Anda di halaman 1dari 19

BAB II

PEMAHAMAN AGAMA ISLAM

Ketika kita dilahirkan, Islam telah berada di tengah kehidupan keluarga. Sejak
dini Islam diperkenalkan melalui sikap dan tingkah laku yang tercermin dari tauladan
(uswah) orang tua. Kemudian kita belajar mengenal agama Islam dalam komunitas
melalui guru ngaji (ustadh) dan proses sosialisasi di lingkungan keluarga serta lembaga
formal dan non formal. Dari sini dapat dimengeri bahwa Islam telah meresap dan
menjadi aktifitas kehidupan, selanjutnya dianggap sebagai sumber dan etika dalam
berperilaku di tengah kehidupan masyarakat serta memposisikan diri menjadi pribadi
yang luhur dan santun.
Sekarang setelah kita dewasa, kita dapat berfikir dan bertanya, apakah sebetulnya
agama Islam itu ?, betulkah ajaran yang telah diberikan orang tua dan disampaikan
melalui lembaga pendidikan (guru, ustadh) merupakan substansi ajaran Islam yang
mampu menjadikan kehidupan sejahtera, damai, aman, penuh kasih sayang, bahagia,
sejahtera dan selamat di dunia dan diakherat ?. Bertitik tolak dari hal tersebut sangatlah
perlu kita belajar tentang falsafah pendidikan Islam atau belajar agama Islam secara
mendalam. Tulisan ini akan berusaha menjelaskan tentang agama, agama Islam, ajaran
dan asas agama Islam, ciri-ciri agama Islam, fungsi agama Islam dan metodologi belajar
Islam.
Dengan tulisan ini diharapkan kita dapat lebih memahami, meyakini dan
menguasai ajaran Islam sehingga dapat meningkatkan keimanan dan ketaqwaan serta
menjadikan nilai-nilai agama Islam sebagai dasar dan landasan kehidupan untuk
menunjang profesionalisme keilmuwan yang telah ditekuni.

Agama
Kata agama berasal dari bahasa Sansekerta, A berarti tidak, Gama berarti buruk,
jadi agama berarti perbuatan baik yang menyangkut keyakinan dan keyakinan atas
kebenaran. Dalam perpustakan dapat dijumpai akar kata agama yakni gam, mendapat
10
awalan dan akhiran a menjadi a-gam-a, bermakna peraturan atau tata cara yang
mengatur hubungan antara manusia. Padanan kata agama didapati pula dalam bahasa
Belanda yaitu religie dan godsdiest, berarti pengabdian kepada Tuhan secara lahir batin.
Sedangkan di bahasa Inggris menyebut kata agama dengan sebutan religion yakni
mendekatkan diri kepada Allah dengan cara beribadah. Adapun dalam bahasa Latin
agama disebut religie, berarti terikat, maksudnya keterikatan manusia untuk mentaati
aturan Allah.
Menurut Maurice Meundelbeum dalam bukunya “Philosophie of Religion”
mengatakan bahwa agama merupakan bentuk pengabdian yang mempunyai ciri khusus
yang dianggap sebagai ibadah formal, yakni ceremony keagamaan. Seperti Islam
mengajarkan tentang sholat, puasa; Agama Kristen mengajarkan tentang sembahyangan
dan sebagainya. Menurut Al-Qur’an agama diartikan ”din” berarti keyakinan akan
kebenaran yang berdasarkan wahyu.
Dari beberapa penjelasan di atas dapat dipahamkan bahwa agama merupakan
aturan yang diyakini kebenarannya yang mengatur hubungan antar manusia, berwujud
pengabdian kepada Tuhan Allah secara lahir batin dalam bentuk ketaatan terhadap
aturan-aturan-Nya, dan ditandai dengan pelaksanaan ibadah formal. Kebenaran dalam
agama Islam ada dua, yakni kebenaran rasional dan irrasional, penjelaannya adalah;
1. Kebenaran rasional adalah kebenaran yang berdasarkan pada pemikiran rasional,
ilmiah, logika, nyata, dan dapat dibuktikan, misalnya; api itu panas, es itu dingin, air
dapat membersihkan tangan, orang yang tidak makan tubuhnya akan lemas, orang
berolah raga badannya akan berkeringat, dan lainnya.
2. Kebenaran irrasional adalah, kebenaran yang berdasarkan kepercayaan/imanen,
misalnya; shalat menyebabkan masuk surga, alam barzah/kubur, ada hari kiamat,
Allah akan membalas segala perbuatan manusia, orang yang sering beribadah shalat
dan bershadaqah akan tenang hatinya, ada surga, ada neraka, dan lainnya.
Agama merupakan realitas yang melingkupi kehidupan manusia dan
sesungguhnya kebutuhan dasar manusia, karena peran agama telah memberikan ajaran
yang mampu dijadikan pedoman dalam aktifitas kehidupan. Peran agama mengajarkan
manusia untuk mengenal Tuhan Allah yang menciptakan langit dan bumi, manusia dan
11
makhluk lainnya, serta alam semesta. Agama lahir dari hasil perenungan atau pemikiran
manusia secara mendalam untuk memikirkan hubungan sebab akibat keberadaan alam
semesta, sampai munculnya sesuatu yang tidak bisa disebabkan lagi (cause prime),
yakni Allah.
Agama lahir berlatar belakang dari hasil penafsiran manusia terhadap fenomena
alam, maka persoalan pokok-pokok agama meliputi :
1. Keyakinan (credial) yakni keyakinan akan adanya kekuatan supranatural yang
diyakini mengatur dan menciptakan alam.
2. Peribadatan (ritual) yakni tingkah laku manusia yang berhubungan dengan kekuatan
alam sebagai kosekuensi pengakuan dan ketundukannya.
3. Sistem nilai (value) yang mengatur hubungan manusia dengan manusia lainnya atau
alam semesta.
Ditinjau dari sumbernya agama dibagi menjai dua yakni agama wahyu atau
samawi dan agama ardhi atau budaya. Agama wahyu adalah agama yang berdasarkan
wahyu yang diterima oleh manusia pilihan dari Allah Sang Pencipta melalui malaikat
Jibril dan disampaikan serta disebarkan lewat Rasul. Menurut para ahli yang termasuk
agama wahyu yakni agama Islam, Nashrani dan Yahudi. Sedangkan agama Budaya
adalah agama yang bersandar kepada hasil pemikiran manusia atau kreatifitas manusia
yang dianggap memiliki pengetahuan secara mendalam. Seperti agama Budha yang
berpangkal pada ajaran Sidharta Gautama dan agama Confusionisme yang berpangkal
pada ajaran Kong fu Cu.
Ditinjau dari segi misinya, agama dibagi dua, yakni agama missionary dan
agama A misionari. Agama missionary yaitu agama yang menuntut penganutnya untuk
menyebarkan ajarannya kepada manusia lain, seperti agama Islam, Nashrani, dan
Yahudi. Sedangkan agama A missionary adalah agama yang tidak menuntut
penganutnya mengajarkan ajaran agamanya kepada manusia lain, kecuali lingkungan
tertentu yang menjadi misi utamanya. Seperti; Hindu dan Budha.
Ditinjau dari sifatya, agama ada dua, yakni agama ada yang bersifat primitif dan
ada yang bersifat modern. Agama primitif terdapat dalam masyarakat yang berbudaya
sederhana dan belum maju, seperti; animisme, dinamisme dan politeisme. Animisme
12
adalah agama yang mengajarkan bahwa benda-benda alam mempunyai roh, sedangkan
dinamisme merupakan agama yang mengandung kepercayaan pada kekuatan ghaib yang
misterius. Adapun politeisme yakni agama yang percaya banyak dewa. Tujuan beragama
primitif adalah untuk mengadakan hubungan baik dengan kekuatan alam. Karena sifat
ini sering agama primitif disebut ajaran kepercayaan.
Agama yang bersifat modern, terdapat dalam masyarakat maju, agama modern
sering disebut agama monoteisme yakni ajaran yang percaya pada satu tuhan (Allah)
Yang Maha Suci. Artinya Tuhan (Allah) hanya menerima orang-orang suci yang
senantiasa berusaha untuk dekat, ingat dan tidak akan lupa kepada-Nya. Dengan usaha
tersebut manusia tidak akan mudah terperdaya oleh kesenangan materi (dunia), tetapi
hidupnya akan dihiasi dengan perbuatan-perbuatan baik agar jiwanya tetap suci guna
memperoleh kesenangan rohani seperti; kebahagiaan lahir dan batin, sejahtera lahir dan
batin.
Para ahli sosiologi mengatakan bahwa agama merupakan fenomena sosial dan
masuk dalam salah satu tahap perkembangan pemikiran manusia. Hal ini dikuatkan oleh
pendapat August Comte yang menyebutkan tentang tiga tahap perkembangan pemikiran
manusia, yakni :
1. Tahap Teologik, artinya tahap pemikiran manusia yang percaya kepada Tuhan dan
ajaran agama. Pada tahap ini manusia menafsirkan gejala-gejala alam secara teologis
maksudnya gejala alam tersebut telah ada yang mengatur dan menentukannya yakni
Tuhan (Allah).
2. Tahap Metafisik, artinya tahap pemikiran manusia yang percaya kepada kekuatan
tertentu yang tidak kelihatan, seperti dinamisme dan animisme serta politeisme.
3. Tahap Positivistik, artinya tahap pemikiran dimana manusia telah memiliki
pengetahuan yang cukup tentang alam dan dirinya. Pada masa ini manusia telah
mampu berkreatifitas termasuk berilmu pengetahuan dan tehnologi.

Pendapat August Comte di atas apabila dianalisa ternyata tidak benar-benar


menggambarkan kondisi sejarah pemikiran dan peradapan manusia. Agama Islam yang
lahir pada awal abad ke-7 M, sampai sekarangpun masih berkembang dan tumbuh subur
13
di belahan dunia. Walaupun perkembangan IPTEK telah maju pesat dan kebudayaan
manusia telah modern, ternyata Islam mampu menjadi pengarah dan pemadu terhadap
perkembangan IPTEK, dan mampu meletakkan etika moral di tengah kebudayaan
modern, bahkan Islam mampu berpartisipasi aktif dalam pembangunan nasional di
Indonesia.
Apabila dikaji ulang pendapat August Comte tersebut, maka dapat
disempurnakan bahwa tahap pemikiran manusia akan selalu berputar, tidak hanya
berhenti pada tahap positvistikf saja tetapi akan kembali lagi pada tahap yang pertama
yakni tahap teologik.

Islam
Setelah memahami agama, selanjutnya memahami Islam. Kata Islam berasal dari
bahasa Arab, yang berarti :
1. ‫ﻴﺴﻠﻢ‬ ‫ﺍﺴﻠﻢ‬ = Patuh, menerima

2. ‫ﻴﺴﻠﻢ‬ ‫ﺴﻠﻢ‬ = Sejahtera, tidak tercela, tidak cacat

3. ‫ﺴﻠﻢ‬ = Kedamaian, kepatuhan, penyerahan diri

Uraian di atas dapat dijelaskan bahwa kata Islam mengandung arti sikap tunduk,
taat dan patuh kepada kehendak Illahi sehingga hidupnya menjadi sejahtera dan selamat
dari kehidupan di dunia dan di akhirat, serta jiwanya menjadi damai, baik damai dengan
Allah maupun damai dengan manusia. Pada intinya Islam merupakan sikap berserah diri,
tunduk taat dan patuh dengan sepenuh hati kepada kehendak Allah.
Sedangkan orang Islam (muslim) adalah orang yang selalu tunduk, taat dan patuh
kepada aturan-aturan Allah yang berdasarkan kitab Agama Islam yakni Al- Qur’an dan
Hadist serta percaya bahwa seluruh alam raya termasuk dirinya merupakan ciptaan
Allah. Muslim tersebut merasa terlindungi dan mendapatkan petunjuk kehidupan dari
Allah serta mampu menyelesaikan permasalahan atas pertolongan Allah, apabila
mendapatkan kenikmatan mereka berusaha tetap konsekuen pada pendiriannya seraya
memperhatikan orang lain yang memerlukan bantuannya.

14
Agama Islam
Agama Islam ialah agama wahyu yang diturunkan dari Allah kepada Nabi
Muhammad melalui malaikat Jibril berdasarkan Al-Qur’an dan Hadist, yang mengatur
kehidupan manusia supaya bahagia dan sejahtera lahir dan batin selamat dalam
kehidupan di dunia dan di akhirat. Agama Islam ini mengandung hukum-hukum yang
mengatur seluruh aspek kehidupan manusia, baik spiritual maupun material yang
tersusun secara sistematis dalam aqidah, syari’ah dan akhlaq.
Agama Islam atau agama wahyu selalu memberikan petunjuk kepada manusia
agar dapat hidup bedampingan dan bekerja sama dengan yang lain, baik dalam
hubungannya dengan diri sendiri, alam semesta dan Allah SWT. Hakekat agama Islam
berusaha menjadikan manusia berperilaku Islami, menjadi manusia yang bermanfaat
pada masyarakat dan bersemangat menjaga Islam sebagai agama yang sarat dengan nilai
kebenaran, moral dan etika. Agama Islam sering disebut dengan istilah Dienul Islam,
Dienul Haq (agama yang benar) dan Dienul Qoyyim, agama ini diturunkan Allah sejak
Nabi pertama yakni Nabi Adam, dan secara formal bernama Islam diturunkan pada
jaman Nabi Muhammad.
Tujuan hidup agama monoteisme (Islam) adalah menyadarkan pada sikap
penyerahan diri sepenuhnya kepada Allah, Sang pencipta alam dengan patuh pada
perintah dan larangan-Nya hingga mempunyai budi pekerti luhur. Manusia inilah yang
akan memperoleh kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat. Maksud perkataan Islam
telah dijelaskan Allah dalam surat An-Nisa’ ayat 125 yang berbunyi :

Artinya : ”Siapa mempunyai agama yang lebih baik dari orang-orang yang menyerahkan
diri seluruhnya kepada Allah dan berbuat baik serta mengikuti agama
Ibrahim (tauhid) agama yang sebenarnya?. Dan Allah mengambil Ibrahim
menjadi kesayangan-Nya”.

15
Bahwa Nabi Ibrahim pada waktu itu beragama tauhid yakni percaya pada satu
tuhan Allah yang telah menciptakan manusia dan alam semesta. Sebagai perwujudannya
Nabi Ibrahim memasrahkan dirinya kepada Allah. Sebagaimana disebut dalam Al-
Qur’an surat Al-Baqarah ayat 131 :

Artinya : “Ketika Tuhannya berkata kepadamu (Ibrahim) : “Serahkan dirimu”. Ia


menjawab :”Aku menyerahkan diriku kepada Tuhan semesta alam”.

Hal ini juga diterangkan dalam surat Al-Imran Ayat 7.


Selain Nabi Ibrahim yang menganut agama tauhid, Nabi lainpun juga memeluk
agama yang diturunkan kepada Nabi Muhammad. Seperti dijelaskan dalam Al-Qur’an
surat Al-Imran ayat 84:

Artinya : “Katakanlah: “Kami percaya kepada apa yang diturunkan kepada Kami,
kepada apa yang diturunkan kepada Nabi Ibrahim, Ismail serta suku-suku
bangsa lain, dan kepada yang diturunkan kepada Nabi Musa, Isa, serta
Nabi-Nabi lain dari tuhan mereka. Kami tidak mengadakan perbedaan antara
mereka, dan kami menyerahkan diri kepada-Nya”.

Beberapa ayat di atas menjelaskan bahwa semua Nabi dan Rasul mengajarkan
keesaan Allah sebagai dasar keyakinan umatnya. Sedangkan aturan-aturan
pengamalannya disesuaikan dengan tingkat perkembangan budaya pada zaman masing-
masing Nabi. Karena itu perbedaan ajaran di antara para Nabi terdapat pada penerapan
hukum Islam (syari’ah) . Misalnya; jumlah rekaat shalat nabi Musa berbeda dengan
jumlah rekaat shalat Nabi Muhammad, begitu juga dalam hal pernikahan, warisan, haji
dan sebagainya. Dengan demikian ajaran yang diturunkan Allah akan disesuaikan
dengan keadaan umat manusia pada saat itu.

16
Agama yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW adalah agama terakhir
yang diperuntukkan untuk seluruh manusia. Walaupun berasal dari Jazirah Arab, namun
ajarannya untuk seluruh manusia di dunia. Hal ini terdapat dalam surat Saba’ ayat 28
yang berbunyi :

Artinya : ”Aku tidak mengutus engkau (Nabi Muhammad) kecuali untuk seluruh
manusia sebagai pembawa berita gembira dan sebagai pemberi peringatan...”.

Hubungan agama Islam dengan agama sebelumnya bersifat menyempurnakan,


dalam arti berkedudukan lebih lengkap, universal dan mengandung ajaran-ajaran yang
dibutuhkan dan dijunjung tinggi oleh manusia sampai akhir jaman. Sebagaimana
dijelaskan dalam surat Al-Maidah ayat 3 yang berbunyi :

Artinya : “Pada hari ini Aku sempurnakan untukmu agamamu, dan telah kucukupkan
kepadamu ni’matKu, dan telah Ku ridhai Islam menjadi agama bagimu.”

Ayat di atas, juga menjelaskan bahwa agama Islam adalah agama yang diridhai,
direstui atau diijinkan Allah. Agama Islam inilah yang akan menyelamatkan kehidupan
manusia di dunia dan akhirat. Manusia yang menggunakan ajaran agama Islam sebagai
pedoman hidup di dunia, maka hidupnya akan tenang, damai, dan selalu patuh dan taat
pada aturan Allah, karena itulah sari dari Islam yang sejati. Kehidupan manusia inilah
yang menyelamatkan manusia di akhirat, sehingga layak mendapatkan surganya Allah.
Setelah agama Islam diturunkan oleh Allah, Allah tidak menurunkan agama lagi,
karena Nabi Muhammad adalah Nabi terakhir dan sebagai penutup para Nabi,
sebagaimana diterangkan dalam surat Al-Ahzab ayat 40 yang berbunyi :

17
Artinya : “… Akan tetapi Muhammad itu adalah utusan Allah dan penutup para
Nabi…”

Ajaran Agama Islam


Agama Islam adalah agama yang diperuntukkan manusia, karena dengan potensi
akalnya manusia dapat memanfaatkan dan mengelola kekayaan alam semesta dengan
baik dan benar sesuai dengan ajaran yang telah ditentukan Allah dalam firman-Nya
melalui ajaran agama Islam. Dengan ajaran Islam diharapkan manusia mampu
menerapkannya dalam aktifitas kehidupan, baik sebagai hamba Allah, individu, anggota
masyarakat maupun dalam hubungannya dengan makhluk ciptaan Allah yang lain.
Apabila manusia tersebut konsisten terhadap kedudukan dirinya, maka itulah yang
disebut orang Islam yakni orang yang tunduk dan patuh terhadap perintah Allah dan
menjauhi larangan-Nya dengan penuh keikhlasan serta setiap perbuatannya bertujuan
untuk mengharap ridhaNya.
Ajaran Islam menjelaskan bahwa seseorang dihukumi telah masuk Islam apabila
sudah membaca dua kalimat syahadat yakni :

‫ ﻮﺍﺸﻫﺪﺍﻦﻤﺤﻣﺪﺮﺴﻮﻞﺍﻠﻠﻪ‬U‫ﺍﺸـﻫﺪﺍﻦﻻﺍﻠﻪﺍﻻﺍﻠﻠﻪ‬
Artinya: “Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan aku bersaksi bahwa
Nabi Muhammad utusan Allah”.

Syahadat merupakan rukun Islam yang pertama. Tentunya setelah mengucapkan


dua kalimat syahat tersebut, diikuti pula dengan pengamalan rukun Islam selanjutnya,
yakni: mengerjakan shalat lima waktu, berpuasa pada bulan Ramadhan, membayar zakat
dan menunaikan ibadah haji bila mampu.
Rukun Islam memahamkan bahwa seseorang disebut Islam apabila mengerjakan
serangkaian perintah dasar sebagai realisasi perjanjian yang telah diucapkan. Hal ini
telah disabdakan Nabi yang berbunyi :

‫ ﺍﻠﺻﻶﺓﻮﺘﺆﺓﺍﻠﺰﻛﺎﺓﺍﻠﻤﻔﺮﻮﻀﺔﻮﺘﺻﻮﻢﺮﻤﻀﺎﻦ‬U‫ﺍﻹﺴﻶﻢﺍﻦﺘﻌﺒﺪﺍﻠﻠﻪﻮﻻﺘﺸﺮﻚﺒﻪﺸﯿﺄﻮﺘﻗﯿﻢ‬
18
‫ﻮﺘﺤﺞﺍﻠﺒﻳﺖ﴿ﺮﻮﺍﻩﺍﻠﺸﻳﺧﺎﻦ‬
Artinya : ”Islam itu ialah apabila engkau menyembah Allah dan tidak
menyekutukannya, mendirikan shalat, menunaikan zakat, berpuasa pada
bulan Ramadhan dan berhaji di Baitul Muharram (H.R. As-Syaikhani).

Nabi Muhammad SAW, dalam sabdanya menjelaskan bahwa apabila muslim itu
menjalankan dan mengamalkan rukun Islam, maka orang tersebut dijamin masuk surga.
Hadist tersebut berbunyi :
‫ ﺻﻞﺍﻠﻠﻪﻋﻠﻳﻪ ﻮﺴﻠﻢ ﻔﻗﺎﻞ‬U‫ﺍﻦﺍﻋﺮﺍﺒﻳﺎﺍﺗﻲﺍﻠﻧﺒﻲ‬:‫ﻋﻦﺍﺒﻰﻫﺮﻳﺮﺓﺮﻀﻲﺍﻠﻠﻪ ﻋﻧﻪ‬
?‫ﻳﺎﺭﺴﻮﻞﺍﻠﻠﻪﺩﻠﻨﻲﻋﻠﻰﻋﻤﻞﺇﺫﺍﻋﻤﻠﺗﻪﺩﺨﻠﺖﺠﻧﺔ‬
‫ﺗﻌﺑﺪﺍﻠﻠﻪﻮﻻﺗﺷﺮﻙﺑﻪﺷﻴﺄﻮﺗﻗﻴﻢﺍﻠﺻﻶﺓﻮﺗﺆﺗﻲﺍﻠﺰﻛﺎﺓﺍﻠﻤﻔﺮﻮﻀﺔﻮﺗﺻﻮﻢﺮﻤﻀﺎﻦ‬:‫ﻗﺎﻞ‬.......
Artinya : “Dari Abu Hurairah ra. : Bahwa seorang Arab desa (Badui) telah mendatangi
Nabi SAW, lalu berkata : ”Ya Rasullullah tunjukkanlah aku akan amalan
(perbuatan atau ibadah) yang jika aku mengerjakannya (dengan baik) dapat
memasukkan aku ke surga”. Nabi menjawab : “Hendaklah engkau
menyembah Allah dan tidak menyekutukannya akan sesuatu, engkau
hendaklah bershalat, menunaikan zakat yang diwajibkan serta berpuasa
Ramadhan”.….(HR. Bukhari-Muslim)

Di masyarakat banyak dijumpai kaum muslim yang telah mengucapkan dua


kalimat syahadat namun tidak seluruhnya mereka mengamalkan rukun Islam. Dengan
demikian orang Islam (muslim) dikatagorikan menjadi dua, yaitu :
a. Muslim Kualitatif artinya muslim yang berusaha mengamalkan ajaran Islam secara
sempurna dan menyeluruh, misalnya; melaksanakan shalat lima waktu, aktif
pengajian, berbudi pekerti baik, puasa ramadhan, zakat dan sebagainya.
b. Muslim Kuantitatif artinya muslim pengakuan, artinya setelah mengucapkan
syahadat, mereka tidak berusaha mengamalkan ajaran Islam, bahkan sering
melanggar syari’at Islam.
Padahal Allah telah berfirman dalam surat Al-Baqarah Ayat 208 :

19
Artinya : “Hai orang-orang yang beriman masuklah kamu ke dalam Islam
keseluruhannya, dan janganlah kamu turuti langkah-langkah syetan.
Sesungguhnya syetan itu musuh yang nyata bagimu”.
Ayat di atas menjelaskan bahwa Allah memerintahkan supaya kita masuk Islam
secara keseluruhan, dengan menjalankankan ajaran Islam secara kaffah. Kita juga
dianjurkan untuk menolak godaan syetan yang mengajak manusia ingkar kepada Allah.
Seorang yang telah beragama Islam, Allah telah menjanjikan surga atasnya. Tentang
cepat lambatnya mereka masuk surga tergantung dari amal perbuatannya dan sejauh
mana mereka menjalankan ajaran Islam. Kapasitas muslim kualitatif tentunya lebih
cepat masuk surga daripada muslim kuantitatif.
Allah telah menjelaskan dalam firmannya bahwa muslim itu termasuk orang-
orang yang beruntung dan orang-orang yang diberi nikmat. Ketika muslim hidup di
masyarakat, mereka mempunyai pegangan dan pedoman yang digunakan sebagai acuan
hidup yakni Al-Qur’an dan Al-Hadist serta Ijtihad. Dengan begitu hidupnya akan
menjadi tentram, damai, sejahtera, bahagia di dunia dan di akhirat. Juga mereka menjadi
umat terbaik dan terpilih melalui sikap dan perilaku baik dan bermanfaat bagi
masyarakat.
Tentang sikap dan tingkah laku muslim telah dicontohkan oleh Nabi ketika
hidupnya. Orang-orang jahiliyah menjadi muslim salah satu sebabnya adalah mereka
tertarik dan kagum atas perangai atau budi pekerti Nabi yang terpuji, jujur, benar,
amanah, tablig, pemaaf, cinta kasih, sederhana. Misi Allah mengutus Nabi untuk
menyempurnakan akhlak umatnya dari akhlak jahiliyah menjadi akhlak humanis yang
diterima manusia secara universal, seperti disabdakan oleh Nabi:
‫ ﺍﻷﺧﻶ ﻖ‬U‫ﺍ ﻧﻤﺎ ﺒﻌﺛﺕ ﻷ ﺗﻤﻢ ﻣﻜﺎﺮﻢ‬

Artinya : “Sesungguhnya aku (Nabi) diutus untuk menyempurnakan akhlak manusia”.

20
Ajaran Islam meliputi ajaran tentang keagamaan (spiritual), dan ajaran tentang
permasalahan keagamaan, juga ajaran tentang keduniawian serta ajaran yang
berhubungan tentang permasalahan keduniawian. Islam menginginkan agar umatnya
senantiasa menjalankan ajaran Islam secara seimbang, artinya seimbang antara urusan
dunia dan akhirat, antara hablumminallah dengan hablumminannas, antara lahir dan
batin. Itulah sebabnya di dalam Al-Qur;an dinyatakan bahwa umat Islam adalah
ummatan wasathan artinya umat yang berkeseimbangan dalam menjalankan syari’at
Islam. Al-Qur’an surat al-Baqarah ayat 143 :

Artinya : “Dan demikian kami telah menjadikan umat Islam, umat adil dan pilihan”.

Seimbang maksudnya tidak berat sebelah, artinya adil, maksudnya adil


melaksanakan ajaran Islam. Umat Islam adalah umat yang adil. Adil dalam beraktifitas,
seimbang dalam melakukan kewajiban kepada Allah dan kepada manusia. Juga umat
Islam menjadi umat pilihan yang akan menjadi saksi atas perbuatan orang-orang yang
menyimpang dari kebenaran baik di dunia maupun di akhirat. Dan yang terpenting
adalah menanamkan pemahaman pada seseorang guna melandasi seluruh aktifitas
ma’rufnya untuk mencari ridha Allah, sehingga mendapatkan kebaikan di mata Allah.

Komitmen Muslim Terhadap Islam


Muslim yang melandasi perbuatannya dengan keimanan dan ketaqwaan berarti
muslim tersebut konsekuen dengan agama Islamnya. Secara rinci dapat dijelaskan
bahwa konsekuensi muslim dengan agamanya, meliputi :
1. Percaya dan yakin tentang kebenaran Islam dan hakekat Allah beserta
ciptaannya. Misalnya; surga, neraka, syetan, malaikat, kiamat dan sebagainya.
2. Berusaha memahami ajaran Islam lewat belajar atau mengikuti kegiatan
keagamaan. Misalnya; kajian Islam, telaah tafsir, majlis ta’lim, dan sebagainya.

21
3. Berusaha mengamalkan ajaran Islam dalam aktifitas harian secara keseluruhan,
yang dikerucutkan lewat perkataan, perbuatan serta sikap Islami, yang mengandung
kebaikan dan kemanfaatan serta tidak merugikan orang lain.
4. Mendakwahkan dan menyiarkan ajaran Islam. Seperti sabda Nabi yang berbunyi:
‫ ﻮﻠﻮﺁﻳﺔ‬U‫ ﺒﻠﻐﻮﺍﻋﻨﻲ‬: sampaikan olehmu walaupun hanya satu ayat. Hadist ini menjelaskan
bahwa muslim yang mempunyai ilmu pengetahuan khususnya ajaran Islam, maka
diperintahkan untuk menyebarluaskan. Ilmu yang bermanfaat adalah ilmu yang
diamalkan, maka orang yang memanfaatkan ilmu dan tidak menyembunyikannya
merupakan perbuatan terpuji. Oleh karena itu allah menganjurkan pada umatnya
untuk berdakwah dan menyebarkan Islam agar tumbuh generasi penerus Islam.
Media dakwah tersebut berupa :
a. Dakwah bil lisan, seperti : ceramah, kutbah, kajian, seminar, diskusi, dan lain-
lain.
b. Dakwah bil hal yakni mendakwahkan Islam melalui contoh perbuatan baik yang
menjadi teladan bagi orang lain sehingga orang dapat tertarik Islam dan
beragama Islam.
c. Dakwah bil qalam yaitu mendakwahkan Islam melalui tulisan atau media
cetak/elektronik guna menjelaskan risalah Islam, meluruskan berita
kesalahpahaman tentang Islam, menjawab dan menyelesaikan permasalahan
keagamaan.
d. Dakwah melalui tehnologi canggih, seperti; TV, VCD, DVD, yang menayangkan
acara bernuansa keagamaan.
e. Dakwah dengan media lain, seperti; kesenian, keorganisasian, pengabdian
masyarakat, di mana dakwah ini langsung menyentuh elemen masyarakat.
Umat Islam yang berfikir tentang izzul Islam (kejayaan Islam) itulah umat yang
diharapkan. Jadi Islam bukan untuk dirinya sendiri, tetapi Islam juga
diperuntukkan orang disekeliling kita.
5. Sabar dalam berislam artinya orang Islam yang teguh pendiriannya, selalu membela
Islam dan terus cinta Islam sepanjang hayat. Islam digunakan sebagai pedoman dan
pegangan dalam meyelesaikan berbagai persoalan kehidupan.
22
Ciri- Ciri Agama Islam
Setelah kita mempelajari dan memahami agama Islam serta kedudukan dan
perananya bagi manusia, maka kita dapat membedakan antara agama Islam dengan
agama yang lain, karena agama Islam mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
1. Dapat dipastikan kelahirannya yakni pada tanggal 17 Ramadhan 611 M, walaupun
secara hakiki agama Islam turun sejak manusia pertama yakni Nabi Adam.
2. Disampaikan kepada manusia lewat Nabi dan Rasul yakni Muhammad SAW.
3. Mempunyai kitab suci yang berisi himpunan risalah dan wahyu yakni Al-Qur’an
yang tidak berubah dan tidak akan pernah berubah. Untuk memahami Al-Qur’an
diperlukan al-Hadist, sedangkan terhadap permasalahan yang belum dijelaskan
secara terperinci dalam Al-Qur’an dan al-Hadist, maka penyelesaiannya diserahkan
kepada kemampuan manusia (potensi akal) secara proposional (ijtihad), di mana hal
itu tidak boleh bertentangan dengan kedua sumber di atas.
4. Karena ajaran Islam berasal dari wahyu Allah SWT, maka kebenarannya mutlak
benar.
5. Konsep ketuhanannya bersifat monoteisme yang percaya kepada satu Tuhan Allah
(tauhid), yang menciptakan alam semesta.
6. Dasar ajarannya bersifat Universal, artinya ajaran-ajarannya untuk seluruh manusia
tanpa membedakan apakah muslim atau bukan.
7. Ajaran-ajaran Islam yang diperuntukkan manusia disesuaikan dengan kapasitas
kemampuan manusia. Dengan demikian ajaran Islam itu bersifat tidak menyulitkan,
karena Allahlah yang menciptakan kapasitas kemampuan manusia untuk diberikan
aturan demi kemakmuran dan keseimbangan alam semesta.
8. Ajaran-ajaran Islam dapat dibuktikan kebenarannya lewat pengetahuan ilmiah.
9. Selalu memberikan pedoman, bimbingan, nasehat dan peringatan kepada manusia
dalam pembentukan manusia sebagai insan kamil.
10. Ajaran-ajaran Islam berorientasi pada pembentukan moral dan etika yang
mengandung nilai-nilai kemashlahatan.

23
11. Agama Islam yang berdasarkan wahyu tersebut akan selalu dijaga oleh Allah sebab
Allahlah yang menurunkannya. Sebagaimana firman-Nya dalam Al-Qur’an surat
Al-Hijr ayat 9 yang berbunyi :

Artinya : “Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al-Qur’an dan sesungguhnya


kami benar-benar memeliharanya”.

Metode Belajar Islam


Orang Islam diwajibkan mempelajari ajaran agama Islam, supaya mendapatkan
pemahaman ajaran Islam secara komprehensip, maka diperlukan metode belajar yang
efektif. Metode belajar tersebut yakni :
1. Metode verbal atau ceramah atau kutbah dari seorang ulama atau kyai, seperti;
kajian, majlis ta’lim, dan lain-lain.
2. Metode Analisis, artinya memahami, menyeleksi dan menganalisa segala macam
informasi pengetahuan tentang Islam, kemudian didiskusikan bersama untuk
meluruskan atau membenarkan berita apabila terdapat kesalahan atau menjelaskan
berita tersebut apabila kurang jelas.
3. Metode survey atau penelitian, seperti; penelitian tentang pengaruh pembelajaran
agama Islam terhadap moralitas mahasiswa, tentang gender menurut perseptif Islam,
dan sebagainya.
4. Metode demontrasi atau memperagakan amalan-amalan Islam, seperti; cara shalat,
cara wudhu, cara tayamum, zakat, manasik haji, berbuat baik, mengasihi orang lain.
5. Metode Tanya Jawab, seperti; diskusi
6. Metode sosialisasi atau pengabdian guna mendapatkan pengetahuan agama Islam
dengan cara mengabdikan dirinya pada organisasi keagamaan, kegiatan masyarakat,
yayasan pendidikan.

24
7. Metode partisipatif guna menyukseskan atau melancarkan suatu kegiatan
keagamaan, seperti; aktif pengajian, aktif menghadiri majlis ta’lim. Hal ini juga
bermanfaat pada penanaman penghargaan tentang minat mempelajari Islam.
8. Metode mandiri artinya belajar tentang Islam dengan berusaha memahami dengan
kemampuannya sendiri. Seperti; membaca buku sendiri, menulis tentang Islam.
9. Metode sejarah artinya berusaha mendapatkan pengetahuan tentang Islam melalui
hikmah sejarah yang dapat digunakan sebagai ibrah atau cerminan belajar dari
peristiwa dahulu.
Diharapkan melalui metode-metode di atas kita mampu mempelajari Islam
dengan mengeliminir kesalahpahaman, selain itu akan memunculkan strategi belajar
Islam yang tepat. Strategi belajar Islam yang tepat antara lain :
1. Belajar Islam dari sumber asli, seperti; Al-Qur’an, Al-Hadist, karya ulama terdahulu
atau ulama sekarang yang profesional.
2. Belajar Islam secara menyeluruh atau terpadu, tidak sepotong-potong.
3. Belajar Islam dari karya atau kepustakaan yang ditulis oleh ulama yang memahami
ajaran Islam dengan baik dan benar.
4. Menghubungkan Islam dengan persoalan-persoalan yang dihadapi masyarakat dan
dilihat relevansi persoalan tersebut, kemudian dijawab menurut perspektif Islam
yang bersifat humanis, toleransi, universal, dan komprehensip.
5. Mempelajari Islam dengan bantuan ilmu-ilmu yang berkembang sekarang, seperti;
hukum, ekonomi, politik, psikologi, anthropologi, sosiologi, filsafat, dan lain-lain.
6. Tidak menyamakan umat Islam dengan ajaran Islam. Umat Islam adalah manusia
yang tidak sempurna, tempat salah dan lupa, sedangkan ajaran Islam berasal dari
Allah dzat yang maha mutlak dan benar.
7. Dengan metode yang selaras dengan ajaran Islam, misalnya; metode
penafsiran/interpretasi untuk menemukan pemahaman maksud dalil teks keagamaan

Apabila kita mempelajari Islam dengan metode dan strategi seperti di atas, maka
dapat memberikan kontribusi bagi kita, yakni :

25
1. Meningkatkan keimanan dan ketaqawaan kita kepada Allah, seperti shalat kita lebih
khusuk, aktif kegiatan keagamaan.
2. Mengeliminir kesalahpahaman terhadap pengamalan dan pemikiran tentang ajaran
Islam.
3. Mampu memahami dan mengamalkan tentang hakekat Islam yang sebenarnya,
sehingga membentuk sikap pendewasaan dalam beragama.
4. Mempunyai daya analisa tinggi dalam menerima informasi negatif dari pihak lain.
5. Mampu membedakan perbuatan baik dan buruk dari berbagai persepsi dan dapat
mengelaborasikan perbuatan baik dan buruk tersebut dengan ajaran Islam.
6. Mempunyai alat pengontrol untuk membentengi diri dari perbuatan jahat
7. Hati-hati dalam berbuat dan selalu menjaga perbuatan dari dosa-dosa kecil yang
tidak disengaja
8. Gemar berbuat ma’ruf dan perbuatan yang bermanfaat, baik untuk diri sendiri untuk
umum maupun untuk masyarakat.
9. Mempunyai daya jihad yang tinggi untuk syiar Islam.
10. Cinta Islam disepanjang kehidupan.

Latihan Soal
Jawablah soal-soal dibawah ini dengan tepat dan benar !
1. Jelaskan pemahaman agama dan macam-macamnya!
2. Mengapa anda beragama Islam, sertakan alasan saudara dengan dalil !
3. Uraikan pemahaman tentang Islam, agama Islam dan inti dari agama Islam !
4. Terangkan dengan lengkap arti dari agama Islam dan fungsinya dalam kehidupan !
5. Kapan agama Islam lahir dan di mana?, serta kapan anda masuk agama Islam !
6. Muslim ada dua, sebut dan jelaskan !, apa faktor pembedanya ?
7. Uraikan ciri-ciri agama Islam?
8. Apakah kewajiban anda (muslim) terhadap Islam?, dan bagaimanakah caranya
menjadi muslim yang baik dan benar?
9. Tuliskan dalil tentang kebenaran agama Islam (2 saja) !

26
10. Jelaskan kontribusi bagi kita, jika mempelajari Islam dengan metode dan strategi
yang baik dan benar !.
11. Berikan argumentasi yang tepat bahwa agama Islam bisa dinalar/dilogika sehingga
mengandung kebenaran ilmiah !.
12. Kebenaran dalam Islam ada berapa sebut dan jelaskan serta berikan contoh !.

REFERENSI

:
Ali, Muh Daud, 2000, Pendidikan Agama Islam, Grafindo, Jakarta.

-----------, 2000, Islam Untuk Disiplin Ilmu Hukum, Sosial Politik, Depag RI,
Jakarta.

Azra, Azyumardi dkk., 2003, Buku Tulis Pendidikan Agama Islam, Dipertais
Jakarta, Depag RI.

Ahmed, Akbar S., 1997, Living Islam, Mizan, Bandung.

Bastaman, Hanna Djumhana, 1995, Integrasi Psikologi dengan Islam, Pustaka


Pelajar, Yogyakarta.

Depag RI, 1976, Al-Quran dan Terjemahan, PT. Toha Putra, Semarang.

27
Djamil, Fatkhurrahman, 1997, Filsafat Hukum Islam, Logos Wacana Ilmu,
Jakarta.

Dipertais dan PPIM, 1998, Suplemen Buku Daras Pendidikan Agama Islam Pada
Perguruan Tinggi Umum, Depag RI, Jakarta.

Fazlurrahman, 1994, Islam, Pustaka, Bandung.

Mursato,Riyo, 1993, Realitas Sosial Agama Menurut Peter L. Berger dalam


Diskursus Kemasyarakatan dan Kemanusiaan, Gramedia Pustaka Utama,
Jakarta.

Nasution, Harun, 1985, Islam Ditinjau dari Berbagai Aspeknya, UI Pres Jakarta.

Nasr, Sayyid Husen, 1981, Islam dalam Cita dan Fakta, , Lapemas, Jakarta.

Noer Ahmad Manshur, 1985, Peranan Moral Dalam Membina Kesadaran


Hukum, Dirjen Bimbaga DEPAG RI, Jakarta.

Rowi, Muhammad Roem, 1997, Al-Quran, Manusia dan Moralitas, Makalah.

Rosyidi, Ikhwan dkk, 1995, Pendidikan Agama Islam (BPKM), Badan Penerbit
Universitas Diponegoro, Semarang

Rais, Amin, 1987, Cakrawala Islam, Mizan, Bandung.

Syari’ati, Ali, 1979, On The Sociology of Islam, Mizan Press, Bandung.

Schuon, Frithjof, 1997, Hakekat Manusia, Pustaka Pelajar, Yogyakarta.

28

Anda mungkin juga menyukai