Anda di halaman 1dari 31

STRATEGI DAN UPAYA PERCEPATAN

PENURUNAN STUNTING
DI SUMATERA BARAT

Dr. Lila Yanwar, MARS


Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Barat

Dalam rangka Pertemuan Orientasi Komunikasi Antar Pribadi (KAP)


Bagi Petugas Promosi Kesehatan di Puskesmas
dalam Percepatan Pencegahan Stunting
UPAYA PERBAIKAN
OUT LINEGIZI SPESIFIK DAN
PENDAHULUAN
SENSITIF

PERAN PROMOSI
KESEHATAN MELALUI
KOMUNIKASI
PERUBAHAN
PERILAKU
PENDA
HULUA
N
PEMBANGUNAN SUMBER DAYA MANUSIA
“Titik dimulainya pembangunan SDM dimulai dengan menjamin
kesehatan ibu hamil, kesehatan bayi, kesehatan balita, kesehatan
anak sekolah karena merupakan umur emas untuk mencetak
manusia Indonesia yang unggul. Jangan sampai ada ... Stunting,
kematian bayi, kematian ibu yang meningkat.”
PEMBANGUNAN SUMBER DAYA MANUSIA

Stunting
Gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak akibat
kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang, yang ditandai
dengan panjang atau tinggi badannya berada di bawah
standar yang ditetapkan oleh Menteri yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang
kesehatan.

(sumber : Perpres 72 Tahun 2021)

STUNTING MENGANCAM BONUS DEMOGRAFI TAHUN 2045


Bonus Demografi merupakan suatu keadaan di mana penduduk
yang masuk ke dalam usia produktif jumlahnya lebih banyak dibandingkan dengan penduduk usia tidak
produktif.
Usia produktif yang dimaksud adalah berkisar antara 15 hingga 64 thn
.
Puncak Bonus Demografi Indonesia pada 2045
terancam terbuang sia-sia karena Stunting.
DAMPAK STUNTING

Dampak Jangka pendek :


Gagal tumbuh, hambatan perkembangan
kognitif dan motorik, dan tidak optimalnya
ukuran fisik tubuh serta gangguan metabolisme.

Dampak Jangka panjang :


Menurunnya Kapasitas intelektual. Gangguan
struktur dan fungsi saraf dan sel-sel otak yang
bersifat permanen dan menyebabkan penurunan
kemampuan menyerap pelajaran di usia sekolah
yang akan berpengaruh pada produktivitasnya saat Perkembangan Otak Anak Stunting Perkembangan Otak Anak Sehat

dewasa.
Peta Stunting Sumatera Barat Tahun 2021

Dinkes Prov. Sumbar 2022


Data SSGI 2021
SITUASI BALITA STUNTING SUMATERA BARAT TAHUN 2021
( Survei Status Gizi Indonesia 2021 )

KAB SOLOK 40.1


KAB PASAMAN 30.2
KAB SIJUNJUNG 30.1
KAB PADANG PARIAMAN 28.3
KAB LIMA PULUH KOTA 28.2
KAB KEPULAUAN MENTAWAI 27.3
KAB PESISIR SELATAN 25.2
KAB SOLOK SELATAN 24.5
KAB PASAMAN BARAT 24.0
SUMATERA BARAT 23.3
KAB TANAH DATAR 21.5
KOTA SAWAH LUNTO 21.1
KOTA PARIAMAN 20.3
KOTA PAYAKUMBUH 20.0
KOTA PADANG PANJANG 20.0
KAB DHARMASRAYA 19.5
KAB AGAM 19.1
KOTA BUKITTINGGI 19.0
KOTA PADANG 18.9
KOTA SOLOK 18.5

Dinkes Prov. Sumbar 2022


0.0 5.0 10.0 15.0 20.0 25.0 30.0 35.0 40.0 45.0
JUMLAH BALITA STUNTING SUMATERA BARAT
(SSGI 2021)

10 Kab/Kota Jumlah
Balita Stunting
Terbanyak

Dinkes Prov. Sumbar 2022


RATA-RATA PERUBAHAN PREVALENSI BALITA STUNTING MENURUT KAB/KOTA TAHUN
2013,2018, 2019, 2021

Dinkes Prov. Sumbar 2022


UPAYA
PERBAIK
AN GIZI
SPESIFIK
DAN
SENSITI
F
Dukungan Kemenkes dalam Upaya Penurunan stunting
Peraturan Presiden No. 72 Tahun 2021
Target
Intervensi Sensitif
Kontribusi (Penyebab tidak langsung) Kontribusi

30% 70% pelayanan KB pascapersalinan


70%
15,5% kehamilan yang tidak diinginkan

90% cakupan calon Pasangan Usia Subur (PUS) memperoleh


pemeriksaan kesehatan sebagai bagian pelayanan nikah

100% rumah tangga mendapat akses air minum layak di


kab/kota prioritas

90% rumah tangga mendapat akses sanitasi (air limbah


domestik) layak di kab/kota prioritas

112,9 juta penduduk menjadi Penerima Bantuan Iuran (PBI)


Jaminan Kesehatan Nasional

90% keluarga berisiko stunting memperoleh pendampingan

10 juta keluarga miskin dan rentan memperoleh bantuan tunai


bersyarat

70% target sasaran memiliki pemahaman yang baik tentang


stunting di lokasi prioritas

15,6 juta keluarga miskin dan rentan yang menerima bantuan


sosial pangan

90% desa/ kelurahan stop Buang Air Besar Sembarangan


(BABS)
13 program intervensi spesifik dan sensitif untuk menurunkan stunting
Sasaran Program
Screening anemia
1
Pemeriksaan kesehatan termasuk kadar hemoglobin siswi kelas 7 & 10
Remaja
Konsumsi tablet tambah darah (TTD)

Sebelum hamil
Putri 2
Pemberian TTD setiap minggu di sekolah

Pemeriksaan kehamilan
3
Pelaksanaan antenatal care (ANC) 6x (2x dengan dokter), termasuk penggunaan USG
Sebelum lahir

Konsumsi tablet tambah darah (TTD)


Ibu Hamil 4
Pemberian tablet tambah darah ibu hamil (minimal 90 selama kehamilan)
Saat hamil

Pemberian makanan tambahan bagi Ibu KEK


5
Pemberian makanan tambahan bagi ibu hamil KEK berupa protein hewani
Spesifik

Pemantauan tumbuh kembang


6
Penimbangan, pengukuran panjang badan, dan pemantauan perkembangan balita di Posyandu setiap bulan
ASI eksklusif
7
Pemberian ASI eksklusif sejak lahir sampai bayi berusia 6 bulan
Pemberian makanan tambahan protein hewani bagi baduta
Setelah lahir

8
Pemberian protein hewani bagi anak 12-23 bulan, berupa telur dan sumber protein lainnya.
Balita Tatalaksana balita dengan masalah gizi
Merujuk balita dengan weight faltering & masalah gizi dari Posyandu ke Puskesmas, serta memberikan makanan tambahan untuk
9 weight faltering & gizi kurang, formula 75 dan formula 100 untuk gizi buruk. Merujuk balita stunting & masalah gizi yang tidak
tertangani di Puskesmas ke RS dan memberikan PKMK.
Peningkatan cakupan dan perluasan jenis imunisasi
10 Pelayanan rutin, kampanye bulan imunisasi dasar dan 3 imunisasi tambahan (PCV, Rotavirus, HPV). Imunisasi tambahan PCV 6
mencegah pneumonia dan Rotavirus mencegah diare, sehingga mencegah terganggunya pertumbuhan.
Data Akses Jamban dengan Stunting
Akses Jamban Stunting
Kepulauan Mentawai 27.30 46.86
Pasaman 30.20 54.78
Padang Pariaman 28.30 61.87
Solok Selatan 24.50 65.56
Lima Puluh Kota 28.20 66.23
Kab Solok 40.10 70.80
Pasaman Barat 24.00 77.19
Tanah Datar 21.50 77.91
Agam 19.10 83.46
Pesisir Selatan 25.20 89.60
Kota Sawahlunto 21.10 89.93
Kota Pariaman 20.30 90.48
Kota Padang 18.90 93.07
Dharmasraya 19.50 94.89
Kota Payakumbuh 20.00 100.00
Kota Bukittinggi 19.00 100.00
Kota Padang Panjang 20.00 100.00
Kota Solok 18.50 100.00
Sijunjung 30.10 100.00
0.00 20.00 40.00 60.00 80.00 100.00 120.00
Dinkes Prov. Sumbar 2022
Data Akses Air dengan Stunting
Akses Air Stunting

Pasaman Barat 24.00 70.0


Kepulauan Mentawai 27.30 70.0
Kota Padang 18.90 70.1
Kab Solok 40.10 70.1
Padang Pariaman 28.30 70.1
Pasaman 30.20 76.1
Lima Puluh Kota 28.20 78.1
Tanah Datar 21.50 78.3
Solok Selatan 24.50 82.0
Dharmasraya 19.50 82.2
Agam 19.10 84.1
Sijunjung 30.10 87.7
Kota Pariaman 20.30 88.1
Kota Bukittinggi 19.00 88.6
Pesisir Selatan 25.20 89.0
Kota Sawahlunto 21.10 91.0
Kota Payakumbuh 20.00 97.0
Kota Solok 18.50 98.0
Kota Padang Panjang 20.00 99.0
0.00 20.00 40.00 60.00 80.00 100.00 120.00

Dinkes Prov. Sumbar 2022


Data Penduduk Miskin dengan Stunting
Penduduk Miskin Stunting
Kota Sawahlunto 2.38 21.10
Kota Solok 3.12 18.50
Kota Pariaman 4.38 20.30
Tanah Datar 4.54 21.50
Kota Padang 4.94 18.90
Kota Bukittinggi 5.14 19.00
Kota Padang Panjang 5.92 20.00
Kota Payakumbuh 6.16 20.00
Dharmasraya 6.67 19.50
Sijunjung 6.8 30.10
Agam 6.85 19.10
Padang Pariaman 7.22 28.30
Lima Puluh Kota 7.29 28.20
Pasaman 7.43 30.20
Pasaman Barat 7.51 24.00
Solok Selatan 7.52 24.50
Pesisir Selatan 7.92 25.20
Solok 8.01 40.10
Kepulauan Mentawai 14.84 27.30
0.00 5.00 10.00 15.00 20.00 25.00 30.00 35.00 40.00 45.00
Dinkes Prov. Sumbar 2022
Data IPM dengan Stunting
IPM Stunting
Kepulauan Mentawai 27.30 61.35
Pasaman 30.20 66.77
Sijunjung 30.10 67.86
Pasaman Barat 24.00 68.76
Solok Selatan 24.50 69.23
Solok 40.10 69.24
Lima Puluh Kota 28.20 69.68
Pesisir Selatan 25.20 70.03
Padang Pariaman 28.30 70.76
Dharmasraya 19.50 71.76
Tanah Datar 21.50 72.46
Agam 19.10 72.57
Kota Sawahlunto 21.10 72.88
Kota Pariaman 20.30 77.07
Kota Padang Panjang 20.00 77.97
Kota Solok 18.50 78.41
Kota Payakumbuh 20.00 79.08
Kota Bukittinggi 19.00 80.7
Kota Padang 18.90 82.9
0.00 10.00 20.00 30.00 40.00 50.00 60.00 70.00 80.00 90.00
Dinkes Prov. Sumbar 2022
Data UHH dengan Stunting
UHH Stunting
Kepulauan Mentawai 27.30 64.73
Sijunjung 30.10 66.36
Pasaman 30.20 67.59
Pasaman Barat 24.00 67.94
Solok Selatan 24.50 68.01
Kab Solok 40.10 68.79
Padang Pariaman 28.30 68.97
Lima Puluh Kota 28.20 69.84
Kota Sawahlunto 21.10 70.10
Tanah Datar 21.50 70.12
Kota Pariaman 20.30 70.38
Pesisir Selatan 25.20 70.96
Dharmasraya 19.50 71.53
Agam 19.10 72.53
Kota Padang Panjang 20.00 72.82
Kota Padang 18.90 73.69
Kota Solok 18.50 73.73
Kota Payakumbuh 20.00 73.84
Kota Bukittinggi 19.00 74.50
0.00 10.00 20.00 30.00 40.00 50.00 60.00 70.00 80.00

Dinkes Prov. Sumbar 2022


Data IKP (Indeks Ketahanan Pangan) dengan Stunting
IKP Stunting
Kepulauan Mentawai 27.30 37.67
Kota Sawahlunto 21.10 69.82
Kota Pariaman 20.30 72.93
Padang Pariaman 28.30 72.93
Sijunjung 30.10 78.88
Pasaman 30.20 79.57
Kota Solok 18.50 79.59
Pasaman Barat 24.00 80.02
Dharmasraya 19.50 80.62
Lima Puluh Kota 28.20 80.66
Solok Selatan 24.50 82.87
Kota Padang Panjang 20.00 83.65
Kota Payakumbuh 20.00 84
Agam 19.10 84.48
Tanah Datar 21.50 84.68
Pesisir Selatan 25.20 85.48
Kab Solok 40.10 87.45
Kota Padang 18.90 87.73
Kota Bukittinggi 19.00 88.9
0.00 10.00 20.00 30.00 40.00 50.00 60.00 70.00 80.00 90.00 100.00
Dinkes Prov. Sumbar 2022
M O SI
P R O
A N
PER EHATAN
KES
Pilar Nasional Percepatan
Pencegahan Stunting

