Anda di halaman 1dari 11

A.

Profi Perusahaan
PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (kode saham TPIA) adalah penggabungan PT
Chandra Asri dengan PT Tri Polyta Indonesia Tbk pada 1 Januari 2011. TPIA merupakan
perusahaan milik swasta yang mengoperasikan bisnisnya di petrokimia dengan memproduksi
Olefin (Ethylene, Propylene dan produk sampingan, seperti Py-Gas dan Mixed C4) dan
Polyethylene (Polyethylene dan Polypropylene) serta Styrene Monomer dan Butadiene dan
Polyethylene resin di bawah merek Asrene, yang meliputi produk High Density Polyethylene
(HDPE) dan Linear Low Density Polyethylene (LLDPE))
Perusahaan juga memproduksi resin yang digunakan untuk tas belanja ramah lingkungan
di bawah merek Grene. Perusahaan ini menawarkan resin Polypropylene yang dijual di bawah
merek Trilene, yang mencakup berbagai jenis Homopolimer, Kopolimer Acak dan Dampak
(Blok) Kopolimer bersama dengan produk sampingan untuk pasar domestik dan regional.
Karena pasokan bahan baku (bahan baku yang dominan) adalah nafta (produk turunan dari
minyak mentah), yang sebagian besar diimpor, itu berarti semakin tinggi harga minyak dan dolar
terhadap Rupiah, maka semakin tipis margin keuntungan TPIA. Untungnya, kemitraan TPIA
dengan para pemasoknya begitu kuat sehingga TPIA tidak pernah mengalami kesulitan dalam
memenuhi bahan baku operasionalnya. Namun, ini akan berubah ketika TPIA diinisiasi untuk
bermitra dengan PT Bukit Asam untuk opsi gasifikasi, karena batu bara lebih murah daripada
minyak dan ini akan terjadi (mudah-mudahan tepat waktu) di tahun 2020.

B. Produk dan Proses Bisnis


PT Chandra Asri Petrochemical merupakan perusahaan yang memiliki berbagai jenis
produk dan dari masing – masing produk tersebuk memiliki produk akhir yang bermacam –
macam. Dengan berbagai macam produk yang dimiliki maka perusahaan memiliki asset tetap
yang nilainya cukup tinggi, hal ini untuk menggolah produk tersebut.
Hasil Akhir Produk PT. Chandra Asri Pethrochemical

Gambar 1
Dalam menghasilkan produk yang bermacam – macam tersebut, PT Chandra Asri
memiliki proses bisnis yang panjang dan sangat beragam, seperti pada gambar 2

Proses Bisnis PT. Chandra Asri Petrochemical

Gambar 2
C. Analisa Laporan Keuangan
Pada saat menganalisa laporan keuangan suatu perusahaan terdapat beberapa standart
baku dalam memeriksa agar analisa tersebut dapat menangkap gambaran umum keuangan
perusahaan, standart tersebut antara lain laporan keuangan yang dianalisa lebih dari 3 tahun dan
terdapat perusahaan pembanding yang sejenis.
Dalam menganalisa PT. Chandra Asri Petrochemical (TPIA) penulis menggunakan
perusahaan PT. Lotte Chemical Titan (FPNI) sebagai pembanding. Pemilihan PT. Lotte
Chemical Titan dikarenakan perusahaan ini bergerak pada bidang yang sama dengan PT.
Chandra Asri Petrochemical yaitu manufaktur yang menghasilkan berbagai produk kimia seperti
etelin,polypropelene,polyethelene. Terdapat dua hal perbedaan yang mendasar diantara
keduanya, yaitu PT. Lotte Chemical Titan tidak memiliki nafta craker sendiri dan produk
akhirnya tidak sekomples PT.Chandra Asri Petrochemical.
1. Analisa Profitabilitas
Pada tabel 1 dan tabel 2 terlihat jelas perbedaan jumlah pendapatan keduanya, PT.
Chandra Asri Petrochemical berikisar pada angka dua juta sedangkan PT. Lotte Chemical Titan
berkisar pada angka lima ratus ribu. Trend ratio profitabilitas PT.Chandra Asri Petrochemical
menanjak naik pada tahun 2014 hingga pada tahun 2016, kemudian menurun pada tahun 2017.
Jika kita membandingkan angka net profit margin keduanya, sudah jelas bahwa PT, Chandra
Asri lebih baik dibandingkan PT. Lotte Chemical karena ratio net profitnya hanya berkisar pada
1% sedangkan PT. Chandra Asri berkisar 1% pada 2014 dan 2015 kemudian melonjak berkisar
13%.

Profitabilitas PT. Chandra Asri Petrochemical


3,000,000 30.00%
2,500,000 25.00%
2,000,000 20.00%
1,500,000 15.00%
1,000,000 10.00%
500,000 5.00%
- 0.00%
tahun 2014 tahun 2015 tahun 2016 tahun 2017

Revenue Gross Profit Net Profit


Gross Profit Margin Net Profit Margin
Tabel 1

Profitabilitas PT. Lotte Chemical Titan


700,000 4.50%
600,000 4.00%
3.50%
500,000 3.00%
400,000 2.50%
300,000 2.00%
200,000 1.50%
1.00%
100,000 0.50%
- 0.00%
Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017

Revenue Gross Profit] Net Profit


Gross Profit Margin Net Profit Margin

Tabel 2

Kenaikan signifikan gross profit margin dan net profit margin PT. Chandra Asri
dikarenakan penurunan signifikan bahan baku utama (gambar 3) mereka yaitu minyak bumi,
begitu juga dengan penurunan kedua ratio tersebut pada tahun 2017. Sedangkan trend PT. Lotte
Chemical berbeda dengan PT. Chandra Asri dikarenakan tidak memiliki nafta craker sehingga
mereka membeli bahan baku hasil cracking minyak bumi, hal ini lah yang menyebabkan
perbedaan besar ratio profitabilitasnya.

Harga Minyak tahun 2012 – 2018


Gambar 3

2. Analisa Capital Sturcture


Dalam pengelolaan hutang perusahaan yang baik adalah perusahaan yang menjaga ratio
hutang terhadap asset agar tidak tinggi atau kurang dari 1 dan bunga hutang tersebut tidak
membebani keuangan perusahaan sehingga selisih gross profit dengan net profit tidak terlalu
jauh.
Hutang perusahaan yang baik juga dapat dilihat dari tujuan hutang tersebut, hutang yang
baik adalah hutang yang memiliki tujuan untuk pembiayaan pengembangan usaha baik berupa
pembangunan asset ataupun akuisisi sehingga produk yang dihasilkan semakin banyak dan
semakin efisien.
Ratio Hutang PT. Chandra Asri

PT Chandra Asri Petrochemical


3,500,000 140.00%
3,000,000 120.00%
2,500,000 100.00%
2,000,000 80.00%
1,500,000 60.00%
1,000,000 40.00%
500,000 20.00%
- 0.00%
Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017

Equity Liabilities Aset


Debt Equity Ratio Debt Ratio

Tabel 3
Ratio Hutang PT. Lotte Chemical titan

PT. Lotte Chemical Titan


300,000 160.00%
250,000 140.00%
120.00%
200,000 100.00%
150,000 80.00%
100,000 60.00%
40.00%
50,000 20.00%
- 0.00%
Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017

Equity Liabilities Aset


Debt Equity Ratio Debt Ratio

Tabel 4

Pada tabel 3 dapat terlihat bahwa ratio hutang perusahaan PT. Chandra Asri terus
mengalami penurunan baik DER maupun debt ratio.hal ini menunjukkan bahwa perusahaan
tetap menjaga rationya sehingga kesehatan keuangan tetap terjaga.
Pada tahun 2017, secara nominal terjadi peningkatan jumlah liabilitas PT. Chandra Asri,
hal ini disebebabkan karena perusahaan menerbitkan medium term notes sebanyak $300.000.000
yang berujuan untuk penambahan kapasitas produksi berupa pembangunan pabrik gasifikasi
batubara. Obligasi tersebut mendapat rating Pefindo IdAA- yang berarti obligasi yang baik,
dengan rating ini dapat selain memudahkan mendapatkan investor obligasi tersebut juga sebagai
salah satu bukti kesehatan keuangan PT. Chandra Asri.
Pada tahun yang sama, PT. Lotte Chemical Titan memiliki ratio DER 100,06% dan debt
ratio sebesar 50,01%. Lebih rinci jika melihat jumlah liabilities memang berkurang, akan tetapi
jumlah asset juga berkurang. Penggurangan asset pada perusahaan manufaktur merupakan
peristiwa yang harus diperhatikan karena secara umum perusahaan manufaktur selalu menambah
asetnya guna menambah kapasitas produksinya.
Dalam menganalisa ratio hutang, kita juga harus memperhatikan times interest earn untuk
memperhatikan kemampuan perusahaan dalam membayar bunga hutang tersebut, jangan sampai
bunga hutang membebani terlalu berat bahkan menyebabkan perusahaan merugi. PT. Chandra
Petrochemical memiliki times interest earn sebesar 11,78 % Sedangkan PT. Lotte Chemical
Titan memiliki ratio sebesar -27 %
Ratio times interest earn PT. Chandra Asri sebesar 11,78 % dibandingkan -27 % milik PT.
Lotte Chemical Titan menunjukan bahwa beban keuangan PT. Chandra Asri tidak menggerus
secara besar laba perusahaan, berbanding terbalik dengan PT. Lotte Chemical Titan yang
menunjukan semakin membebani kerugian perusahaan.
Dari hal ini dapat terlihat bahwa penambahan hutang PT. Chandra Asri melalui penerbitan
medium term notes merupakan hal yang tepat, di karenakan hutang tersebut untuk tujuan
penambahan kapasitas produksi berupa pendirian pabrik gasifikasi batubara juga dikarenakan
saat penerbitan obligasi tersebut sangat tepat yaitu dengan memanfaatkan momentum penurunan
harga bahan baku (minyak bumi) sehingga biaya bunga tidak terlalu membebani perusahaan.
3. Inventory Turnover (DuPont Analysis)
Dalam menghasilkan laba suatu perusahaan terdapat dua hal yang dapat diperhatikan yaitu
besaran margin dan juga jumlah transaksi (inventory turn over) yang terjadi. Sebagai contoh
suatu perusahaan mendapat margin sebesar 5% dan jumlah transaksi sebanyak 12 kali sedangkan
perusahaan lainya mendapat margin sebesar 15% dan jumlah transaksi hanya sebanyak 3 kali.
Dengan memperhatikan kedua hal tersebut dan kepada siapa penjualan tersebut kita dapat
menilai kesehatan perusahaan untuk masa kini maupun dimasa depan.
Ratio inventory turnover PT. Chandra Asri Petrochemical adalah 8 kali sedangkan PT.
Lotte Chemical Titan sebanyak 8,5 kali, selisih keduanya tidak begitu besar hanya berbeda 0,5
kali. Selanjutnya kita memperhatikan ratio net profit margin keduanya. Ratio net profit margin
PT. Chandra Asri pada tahun 2017 sebesar 13,20 % sedangkan PT. Lotte Chemical hanya
sebesar 0,40 %.
Pada tahun 1920, DuPont Corporation mempelopori salah satu metode analisa kinerja
perusahaan untuk mengetahui kinerja perusahaan berdasarkan rate of returnnya. Analisa ini
dilakukan dengan memecah Return on Equity menjadi 3 bagaian yaitu net profit margin,
inventory turnover dan equity multipler, dengan memecah perhitungan menjadi 3 bagian kita
dapat mengetahui bagaimana suatu perusahaan menghasilkan keuntungan.
PT. Chandra Asri Petrochemical dengan net profit margin sebesar 13,20% dan inventory
turn over sebesar 8 kali jelas lebih baik dalam menghasilkan keuntungan / rate of return
dibandingkan dengan PT. Lotte Chemical Titan dengan net profit margin 0,40 % dan inventory
turn over sebesar 8,5 kali.
Lebih jauh jika melihat pihak pembeli, PT. Lotte Chemical Titan menjual 23 % kepada
pihak berafiliasi sedangkan PT. Chandra Asri menjual kepada pihak ketiga yang lebih bermacam
– macam termasuk penjualan bahan baku kepada PT. Lotte Chemical Titan.
Berdasarkan penjabaran tersebut maka dapat disimpulkan bahwa PT. Chandra Asri
Petrochemical lebih baik dibandingkan dengan PT. Lotte Chemical Titan dikarenakan perputaran
inventory hampir setara dengan PT. Lotte Chemical akan tetapi selisih net profit margin sangat
massif.
4. Analisa ROA dan ROE Dalam Satu Sektor
Bursa efek Indonesia membagi emiten dalam sektor – sektor berdasarkan kegiatan usaha
sebagai contoh sektor agribisnis, sektor manufaktur, finance, basic industry, mining, consumer.
PT. Chandra Asri dan PT. Lotte Chemical Titan tergabung dalam sektor basic industry.
Dalam mengambil kesimpulan baik buruknya suatu perusahaan dalam skala yang lebih
besar kita dapat membandingkan perusahaan tersebut dengan semua perusahaan dalam sektor
tersebut, sehingga penulis akan membandingkan PT. Chandra Asri Petrochemical dengan
beberapa perusahaan dalam sektor basic industy berdasarkan ROA dan ROE.

PBV dan ROA Sektor Basic Industry


Gambar 4

PER dan ROE Sektor Basic Industy

Gambar 5
Berdasarka Gambar 4 dan 5 dapat diambil kesimpulan bahwa PT. Chandra Asri (TPIA)
dengan PER yang berada pada 29 atau hampir dua kali dari PER rata2 sektor basic industry dapat
kita artikan harga saham tersebut dijual dengan harga premium atau lebih mahal daripada saham
pada basic industry. Dari segi ROE PT. Chandra Asri juga berada pada rata-rata ROE sektor basic
industry. ROA PT Chandra Asri yang berada pada angka 7,5 ini merupakan ROA terbaik kedua
pada sektor basic industry menandakan perusahaan sangat efisien dalam mengelola asset untuk
menghasilkan laba.
5. Analisa Going Concern
Sebelum memutuskan kesimpulan akhir, terdapat beberapa pertimbangan dalam
menyimpulkan laporan keuangan salah satunya fase perusahaan atau going concern. Sebagai
contoh apabila suatu perusahaan sedang dalam masa sunset maka penambahan asset yang sejenis
dalam lini bisnis tersebut adalah hal yang sia sia, sebaiknya perusahaan mengalihkan lini bisnis
mereka kemudian menambah asset pada lini bisnis tersebut. Contoh lain adalah jika perusahaan
dalam masa berkembang maka yang sebaiknya dilakukan adalah meningkatkan profitabilitas dan
memperluas pasar.
PT. Chandra Asri Petrochemical adalah perusahaan yang sedang dalam masa berkembang,
sehingga kita harus melihat bagaimana perusahaan meningkatkan profitabilitas dan memperluas
pasar. Berdasarkan CALK PT. Chandra Asri membangun pabrik gasifikasi batubara. Pada tahun
2017 perusahaan membutuhkan 1,7 ton nafta, dengan penambahan pabrik pengolahan gasifikasi
batubara sebesar 1,2 ton bahan baku yang diolah. Pada tahun 2017, kapasitas produksi
petrochemical di Indonesia sebesar 9.449 ton, sebanyak 3.301 diproduksi oleh PT. Chandra Asri
Petrochemical.

Dari segi biaya penggunaan bahan baku adalah salah satu solusi subtisusi akan mahalnya
harga bakan baku, pengolahan harga gasifikasi batubara ini menggunakan batubara berkalori
rendah dengan harga yang berbeda dengan harga batubara acuan kementrian terkait.

Dengan menggunakan rumus tersebut dan menggunakan harga bahan batubara acuan
bulan Maret sebesar $ 90,57 perton maka perusahaan menggunakan bahan baku sebesar $48,37
perton untuk batubara dengan kalori 4.200. penggunaan bahan baku tersebut dapat menekan harga
produksi dibandingkan dengan penggunaan minyak bumi yang seharga $60 perbarel.
Sebagai market leader dengan tambahan pengolahan bahan baku dan tingkat efisiensi yang
semakin tinggi maka akan semakin menggukuhkan PT. Chandra Asri Petrochemical sebagai
penghasil petrokimia terbesar di Indonesia.

D. Analisa Arus Kas

Arus Kas PT. Chandra Asri Petrochemical


600,000
500,000
400,000
300,000
200,000
100,000
-
2014
(100,000) 2015 2016 2017
(200,000)
(300,000)

Operating Investing Financing

Berdasarkan grafik arus kas dapat terlihat bahwa perusahaan selalu konsisten untuk
melakukan kegiatan investasi walaupun pada saat arus kas dari kegiatan operasi hanya
mendatangkan arus kas yang kecil. Pada tahun 2016 arus kas financing menurun drastis
dikarenakan pembayaran hutang bank baik jangka panjang maupun jangka pendek, namun hal
tersebut dapat terselematkan karena penerimaan arus kas operasi juga besar sehingga perusahaan
masih dapat melakukan kegiatan investasi tanpa menambah hutang walaupun jumlahnya tidak
sebesar tahun – tahun sebelumnya.

E. Kesimpulan
Dengan berbagai analisa yang digunakan sebagaimana telah diuraikan diatas maka dapat
diambil kesimpulan bahwa PT. Chandra Asri Petrochemical lebih baik dari PT. Lotte Chemichal
Titan, bahkan salah satu yang terbaik dalam sektor basic industry. Berdasarkan analisa – analisa
tersebut kita dapat meyakini bahwa PT. Chandra Asri Petrochemical adalah perusahaan yang
sehat bahkan untuk beberapa tahun kedepan.

Anda mungkin juga menyukai