Disusun Oleh :
Anggie Widya Pratama
(17007)
2. Teori Sosiologis
Teori psikososialogis memusatkan perhatian pada perubahan sikap dan
perilaku yang menyertai peningkatan usia, sebagai lawan dari implikasi
biologi pada kerusakan anatomis. Untuk tujuan pembahasan ini, perubahan
sosiologis atau nonfisik dikombinasikan dengan perubahan psikologis.
Masing-masing individu, muda, setengah baya, atau tua adalah unik dan
memiliki pengalaman, melalui serangkaian kejadian dalam kehidupan, dan
melalui banyak peristiwa. Salama 40 tahun terakhir, beberapa teori telah
berupaya untuk menggambarkan bagaimana perilaku dan sikap pada awal
tahap kehidupan dapat memengaruhi reaksi manusia sepanjang tahap akhir
hidupnya. Pekerjaan ini disebut proses “penuaan yang sukses” contoh dari
teori ini termasuk teori kepribadian.
a. Aktivitas atau Kegiatan (Activity Theory)
Seseorang yang dimasa mudanya aktif dan terus memelihara keaktifannya
setelah menua. Sense of integrity yang dibangun dimasa mudanya tetap
terpelihara sampai tua. Teori ini menyatakan bahwa pada lanjut usia yang
sukses adalah meraka yang aktif dan ikut banyak dalam kegiatan sosial
(Azizah, 2011).
1) Ketentuan akan meningkatnya pada penurunan jumlah kegiatan secara
langsung. Teori ini menyatakan bahwa pada lanjut usia yang sukses
adalah mereka yang aktif dan ikut banyak dalam kegiatan sosial.
2) Ukuran optimum (pola hidup) dilanjutkan pada cara hidup dari lanjut
usia.
3) Mempertahankan hubungan antara system sosial dan individu agar
tetap stabil dari usia pertengahan ke lanjut usia.
b. Teori Kepribadian Berlanjut (Continuity Theory)
Dasar kepribadian atau tingkah laku tidak berubah pada lanjut usia. Teori
ini merupakan gabungan dari teori di atas. Pada teori ini menyatakan
bahwa perubahan yang terjadi pada seseorang yang lanjut usia dipengaruhi
oleh tipe personality yang dimiliknya.
c. Teori Pembebasan (Didengagement Theory)
Putusnya pergaulan atau hubungan dengan masyarakat dan kemunduran
individu oleh Cummning dan Henry 1961. Teori ini menyatakan bahwa
dengan bertambahnya usia, seseorang secara berangsur-angsur mulai
melepasuikan diri dari kehidupan sosialnya atau menarik diri dari
pergaulan sekitarnya. Keadaan ini mengakibatkan interaksi sosial lanjut
usia menurun, baik secara kualitas maupun kuantitas sehingga sering
terjadi kehilangan ganda (Triple Loss), yakni:
1) Kehilangan peran (Loss of Role)
2) Hambatan kontak sosial (Restrastion of Contacts and Relation Ships)
3) Berkurangnya komitmen (Reuced Commitment to Social Mores and
Values).
Terdapat beberapa teori dalam teori biologi menurut Barbara Cole Donlon
a. Teori Genetika
Teori sebab – akibat menjelaskan bahwa penuaan terutama dipengaruhi
oleh pembentukan gen dan dampak lingkungan pada pembentukan kode
genetik. Menurut teori genetika, penuaan adalah suatu proses yang secara
tidak sadar diwariskan yang berjalan dari waktu ke waktu untuk merubah
sel atau struktur jaringan. Dengan kata lain, perubahan rentang hidup dan
panjang usia telah ditentukan sebelumnya. Teori genetika terdiri dari teori
asam deoksiribonukleat (DNA), teori ketepatan dan kesalahan, mutasi
somatik, dan teori glokoge
b. Teori Wear-And-Tear (Dipakai dan Rusak)
Teori Wear-And-Tear (Dipakai dan Rusak) mengusulkan bahwa
akumulasi sampah metabolik atau zat nutrisi dapat merusak sintesis DNA,
sehingga mendorong malfungsi molekuler dan akhirnya malfungsi organ
tubuh. Pendukung teori ini percaya bahwa tubuh akan mengalami
kerusakan berdasarkan suatu jadwal. Radikal bebas adalah contoh dari
produk sampah metabolime yang menyebabkan kerusakan ketika
akumulasi terjadi
c. Teori Imunitas
Teori imunitas menggambarkan suatu kemunduran dalam sistem imun
yang berhubungan dengan penuaan. Ketika orang bertambah tua,
pertahanan mereka terhadap organisme asing mengalami penurunan,
sehingga mereka lebih rentan untuk menderita berbagai penyakit seperti
kanker dan infeksi.
2. Teori Psikogis
Teori psikologis memusatkan perhatian pada perubahan sikap dan perilaku
yang menyertai peningkatan usia, sebagai lawan dari implikasi biologi pada
kerusakan anatomis. Untuk tujuan pembahasan ini, perubahan sosiologis atau
nonfisik dikombinasikan dengan perubahan psikologis.
a. Teori Kepribadian
b. Teori Tugas perkembangan
c. Teori Disengagement
d. Teori Aktivitas
e. Teori Kontinuitas
Kesimpilan :
Menua (aging) adalah proses menghilangnya secara perlahan-lahan
kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri/ mengganti diri dan
mempertahankan struktur dan fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan
terhadap jejas (termasuk infeksi) dan memperbaiki kerusakan yang
diderita (Constantinides, 1994). Proses penuaan dapat ditinjau dari aspek biologis,
sosial dan psikologik. Teori-teori biologik sosial dan fungsional telah ditemukan
untuk menjelaskan dan mendukung berbagai definisi mengenai proses menua.
Dan pendekatan multi disiplin mengenai teori penuaan, perawat harus memiliki
kemampuan untuk mensintesa berbagai teori tersebut dan menerapkannya secara
total pada lingkungan perawatan klien usia lanjut termasuk aspek fisik,
mental/emosional dan aspek-aspek sosial. Dengan demikian pendekatan eklektik
akan menghasilkan dasar yang baik saat merencanakan suatu asuhan keperawatan
berkualitas pada klien lansia.
Teori biologis mencoba untuk menjelaskan proses fisik penuaan, termasuk
perubahan fungsi dan struktur, pengembangan, panjang usia dan kematian.
Perubahan-perubahan dalam tubuh termasuk perubahan molekular dan seluler
dalam sistem organ utama dan kemampuan tubuh untuk berfungsi secara adekuat
dan melawan penyakit. Sedangkan, Teori psikososialogis memusatkan perhatian
pada perubahan sikap dan perilaku yang menyertai peningkatan usia, sebagai
lawan dari implikasi biologi pada kerusakan anatomis. Untuk tujuan pembahasan
ini, perubahan sosiologis atau nonfisik dikombinasikan dengan perubahan
psikologis.