Anda di halaman 1dari 40

STUDI STATUS GIZI BALITA

TERINTEGRASI SUSENAS 2019

DODDY IZWARDY
Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Upaya Kesehatan Masyarakat
Balitbangkes Kemenkes RI

Disampaikan pada Rakerkesnas


Jakarta, 20 Februari 2020
LATAR BELAKANG
Latar Belakang Survei Status Gizi Balita 2019
• Masalah gizi kurang masih menjadi perhatian utama di berbagai Negara,
terutama pada kelompok balita.

• Stunting adalah masalah kurang gizi kronis yang disebabkan oleh kurangnya
asupan gizi dalam waktu yang cukup lama, sehingga mengakibatkan
gangguan pertumbuhan pada anak yakni tinggi badan anak lebih rendah atau
pendek (kerdil) dari standar usianya.

• Prevalensi stunting :36,8% (2007); 34,6% (2010); 37,2% (2013); 30,8% (2018)
(Riskesdas).
-2010 = USA 2,1%, Jepang 7,1%
- 2014 = Malasyia 17%, Thailand 16%, Singapura 4%
Kepmenkes no.1995/MENKES/SK/XII/2010

Klasifikasi status gizi berdasarkan antropometri :

• Wasting atau Kurus = BB/TB < -2 SD

• Stunting atau pendek = TB/U <-2 SD

• Underweight atau Gizi kurang = BB/U <-2 SD


Permenkes no 2 Tahun 2020

Klasifikasi status gizi berdasarkan antropometri :

• Wasted atau Buruk = BB/TB < -2 SD

• Stunted atau pendek = TB/U <-2 SD

• Underweight atau Berat Badan Kurang = BB/U <-2 SD


6

Tujuan
1. Mengukur prevalensi underweight (berat badan
menurut umur = BB/U) di Indonesia.

2. Mengukur prevalensi stunting (panjang/tinggi badan


menurut umur = TB/U) di Indonesia.

3. Mengukur prevalensi wasting (berat badan menurut


panjang/ tinggi badan = BB/TB) di Indonesia.
7

Metode (1)

 Populasidan sampel
Populasi : RUTA Balita di 514 kabupaten/kota di Indonesia.
Sampel : RUTA yang mempunyai balita yang dikunjungi oleh Susenas
Maret 2019 (32.000 BS/ 320.000 RUTA) Keterwakilan Kab/Kota

 Instrumen penelitian
Instrumen Formulir Pengukuran Status Gizi Balita
Timbangan berat badan digital dengan ketelitian 0,1 kg
Alat ukur panjang/tinggi badan dengan ketelitian 0,1 cm

 Data yang dikumpulkan : berat badan (BB) dan panjang/tinggi badan


(PB/TB) Balita
8

Metode (2)

 Variabel
Berat Badan balita, Panjang/Tinggi Badan balita, Umur, jenis
kelamin, kondisi sakit/ sehat, oedema, diare

 Tempat dan waktu


Di 514 Kabupaten/Kota Indonesia
Januari - September 2019 (mulai dari pengurusan etik sampai
laporan pelaksanaan)
Maret – April 2019  pengambilan data di lapangan

 Desainpenelitian
Desain: Integrasi Susenas Maret 2019 dan SSGBI.
9

Metode (3)

Sampel SSGBI sama dengan sampel Susenas


Maret 2019
Setelah dicacah Susenas : Rumah Tangga yang
ada Balita dikunjungi dan diukur
antropometrinya (BB dan TB), ditanyakan
umurnya, dan variable lainnya
Data Susenas dan SSGBI dilakukan integrasi oleh
Tim Balitbangkes dan BPS
Data dianalisis bersama oleh Tim Balitbangkes
dan BPS
Sampel (1)

Unit RKD 2007 RKD 2010 RKD 2013 RKD 2018 SSGB 2019
Sampel
Rumah 280.000 70.0000 300.000 300.000 320.000
Tangga

Representasi Kab/Kota Provinsi Kab/Kota Kab/Kota Kab/Kota

Unit Sampel BS dan Ruta BS dan Ruta BS dan Ruta BS dan Ruta BS dan Ruta

Jumlah BS 18.000 2.800 12.000 30.000 32.000


Pemilihan Integrasi dgn
Independen Independen Integrasi Integrasi Plus
Sampel BS Susenas
Jumlah Ruta ± 5 Ruta Ber-
16 25 25 10
per BS Balita
PROSES INTEGRASI
INTEGRASI SSGI 2019 & SUSENAS MARET 2019

