masalah akuntansi secara beralasan atau bernalar yang secara ilmiah dapat
dipertanggungjawabkan.
Suwardjono (2014) menyebutkan beberapa kriteria yang harus dipenuhi agar seperangkat
pengetahuan dapat disebut sebagai sains. Yakni bebas nilai, koheren, universal, dan dapat
diverifikasi secara empiris. Bagaimana dengan akuntansi? Tujuan dari akuntansi adalah
menghasilkan atau menemukan prinsip-prinsip umum (general principles) untuk menjustifikasi
kebijakan dalam rangka pencapaian tujuan pelaporan keuangan. Dengan kata lain, akuntansi
dipandang sebagai sebuah teknologi ketimbang ilmu pengetahuan.
Proses penalaran logis dalam ranah teori akuntansi dapat disebut sebagai perekayasaan
(engineering). Perekayasaan akuntansi akan menghasilkan Rerangka konseptual yang, menurut
Suwardjono (2014), berupa seperangkat prinsip umum (a set of borad principles), doktrin (a
body of doctrines) ataupun skema atas gagasan-gagasan yang salin berkaitan (a scheme of
interrelated ideas). Rerangka konseptual berfungsi sebagai:
Berdasar pada penekanan pembahasannya, teori akuntansi dapat pula dikelompokkan yakni
dari aspek sasaran teori, tataran semiotika, serta pendekatan penalaran. Dari aspek sasaran
teori, terjadi dikotomi antara teori akuntansi sebagai teori yang bersifat positif atau normatif.
Sasaran teori akuntansi positif adalah penjelasan mengenai kejadian nyata secara objektif tanpa
dilandasi pertimbangan nilai (value-judgement). Sasaran teori akuntansi normatif adalah
penalaran mengenai mengapa sebuah perlakuan akuntansi tertentu lebih baik jika
dibandingkan perlakuan akuntansi alternatif, jika suatu tujuan akuntansi yang spesifik hendak
dicapai.
Sementara dalam tataran semiotika, pemahaman teori akuntansi dapat dicapai dengan
mengidentifikasi teori akuntansi atas dasar tataran sintaktika, semiotika, dan pragmatika.