Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sampah telah menjadi masalah klasik bagi setiap negara

karena berkaitan dengan kondisi lingkungan negara itu sendiri. Tidak

heran bila banyak negara yang mulai mengalakkan program re-use

dan re-cycle atas sampah - sampah yang ada. Di Indonesia sendiri,

masalah sampah juga merupakan masalah yang tidak mudah

diselesaikan. Walaupun pemerintah telah menggalakkan program

bank sampah untuk mengurangi jumlah sampah yang ada, namun

masalah lingkungan dan sampah di Indonesia masih tetap ada.

Sampah adalah hal yang tidak asing lagi bagi kita. Setiap

harinya kita bersentuhan dengan sampah. Sampah ialah material

yang sudah tidak diinginkan. Sampah yang kita hasilkan sangatlah

bermacam-macam. Jenis sampah berdasarkan sumbernya yakni

sampah alam,sampah manusia, sampah konsumsi, sampah nuklir,

sampah industri, dan sampah pertambangan. Berdasarkan sifatnya

yakni sampah organik dan sampah anorganik.

Di kota-kota besar sampah sudah menjamur di mana-mana dan

hal ini sudah menjadi pemandangan yang biasa. Tumpukan-tumpukan

sampah tak diurus dan dibiarkan begitu saja. Bahkan, tidak sedikit

pula masyarakat yang tinggal di perumahan kumuh. Kurangnya

kepedulian masyarakat akan kebersihan lingkungan pastilah

1
memberikan dampak negatif yang besar pengaruhnya.

Pertanyaannnya, apakah masyarakat tidak mengetahui bahwa

berawal dari sampah itu akan menimbulkan ancaman yang besar

yang mana bisa mempengaruhi keberlangsungan hidup mereka.

Untuk menjawab permasalahan di atas maka makalah ini akan

membahas mengenai bahaya dari sampah, dan semoga makalah ini

dapat bermanfaat bagi semua pihak, khususnya yang membutuhkan.

Di dalam sampah sebenarnya tersimpan banyak energi. Jika kita mau

mengelola sampah dengan serius dan dengan cara yang baik dan

benar maka sampah bukanlah masalah. Sampah bahkan dapat

menghasilkan sesuatu yang dapat kita manfaatkan dan

mendatangkan penghasilan(uang). Mengelola sampah sebenarnya

tidaklah sulit. Melalui suatu pembiasaan menjadi suatu kebiasaan dan

budaya. Untuk menciptakan kebiasaan hidup bersih dan sehat

memang harus kita awali sejak dini, dimana dari kebiasaan itu akan

terciptalah budaya untuk hidup bersih dan sehat.

B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah yang akan kami bahas dalam

makalah ini adalah:

1. Apa itu sampah?

2. Apa jenis dan karakteristik sampah?

3. Bagaimana Sampah Sebagai Bahan Pencemar Lingkungan?

4. Apa Penyebab Manusia Membuang Sampah Sembarangan?

2
5. Bagaimana Cara Pengolahan Sampah?

6. Bagaimana Prinsip Pengolahan Sampah?

7. Bagaimana Dampak terhadap Kesehatan?

8. Bagaimana Dampak terhadap ganguan estetika?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui sampah

2. Untuk mengetahui jenis dan karakteristik sampah

3. Untuk mengetahui Sampah Sebagai Bahan Pencemar Lingkungan

4. Untuk mengetahui Penyebab Manusia Membuang Sampah

Sembarangan

5. Untuk mengetahui Cara Pengolahan Sampah

6. Untuk mengetahui Prinsip Pengolahan Sampah

7. Untuk mengetahui Dampak terhadap Kesehatan

8. Untuk mengetahui Dampak terhadap ganguan estetika

3
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Sampah

Menurut WHO, sampah adalah sesuatu yang tidak digunakan,

tidak dipakai, tidak disenangi atau sesuatu yang dibuang berasal dari

kegiatan manusia dan tidak terjadi dengan sendirinya. Banyak

sampah organik masih mungkin digunakan kembali/ pendaurulangan

(re-using), walaupun akhirnya akan tetap merupakan bahan/ material

yang tidak dapat digunakan kembali.

Sampah dalam ilmu kesehatan lingkungan sebenarnya hanya

sebagian dari benda atau hal-hal yang dipandang tidak digunakan,

tidak dipakai, tidak disenangi, atau harus dibuang, sedemikian rupa

sehingga tidak sampai mengganggu kelangsungan hidup. Dari segi ini

dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan sampah ialah

sebagian dari sesuatu yang tidak dipakai, disenangi atau sesuatu yang

harus dibuang, yang umumnya berasal dari kegiatan yang dilakukan

oleh manusia (termasuk kegiatan industri), tetapi yang bukan biologis

(karena human waste tidak termasuk didalamnya) dan umumnya

bersifat padat (karena air bekas tidak termasuk didalamnya).

Sampah adalah sisa suatu usaha atau kegiatan yang berwujud

padat, baik berupa zat organik maupun anorganik yang bersifat dapat

terurai maupun tidak terurai dan dianggap sudah tidak berguna lagi

sehingga dibuang ke lingkungan.

4
B. Jenis dan Karakteristik Sampah

1. Berdasarkan Sifatnya

Berdasarkan sifatnya sampah dapat digolongkan sebagai

berikut

a. Sampah Organik

Sampah organik (biasa disebut sampah basah) dan

sampah anorganik (sampah kering). Sampah Organik terdiri dari

bahan-bahan penyusun tumbuhan dan hewan yang diambil dari

alam atau dihasilkan dari kegiatan pertanian, perikanan atau

yang lain. Sampah ini dengan mudah diuraikan dalam proses

alami. Sampah rumah tangga sebagian besar merupakan bahan

organik, misalnya sampah dari dapur, sisa tepung, sayuran dan

lain-lain.

b. Sampah anorganik

Sampah Anorganik berasal dari sumber daya alam tak

terbarui seperti mineral dan minyak bumi, atau dari proses

industri. Beberapa dari bahan ini tidak terdapat di alam seperti

plastik dan aluminium. Sebagian zat anorganik secara

keseluruhan tidak dapat diuraikan oleh alam, sedang sebagian

lainnya hanya dapat diuraikan dalam waktu yang sangat lama.

Sampah jenis ini pada tingkat rumah tangga, misalnya berupa

botol, botol, tas plastik. Dan botol kaleng, kertas, koran, dan

karton merupakan pengecualian. Berdasarkan asalnya, kertas,

5
koran, dan karton termasuk sampah organik. Tetapi karena

kertas, koran, dan karton dapat didaur ulang seperti sampah

anorganik lain (misalnya gelas, kaleng, dan plastik), maka

dimasukkan ke dalam kelompok sampah anorganik.

2. Berdasarkan Bentuk

a. Sampah Padat

Sampah padat adalah segala bahan buangan selain

kotoran manusia, urine dan sampah cair. Dapat berupa sampah

rumah tangga: sampah dapur, sampah kebun, plastik, metal,

gelas dan lain-lain. Menurut bahannya sampah ini

dikelompokkan menjadi sampah organik dan sampah anorganik.

Sampah organik Merupakan sampah yang berasal dari barang

yang mengandung bahan-bahan organik, seperti sisa-sisa

sayuran, hewan, kertas, potongan-potongan kayu dari peralatan

rumah tangga, potongan-potongan ranting, rumput pada waktu

pembersihan kebun dan sebagainya. Berdasarkan kemampuan

diurai oleh alam (biodegradability), maka sampah dapat dibagi

lagi menjadi:

1) Biodegradable: yaitu sampah yang dapat diuraikan secara

sempurna oleh proses biologi baik aerob atau anaerob,

seperti: sampah dapur, sisa-sisa hewan, sampah pertanian

dan perkebunan.

6
2) Non-biodegradable: yaitu sampah yang tidak bisa diuraikan

oleh proses biologi. Dapat dibagi lagi menjadi:

a) Recyclable: sampah yang dapat diolah dan digunakan

kembali karena memiliki nilai

b) secara ekonomi seperti plastik, kertas, pakaian dan lain-

lain.

c) Non-recyclable: sampah yang tidak memiliki nilai ekonomi

dan tidak dapat diolah m

d) atau diubah kembali seperti tetra packs, carbon paper,

thermo coal dan lain-lain.

b. Sampah Cair

Sampah cair adalah bahan cairan yang telah digunakan

dan tidak diperlukan kembali dan dibuang ke tempat

pembuangan sampah.

1) Sampah hitam: sampah cair yang dihasilkan dari toilet dan

industri. Sampah ini mengandung patogen yang berbahaya.

2) Sampah rumah tangga: sampah cair yang dihasilkan dari

dapur, kamar mandi dan tempat cucian. Sampah ini mungkin

mengandung patogen.

Dalam kehidupan manusia, sampah dalam jumlah besar

datang dari aktivitas industri (dikenal juga dengan sebutan

limbah), misalnya pertambangan, manufaktur, dan konsumsi.

Hampir semua produk industri akan menjadi sampah pada suatu

7
waktu, dengan jumlah sampah yang kira-kira mirip dengan

jumlah konsumsi. Untuk mencegah sampah cair adalah pabrik

pabrik tidak membuang limbah sembarangan misalnya

membuang ke selokan.

c. Sampah Gas

Sampah dalam bentuk gas dapat bersumber dari pabrik

atau industri, alat transportasi, rumah tangga, pembakaran, dan

efek lanjutan terurainya sampah padat dan cair.

3. Berdasarkan Sumbernya

a. Sampah alam

Sampah yang diproduksi di kehidupan liar diintegrasikan

melalui proses daur ulang alami, seperti halnya daun-daun

kering di hutan yang terurai menjadi tanah. Di luar kehidupan liar,

sampah-sampah ini dapat menjadi masalah, misalnya daun-daun

kering di lingkungan pemukiman.

b. Sampah manusia

Sampah manusia (Inggris: human waste) adalah istilah

yang biasa digunakan terhadap hasil-hasil pencernaan manusia,

seperti feses dan urin. Sampah manusia dapat menjadi bahaya

serius bagi kesehatan karena dapat digunakan sebagai vektor

(sarana perkembangan) penyakit. Sampah dapat berada pada

setiap fase materi: padat, cair, atau gas. Ketika dilepaskan dalam

8
dua fase yang disebutkan terakhir, terutama gas, sampah dapat

dikatakan sebagai emisi. Emisi biasa dikaitkan dengan polusi.

c. Sampah konsumsi

Sampah konsumsi merupakan sampah yang dihasilkan

oleh manusia(pengguna barang), dengan kata lain adalah

sampah hasil konsumsi sehari-hari. Ini adalah sampah yang

umum, namun meskipun demikian, jumlah sampah kategori ini

masih jauh lebih kecil dibandingkan sampah-sampah yang

dihasilkan dari proses pertambangan dan industri.

d. Sampah industri

Sampah ini berasal dari kawasan indrustri, termasuk

sampah yang berasal dari pembangunan indrustri, dan segala

sampah yang berasal dari proses produksi, misal sampah-

sampah pengepakan barang, logam, plastik, kayu, potongan

tekstil, kaleng dan sebagainya.

4. Karakteristik sampah

a. Garbage yaitu jenis sampah yang terdiri dari sisa-sisa potongan

hewan atau sayuran dari hasil pengolahan yang sebagian besar

terdiri dari zat-zat yang mudah membusuk, lembab, dan

mengandung sejumlah air bebas.

b. Rubbish terdiri dari sampah yang dapat terbakar atau yang tidak

dapat terbakar yang berasal dari rumah-rumah, pusat-pusat

perdagangan, kantor-kantor, tapi yang tidak termasuk garbage.

9
c. Ashes (Abu) yaitu sisa-sisa pembakaran dari zat-zat yang mudah

terbakar baik dirumah, dikantor, industri.

d. “Street Sweeping” (Sampah Jalanan) berasal dari pembersihan

jalan dan trotoar baik dengan tenaga manusia maupun dengan

tenaga mesin yang terdiri dari kertas-kertas, daun-daunan.

e. “Dead Animal” (Bangkai Binatang) yaitu bangkai-bangkai yang

mati karena alam, penyakit atau kecelakaan.

C. Sampah Sebagai Bahan Pencemar Lingkungan

1. Pencemaran terhadap tanah

Pembuangan sampah yang tidak dilakukan dengan baik

misalnya di lahan kosong atau TPA yang dioperasikan secara

sembarangan akan menyebabkan lahan setempat mengalami

pencemaran akibat tertumpuknya sampah organik dan mungkin

juga mengandung Bahan Buangan Berbahaya (B3). Bila hal ini

terjadi maka akan diperlukan waktu yang sangat lama sampai

sampah terdegradasi atau larut dari lokasi tersebut. Selama waktu

itu lahan setempat berpotensi menimbulkan pengaruh buruk

terhadap manusia dan lingkungan sekitarnya.

2. Pencemaran Udara

Sampah yang menumpuk dan tidak segera terangkut

merupakan sumber bau tidak sedap yang memberikan efek buruk

bagi daerah sensitif sekitarnya seperti permukiman, perbelanjaan,

rekreasi, dan lain-lain. Pembakaran sampah seringkali terjadi pada

10
sumber dan lokasi pengumpulan terutama bila terjadi penundaan

proses pengangkutan sehingga menyebabkan kapasitas tempat

terlampaui. Asap yang timbul sangat potensial menimbulkan

gangguan bagi lingkungan sekitarnya.

Sarana pengangkutan yang tidak tertutup dengan baik juga

sangat berpotensi menimbulkan masalah bau di sepanjang jalur

yang dilalui, terutama akibat bercecerannya air lindi dari bak

kendaraan. Proses dekomposisi sampah di TPA secara kontinu

akan berlangsung dan dalam hal ini akan dihasilkan berbagai gas

seperti CO, CO2, CH4, H2S, dan lain-lain yang secara langsung

akan mengganggu komposisi gas alamiah di udara, mendorong

terjadinya pemanasan global, disamping efek yang merugikan

terhadap kesehatan manusia di sekitarnya.

Pembongkaran sampah dengan volume yang besar dalam

lokasi pengolahan berpotensi menimbulkan gangguan bau.

Disamping itu juga sangat mungkin terjadi pencemaran berupa

asap bila sampah dibakar pada instalasi yang tidak memenuhi

syarat teknis. Seperti halnya perkembangan populasi lalat, bau tak

sedap di TPA juga timbul akibat penutupan sampah yang tidak

dilaksanakan dengan baik. Asap juga seringkali timbul di TPA

akibat terbakarnya tumpukan sampah baik secara sengaja maupun

tidak. Produksi gas metan yang cukup besar dalam tumpukan

11
sampah menyebabkan api sulit dipadamkan sehingga asap yang

dihasilkan akan sangat mengganggu daerah sekitarnya.

3. Pencemaran Air

Prasarana dan sarana pengumpulan yang terbuka sangat

potensial menghasilkan lindi terutama pada saat turun hujan. Aliran

lindi ke saluran atau tanah sekitarnya akan menyebabkan

terjadinya pencemaran. Instalasi pengolahan berskala besar

menampung sampah dalam jumlah yang cukup besar pula

sehingga potensi lindi yang dihasilkan di instalasi juga cukup

potensial untuk menimbulkan pencemaran air dan tanah di

sekitarnya.

Lindi yang timbul di TPA sangat mungkin mencemari

lingkungan sekitarnya baik berupa rembesan dari dasar TPA yang

mencemari air tanah di bawahnya. Pada lahan yang terletak di

kemiringan, kecepatan aliran air tanah akan cukup tinggi sehingga

dimungkinkan terjadi cemaran terhadap sumur penduduk yang

trerletak pada elevasi yang lebih rendah.

a. Pengelolaan sampah yang kurang baik menyebabkan estetika

lingkungan menjadi kurang sedap dipandang mata misalnya

banyaknya tebaran-tebaran sampah sehingga mengganggu

kesegaran udara lingkungan masyarakat.

12
b. Pembuangan sampah ke dalam saluran pembuangan air akan

menyebabkan aliran air akan terganggu dan saluran air akan

menjadi dangkal.

c. Proses pembusukan sampah oleh mikroorganisme akan

menghasilkan gas-gas tertentu yang menimbulkan bau busuk.

d. Adanya asam organic dalam air serta kemungkinan terjadinya

banjir maka akan cepat terjadinya pengerusakan fasilitas

pelayanan masyarakat antara lain jalan, jembatan, saluran air,

fasilitas jaringan dan lain-lain.

e. Pembakaran sampah dapat menimbulkan pencemaran udara

dan bahaya kebakaran lebih luas.

f. Apabila musim hujan datang, sampah yeng menumpuk dapat

menyebabkan banjir dan mengakibatkan pencemaran pada

sumber air permukaan atau sumur dangkal.

g. Air banjir dapat mengakibatkan kerusakan pada fasilitas

masyarakat, seperti jalan, jembatan, dan saluran air.

D. Penyebab Manusia Membuang Sampah Sembarangan

Penyebab utama perilaku membuang sampah sembarangan ini

bisa terbentuk dan bertahan kuat didalam perilaku kita, antara lain:

1. Didalam pikiran alam bawah sadar, masyarakat menganggap

bahwa membuang sampah sembarangan ini bukan merupakan

suatu hal yang salah dan wajar untuk dilakukan.

13
2. Norma dari lingkungan sekitar seperti keluarga, sekolah,

masyarakat, atau bahkan tempat pekerjaan. Pengaruh lingkungan

merupakan suatu faktor besar didalam munculnya suatu perilaku.

Contohnya, pengaruh lingkungan seperti membuang sampah

sembarangan, akan menjadi faktor besar dalam munculnya perilaku

membuang sampah sembarangan.

3. Seseorang akan melakukan suatu tindakan yang dirasa mudah

untuk dilakukan. Jadi, orang tidak akan membuang sampah

sembarangan jika tersedianya banyak tempat sampah.

4. Tempat yang kotor dan memang sudah banyak sampahnya.

Tempat yang asal mulanya terdapat banyak sampah, bisa

membuat orang yakin bahwa membuang sampah sembarangan

diperbolehkan ditempat itu. Jadi, warga sekitar tanpa ragu untuk

membuang sampahnya di tempat itu.

5. Kurang banyak tempat sampah. Kurangnya tempat sampah

membuat orang sulit untuk membuang sampahnya. Jadi, orang

dengan mudah akan membuang sampahnya sembarangan.

E. Cara Pengolahan Sampah

Pengolahan sampah erat kaitannya dengan masyarakat karena

dari sampah tersebut akan hidup mikroorganisme penyebab penyakit

(bakteri,pathogen, jadi sampah harus betul-betul dapat diolah agar

tidak menimbulkan masalah. Menurut Panji Nugroho (2013), berbagai

cara yang dapat mengurangi efek negatif dari sampah, antara lain :

14
1. Penumpukan Metode ini dilakukan dengan cara menumpuk

sampah samapai membusuk, sehingga dapat menjadi kompos.

2. Pembakaran, Pembakaran merupakan cara yang sering dilakukan,

bahka diberbagai TPA metode ini kerap dipakai pemerintah,

kelemahan metode ini adalah tidak semua sampah dapat habis

dibakar.

3. Sanitary Landfill, Metode ini juga kerap digunakan pemerintah, cara

penerapannya adalah dengan membuat lubang baru untuk

mengubur sampah.

4. Pengomposan Cara ini sangat dianjurkan karena berdampak positif

dan menghasilkan barang bermanfaat dari sampah yang berguna

bagi lingkungan dan alam.

F. Prinsip Pengolahan Sampah

Berikut adalah prinsip-prinsip yang bisa diterapkan dalam

pengolahan sampah. Prinsip-prinsip ini dikenal dengan nama 5M,

yaitu:

1. Mengurangi (Reduce) mengurangi penggunaan barang-barang

habis pakai yang dapat menimbulkan sampah. Karena semakin

banyak barang terbuang maka akan semakin banyak sampah.

2. Menggunakan kembali (Reuse) Mengusahakan untuk mencari

barang-barang yang bisa dipakai kembali, dan mengindari

pemakaian barang-barang yang sekali pakai guna memaksimalkan

umur suatu barang.

15
3. Mendaur ulang (Recycle) Selain mencari barang yang dapat

dipakai kembali, dapat pula mencari barang yang dapat didaur

ulang. Sehingga barang tersebut dapat dimanfaatkan bukan

menjadi sampah.

4. Mengganti (Replace) Metode ini dapat dilakukan dengan

melakukan pengamatan disekitar. Ganti barang sekali pakai

dengan barang yang lebih tahan lama, serta menggunakan barang

yang ramah lingkungan.

5. Menghargai (Respect) Metode ini menggunakan rasa kecintaan

pada alam, sehingga akan menimbulkan sikap bijaksana sebelum

memilih.

G. Dampak terhadap Kesehatan

1. Pengelolaan sampah yang kurang baik akan menjadikan sampah

sebagai tempat perkembangbiakan vektor penyakit, seperti lalat,

tikus, serangga, jamur.

2. Penyakit demam berdarah meningkatkan incidencenya disebabkan

vektor Aedes Aegypty yang hidup berkembang biak di lingkungan,

pengelolaan sampahnya kurang baik (banyak kaleng, ban bekas

dan plastik dengan genangan air)

3. Penyakit sesak nafas dan penyakit mata disebabkan bau sampah

yang menyengat yang mengandung Amonia Hydrogen, Solfide dan

Metylmercaptan

16
4. Penyakit saluran pencernaan (diare, kolera dan typus) disebabkan

banyaknya lalat yang hidup berkembang biak di sekitar lingkungan

tempat penumpukan sampah

5. Insidensi penyakit kulit meningkat karena penyebab penyakitnya

hidup dan berkembang biak di tempat pembuangan dan

pengumpulan sampah yang kurang baik. Penularan penyakit ini

dapat melalui kontak langsung ataupun melalui udara.

6. Penyakit kecacingan

7. Terjadi kecelakaan akibat pembuangan sampah secara

sembarangan misalnya luka akibat benda tajam seperti kaca, besi,

dan sebagainya

8. Gangguan psikomatis, misalnya insomnia, stress, dan lain-lain

H. Dampak terhadap ganguan estetika

Lahan yang terisi sampah secara terbuka akan menimbulkan

kesan pandangan yang sangat buruk sehingga mempengaruhi

estetika lingkungan sekitarnya. Hal ini dapat terjadi baik di lingkungan

permukiman atau juga lahan pembuangan sampah lainnya. Proses

pembongkaran dan pemuatan sampah di sekitar lokasi pengumpulan

sangat mungkin menimbulkan tumpahan sampah yang bila tidak

segera diatasi akan menyebabkan gangguan lingkungan. Demikian

pula dengan ceceran sampah dari kendaraan pengangkut sering

terjadi bila kendaraan tidak dilengkapi dengan penutup yang

memadai.

17
Di TPA ceceran sampah terutama berasal dari kegiatan

pembongkaran yang tertiup angin atau ceceran dari kendaraan

pengangkut. Pembongkaran sampah di dalam area pengolahan

maupun ceceran sampah dari truk pengangkut akan mengurangi

estetika lingkungan sekitarnya. Lokasi TPA umumnya didominasi oleh

ceceran sampah baik akibat pengangkutan yang kurang baik, aktivitas

pemulung maupun tiupan angin pada lokasi yang sedang

dioperasikan. Hal ini menimbulkan pandangan yang tidak

menyenangkan bagi masyarakat yang melintasi atau tinggal

berdekatan dengan lokasi tersebut.

Fisik sampah (sampah padat), baik yang masih segar maupun

yang sudah membusuk; yang terbawa masuk ke got / selokan dan

sungai akan menghambat aliran air dan memperdangkal sungai.

Pendangkalan mengakibatkan kapasitas sungai akan berkurang,

sehingga air menjadi tergenang dan meluap menyebabkan banjir.

Banjir tentunya akan mengakibatkan kerugian secara fisik dan

mengancam kehidupan manusia (hanyut / tergenang air). Tetapi yang

paling meresahkan adalah akibat lanjutan dari banjir yang selalu

membawa penyakit.

18
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Menurut WHO, sampah adalah sesuatu yang tidak digunakan,

tidak dipakai, tidak disenangi atau sesuatu yang dibuang berasal dari

kegiatan manusia dan tidak terjadi dengan sendirinya. Banyak

sampah organik masih mungkin digunakan kembali/ pendaurulangan

(re-using), walaupun akhirnya akan tetap merupakan bahan/ material

yang tidak dapat digunakan kembali.

Sumber sampah berasal dai berbagai tempat Sampah alam,

Sampah manusia, Sampah konsumsi, Sampah Industri. Sampah

dapat menimbulkan berbagai dampak yaitu dampak terhadap

kesehatan, lingkungan maupun terhadap gangguan estetika.

B. Saran

Marilah kita mulai untuk mengenal sampah lebih lanjut. Kita

sebagai mahasiswa harus bisa menyelesaikan masalah sampah yang

ada di Indonesia. Jangan biarkan sampah memberikan dampak buruk

kepada kita karena kita hanya membiarkannya tertumpuk saja. Paling

tidak kita harus tetap membuang sampah kepada tempat yang telah

disediakan dan jangan membuang sampah di sembarang tempat.

19
DAFTAR PUSTAKA

Fadhil, Fatih. 2013. Perilaku Buang Sampah Sembarangan


https://fatihfadhil.wordpress.com/2013/11/04/makalah-perilaku-buang-
sampah-sembarangan/
Mily.2009.Makalah Bahaya Sampah.disampaikan di wordpress.com.
http://mily.wordpress.com/2009/01/04/makalah-bahaya-sampah/.Diakses
pada 
Sedaja.2011.Penanggulangan Sampah.
http://sedaja2.blogspot.com/2011/03/penanggulangan-
sampah.html.Diakses pada
Soegiharto, Bambang. 2013. Sampah
http://mgmpipskotabandung.blogspot.com/2013/06/pengertian-dan-
definisi-sampah_5.html
Setiawan, Samhis. 2019. Jenis Sampah – Pengertian, Sumber, Prinsip,
Pengolahan, Faktor, Dampak
https://www.gurupendidikan.co.id/jenis-sampah/

20

Anda mungkin juga menyukai