Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

KOLABORASI PERAWAT-DOKTER DALAM RUMAH SAKIT

NAMA: DEWI PERMATA SARI


(18.11.2.149.008)
03 MARET 2019

DOSEN PEMBIMBING:
HYAN OKTODIA BASUKI, S.Kep., Ns., M.Kep.
NIK: 45115088
KOMUNIKASI DALAM KEPERAWATAN

PROGRAM S1 KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN NAHDATUL ULAMA TUBAN
TAHUN AKADEMIK 2018/2019

i
LEMBAR PENGESAHAN

MAKALAH

KOLABORASI PERAWAT-DOKTER DALAM RUMAH SAKIT

Disusun untuk memenuhi syarat mengikuti tugas mata kuliah Komunitas dalam
Keperawatan Tahun Pelajaran 2018/2019

Disusun oleh:

DEWI PERMATA SARI (18.11.2.149.008)

Menyetujui,
Dosen Pembimbing

Hyan Oktodia Basuki, S.Kep., Ns., M.Kep


NIK.45115088

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmatnya sehingga makalah yang
berjudul Trend dan Issue Komunikasi dalam Keperawatan tentang Dinamika Kelompok
ini dapat terselesaikan.
Makalah ini dibuat sebagai salah satu tugas mata kuliah Komunikasi Dalam
Keperawatan. Makalah ini tidak terwujud tanpa bantuan pihak-pihak yang rela
meluangkan waktunya kepada penulis. Maka dari itu penulis mengucapkan terimakasih
kepada:
1. Dosen pembimbing mata kuliah Komunikasi dalam keperawatan Bpak Hyan
Oktodia Basuki,.S.Kep.,Ns.,M.Kep.
2. Orang tua yang selalu mendukung dengan baik dengan materi ataupun dengan
semangat yang tidak ternilai harganya.
3. Pihak-pihak lain yang ikut membantu dalam proses pembuatan makalah ini.
Saya berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman untuk para pembaca. Bahkan saya berharap agar makalah ini bisa diterima
oleh pembaca.
Saya yakin masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini. Untuk itu
saya sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.

Tuban, 03 Maret 2019

Penulis

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.................................................................................................... i
LAPORAN PENGESAHAN........................................................................................ ii
KATA PENGANTAR.................................................................................................. iii
DAFTAR ISI................................................................................................................ iv
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang....................................................................................................... 1
1.2 Tujuan Penelitian................................................................................................... 2
1.3 Manfaat Penelitian ................................................................................................ 2
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Teori Komunikasi dalam Keperawatan menurut para Ahli..................... 3
2.2 Konsep Teori Dinamika Kelompok menurut para Ahli........................................ 3
BAB 3 TREND DAN ISSUE KOMUNIKASI DALAM KEPERAWATAN
TENTANG DINAMIKA KELOMPOK
3.1 Masalah yang muncul 5-10 tahun terakhir............................................................ 4
3.2 Identifikasi Masalah.............................................................................................. 4
BAB 4 PENUTUP
4.1 Kesimpulan ........................................................................................................... 6
4.2 Saran...................................................................................................................... 6
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................... 7

iv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kolaborasi merupakan istilah umum yang sering digunakan untuk
menggambarkan suatu hubungan kerja sama yang dilakukan pihak tertentu. Sekian
banyak pengertian dikemukakan dengan sudut pandang beragam namun didasari prinsip
yang sama yaitu mengenai kebersamaan, kerja sama, berbagi tugas, kesetaraan,
tanggung jawab dan tanggung gugat. Namun demikian kolaborasi sulit didefinisikan
untuk menggambarkan apa yang sebenarnya yang menjadi esensi dari kegiatan ini.
Seperti yang dikemukakan National Joint Practice Commision (1977) yang dikutip
Siegler dan Whitney (2000) bahwa tidak ada definisi yang mampu menjelaskan sekian
ragam variasi dan kompleknya kolaborasi dalam kontek perawatan kesehatan.
Berdasarkan kamus Heritage Amerika (2000), kolaborasi adalah bekerja bersama
khususnya dalam usaha penggambungkan pemikiran. Hal ini sesuai dengan apa yang
dikemukanan oleh Gray (1989) menggambarkan bahwa kolaborasi sebagai suatu proses
berfikir dimana pihak yang terklibat memandang aspek-aspek perbedaan dari suatu
masalah serta menemukan solusi dari perbedaan tersebut dan keterbatasan padangan
mereka terhadap apa yang dapat dilakukan.
American Medical Assosiation (AMA), 1994, setelah melalui diskusi dan
negosiasi yang panjang dalam kesepakatan hubungan professional dokter dan perawat,
mendefinisikan istilah kolaborasi sebagai berikut ; Kolaborasi adalah proses dimana
dokter dan perawat merencanakan dan praktek bersama sebagai kolega, bekerja saling
ketergantungan dalam batasan-batasan lingkup praktek mereka dengan berbagi nilai-
nilai dan saling mengakui dan menghargai terhadap setiap orang yang berkontribusi
untuk merawat individu, keluarga dan masyarakat.
Apapun bentuk dan tempatnya, kolaborasi meliputi suatu pertukaran pandangan
atau ide yang memberikan perspektif kepada seluruh kolaborator. Efektifitas hubungan
kolaborasi profesional membutuhkan mutual respek baik setuju atau ketidaksetujuan
yang dicapai dalam interaksi tersebut. Partnership kolaborasi merupakan usaha yang
baik sebab mereka menghasilkan outcome yang lebih baik bagi pasien dalam mecapai
upaya penyembuhan dan memperbaiki kualitas hidup.

1
Kolaborasi merupakan proses komplek yang membutuhkan sharing pengetahuan
yang direncanakan dan menjadi tanggung jawab bersama untuk merawat pasien.
Bekerja bersama dalam kesetaraan adalah esensi dasar dari kolaborasi yang kita
gunakan untuk menggambarkan hubungan perawat dan dokter. Tentunya ada
konsekweksi di balik issue kesetaraan yang dimaksud. Kesetaraan kemungkinan dapat
terwujud jika individu yang terlibat merasa dihargai serta terlibat secara fisik dan
intelektual saat memberikan bantuan kepada pasien. Pertanyaannya apakah kolaborasi
dokter dan perawat telah terjadi dengan semestinya?
Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka penulis tertarik untuk menelaah lebih
jauh mengenai trend dan issue mengenai pelaksanaan kolaborasi perawat-dokter,
mengingat bahwa kerjasama antara dokter-perawat merupakan salah satu faktor sangat
penting untuk mencapai keberhasilan dan kualitas pelayanan kesehatan yang diberikan
kepada pasien.

1.2 Tujuan
1. Mengetahui tahap-tahap praktik kolaboarasi
2. Mengetahui hubungan antara komunikasi dan praktik kolaborasi
3. Perbedaan praktik kolaborasi di antara kelompok pasien

1.3 Manfaat
Agar mahasiswa mengetahui dan memahami trend dan issue hubungan antara
komunikasi dan praktek kolaborasi

2
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Teori Komunikasi dalam Keperawatan menurut para Ahli


1. VIRGINIA HENDERSON
1978 keperawatan adalah suatu fungsi yang unik dari perawat untuk
menolong klien yang sakit atau sehat dalam memberikan pelayanan
kesehatan dengan meningkatkan kemampuan, kekuatan, pengetahuan dan
kemandirian pasien secara rasional, sehingga pasien dapat sembuh atau
meninggal dengan tenang.

2.2 Konsep Teori Dinamika Kelompok menurut para Ahli


1. SHERTZER dan STONE
(1981) dinamika kelompok adalah kekuatan – kekuatan yang berinteraksi
dalam kelompok pada waktu kelompok melakukan kegiatan - kegiatan untuk
mencapai tujuanya

3
BAB 3
TREND DAN ISSUE KOMUNIKASI DALAM KEPERAWATAN TENTANG
DINAMIKA KELOMPOK

3.1 Masalah yang muncul 5-10 tahun terakhir


1. Manajemen Rumah Sakit
Seorang pasien MRS (masuk rumah sakit) dan rawat inap selama 3 hari,
setelah dinyatakan baik pasien diperbolehkan pulang. Saat pulang pasien
mendapatkan resep obat analsik tablet yang diminum 3x sehari 1 tablet.
Setelah mendapatkan resep obat dan mendapatkan anjuran dokter agar satu
minggu lagi kontrol kembali ke rumah sakit, maka keluarga pasien segera
menyelesaikan administrasi, pembiyaan selama di rumah sakit dan menebus
resep obat di apotik. Pasien menyampaikan ke perawat bahwa pasien
mempunyai riwayat alergi terhadap obat antalgin, perawat menyampaikan :
“iya pak, nanti dengan dokternya... “. Hasilnya adalah pasien pulang
mendapatkan obat paten antalgin kerena dokter tidak mengetahui informasi
tersebut dan pasien juga tidak tahubahwa obat paten tersebut terkandung
antalgin. Bagian manajemen rumah sakit (direktur beserta jajaranya) tidak
mengetahui kejadian yang dialami pasien.

3.2 Identifikasi masalah


A. Critical Problem
1. Anamnesis dokter kurang lengkap
2. Kemungkinan pasien lupa memberitahu dokter tentang riwayat alerginya
3. Kemungkinan SOP yang kurang diterapkan oleh dokter
4. Komunikasi yang kurang efektif antara dokter dan pasien

4
B. Justification Problem
Seorang pasien MRS (masuk rumah sakit) dan rawat inap selama 3 hari,
setelah dinyatakan baik pasien diperbolehkan pulang. . Saat pulang pasien
mendapatkan resep obat analsik tablet yang diminum 3x sehari 1 tablet.
Setelah mendapatkan resep obat dan mendapatkan anjuran dokter agar satu
minggu lagi kontrol kembali ke rumah sakit, pasien pulang mendapatkan
obat paten antalgin kerena dokter tidak mengetahui informasi tersebut dan
pasien juga tidak tahubahwa obat paten tersebut terkandung antalgin. Bagian
manajemen rumah sakit (direktur beserta jajaranya) tidak mengetahui
kejadian yang dialami pasien.

5
BAB 4
KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan
Untuk mencapai pelayanan yang efektif maka perawat, dokter dan tim kesehatan
harus berkolaborasi satu dengan yang lainnya. Tidak ada kelompok yang dapat
menyatakan lebih berkuasa diatas yang lainnya. Masing-masing profesi memiliki
kompetensi profesional yang berbeda sehingga ketika digabungkan dapat menjadi
kekuatan untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Banyaknya faktor yang
berpengaruh seperti kerjasama, sikap saling menerima, berbagi tanggung jawab,
komunikasi efektif sangat menentukan bagaimana suatu tim berfungsi. Kolaborasi
yang efektif antara anggota tim kesehatan memfasilitasi terselenggaranya pelayanan
pasien yang berkualitas.

4.2 Saran

1. Untuk Pendidikn:Perlu adanya sosialisasi praktik kolaborasi dan managed care


diantara tim kerja kesehatan atau profesi kesehatan mulai dari situasi
pendidikan.
2. Untuk Rumah sakit: Untuk meningkatkan mutu pelayanan keperawatan
kesehatan perlu adany peningkatan pendidikan perawat dan komunikasi yang
baik ke pasien maupu antar tim kerja, dan untuk meningkatkan praktik
kolaborasi perlu adanya komitmen bersama antara pemimpin (struktural) dan
fungsional (profesi kesehatan), dimana pimpinan dapat mengadopsi managed
care dan mensosialisasikan serta dapat diterapkan pada pelayan.

6
DAFTAR PUSTAKA

Berger, J. Karen and Williams. 1999. Fundamental Of Nursing; Collaborating foer


Optimal Healt, Second Editions. Apleton and Ladge. Prenticehall. USA

Capernito L.J., Diagnosa Keperawatan, Aplikasi pada Praktik Klinis, (Alih bahasa):
Tim Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Padjajaran, EGC, Jakarata,
1998.

Chen A.M., Wismer B.A, Lew R, Kang S.H., Mink K., Moskowitz J.M., and
Togerration Involving Korean Americans of Preventive Medicine, 1997;13:6.

Cox J. R.W., Mann L., and Samson D.,Benchmarking As a Mixed


Metaphor;Disentangling Assumitions of Competition and Collaboration,
Journal of Management Studies, 1997;34:2

www.Kompas.com/kompas-cetak/ 2001. Diskusi Era Baru: Perawat Ingin Jadi Mitra


Dokter. Diakses pada tanggal 20 Maret 2007

www.pikiran-rakyat.com/cetak. 2002: Hak dan Kewajiban Rumah Sakit. Diakses pada


tanggal 20 Maret 2007

www.nursingworld. Sieckert. 2005 Nursing-Physician workplace Collaboration.


Diakses pada tanggal 12 Maret 2007

www.nursingworld. Canon. 2005. New Horizons for Collaborative Partnership. Diakses


pada tanggal 12 Maret 2007

www.nursingworld. Gardner. 2005. Ten Lessons in Collaborative Partnership. Diakses


pada tanggal 12 Maret 2007

Anda mungkin juga menyukai