Anda di halaman 1dari 37

PELAKSANAAN RENCANA AKSI NASIONAL

Percepatan Penurunan Angka Stunting Indonesia


R A N PA S T I
Dra. Hj. Andi Ritamariani, M.Pd Sabtu, 15 Oktober 2022
Disajikan pada kegiatan Temu Ilmiah Nasional 1 st. bagi nutrisionist
dan Dietisien
Sistematika Penyajian
1. Profil kasus stunting secara nasional, provinsi
dan kabupaten/kota di Sulawesi Selatan
2. Rencana aksi nasional
3. Mekanisme dan tata kerja
4. Pemantauan, Evaluasi Dan Pelaporan
Profil kasus stunting secara nasional,
provinsi dan kabupaten/kota di Sulawesi Selatan
Tren dan target penurunan stunting di Indonesia

Trend prevalensi stunting di Indonesia: 2007-2019 Target penurunan stunting 2020-2024


40
36.8 35.6 37.2 24.1
35
21.1
29 29.6 30.8
30 27.5 27.7 18.4
2021: 24,4%16
25
14
20 % penurunan per tahun (2015 – 2019): 0,3 % % penurunan per tahun (2020 – 2024): 2,5 %
15
10
Laju penurunan stunting per tahun menuju 14% tahun 2024=3,4%
5
0 2020 2021 2022 2023 2024
2007 2010 2013 2015 2016 2017 2018 2019

Source : Ministry of Health Data and Information Center: - Riskesdas 2018 & - SSGBI 2019 Source : Presidential Decree 18/2020 about RPJMN 2020-2024
10.0
15.0
20.0
25.0
30.0
35.0
40.0

0.0
5.0
NUSA TENGGARA TIMUR 37.8
SULAWESI BARAT 33.8
ACEH 33.2
NUSA TENGGARA BARAT 31.4
SULAWESI TENGGARA 30.2
KALIMANTAN SELATAN 30.0
KALIMANTAN BARAT 29.8
SULAWESI TENGAH 29.7
PAPUA 29.5
GORONTALO 29.0
MALUKU 28.7
KALIMANTAN UTARA 27.5
MALUKU UTARA 27.5
KALIMANTAN TENGAH 27.4
SULAWESI SELATAN 27.4
PAPUA BARAT 26.2
SUMATERA UTARA 25.8
SUMATERA SELATAN 24.8
JAWA BARAT 24.5
BANTEN 24.5
JAWA TIMUR 23.5
SUMATERA BARAT 23.3
KALIMANTAN TIMUR 22.8
JAMBI 22.4
RIAU 22.3
BENGKULU 22.1
BERDASARKAN PROVINSI, SSGI 2021

SULAWESI UTARA 21.6


JAWA TENGAH 20.9
KEP. BANGKA BELITUNG 18.6
LAMPUNG 18.5
KEPULAUAN RIAU 17.6
D.I YOGYAKARTA 17.3
D K I JAKARTA 16.8
PREVALENSI BALITA STUNTED (TINGGI BADAN MENURUT UMUR)

BALI 10.9
INDONESIA 24.4
Perubahan Prevalensi Stunting/Stunted dari 2019 ke 2021(%)
Turun (-), Naik (+)
4.0

2.0

- 1.3 1.4 1.6


0.1 0.4 0.4 0.8
-2.0 -1.2-1.0
-1.8-1.7-1.7-1.7-1.7-1.6-1.6-1.3
-4.0 -3.3-3.2-3.2
-4.2 -4.2-3.7-3.5-3.4
-4.8-4.3
-6.0 -5.3-4.9
-6.0-5.9
-6.8-6.6-6.5
-8.0
-7.8
-10.0
i i
ung gah arat arat mur talo mur gah kulu tar a tan arat arta Bal mur SIA tan arta tan arat luku arat iau tara gah ung ara ceh pua ten tara iau tara mb arat
p n i n i n
m Te si B ra B a T oro n T Te eng ra U Se ra B yak
la Ti ONE Sela Jak Sela a B Ma n B R u U Ten elit ngg A Pa Ban i U an R n U Ja a B
a a
w IND esi DKI tan Jaw a k i B e es lau ta
e
g
r
L wa w ga a G ta an B te ra te o
n t e a Y
g
Ja nt lu es ka si T w n a pu
a a
J ul en ngg a a t a a a u a P
an um uma Sum D
I aw an lim M law ang we l p
Su Ke alim
S T Te
a li m l i m S S ul l i m a S u B la
sa sa K Ka S Ka
K Su K
Nu Nu

Terdapat 7 provinsi yang menunjukkan trend peningkatan prevalensi balita


stunting/stunted selama 3 tahun (2019-2021), yaitu:
1). Papua; 2). Banten; 3). Sulawesi Utara; 4). Kepulauan Riau; 5). Kalimantan Utara; 6).
Jambi dan 7). Papua Barat
0
0

10.
35.

-
5.0
15.0
20.0
25.0
30.0
40.0
KOTA
MAKASSAR
KAB. LUWU UTARA 37.5 37.9

KAB. LUWU TIMUR

18.8 19.5 19.9


KAB. BANTAENG

KAB. W A J O

KAB. L U W U 22.822.5 22.6

KAB. PINRANG

KOTA PARE
24.5 24.8

PARE
KAB. SIDENRENG RAPPANG

KAB. SOPPENG
25.4 25.4

KAB. BARRU
26.4

7
KAB. SELAYAR

KOTA
SSGI 2021

PALOPO
KAB. TANA TORAJA
27.7 28.5 29.2

KAB. SINJAI
30.1

KAB. BULUKUMBA
30.8

KAB. ENREKANG

KAB. TORAJA UTARA


31.9 32.6

KAB. G O W A

KAB. PANGKAJENE
33.0 33.1

KEPULAUAN

KAB. B O N E

KAB. TAKALAR
34.1 34.7

KAB. MAROS
PREVALENSI BALITA STUNTED (TINGGI BADAN MENURUT UMUR)
BERDASARKAN KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI SULAWESI SELATAN,

KAB. JENEPONTO

SULAWESI SELATAN
27.4
Perubahan Prevalensi Stunting/Stunted dari 2019 ke 2021 (%)
Provinsi Sulawesi Selatan per Kab/Kota
Turun (-), Naik (+)
20.0
15.0
10.0 13.2
9.2
5.0
4.8
-
1.1 1.1 1.4 2.6
-0.7
-5.0 -3.2 -3.2 -3.1 -3.1 -2.2 -1.8 -1.4
-4.3 -4.2 -3.9
-5.9 -5.0
-10.0
-15.0 -11.8
-14.1 -13.6 -12.8
-20.0
-19.9
-25.0
Target Prevalensi Stunting Prov. Sulawesi Selatan Tahun 2022-2024 Menurut Kabupaten/Kota

Kabupaten/Kota SSGI 2021 Target 2022 Target 2023 Target 2024

Kepulauan Selayar 27.7 23.65 19.79 15.96


Bulukumba 30.8 26.38 22.14 17.91
Bantaeng 22.5 19.27 16.17 13.09
Jeneponto 37.9 32.46 27.23 22.03
Takalar 34.7 29.60 24.74 19.94
Gowa 33.0 27.97 23.22 18.59
Sinjai 30.1 25.79 21.64 17.52
Maros 37.5 31.05 25.09 18.16
Pangkajene dan Kepulauan 33.1 28.26 23.63 19.06
Barru 26.4 22.67 19.06 15.47
Bone 34.1 29.26 24.59 19.93
Soppeng 25.4 21.91 18.52 15.09
Wajo 22.6 19.43 16.36 13.30
Sidenreng Rappang 25.4 21.68 18.12 14.61
Pinrang 24.5 20.97 17.59 14.22
Enrekang 31.9 27.27 22.84 18.45
Luwu 22.8 19.47 16.28 13.13
Tana Toraja 29.2 25.02 21.00 17.00
Luwu Utara 19.5 16.66 13.93 11.24
Luwu Timur 19.9 16.79 13.87 11.06
Toraja Utara 32.6 27.92 23.41 18.95
Kota Makasar 18.8 15.97 13.28 10.66
Kota Parepare 24.8 21.11 17.60 14.16
Kota Palopo 28.5 24.01 19.82 15.78
Sulawesi Selatan 27.4 23.40 19.52 15.64
RENCANA AKSI NASIONAL
( R A N PA S T I )
BKKBN
Sebagai
KETUA PELAKSANAAN PROGRAM PERCEPATAN PENURUNAN STUNTING
siap melaksanakan arahan presiden pada rapat terbatas (ratas) percepatan
penurunan stunting tanggal 28 Januari 2021

melalui

menjadi 14% pendekatan


keluarga

Rencana Aksi Nasional (pasal 8)

