatan pemberian Makanan 6.Memastikan keluarga miskin menjadi Penerima Bantuan Iuran (PBI)
Pendamping Air Susu Ibu (MP-ASI) bagi anak usia 3-23 bulan Jaminan Kesehatan Nasional.
6.Memastikan anak berusia di bawah lima tahun (balita mengalami gizi 7.Memastikan keluarga beresiko stunting memperoleh pendampingan
buruk mendapatkan tata laksana gizi buruk dari penyelenggara 8.Memastikan keluarga miskin dan rentan memperoleh bantguan tunai
layanan Kesehatan. bersyarat
7.Pemantauan pertumbuhan dan perkembangan anak berusia dibawah 9.Memastikan seluruh warga memiliki pemahaman yang baik tentang
lima tahun (balita) melalui layanan posyandu atau layanan Kesehatan stunting.
lainnya. 10.
Memastikan keluarga miskin dan rentan menerima bantuan sosial
8.Pemberian tambahan asupan gizi kepada anak berusia dibawah lima pangan
tahun (balita) yang mengalami gizi kurang. 11.
Kampanye stop buang air besar sembarangan (BABS) atau open
9.Pemantauan bagi anak berusia dibawah lima tahun (balita) defecation free (ODF)
memperoleh imunisasi dasar lengkap.
Agar layanan ini dapat terselenggara di Desa maka perlu konvergensi program dan
kolaborasi peran semua pelaku pembangunan baik di desa, kecamatan, dan
kabupaten
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai