BAB III
PRODUK PERUSAHAAN
Obat, merupakan zat atau bahan yang digunakan untuk permasalahan kesehatan
masyarakat antara lain digunakan untuk menyembuhkan penyakit dan mencegah
komplikasi atau kecacatan akibat suatu penyakit. Obat juga merupakan zat atau
bahan yang dapat menyebabkan kerugian pada orang yang menggunakan secara
tidak bijak. Secara umum, obat terbagi menjadi dua yaitu obat paten dan obat generik
(Putra, 2012). Obat Sirup adalah sediaan pekat dalam air dari gula atau pengganti
gula yang terdiri dari bahan obat dengan atau tanpa bahan tambahan. Dalam
Farmakope Indonesia Edisi III, Obat Sirup diartikan sebagai sediaan obat cair dalam
bentuk larutan yang mengandung sakarosa, Kecuali dinyatakan lain, kadar sakarosa,
C12H22O11, tidak kurang dari 64% dan tidak lebih dari 66%. Obat Sirup ditujukan
untuk pemakaian secara oral (melalui mulut). Umumnya setiap Obat Sirup
mengandung gula atau zat pengganti gula, paling sering adalah sukrosa dengan kadar
64 – 66 %. Sirup bagus untuk pasien dengan keadaan sulit menelan. Obat Sirup
sering diberikan kepada anak agar anak tersebut patuh minum obat, karena obat sirup
memiliki rasa yang enak dan warna yang menarik.
Kebijakan Pemerintah terhadap peningkatan akses obat telah ditetapkan antara lain
dalam Undang-Undang No.36 tahun 2009 tentang Kesehatan, Indonesia Sehat 2010,
Sistem Kesehatan Nasional (SKN) dan Kebijakan Obat Nasional (KONAS). Dalam
upaya pelayanan kesehatan, ketersediaan obat dalam jenis yang lengkap, jumlah
yang cukup, terjamin khasiatnya, aman, efektif dan bermutu dengan harga terjangkau
serta mudah diakses adalah sasaran yang harus dicapai. Salah satu tujuan KONAS
yang tertuang dalam Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 189/Menkes/SK/III/2006
adalah menjamin ketersediaan, pemerataan dan keterjangkauan obat terutama obat
esensial dengan ruang lingkup yang mencakup pembiayaan, ketersediaan serta
pemerataan obat bagi masyarakat. Akses masyarakat terhadap obat esensial
dipengaruhi oleh empat faktor utama, yaitu: penggunaan obat rasional, harga yang
terjangkau, pembiayaan yang berkelanjutan dan sistem pelayanan kesehatan serta
suplai yang dapat menjamin ketersediaan, pemerataan dan keterjangkauan
(Ditjenbinfar dan Alkes, 2011).
Obat paten hanya diproduksi oleh pabrik yang memiliki hak paten sehingga
umumnya dijual dengan harga yang tinggi karena tidak ada kompetisi. Hal ini
biasanya untuk menutupi biaya penelitian dan pengembangan obat tersebut serta
biaya promosi yang tidak sedikit. Setelah habis masa patennya, obat tersebut dapat
diproduksi oleh semua industri farmasi. Obat inilah yang disebut obat generik. Setiap
pabrik memberi nama sendiri sebagai merek dagang. Obat ini di Indonesia dikenal
dengan nama obat generik bermerek atau branded (Kemenkes RI, 2013).
Pada prinsipnya, tidak ada perbedaan dalam hal mutu, khasiat dan keamanan antara
obat generik dengan obat bermerek maupun obat paten dengan kandungan zat aktif
yang sama karena produksi obat generik juga menerapkan Cara Produksi Obat yang
Baik (CPOB), seperti halnya obat bermerek maupun obat paten. Selain itu,
pemerintah mempersyaratkan uji bioavailabilitas dan bioekivalensi obat generik
untuk menyetarakan khasiatnya dengan obat patennya.Namun masyarakat masih
memandang sebelah mata obat generik padahal kualitas dan keamanannya setara
dengan obat bermerek dan obat paten (Kemenkes RI, 2013).
No : 05
Hal : Kontrak Kerja PT Ephuri Pharma
Lampiran :-
Pimpinan Produksi
Anjas Hendrawan,
S.Farm.,Apt ,M.B.A
Dezh Nahda Athiyya, S.E, Arrum Wardina, S. Farm., Mariska Febriani, S. Farm.,
MM. Apt Apt
Tim Design I Tim Design II
BAB IV
PERANCANGAN PRODUK
Untuk memenuhi kualitas produk sesuai terget pada perancangan ini, maka mekanisme
pembuatan sirup dirancang berdasarkan variabel utama yaitu : spesifikasi produk, spesifikasi
bahan baku, spesifikasi bahan pembantu, dan pengendalian kualitas
Pengendalian Produksi
Beberapa alat kontrol yang dijalankan yaitu kontrol terhadap kondisi operasi baik tekanan
maupun temperatur. Alat kontrol yang harus diset pada kondisi tertentu antara lain :
1. Level Controller
Merupakan alat yang dipasang pada bagian atas tangki. Jika belum sesuai dengan
kondisi yang ditetapkan, level yang terukur akan dicocokkan dengan set point bila belum
sesuai maka suhu tersebut akan dikoreksi sampai diperoleh level yang diinginkan.
2. Flow Controller
Merupakan alat yang dipasang pada aliran bahan baku, aliran masuk dan alirn kealuar
proses.
3. Temperature Controller
Merupakan alat yang dipasang di dalam setiap alat proses. Temperatur yang terukur akan
dicocokkan dengan set point bila belum sesuai maka suhu tersebut akan dikoreksi sampai
diperoleh temperatur yang diinginkan.
4. Pressure Controller
Merupakan alat yang dipasang pada alat proses untuk mengendalikan tekanan di dalam alat
sesuai dengan kondisi operasi alat tersebut.
Jika pengendalian proses dilakukan terhadap kerja pada suatu harga tertentu supaya dihasilkan
produk yang memenuhi standar, maka pengendalian mutu dilakukan untuk mengetahui apakah
bahan baku dan produk telah sesuai dengan spesifikasi.Setelah perencanaan produksi disusun
dan proses produksi dijalankan perlu adanya pengawasan dan pengendalian produksi agar
proses berjalan dengan baik. Kegiatan proses produksi diharapkan menghasilkan produk yang
mutunya sesuai dengan standar dan jumlah produksi yang sesuai dengan rencana serta waktu
yang tepat sesuai jadwal, untuk itu perlu dilakukan pengendalian produksi sebagai berikut:
2. 2. 1. Pengendalian Kualitas
Penyimpangan kualitas terjadi karena mutu bahan baku tidak baik, kesalahan operasi dan
kerusakan alat. Penyimpangan dapat diketahui dari hasil monitor atau analisa pada bagian
Laboratorium Pemeriksaan. Pengendalian kualitas (Quality Control) pada PT. Eriskafe Medica
Pharma ini meliputi :
a) Pengendalian Kualitas
Bahan BakuPengendalian kualitas dari bahan baku dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana
kualitas bahan baku yang digunakan, apakah sudah sesuai dengan spesifikasi yang ditentukan
untuk proses.
Bahan-bahan pembantu untuk proses pembuatan glukosa kristal di pabrik ini juga perlu
dianalisa untuk mengetahui sifat-sifat fisisnya, apakah sudah sesuai dengan spesifikasi dari
masing-masing bahan untuk membantu kelancaran proses
Untuk menjaga kelancaran proses, maka perlu diadakan pengendalian pengawasan bahan selama
proses berlangsung
e) Pengendalian Kualitas Produk pada Waktu Pemindahan (dari satu tempat ke tempat
lain).
Pengendalian kualitas yang dimaksud disini adalah pengawasan produk sirup kering antibiotic
pada saat akan dipindahkan dari storage ke mobil truk.
2.2.2. Pengendalian Kuantitas
Untuk mencapai kualitas tertentu perlu adanya waktu tertentu pula.Terutama pada reaktor
dan netralizer dimana reaktor mempunyai waktu reaksi19,1758 menit dan pada netralizer
membutuhkan waktu untuk bereaksi selama 30 menit. Untuk mencapai hasil yang maksimal
maka waktu tersebut harus dikendalikan.