Anda di halaman 1dari 11

BAB IV

PEMBAHASAN

Penulis akan mencoba membahas mengenai hal-hal yang berkaitan

dengan pendokumentasian, kesenjangan, dan masalah-masalah yang dihubungkan

dengan teori yang ada melalui pendekatan proses keperawatan.

Hasil asuhan keperawatan yang telah penulis laksanakan dengan

menggunakan proses keperawatan secara komprehensif pada keluarga Tn. I

kususnya Ny.M dengan Hipertensi, yang telah dilakukan selama 3 hari mulai

tanggal 11 – 13 Mei 2019, di Desa Tingkeum Manyang Kecamatan Kuta Blang

Kabupaten Bireuen Tahun 2019.

Pelaksanaan asuhan keperawatan keluarga ini, penulis memerlukan waktu

untuk pendekatan dengan keluarga, yaitu mulai tanggal 11 sampai dengan 13 Mei

2019. Hal ini penting karena untuk membina hubungan saling percaya antara klien

dengan penelitu, yaitu dengan melakukan perkenalan, pendekatan serta penjelasan

maksud serta tujuan kunjungan.

Melalui perawatan kesehatan keluarga yang berfokus pada peningkatan,

perawatan diri (self – care), pendidikan kesehatan dan konseling keluarga, serta

upaya-upaya yang berarti dapat mengurangi  resiko yang diciptakan oleh pola

hidup dan bahaya dari lingkungan. Tujuannya adalah untuk mengangkat derajat

kesehatan keluarga secara menyeluruh, yang mana secara tidak langsung

mengangkat deraja kesehatan setiap anggota keluarga (Friedman, 1998).

Pengkajian dilakukan dengan wawancara, observasi serta pemeriksaan fisik

anggota keluarga. Dari data yang terkumpul kemudian di buat suatu


analisa, identifikasi masalah,  memprioritaskan masalah,  membuat diagnosa

keperawatan,  membuat skoring serta langkah selanjutnya adalah merencanakan

tindakan,  melaksanakan tindakan serta mengevaluasinya.

A. Pengkajian

Setelah penulis melakukan pengkajian selama 3 hari dengan masalah

utama Hipertensi, dengan menggunakan Model Konseptual Friedman yang

memfokuskan masalah utama Asuhan keperawatan keluarga Tn.I Kususnya

Ny.M dengan Hipertensi untuk menegakkan diagnosa keperawatan keluarga

yang muncul. Setelah penulis memberikan asuhan keperawatan keluarga

menemukan beberapa faktor yang menjadi pendukung dan penghambatnya.

Adapun faktor yang mendukung yaitu adanya kerjasama keluarga dengan

baik, terbinanya hubungan saling percaya antara peneliti dan keluarga yang

telah mampu menggunakan fasilitas kesehatan yang ada yaitu Puskesmas atau

pelayanan kesehatan terdekat, misal, Dokter Umum.

Kesediaan keluarga untuk meluangkan waktu dalam pemberian

asuhan keperawatan dan adanya motivasi yang besar dari keluarga untuk

menerima dan mengikuti semua tambahan pengetahuan yang peneliti berikan.

Faktor penghambat yang menjadi kendala penulis yaitu keterbatasan waktu

dalam melakukan asuhan keperawatan, berikut beberapa kesenjangan kasus

dan teori yang penulis temukan pada pengkajian :

Riwayat Tipe atau bentuk keluarga, Tipe keluarga My. M Dyadic

Nuclear, yaitu suatu keluarga dimana suami-istri sudah berumur dan tidak

mempunyai anak. Dan untuk Tugas keluarga dalam bidang kesehatan belum
semuanya terpenuhi, dikarenakan saat penulis melakukan pengkajian pada

keluarga Ny.M, anggota keluarga Ny.M tidak begitu mengerti dan tahu

tentang penyakit yang diderita oleh Ny. M yaitu Hipertensi, sesuai dengan

teori Friedman (2010)  Fungsi Pemeliharaan Kesehatan, keluarga mempunyai

tugas-tugas dalam bidang kesehatan yang perlu dipahami dan dilakukan salah

satunya dengan mengenal masalah kesehatan setiap anggota keluarganya.

Data lingkungan karakteristik rumah Ny.M, dalam pengkajian penulis

hanya mengkaji luas rumah secara keseluruhan, Dan penulis tidak berhasil

mengkaji luas masing-masing ruangan karena pemilik rumah sendiri pun

sudah lupa. Pada pengkajian fungsi keluarga tertulis fungsi keluarga meliputi,

fungsi afektif, sosial, perawatan keluarga, produksi dan ekonomi. Pola fungsi

perawatan kesehatan meliputi 5 disini keluarga tidak begitu tahu tentang

penyakit yang di derita Ny.M keluarga hanya tahu Ny.M menderita darah

tinggi. Dan untuk pengobatan selain dari dokter Ny.M harus menghindari

makan yang mengandung kolestrol, menerapkan pola hidup sehat serta

melakukan aktivitas olah raga, keluarga tidak mengetahui pengertian,

penyebab, tanda dan gejala Hipertensi, serta perawatan hipertensi dirumah.

Pada pengkajian fungsi ekonomi tertulis “keluarga” Ny.M merupakan

keluarga yang berkecukupan dalam akan penghasilan. Kebutuhan sandang,

pangan, dan papan dalam keluarga Ny.M selalu terpenuhi”. Dalam hal ini

penulis tidak mencantumkan tentang keluarga dalam memanfaatkan sumber

yang ada di masyarakat dalam upaya peningkatan status kesehatan keluarga


pada dokumentasi asuhan keperawatan karena keterbatasan waktu penulis

pada saat melakukan pengkajian sehingga hal tersebut tidak terkaji.

Pada pemeriksaan stres dan koping keluarga, dalam kehidupan sehari-

hari keluarga Ny.M tidak menghadapi strssor yang berat walaupun biasanya

hipertensi Ny.M kambuh karena stress dengan pekerjaannya serta kadang

Tn.I cerewet dan suka marah-marah tetapi dalam hal ini penulis tidak

mencantumkan intensitas seberapa sering Ny.M mengalami stressor dalam

masalah pribadi atau masalah pada keluarga.

B. Diagnosa Keperawatan

Diagnosis keperawatan adalah penilaian klinis mengenai

pengalaman/respons individu, keluarga, atau komunitas terhadap masalah

kesehatan yang aktual atau potensial/proses hidup. Diagnosis keperawatan

memberi dasar pemilihan intervensi keperawatan untuk mencapai hasil akhir

sehingga perawat menjadi akuntabel (Nanda, 2012)

1. Aktual nyeri berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga mengenal

masalah kesehatan.

Berdasarkan teori yang ada pada kasus hipertensi muncul gangguan

rasa nyaman nyeri, didasarkan atas adanya resistensi pembuluh otak yang

meningkat menimbulkan nyeri kepala hal ini mengakibatkan gangguan

rasa nyaman. Diagnosa  keperawatan gangguan rasa nyaman nyeri adalah

berhubungan dengan tekanan vaskular cerebral akut atau sakit kepala.

Nyeri yang dimaksudkan disini adalah nyeri kronik karena nyeri

timbul lebih dari enam bulan. Sesuai dengan teori (Davey, 2005)
Hipertensi biasanya Asimtomatik, sampai terjadi kerusakan organ target,

sebagian besar nyeri kepala. Fase hipertensi yang berbahaya biasa ditandai

oleh nyeri kepala dan hilangnya penglihatan (Papi-ledema). Bila timbul

gejala, penyakit ini sudah lanjut. Gejala klasik yaitu sakit kepala,

epistaksis, pusing, dan tinitus yang diduga berhubungan dengan kenaikan

tekanan darah.

Peningkatan tekanan darah dalam jangka waktu lama akan

mengakibatkan perubahan struktural pembuluh darah. Perubahan struktur

meliputi perubahan struktur makro dan mikrovaskular. Perubahan

makrovaskular berupa arteri menjadi kaku serta perubahan amplifikasi

tekanan sentral ke perifer. Perubahan mikrovaskular berupa perubahan

rasio dinding pembuluh darah dan lumen pada arteriol besar, abnormalitas

tonus vasomotor serta ‘structural rarefaction’ (hilangnya mikrovaskular

akibat aliran darah tidak mengalir di semua mikrovaskular demi

mempertahankan perfusi ke kapiler tertentu Perubahan struktur tersebut

akan mengganggu perfusi jaringan. Oleh karena tu dalam jangka waktu

lama dapat timbul kerusakan organ target ( Rahmawati, 2017)

Penulis mengangkat diagnosa tersebut, karena saat dilakukan

pengkajian Ny.M mengatakan merasa nyeri dan kaku di daerah tengkuk

dan kepala berdenyut-denyut dengan skala nyeri 5. Ny.M terlihat meringis

kesakitan dan memegang bagian tengkuknya. Penyebab yang ditampilkan

yaitu ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan. Sebab dari

hasil pengkajian didapatkan Ny.M mengatakan sakitnya sudah biasa dan


akan hilang sendiri kalau istirahat dan Ny.M tetap bekerja dan beraktifitas

seperti biasa tanpa memperdulikan rasa sakitnya.

Dengan diangkatnya diagnosa tersebut diharapkan keluarga Tn.

Ny.M mampu mengenal masalah kesehatan penyakit hipertensi. Alasan

diagnosa ini dijadikan prioritas pertama  adalah berdasarkan hasil

perhitungan nilai dengan menggunakan skala prioritas dalam menyusun

masalah kesehatan keluarga, dimana diagnosa ini mempunyai skor 3 2/3.

Apabila masalah ini tidak ditangani akan berakibat gangguan pola tidur

dan terganggunya aktivitas sehari-hari.

Intervensi yang disusun penulis untuk mengatasi masalah adalah:

Anjurkan pasien untuk melakukan tirah baring saat fase akut dengan

rasional pada saat tirah baring sirkulasi darah akan lancar dan mengurangi

tekanan intra cranial: Ajarkan keluarga untuk melakukan tindakan

nonfarmakologi untuk menghilangkan sakit kepala seperti kompres dingin

pada dahi, pijat punggung dan leher, tehnik relaksasi dengan rasional

tindakan-tindakan tersebut dapat mengurangi nyeri, anjurkan pasien dan

keluarga untuk mengontrol aktivitas-aktivitas yang dapat meningkatkan

sakit kepala misal batuk panjang, membungkuk dengan rasional

menghindari faktor pencetus peningkatan TIK dapat mencegah nyeri

kepala dan tengkuk muncul, Anjurkan keluarga untuk selalu melakukan

cek tekanan darah setiap 3 minggu sekali dengan rasional tindakan

preventif untuk memantau tekanan darah, Anjurkan keluarga untuk

memantau kebutuhan pasien dalam menjalankan terapi farmakologi


dengan rasional ketepatan dalam pemberian terapi farmakologi dapat

mempercepat penyembuhan.

Implementasi yang penulis laksanakan untuk memberikan asuhan

keperawatan keluarga Tn.I Khususnya Ny.M adalah dengan mengkaji

pengetahuan keluarga tentang penyakit Hipertensi yang diderita anggota

keluarganya, Meminta keluarga untuk rekomendasi cara mengurangi nyeri

dengan kompres dingin dan pijat punggung dan leher, serta memberikan

motivasi keluarga untuk mengulang yang sudah dijelaskan.

Evaluasi yang didapat penulis setelah tiga hari adalah secara

subjektif keluarga mengatakan sudah mengetahui cara mengatasi rasa

nyeri apabila nyeri tersebut muncul, secara objektif keluarga Ny.M terlihat

bisa menjelaskan kembali dan bisa mempraktekan sendiri apa yang telah

dijelaskan oleh penulis.

2. Risiko tinggi komplikasi berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga

dalam merawat anggota keluar yang sakit.

Apabila arteri koroner yang aterosklerotik tidak dapat mensuplai

cukup oksigen ke miokardium atau apabila terbentuk trombus yang

menghambat aliran darah melalui pembuluh tersebut sehingga

mengakibatkan terjadinya Infark miokardium. Tekanan yang sangat tinggi

pada kelainan ini menyebabkan peningkatan tekanan perifer dan

mendorong cairan kedalam ruang intestinum diseluruh susunan saraf

pusat. Neuron-neuron disekitarnya kolaps dan terjadi koma serta kematian

(Karjadidjaja, 2010).
Diagnosa ini diangkat karena di dapatkan data kurangnya

pengetahuan keluarga klien tentang penyakit, kurangnya pengetahuan

tentang cara penanganan penyakit saat terjadi kekambuhan dan

ketidakmampuan keluarga dalam penanganan keluarga yang sakit .

Hal ini sesuai dengan teori Konsensus yang ditetapkan oleh

Kementerian Kesehatan Amerika Serikat terbukti menurunkan tekanan

darah. Pengaturan makanan yang dimaksud adalah DASH (Dietary

Approach to stop Hypertension) berupa makanan tinggi sayur dan buah,

susu rendah lemak atau produknya, memilih sumber protein ren dah lemak

dan rendah kolesterol, serta asupan protein nabati dan kacang-kacangan.

Pola makanan yang dianjurkan dalam konsep DASH ternyata kaya akan

Kalsium, Kalium, Magnesium selain rendah Natrium. Perlu dipikirkan cara

menyadarkan masyarakat umum untuk mencegah hipertensi dan memotivasi

penderita hipertensi untuk mengikuti pola DASH guna menurunkan tekanan

darah. Tanpa dilupakan mengurangi asupan energi untuk mereka yang

kelebihan berat badan dan mengurangi jumlah asam lemak jenuh dan asam

lemak trans (Karjadidjaja, 2010).

Penulis merasa perlu untuk mengangkat diagnosa tersebut karena saat

dilakukan pengkajian Ny.M mengatakan tangan dan kaki sebelah kiri

kebas, lemes, dengkul kaki terasa pegel, kaki yang sebelah kiri terkadang

sulit untuk bergerak apabila setelah mengkonsumsi kopi,daging dan makan

berlemak serta Tn.I mengatakan bahwa istrinya memiliki tekanan darah

tinggi, tapi Tn.I tidak/kurang begitu mengerti tentang hipertensi. yang Tn.I
tahu tekanan darah tinggi yang tekanan darahnya lebih dari 130 dan bila

Ny.M mengeluhkan kaku pada kaki dan tangannya Tn.I akan membawanya

berobat ke Apotek terdekat.

Diagnosa ini berada diprioritas ketiga karena berdasarkan prioritas

masalah memiliki skor 3 2/3. Sifat masalah actual, skor 1 perlu segera

ditangani karena akan menimbulkan komplikasi lebih lanjut. Kemungkinan

masalah untuk di ubah sebagian , Ada usaha untuk mengurangi penyebaran

penyakit dengan cara mengkonsumsi obat tradisional. Potensial masalah

untuk dicegah cukup skor 2/3 karena masalah dapat di cegah atau dikurangi

Ny.M berusaha menghindari makanan yang dapat membuatnya pegal dan

kaku serta keluarga Ny.M langsung membawanya ke Apotek terdekat jika

merasa badannya kurang sehat.

Intervensi di susun oleh penulis untuk mengatasi masalah kurangnya

pengetahuan keluarga tentang penyakit yang diderita anggota keluarga yang

menderita hipertensi adalah dengan cara menjelaskan tentang pengertian

hipertensi, penyebab hipertensi, tanda dan gejala hipertensi, cara mengatasi

hipertensi, dengan makanan yang dianjurkan dan tidak dianjurkan serta

rasional memberikan pengetahuan kepada keluarga tentang penyakit yang

diderita anggota keluarga agar tidak salah dalam melaksanakan tindakan

yang harus dilaksanakan. Cara mencegah resiko komplikasi terjadinya

penyakit lain

Implementasi yang dilakukan adalah mengkaji pengetahuan keluarga

tentang penyakit hipertensi yang diderita anggota keluarganya , menjelaskan


tentang pengertian ,penyebab, tanda dan gejala,terapi dan makanan yang

dianjurkan dan tidak di anjurkan

Evaluasi yang didapat penulis setelah tiga hari adalah secara subjektif

keluarga dan Ny.M sudah mengetahui dan dapat menjelaskan tekanan darah

tinggi adalah tekanan darah > 140/90 mmH , keluarga dan Ny.M

mengatakan penyebab hipertensi: makanan yang berlemak, kopi dan juga

banyak fikiran, keluarga dan Ny.M mengatakan tanda dan gejala hipertensi:

Pusing, penglihatan kabur, pegel-pegel, telingga berdenggeng, keluarga dan

Ny.M mengatakan makanan pantangan, yaitu: durian, emping dan kopi serta

mengatakan makanan yang dianjurkan: pace, timun, seledri . Secara

objektif keluarga Ny.M terlihat bisa menjelaskan penyebab serta resiko

terjadinya komplikasi dan dapat menyebutkan pantangan dan makanan yang

dianjurkan.

C. Evaluasi

Pada tahap evaluasi, penulis menggunakan tehnik evaluasi formatif yaitu

evaluasi yang dilakukan pada saat kegiatan untuk mengetahui perkembangan

setiap harinya dengan diberikannya asuhan Keperawatan pada tabel

implementasi. Penulis juga menuliskan evaluasi yang dilakukan pada akhir

kegiatan sehingga dapat dilihat perubahan kondisi klien dan keluarga setelah

memperoleh asuhan keperawatan keluarga selama 3 hari.

Anda mungkin juga menyukai