NIM : P07120018056
TINGKAT : 2.2 / DIII
7. Penyimpanan vaksin
Vaksin ditempatkan pada chold chain pada temperatur 2-8 derajat celcius dan tidak
membeku
8. Imunisasi anjuran
A Imunisasi MMR ( Measles Mumps dan Rubella)
B Imunisasi HiB (Haemophilus influenza Type B)
C Imunisasi thipus abdominalis →untuk mencegah penyakit thipus.
D Imunisasi varicella →untuk mencegah penyakit cacar air
E Imunisasi Hepatitis A
F Kombinasi DPT- Hepatitis B
G Kombinasi Hib- DPT
H Influenza ( virus Influenza A dan B)
9. Persiapan pemberian vaksin
1. Cuci tangan dengan antiseptik
2. Baca nama vaksin, tanggal kadaluwarsa,
3. Teliti kondisi vaksin apakah masih layak : warna indikator VVM,
4. Kocok : penggumpalan, perubahan warna
5. Alat suntik : sekali pakai
6. Encerkan dan ambil vaksin sebanyak dosis
7. Ukuran jarum : ketebalan otot bayi / anak
8. Pasang dropper polio dengan benar
10. Jadwal Imunisasi
1. Hepatitis B : HB diberikan dalam waktu 12 jam setelah lahir, dilanjutkan pada umur
1 dan 3 - 6 bulan. Interval dosis minimal 4 minggu.
2. Polio : Polio-0 diberikan pada saat kunjungan pertama. Untuk bayi yang lahirdi
RB/RS OPV diberikan pada saat bayi dipulangkan (untuk menghindari transmisi
virus vaksin kepada bayi lain).
3. BCG : Diberikan sejak lahir. Apabila umur > 3 bulan harus dilakukan uji tuberkulin
terlebih dulu, BCG diberikan apabila uji tuberkulin negatif.
4. DTP : Diberikan pada umur ≥ 6 minggu, DTwP atau secara kombinasi dengan Hep
B atau Hib. Ulangan DTP umur 18 bulan dan 5 tahun. Umur 12 tahun mendapat TT
pada program BIAS SD kelas VI.
5. Hib : Diberikan mulai umur 2 bulan dengan interval 2 bulan. Diberikan terpisah atau
kombinasi.
6. Campak : Campak-1 umur 9 bulan, campak-2 diberikan pada program BIAS pada
SD kelas 1, umur 6 tahun.