Source : Ministry of Health Data and Information Center: - Riskesdas 2018 & - SSGBI 2019 Source : Presidential Decree 18/2020 about RPJMN 2020-2024
10.0
15.0
20.0
25.0
30.0
35.0
40.0
0.0
5.0
NUSA TENGGARA TIMUR 37.8
SULAWESI BARAT 33.8
ACEH 33.2
NUSA TENGGARA BARAT 31.4
SULAWESI TENGGARA 30.2
KALIMANTAN SELATAN 30.0
KALIMANTAN BARAT 29.8
SULAWESI TENGAH 29.7
PAPUA 29.5
GORONTALO 29.0
MALUKU 28.7
KALIMANTAN UTARA 27.5
MALUKU UTARA 27.5
KALIMANTAN TENGAH 27.4
SULAWESI SELATAN 27.4
PAPUA BARAT 26.2
SUMATERA UTARA 25.8
SUMATERA SELATAN 24.8
JAWA BARAT 24.5
BANTEN 24.5
JAWA TIMUR 23.5
SUMATERA BARAT 23.3
KALIMANTAN TIMUR 22.8
JAMBI 22.4
RIAU 22.3
BENGKULU 22.1
BERDASARKAN PROVINSI, SSGI 2021
BALI 10.9
INDONESIA 24.4
Perubahan Prevalensi Stunting/Stunted dari 2019 ke 2021(%)
Turun (-), Naik (+)
4.0
2.0
10.
35.
-
5.0
15.0
20.0
25.0
30.0
40.0
KOTA
MAKASSAR
KAB. LUWU UTARA 37.5 37.9
KAB. W A J O
KAB. PINRANG
KOTA PARE
24.5 24.8
PARE
KAB. SIDENRENG RAPPANG
KAB. SOPPENG
25.4 25.4
KAB. BARRU
26.4
7
KAB. SELAYAR
KOTA
SSGI 2021
PALOPO
KAB. TANA TORAJA
27.7 28.5 29.2
KAB. SINJAI
30.1
KAB. BULUKUMBA
30.8
KAB. ENREKANG
KAB. G O W A
KAB. PANGKAJENE
33.0 33.1
KEPULAUAN
KAB. B O N E
KAB. TAKALAR
34.1 34.7
KAB. MAROS
PREVALENSI BALITA STUNTED (TINGGI BADAN MENURUT UMUR)
BERDASARKAN KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI SULAWESI SELATAN,
KAB. JENEPONTO
SULAWESI SELATAN
27.4
Perubahan Prevalensi Stunting/Stunted dari 2019 ke 2021 (%)
Provinsi Sulawesi Selatan per Kab/Kota
Turun (-), Naik (+)
20.0
15.0
10.0 13.2
9.2
5.0
4.8
-
1.1 1.1 1.4 2.6
-0.7
-5.0 -3.2 -3.2 -3.1 -3.1 -2.2 -1.8 -1.4
-4.3 -4.2 -3.9
-5.9 -5.0
-10.0
-15.0 -11.8
-14.1 -13.6 -12.8
-20.0
-19.9
-25.0
Target Prevalensi Stunting Prov. Sulawesi Selatan Tahun 2022-2024 Menurut Kabupaten/Kota
melalui
KONVERGENSI
LAYANAN TINGKAT KELUARGA
Impelementasi RAN PASTI berdasarkan tingkatan wilayah
1. membentuk TPPS yang terdiri dari lintas sektor dan pemangku kepentingan;
1. Legal aspek 2. menetapkan RAN-PASTI ke dalam Peraturan BKKBN;
3. menetapkan pedoman/petunjuk teknis
Kecamatan
4. melakukan verifikasi dan validasi data terkait Percepatan Penurunan
Stunting;
5. mengoordinasikan laporan secara periodik terkait pelaksanaan RAN-PASTI
tingkat desa/kelurahan.
Desa/kelurahan:
6. melakukan pencatatan, pengumpulan data terkait intervensi spesifik dan
sensitif melalui data rutin;
7. melakukan evaluasi pelaksanaan Percepatan Penurunan Stunting secara
periodik; dan
8. membuat laporan per semester, per tahun atau jika diperlukan dalam
terkait pelaksanaan RAN-PASTI di desa/kelurahan.
Kaitan RAN PASTI dan 8 aksi konvergensi
#3. Rembuk Stunting #5. Pembinaan kader #7. Pengukuran & publikasi
Kabupaten/Kota Koordinator: Delegasi OPD Koordinator: Dinas Kesehatan
#1. Analisis situasi
Koordinator: Bappeda Koordinator: Sekretaris 1. Sinkronisasi tugas KPM, 1. Dilakukan pemantauan (tidak saja
1. Dilakukan penyesuaian form Daerah TPK & kader lainnya. pertumbuhan) tetapi juga
analisis situasi dari 20 Komitmen rencana aksi 2. Legalitas dan perkembangan balita dengan Kartu
menjadi 64 indicator. menjawab upaya peningkatan kapasitas Kembang Anak (KKA).
2. Sasaran catin dan pencapaian 64 indicator KPM & TPK KKA menjadi parameter
utamanya 1000 HPK untuk dimuat dalam 3. Skema insentif gangguan perkembangan
3. Memetakan program dan RKPD/Renja OPD tahun
kegiatan berdasarkan
baduta/balita stunting.
berikutnya.
perpres dan RAN PASTI 2. Menjadi bahan audit kasus stunting
Jan Feb Mar Aprl Mei Juni Juli Ags Sept Okt Nov Des
Keanggotaan bidang-bidang
dalam TPPS Kab/Kota dapat
menyesuaikan dengan
kebutuhan dan potensi
wilayah
STRUKTUR TPPS TPPS KECAMATAN
STRUKTUR TPPS DESA/KELURAHAN
Keanggotaan bidang-bidang
dalam TPPS
Desa/kelurahan dapat
menyesuaikan dengan
kebutuhan dan potensi
wilayah
Pembentukan TPPS Se Sulawesi Selatan
No. Kabupaten Terbentuk TPPS Kecamatan TPPS Desa / Kelurahan
sudah belum Target Realisasi % Target Realisasi %
1 Selayar 1 11 11 100.00% 88 88 100.00%
2 Bulukumba 1 10 10 100.00% 136 136 100.00%
3 Bantaeng 1 8 8 100.00% 67 67 100.00%
4 Jeneponto 1 11 11 100.00% 113 113 100.00%
5 Takalar 1 10 10 100.00% 100 100 100.00%
6 Gowa 1 18 18 100.00% 167 167 100.00%
7 Sinjai 1 9 9 100.00% 80 80 100.00%
8 Bone 1 27 27 100.00% 372 372 100.00%
9 Maros 1 14 14 100.00% 103 103 100.00%
10 Pangkajene Kepulauan 1 13 13 100.00% 103 103 100.00%
11 Barru 1 7 7 100.00% 55 55 100.00%
12 Soppeng 1 8 8 100.00% 70 70 100.00%
13 Wajo 1 14 14 100.00% 191 191 100.00%
14 Sidenreng Rappang 1 11 11 100.00% 106 106 100.00%
15 Pinrang 1 12 12 100.00% 109 109 100.00%
16 Enrekang 1 12 12 100.00% 129 129 100.00%
17 Luwu 1 22 22 100.00% 227 227 100.00%
18 Tana Toraja 1 19 19 100.00% 159 159 100.00%
19 Luwu Utara 1 15 15 100.00% 172 172 100.00%
20 Luwu Timur 1 11 11 100.00% 128 128 100.00%
21 Toraja Utara 1 21 21 100.00% 151 151 100.00%
22 Kota Makasar 1 15 15 100.00% 153 153 100.00%
23 Kota Pare-Pare 1 4 4 100.00% 22 22 100.00%
24 Kota Palopo 1 9 9 100.00% 48 48 100.00%
Jumlah 24 311 311 100.00% 3049 3049 100.00%
G a g a s a n / Tu j u a n D i b e n t u k n y a S AT G A S S t u n t i n g
Data dan informasi untuk referensi SATGAS STUTNING:
1 & monev kebijakan 1. Tim Program
Kepala BKKBN sebagai
Fasilitator untuk komunikasi terdiri dari beberapa tenaga
Ketua Pelaksana PPS
2 kebijakan & strategi ke Pimpinan profesional dengan kualifikasi
Daerah bidang tertentu yang diberi tugas
Fasilitator untuk pendampingan dan ditempatkan oleh Kepala
pengelolaan dan pelaksanaan Perwakilan BKKBN Provinsi pada
kegiatan di TPPS (inventaris sekretariat pelaksana TPPS
3 potensi dan masalah, analisis
situasi, analisis gap, penyusunan provinsi dan kabupaten/kota
rekomendasi, pemetaan mitra 2. Tim Teknis
strategis dll) Tim Teknis Satgas Stunting
Ketua Pelaksana Fasilitator untuk pengawalan -
berkedudukan di tingkat kecamatan
memerlukan “Sekoci” bimtek pelaksanaan hingga desa/kelurahan. Tim teknis
atau Tim Khusus untuk 4 Pendampingan Keluarga dan Data terdiri dari para pelaksana kegiatan
Stunting di Desa/Kelurahan - yang meliputi Penyuluh KB)/Petugas
membantu dan
Kecamatan Lapangan Keluarga Berencana (PLKB),
mendapatkan respon Pelayanan Operasional : Tim Pendamping Keluarga (TPK) dan
5
cepat. Pendampingan Keluarga
lainnya yang melaksanakan fungsi
operasional di lini lapangan
TUGAS SATGAS STUNTING
Melakukan koordinasi yang intensif dan efektif dengan Sekretariat Pelaksana Pusat dan pemerintah daerah.
01
Melaksanakan fasilitasi konsultasi penyelenggaraan PPS antara pemerintah pusat, pemerintah daerah
02 dan pemerintah desa/kelurahan;
Melaksanakan 4 Pasti:
1) Pastikan semua sasaran terdata;
03 2) Pastikan semua sasaran memperoleh pelayanan;
3) Pasti kan semua sasaran memanfaatkan semua intervensi;
4) Pastikan semua kegiatan pelaksanaan PPS tercatat dan terlaporkan.
Memastikan pengaduan permasalahan penyelengaraan PPS ditindaklanjuti, baik dari masyarakat
04 maupun petugas pengelola program PPS;
Memastikan ketersediaan data, pengelolaan data dan informasi secara REAL- TIME, regular dan tepat
05 waktu untuk menilai perkembangan pelaksanaan program, mengidentifikasi permasalahan dan
merekomendasikan kebijakan.
BULUKUMBA
BANTAENG
337
152
1.011
456
200.000 TIM TUGAS :
JENEPONTO
TAKALAR
309
232
927
696
Unsur dalam Tim: Meningkatkan akses informasi dan
GOWA 590 1.770 • Bidan atau nakes lainya pelayanan melalui:
SINJAI 200 600
• Kader TP PKK a. penyuluhan;
MAROS 302 906
b. fasilitasi pelayanan rujukan,
PANGKAJENE DAN • Kader KB/Kader
KEPULAUAN
266 798 c. fasilitasi penerimaan program bantuan
Pembangunan lainnya sosial
BARRU 142 426
TOTAL BONE 617 1.851 TOTAL Mendeteksi dini faktor resiko Stunting
TPK: SDM:
6.682
SOPPENG 181 543
20.046 (spesifik & sensitif);
WAJO 293 879
SIDENRENG RAPPANG 247 741
PINRANG 311 933 Sasaran Pendampingan Keluarga
ENREKANG 174 522
LUWU 282 846
TANA TORAJA 217 651
LUWU UTARA 249 747
LUWU TIMUR 229 687
TORAJA UTARA 201 603
MAKASSAR 786 2.358
PAREPARE 117 351
PALOPO 143 429
PENGENDALIAN DATA, PEMANTAUAN DAN
EVALUASI PERCEPATAN PENURUNAN STUNTING
DATA, PEMANTAUAN & EVALUASI Dalam Perpres 72/2021 dan RAN PASTI
SASARAN
PENDAMPINGAN Surveilans rutin
dimanfaatkan sebagai dasar:
1. Perencanaan program
dan kegiatan termasuk
menentukan desa
Ibu Pasca Persalinan priorotas stunting
Tidak/belum menggunakan KB 2. Operasional
pasca persalinan pendampingan keluarga
berisiko stunting:
a. Penyuluhan;
Catin (Pra-konsepsi) Ibu Hamil Anak 0-23 Bulan Anak 24-59 Bulan b. Fasilitasi rujukan
Catin 3 bulan sebelum layanan Kesehatan;
menikah c. Fasilitasi pemberian
bantuan social;
3. Pemantauan & evaluasi
TOOlS/ Elektronik pencatatan dan pelaporan gizi
Elektronik siap nikah siap hamil (ELSIMIL)
INSTRUMEN berbasis masyarakat
(e-ppgbm)
Perlu memastikan pemutakhiran, verifikasi dan validasi data surveilans rutin keluarga berisiko stunting
untuk pendampingan keluarga
ELEKTRONIK SIAP NIKAH – ELSIMIL CATIN
KUESIONER
PEMETAAN KELURGA BERESIKO STUNTING
152,424
Keluarga Sasaran Keluarga Berisiko
125,264
Sinjai
Maros
Takalar
Bone
Gowa
Enrekang
Luwu T...
Kepulauan...
Bulukumba
Bantaeng
Jeneponto
Pangkaje...
Soppeng
Wajo
Sidenren...
Pinrang
Tana To...
Luwu Utara
Toraja U...
Kota Mak...
Kota Pare...
Kota Palopo
Barru
Luwu
Besarnya jumlah keluarga sasaran dan keluarga berisiko stunting di Kota Makassar berdasarkan PK 21 merupakan gambaran konsentrasi penduduk
Sulawesi Selatan yang cenderung terpusat di Kota Makassar.
Indikator 4T
43.340 Rumah Layak
Huni
55.424 Status
Melahirkan Terlalu
Banyak
946 Keluarga dengan Sumber Air
85.368 Status Istri
Minum Tidak Layak
Terlalu Tua
Sumber: Pendataan Keluarga, 2021
Dukungan percepatan penurunan stunting pada BO-KB tahun
2022
Pendampingan calon pengantin Survailance Stunting tingkat
(catin) di desa/kelurahan desa/kelurahan (paket data
untuk pelaporan)
Pendampingan ibu hamil di
desa/kelurahan dan Minilokakarya stunting
penggerakan di Kampung KB tingkat kecamatan