PROFIL BELANJA
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
& TATA CARA
PENETAPAN MP PNBP
4.4%
1 5 .0 %
9.7% 1 0 .0 %
-3.6%
1 0 .0 0 5 .0 %
-18.0%
8 .0 0 0 .0 %
6 .0 0 -5 .0 %
2 .0 0 -1 5 .0 %
85.0%
34.5 T 36.6 T
40.9 T 42.5
11.95 12.48 9.27 10.17 10.97 8.99 8.50 8.19
65.0% 34.2 T 32.5 0 .0 0 -2 0 .0 %
45.0%
27.3 T 26.0 T
22.5 2018 2019 2020 2021
Pagu Awal (T) Pagu Akhir (T) Perubahan
TRILIUN RUPIAH
25.0% 11.3 T 12.5 T 10.2 T 12.5
8.7 T 9.0 T 8.2 T
5.0% 2.5
2016 2016 2017 2017 2018 2018 2019 2019 2020 2020 2021 2021 2016 2016 2017 2017 2018 2018 2019 2019 2020 2020 2021 2021
DUK TEK- DUK TEK- DUK TEK- DUK TEK- DUK TEK- DUK TEK- DUK TEK- DUK TEK- DUK TEK- DUK TEK- DUK TEK- DUK TEK-
MAN NIS MAN NIS MAN NIS MAN NIS MAN NIS MAN NIS MAN NIS MAN NIS MAN NIS MAN NIS MAN NIS MAN NIS
1. Penurunan alokasi belanja Dukman sesuai dengan kebijakan pemerintah
dalam rangka penanganan pandemi COVID-19.
50.075 0 0.080 0 0.077 0 0.088 0 0.097 0 0.104 0
2. Diantara kebijakan yang diambil adalah untuk pembayaran Tunjangan Hari
112178
65086
329
04610
57193
447
82051
84787
741
56135
85156
663
37222
01612
996
41327
86839
92
Raya dan Gaji-13 tidak mencakup komponen tukin (tunjangan kinerja).
Hal tersebut menyebabkan Belanja Program Dukman mengalami
penurunan pada tahun 2020-2021.
50.081 0.249 0.108 0.152 0.130 0.179 0.118 0.205 0.130 0.226 0.126 0.250
249959 87490 44096 92116 91730 82666 81948 48804 58999 13032 88795 96857
00296 53327 39706 31206 63433 51351 96109 68759 14890 30236 04416 21554
42 77 16 97 37 67 85 48 84 48 99 17
77682 03606 72729 99163 02517 97909 70845 79128 24692 28567 71120 16068
96 52 923 5 756 46 508 5 073 62 3773 55 4 0 .0 0
6.2%
-15.0%
1 0 .0 %
3 5 .0 0
3 0 .0 0
4.0% 5 .0 %
0 .0 %
2 5 .0 0
J 8.7 34.5 11.3 36.6 12.5 40.9 10.2 34.2 9.0 27.3 8.2 26.0
m 2 0 .0 0
-5 .0 %
l
1 5 .0 0
-1 0 .0 %
1 0 .0 0
-1 5 .0 %
Selama periode 2016-2021 Alokasi belanja Program Teknis (Non Dukman) setiap tahunnya sangat mendominasi 36.26 40.95 32.20 34.20 32.15 27.33 24.84 25.83
5 .0 0
• 0 .0 0 -2 0 .0 %
pada Kementerian Perhubungan terutama pada Belanja Modal. 2018 2019 2020 2021
• Belanja Modal mempunyai proporsi yang terbesar dalam pagu Kementerian Perhubungan, sehingga dalam
pelaksanaan anggarannya sangat diperlukan manajemen proyek yang baik agar pekerjaan yang dikontrakan dapat Pagu Awal (T) Pagu Akhir (T) Perubahan
diselesaikan tepat waktu.
1. Pada tahun 2020, belanja pemerintah berfokus pada penanganan COVID-19
• Proporsi Belanja Barang untuk Program teknis cenderung menurun dari tahun 2017 s.d. 2021, dan proporsi terbesar
dimana terdapat dana tambahan PEN untuk Insentif Transportasi Kepariwisataan
digunakan untuk Belanja Barang Non Operasional Lainnya.
dan Pemanfaatan Insentif Transportasi Kepariwisataan PEN Tahun 2020
• Untuk tahun 2021, proporsi Belanja Barang untuk diserahkan kepda masyarakat /Pemda sebesar 3,05% dari pagu
2. Pada tahun 2021, kenaikan tidak sebesar pada tahun 2020 karena pada pada
Belanja Barang
tahun 2021 nilai belanja PEN lebih kecil dari tahun 2020
*Pergerakan pagu awal dan akhir berdasarkan data DIPA bulan Januari vs November
ALOKASI BELANJA DENGAN KOMPOSISI BELANJA 5
TERTINGGI
Lainnya
Rata-Rata Proporsi Alokasi
10% Belanja Kemenhub Tahun 2016-2021 • Alokasi belanja Program Teknis
DUKMAN
5311 Modal Tanah
3%
23% (Non Dukman) mempunyai besaran
5231 Pemeliharaan yang sangat signifikan (77%)
5% dibandingkan alokasi belanja
5212 Barang Non Operasional Program Dukman.
8%
• Alokasi belanja Program Teknis
(Non Dukman) paling besar
5331 Modal Gedung dan Ban- terdapat pada Belanja Modal Jalan,
gunan Irigasi dan Jaringan (5341), sesuai
9%
dengan sesuai dengan tugas fungsi
5321 Modal Peralatan dan Mesin Kementerian Perhubungan, untuk
9% menyelenggarakan pembiayaan
5341 Modal Jalan, Irigasi dan
Jaringan infrastruktur.
34% • Dari tahun 2016 s.d2018, alokasi
Pergerakan Alokasi Belanja Pada Kemenhub TA 2016-2021 Belanja Modal Jalan, Irigasi dan
25,000.0 Jaringan (5341) cenderung
20,000.0
15,000.0
mengalami peningatan setiap
10,000.0 TEKNIS tahunnya. Hal ini seiring dengan
5,000.0
0.0
penyelesaian pembangunan
M
AN
in
ga
n
es
in
is o
na
l
ar
aa
n
un
an
a na
h
i nn
ya beberapa bandara baru,
K ar M h g lT La
DU
an
J
da
n
Op
er
a
m
e li
n
B an
od
a pengingkatan dan rehabilitasi jalur
id an n Pe da M
ri ga
s
er
al
at
g
No
52
31 un
g
53
11 kereta api dan pembangunan jalur
,I P an d
Ja
l an
od
a l
B ar
al
G e
kereta api.
al M 12 od
od 21 52 M
M 53 31
41 53
53
• Banper pada Kementerian Perhubungan berupa Public Service Obligation (PSO) atau Kewajiban Pelayanan Publik yang merupakan bagian tidak
terpisahkan dengan subsidi.
• PSO Perkeretaapian dan Pelni dialokasikan pada Direktorat Jenderal Perhubungan Laut dan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan
• Kewajiban Pelayanan Publik Bidang Angkutan Laut dan Bidang Perkertaapian Untuk Penumpang Kelas Ekonomi adalah kewajiban pelayanan publik
bidang angkutan laut untuk penumpang kelas ekonomi sebagaimana diatur oleh Menteri Perhubungan
• Selain berupa PSO, Kementerian Perhubungan juga memberikan Bantuan Teknis dalam Sarana dan Prasarana Transportasi Darat yang diserahkan kepada
Pemda dan/atau Satuan Pendidikan. Bantuan teknis tersebut berupa pembangunan, pemeliharaan dan rehabilitasi sarana dan prasarana transportasi
darat.
• Secara rerata realisasi Banper 5 tahun terkahir sudah sesuai dengan target yang terdapat pada Pedum dan Juknis.