I  BLOK SENSUS DAN RUMAH TANGGA YANG DITEMUI


SAMPEL SUSENAS MARET 2019 AKAN DIKUNJUNGI KEMBALI
N
T OLEH TIM SSGBI 2019

E  INDIKATOR STATUS GIZI (STUNTING)  BALITBANGKES


G DATA  INDIKATOR SOSIAL EKONOMI  BPS

R  PROSES MERGING ANTARA DATA STUNTING DENGAN SUSENAS

A  ANALISIS VALIDITAS DAN PLAUSIBILITY


S ANALISIS  PERHITUNGAN NILAI PENIMBANG

I  PERHITUNGAN NILAI RSE (RELATIVE STANDAR ERROR)


 ANALISIS PERHTIUNGAN ANGKA PREVALENSI STUNTING
KEMENTERIAN
KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
HASIL ANALISIS DATA INTEGRASI SSGBI
2019 dan SUSENAS MARET 2019
Untuk melihat tingkat presisi dari angka prevalensi balita stunting
yang dihasilkan hingga level kabupaten/kota digunakan nilai Relative
Standard Error (RSE) sebagai acuan dengan cutting point 25 %.

Estimasi nilai RSE > 25 %, secara statistik estimasi yang dihasilkan


kurang dapat dipercaya, hal ini dapat disebabkan oleh jumlah kasus
yang terbatas maupun karakteristik observasi yang cenderung
bervariasi.

Terdapat 23 kab/kota dengan RSE > dari 25 %,dilakukan pemodelan


statistik dengan menggunakan metode Small Area Estimation (SAE)
sehingga diperoleh hasil estimasi yang memiliki presisi lebih baik.
Gambaran Kualitas
Data Integrasi SSGBI – SSN Maret 2019
1. Seluruh Propinsi memiliki RSE < 25%
2. Dari 514 Kab/Kota : 23 Kab/Kota memiliki RSE >25%
3. Solusi: Dilakukan SAE (Small Area Estimation)
No Kab/Kota No Kab/Kota No Kab/Kota
1 KAB. LANNY JAYA 9 KAB. GIANYAR 17 KAB. MINAHASA
2 KAB. NDUGA 10 KAB. KLUNGKUNG 18 KOTA PEMATANG SIANTAR

3 KAB. MAMBERAMO TENGAH 11 KAB. LEBONG 19 KAB. LAMANDAU

4 KAB. YALIMO 12 KOTA DENPASAR 20 KAB. KEEROM


5 KAB. BOLAANG 13 KAB. MUARO JAMBI 21 KAB. BELITUNG
MONGONDOW SELATAN

6 KAB. YAHUKIMO 14 KAB. SIDOARJO 22 KAB. PEGUNUNGAN ARFAK

7 KAB. BUTON TENGAH 15 KAB. TANA TIDUNG 23 KAB. BOLAANG


MONGONDOW UTARA
8 KOTA TOMOHON 16 KOTA BLITAR
HASIL ANALISIS DATA INTEGRASI
SSGBI 2019 dan SUSENAS MARET 2019
• Uji Plausibilitas mengevaluasi pola dan
kecenderungan data integrasi yang dihasilkan.
• Analisis plausibilitas terdiri atas beberapa uji:
•FLAGGED DATA untuk data yang bersifat outlier,
sex ratio, age ratio yang menunjukkan
perbandingan umur balita 0-29 bulan dengan
umur balita 30-59 bulan; digit preference, standard
deviasi, kemiringan (skewness), keruncingan
(kurtosis), indeks dispersi yang menunjukkan
pengelompokkan umur tertentu, dan missing data.
HASIL ANALISIS DATA INTEGRASI
SSGBI 2019 dan SUSENAS MARET 2019
HASIL
NASIONAL-PROVINSI-KABUPATEN
HASIL SSGBI 2019
Hasil INTEGRASI
SSGBI & SSN
N Parameter Dibanding
2019 RKD 2018
o Status Gizi Balita Riskesdas 2018
(Confidence
Interval 95%)
Underweight 16,29% 17,7%
1 Turun 1,5%
(gizi kurang) (15,94-16,65) (7,3 – 18,1)
27,67% 30,8
2 Stunting Turun 3,1%
(27,22-28,11) (30,3 – 31,3)
7,44% 10,2
3 Wasting (kurus) Turun 2,8%
(7,19 – 7,71) (9,9 – 10,5)
20
PROPORSI STUNTING (TB/U) PADA BALITA
MENURUT PROVINSI, SSGBI 2019

<20.00%
20.00-29.99%
30.00-39.99%
≥ 40%
0,00
5,00
10,00
15,00
20,00
25,00
30,00
35,00
40,00
45,00
14,42

16,82

19,93

19,96

21,03

21,04

21,18

23,95

24,11

24,58

26,21

26,25

26,26

26,86

26,86

27,47

27,68

28,09

28,98

29,07

29,36

30,11

30,38

30,59

31,26

31,44

31,46

31,75
MENURUT PROVINSI, SSGBI 2019

32,30

34,18

34,89
PROPORSI STUNTING (TB/U) PADA BALITA

37,85

40,38

43,82

27,67
Penurunan Prevalensi Stunting Balita 2013-2019: Point prevalence dan
95% Confidence Interval
45 SEBAGAI CATATAN:
2013 – 2019, PENURUNAN STUNTING
40 37,7 NASIONAL SEBESAR 9,5 %, DENGAN
37,2 RATA-RATA PERTAHUN 1,6 %.
35 36,7
31,3 BAGAIMANA KONTRIBUSI PROVINSI ?
30 30,8 28,11
30,3 27,67
25 27,22

percepatan
penurunan
20

Program
19

stunting
15
14
10

Upper Lower Point Linear (Upper) Poly. (Upper) Linear (Lower)


Perubahan Prevalensi Stunting 2013-2019
PENUTUP
KEMENTERIAN
KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

BELAJAR DARI PELAKSANAAN SSGBI 2019

Permasalahan
a) Pelaksanaan pengumpulan data tidak serentak di 514 kab/kota karena tidak semua BPS
kab/kota dapat memberikan VSEN19K, DSRT, Peta BS
b) Terdapat beberapa BPS propinsi belum bersedia menyediakan VSEN19K, DSRT, Peta BS pada
Akhir Maret dan Awal April 2019
c) Proses administrasi: alokasi transport menuju lokasi
d) Proses pengiriman data beberapa kabupaten bermasalah

Solusi
a) Proses supervisi pengumpulan data oleh PJT, Pejabat Struktural, PPI dan eksternal (BPS, WB,
TNP2K)
b) Proses supervisi dari tim Mandat ke beberapa kab/kota yang bermasalah
c) MOHON DUKUNGAN DARI PEMDA PROV/KAB/KOTA DAN DINKES PROV/KAB/KOTA SERTA
BADAN PUSAT STATISTIK PROV/KAB/KOTA UNTUK SSGI-SKMI-SKAM 2020
KEMENTERIAN
KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

Upaya Peningkatan Kualitas Data SSGI 2020


Sampel SSGI 2019
1. 32.000 BS
Jumlah BS
dan RUTA
2. 320.000 Rumah Tangga
3. Asumsi terdapat 3-4 Balita
per BS 112.000 Balita

No Status SSGBI Integrasi Selisih


Gizi
Jumlah
1 TB/U 93.817 84.792 9.025
Balita
2 BB/U 94.760 85.690 9.070
3 BB/TB 93.573 84.572 9.001
KEMENTERIAN
KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

TUJUAN SSGI
Umum Khusus
 Stunting, Wasting,
Status Gizi Underweight, Overweight,
Central Obesity
 Risiko KEK : WUS, Bumil,
dan Remaja Puteri
Kecukupan Zat
Gizi
 Asupan zat gizi

 Faktor Lingkungan, Sosek,


Pengetahuan dan Perilaku
Pemberian ASI & MPASI
KEMENTERIAN
KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

Sampel SUSENAS dan SSGI 2020


SKAM SKAM
7500 BS KETERWAKILAN
PROVINSI
NASIONAL

32.000 BS 2.500 BS Susenas dan SSGI 2020


34.500 BS
(320.000 (25.000 KETERWAKILAN
(345.000 Ruta) KABUPATEN/KOTA,
Ruta) Ruta) PROV, NASIONAL

Tahun Tahun
2019 2020 SKMI
SKMI
KETERWAKILAN
2500 NASIONAL
BS
KEMENTERIAN
KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

Metode
Desain penelitian : Indikator
- Potong lintang •Status Gizi
(cross-sectional)
- Studi ini merupakan
SUSENAS
•Sosek
SKMI
SSGI &
integrasi SUSENAS, Lingkungan
SSGI, dan SKMI •Konsumsi
SKAM
KEMENTERIAN
KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

Anda mungkin juga menyukai