TUJUAN KOORDINATOR
Meningkatkan kesadaran publik dan Kementerian Kesehatan dan
perubahan perilaku masyarakat untuk Menteri Komunikasi dan Informatika
mencegah stunting
STRATEGI KOMUNIKASI
PERUBAHAN PERILAKU DALAM
PILAR
2 PERCEPATAN PENCEGAHAN STUNTING

MENINGKATKAN KESADARAN DAN PERUBAHAN PERILAKU


TUJUAN
TUJUAN masyarakat untuk mencegah stunting

TARGET PENERIMA PESAN, PESAN KUNCI, MEDIA dan


ISIISI SALURAN yang dapat digunakan pada tiap jenis sasaran

IMPLEMENT
IMPLEMENTASI Menyesuaikan dengan SPESIFIK LOKAL
A

KONVERGENSI Kebijakan dan sumber daya


Strategi Pencapaian Tujuan Pilar

Advokasi
Kampanye Komunikasi
berkelanjutan Pengembangan
perubahan antar pribadi
kepada kapasitas
perilaku bagi sesuai konteks
pengambil pengelola program
masyarakat sasaran
keputusan
umum

Indikator Kinerja
Terbitnya Kebijakan daerah Pelaksanaan kampanye Presentase masyarakat yang
yang memuat komunikasi perubahan perilaku yang menilai stunting sebagai 10
perubahan perilaku konsisten dan berkelanjutan di masalah penting dalam gizi
tingkat pusat dan daerah dan kesehatan anak.
Tujuan Umum Strategi Komunikasi
Perubahan Perilaku dalam Pencegahan
Stunting
Meningkatkan kesadaran publik dan mengubah
perilaku kunci yang berpengaruh pada faktor risiko
Your Picture Here & Sand to Back

stunting melalui strategi komunikasi perubahan perilaku


Proses Pemberdayaan Masyarakat memerlukan Komunikasi Perubahan
Perilaku (KPP) yang spesifik yang mempengaruhi terjadinya perubahan
perilaku ->

Komunikasi Antar Pribadi (KAP).

Pentingnya kapasitas Tenaga Kesehatan dan kader dalam melakukan KAP


ketika berinteraksi dengan masyarakat, (ibu/pengasuh/keluarga balita di
bawah dua tahun) melalui penyuluhan, kelas ibu hamil , posyandu, dll
PEMENUHAN LAYANAN INTERVENSI GIZI SPESIFIK
& SENSITIF MELALUI KOMUNIKASI ANTAR
PRIBADI

POLA ASUH Peningkatan Akses


Akses terhadap Perilaku praktek terhadap YANKES
MAKANAN baik pemberian makanan termasuk akses sanitasi
jumlah dan kualitas bayi dan anak dan & air bersih

KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI:


Komunikasi tatap muka membangun,mendorong sasaran berbicara &
mendengarkan untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilakunya.
PENTINGNYA KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI

KAP yang dilakukan secara


berkala, berkesinambungan
dan disampaikan sesuai ● Proses pemberdayaan masyarakat
dengan konteks budaya memerlukan Komunikasi Perubahan
lokal setempat kepada Perilaku (KPP) yang spesifik yang
kelompok target stunting,
mempengaruhi terjadinya perubahan
dipandang efektif dalam
mempengaruhi perilaku perilaku -> Komunikasi Antar Pribadi (KAP).
kesehatan masyarakat agar Pentingnya kapasitas nakes dan kader
dapat melakukan dalam melakukan KAP ketika berinteraksi
percepatan pencegahan dengan masyarakat, seperti ibu/pengasuh/
stunting. keluarga balita di bawah dua tahun,
melalui penyuluhan, pemantauan
pertumbuhan dan plotting pada buku KIA16
PELAKSANAAN KAP DI MASYARAKAT

Kelas Kelas
Posyand STBM PL
u Ibu Ibu
Hamil Balita Malaria

Konselin Kunjungan Penyuluhan


g Rumah Kelompok
4
PENINGKATAN KAP BAGI
TENAGA KESEHATAN PUSKESMAS
SELAMATKAN MASA DEPAN MEREKA
DENGAN MEMBERIKAN GIZI YANG BAIK

TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai