Anda di halaman 1dari 69

DISEMINASI HASIL SURVEILANS GIZI

MELALUI E-PPGBM

Direktorat Gizi Masyarakat


Padang, 2 – 3 Desember 2018
1
Pendahuluan

2
Indonesia:
Negara ke 5 dengan jumlah balita
tertinggi mengalami stunting

Ranking Country Stunting Number of Children Percentage of


Prevalence (%) who are stunted Developing World
(thousand, 2008) Total
( 195.1 million)
1. India 48 60,788 31.2%
2. China 15 12,685 6.5%
3. Nigeria 41 10,158 5.2%
4. Pakistan 42 9,868 5.1%
5. Indonesia 37 7,688 3.9%
6. Bangladesh 43 7,219 3.7%
7. Ethiopia 51 6,768 3.5%
Apa itu
Stunting?
Kegagalan seorang
anak untuk tumbuh
dan berkembang
secara optimal
disebabkan dampak
dari kekurangan gizi
secara kumulatif dan
terus menerus
Stunting menimbulkan kerugian
ekonomi negara sebesar 2-3%
dari Produk Domestik Bruto (PDB)

Berdasarkan data world bank,


PDB negara kita Rp.13.000 triliun
(2017), maka kerugian akibat
stunting diperkirakan sebesar 260
sampai 390 triliun
Kepala Bappenas, Stunting Summit, 28-3-2018)
5
PROPORSI STATUS GIZI SANGAT PENDEK DAN PENDEK
PADA BALITA, 2007-2018
2007 2013 2018

18.8 18 18.0 19.2 19.3


• 2013: Sangat pendek dan
11.5 pendek 37.2%
• 2018: Sangat pendek dan
pendek 30.8%

Sangat Pendek Pendek


Balita gizi sangat pendek dan pendek
Riskesdas 2018 Target RPJMN 2019
30.8% (balita) VS 28% (baduta)

6
0
10
20
30
40
50
60

17.7
27.5
DKI Jakarta
DI Yogyakarta
Bali
Kepulauan Riau
Bangka Belitung
Sulawesi Utara
Banten
Kalimantan Utara

⋆ Sangat pendek : TB/U<-3SD


Lampung
Riau
Papua Barat
Bengkulu

Indikator tinggi badan menurut umur (TB/U):


Sulawesi Tenggara
Kalimantan Timur
39.2

30

Sumatera Barat
Jambi
2013
30.8
37.2

INDONESIA
⋆ Pendek: TB/U ≥-3SD s/d <-2SD Jawa Barat
Jawa Tengah
Maluku Utara
2018

Sumatera Selatan
Sumatera Utara
Sulawesi Tengah
Gorontalo
MENURUT PROVINSI, 2013-2018

Jawa Timur
Papua
Kalimantan Selatan
Kalimantan Barat
PROPORSI STATUS GIZI STUNTING PADA BALITA

Nusa Tenggara Barat


Maluku
Kalimantan Tengah
Sulawesi Selatan
Aceh
7

Sulawesi Barat
42.6
51.7

Nusa Tenggara Timur


0
5
10
15
20
25
30
35
40

9.2
DKI Jakarta

18
DI Yogyakarta

Banten

Bangka Belitung

Bali

Riau

•Pendek
Nusa Tenggara B...

Sulawesi Tenggara

Sulawesi Utara

Lampung

Sulawesi Tengah

•Sangat pendek : TB/U<-3SD


Gorontalo

Sumatera Barat
10.6
18.2

Bengkulu

: TB/U ≥-3SD s/d <-2SD


Jawa Barat

Indikator tinggi badan menurut umur (TB/U):


Pendek

Sumatera Selatan

INDONESIA
12.8
17.1
29.9

Kalimantan Timur

Kepulauan Riau

Papua Barat

Jambi

Kalimantan Utara
Sangat pendek

Kalimantan Barat

Kalimantan Selatan

Maluku

Maluku Utara

Sumatera Utara

Jawa Tengah
PROPORSI STATUS GIZI SANGAT PENDEK DAN

Jawa Timur
PENDEK PADA BADUTA MENURUT PROVINSI, 2018

• INDONESIA: sangat pendek dan pendek 29.9%


• 18 provinsi dengan prevalensi tinggi (30% - <40%)

Sulawesi Selatan

Papua

Kalimantan Tengah

Nusa Tenggara T...

Sulawesi Barat
8
19

Aceh
18.9
BAYI -
IBU HAMIL
BALITA

INTERVENSI
SPESIFIK
PASANGAN KESEHATAN
ANAK USIA
USIA
SEKOLAH
SUBUR

REMAJA

INTERVENSI
SENSITIF
NON KESEHATAN
SURVEILANS GIZI
DEFINISI : KEGIATAN PENGAMATAN SECARA TERATUR DAN TERUS
MENERUS TERHADAP STATUS GIZI MASYARAKAT SEBAGAI DASAR UNTUK
MEMBUAT KEPUTUSAN DALAM UPAYA MENINGKATKAN STATUS GIZI
MASYARAKAT”. (FAO,WHO, UNICEF pada Kongres Pangan Sedunia, Roma 1974, dan Publikasi
Metodologi Surveilans Gizi, 1976, )

Mengamati secara terus menerus, tepat waktu dan teratur


TERHADAP:
Keadaan gizi dan faktor-faktor yang mempengaruhinya
UNTUK:
Tindakan Segera, Dasar Perumusan Kebijakan, Perencanaan Program, Monitoring Dan
Evaluasi Program Gizi Masyarakat
10
SIKLUS SURVEILANS GIZI
Hasil PSG dan Laporan Rutin :
Peran setiap Lini
1. Apa Masalah Gizi??
1. Pusat :
2. Dinkes Provinsi: 2. Siapa yg mangalami Masalah Gizi?
3. Dinkes Kab/Kota: 3. Dimana Lokasinya?
4. Puskesmas: 4. Kapan masalah terjadi?
5. Lintas Sektor OPD : 5. Bagaimana kondisinya?
Intervensi yang tepat
(spesifik & sensitif)
Apakah Penyebab langsung dari masalah gizi ??
 asupan makanan yang tidak cukup, atau
 penyakit infeksi.

Penyebab akar masalah kurang gizi adalah:


 Ketidakcukupan makanan
 Kesehatan lingkungan,
 akses pelayanan kesehatan (geografik)
 Kemiskinan
 Politik dan ekonomi
Sumber : Diagram siklus 3 A menggambarkan masalah terkait gizi WHO, 2013 11
MONITORING DAN EVALUASI

Sumber Informasi Surveilans Gizi

Real Time
(Laporan Kasus Gizi Buruk)

Rutin (Laporan Status Gizi Balita dan Kinerja Gizi melalui


e-PPGBM)

Survey (PSG, PKG)


RISKESDAS
12
Perbandingan Survei PSG dengan Surveilans Gizi-ePPGBM

Surveilans Gizi (ePPGBM)


Survey PSG Transisi 2018 Surveilans Gizi (ePPGBM)
2019
Sumber Data : Sumber data : Fasility Based
Community Based (Posyandu & Puskesmas) Sumber data : Fasility Based
(Posyandu & Puskesmas)
Sasaran :Survey (sample) Saasaran:Total Coverage
Saasaran:Total Coverage
Jenis Data : Jenis Data :
• Status Gizi, • Status Gizi
Jenis Data :
• Kinerja Program, • Kinerja Program • Status Gizi
• Konsumsi Gizi • Kinerja Program
Petugas : Enumerator Petugas : Tenaga Kesehatan,
Kader dan Enumerator Petugas : Tenaga Kesehatan
dan Kader
Integrasi dengan PIS-PK
Integrasi dengan PIS-PK
On Progress  Okt - Nov 13
PENGUATAN SURVEILANS GIZI

14
Deteksi Dini pada halaman ePPGBM Grafik Pemantauan Pertumbuhan
Menyamakan pemahaman 3 parameter status gizi
Tumbuh = Tambah Berat dan Tambah Panjang dengan bertambahnya Umur
No. Indeks Penilaian (Menggunakan Z Score)
BB/U Gizi Buruk Gizi Kurang Gizi Normal Gizi Lebih
1 (WAZ) Z < -3SD -3SD < Z <-2SD -2SD < Z< 2 SD Z > 2SD
TB/U Sangat pendek Pendek Normal Tinggi
2 (HAZ) Z < -3SD - 3SD < Z < -2SD -2SD < Z < 2SD > 2 SD
BB/TB Sangat Kurus Kurus Normal Gemuk
3
(WHZ) < - 3 SD - 3SD < Z < -2 SD - 2SD < Z < 2SD > 2 SD

Nilai Individu ― Nilai Median Rujukan


Z Score = Nilai Simpang Baku (SD) Rujukan

Pengukuran 3 Parameter Status Gizi (BB/U, TB/U, BB/TB)  Satu Kesatuan Utuh
15
Standar Kepmenkes Nomor 1995 Tahun 2010
Bagaimana Menggunakan 3 Parameter Status Gizi Dikaitkan Intervensi?
Membangun Survailans Gizi yang Kuat
Cek BB/U Skrining awal • Setiap Posyandu Punya Alat Ukur BB dan
Panjang Badan
• Buku KIA Cukup (Alat Dx Stunting)
• Normal • Kader yang Kompeten
• Gizi Kurang
• Gizi Buruk PMT Pemulihan
TFC INTERVENSI GIZI
Cek TB/U 1. Pendekatan Lintas
• Normal Sektor Tk Desa
• Pendek PMT dan Stimulasi 2. Lokus kegiatan di
• Sangat Pendek Posyandu
Undernutrisi kronik
3. Pendekatan
Keluarga
(pemberdayaan
Cek BB/TB keluarga)
4. Pelaksana: Kader,
• Normal PKK, Ibu Balita
PMT Pemulihan
• Kurus
• Sangat Kurus Undernutrisi Akut TFC 16
TAHAPAN SURVEILANS GIZI MENGGUNAKAN e-PPGBM
POSYANDU PUSKESMAS KABUPATEN/KOTA PROVINSI PUSAT

PENGUMPULAN PENGUMPULAN DATA


I DATA RUTIN 1. DATA RUTIN PENGUMPULAN DATA:
PENYAJIAN PENYAJIAN
POSYANDU PUSKESMAS LAPORAN FASYANKES
2. PIS-PK  identitas

N, T, 2T ANALISIS N/D, D/S  ANALISIS & ADVOKASI ADVOKASI


Desa, Status Gizi FEEDBACK
Konfirmasi

Apabila 2T PENYAJIAN  Tabel/Peta


rujuk ke PENYAJIAN
Feedback
Puskesmas
II
ADVOKASI
ADVOKASI

IMPLEMENTASI KEPUTUSAN
IMPLEMENTASI KEPUTUSAN/  KEBIJAKAN
KEPUTUSAN/KEBIJAKAN KEBIJAKAN  PERENCANAAN

INTERVENSI 17
Tahapan
Surveilans Gizi – ePPGBM

18
TAHAPAN I
POSYANDU PUSKESMAS KABUPATEN/KOTA PROVINSI PUSAT

PENGUMPULAN PENGUMPULAN DATA


DATA RUTIN 1. DATA RUTIN PENGUMPULAN DATA:
POSYANDU LAPORAN FASYANKES PENYAJIAN PENYAJIAN
PUSKESMAS
2. PIS-PK  identitas

Input Data Pengumpulan Data Rutin Posyandu


ePPGBM
Offline / Online

Posyandu

Kader dan Tenaga Register 19


Kesehatan Posyandu/SIP
TAHAPAN I
POSYANDU PUSKESMAS KABUPATEN/KOTA PROVINSI PUSAT

PENGUMPULAN PENGUMPULAN DATA


DATA RUTIN 1. DATA RUTIN PENGUMPULAN DATA:
POSYANDU LAPORAN FASYANKES PENYAJIAN PENYAJIAN
PUSKESMAS
2. PIS-PK  identitas

Sistem Peringatan
Deteksi Dini Balita
Yang memerlukan
penanganan
khusus berdasar
indeks BBU, TBU
dan BBTB
20
TAHAPAN II

N, T, 2T ANALISIS N/D, D/S  ANALISIS & ADVOKASI ADVOKASI


Desa, Status Gizi FEEDBACK
Konfirmasi

Apabila 2T PENYAJIAN  Tabel/Peta


rujuk ke PENYAJIAN
Feedback
Puskesmas
ADVOKASI
ADVOKASI

IMPLEMENTASI KEPUTUSAN
IMPLEMENTASI KEPUTUSAN/  KEBIJAKAN
KEPUTUSAN/KEBIJAKAN KEBIJAKAN  PERENCANAAN

INTERVENSI

21
TAHAPAN II

N, T, 2T ANALISIS N/D, D/S  ANALISIS & ADVOKASI ADVOKASI


Desa, Status Gizi FEEDBACK
Konfirmasi

Apabila 2T PENYAJIAN  Tabel/Peta


rujuk ke PENYAJIAN
Feedback
Puskesmas
ADVOKASI
ADVOKASI

IMPLEMENTASI KEPUTUSAN
IMPLEMENTASI KEPUTUSAN/  KEBIJAKAN
KEPUTUSAN/KEBIJAKAN KEBIJAKAN  PERENCANAAN

INTERVENSI

22
TAHAPAN II

N, T, 2T ANALISIS N/D, D/S  ANALISIS & ADVOKASI ADVOKASI


Desa, Status Gizi FEEDBACK
Konfirmasi

Apabila 2T PENYAJIAN  Tabel/Peta


rujuk ke PENYAJIAN
Feedback
Puskesmas
ADVOKASI
ADVOKASI

IMPLEMENTASI KEPUTUSAN
IMPLEMENTASI KEPUTUSAN/  KEBIJAKAN
KEPUTUSAN/KEBIJAKAN KEBIJAKAN  PERENCANAAN

INTERVENSI

23
TANTANGAN
• Belum lengkapnya Data Individu di Posyandu maupun Puskesmas
• Belum Semua Puskesmas Memiliki Jaringan Internet
• Terbatasnya tenaga kesehatan (Gizi) di Puskesmas terhadap perkembangan
Teknologi Informasi
• Frekuensi akses terhadap Server yang “Overload” sehingga memperlambat
proses entry data

SOLUSI
• Dukcapil memfasilitasi Balita yang belum memiliki NIK (Kemendagri)
• Pemenuhan Akses Internet di Seluruh Kecamatan atau Puskesmas (Kominfo)
• Menggunakan Data Kohort yang ada di Puskesmas
• Pemenuhan Tenaga menggunakan Dana BOK Puskesmas (4 tenaga Kontrak)
• Menyediakan Aplikasi ePPGBM versi OFFLINE  bisa digunakan di Puskesmas tanpa
tergantung koneksi internet
• Memperbesar Kapasitas Server untuk penyimpanan/manajemen database Surveilans Gizi
Hasil Tahapan I  Asesmen
Input Data melalui ePPGBM

25
Balita Kurus Balita Berat
Baduta
Individu yang perlu Penanganan Khusus Stunting
dan Sangat Badan Sangat
Kurus Kurang
(TB/U)
(BB/TB (BB/U)

Total JUMLAH BALITA yang masuk sebanyak 4.75182.116 Balita dari


23.729.583 (sasaran Proyeksi BPS) atau baru 17,6% dari sasaran Proyeksi.
(Data masuk per 23 November 2018)
Dari 4.182.116 Balita sebanyak 3.139.615 yang melakukan pengukuran
(Berat Badan, Tinggi Badan dan Umur),
terdapat 761.837 (by Name by Address)
Balita Stunting
26
27
28
HASIL ENTRY DATA BALITA PER TGL 29 NOV 2018
No Kab/Kota HASIL ENTRY SASARAN %
% 5609
Kepulauan Mentawai 11.861 47,29
2 26012
Pesisir Selatan 45.992 56,56
3 17849
Solok 38.078 46,87
4 19851
Sijunjung 26.162 75,88
5 20859
Tanah Datar 30.984 67,32
6 34982
Padang Pariaman 39.867 87,75
7 28778
Agam 46.536 61,84
8 19727
Lima Puluh Kota 37.637 52,41
9 23445
Pasaman 31.547 74,32
10 9018
Solok Selatan 18.301 49,28
11 23096
Dharmas Raya 26.889 85,89
12 31693
Pasaman Barat 51.666 61,34
13 23300
Kota Padang 81.473 28,60
14 7500
Kota Solok 7.180 104,46
29
15 5318
Analisa

30
Implementasi Surveilans Gizi di Puskesmas
Input Antropometri Analysis nutritional status by
1 Data from
POSYANDU :
the system
U
• Age 2 p validation and
• Weight
• Height
d confirmation 3
Kader/TPG
a
t 4
e

D
a INFORMED POLICY FOR
t NUTRITION
INTERVENTION
a

Spesific Sensitive
Intervention Intervention

5
31
Balita Kurus Balita Berat
Baduta
Individu yang perlu Penanganan Khusus Stunting
dan Sangat Badan Sangat
Kurus Kurang
(TB/U)
(BB/TB (BB/U)

32
33
34
Baduta Stunting : 18.234 Usia >2 Th Stunting : 42.565
Intervensi Spesifik Intervensi Sensitif
CEGAH STUNTING PENANGANAN STUNTING 35
Status Gizi Balita Menurut TB/U (Pendek dan Sangat Pendek) provinsiSumatera
Barat (29 Nov 2018)
8000

7000

6000

5000
4449 4601
4000
3294 4098 3357
3197 3481 3317
3000 3244
2685
2000
1416
807 2492 2433 1306 1235
1000 1842 2044 1714 1693 798 1838
1499 1255 1450 874
915 726 696
729 459 350 618 467
0 218 17
6 230
I I
W
A
T AN L OK U NG T AR AN AM O TA AN T AN AYA R AT
ANG L OK N TO ANG GG B UH AN
TA LA SO J A M G K M A R A SO J I N M
SE
N D IA A H SA EL AS B AD LU AN TT UM IA
EN B I JU H AR AB U A S M N P T A H P I K AR
R KA S A P K L P
OK AR
A TA A
NG
K
YA P
N
M
SISI A B T AN N G PU KA B L H S AM
KO KO A W A BU PA T A
A PE K A SO D S TA
AU B AB ADA L IM B B PA T A PAD O TA KO
L A K P A KA B O A K K O
PU K
AB KA
B K KA K
OT
KE K K
B
KA

Sangat Pendek Pendek

36
Aksi

37
CONTOH INTERVENSI BALITA

38
Contoh Balita di Desa Tangkil – Kecamatan Caringin – Kab. Bogor

INTERVENSI SPESIFIK

Dasar untuk Intervensi Sensitif

39
Action (tindakan)

• Rangkaian kegiatan yang terdiri dari validasi kasus yang


ditemukan baik yang gizi buruk, sangat kurus, maupun
sangat pendek, dan intervensi yang dilakukan.
• Berdasarkan data status gizi balita kurus yang
ditampilkan dalam aplikasi e-PPGBM, kemudian
dilakukan verifikasi atau pengukuran ulang Tinggi Badan
dan Berat Badan Balita di rumah balita
• Pemberian makanan tambahan (biskuit) untuk balita
kurus.
40
Verifikasi Panjang Badan dan Berat
Badan

41
Pemberian Makanan Tambahan (Biskuit)

42
Kondisi Jamban/WC dan Air Bersih

43
FAKTOR YANG BERKONTRIBUSI TERHADAP STUNTING DARI LINTAS SEKTOR
JK STATUS GIZI PENYAKIT
TANGGAL AKSES AIR BERSIH KEPEMILIKAN JKN STATUS MEROKOK STATUS IMUNISASI INTERVENSI JAMBAN SEHAT
NO NAMA BALITA ALAMAT ASUPAN PENYERTA
LAHIR LK PR BB/U TB/U BB/TB
ADA TDK ADA TDK YA TDK ADA TDK LKP BLM SDH BLM YA TDK
RISKA
1 19/05/2016 KP.TALANG V G BRK SGT PDK SGT KRS V V V V V V V V
RAMADHANI
RUMANA
2 15/07/2015 KP. TMPG V G BRK SGT PDK SGT KRS V V V V V V V
FITRIA
DELFIS
3 9/10/2016 BIDUAK V G BRK SGT PDK SGT KRS V V V V V V V V
NOFRIADI
M. HAFIZ
4 9/3/2013 S. HITAM V G BRK SGT PDK SGT KRS V V V V V V V V
RAHMAN
5 BY. LIANIS 4/3/2017 PD. LAWEH V G BRK PENDEK SGT KRS V V V V V V V V
6 AYU SASMITA 29/12/2012 BIDUAK V G BRK NORMAL SGT KRS V V V V V V V V
7 E1AN RINALDI 5/10/2013 PD LAWEH V G BRK NORMAL SGT KRS V V V V V V V V
8 SILMI AFIKA 24/08/2013 PD. LAWEH V G BRK NORMAL SGT KRS V V V V V V V V
9 M. FATIH 24/01/2015 KP.TMPG V G BRK SGT PDK NORMAL V V V V V V V V
MALIK
10 2/12/2014 KP.CANIAGO V G BRK PDK SGT KRS V V V V V V V V
SYAHRUDIN
SULTANUL
11 5/6/2014 PASAR V G BRK SGT PDK NORMAL V V V V V V V V
AZIM
12 M. HAIKAL 2/5/2016 PD. BARU V G BRK SGT PDK KURUS V V V V V V V
SHI1A
13 19/01/2013 PD. LAWEH V G BRK SGT PDK NORMAL V V V V V V V
ADMANOKA
ZIDANE
14 4/28/2014 TJ. ALAI V G BRK SGT PDK SGT KRS V V V V V V V V
ALFATY
15 FAJAR 14/12/2012 KP. BARU V G BRK NORMAL SGT KRS X V V V V V V V
RENO
16 10/2/2015 TJ. ALAI V G BRK SGT PDK NORMAL V V V V V V V V
SAPUTRA
17 IMAM MAHDI 18/09/2015 KP. BARU V G BRK SGT PDK KURUS V V V V V V V V
18 NISA MELANI 11/5/2014 TJ. ALAI V G BRK SGT PDK NORMAL V V V V V V V V
19 ZAHRA 13/06/2013 BIDUAK V G BRK SGT PDK NORMAL V V V V V V V V
LUT1I
20 10/6/2016 TJ. ALAI V G BRK NORMAL SGT KRS V V V V V V V V
RAMADANI 44
MUHAMAD
21 23/02/2015 PD. LAWEH V G BRK SGT PDK KURUS V V V V V V V V
JK STATUS GIZI PENYAKIT
TANGGAL AKSES AIR BERSIH KEPEMILIKAN JKN STATUS MEROKOK STATUS IMUNISASI INTERVENSI JAMBAN SEHAT
NO NAMA BALITA ALAMAT ASUPAN PENYERTA
LAHIR LK PR BB/U TB/U BB/TB
ADA TDK ADA TDK YA TDK ADA TDK LKP BLM SDH BLM YA TDK
MUHAMAD
21 23/02/2015 PD. LAWEH V G BRK SGT PDK KURUS V V V V V V V V
ARI
ALDI
22 13/11/2015 KP. ALAI V G BRK PDK KURUS V V V V V V V V
PRATAMA
AFAN AL
23 28/11/2016 KP. ALAI V G BRK SGT PDK NORMAL V V V V V V V V
RASYID
FARIS
24 12/11/2013 KP. JAMBAK V G BRK SGT PDK NORMAL V V V V V V V V
MAULANA
DEFFAN
25 9/4/2017 PD. LAWEH V G BRK SGT PDK KURUS V V V V V V V V
BILBER G
26 M.ARSYA R 24/06/2015 KP. BLMBING V G BRK NORMAL SGT KRS V V V V V V V V
27 M. RAZIQ 20/10/2013 KP. CANIAGO V G BRK NORMAL SGT KRS V V V V V V V V
28 M. ALFIN 23/08/2013 BIDUAK V G BRK SGT PDK NORMAL V V V V V V V V
INAYA
29 1/10/2014 KP. ALAI V G BRK NORMAL SGT KRS V V V V V V V V
NAZALEA
AKHDAN
30 23/10/2015 KP. ALAI V G BRK PDK KURUS V V V V V V V V
SAPUTRA
31 M. RAYYIS 22/09/2013 PD. BARU V G BRK NORMAL SGT KRS V V V V V V V V
AKBAR DWI
32 2/3/2014 KP. CANIAGO V G BRK NORMAL SGT KRS V V V V V V V V
RISKI
JUMLAH 24 8 32 20 11 12 20 23 7 6 26 16 16 30 2 13 19

Contoh Target Ada 11 Rumah Tangga Dari 32 balita, msh ada 19 Rumah Tangga
Intervensi Sensitif Balita belum memiliki 20 yang belum Balita belum memiliki
dari Lintas Sektor Air Bersih memiliki JKN Jamban Sehat

Intervensi Sensitif diperlukan dalam pencegahan dan


penanggulangan stunting 45
Contoh Kondisi Lingkungan Balita Stunting di Kab Pasaman
Jamban menjadi masalah prioritas termasuk Perilaku Masyarakat

46
Dukungan Pemerintah Melalui
BOK

47
JENIS BAANTUAN OPERASIONAL
KESEHATAN
BOK
KAB/KOTA

BOK UKM BOK


DUKMAN JAMPERSAL BOK OBAT
SEKUNDER STUNTING

AKREDITASI AKREDITASI
AKREDITASI RS
PUSK LABKESDA

48
TUJUAN
Umum
Meningkatkan peran multi sektor dalam Percepatan penurunan
prevalensi stunting

Khusus
1. Terselenggaranya konvergensi, koordinasi dan konsolidasi
perencanaan, penggerakan pelaksanaan percepatan penurunan
prevalensi stunting
2. Terlaksananya intervensi penanganan stunting
3. Terselenggaranyan monitoring dan evaluasi

49
LOKUS 160 KAB/KOTA PENURUNAN STUNTING
2018-2019
NAD
1. Aceh tengah PAPUA BARAT
2. Pidie 1. Tambraw
3. Aceh Timur 2. Sorong Selatan
3. Kab. Manokwari
SULUT
SUMUT 4. Kota Sorong
KALTIM 1. Bolmong Utara
5. Pegunungan
1. Langkat 1. Panajam Paser 2. Bolaang
2. Padang Lawas
KEPRI KALTARA Arfak
Utara Mongondow
3. Gunung Sitoli
1. Natuna
2. Kab. Kutai
1. Malinau SULTENG MALUKU UTARA
2. Lingga 2. Nunukan 1. Halmahera Selatan
4. Nias Utara 1. Banggai
5. Simalungun 2. Parigi 2. Kep. Sula
PAPUA 14. Kab.
Moutong 1. Jayawijaya Pegunungan
KALBAR 2. Tolikara Bintang

1. Ketapang MALUKU 3. Nduga 15. Kab. Yapen


16. Kab. Supiori
RIAU 2. Kab. Sambas 1. Maluku tengah
4.
5.
Lanny Jaya
Intan Jaya 17. Kab.

1. Rokan hulu
3. Kab. Sintang
GORONTALO 2. Seram bagian
6.
7.
Dogiyai
Kab. Nabire
Mamberamo
Raya
18. Kab.
2. Kampar JAMBI 1. Gorontalo Barat
8.
9.
Kab. Biak Numfor
Kab. Paniai Mamberamo

1. Kerinci 2. Boleamo 3. Kep. Aru 10. Kab. Puncak Jaya Tengah

SULBAR 11. Kab. Boven Digoel 19. Kab. Yalimo


3. Pohuwato
BABEL
20. Kab. Puncak
2. Tanjung 12. Kab. Asmat
21. Kab. Deiyai
1. Majene 13. Kab. Yahukimo
Jabung
1. Bangka barat KALTENG 2. Polman
22. Kab. Keerom

Timur 1. Barito
2. Bangka 3. Mamuju
SUMBAR 2.
Timur
Kotawarin 4. Mamasa
1. Pasaman gin Timur
2. Pasaman Barat 3. Kab. SULTRA
3. Solok Kapuas KALSEL 1. Buton
DKI JAKARTA 1. Hulu Sungai 2. Kolaka
1. Kep. Seribu Selatan
BENGKULU JATENG
2. Tanah
1. Kaur 7. Grobogan Bumbu 8. Ngada
1. Cilacap 8. Blora SULSEL
2. Bengkulu 2. Banyumas 9. Manggarai
9. Demak 1. Enrekang
Utara 3. Purbalingga 10. Pemalang JATIM 2. Bone
10. Rotendao
SUMSEL 4. Kebumen 11. Brebes 1. Trenggalek 7. bangkalan 11. Sumba Barat Daya
1. Ogan Komering 5. Wonosobo 12. Pekalongan 2. Malang 8. Sampang NTT 12. Manggarai Timur
Ilir BANTEN 6. Klaten 3. Jember 9. Nganjuk 1. Sumba Barat 13. Sabu Raijua
2. Muara Enim 1. Pandeglang 4. Bondowoso 10. Pamekasan 2. Sumba Timur 14. Kab. Kupang
LAMPUNG 2. Lebak 5. Probolinggo 11.Sumenep 15. Kab. Belu
3. Sumba Tengah
1. Lampung 6. Sumedang 6. Lamongan 12. Kab. Kediri 16. Kab. Flores Timur
4. Alor
Selatan JABAR 7. Bogor NTB 5. Lembata 17. Kab. Sikka
2. Lampung 1. Bandung 8. Tasikmalaya 1. Lombok 18. Kab. Ende
DIY 6. Timor Tengah
Tengah 2. Sukabumi 9. Garut Barat 5. Sumbawa 19. Kab. Manggarai
1. Kulonprogo 2. Lombok 6. Dompu Selatan
3. Lampung Timur 3. Cianjur 10.Kuningan 2. Bantul Timur Barat
7. Kab. Bima 7. Timor Tengah
4. Tanggamus 4. Karawang 11.Sumedang 3. Lombok 8. Sumbawa 20. Kab. Nagekeo
Bali Tengah Utara
5. Cirebon 12.Indramayu 1. Gianyar
barat 21. Malaka
4. Lombok
6. Bandung Barat 13. Majalengka 2. Buleleng Utara

50
PENGGUNAAN BOK STUNTING DI KABUPATEN/KOTA
1. Koordinasi, konvergensi lintas program, lintas Sektor
2. Penyediaan data sasaran program
3. Identifikasi intervensi spesifik dan sensitif
4. Penyusunan Rencana aksi daerah
5. Penguatan, penggerakan pelaksanaan, intervensi spesifik dan sensitive di
desa lokus
6. Monitoring dan evaluasi lintas program dan multi sektor sampai ke
Puskesmas lokus dan desa lokus
7. Pencatatan pelaporan (termasuk dokumentasi) intervensi dan hasil
8. Evaluasi pelaksanaan kegiatan dalam rangka penurunan stunting
9. Orientasi strategi komunikasi perubahan perilaku, PMBA, STBM, KIA
10.Kegiatan lain sesuai kebutuhan daerah 51
JENIS PEMBIAYAAN BOK STUNTING

1. Belanja transport local


2. Belanja perjalanan dinas dalam daerah dan luar daerah
3. Belanja bahan pakai habis
4. Belanja material
5. Belanja makan dan minum
6. Belanja pertemuan
7. Belanja penggandaan dan percetakan
8. Belanja honor pns dan non pns
9. Belanja barang dan jasa lainnya sesuai kebutuhan
52
DAK FISIK
PENUGASAN
STUNTING

53
DAK FISIK PENUGASAN STUNTING 2019

1. PMT BUMIL KEK ada 4 provinsi yang tidak mengusulkan;


2. SANITRIAN KIT diadakan untuk puskesmas di 160 kab/kota lokus
stunting, ada 28 kab/kota yang tidak mengusulkan;
3. CETAKAN JAMBAN diadakan untuk puskesmas 160 kab/kota lokus
stunting,ada 44 kab/kota yang tidak mengusulkan;
4. ANTROPOMETRI KIT diadakan untuk puskesmas di 160 kab/kota lokus,
ada 11 kab/kota yang tidak mengusulkan;
5. KESLING KIT diadakan untuk 160 kab/kota lokus, ada 44 ; kab/kota yang
tidak mengusulkan

54
PENGGUNAAN DI PUSKESMAS

1. Program Indonesia Sehat melalui PENDEKATAN KELUARGA


2. UKM esensial dan UKM pengembangan termasuk pendukung
kegiatan, pemberdayaan masyarakat, dan kerjasama lintas sektor
3. Pelaksanaan Fungsi MANAJEMEN PUSKESMAS (P1,P2 dan P3 )
4. Dukungan operasional UKM yang dilaksanakan oleh Tim
NUSANTARA SEHAT  Pelayanan kesehatan keluar gedung;dan
sewa rumah tinggal
5. Kegiatan untuk mewujudkan desa STBM; dan

55
PENGGUNAAN DI PUSKESMAS

6. Kegiatan UKM lainnya untuk Stunting, Eliminasi , Eradikasi, Pembasmian


Penyakit tertentu di wilayah Lokus yang telah ditetapkan
7. Dukungan Operasional Surveilance terpadu Gizi, KIA, penyakit menular
8. Dukungan Penyediaan PMT pemulihan local
9. Dukungan Perubahan Perilaku antaralain edukasi PMBA dan Ibu Hamil,
pemicuan STBM
10. Dukungan Kegiatan Orientasi Kader Posyandu, Posbindu, Pos UKK, Poskestren
11. Penyediaan tenaga dengan perjanjian kerja t.a promosi
kesehatan/Kesling/Gizi/Kesmas lainnya/pembantu Pengelola keuangan
maksimal 4 tenaga kontrak

56
JENIS PEMBIAYAAN BOK PUSKESMAS
YANG BOLEH TIDAK BOLEH
1. Belanja Transport petugas kesehatan dan
kader serta lintas sektor 1. Belanja Modal,
2. Belanja Perjalanan dinas dalam dan luar 2. Kegiatan kuratif dan
daerah
rehabilitative,
3. Belanja bahan pakai habis
4. Belanja material pendukung kegiatan 3. Pengadaan obat, vaksin,
5. Belanja pencetakan dan penggandaan alat kesehatan,
6. Belanja makan dan minum rapat 4. Retribusi,
7. Belanja kegiatan pertemuaan
5. Pemeliharaan bangunan,
8. Belanja honor
kendaraan,
9. Belanja barang dan jasa lainnya yang
dibutuhkan sesuai perturan yang berlaku ( 6. Sarana dan prasarana
contoh iuran JKN, jasa pengiriman dll )

57
PENGGUNAAN UKM SEKUNDER
DI DINAS KESEHATAN KABUPATEN/ KOTA
1. Penguatan dan percepatan pelaksanaan Program Indonesia Sehat dengan pendekatan keluarga
(PIS_PK)
2. Rujukan pengujian sample kesehatan masyarakat (Ketika UKM Primer tidak mampu melakukan
pemeriksaan baik dalam tenaga, sarana prasarana maupun teknologi) termasuk yang
dilaksanakan oleh Balai Kesehatan Masyarakat sebagai UPT Dinas Kesehatan Kabupaten dan
kota
3. Fasilitasi tenaga, prasarana, dan teknologi dukungan UKM ke Puskesmas
4. Pembinaan dan Bimbingan Teknis terpadu UKM Primer termasuk menghadiri kegiatan
lokakarya mini Puskesmas
5. Kampanye, sosialisasi, advokasi perilaku hidup sehat di tingkat kabupaten/kota dan
pemberdayaan masyarakat
6. Penyediaan tenaga kontrak sebagai fasilitator STBM kabupaten dan dukungan operasionalnya
7. Koordinasi Terpadu lintas program/lintas sektor bidang kesehatan termasuk dengan Puskesmas

58
Peran Lintas Sektor

59
PERAN LINTAS SEKTOR DALAM KAMPUNG GIZI MENUJU KONVERGENSI(1)
No Sektor Sasaran Intervensi Pelaksana
1 Remaja Putri Kesehatan reproduksi remaja Nakes Puskesmas dan
Pemberian Tablet Besi (TTD) SBH
Calon Pengantin Edukasi calon pengantin (program TANCAP) Nakes Puskesmas dan
Imunisasi KUA
Ibu Hamil ANC lengkap (deteksi faktor risiko, Buku KIA) Bidan, Kader, PKK,
Imunisasi Bumil
Edukasi Gizi (Kelas Bumil)
PMT Bumil (Pemanfaataan makanan lokal untuk ISI
PIRINGKU)
Ibu Menyusui (0-6 bln); Inisiasi Menyusui Dini (IMD) Bidan, Kader, PKK, Ibu
Kesehatan Bayi 0-6 bln ASI Eksklusif Menyusui
Pemantauan Status Gizi (BB/U, TB/U, BB/TB)
Imunisasi
PMT Ibu Menyusui (Pemanfaatan makanan lokal
untuk ISI PIRINGKU)
Ibu Menyusuai (7bln – ASI Bidan, Kader, PKK, Ibu
24 bln); Bayi 7-24 bln Makanan Pendamping ASI Menyusui
Pemantauan Status Gizi (BB/U, TB/U, BB/TB)
Imunisasi
Stimulasi Tumbuh Kembang
PMT Ibu Menyusui (Pemanfaatan makanan lokal
untuk ISI PIRINGKU)

60
PERAN LINTAS SEKTOR DALAM KAMPUNG GIZI MENUJU KONVERGENSI(2)
No Sektor Sasaran Intervensi Pelaksana
1 Kesehatan Balita (25 bln- 60 bln) Pemantauan Status Gizi (BB/U, TB/U, BB/TB) Kader Kesehatan,
(Lanjutan) Capsul Vitamin A Bidan
PMT Penyuluhan
Stimulasi Tumbuh kembang
2 Kemen Dikbud Balita (3th-6 th) PAUD Kader PAUD
3 BKKBN Pasangan Usia Subur Perencanaan kehamilan (kontrasepsi), Program PLKB, Bidan
Kampung KB
3 Kemensos Keluarga dengan Ibu Program Keluarga Harapan (PKH) Kader PKH
Hamil dan Balita Raskin
4 Kemenag Calon Pengantin Persyaratan catin, Edukasi Calon Pengantin KUA, Bidan
5 Kemen PUPR Pada Level Desa Akses jalan, Listrik, Sarana Umum
Pada Level Keluarga: Pembangunan Sanitasi dasar dan air bersih PAMSINAS / STBM
Keluarga dg Bumil/Baduta
yang tidak punya sarana
sanitasi dan air bersih
6 Kementan Keluarga dengan Ibu Pengembangan KRPL (Kawasan Rumah Pangan Penyuluah Pertanian
Hamil dan Balita Lestari): Pemberian bibit tanaman, ikan, ayam, Lapangan (PPL)
dll

61
PERAN LINTAS SEKTOR DALAM KAMPUNG GIZI MENUJU KONVERGENSI(3)
No Sektor Sasaran Intervensi Pelaksana
7 Kemen KP Level desa Kampanye Makan Ikan KKP
Level Keluarga Pemberian Bibit Ikan KKP
Keluarga dengan Bumil
dan Balita
8 Kemen KUKM Level Desa Pengembangan Usaha di Tk Desa
Level Keluarga Diikutkan dalam program peningkatan Kemen KUKM
Keluarga dengan Bumil ekonomi
dan Balita
9 Kemendes Level Desa Peningkatan Alokasi Dana Desa untuk
Kesehatan Kemendes, Kepala
Level Posyandu Menunjang kegiatan kader (transport kader, Desa
makanan lokal, dll)
10 Organisasi Level Desa Membantu sosialisasi, edukasi, dan Bupati, Camat, Kepala
Kemasyarakatan/ penggerakan Desa
Keagamaan
11 Swasta (CSR) Level Posyandu Bantuan untuk PMT Bumil dan Balita Kemen Perindustrian

62
63
64
KUNCI:
Dana PKH • Integrasi Lokus (Desa)
BOK BKKBN: Kemensos: • Integrasi Sasaran
Kemkes: Kampung KB Program Keluarga (Keluarga Bumil dan
Intervensi Spesifik Harapan Balita)
dan PMT
Kemenag:
Program Catin
Pola Asuh Balita

Asupan Makanan
Ormas: KUKM:

Survailans Gizi
Kampanye, Edukasi Usaha UKM

Dana Desa
Dana CSR Kemendes:
Perusahaan: Bantuan Kegiatan
CSR bantuan PMT Posyandu
Ketahanan Pangan Keluarga
Dana Bedah Rmh, Lumbung Pangan Desa Dana Bibit Ikan
Sanitasi
Dana KRPL KKP:
PUPR: Kampanye Makan
Bedah Rumah, Kementan:
PAMSINAS, STBM Kawasan Rumah Ikan
Pangan Lestari

65
Penutup

66
Stunted Growth (syst rev WHO)

Faktor Ibu hamil Intake zat gizi (Ibu dan Baduta) Infeksi Faktor lingkungan
dan pola asuh
• Under-nutrisi masa • Infeksi saluran
Kualitas pangan Praktik feeding ASI cerna (diare, • Stimulasi bayi
remaja, kehamilan, • Infrequent amoebiasis, dan balita yg
dan laktasi • Rendahnya intake • Tidak ASI
micronutrient (Vit feeding ekslusif kecacingan) kurang
• Ibu pendek (<150 • Pola asuh yg
• Inadequate • Tidak Inisiasi • Infeksi saluran
cm) dan mineral)
LUA
feeding (selama Menyusui Dini
E RGA nafas (ISPA, jelek
K
• Infeki pd Ibu • Buruknya
• Kehamilan remaja keragaman
IBU
dan setelah
DA
(IMD)N pneumonia) • Sanitasi yg jelek
• Gangguan mental pangan dan
C I : PE R AN sakit) • Malaria • Ketahanan

KUN
pada Ibu sumber protein • Kekurangan • HIV/AIDS pangan keluarga
• IUGR dan kelahiran hewani intake • TB yg jelek
• Taboo makanan (kuantitas dan • Pendidikan Ibu/
premature kualitas) • Infeksi yg
• Jarak anak yg • Kekurangan menurunkan pengasuh yg
pendek kecukupan energi nafsu makan rendah
• Hipertensi
(eclampsia)

Ekonomi Akses kes Pendidikan Infrastruktur


S S EKTO R Budaya
Sist. pangan Lingk.
• Pemberdayaan • Akses •
A N
Jalan
L I NTA • Norma/
• Pertanian • Perumahan
R
• Akses
ekonomi • Yankes
U

N C I :
Kualitas
P E
guru • Listrik • Food safety • Air bersih
kepercayaan
keluarga
• Akses modal
bermutuK • Komunikasi
• Bencana
• Status wanita
• Iklim 67
AKTOR KUNCI:
1. IBU dan KELUARGA
2. KADER KESEHATAN DAN
PKK
3. KEPALA DESA (LS)
4. CAMAT (LS)
5. BUPATI (LS)

A N
U P
H ID
K E )
M A AS
TA EM
E R E
I P IO D
A R ER
0 H (P
10 0
68
TERIMA KASIH

69

Anda mungkin juga menyukai