DODDY IZWARDY
Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Upaya Kesehatan Masyarakat
Balitbangkes Kemenkes RI
• Stunting adalah masalah kurang gizi kronis yang disebabkan oleh kurangnya
asupan gizi dalam waktu yang cukup lama, sehingga mengakibatkan
gangguan pertumbuhan pada anak yakni tinggi badan anak lebih rendah atau
pendek (kerdil) dari standar usianya.
• Prevalensi stunting :36,8% (2007); 34,6% (2010); 37,2% (2013); 30,8% (2018)
(Riskesdas).
-2010 = USA 2,1%, Jepang 7,1%
- 2014 = Malasyia 17%, Thailand 16%, Singapura 4%
Kepmenkes no.1995/MENKES/SK/XII/2010
Tujuan
1. Mengukur prevalensi underweight (berat badan
menurut umur = BB/U) di Indonesia.
Metode (1)
Populasidan sampel
Populasi : RUTA Balita di 514 kabupaten/kota di Indonesia.
Sampel : RUTA yang mempunyai balita yang dikunjungi oleh Susenas
Maret 2019 (32.000 BS/ 320.000 RUTA) Keterwakilan Kab/Kota
Instrumen penelitian
Instrumen Formulir Pengukuran Status Gizi Balita
Timbangan berat badan digital dengan ketelitian 0,1 kg
Alat ukur panjang/tinggi badan dengan ketelitian 0,1 cm
Metode (2)
Variabel
Berat Badan balita, Panjang/Tinggi Badan balita, Umur, jenis
kelamin, kondisi sakit/ sehat, oedema, diare
Desainpenelitian
Desain: Integrasi Susenas Maret 2019 dan SSGBI.
9
Metode (3)
Unit RKD 2007 RKD 2010 RKD 2013 RKD 2018 SSGB 2019
Sampel
Rumah 280.000 70.0000 300.000 300.000 320.000
Tangga
Unit Sampel BS dan Ruta BS dan Ruta BS dan Ruta BS dan Ruta BS dan Ruta
<20.00%
20.00-29.99%
30.00-39.99%
≥ 40%
0,00
5,00
10,00
15,00
20,00
25,00
30,00
35,00
40,00
45,00
14,42
16,82
19,93
19,96
21,03
21,04
21,18
23,95
24,11
24,58
26,21
26,25
26,26
26,86
26,86
27,47
27,68
28,09
28,98
29,07
29,36
30,11
30,38
30,59
31,26
31,44
31,46
31,75
MENURUT PROVINSI, SSGBI 2019
32,30
34,18
34,89
PROPORSI STUNTING (TB/U) PADA BALITA
37,85
40,38
43,82
27,67
Penurunan Prevalensi Stunting Balita 2013-2019: Point prevalence dan
95% Confidence Interval
45 SEBAGAI CATATAN:
2013 – 2019, PENURUNAN STUNTING
40 37,7 NASIONAL SEBESAR 9,5 %, DENGAN
37,2 RATA-RATA PERTAHUN 1,6 %.
35 36,7
31,3 BAGAIMANA KONTRIBUSI PROVINSI ?
30 30,8 28,11
30,3 27,67
25 27,22
percepatan
penurunan
20
Program
19
stunting
15
14
10
Permasalahan
a) Pelaksanaan pengumpulan data tidak serentak di 514 kab/kota karena tidak semua BPS
kab/kota dapat memberikan VSEN19K, DSRT, Peta BS
b) Terdapat beberapa BPS propinsi belum bersedia menyediakan VSEN19K, DSRT, Peta BS pada
Akhir Maret dan Awal April 2019
c) Proses administrasi: alokasi transport menuju lokasi
d) Proses pengiriman data beberapa kabupaten bermasalah
Solusi
a) Proses supervisi pengumpulan data oleh PJT, Pejabat Struktural, PPI dan eksternal (BPS, WB,
TNP2K)
b) Proses supervisi dari tim Mandat ke beberapa kab/kota yang bermasalah
c) MOHON DUKUNGAN DARI PEMDA PROV/KAB/KOTA DAN DINKES PROV/KAB/KOTA SERTA
BADAN PUSAT STATISTIK PROV/KAB/KOTA UNTUK SSGI-SKMI-SKAM 2020
KEMENTERIAN
KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
TUJUAN SSGI
Umum Khusus
Stunting, Wasting,
Status Gizi Underweight, Overweight,
Central Obesity
Risiko KEK : WUS, Bumil,
dan Remaja Puteri
Kecukupan Zat
Gizi
Asupan zat gizi
Tahun Tahun
2019 2020 SKMI
SKMI
KETERWAKILAN
2500 NASIONAL
BS
KEMENTERIAN
KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
Metode
Desain penelitian : Indikator
- Potong lintang •Status Gizi
(cross-sectional)
- Studi ini merupakan
SUSENAS
•Sosek
SKMI
SSGI &
integrasi SUSENAS, Lingkungan
SSGI, dan SKMI •Konsumsi
SKAM
KEMENTERIAN
KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA