Anda di halaman 1dari 31

KEBIJAKAN PEMERINTAH PUSAT

DALAM PERCEPATAN PENURUNAN STUNTING


(INTERVENSI HOLISTIK INTEGRATIF)

DODDY IZWARDY
DIREKTUR GIZI MASYARAKAT

JAKARTA, 27 MARET 2018


1
SISTIMATIKA
1. PENDAHULUAN
2. PERKEMBANGAN STATUS GIZI INDONESIA DAN
PROVINSI DKI JAKARTA (2015 – 2017)
3. KEBIJAKAN PEMERINTAH PUSAT PENURUNAN
STUNTING 2018-2019
4. RENCANA AKSI DAERAH PENURUNAN STUNTING
2018-2019
5. PENUTUP
2
PENDAHULUAN
PRINSIP TUMBUH DAN KEMBANG PADA AWAL KEHIDUPAN
Anak Kelas 4 SD
UKUR BB/U Skrining awal

• Gizi Buruk
• Gizi Kurang

UKUR TB/U Undernutrisi kronik

• Sangat Pendek TERLAMBAT: GAGAL TUMBUH-GANGGUAN


KOQNITTIF-GANGGUAN METABOLISME
• Pendek
• Sangat Kurus
UKUR BB/TB • Kurus • PMT Pemulihan
Undernutrisi Akut

4
Barker’s
hypothesis
Gagal Tumbuh
dalam Rahim
IUGR

Cacat pada DNA


(gen) dan Organ

Manusia Kerdil
(stunted)

5
PERKEMBANGAN STATUS GIZI
INDONESIA DAN PROVINSI DKI JAKARTA
PETA EMPAT KATEGORI PREVALENSI STUNTING (TB/U)
BALITA USIA 0-59 BULAN PER PROVINSI TAHUN 2017
(PEMANTAUAN STATUS GIZI 2017)

KETERANGAN :
•RENDAH (<20%): 2 Provinsi, yaitu DI YOGYAKARTA DAN BALI
•MEDIUM (20-29%): 13 Provinsi
•TINGGI (30-39%): 17 Provinsi
•SANGAT TINGGI (≥40%): 2 Provinsi, yaitu NTT dan SULAWESI BARAT
10.0
15.0
20.0
25.0
30.0
35.0
45.0

5.0
40.0

0.0
Bali

2015
19.1
DI Yogyakarta 19.8
Kepulauan Riau 21.0

2016
DKI Jakarta 22.7
Sumatera Selatan 22.8
Maluku Utara

2017
25.0
Jambi 25.2
Jawa Timur 26.7
Kep Bangka Belitung 27.3

Medium
Sumatra Utara 28.5
Jawa Tengah 28.5
Jawa Barat

Tinggi
29.2
Bengkulu 29.4
Banten 29.6
Riau 29.7
Maluku 30.0

Sangat Tinggi
Sumatra Barat 30.6
Kalimantan Timur 30.6
Sulawesi Utara 31.4
Lampung 31.6
Gorontalo
Mengalami penurunan prevalensi berturut-turut selama 3 tahun
31.7
Papua 32.8
Papua Barat 33.3
Kalimantan Utara 33.4
Kalimantan Selatan 34.2
Sulawesi Selatan 34.8
DI Aceh 35.7
BUKTI
(PEMANTAUAN STATUS GIZI 2015-2017)

Sulawesi Tengah 36.1


PREVALENSI STUNTING (TB/U)

Sulawesi Tenggara 36.4


Kalimantan Barat 36.5
Nusa Tenggara Barat
YANG DILAKUKAN?

37.2
BALITA USIA 0-59 BULAN, PER PROVINSI

Kalimantan Tengah 39.0


Sulawesi Barat 40.0
Nusa Tenggara Timur 40.3
bisa?

• PERLU PENELITIAN UNTUK BERBASIS


faktor
karena
• Apakah

spesifik?
• Mengapa

PROSES PEMBELAJARAN DAN INOVASI APA


mengalami
8 PROVINSI

PREVALENSI
berturut-turut
PENINGKATAN

sensitif atau
selama 3 tahun
PETA 4 KATEGORI PREVALENSI STUNTING (TB/U)
BALITA USIA 0-59 BULAN, DKI JAKARTA
(PEMANTAUAN STATUS GIZI 2017)

PSG 2017 - STUNTING


Indonesia: 29.6%
DKI Jakarta: 22.7% Kep. Seribu
(23.9)

Jakarta Pusat
(29.2%)

Jakarta Utara
(23.7%)
Jakarta Barat
(20.4%)
Prevalensi Stunting Turun 3 tahun berturut-turut Jakarta
Timur
PROVINSI KAB/KOTA 2015 2016 2017 Jakarta (25.7%)
Ket:
DKI JAKARTA JAKARTA BARAT 23.4 21.6 20.4 Selatan
(17.8%)
Sangat Tinggi ≥40%
Prevalensi Stunting Naik 3 tahun berturut-turut
Tinggi 30-39%

Medium 20-29%
PROVINSI KAB/KOTA 2015 2016 2017
Rendah, <20% DKI JAKARTA JAKARTA TIMUR 17.5 21.1 25.7
PETA 4 KATEGORI PREVALENSI WASTING (BB/TB)
BALITA USIA 0-59 BULAN, DKI JAKARTA
(PEMANTAUAN STATUS GIZI 2017)
TIDAK ADA Kab/Kota yang mengalami PENINGKATAN
prevalensi selama 3 tahun berturut-turut

PSG 2017 - Wasting Kep. Seribu


Indonesia: 9,5% (8.6%)
DKI Jakarta: 9.9%
Jakarta Pusat
(11.0%)

Jakarta Utara
(8.8%)
Jakarta Barat
(12.0%)
Jakarta
Timur
Prevalensi Wasting Turun 3 tahun berturut-turut Jakarta (11.0%)
Ket: PROVINSI KAB/KOTA 2015 2016 2017 Selatan
Kritis ≥15% DKI JAKARTA KEPULAUAN SERIBU 15.5 8.6 8.6 (6.3%)
Serius 10-14% DKI JAKARTA JAKARTA SELATAN 10.0 9.3 6.3
Buruk 5-9%
Ditoleransi <5%
PETA 4 KATEGORI PREVALENSI GEMUK (BB/TB)
BALITA USIA 0-59 BULAN, DKI JAKARTA
(PEMANTAUAN STATUS GIZI 2017)
2 Kab/Kota yang mengalami PENINGKATAN
prevalensi selama 3 tahun berturut-turut

PSG 2017 - Gemuk


Kep. Seribu
Indonesia: 4,6% (5,3%)
DKI Jakarta: 6,8%
Jakarta Pusat
(5,2%)

Jakarta Utara
(7%)
Jakarta Barat
(7,9%)
Jakarta
Timur
Prevalensi Gemuk Turun 3 tahun berturut-turut
Jakarta (5,9%)
PROVINSI KAB/KOTA 2015 2016 2017
Selatan
DKI JAKARTA KEPULAUAN SERIBU 8.5 5.6 5.3
Ket: DKI JAKARTA JAKARTA SELATAN 10.3 9.3 7.3
(7,3%)
Kritis ≥15%

Serius 10-14% Prevalensi Gemuk Naik 3 tahun berturut-turut


Buruk 5-9% PROVINSI KAB/KOTA 2015 2016 2017
DKI JAKARTA JAKARTA BARAT 5.7 7.0 7.9
Ditoleransi <5%
DKI JAKARTA JAKARTA UTARA 5.5 6.1 7
KEBIJAKAN PEMERINTAH PUSAT
PENURUNAN STUNTING 2018-2019
KETETAPAN PIMPINAN NASIONAL
5 PILAR STRATEGI PENANGANAN STUNTING

Komitmen dan Visi Pimpinan


Tertinggi Negara

Kampanye Nasional Berfokus Pada


Pemahaman, Perubahan Perilaku,
Komitmen Politik dan Akuntabilitas

Konvergensi, Koordinasi dan Konsolidasi


Program Nasional, Daerah dan Masyarakat

Mendorong Kebijakan Nutritional


Food Security

Pemantauan dan Evaluasi


LOKASI KABUPATEN/KOTA
PENANGANAN STUNTING TAHUN 2018 - 2021

2018 2019 2020 2021


Memaksimalkan Memperluas program Memperluas program Memperluas program
pelaksanaan program dan kegiatan dan kegiatan dan kegiatan
terkait stunting nasional yang ada nasional yang ada nasional yang ada
di 100 Kab/Kota ke 160 Kab/Kota ke 390 Kab/Kota ke 514 Kab/Kota
untuk untuk koordinasi dan untuk koordinasi dan untuk
koordinasi dan pelaksanaan dari pelaksanaan dari koordinasi dan
pelaksanaan dari pilar penanganan pilar penanganan pelaksanaan dari
pilar penanganan stunting stunting pilar penanganan
Stunting stunting
Provinsi Kabupaten
LOKASI: 100 Provinsi Kabupaten Kalteng • Barito Timur
KAB/KOTA TAHUN Jabar • Bogor, Sukabumi, Cianjur, Bandung, Garut, Kalsel • Hulu Sungai Utara
2018 Tasikmalaya, Kuningan, Cirebon, Sumedang,
Kaltim • Penajam Paser Utara
Indramayu, Subang, Karawang, Bandung
Provinsi Kabupaten
Barat
Kaltara • Malinau
Aceh • Aceh Tengah, Pidie Jateng • Cilacap, Banyumas, Purbalingga, Kebumen,
Sumut • Langkat, Padang Wonosobo, Klaten, Grobogan, Blora, Demak, Sulut • Bolaang
Lawas, Nias Utara, Pemalang, Brebes Mangondow Utara
Gunung Sitoli DIY • Kulon Progo Sulteng • Banggai
Sumbar • Pasaman, Pasaman Jatim • Trenggalek, Malang, Jember, Bondowoso,
Barat Sulsel • Enrekang
Probolinggo, Nganjuk, Lamongan,
Riau • Rokan Hulu Bangkalan, Sampang, Pamekasan, Sumenep Sultra • Buton

Jambi • Kerinci Banten • Pandeglang Gorontalo • Boalemo, Gorontalo

Sumsel • Ogan Komering Ilir Bali • Gianyar Sulbar • Majene, Polewali Mandar,
Mamuju
Bengkulu • Kaur NTB • Lombok Barat, Tengah, Timur, Sumbawa,
Dompu, Lombok Utara Maluku • Maluku Tengah, Seram
Lampung • Lampung Selatan, NTT • Sumba Barat, Sumba Timur, Timor Tengah
Bagian Barat
Timur, Tengah Selatan, Timor Tengah Utara, Alor, Lembata, Malut • Halmahera Selatan
Babel • Bangka Barat Ngada, Manggarai, Rote Ndao, Sumba
Tengah, Sumba Barat Daya, Manggarai Papua Barat • Sorong Selatan,
Kepri • Natuna Timur, Sabu Raijua Tambrauw

• Papua • Jayawijaya, Tolikara,


DKI • Kepulauan Seribu Kalbar Ketapang
Nduga, Lanny Jaya,
Jakarta Dogiyai, Intan Jaya
Daerah yang akan Pilkada tahun 2018
LOKUS INTERVENSI PENURUNAN STUNTING TERINTEGRASI
Tahun 2018: Usulan 2019:
100 kab/kota 100 + 60 kab/kota (perluasan)
• Aceh Timur • Flores Timur • Manokwari
• Simalungun • Sikka • Kota Sorong
• Solok • Ende • Pegunungan Arfak
• Kampar • Manggarai Barat • Nabire
• Tanjung Jabung • Nagekeo • Biak Numfor
Timur • Malaka • Paniai
• Muara Enim • Sambas • Puncak Jaya
• Bengkulu Utara • Sintang • Boven Digoel
• Tanggamus • Kotawaringin Timur • Asmat
• Bangka • Kapuas • Yahukimo
• Lingga • Tanah Bumbu • Pegunungan Bintang
• Majalengka • Kutai Barat • Yapen
• Pekalongan • Nunukan • Supiori
• Bantul • Bolaang Mongondow • Mamberamo Raya
• Kediri • Parigi Moutong • Mamberamo Tengah
• Lebak • Bone • Yalimo
Daerah fokus penurunan stunting di 100 kab/kota
• Buleleng • Kolaka • Puncak
(Sesuai Rencana Intervensi 2018)
• Bima • Pohuwato • Deiyai
• Sumbawa Barat • Mamasa • Keerom
• Kupang • Kep. Aru
• Belu • Kep. Sula
PRIORITAS PEMBANGUNAN KESEHATAN
17
IZWARDY_ASDI BANDUNG_11 OKT 2017

(RPJMN KESEHATAN 2015-2019)

a. Penurunan AKI & AKB (Kesehatan Ibu & Anak termasuk Imunisasi)
b. Perbaikan Gizi khususnya Stunting
c. Pengendalian Penyakit Menular : HIV/ AIDS, Tuberkulosis & Malaria
d. Pengendalian Penyakit Tidak Menular (Hipertensi, Diabetes Melitus, Obesitas &
Kanker)

PENDEKATAN
KELUARGA GERMAS
KONSEP PENANGGULANGAN STUNTING

PENCEGAHAN PENANGANAN

1000 HARI PERTAMA STIMULASI – PENGASUHAN dan


KEHIDUPAN (HPK) PENDIDIKAN BERKELANJUTAN

18
1. Suplementasi besi folat
2. Periksa kehamilan (Konseling Gizi Ibu hamil)
3. Imunisasi Tetanus Toksoid (TT).