• Capaian secara bulanan hampr sama , dan hanya terdapat peningkatan di bulan November dan Desember karena terkait banyaknya banper sarpras dan
Gedung bangunan yg jatuh tempo di bulan tersebut
8
terdapat belanja Perjalanan Dinas Luar Negeri yang 5221 Jasa 88.45%
serapanya hanya mencapai 67,13% 5261 Barang untuk diserahkan kepada masyarakat/Pemda 87.53%
• Untuk serapan tertinggi terdapat pada belanja jenis 5311 Modal Tanah 86.92%
banper, dimana rerata serapan dalam 5 tahun terakhir 5321 Modal Peralatan dan Mesin 86.68%
• Belanja-belanja yang kurang baik dalam penyerapannya, 5341 Modal Jalan, Irigasi dan Jaringan 83.41%
Dispensasi SPM 80 99,95 100 90 80 5 Ditjen Perhubungan Udara 95,81 95,89 93,84
Penyerapan Anggaran 82,75 100,00 89,16 98,97 90,14 6 Direktorat Jenderal Perkeretaapian 92,19 92,5 90,32
Penyelesaian Tagihan 52,39 91,15 94,63 96,34 98,88
Efektivitas Pelaksanaan 7 Badan Penelitian Dan Pengembangan 94,13 94,39 95,73
Kegiatan Konfirmasi Capaian Perhubungan
- - - - 97,88
Output
8 Badan Pengembangan Sumber Daya 90,13 88,25 91,47
Retur SP2D 8599,53 99,63 99,64 99,77 Manusia Perhubungan
Efisiensi Pelaksanaan Renkas - 71,46 92,58 99,07 95,11
9 Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek 90,16 87,17 93,87
Kegiatan Kesalahan SPM 70 96,33 96,39 80 85
NILAI TOTAL IKPA 91,81 93,07 93,3
Nilai IKPA 69,4 83,63 91,81 93,07 93,3
1. IKPA ditujukan untuk mengukur kualitas kinerja pelaksanaan anggaran belanja K/Ldari sisi kesesuaian terhadap perencanaan, efektivitas
pelaksanaan anggaran, efisiensi pelaksanaan anggaran, dan kepatuhan terhadap regulasi.
2. Nilai IKPA Kementerian Perhubungan menunjukan tren kenaikan setiap tahunnya. Nilai IKPA terendah tahun 2016 mencapai 69,4 dan
tertinggi tahun 2020 mencapai 93,3.
3. Untuk tahun 2020, nilai IKPA <95 dari aspek Kepatuhan terhadap regulasi pada indikator dispensasi SPM, dari aspek efisiensi
pelaksanaan kegiatan pada indikator kesalahan SPM.
4. Eselon I dengan nilai IKPA >95 merupakan kontribusi Inspektorat Jenderal, Ditjen Perhubungan Udara (tahun 2019) dan Sekretariat
Jenderal (pada tahun 2019)
10
Penerbitan Kontrak
Tren Penerbitan Kontrak (Jumlah Kontrak) Tren Penerbitan Kontrak (Nominal Kontrak)
2019 2020 2021
2019 2020 2021
2,500
450.00
2,000 400.00
Tren 350.00
300.00
Dalam miliar
1,500
Penerbitan 250.00
200.00
1,000
Kontrak di 150.00
100.00
500
bawah 1 M 50.00
-
- Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec
Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec
500 5,000.00
450 4,500.00
400 4,000.00
350
300
Tren 3,500.00
3,000.00
Dalam miliar
250 Penerbitan 2,500.00
200 2,000.00
150 Kontrak di 1,500.00
100
50
atas 1 M 1,000.00
500.00
- -
Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec
Tren Deviasi Hal III DIPA Jan-Des TA 2019-2021 1. Pada periode bulan
November dan Desember
14,000 terdapat GAP yang paling
tinggi.
12,000 2. Tren tersebut berulang
Gap Positif
Realisasi > Rencana setiap tahunnya dimana
10,000
kecenderungan gap-nya
Gap Negatif
Realisasi < Rencana negative (realisasi lebih kecil
8,000
MILIAR RUPIAH
dari RPD).
6,000 3. Masih terjadi penumpukan
realisasi di setiap akhir
4,000 tahun anggaran, hal ini
disebabkan karena sebagian
2,000 besar belanja pada
Kementerian Perhubungan
0
berupa belana modal
Jan
Feb
Jun
Sep
Jan
Feb
Jun
Sep
Jan
Feb
Jun
Sep
Agt
Okt
Agt
Okt
Agt
Okt
Des
Des
Des
Nov
Nov
Nov
Mei
Mei
Mei
Jul
Jul
Jul
Mar
Mar
Mar
Apr
Apr
Apr
2019 2020 2021 (infrastruktur).
Series1 Gap Realisasi
Rencana
12 Capaian Nilai IKPA – Pengelolaan UP/TUP
PROFIL UP/TUP TUNAI 2019 2020 2021*)
Terjadi peningkatan pembayaran melalui TUP
95,0 95,35 95
nov
nov
may
may
may
jan
feb
jun
sep
jan
feb
jun
sep
jan
feb
jun
sep
apr
apr
apr
mar
mar
mar
dec
dec
dec
oct
oct
oct
jul
jul
jul
aug
aug
aug
2019 2020 2021
tahun. Demikian halnya dengan
Jumlah Setoran (Miliar Rupiah)
jumlah setoran meningkat di akhir
60.00 90
18.643797866
76.227493115
25.797970622 80 tahun. Setoran TUP terbesar pada
Desember 2020 (76,23 M)
50.00
70
nov
nov
may
may
may
jan
feb
jun
sep
jan
feb
jun
sep
jan
feb
jun
sep
apr
apr
apr
mar
mar
mar
dec
dec
dec
oct
oct
oct
jul
jul
jul
aug
aug
aug
2019 2020 2021
Sumber: MEBE
13 Capaian Nilai IKPA – Revisi DIPA
2019 2020 2021*)
PROFIL REVISI
100,0 100,0*) 99,77
3 Jenis Revisi dengan Frekuensi Tertinggi TA 2019-2021
Tren Revisi Perubahan Rencanan Peneraikan Dana/atau Rencana
Penerimaan dalam Halaman III DIPA (2021*)
1. Revisi DIPA pergeseran antar Keluaran, antar Kegiatan dan antar satker (pergeseran antar RO,
antar KRO, dan antar Satker) mempunyai frekuensi tertinggi pada TA 2019, sedangkan pada TA
2020 revisi administrasi menjadi revisi yang paling banyak dilakukan. Sedangkan tahun 2021,
revisi pergeseran antar keluaran, kegiatan dan antar satker antar Kanwil, menjadi revisi yang
paling banyak dilakukan.
2. Tren revisi pergeseran antar Keluaran, antar Kegiatan dan antar satker (pergeseran antar RO,
antar KRO, dan antar Satker) selalu meningkat dari tahun ke tahun (2019-2020).
3. Revisi DIPA pergeseran antar Keluaran, antar Kegiatan dan antar satker (pergeseran antar RO,
antar KRO, dan antar Satker) sebagian besar berupa pemanfaatan sisa anggaran
kontraktual/swakelola.
14 Capaian Nilai IKPA – Dispensasi SPM
2019 2020 2021*)
PROFIL DISPENSASI
90,0 80,0 -
*)
s.d. 30 Des 2021
Jumlah Satker 22 27 58
1. Pada tahun 2021 pengajuan dispensasi SPM mengalami kenaikan dari sisi jumlah SPM, Nominal dan Jumlah satker yang
mengajukan
2. Pengajuan dispensasi SPM yang diajukan oleh Eselon I maupun satker sebagian besar disebabkan karena Keterlambatan
Pengajuan Tagihan atau Kurang Lengkap Dokumen Tagihan oleh Penyedia dan Kondisi Lain dibuktikan Surat Pernyatan KPA.
3. Meskipun secara jumlah nominal SPM tahun 2021 lebih kecil dari tahun 2020, namun secara jumlah SPM yang dimintakan
dispensasi pada tahun 2021 (213 SPM) lebih tinggi dari tahun 2020 (84 SPM)
4. Semakin tinggi dispensasi yang diajukan berpotensi menjadi tunggakan di tahun berikutnya dan menambah beban
keuangan satker pada tahun berikutnya.
15
1. Sampai dengan akhir tahun 2021, masih terdapat pagu blokir sebesar
Rp1,00 miliar pada belanja modal, yang berasal dari sumber dana RM
yang berada di Ditjen Perhubungan Laut.
2. Penerimaan PNBP dan BLU pada Ditjen Perhubungan Udara dan
BPSDM Perhubungan belum mencapai target, sehingga menjadi salah
satu penyebab penyerapan/realisasi anggaran masih rendah;
3. Adanya refocusing Anggaran mengakibatkan proses tender/kontrak
yang sedang berjalan menjadi terhenti sementara/total;
4. Beberapa kegiatan sempat terkendala pada pengadaan lahan yang
menghambat pelaksanaan pekerjaan.
5. Pekerjaan yang tidak terselesaikan sampai dengan akhir tahun yang
berakibat tidak tercapainya output pada tahun anggaran berjalan.
Langkah Strategis
Pelaksanaan Anggaran TA
02 2022
16
17
Gambaran Umum Pagu Kementerian Perhubungan TA 2022 (1)
Pagu tahun anggaran 2022 mengalami penurunan 3,9% dibandingkan alokasi tahun anggaran sebelumnya,
penurunan terdapat pada jenis belanja modal (53) sebesar 23,2%)
Miliar Rupiah
Keterangan :
Pagu Kementerian Perhubungan tahun anggaran 2022 sebesar Rp32.949,83 miliar, lebih rendah Rp1.298,12 miliar
dibandingkan tahun anggaran 2021.
Alokasi belanja pegawai tahun anggaran 2022 meningkat sebesar Rp517,82 miliar dibanding tahun lalu, belanja barang naik
sebesar Rp1.524,29 miliar, sedangkan belanja modal turun sebesar Rp3.340,23 miliar dibanding tahun lalu.
Terdapat pagu blokir sebesar Rp1.185,15 miliar, dengan perincian yaitu pada belanja pegawai sebesar Rp341,99 miliar, pada
belanja barang sebesar Rp542,88 miliar dan pada belanja modal sebesar Rp300,15 miliar.
Dari pagu blokir sebesar Rp1.185,15 miliar tersebut, terdapat blokir yang merupakan automatic adjustment sebesar Rp979,84
miliar.
17
18
Gambaran Umum Pagu Kementerian Perhubungan TA 2022 (2)
Miliar Rupiah
No Kode Kelompok Belanja Pagu 2021 Pagu 2022 Naik/Turun
1.941,34 2.096,74 155,40
51. Belanja Pegawai
1 5111 Belanja Gaji dan Tunjangan PNS Alokasi Belanja Tunj. Khusus & Belanja Pegawai Transito
Belanja Gaji dan Tunjangan Pegawai Non
2 5115 PNS
0,67 0,15 -0,52 meningkat sebesar Rp317,76 miliar dibandingkan dengan
3 5122 Belanja Lembur 124,22 169,41 45,18 tahun lalu, namun demikian masih terdapat pagu blokir
Belanja Tunj. Khusus & Belanja Pegawai 1.508,54 1.826,31 317,76 pada Belanja Tunj. Khusus & Belanja Pegawai Transito
4 5124 Transito
Total Belanja Pegawai 3.574,78 4.092,60 517,82 tersebut.
5 5211 Belanja Barang Operasional 1.788,72 1.954,95 166,23
6 5212 Belanja Barang Non Operasional 4.656,86 5.104,79 447,93 52. Belanja Barang
7 5217 Belanja Kontribusi 0,00 122,10 122,10
8 5218 Belanja Barang Persediaan 372,07 365,54 -6,54 Alokasi Belanja Barang mengalami peningkatan sebesar
9 5221 Belanja Jasa 1.106,71 1.364,10 257,38 Rp1.524,29 miliar. Hampir semua pada Belanja Barang
10 5231 Belanja Pemeliharaan 2.421,85 2.177,00 -244,85 terdapat pagu blokir kecuali pada Belanja Kontribusi
11 5241 Belanja Perjalanan Dalam Negeri 988,67 1.497,56 508,89
12 5242 Belanja Perjalanan Luar Negeri 5,40 48,49 43,09 dan Belanja Barang BLU yang sebagian besar disebabkan
13 5251 Belanja Barang BLU 1.212,77 1.535,86 323,09 karena automatic adjustment.
