Anda di halaman 1dari 45

1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
NAPZA adalah singkatan dari Narkotika, Alkohol, Psikotropika, dan

Zat Adiktif lainnya. Ada 4 hal dalam singkatan itu. Narkotika yaitu zat-zat

alamiah maupun sintetik dari bahan yang dapat menimbulkan candu yang

mempunyai efek menurunkan atau mengubah kesadaran. Alkohol merupakan

zat aktif dalam berbagai minuman keras. Di dalam alkohol terkandung etanol

yang berfungsi menekan syaraf pusat. Kemudian psikotropika yaitu zat atau

obat, baik alamiah maupun sintetis bukan narkotika, yang berkhasiat

psikoaktif, yaitu perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku. Sedangkan

zat-zat adiktif adalah zat-zat yang mengakibatkan ketergantungan. Zat-zat ini

berbahaya karena bisa mematikan sel otak (Isna, 2009). Ada beberapa faktor

yang menjadi penyebab penyalahgunaan narkotika pada seseorang.

Berdasarkan kesehatan masyarakat, faktor-faktor penyebab timbulnya

penyalahgunaan narkotika, terdiri dari: Faktor Individu dan faktor lingkungan

(Ariwibowo, 2013).
Pada awalnya kasus penyalahgunaan NAPZA sebagian besar (80 %)

diperoleh dari teman dengan alasan untuk menghilangkan kecemasan,

kemurungan, ketakutan dan sukar tidur. Sebanyak 36 % digunakan untuk

memperoleh kenikmatan/kesenangan semata. Selain itu penyalahgunaan

NAPZA ini juga menimbulkan dampak negatif antara lain dapat merusak

hubungan kekeluargaan, menurunkan minat belajar dan bisa menimbulkan

tindak kekerasan yang merugikan banyak orang. Penderita penyalahgunaan


2

NAPZA dapat dikenali dengan mudah seperti adanya perubahan sikap dan

tingkah laku, pandangan mata menjadi sayu, takut dan jarang mandi, bersifat

pemalas, berjalan sempoyongan, terlihat seperti bego atau dungu. Secara

psikologis ketergantungan pada NAPZA menyebabkab orang tidak dapat

berpikir dan berperilaku normal. Perasaan, pikiran dan perilaku sudah

dipengaruhi oleh zat yang dipakai. Berbagai gangguan psikis yang dialami oleh

meraka yang menyalahgunakan NAPZA antara lain : depresi, paranoid,


1
percobaan bunuh diri dan melakukan tidak kekerasan (Raihan, 2013).
Perkembangan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba telah

menjadi permasalahan dunia yang tidak mengenal batas negara, juga menjadi

bahaya global yang mengancam hampir semua sendi kehidupan masyarakat,

bangsa dan negara. Masalah penyalahgunaan narkoba telah mengkhawatirkan,

jika tidak ditanggulangi merupakan ancaman bagi kesejahteraan generasi yang

akan datang. Penyalahgunaan Obat tersebut dapat menimbulkan gangguan baik

badan maupun jiwa seseorang, diikuti dengan akibat sosial yang tidak

diinginkan. Penyalahgunaan NAPZA adalah pemakaian obat secara terus-

menerus atau sekali-Kali secara berlebihan, serta tidak menurut petunjuk

dokter. Dampak dari penyalahgunaan NAPZA sangat luas, tidak saja terhadap

kesehatan fisik dan mental penyalahguna NAPZA, akan tetapi juga berdampak

pada ketenangan kehidupan dalam keluarga, meresahkan masyarakat, dan

terjadinya pelanggaraan hukum (BNN, 2008).


Berdasarkan UU RI No. 22 tahun 1997 Pasal 45 dinyatakan bahwa

pecandu Narkotika wajib menjalani pengobatan dan atau perawatan. Karena itu

setiap pekerjaan yang bertujuan untuk mencegah dan mengobati penderita


3

ketergantungan heroin harus dilaksanakan oleh setiap individu Indonesia dan

dilindungi Undang Undang. Masalah NAPZA ini bukan saja diatur secara

nasional tetapi juga diatur secara internasional.Berbagai peraturan perundan-

undangan yang berkaitan dengan NAPZA tersebut untuk keperluan pengobatan

dan penelitian dan tetap menjaga agar NAPZA tidak disalahgunakan (Raihan,

2013).
Permasalahan narkoba sudah mewabah di hampir semua negara di

dunia, akibatnya jutaan jiwa mengalami ketergantungan narkoba,

menghancurkan kehidupan keluarga, mengancam keamanan dan ketahanan

berbangsa dan bernegara. Berdasarkan laporan badan dunia peserikatan

bangsa-bangsa untuk urusan narkoba dan kejahatan, UNODC (United Nations

Office On Drugs Crimes), upaya pengawasan narkoba yang ketat oleh negara-

negara di dunia telah dapat mengendalikan peredaran narkoba di Eropa,

Amerika dan Asia. Penyalahguna narkoba menduduki rangking 20 dunia

sebagai penyebab angka kematian dan rangking ke 10 di negara sedang

berkembang, termasuk Indonesia. Penyalahguna narkoba diketahui sangat

rentan dan mudah terjangkit HIV, Hepatitisdan Tubercolis, yang kemudian

dapat menular ke masyarakat umum. Atas dasar inilah UNODC menganggap

penyalahgunaan narkoba merupakan masalah kesehatan (Ariwibowo, 2013).


Laporan terbaru Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB)

menyebutkan 5% dari populasi dunia pernah menggunakan obat-obatan

terlarang. Kantor PBB untuk masalah kriminal dan obatan-obatan terlarang

meluncurkan laporan tahunan konsumsi narkotika dan obat-obatan (narkoba)

terbaru. Menurut laporan tersebut, satu persen dari pecandu narkoba tewas dari
4

konsumsi zat-zat terlarang setiap tahunnya. Sementara itu, ganja tetap menjadi

zat terlarang yang paling diminati. Laporan tersebut juga mencatat 5 persen

dari total populasi dunia pernah mencoba narkoba, dan kini ada sekitar 27 juta

orang yang kecanduan dan mengalami masalah soal penggunaan narkoba. Di

kawasan Asia Tenggara, budidaya opium terus meningkat. Di tahun 2011

misalnya, budidaya opium meningkat hingga 16 persen. Myanmar menjadi

negara produser opium terbesar kedua setelah Afghanistan. Afghanistan adalah

negara produsen opium terbesar di dunia, yang menguasai sekitar 90% produk

opium di dunia. Pada tahun 2011 lalu, jumlah produksi opium di Afghanistan

meningkat hingga 61 persen ( Anon, 2012).


Sebanyak 22 persen pengguna narkoba di Indonesia berasal dari

kalangan pelajar. Jumlah tersebut menempati urutan kedua terbanyak setelah

pekerja yang menggunakan narkoba. Hal tersebut diungkapkan Deputi

Pencegahan Badan Narkotika Nasional (BNN) Yeppi Manafe saat acara

Diseminasi Informasi dalam rangka P4GN Bagi Kalangan Pelajar di

Auditorium Radio Republik Indonesia (RRI) Kota Semarang. Menurut dia,

pelajar menempati urutan kedua pengguna terbesar narkoba setelah pekerja

yang berjumlah 70 persen. Tingginya penggunaan narkoba di kalangan pelajar

disebabkan faktor dari dalam dan dari luar. Biasanya, anak-anak remaja

seringkali menggunakan narkoba sebagai bentuk pelarian dari berbagai

masalah.Selain itu, faktor dari luar juga sangat berpengaruh. Banyak anak-anak

yang terjebak kedalam pergaulan bebas yang salah. Mereka menjadikan

narkoba sebagai bagian dari salah satu lifestyle atau gaya hidup sehari-hari

(Prabowo, 2013).
5

Badan Narkotika Nasional (BNN) juga melaporkan pengguna narkotika

dan obat terlarang di Indonesia tahun 2012 meningkat menjadi 4 juta orang

atau meningkat 2 persen dari populasi dan meningkat dari riset sebelumnya

yang sebesar 3,8 juta jiwa. Menurut Juru bicara BNN Sumirat Dwiyanto, angka

pecandu ini meningkat dikarenakan jumlah pencandu yang melakukan

rehabilitasi sangat minim. Dari 4 juta-an pencandu, hanya 18 ribu yang

rehabilitasi. BNN mengingatkan masyarakat jika para pengguna melaporkan

diri ke BNN untuk direhabilitasi tidak akan terkena jerat hukum sesuai UU

Narkotika N0 35/2009. Pengguna yang melapor ke 130 puskesmas dan rumah

sakit, 140 tempat rehabilitasi yang dikelola Kementerian Sosial serta 45 RS

Polri yang sudah ditunjuk oleh Kementerian Kesehatan tidak akan terkena jerat

hukum karena dilindungi Undang-Undang. Berdasarkan hasil penelitian Badan

Narkotika Nasional (BNN) yang bekerja sama dengan Puslitkes UI pada 2011,

angka prevalensi penyalahgunaan narkoba 2,2% atau setara dengan 4,2 juta

orang dari total populasi penduduk Indonesia berusia 10 tahun hingga 59 tahun.

Angka prevalensi diprediksikan meningkat menjadi 2,8% (5,1 juta orang) pada

2015 (Anon, 2014).


Indonesia, Dadang Hawari seorang Professor dari Fakultas Kedokteran

Universitas Indonesia, pada tahun 1990 membuktikan bahwa penyalahgunaan

NAPZA menimbulkan berbagai dampak, antara lain: merusak hubungan

kekeluargaan, menurunkan kemampuan belajar, ketidak mampuan

membedakan yang buruk dan yang baik, prilaku penderita NAPZA menjadi

antisosial, merosotnya produktivitas kerja, gangguan kesehatan mulai dari

keluhan ringan sampai fatal, mempertinggi kecelakaan lalu lintas,


6

meningkatkan angka kriminalis da tindak kekerasan lainnya baik secara

kuantitatif maupun kualitatif (Gunawan, 2012).


Jumlah pengguna narkotika, psikotropika, dan zat adiktif di kalangan

remaja cenderung meningkat. Bahaya kehilangan generasi produktif terbayang

di depan mata. Pengguna narkotika, psikotropika, dan zat adiktif (NAPZA)

diperkirakan sekitar 5 juta orang atau 2,8 persen dari total penduduk Indonesia.

Angka ini lebih tinggi daripada jumlah penduduk Nusa Tenggara Timur yang

mencapai 4,6 juta jiwa. Pengguna remaja yang berusia 12-21 tahun ditaksir

sekitar 14.000 orang dari jumlah remaja di Indonesia sekitar 70 juta orang. Di

DKI Jakarta, berdasarkan catatan Direktorat Reserse Narkoba Polda Metro

Jaya, jumlah pengguna napza di kalangan remaja dalam tiga tahun terakhir

terus naik. Pada tahun 2011, siswa SMP pengguna NAPZA berjumlah 1.345

orang. Tahun 2012 naik menjadi 1.424 orang, sedangkan pengguna baru pada

Januari-Februari 2013 tercatat 262 orang. Di kalangan SMA, pada 2011

tercatat 3.187 orang, tahun berikutnya menjadi 3.410 orang. Adapun kasus baru

tahun 2013 tercatat 519 orang (Kompas, 2013).


Remaja merupakan golongan yang rentan terhadap penyalahgunaan

NAPZA karena selain memilki sifat dinamis, energik selalu ingin mencoba,

mereka juga mudah tergoda dan mudah putus asa sehingga mudah jatuh kepada

perilaku menyimpang, salah satunya penyalahgunaan NAPZA yang bepotensi

menimbulkan ketergantungan yang akan merugikan remaja, keluarga dan

masyarakat. Namun pada kenyataannya masih terjadi peredaran, kultipasi,

produksi maupun konsumsi secara gelap. Penelitian yang dilakukan Hawari

(1990), diperoleh data dan kesimpulan yaitu, pada umumnya kasus


7

(penyalahgunaan narkoba) mulai memakai pada usia remaja 13-17 tahun

sebanyak 97% dan usia termuda 9 tahun (Raihan, 2013).


Polda Aceh merilis pengungkapan kasus narkoba sepanjang tahun 2013

mencapai 1.075 kasus. Jumlah tersebut meningkat 79 kasus dibanding pada

2012, di mana total kasus pada tahun lalu hanya 999 kasus. Menurut Kapolda,

jumlah kasus yang diungkap tersebut masih terlalu sedikit, sebab data Badan

Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Aceh tidak lengkap, jumlah pengguna

narkoba mencapai 10 ribu orang (Anon, 2014).


Badan Narkotika Nasional Kabupaten (BNNK) Bireuen melakukan tes

urine antara 600 hingga 800 orang dari berbagai kalangan. Tes urine tersebut

sebagai bagian pencegahan untuk menjadi barometer tingkat penyalahgunaan

narkoba dari berbagai kalangan. Tes urine dilakukan BNNK Bireuen untuk

kalangan siswa di sejumlah sekolah menengah, kalangan TNI, polisi, PNS dan

berbagai kalangan lainnya. Tes dilakukan dengan jadwal yang dirahasiakan

sehingga hasil yang ingin dicapai tepat sasaran. Sejauh ini terdapat 30 pemakai

narkoba yang dikategorikan korban, masuk dalam daftar tunggu untuk

direhabilitasi. Tetapi jumlah panti rehabilitasi pemakai narkoba di Indonesia

sangat terbatas. Hal itu menjadi kendala tersendiri dalam hal penyelamatan

pemakai narkoba (Anon, 2014).


Berdasarkan survey awal yang telah peneliti lakukan pada tangal 9

April 2014, data siswa pengguna NAPZA di SMA Negeri 2 Kuta Blang

memang tidak begitu valid, berdasarkan informasi dari guru Bimpen, siswa di

SMA tersebut rata-rata perokok aktif dan jumlah siswa/siswi di SMA Negeri 2

Kuta Blang adalah 88 orang.


B. Rumusan Masalah
8

Berdasarkan latar belakang di atas, maka perumusan masalah pada

penelitian ini adalah bagaimanakah hubungan faktor lingkungan (keluarga,

sekolah dan teman sebaya) dengan penggunaan NAPZA pada remaja di SMA

Negeri 2 Kecamatan Kuta Blang Kabupaten Bireuen Tahun 2014?.

C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui Hubungan Faktor Lingkungan (keluarga,

sekolah dan teman sebaya) Dengan Penggunaan NAPZA Pada Remaja di

SMA Negeri 2 Kuta Blang Kecamatan Kuta Blang Kabupaten Bireuen.

2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui faktor lingkungan keluarga dengan penggunaan

NAPZA pada remaja di SMA Negeri 2 Kuta Blang.


b. Untuk mengetahui faktor lingkungan sekolah dengan penggunaan

NAPZA pada remaja di SMA Negeri 2 Kuta Blang.


c. Untuk mengetahui faktor lingkungan teman sebaya dengan

penggunaan NAPZA pada remaja di SMA Negeri 2 Kuta Blang

D. Manfaat Penelitian
1) Bagi Tempat Penelitian.
Sebagai masukan dalam mengembangkan dan membina peserta

didik agar terhindari dari ancaman bahaya narkotika.

2) Bagi Penulis
Memberikan pengalaman dan wahana ilmu pengetahuan yang sangat

bermakna dalam memerangi bahaya narkotika dan pengalaman di bidang

penelitian.
3) Bagi Pengembangan Ilmu
Sebagai bahan masukan atau (referensi) untuk penelitian selanjutnya

terutama penelitian yang serupa.


9

4) Bagi Tenaga Kesehatan


Sebagai salah satu masukan untuk dapat meningkatkan pelayanan

kepada klien dengan ketergantungan NAPZA, karena maraknya

penyimpangan perilaku generasi muda tersebut, dapat membahayakan

keberlangsungan hidup bangsa ini di kemudian hari. Karena pemuda

sebagai generasi yang diharapkan menjadi penerus bangsa, semakin hari

semakin rapuh digerogoti zat-zat adiktif penghancur syaraf.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori
1. NAPZA
NAPZA adalah kependekan dari narkotika, alkohol, psikotropin dan

zat aditif lainnya. Menurut UU No.22 Tahun 1997 yang dimaksud dengan

narkotika meliputi:
a) Golongan opiate : heroin, morfin, madat dan lain-lain
b) Golongan kanabis : ganja, hashish
c) Golongan koka : kokaian, crack (Joewana dkk, 2004)
Narkoba atau NAPZA adalah bahan / zat yang dapat mempengaruhi

kondisi kejiwaan / psikologi seseorang ( pikiran, perasaan dan perilaku )

serta dapat menimbulkan ketergantungan fisik dan psikologi. Yang

termasuk dalam NAPZA adalah : Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif

lainnya. Menurut UU RI No 22 / 1997, Narkotika adalah: zat atau obat

yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman baik sintetis maupun

semisintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan

kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri,

dan dapat menimbulkan ketergantungan (Anon, 2007).


10

NAPZA akronim dari Narkotika, Alkhohol, Psikotropika dan Zat-zat

adiktif lainnya.Akronim ini digunakan untuk memberikan istilah terhadap

obat-obatan terlarang yang dapat menyebabkan gangguan kesehatan dan

Kejiwaan. Pengertian lain dari NAPZA adalah zat kimai yang apabila

dimasukkan ke dalam tubuh baik


10 diminum, dihirup, dihisap, disedot
maupun disuntikan dapat pikiran, suasana hati atau perasaan dan perilaku

seseorang. Narkotika menurut UU Narkotika No, 22 tahun 1997,

Narkotika adalah zat atau tanaman atau bukan tanaman baik sintetis

maupun semi sintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan

kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri

dan dapat menimbulkan ketergantungan. Psikotropika menurut UU No. 5

tahun 1997. Psikotropika adalah zat atau obat, baik alamiah maupun

sintetis bukan narkotika yang berkhasiat psikoaktif melaluii pengaruh

selektif pada susunan syaraf pusat menyebabkan perubahan khas pada

aktivitas mental dan perilaku (Anon, 2009).


a. Narkotika : Menurut UU RI No 22 / 1997, Narkotika adalah: zat atau

obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman baik sintetis

maupun semisintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau

perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai

menghilangkan rasa nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan.

Narkotika terdiri dari 3 golongan :


1) Golongan I : Narkotika yang hanya dapat digunakan untuk tujuan

pengembangan ilmu pengetahuan dan tidak digunakan dalam


11

terapi, serta mempunyai potensi sangat tinggi mengakibatkan

ketergantungan. Contoh : Heroin, Kokain, Ganja.


2) Golongan II : Narkotika yang berkhasiat pengobatan, digunakan

sebagai pilihan terakhir dan dapat digunakan dalam terapi dan /

atau untuk tujuan pengembangan ilmu pengetahuan serta

mempunyai potensi tinggi mengakibatkan ketergantungan.

Contoh : Morfin, Petidin.