IBU HAMIL
4. PMT Ibu hamil.
PENCEGAHAN STUNTING
5. Penanggulangan cacingan pada ibu hamil.
PADA 1000 HPK
6. Pemberian kelambu dan pengobatan bagi
ibu hamil yang positif malaria.

INTERVENSI 1. Persalinan ditolong Nakes.

IBU MENYUSUI
SPESIFIK 2. Inisiasi Menyusui Dini (IMD).

ANAK 0-6 BLN


3. Promosi ASI Eksklusif (konseling).
4. Imunisasi dasar.
5. Pantau tumbuh kembang.
6. Penanganan bayi sakit.
1. Pemberian Makanan Pendamping (MP) ASI, ASI
diteruskan sampai usia 2 tahun atau lebih.
2. Pemberian kapsul vitamin A serta melengkapi
ANAK 7-23 BLN
IBU MENYUSUI

imunisasi dasar.
3. Pemantauan tumbuh kembang secara rutin
setiap bulan.
4. Penanganan anak sakit secara tepat.
5. Pemberian suplementasi zink.
6. Pemberian obat cacing dan;
Doddy Izwardy 2/15/2018
7. Pemberian fortifikasi zat besi. 19
8. PMT pada Balita kurus
STUNTING BISA DICEGAH DENGAN MEMASTIKAN KESEHATAN YANG
BAIK DAN GIZI YANG CUKUP PADA 1000 HARI PERTAMA KEHIDUPAN

1000 Hari Pertama Kehidupan (1000 HPK) yang Optimal


20
Gizi tepat + Pencegahan Penyakit = Tumbuh Kembang Optimal = Mencegah Stunting
Doddy Izwardy 2/15/2018
RENCANA AKSI DAERAH PENURUNAN
STUNTING 2018-2019
KERANGKA RENCANA AKSI DAERAH PENANGGULANGAN STUNTING

 Kelas Ibu Hamil KEMENKES,


Kementan, BPOM, Kemen KKP  Penyelenggaraan PAUD
1  Kelas Parenting
Kemendikbud, BKKBN,
Kemen PPPA,
 Pemanfaatan pekarangan/ KRPL  Pelatihan Guru dan Tenaga Kependidikan Kemendes
Desa Mandiri Pangan Pendidikan  Bina Keluarga Baduta
• Optimalisasi Reproduksi Hewan Kesehatan  Bina Keluarga Remaja
• Desa Pangan Aman dan Gizi  KIE Gizi
• Pemasaran Hasil Kelautan & Perikanan

5 2
KEMENKES
Penguatan  Sosialisasi, orientasi dan
Peningkatan Surveilans advokasi surveilans kesehatan, gizi, dan pangan
Akses Pangan RENCANA AKSI Kesehatan,  Pemantauan pertumbuhan
DAERAH MULTI Gizi, & Pangan di Posyandu
SEKTOR Kementan
PENANGGULANGAN
STUNTING
KEMENKES,
Kemen PU PR
 Pemeriksaan Kehamilan, persalinan nakes
 Penyediaan sarana & prasarana STBM 4 3  Imunisasi dasar lengkap KEMENKES
sanitarian kit, kit kesling, cetakan Pelayanan  Tablet Tambah Darah bagi Ibu
jamban) Penyediaan kesehatan Hamil & Remaja Putri
dasar, • Vitamin A bagi Ibu Nifas, Anak 6-11
• Pembangunan SPAM di kawasan MBR Air bersih Pemberian bln, dan Anak 11-59 bln
• Pembangunan IPAL kawasan, IPLT, dan Sanitasi Suplementasi • PMT bagi Balita Kurus & Bumil KEK
TPA/TPS, sarana SANIMAS, drainase
Gizi • Pemberian Obat Cacing bagi Balita, obat diare (zink)
22
ANUNG untuk RAKERKESNAS 2018 23
INTERVENSI STUNTING
-Kegiatan dilakukan oleh
sektor kesehatan.
-Ditujukan khusus untuk
GIZI SPESIFIK 1000 Hari Pertama
(berkontribusi 30%) Kehidupan (HPK)
-Bersifat jangka pendek
-Hasilnya didapat dalam
INTERVENSI STUNTING waktu relatif pendek

GIZI SENSITIF -Kegiatan pembangunan


(berkontribusi 70%) diluar sektor kesehatan.
-Sasaran masyarakat
umum
-Bersifat jangka panjang

24
INTERVENSI KESEHATAN DALAM PENANGGULANGAN STUNTING
Intervensi Gizi Spesifik
1.Pemberian Tablet Tambah Darah untuk remaja putri, calon
pengantin, ibu hamil (suplementasi besi folat) Intervensi Gizi Sensitif lingkup Kemenkes:
2.Promosi dan kampanye Tablet Tambah Darah 1. Pemantauan pertumbuhan dan
3.Kelas Ibu Hamil perkembangan
4.Pemberian kelambu berinsektisida dan pengobatan bagi ibu 2. Penyediaan air bersih dan sanitasi
hamil yang positif malaria 3. Pendidikan gizi masyarakat
4. Imunisasi
5.Suplementasi vitamin A
5. Pengendalian penyakit Malaria
6.Promosi ASI Eksklusif 6. Pengendalian penyakit TB
7.Promosi Makanan Pendamping-ASI 7. Pengendalian penyakit HIV/AIDS
8.Suplemen gizi mikro (Taburia) 8. Memberikan Edukasi Kesehatan Seksual dan
9.Suplemen gizi makro (PMT) Reproduksi, serta Gizi pada Remaja.
9. Jaminan Kesehatan Nasional
10.Promosi makanan berfortifikasi termasuk garam beryodium
10. Jaminan Persalinan (Jampersal)
dan besi 11. Program Indonesia Sehat melalui Pendekatan
11.Promosi dan kampanye gizi seimbang dan perubahan Keluarga (PIS PK)
perilaku 12. Nusantara Sehat (Tenaga Ahli Gizi dan Tenaga
12.Tata Laksana Gizi Kurang/Buruk Promosi Kesehatan, Tenaga Kesling)
13. Akreditasi Puskesmas dan RS
13.Pemberian obat 2018
ANUNG untuk RAKERKESNAS cacing 25
14.Zinc untuk manajemen diare
RENCANA AKSI K/L INTERVENSI GIZI SENSITIF
KEMENDIKBUD KEMENKEU
• PAUD dengan muatan pendidikan gizi dan • Dana Insentif Daerah
kesehatan
KEMENTAN
• Pendidikan Kesehatan Reproduksi dan
• Ketahanan pangan
gizi untuk anak sekolah dan Remaja
• Pemanfaatan Pekarangan Rumah Tangga
KEMENPUPR
KEMENAG
• Sarana air bersih dan sanitasi
• Pendidikan gizi dan kesehatan kepada
calon pengantin melalui KUA
KEMEN. PERINDUSTRIAN
• Pendidikan Kesehatan dan
• Pembinaan iodidasi industri garam rakyat
gizi untukdi madrasah dan pondok
• Pengawasan fortifikasi garam beryodium
pesantren
KEMENSOS • Mendorong peran serta ulama untuk
• Bantuan Pangan Non-Tunai dengan sumber pendidikan gizi dan kesehatan
protein (telur) BPOM
• PKH, pemanfaatan fasilitator untuk • Keamanan pangan
pendidikan gizi dan pemantauan kepatuhan • Monitoring pangan terfortifikasi di lapangan
layanan kesehatan secara berkala
KEMENDAGRI BKKBN
• Nomor Induk Kependudukan • Pendidikan Kesehatan Reproduksi untuk Remaja
termasuk madrasah dan pondok pesantren
• Akta kelahiran
• Bina Keluarga Balita untuk peningkatan pengetahuan
• Fasilitasi program dan kegiatan gizi dalam APBD dan keterampilan orang tua dan anggota kelurga lain
KEMENDESPDTT dalam pembinaan tumbuh kembang anak sejak
• Pengangaran Dana Desa untuk kegiatan gizi dalam kandungan
14
PENUTUP
Stunted Growth (syst rev WHO)

