Anda di halaman 1dari 2

Suwardjono (2014) menyebut bahwa teori akuntansi menjadi landasan untuk memecahkan

masalah akuntansi secara beralasan atau bernalar yang secara ilmiah dapat
dipertanggungjawabkan.

Suwardjono (2014) menyebutkan beberapa kriteria yang harus dipenuhi agar seperangkat
pengetahuan dapat disebut sebagai sains. Yakni bebas nilai, koheren, universal, dan dapat
diverifikasi secara empiris. Bagaimana dengan akuntansi? Tujuan dari akuntansi adalah
menghasilkan atau menemukan prinsip-prinsip umum (general principles) untuk menjustifikasi
kebijakan dalam rangka pencapaian tujuan pelaporan keuangan. Dengan kata lain, akuntansi
dipandang sebagai sebuah teknologi ketimbang ilmu pengetahuan.

Proses penalaran logis dalam ranah teori akuntansi dapat disebut sebagai perekayasaan
(engineering). Perekayasaan akuntansi akan menghasilkan Rerangka konseptual yang, menurut
Suwardjono (2014), berupa seperangkat prinsip umum (a set of borad principles), doktrin (a
body of doctrines) ataupun skema atas gagasan-gagasan yang salin berkaitan (a scheme of
interrelated ideas). Rerangka konseptual berfungsi sebagai:

1. Acuan evaluasi bagi praktik akuntansi yang berjalan,


2. Arahan bagi pengembangan praktik dan prosedur akuntansi baru,
3. Basis penurunan standar akuntansi,
4. Dasar pengujian dan perbaikan bagi praktik berjalan,
5. Pedoman pemecahan masalah potensial.

Berdasar pada penekanan pembahasannya, teori akuntansi dapat pula dikelompokkan yakni
dari aspek sasaran teori, tataran semiotika, serta pendekatan penalaran. Dari aspek sasaran
teori, terjadi dikotomi antara teori akuntansi sebagai teori yang bersifat positif atau normatif.
Sasaran teori akuntansi positif adalah penjelasan mengenai kejadian nyata secara objektif tanpa
dilandasi pertimbangan nilai (value-judgement). Sasaran teori akuntansi normatif adalah
penalaran mengenai mengapa sebuah perlakuan akuntansi tertentu lebih baik jika
dibandingkan perlakuan akuntansi alternatif, jika suatu tujuan akuntansi yang spesifik hendak
dicapai.
Sementara dalam tataran semiotika, pemahaman teori akuntansi dapat dicapai dengan
mengidentifikasi teori akuntansi atas dasar tataran sintaktika, semiotika, dan pragmatika.

1. Teori akuntansi semantik berupaya menjawab apakah elemen laporan keuangan


representatif sehingga tidak disalahartikan oleh pengguna laporan keuangan. Dan
berfokus utamanya pada pendefinisian, identifikasi karakteristik, serta pengukuran
elemen laporan keuangan.
2. Teori akuntansi sintaktik tidak hanya mencakup mengenai hubungan struktural antar elemen
laporan keuangan, namun juga struktur pelaporan keuangan yang terdiri atas manajemen,
entitas pelaporan, pengguna laporan keuangan, sistem akuntansi serta pedoman penyusunan
laporan (PABU).
3. Teori akuntansi pragmatik berfokus pada pengaruh informasi terhadap perubahan perilaku
pemakai laporan keuangan, atau dengan kata lain reaksi pihak yang dituju oleh informasi
akuntansi. Teori pragmatik akan berurusan dengan soal efektifitas komunikasi, atau apakah
informasi sampai ke pihak yang dituju dan diinterpretasi dengan tepat.

Anda mungkin juga menyukai