Belanja Barang untuk diserahkan kepada 387,02 279,05 -107,97
14 5261 masyarakat/Pemda
Belanja Barang Lainnya untuk diserahkan 7,66 22,60 14,94 53. Belanja Modal
15 5263 kepada masyarakat/Pemda
Total Belanja Barang 12.947,74 14.472,02 1.524,29 Alokasi Belanja Modal mengalami penurunan sebesar
16 5311 Belanja Modal Tanah 1.811,04 1.045,99 -765,05 Rp3.2340,23 miliar. Penurunan paling besar pada
17 5321 Belanja Modal Peralatan dan Mesin 2.973,53 1.924,92 -1.048,61
Belanja Modal Jalan Irigasi dan Jaringan sebesar
18 5331 Belanja Modal Gedung dan Bangunan 3.073,75 2.811,75 -262,00
Rp1.236,55. Hampir semua pada Belanja Barang
9.202,45 7.965,91 -1.236,55
19 5341 Belanja Modal Jalan, Irigasi dan Jaringan terdapat pagu blokir kecuali pada Belanja Modal BLU
20 5361 Belanja Modal Fisik Lainnya 591,94 573,03 -18,91
21 5371 Belanja Modal BLU 72,73 63,61 -9,12 yang sebagian besar disebabkan karena automatic
Total Belanja Modal 17.725,44 14.385,21 -3.340,23 adjustment.
Total 34.247,96 32.949,83 -1.298,12
18
19
Langkah-Langkah Strategis Pelaksanaan Anggaran TA 2021
1
1. Melakukan reviu atas DIPA secara periodik dan mengendalikan serta mengoptimalkan revisi anggaran
dalam hal diperlukan penyesuaian kebijakan program/kegiatan pada K/L.
2. Mempersiapkan dokumen yang diperlukan apabila masih terdapat anggaran yang diberikan catatan dalam
DIPA (tanda blokir) dan segera menyelesaikannya pada Triwulan I.
3. Segera mengalokasikan anggaran dalam hal terdapat pekerjaan tahun anggaran sebelumnya yang
dilanjutkan dan kewajiban tungggakan yang akan dibayarkan pada Tahun Anggaran 2022
2
1. Penetapan Pejabat Perbendaharaan paling lambat pada awal tahun anggaran, yaitu KPA, PPK, PPSPM, dan Bendahara, khususnya untuk
Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan;
2. Menetapkan pedoman umum/petunjuk teknis/petunjuk operasional kegiatan pada awal tahun anggaran;
3. Percepatan penyelesaian dokumen pendukung, antara lain perijinan yang diperlukan untuk menghindari tertundanya pelaksanaan
program/kegiatan;
4. Mengoptimalkan penyerapan anggaran secara proporsional setiap bulan berdasarkan rencana kegiatan dan rencana penarikan dana yang
telah disusun;
5. Melaksanakan pembayaran atas pekerjaan yang telah selesai secara tepat waktu
5 1. Membatasi belanja operasional yang urgensinya rendah seperti rapat dalam kantor, perjalanan dinas
dan konsinyering serta honor tim;
2. Melakukan prioritasi kegiatan yang akan dilaksanakan;
3. Mengoptimalkan pemanfaatan teknologi informasi dalam pelaksanaan kegiatan;
4. Mengutamakan pencapaian output dan outcome kegiatan;
5. Meningkatkan kepatuhan terhadap regulasi pelaksanaan anggaran
21
Tata Cara Penetapan
Maksimum Pencairan
03 Penerimaan Negara Bukan
Pajak
22
23
Latar Belakang
Proses penerbitan MP PNBP membutuhkan waktu yang relatif 1. Banyaknya dokumen yang harus disiapkan.
lama. 2. Proses dilakukan secara manual.
1. Kendala teknis pengajuan MP PNBP.
Kendala internal K/L. 2. SDM.
24
Tujuan