Faktor Ibu Intake zat gizi (Ibu dan Baduta) Infeksi Faktor lingkungan
dan pola asuh
• Under-nutrisi masa • Infeksi saluran
Kualitas pangan Praktik feeding ASI cerna (diare, • Stimulasi bayi
remaja, kehamilan, dan balita yg
dan laktasi • Rendahnya intake • Infrequent • ASI ekslusif amoebiasis,
micronutrient (Vit feeding kecacingan) kurang
• Ibu pendek (<150 • Inisiasi • Pola asuh yg
cm) dan mineral) • Inadequate Menyusui Dini• Infeksi saluran
jelek
• Infeki pd Ibu • Buruknya feeding (selama (IMD) nafas (ISPA,
• Kehamilan remaja keragaman dan setelah pneumonia) • Sanitasi yg jelek
pangan dan sakit) • Malaria • Keatahanan
• Gangguan mental
pada Ibu sumber protein • Kekurangan • HIV/AIDS pangan
hewani intake • keluarga yg
• IUGR dan kelahiran (kuantitas dan
TB
jelek
premature • Taboo makanan • Infeksi yg
kualitas) • Pendidikan Ibu/
• Jarak anak yg • Kekurangan menurunkan
pendek kecukupan energi nafsu makan pengasuh yg
• Hipertensi rendah
(eclampsia)

Ekonomi Akses kes Pendidikan Infrastruktur Budaya Sist. pangan Lingk.


• Pemberdayaan • Akses • Akses • Jalan • Norma/ • Pertanian • Perumahan
ekonomi • Kualitas guru • Listrik kepercayaan • Food safety • Air bersih
• Yankes • Bencana
keluarga bermutu • Komunikasi • Status wanita
• Akesen modal • Iklim 28
INTERVENSI GIZI SPESIFIK : 14 INTERVENSI GIZI BERDAMPAK BESAR
MENGURANGI STUNTING SEBESAR 20% APABILA CAKUPANNYA MENCAPAI 90%

I. Intervensi dengan Sasaran Ibu Hamil


1. Memberikan makanan tambahan pada ibu hamil untuk mengatasi kekurangan
energi dan protein kronis
2. Mengatasi kekurangan zat besi dan asam folat
3. Mengatasi kekurangan iodium
4. Menanggulangi kecacingan pada ibu hamil
5. Melindungi ibu hamil dari malaria.
II. Intervensi dengan Sasaran Ibu Menyusui dan Anak Usia 0-6 Bulan
1. Mendorong inisiasi menyusui dini (pemberian ASI jolong/colostrum)
2. Mendorong pemberian ASI Eksklusif.

III. Intervensi dengan Sasaran Ibu Menyusui dan Anak Usia 7-23 bulan
1. Mendorong penerusan pemberian ASI hingga usia 23 bulan didampingi oleh
pemberian MP-ASI
2. Menyediakan obat cacing
3. Menyediakan suplementasi zink
4. Melakukan fortifikasi zat besi ke dalam makanan
5. Memberikan perlindungan terhadap malaria
6. Memberikan imunisasi lengkap
7. Melakukan pencegahan dan pengobatan diare.
Contoh dari Negara Peru:
Strategi Peru Mengurangi Stunting 50%
dalam 8 tahun Penganggaran berbasiskan Hasil terfokus pada hasil
untuk anak
Tingkat rata-rata tahunan pengurangan
stunting

Pre-reform Post-reform Result-based Budgeting


1990-2007 2008-2014 (RBB)/
Meningkatkan layanan gizi Penganggaran berbasiskan

Anggaran berdasarkan Hasil


1,6% 10,7% dari sisi permintaan dan sisi Hasil terfokus pada hasil
pelayanan (demand dan untuk anak

Strategi Lintas Sektor


supply-side)
Anggaran untuk
Insentif Kinerja

Komitmen yang kuat


Komitmen Solusi berbasis bukti/Evidence-
based
Presiden Anggaran diselaraskan dengan
Solutions
Prevalensi anak beban dari gizi buruk
stunting berkurang Peran Kampanye Media Massa
setengahnya antara Kementerian Keuangan Harmonisasi Investasi
2007 dan 2015: Peningkatan kualitas dan Pemangku/Mitra terkait
28,5% dan 14,4%) Target Regional jangkauan dari layanan menggunakan RBB/Penganggaran
ibu hamil dan gizi Berbasis Hasil
Advokasi
Masyarakat Transfer Bantuan Bersyarat bagi Seleksi dalam Aksi Prioritas di
Masyarakat Miskin Anggaran

Sumber :diolah dari laporan Bank Dunia, World Bank 2017 Investing in the Early Years for Shared Prosperity
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai