1
OUTLINE
LATAR BELAKANG
2
LATAR BELAKANG
3
PERTUMBUHAN EKONOMI DAN PENGANGGURAN
Pertumbuhan PDB diharapkan mencapai 8% pada tahun 2019
50,000
PDB per Kapita 43,403
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia
45,000 7.0
40,000 36,508
33,531 6.0
(dalam ribu Rupiah
dalam %
21,365 4.0 4.6
20,000 17,290 3.0
14,816
15,000 12,484
10,480 2.0
10,000
5,000 1.0
0 0.0
2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014
2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 Feb-15
Miskin
tanpa
aset: 17
Sumber : diolah dari Sensus Pertanian BPS, 2013 juta Slide - 9
PROFIL PEKERJA KOTA DAN DESA
(dalam Ribu Orang)
memperlihatkan bahwa perempuan banyak di sektor
informal
Kota Desa
30,000 30,000
25,000 25,000
20,000
20,000
15,000
15,000
10,000
10,000 5,000
5,000 0
0 Formal Informal Formal Informal
Formal Informal Formal Informal
2011 2014
2011 2014
Pekerja Laki-laki Pekerja Perempuan Pekerja Laki-laki Pekerja Perempuan
14,000
12,000
10,000
Pertanian
8,000 Pertambangan
Industri
6,000 Listrik, Gas & Air
Konstruksi
4,000 Perdagangan & Restoran
Transportasi & Komuni
2,000
Lembaga Keuangan
0 Jasa Kemasyarakatan
Laki-laki Perempuan Laki-laki Perempuan
2011 2014
Dengan TPAK Perempuan sekitar 50%, hampir setengah dari itu adalah setengah penganggur atau bekerja di
bawah 35 jam: pekerja perempuan setengah penganggur sebanyak 20 juta orang, total pekerja perempuan 43
juta. Dalam 3 tahun terakhir, profil ini tidak banyak berubah.
Pekerja perempuan setengah penganggur, dengan jumlah jam kerja kurang dari 35 jam, terkonsentrasi di sektor
pertanian
Apabila dibandingkan dengan pekerja laki-laki, pekerja perempuan lebih banyak di sektor non-pertanian. Meski
jumlah pekerja laki-laki setengah penganggur lebih banyak sekitar 1,36 Juta orang.
SETENGAH PENGANGGUR BERDASARKAN
FORMAL DAN INFORMAL
(dalam ribu orang)
20,000
Pekerja keluarga/tak dibayar
18,000 1 7,0 5
1 6,704 1 6,4 0 1 6,7 0 10,000
8 1 2
16,000 9,000
14,000 8,000
12,000 7,000
10,000 6,000
Informal
8,000 5,000
6,000 4,789 5,222 Formal 4,000
4,064 4,150
4,000 3,000
2,000 2,000
- 1,000
-laki Perempuan P erem uan 0
Laki Laki -laki Laki-laki Perempuan Laki-laki Perempuan
p
2011 20 14
13
PERSOALAN KETIMPANGAN DAN UPAYA
PEMECAHANNYA
Slide - 14
STRATEGI DALAM MENGURANGI
KETIMPANGAN
Memaksimalkan potensi ekonomi dan menyertakan sebanyak-banyaknya angkatan kerja dalam pasar
tenaga kerja yang baik (Decent Work),
Mendorong pertumbuhan di berbagai sektor pembangunan, seperti pertanian, industri, dan jasa, untuk
menghindari pertumbuhan yang cenderung ke sektor padat modal
Memperbesar investasi untuk menciptakan kesempatan kerja seluas-luasnya khususnya dalam mendorong
formalisasi pekerja informal (quick win)
Memberikan perhatian khusus kepada usaha mikro dan kecil dengan dukungan penguatan
teknologi, pemasaran, dan permodalan (financial inclusive), dan akses pasar yang luas seperti halnya usaha
besar
Memperluas ekonomi perdesaan dan mengembangkan sektor pertanian dengan meningkatkan sarana dan
prasarana perekonomian di daerah pedesaan, akses kredit dan jasa keuangan bagi pelaku ekonomi di
pedesaan dan sumber permodalan lainnya serta pemanfaatan riset dan teknologi pertanian.
Meningkatkan penghidupan yang berkelanjutan melalui penguatan keterampilan bagi penduduk miskin
untuk dapat meningkatkan akses mereka terhadap kegiatan ekonomi produktif
Memastikan perilaku penduduk miskin agar dapat memperoleh pelayanan dasar terutama pendidikan dan
kesehatan
Mengikutsertakan pekerja informal ke dalam Sistem jaminan Sosial Nasional,
Kemiskinan Ketertinggalan
Program Aksi
17
STRATEGI PEMBANGUNAN NASIONAL
3 DIMENSI PEMBANGUNAN
KONDISI PERLU
Kepastian dan Keamanan dan
Politik & Demokrasi Tata Kelola & RB
Penegakan Hukum Ketertiban
Note of Action
Diperlukan strategi khusus untuk meningkatkan cakupan
GOAL 10: Reduce inequality kepesertaan pekerja informal terhadap jaminan sosial
within and among countries ketenagakerjaan
SDGS by 2030 RPJMN 2015-2019 Note of Action
GOAL 1: End poverty in all its
forms everywhere Achieve higher Meningkatkan Memberikan
levels of economic produktivitas melalui insentif bagi
productivity peningkatan kapasitas industri yang
through inovasi dan teknologi, melakukan
GOAL 5: Achieve gender diversification, serta melakukan investasi padat
equality and empower all technological akselerasi penyerapan pekerja dan
women and girls upgrading and tenaga kerja dengan menerapkan
innovation, meningkatkan strategi khusus
including through a investasi padat dengan
GOAL 8: Promote focus on high-value- pekerja. stakeholder dalam
sustained, inclusive and added and labour- mendorong
sustainable economic growth, intensive sectors inovasi.
full and productive
employment and decent work By 2020, Meningkatkan akses Penguatan
for all substantially reduce dan kualitas koordinasi antar
Achieve higher levels of the proportion of pendidikan tinggi K/L yang memiliki
productivity and resource youth not in serta pelatihan kegiatan
efficiency of economies employment, ketrampilan angkatan pelatihan/pengem
education or kerja melalui bangan kapasitas
training kualifikasi dan kaum muda agar
kompetensi, dapat bersinergi
memperbanyak dan berkolaborasi
GOAL 10: Reduce inequality lembaga pelatihan dan
within and among countries relevansi pendidikan
dengan pasar kerja
GOAL 1: End poverty in all its SDGS by 2030 RPJMN 2015-2019
forms everywhere By 2030, achieve full and productive Peningkatan pemahaman
employment and decent work for all masyarakat tentang
women and men, including for kesetaraan gender dan
GOAL 5: Achieve gender young people and persons with peningkatan inklusivitas
equality and empower all disabilities, and equal pay for work bagi penyandang
women and girls of equal value disabilitas agar dapat
berperan di dalam
pembangunan.
GOAL 8: Promote
sustained, inclusive and Note of Action
sustainable economic growth,
full and productive Strategi khusus untuk meningkatkan akses perempuan dan
employment and decent work penyandang disabilitas terhadap pelatihan dan pekerjaan yang
for all layak
Protect labour rights and
promote safe and secure
working environments of all
workers, especially those
engaged in the informal
economy with precarious
employment conditions
24