3) Golongan III : Narkotika yang berkhasiat pengobatan dan banyak

digunakan dalam terapi dan / atau tujuan pengebangan ilmu

pengetahuan serta mempunyai potensi ringan mengakibatkan

ketergantungan. Contoh : Codein.


b. Psikotropika : Menurut UU RI No 5 / 1997, Psikotropika adalah : zat

atau obat, baik alamiah maupun sintetis bukan narkotika, yang

berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf

pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktifitas mental dan

perilaku.Psikotropika terdiri dari 4 golongan :


1) Golongan I : Psikotropika yang hanya dapat digunakan untuk

tujuan ilmu pengetahuan dan tidak digunakan dalam terapi, serta

mempunyai potensi kuat mengakibatkan sindroma ketergantungan.

Contoh : Ekstasi.
2) Golongan II : Psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan dapat

digunakan dalan terapi dan / atau untuk tujuan ilmu pengetahuan

serta mempunyai potensi kuat mengakibatkan sindroma

ketergantungan. Contoh : Amphetamine.


3) Golongan III : Psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan

banyak digunakan dalam terapi dan / atau untuk tujuan ilmu


12

pengetahuan serta mempunyai potensi sedang mengakibatkan

sindroma ketergantungan. Contoh : Phenobarbital.


4) Golongan IV : Psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan sangat

luas digunakan dalam terapi dan / atau untuk tujuan ilmu

pengetahuan serta mempunyai potensi ringan mengakibatkan

sindroma ketergantungan. Contoh : Diazepam, Nitrazepam ( BK,

DUM ).
c. Zat adiktif lainnya :Yang termasuk Zat Adiktif lainnya adalah : bahan /

zat yang berpengaruh psikoaktif diluar Narkotika dan Psikotropika,

meliputi :
1) Minuman Alkohol : mengandung etanol etil alkohol, yang

berpengaruh menekan susunan saraf pusat, dan sering menjadi

bagian dari kehidupan manusia sehari hari dalam kebudayaan

tertentu. Jika digunakan bersamaan dengan Narkotika atau

Psikotropika akan memperkuat pengaruh obat / zat itu dalam tubuh

manusia. Ada 3 golongan minuman beralkohol :Golongan A : kadar

etanol 1 5 % ( Bir ), Golongan B : kadar etanol 5 20 %

(Berbagai minuman anggur), Golongan C : kadar etanol 20 45 %

(Whisky, Vodca, Manson House, Johny Walker ).


2) Inhalasi ( gas yang dihirup ) dan solven ( zat pelarut ) mudah

menguap berupa senyawa organik, yang terdapat pada berbagai

barang keperluan rumah tangga, kantor, dan sebagai pelumas mesin.

Yang sering disalahgunakan adalah : Lem, Tiner, Penghapus Cat

Kuku, Bensin.
3) Tembakau : pemakaian tembakau yang mengandung nikotin sangat

luas di masyarakat. Dalam upaya penanggulangan NAPZA di


13

masyarakat, pemakaian rokok dan alkohol terutama pada remaja,

harus menjadi bagian dari upaya pencegahan, karena rokok dan

alkohol sering menjadi pintu masuk penyalahgunaan NAPZA lain

yang berbahaya.

Berdasarkan efeknya terhadap perilaku yang ditimbulkan dari

NAPZA dapat digolongkan menjadi 3 golongan :

a) Golongan Depresan ( Downer ). Adalah jenis NAPZA yang berfungsi

mengurangi aktifitas fungsional tubuh. Jenis ini membuat pemakainya

menjadi tenang dan bahkan membuat tertidur bahkan tak sadarkan diri.

Contohnya: Opioda ( Morfin, Heroin, Codein ), sedative ( penenang ),

Hipnotik (obat tidur) dan Tranquilizer (anti cemas ).


b) Golongan Stimulan ( Upper ). Adalah jenis NAPZA yang merangsang

fungsi tubuh dan meningkatkan kegairahan kerja. Jenis ini menbuat

pemakainnya menjadi aktif, segar dan bersemangat. Contoh:

Amphetamine (Shabu, Ekstasi), Kokain.


c) Golongan Halusinogen. Adalah jenis NAPZA yang dapat menimbulkan

efek halusinasi yang bersifat merubah perasaan, pikiran dan seringkali

menciptakan daya pandang yang berbeda sehingga seluruh persaan dapat

terganggu. Contoh: Kanabis ( ganja ).

2. Penyalahgunaan NAPZA
NAPZA merupakan zat atau obat-obatan yang berpengaruh terhadap

susunan saraf atau otak. NAPZA apabila disalah gunakan pemakaiannya

akan menimbulkan ketagihan atau addictiondan merusak, menimbulkan

ketidakmampuan dalam fungsi sosial, pekerjaan, dan sekolah. Orang yang

menyalahgunakan NAPZA pada umumnya karena rasa ingin tahu dan


14

keinginan umntuk merasakan dan pada akhirnya menjadi kebiasaan dan

meneruskankan nya. Akibat yang ditimbulkan sangat komplek, karena

NAPZA dapat merusak kecakapan sosial, kepribadian, pola piker yang ingin

serba cepat, longgarnya norma, dan gangguan fisik seperti tubuh semakin

kering, suka gemetaran, dan tidur siang sementara malam bergadang.


Penderita ketergantungan NAPZA pada akhirnya tidak lagi memiliki

nilai-nilai moral dan kecakapan sosial sebagaimana layaknya orang-orang

normal. Sementara dampak fisik sangat jelas seperti tubuh menjadi kurus,

muka pucat, merah, layu, bibir hitam pucat, tangan dan lengan bekas

tusukan jarum seperti gigitan nyamuk, bengkak dan merah, keadaan kurang

terurus, kumal dan dekil serta susah buang air besar dan kecil (Sugiharsono,

2008).

3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penyalahgunaan NAPZA

Faktor lingkungan meliputi (Ariwibowo, 2013):

a) Lingkungan Keluarga : Hubungan ayah dan ibu yang retak, komunikasi

yang kurang efektif antara orang tua dan anak, dan kurangnya rasa

hormat antar anggota keluarga merupakan faktor yang ikut mendorong

seseorang pada gangguan penggunaan zat.


b) Lingkungan Sekolah : Sekolah yang kurang disiplin, terletak dekat

tempat hiburan, kurang memberi kesempatan pada siswa untuk

mengembangkan diri secara kreatif dan positif, dan adanya murid

pengguna NAPZA merupakan faktor kontributif terjadinya

penyalahgunaan NAPZA.
15

c) Lingkungan Teman Sebaya : Adanya kebutuhan akan pergaulan teman

sebaya mendorong remaja untuk dapat diterima sepenuhnya dalam

kelompoknya. Ada kalanya menggunakan NAPZA merupakan suatu hal

yng penting bagi remaja agar diterima dalam kelompok dan dianggap

sebagai orang dewasa.

Menurut Bkkbn (2012), ada tiga faktor utama yang mendorong

seseorang atau sekelompok orang menggunakan NAPZA, yaitu faktor

individu, faktor lingkungan dan masyarakat serta faktor zat kimiawi yang

ada dalam NAPZA itu sendiri. Ketiganya saling berkaitan dan tumpang

tindih.

1) Faktor pertama adalah Individu.


Individulah yang paling berperan menentukan apakah ia akan atau

tidak akan menjadi pengguna NAPZA. Keputusannya dipengaruhi oleh

dorongan dari dalam maupun luar dirinya. Dorongan dari dalam biasanya

menyangkut kepribadian dan kondisi kejiwaan seseorang yang

membuatnya mampu atau tidak mampu melindungi dirinya dari

penyalahgunaan NAPZA. Dorongan atau motivasi merupakan predisposisi

untuk menggunakan obat, misalnya ingin mencoba-coba, pendapat bahwa

NAPZA bisa menyelesaikan masalahnya, dan seterusnya. Dorongan

memakai NAPZA bisa disebabkan adanya masalah pribadi seperti stress,

tidak percaya diri, takut, ketidakmampuan mengendalikan diri, tekanan

mental dan psikologis menghadapi berbagai persoalan, dan masih banyak

lagi yang menyangkut diri atau kepribadian seseorang.


16

Kepribadian tidak begitu saja terbentuk dari dalam individu

melainkan juga dipengaruhi oleh nilai-nilai yang tertanam sejak kecil

melalui proses enkulturasi dan sosialisai baik dari keluarga maupun

lingkungan masyarakat. Kemampuan membentuk konsep diri (self

concept), sistem nilai yang teguh sejak kecil, dan kestabilan emosi

merupakan beberapa ciri kepribadian yang bisa membantu seseorang

untuk tidak mudah terpengaruh atau terdorong menggunakan NAPZA.

Faktor-faktor individual penyebab penyalahgunan NAPZA antara lain:


a) Keingintahuan yang besar untuk mencoba, tanpa sadar atau berpikir

panjang mengenai akibatnya


b) Keinginan untuk mencoba-coba karena "penasaran"
c) Keinginan untuk bersenang-senang (just for fun)
d) Keinginan untuk mengikuti trend atau gaya (fashionable)
e) Keinginan untuk diterima oleh lingkungan atau kelompok (konformitas)
f) Lari dari kebosanan, masalah atau kegetiran hidup
g) Pengertian yang salah bahwa penggunaan sekali-sekali tidak menimbulkan

ketagihan
h) Tidak mampu atau tidak berani menghadapi tekanan dari lingkungan atau

kelompok pergaulan untuk menggunakan NAPZA


i) Tidak dapat berkata TIDAK terhadap NAPZA SAY NO TO DRUGS !!
2) Faktor kedua adalah masyarakat dan lingkungan sekitar yang tidak mampu

mencegah dan menanggulangi penyalahgunaan NAPZA, bahkan

membuka kesempatan pemakaian NAPZA.


Yang dimaksud dengan faktor kesempatan di sini adalah

tersedianya situasi-situasi "permisif" (memungkinkan) untuk memakai

NAPZA di waktu luang, di tempat rekreasi seperti diskostik, pesta dll,.

Lingkungan pergaulan dan lingkungan sebaya merupakan salah satu

pendorong kuat untuk menggunakan NAPZA. Keinginan untuk menganut

nilai-nilai yang sama dalam kelompok (konformitas), diakui (solidaritas),


17

dan tidak dapat menolak tekanan kelompok (peer pressure) merupakan

hal-hal yag mendorong penggunaan NAPZA.


Dorongan dari luar adalah ajakan, rayuan, tekanan dan paksaan

terhadap individu untuk memakai NAPZA sementara individu tidak dapat

menolaknya. Dorongan luar juga bisa disebabkan pengaruh media massa

yang memperlihatkan gaya hidup dan berbagai rangsangan lain yang

secara langsung maupun tidak langsung mendorong pemakaian NAPZA.

Di lain pihak, masyarakat pula yang tidak mampu mengendalikan bahkan

membiarkan penjualan dan peredaran NAPZA, misalnya karena lemahnya

penegakan hukum, penjualan obat-obatan secara bebas, bisnis narkotika

yang terorganisir. NAPZA semakin mudah diperoleh dimana-mana dengan

harga terjangkau. Berbagai kesempatan untuk memperoleh dan

menggunakan NAPZA memudahkan terjadinya penggunaan dan

penyalahgunaan NAPZA
3) Faktor ketiga adalah zat-zat di dalam NAPZA.
Ketika seseorang sudah terbiasa menggunakan NAPZA, maka

secara fisik dan psikologis (sugesti) orang tersebut tidak dapat lagi hidup

normal tanpa ada zat-zat NAPZA di dalam tubuhnya. Secara fisik ia akan

merasa kesakitan dan sangat tidak nyaman bila tidak ada zat yang biasanya

ada dalam tubuhnya. Kesakitan dan penderitaannya hanya akan berhenti

ketika zat-zat tersebut kembali berada dalam tubuhnya. Secara psikologis,

ia membutuhkan rasa nikmat yang biasa ia rasakan ketika zat-zat tersebut

bereaksi dalam tubuhnya dalam bentuk perubahan perasaan dan pikiran.

Ketika kenikmatan itu tidak ada, pikiran dan perasaannya hanya terfokus
18

pada kebutuhan tersebut. Pikiran dan perasaannya kembali tenang ketika

zat tersebut kembali ada dalam tubuhnya.


Zat-zat yang memberikan "kenikmatan" bagi pemakainya

mendorong terjadinya pemakaian berulang, pemakaian berkepanjangan,

dan ketergantungan karena peningkatan dosis pemakaian yang terus

bertambah (toleransi). Lingkaran setan seperti inilah yang menyebabkan

ketergantungan. Pendek kata, mekanisme penyalahgunaan NAPZA adalah

interaksi dari berbagai faktor tersebut di atas: Predisposisi (kepribadian,

kecemasan); Kontribusi (kondisi keluarga, lingkungan masyarakat); dan

faktor pencetus pemakaian yaitu pengaruh teman sebaya dan daya tarik zat

NAPZA itu sendiri.