Mekanisme Dan Tata Kerja (pasal 19)


Pemantauan, Evaluasi Dan Pelaporan
(pasal 26)

PERATURAN PRESIDEN Nomor 72 tahun


Terdapat 4 (empat) peraturan pelaksanaan sebagai turunan
2021 tentang Percepatan Penurunan Perpes 3 diantaranya dibawah koordinasi BKKBN
Stunting
APA ITU RAN PASTI?
RENCANA AKSI NASIONAL PERCEPATAN PENURUNAN ANGKA STUNTING INDONESIA TAHUN 2021-2024

Rencana Aksi Nasional BAB II Rencana Aksi Nasional


(pasal 8 ayat 2) 1. penyediaan data keluarga berisiko
1. penyediaan data keluarga berisiko Stunting Kluster data presisi
Stunting 2. pendampingan keluarga berisiko
2. pendampingan keluarga berisiko Stunting
Stunting 3.pendampingan semua calon
3.pendampingan semua calon pengantin/calon PUS; Kluster operasional
pengantin/calon PUS; 4. surveilans keluarga berisiko Stunting
4. surveilans keluarga berisiko Stunting
5. audit kasus Stunting
5. audit kasus Stunting
6. perencanan dan penganggaran
Mekanisme dan Tata Kerja 7. pengawasan dan pembinaan Kluster manajerial
(pasal 19, ayat 4) akuntabilitas

8. pemantauan, evaluasi & pelaporan


Pemantauan, Evaluasi, dan pelaporan
(pasal 26)
BAB III MEKANISME DAN TATA KERJA

BAB IV PEMANTAUAN, EVALUASI, DAN


PELAPORAN Peraturan BKKBN No 12/2021
Peraturan Presiden No 72/2021
PENDEKATAN RAN PASTI
INTERVENSI HULU
a. Penekanan intervensi pada PENCEGAHAN
INTERVENSI SPESIFIK DAN Pendekatan
lahirnya bayi stunted dengan mempersiapkan
Keluarga
SENSITIF Berisiko kehamilan calon pengantin/calon ibu melalui
Stunting perencanaan kehidupan berkeluarga.
Fokus pada program INKUBASI b. PENANGANAN balita stunting melalui
yang memperhatikan kesehatan intervensi kuratif.
dan kecukupan gizi:
3 bulan CATIN+ IBU HAMIL+ IBU
MASA INTERVAL RAN Pendekatan PENTAHELIX
+BADUTA/BALITA yang didukung
dengan penyediaan sanitasi, akses Pendekatan
PASTI Pendekatan
Menyediakan platform Kerjasama
antara pemerintah dan unsur
air bersih serta bansos. Intervensi Multisektor
dan pemangku kepentingan (dunia usaha,
Gizi Terpadu
Multipihak perguruan tinggi, masyarakat dan
media)

Kluster data presisi Kluster manajerial Kluster operasional

KONVERGENSI
LAYANAN TINGKAT KELUARGA
Impelementasi RAN PASTI berdasarkan tingkatan wilayah
1. membentuk TPPS yang terdiri dari lintas sektor dan pemangku kepentingan;
1. Legal aspek 2. menetapkan RAN-PASTI ke dalam Peraturan BKKBN;
3. menetapkan pedoman/petunjuk teknis

Perencanaan & Pusat sd kab/kota dan desa/kelurahan:


2.
1. memprioritaskan secara spesifik upaya Percepatan Penurunan Stunting dalam rencana kerja pemerintah;
Penganggaran 2. melakukan tagging anggaran intervensi spesifik, sensitif dan koordinatif;
3. mengembangkan database perencanaan implementasi RAN-PASTI;
4. melakukan sinkronisasi perencanaan dan penganggaran melalui musrenbang/rembuk Stunting dan
berbagai skema pendanaan.
Kecamatan:
melakukan fasilitasi perencanaan dan penganggaran desa/kelurahan

Pusat sd kab/kota dan desa/kelurahan:


1. memperkuat koordinasi, sinergi dan sinkronisasi pelaksanaan kegiatan;
3. Implementasi 2. mengoordinasikan peningkatan kapasitas kelembagaan dan sumber daya manusia;
Kecamatan:
3. melaksanakan fungsi koordinasi penggerakan lapangan dan pelayanan bersama pemerintah desa/kelurahan;
4. melaksanakan fungsi pengawasan di tingkat desa/kelurahan;
Desa/kelurahan:
5. melakukan koordinasi pendampingan keluarga;
6. melakukan koordinasi peningkatan kapasitas kelembagaan dan sumber daya manusia
Pemantauan, evaluasi & Pusat sd kab/kota
4.
1. melakukan verifikasi dan validasi data
pelaporan
2. melakukan evaluasi pelaksanaan Percepatan Penurunan Stunting secara
periodik; dan
3. menyusun laporan per semester, per tahun atau jika diperlukan dalam
pelaksanaan RAN-PASTI

Kecamatan
4. melakukan verifikasi dan validasi data terkait Percepatan Penurunan
Stunting;
5. mengoordinasikan laporan secara periodik terkait pelaksanaan RAN-PASTI
tingkat desa/kelurahan.

Desa/kelurahan:
6. melakukan pencatatan, pengumpulan data terkait intervensi spesifik dan
sensitif melalui data rutin;
7. melakukan evaluasi pelaksanaan Percepatan Penurunan Stunting secara
periodik; dan
8. membuat laporan per semester, per tahun atau jika diperlukan dalam
terkait pelaksanaan RAN-PASTI di desa/kelurahan.
Kaitan RAN PASTI dan 8 aksi konvergensi
#3. Rembuk Stunting #5. Pembinaan kader #7. Pengukuran & publikasi
Kabupaten/Kota Koordinator: Delegasi OPD Koordinator: Dinas Kesehatan
#1. Analisis situasi
Koordinator: Bappeda Koordinator: Sekretaris 1. Sinkronisasi tugas KPM, 1. Dilakukan pemantauan (tidak saja
1. Dilakukan penyesuaian form Daerah TPK & kader lainnya. pertumbuhan) tetapi juga
analisis situasi dari 20 Komitmen rencana aksi 2. Legalitas dan perkembangan balita dengan Kartu
menjadi 64 indicator. menjawab upaya peningkatan kapasitas Kembang Anak (KKA).
2. Sasaran catin dan pencapaian 64 indicator KPM & TPK KKA menjadi parameter
utamanya 1000 HPK untuk dimuat dalam 3. Skema insentif gangguan perkembangan
3. Memetakan program dan RKPD/Renja OPD tahun
kegiatan berdasarkan
baduta/balita stunting.
berikutnya.
perpres dan RAN PASTI 2. Menjadi bahan audit kasus stunting

Jan Feb Mar Aprl Mei Juni Juli Ags Sept Okt Nov Des

#2, Menyusun rencana


#4. Perbup/perwali ttg
kegiatan #6. Manajemen data #8 reviu tahunan
kewenangan desa
Koordinator: Bappeda Koordinator: Bappeda Koordinator: Sekretaris
#7. Pengukuran & Koordinator:
Memasikan 1. Kebutuhan & kesenjangan data dari 64 Daerah dan Bappeda
publikasi Pemrakarsa/delegasi
rekomendasi program indicator Fokus pada konvergensi
Berdasarkan hasil analisis
& kegiatan hasil analisis 2. Perluasan jangkauan & peningkatan tingkat keluarga dan
situasi, min 10% APBDes,
situasi dituangkan ke kualitas surveilans keluarga berisiko rencana percepatan ke
peran camat, penguatan
dalam dokumen stunting-elsimil & eppgbm depan.
kelembagaan (TPK,
perencanaan dan 3. Berbagipakai data/interoperasbilitas
posyandu, BKB), capaian
penganggaran antar system data
konvergensi layanan
kabupaten/kota dan
berbasis keluarga berisiko
OPD
stunting*
*Sedang diusulan paket layanan di desa dengan merujuk pada perpres dan RAN PASTI kepada Kemendes, PDT & Transmigrasi
MEKANISME TATA KERJA
PERCEPATAN PENURUNAN STUNTING
Tingkat Pusat, Provinsi, Kabupaten/Kota dan Desa/Kelurahan
“Stunting merupakan
masalah SERIUS.
Sekitar 2%-3%
Konvergensi lintas sektor
Pendapatan Domestik bukan sekedar bukan hanya
Bruto atau PDB hilang wacana, melainkan sungguh-
pertahun akibat sungguh bisa terlaksana
Stunting. Dengan
jumlah PDB Indonesia Konvergensi ini mudah
tahun 2020 sekitar Rp. diucapkan tapi tidak mudah
15 Ribu Triliun maka direalisasikan. Direalisasikannya
membutuhkan komitmen, kerja
potensi kerugian keras dan kesediaan para pihak
akibat Stunting akan
mencapai Rp. 450
Triliun.
Sumber : ”
Acara Pembukaan Rakernas Bangga
Kencana Tahun 2022
Program, Kegiatan dan Anggaran
diharapkan agar saling melengkapi,
sehingga intervensi yang diberikan
betul-betul diterima oleh rumah
tangga sasaran
Pelaksanaan Program dan
Kegiatan Percepatan Penurunan Stunting
PELIBATAN SECARA KONVERGEN
DAN TERINTEGRASI Penguatan perencanaan dan
01
penganggaran
Kementerian/
Lembaga
02 Peningkatan kualitas pelaksanaan
Pemerintah
Daerah Provinsi
Peningkatan kualitas pemantauan,
Pemerintah Daerah 03
Kab/Kota
evaluasi, dan pelaporan

Pemerintah Desa Peningkatan kapasitas sumber


04
daya manusia
KOORDINASI PENYELENGGARAAN PERCEPATAN PENURUNAN STUNTING

Tugas Tim: mengkoordinasikan, mensinergikan, dan mengevaluasi penyelenggaraan


Percepatan Penurunan Stunting di wilayahnya.

1. Tingkat Pusat Pasal 15 – 19 : Terdiri atas Pengarah dan Pelaksana


Pasal 20 : Ditetapkan oleh Gubernur
2. Tingkat Provinsi Terdiri atas perangkat daerah, dan Pemangku Kepentingan termasuk
Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (TP-PKK).
Pasal 21 : Ditetapkan oleh bupati/wali kota
3. Tingkat kabupaten/kota Terdiri atas perangkat daerah, dan Pemangku Kepentingan termasuk
Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (TP-PKK).
Pasal 21 : Pembentukannya difasilitasi oleh Tim Percepatan
4. Tingkat kecamatan
Penurunan Stunting tingkat kabupaten/kota.
Pasal 22 : Ditetapkan oleh Kepala Desa
5. Tingkat Desa Melibatkan nakes, PKB/PLKB, TP-PKK, PPKBD/Sub-PPKBD/unsur masy.
Lain.
TIM PERCEPATAN PENURUNAN
STUNTING DAERAH
PENYESUAIAN STRUKTUR TPPS KAB/KOTA SESUAI RAN PASTI

Keanggotaan bidang-bidang
dalam TPPS Kab/Kota dapat
menyesuaikan dengan
kebutuhan dan potensi
wilayah
STRUKTUR TPPS TPPS KECAMATAN
STRUKTUR TPPS DESA/KELURAHAN

Keanggotaan bidang-bidang
dalam TPPS
Desa/kelurahan dapat
menyesuaikan dengan
kebutuhan dan potensi
wilayah
Pembentukan TPPS Se Sulawesi Selatan
No. Kabupaten Terbentuk TPPS Kecamatan TPPS Desa / Kelurahan
sudah belum Target Realisasi % Target Realisasi %
1 Selayar 1 11 11 100.00% 88 88 100.00%
2 Bulukumba 1 10 10 100.00% 136 136 100.00%
3 Bantaeng 1 8 8 100.00% 67 67 100.00%
4 Jeneponto 1 11 11 100.00% 113 113 100.00%
5 Takalar 1 10 10 100.00% 100 100 100.00%
6 Gowa 1 18 18 100.00% 167 167 100.00%
7 Sinjai 1 9 9 100.00% 80 80 100.00%
8 Bone 1 27 27 100.00% 372 372 100.00%
9 Maros 1 14 14 100.00% 103 103 100.00%
10 Pangkajene Kepulauan 1 13 13 100.00% 103 103 100.00%
11 Barru 1 7 7 100.00% 55 55 100.00%
12 Soppeng 1 8 8 100.00% 70 70 100.00%
13 Wajo 1 14 14 100.00% 191 191 100.00%
14 Sidenreng Rappang 1 11 11 100.00% 106 106 100.00%
15 Pinrang 1 12 12 100.00% 109 109 100.00%
16 Enrekang 1 12 12 100.00% 129 129 100.00%
17 Luwu 1 22 22 100.00% 227 227 100.00%
18 Tana Toraja 1 19 19 100.00% 159 159 100.00%
19 Luwu Utara 1 15 15 100.00% 172 172 100.00%
20 Luwu Timur 1 11 11 100.00% 128 128 100.00%
21 Toraja Utara 1 21 21 100.00% 151 151 100.00%
22 Kota Makasar 1 15 15 100.00% 153 153 100.00%
23 Kota Pare-Pare 1 4 4 100.00% 22 22 100.00%
24 Kota Palopo 1 9 9 100.00% 48 48 100.00%
Jumlah 24 311 311 100.00% 3049 3049 100.00%
G a g a s a n / Tu j u a n D i b e n t u k n y a S AT G A S S t u n t i n g
Data dan informasi untuk referensi SATGAS STUTNING:
1 & monev kebijakan 1. Tim Program
Kepala BKKBN sebagai
Fasilitator untuk komunikasi terdiri dari beberapa tenaga
Ketua Pelaksana PPS
2 kebijakan & strategi ke Pimpinan profesional dengan kualifikasi
Daerah bidang tertentu yang diberi tugas
Fasilitator untuk pendampingan dan ditempatkan oleh Kepala
pengelolaan dan pelaksanaan Perwakilan BKKBN Provinsi pada
kegiatan di TPPS (inventaris sekretariat pelaksana TPPS
3 potensi dan masalah, analisis
situasi, analisis gap, penyusunan provinsi dan kabupaten/kota
rekomendasi, pemetaan mitra 2. Tim Teknis
strategis dll) Tim Teknis Satgas Stunting
Ketua Pelaksana Fasilitator untuk pengawalan -
berkedudukan di tingkat kecamatan
memerlukan “Sekoci” bimtek pelaksanaan hingga desa/kelurahan. Tim teknis
atau Tim Khusus untuk 4 Pendampingan Keluarga dan Data terdiri dari para pelaksana kegiatan
Stunting di Desa/Kelurahan - yang meliputi Penyuluh KB)/Petugas
membantu dan
Kecamatan Lapangan Keluarga Berencana (PLKB),
mendapatkan respon Pelayanan Operasional : Tim Pendamping Keluarga (TPK) dan
5
cepat. Pendampingan Keluarga
lainnya yang melaksanakan fungsi
operasional di lini lapangan
TUGAS SATGAS STUNTING

Melakukan koordinasi yang intensif dan efektif dengan Sekretariat Pelaksana Pusat dan pemerintah daerah.
01
Melaksanakan fasilitasi konsultasi penyelenggaraan PPS antara pemerintah pusat, pemerintah daerah
02 dan pemerintah desa/kelurahan;
Melaksanakan 4 Pasti:
1) Pastikan semua sasaran terdata;
03 2) Pastikan semua sasaran memperoleh pelayanan;
3) Pasti kan semua sasaran memanfaatkan semua intervensi;
4) Pastikan semua kegiatan pelaksanaan PPS tercatat dan terlaporkan.
Memastikan pengaduan permasalahan penyelengaraan PPS ditindaklanjuti, baik dari masyarakat
04 maupun petugas pengelola program PPS;

Memastikan ketersediaan data, pengelolaan data dan informasi secara REAL- TIME, regular dan tepat
05 waktu untuk menilai perkembangan pelaksanaan program, mengidentifikasi permasalahan dan
merekomendasikan kebijakan.

Memastikan pelaksanaan audit kasus Stunting di seluruh jenjang.


06
TIM PENDAMPING KELUARGA
SULAWESI SELATAN

KEPULAUAN SELAYAR 105 315

BULUKUMBA
BANTAENG
337
152
1.011
456
200.000 TIM TUGAS :
JENEPONTO
TAKALAR
309
232
927
696
Unsur dalam Tim: Meningkatkan akses informasi dan
GOWA 590 1.770 • Bidan atau nakes lainya pelayanan melalui:
SINJAI 200 600
• Kader TP PKK a. penyuluhan;
MAROS 302 906
b. fasilitasi pelayanan rujukan,
PANGKAJENE DAN • Kader KB/Kader
KEPULAUAN
266 798 c. fasilitasi penerimaan program bantuan
Pembangunan lainnya sosial
BARRU 142 426
TOTAL BONE 617 1.851 TOTAL Mendeteksi dini faktor resiko Stunting
TPK: SDM:
6.682
SOPPENG 181 543
20.046 (spesifik & sensitif);
WAJO 293 879
SIDENRENG RAPPANG 247 741
PINRANG 311 933 Sasaran Pendampingan Keluarga
ENREKANG 174 522
LUWU 282 846
TANA TORAJA 217 651
LUWU UTARA 249 747
LUWU TIMUR 229 687
TORAJA UTARA 201 603
MAKASSAR 786 2.358
PAREPARE 117 351
PALOPO 143 429
PENGENDALIAN DATA, PEMANTAUAN DAN
EVALUASI PERCEPATAN PENURUNAN STUNTING
DATA, PEMANTAUAN & EVALUASI Dalam Perpres 72/2021 dan RAN PASTI

5 PILAR STRANAS RENCANA AKSI NASIONAL


Kegiatan Prioritas:
1. Peningkatan komitmen dan visi
kepemimpinan di kementerian/lembaga,
Pemerintah Daerah provinsi, Pemerintah
Daerah kabupaten/kota, dan Pemerintah 1. Penyediaan data
Desa; keluarga berisiko
2. Peningkatan komunikasi perubahan perilaku stunting
dan pemberdayaan masyarakat;
2. Pendampingan keluarga
3. Peningkatan konvergensi Intervensi Spesifik
dan Intervensi Sensitif di
berisiko stunting
kementerian/lembaga, Pemerintah Daerah 3. Pendampingan semua
provinsi, Pemerintah Daerah kabupaten/kota, calon pengantin/calon
dan Pemerintah Desa; PUS;
4. Peningkatan ketahanan pangan dan gizi pada 4. Surveilans keluarga
tingkat individu, keluarga, dan masyarakat;
berisiko stunting
5. Penguatan dan pengembangan 5. Audit kasus stunting
sistem, data, informasi, riset, dan
inovasi
PENYEDIAAN DATA OPERASIONAL: Berbasis surveilans rutin

SASARAN
PENDAMPINGAN Surveilans rutin
dimanfaatkan sebagai dasar:
1. Perencanaan program
dan kegiatan termasuk
menentukan desa
Ibu Pasca Persalinan priorotas stunting
Tidak/belum menggunakan KB 2. Operasional
pasca persalinan pendampingan keluarga
berisiko stunting:
a. Penyuluhan;
Catin (Pra-konsepsi) Ibu Hamil Anak 0-23 Bulan Anak 24-59 Bulan b. Fasilitasi rujukan
Catin 3 bulan sebelum layanan Kesehatan;
menikah c. Fasilitasi pemberian
bantuan social;
3. Pemantauan & evaluasi
TOOlS/ Elektronik pencatatan dan pelaporan gizi
Elektronik siap nikah siap hamil (ELSIMIL)
INSTRUMEN berbasis masyarakat
(e-ppgbm)
Perlu memastikan pemutakhiran, verifikasi dan validasi data surveilans rutin keluarga berisiko stunting
untuk pendampingan keluarga
ELEKTRONIK SIAP NIKAH – ELSIMIL CATIN

KUESIONER
PEMETAAN KELURGA BERESIKO STUNTING

SIAPA SAJA, ADA


DIMANA?
BERAPA?
• Berapa jumlah PUS di wilayah kerja
saya? Siapa saja? • Di RT mana jumlah calon
• Berapa jumlah keluarga yang pengantin/PUS/ibu
DATA hamil/balita paling tinggi?
memiliki balita? Keluarga siapa saja?
REKAPITULASI • Berapa jumlah ibu hamil? Siapa saja • Dimana alamat ibu hamil
KELUARGA yang sedang hamil saat ini? A/B/C/D.....?
• Berapa jumlah calon pengantin 3
BERESIKO bulan pra nikah? Siapa saja?
STUNTING
MENURUT NAMA
DAN ALAMAT
APAKAH MEMILIKI APAKAH DATA SASARAN
FAKTOR RESIKO? WILAYAH KERJA
TERUPDATE?
• Apakah keluarga dengan calon
pengantin/ PUS/ibu hamil/balita • Apakah ada keluarga sasaran yang
memenuhi salah satu faktor resiko: beulm terdata?
- Tidak punya sumber air yang layak? • Apakah ibu A/B/C/D.... Sudah
- Tidak punya sanitasi yang layak? melahirkan?  hapus dari daftar
- Punya resiko 4T? ibu hamil
• Apakah balita di wilayah kerja saya
sudah terukur semua BB/Tbnya?
#Penyediaan Data Keluarga Berisiko Stunting
• Telah dilaksanakan pendataan keluarga pada bulan April-Mei 2021
• Pendataan Keluarga adalah kegiatan pengumpulan data primer tentang data
Kependudukan, Keluarga Berencana, Pembangunan Keluarga dan Data
Anggota Keluarga yang dilakukan oleh masyarakat bersama pemerintah secara
serentak pada waktu yang telah ditentukan
• Jumlah KK yang berhasil di data pada tahun 2021 sebanyak:
2.145.260 Kepala Keluarga atau 99.37% dari target KK
sebesar 2.158.956
• Pendataan Keluarga juga menghasilkan Data Keluarga Berisiko Stunting dengan
berbagai penapisan
KELUARGA SASARAN & KELUARGA BERISIKO STUNTING KOTA
MAKASSAR
Berdasarkan hasil Pendataan Keluarga Tahun 2021

152,424
Keluarga Sasaran Keluarga Berisiko

125,264
Sinjai

Maros
Takalar

Bone
Gowa

Enrekang

Luwu T...
Kepulauan...

Bulukumba

Bantaeng

Jeneponto

Pangkaje...

Soppeng

Wajo

Sidenren...

Pinrang

Tana To...

Luwu Utara

Toraja U...

Kota Mak...

Kota Pare...

Kota Palopo
Barru

Luwu
Besarnya jumlah keluarga sasaran dan keluarga berisiko stunting di Kota Makassar berdasarkan PK 21 merupakan gambaran konsentrasi penduduk
Sulawesi Selatan yang cenderung terpusat di Kota Makassar.

12.973 Keluarga dengan 1.280 Status Istri 8.167 Status Melahirkan


Terlalu Muda Terlalu Dekat

Indikator Lingkungan Sehat


Jamban Tidak Layak

Indikator 4T
43.340 Rumah Layak
Huni

55.424 Status
Melahirkan Terlalu
Banyak
946 Keluarga dengan Sumber Air
85.368 Status Istri
Minum Tidak Layak
Terlalu Tua
Sumber: Pendataan Keluarga, 2021
Dukungan percepatan penurunan stunting pada BO-KB tahun
2022
Pendampingan calon pengantin Survailance Stunting tingkat
(catin) di desa/kelurahan desa/kelurahan (paket data
untuk pelaporan)
Pendampingan ibu hamil di
desa/kelurahan dan Minilokakarya stunting
penggerakan di Kampung KB tingkat kecamatan

Pendampingan Audit kasus stunting dan cetak


pascapersalinan di data keluarga berisiko stunting
desa/kelurahan
“PENDATAAN, AWAL PERENCANAAN KELUARGA”

Anda mungkin juga menyukai