Noorkasiani (2009), berdasarkan teori psikososial perilaku

interkasi negative antara kutup keluarga, sekolah/kampus dan masyarakat

merupakan faktor penentu dalam penyalahgunaan NAPZA.


a. Kutup keluarga. Lingkungan keluarga yang tidak kondusif berdampak

kurang baik bagi perkembangan jiwa anak. Situasi keluarga yang tidak

kondusif, yaitu sebagai berikut:


1) Hubungan yang buruk atau dingin antara ayah dan anak
2) Terdapat gangguan fisik atau mental dalam keluarga
3) Cara mendidik anak yang berbeda antara kedua orang tua atau oleh

kakek atau nenek


4) Sikap orang tua yang dingin atau tidak acuh terhadap anak.
5) Sikap orang tua yang kasar (otoriter) pada anak.
b. Kutup sekolah. Kondisi sekolah yang kurang kondusif dapat

menggangu proses belajar mengajar anak didik. Hal ini menyebabkan

peluang untuk berperilaku menyimpang. Kondisi sekolah yang tidak

kondusif, antara lain sebagai berikut:


1) Sarana dan prasarana sekolah yang tidak memadai
19

2) Jumlah dan kualitas tenaga pendidik atau pengajar (Guru) yang tidak

memadai
3) Kesejahteraan guru yang tidak memadai
4) Kurikulum sekolah yang sering sering berganti-ganti dan jumlah

mata pelajaran yang berlebihan


5) Pendidikan agama dan budi pekerti kurang memadai.
c. Kutup masyarakat. Lingkungan sosial yang dapat menjadi factor

terganggunya perkembangan jiwa atau kepribadian anak kearah

penyalahgunaan NAPZA adalah sebagai berikut:


1) Tempat hiburan yang buka hingga tengah malam bahkan hingga

dini hari, yang sering digunakan sebagai tempat transaksi NAPZA

dan pelacuran
2) Semakin banyak pengangguran, anak putus sekolah dan anak

jalanan.
3) Terdapatnya tempat pelacuran, misalnya diwarung remang-remang
4) Banyak penerbitan, program TV, dan tontonan, dan sejenisnya yang

bersifat pornografi dan kekerasan.


5) Perumahan yang padat dan kumuh
6) Pencemaran lingkungan.

4. Faktor Orang Tua Dengan Penggunaan NAPZA (Latar Belakang

Keluarga)

a) Seorang anak dalam keluarga yang harmonis sekalipun biasa menjadi


b) Keluarga yang kurang harmonis (orang tua sering bertengkar atau
penyalahguna NAPZA.
b) berselingkuh)
e
c) Orang tuan yang selalu mengatur anak, terutama ibu
d) Orang tua yang banyak menuntut anak untuk berprestasi
e) Keluarga yang kurang memberikan perhatian pada anak kerena terlalu

sibuk dengan pekerjaan


f) Ikatan yang kuat dalam keluarga
g) Keterlibatan orang tua dalam kehidupan anak
20

h) Ciri-Ciri Remaja Yang Mempunyai Risiko Tinggi Menjadi

Penyalahguna Napza (Joewana dkk, 2004)


a) Anak menjadi hiperaktif
b) Anak yang tidak tekun
c) Anak yang sulit berkonsentrasi/memusatkan perhatian
d) Anak yamg mudah kecewa, agresif dan destruktif
e) Anak yang mudah murung
f) Anak yang cenderung makan berlebihan
g) Anak yang sudah mulai merokok pada usia dini
h) Anak yang sadis
i) Anak yang sering berbohong
j) Anak yang IQ terbatas.

B. Kerangka Teori

Dari teori yang telah di sampaikan diatas mengenai hubungan faktor

lingkungan dengan penggunaan NAPZA pada remaja di SMA Negeri 2 Kuta

Blang Kecamatan Kuta Blang Kabupaten Bireuen , maka secara teoritis dapat

di gambarkan kerangka teorinya sebagai berikut :

Ariwibowo ( 2013)
Penggunaaan
NAPZA Lingkungan keluarga
Lingkungan sekolah
Lingkungan teman sebaya

Gambar 2.1 : Kerangka Teoritis


Sumber/Modifikasi dari Ariwibowo (2013)
21

BAB III
KERANGKA KONSEP PENELITIAN

A. Kerangka Konsep

Agar penelitian di lapangan dapat dilaksanakan dengan mudah dan

sistematis, maka dibuat kerangka konsep tentang hubungan faktor lingkungan

dengan pengguna NAPZA sesuai dengan teori yang dikemukanan oleh

Ariwibowo (2013).

Kerangka konsep adalah model yang menunjukan hubungan antara

variabel bebas dan variabel terikat, maka dalam studi dapat digambarkan

kerangka konsep sebagai berikut:

Variabel Independen (Bebas)

Lingkungan Keluarga

Variabel Dependen (Terikat)

Lingkungan Sekolah Penggunaan NAPZA

Lingkungan Teman
Sebaya
22

Gambar 3.1 : Kerangka Konsep

B. Variabel Penelitian
1. Variabel Independen (Bebas) yaitu : lingkungan keluarga, lingkungan
24
sekolah, lingkungan teman sebaya.
2. Variabel Dependen (Terikat) adalah Penggunaan NAPZA

C. Hipotesa

1. Ha : Ada hubungan antara lingkungan keluarga dengan penggunaan

NAPZA di SMA Negeri 2 Kuta Blang Kecamatan Kuta Blang Kabupaten

Bireuen tahun 2014.


Ho : Tidak ada hubungan antara lingkungan keluarga dengan penggunaan

NAPZA di SMA Negeri 2 Kuta Blang Kecamatan Kuta Blang Kabupaten

Bireuen tahun 2014.


2. Ha : Ada hubungan antara lingkungan sekolah dengan penggunaan

NAPZA di SMA Negeri 2 Kuta Blang Kecamatan Kuta Blang Kabupaten

Bireuen tahun 2014.


Ho : Tidak ada hubungan antara lingkungan sekolah dengan penggunaan

NAPZA di SMA Negeri 2 Kuta Blang Kecamatan Kuta Blang Kabupaten

Bireuen tahun 2014.


23

3. Ha : Ada hubungan antara lingkungan teman sebaya dengan penggunaan

NAPZA di SMA Negeri 2 Kuta Blang Kecamatan Kuta Blang Kabupaten

Bireuen tahun 2014.


Ho : Tidak ada hubungan antara lingkungan teman sebaya dengan

penggunaan NAPZA di SMA Negeri 2 Kuta Blang Kecamatan Kuta Blang

Kabupaten Bireuen tahun 2014.

D. Definisi Operasional

Tabel 3.1 Defenisi Operasional

No Variabel Definisi Operasional Cara Ukur Alat Ukur Skala Hasil


Ukur Ukur
24

a. Orang yang memakai Zat


Faktor yang Menyebarkan Kuesioner Ordinal
atau obat-obatan terlarang dan
mempengaruhi kuesioner
yang berpengaruh terhadap
Pengguna
susunan saraf atau otak.
NAPZA
Orang tua yang kurang
1 Lingkungan Menyebarkan Kuesioner Ordinal Ya
memberikan perhatian pada
Keluarga kuesioner
anak karena terlalu sibuk
Tidak
dengan pekerjaan, bisa
menjerumuskan anak untuk
menggunakan NAPZA.

2 Lingkungan Kondisi sekolah yang kurang Menyebarkan Kuesioner Ordinal Ya


Sekolah kondusif dapat menggangu kuesioner
proses belajar mengajar anak
Tidak
didik. Hal ini menyebabkan
peluang untuk berperilaku
menyimpang
Pergaulan teman sebaya yang
3 Lingkungan Menyebarkan Kuesioner Ordinal Ya
tidak baik mendorong remaja
Teman Sebaya kuesioner
untuk dapat diterima
Tidak
sepenuhnya dalam
kelompoknya. Ada kalanya
menggunakan NAPZA

E. Uji Instrumen
Uji coba instrument dilakukan dengan membagikan kuesioner kepada 10

orang siswa dan siswi SMA N1 Kuta Blang yang dilakukan selama 1 hari pada

bulan Mei 2014. Uji coba instrumen dilakukan dengan tujuan untuk menilai

validitas dan rehabilitas kuesioner yang telah disusun dan akan dianalisa

dengan menggunakan program komputerisasi.


25

1) Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengetahui kelayakan butir-butir dalam

suatu daftar (kontruks) pertanyaan dalam mendefenisikan suatu variabel.

Validitas didefenisikan sebagai sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu

alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya (Gumilar, 2007).


2) Uji Reliabilitas
Reliabilitas merupakan ukuran suatu kestabilan dan konsistensi dalam

menjawab hal yang berkaitan dengan kontruks-kontruks pertanyaan yang

merupakan dimensi suatu variabel dan disusun dalam suatu bentuk

kuesioner.
Uji reliabilitas dapat dilakukan bersama-sama terhadap seluruh butir

pertanyaan untuk lebih dari satu variabel. Namun sebaiknya uji reliabilitas

sebaliknya dilakukan pada masing-masing variabel pada lembar kerja yang

berbeda sehingga dapat diketahui kontruks variabel mana yang tidak

reliable.
Reliabilitas suatu kontruks variabel dikatakan baik jika memiliki nilai

cronbachs alpha >0,60 (Gumilar, 2007).

BAB IV

METODOLOGI PENELITIAN

A. Desain Penelitian
Desain penelitian yang dilakukan bersifat deskriptif analitik dengan

desain cross sectional, yaitu variabel dependen dan independen diteliti pada

waktu yang bersamaan ketika penelitian dilakukan, yang bertujuan untuk

mengetahui berhubungan faktor lingkungan dengan penggunaan NAPZA di


26

SMA Negeri 2 Kuta Blang Kecamatan Kuta Blang Kabupaten Bireuen tahun

2014.

B. Tempat dan Waktu Penelitian


1. Tempat Penelitian
Penelitian rencana akan dilaksanakan di SMA Negeri 2 Kuta Blang

Kecamatan Kuta Blang Kabupaten Bireuen.


2. Waktu Penelitian
Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Juni 2014.

C. Populasi dan Sampel


1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa/siswi di SMA N2

Kuta Blang Kecamatan Kuta Blang Kabupaten Bireuen yang 88 orang.

2. Sampel
29
Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh siswa/siswi SMA Negeri

2 Kuta Blang kelas I, II dan III tahun ajaran 2014, yang positife

menggunakan NAPZA.

D. Alat dan Metode Pengumpulan Data

Data Primer yang diperoleh secara langsung pada objek penelitian

melalui wawancara langsung dengan siswa/siswi dengan kuesioner berupa

pernyataan kepada responden dengan menggunakan metode kuesioner.Data

sekunder diperoleh dari suatu instansiserta literatur-literatur lainnya yang

mendukung penelitian ini.


27

E. Metode Pengolahan Data


Setelah data berhasil dikumpulkan langkah selanjutnya yang akan

penulis lakukan adalah pengolahan data dengan langkah langkah sebagai

berikut:
1) Editing, yaitu data yang telah dikumpulkan diperiksa kebenarannya.
2) Coding, yaitu mengklasifiksikan jawaban menurut macamnya dengan

tabel kode tertentu.


3) Tabulating, yaitu data yang telah terkumpul ditabulasikan dalam bentuk

tabel distribusi frekuensi dan tabulasi silang, kemudian dideskriptif dengan

menggunakan rumus menurut Machfoedz (2009).


F
P= x 100
4) N

Keterangan :

P = Prosentase

F = Jumlah jawaban yang benar

N = Jumlah soal

Dan kemudian di kategorikan kedalam kategori kualitatif, sebagai berikut :

a. Nilai 76-100% : baik


b. Nilai 56-75% : cukup
c. Nilai <56% : kurang
5) Analiting, yaitu pengolahan data dengan menggunakan program SPSS.

F. Analisa Data
1. Analisa Univariat
Analisa univariat dilakukan pada satu variabel dependen (Penggunaan

NAPZA) dan variabel independen (tempat tinggal, teman sebaya, dan orang

tua) yang dibuat dalam bentuk distribusi frekuensi kemudian


28

diinterpretasikan secara deskriptif untuk melihat gambaran distribusi

responden.
2. Analisa Bivariat
Analisa bivariat digunakan untuk mendapatkan kesimpulan hipotesis

dengan menentukan hubungan antara variabel terikat (dependen) dengan

variabel bebas (independen), dapat dilakukan dengan cara komputerisasi

yaitu dengan menggunakan computer program SPSS. Analisa data dilakukan

dengan menggunakan SPSS versi 17.0 untuk membuktikan hipotesis yaitu

bila nilai P value lebih kecil dari nilai alpha 0,05 (P < 0,05) berarti hasil

perhitungan statistik ada hubungan (Signifikan), dan bila P > 0,05 maka

perhitungan statistik tidak ada hubungan.


29

DAFTAR PUSTAKA

Anon. (2007) NAPZA (Narkotika, Psikotropika, dan Zat Aditif).[Internet],


Tersedia dalam: zenc.wordpress.com/2007/06/13/napza-narkotika-
psikotropika-dan-zat-aditif/[Diakses 20 April 2014].

Anon. (2009) N A P Z A : Narkotika, Psikotropika, dan Zat Adiktif lainnya.


[Internet], Tersedia dalam : soepritjahjono.wordpress.com/2009/12/14/n-a-
p-z-a-narkotika-psikotropika-dan-zat-adiktif-lainnya-3/[Diakses 25 April
2014].

Anon. (2012) Jumlah Pencandu Narkoba di Dunia Mencapai 27 Juta Orang.


[Internet], Tersedia dalam : www.radioaustralia.net.au/indonesian/2012-
06-27/jumlah-pencandu-narkoba-di-dunia-mencapai-27-juta-orang/968332
[Diakses 25 April 2014].

Anon. (2014) BNNK Bireuen Fokus Penyelamatan Korban Narkoba. [Internet],


Tersedia dalam: bnnpaceh.com /2014/04/26/bnnk-bireuen-fokus-
penyelamatan-korban-narkoba/[Diakses 20 April 2014].

Anon. (2014) Pengungkapan Kasus Narkoba Belum Maksimal. [Internet],


Tersedia dalam: beritasore.com/2014/01/02/kapolda-aceh-pengungkapan-
kasus-narkoba-belum-maksimal/[Diakses 20 April 2014].

Ariwibowo, K. (2013) Faktor penyebab penyalahgunaan Narkotika. [Internet],


Tersedia dalam :Http://dedihumas.bnn.Go.id/read/section/artike
l/2013/07/23/704/faktor-penyebab-penyalahgunaan-narkotik[Diakses 28
April 2014].
30

BKKBN (2012) Faktor apa saja yang mempengaruhi penyalahgunaan NAPZA.


[Internet], Tersedia dalam:http://hqweb01.bkkbn.go.id/hqweb/ceria
/mb11napza03.html[Diakses 18 April 2014].

BNN. (2008) Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penyalahgunaan Napza Oleh


Pasien Diinstalasi NAPZA RS Jiwa Prof.Dr.Hb.Saanin Padang Tahun
2012 (Penelitian Syarifah Husni). [Internet], Tersedia dalam :
http://repository. unand.ac.id/id /eprint/17866 [Diakses 19 april 2014].

Gumilar, I. (2007) Modul Praktikum Metode Riset Untuk Bisnis & Manajemen,
Bandung: Widyatama.

Gunawan, W. (2012) Keren Tanpa Narkoba, Jakarta: PT.Grasindo.

Isna, N,R. (2009) Mengenal Jenis-Jenis NAPZA. [Internet], Tersedia dalam :


nilna.wordpress.com/2009/07/06/mengenal-jenis-jenis-napza/[Diakses 26
April 2014]. 33

Joewana, S, et al. (2004) Narkoba, Yogyakarta: Media Pressindo.

Kompas. (2013) Pengguna Narkoba di Kalangan Remaja Meningkat. [Internet],


Tersedia dalam : regionalkompas.com/read/2013/03/07/03184385/
Pengguna. Narkoba.di.Kalangan.Remaja.Meningkat[Diakses 20 April
2014].

Machfoedz, I. (2009) Metodologi penelitian, Yogyakarta: Fitramaya.

Noorkasiani, et al. (2009) Sosiologi Keperawatan, Jakarta: EGC.

Prabowo, A. (2013) 22 Persen Pengguna Narkoba Adalah Pelajar. [Internet],


Tersedia dalam : nasional.sindonews.com/read/2013/08/21/15/773842/22-
persen-pengguna-narkoba-adalah-pelajar[Diakses 20 April 2014].

Raihan, S. (2013) Penyalahgunaan NAPZA Pada Remaja.[Internet], Tersedia


dalam: nad.bkkbn.go.id/Lists/Artikel/DispForm.aspx?
ID=1430&ContentTypeId=0x01003DCABABC04B7084595DA364423D
E7897[Diakses 19 april 2014].

Sugirharsono, et al. (2008) Ilmu Pengetahuan Sosial, Jakarta: PT Kompas


Gramedia.

Suhanda, I. (2006) Keluarga Anti N, Jakarta: PT Kompas Media Nusantara.


31

HUBUNGAN FAKTOR LINGKUNGAN DENGAN PENGGUNAAN


NAPZA DI SMA NEGERI 2 KUTA BLANG KECAMATAN
KUTA BLANG KABUPATEN BIREUEN

Proposal Penelitian Untuk Skripsi

Diajukan Oleh:

ISMAWATI
NIM: 121101213
32

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES)


DARUSSALAM LHOKSEUMAWE
TAHUN 2014
DAFTAR ISI

(Halaman)
HALAMAN JUDUL......................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN.......................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN........................................................................... iii
KATA PENGANTAR........................................................................................ iv
DAFTAR ISI...................................................................................................... vi
DAFTAR TABEL.............................................................................................. viii
DAFTAR GAMBAR......................................................................................... ix
DAFTAR LAMPIRAN..................................................................................... x

BAB I PENDAHULUAN........................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah.............................................................. 1
B. Perumusan Masalah..................................................................... 8
C. Tujuan Penelitian......................................................................... 8
D. Manfaat Penelitian....................................................................... 9

BAB II TINJAUAN TEORI....................................................................... 10


A. Landasan Teori............................................................................ 10
B. Kerangka Teori............................................................................ 23

BAB III KERANGKA KONSEP PENELITIAN....................................... 24


A. Kerangka Konsep........................................................................ 24
B. Variabel Penelitian....................................................................... 25
C. Hipotesa....................................................................................... 25
D. Definisi Operasional.................................................................... 27

BAB IV METODE PENELITIAN.............................................................. 29


A. Desain Penelitian......................................................................... 29
B. Lokasi dan Waktu Penelitian....................................................... 29
C. Populasi dan Sampel.................................................................... 29
33

D. Alat dan Metode Pengumpulan Data........................................... 30


E. Metode Pengolahan Data............................................................. 30
F. Analisa Data................................................................................
vi 31

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................33
LAMPIRAN

DAFTAR TABEL
vii
34

Halaman
Tabel 3.1 Definisi Operasional
.....................................................................................................
.....................................................................................................
27

viii
35

DAFTAR GAMBAR

Halaman
Gambar 2.1 Kerangka Teori
.....................................................................................................
.....................................................................................................
23

Gambar 3.1 Kerangka Konsep


.....................................................................................................
.....................................................................................................
24
36

DAFTAR LAMPIRAN
ix
Lampiran 1 Surat izin pengambilan data awal dari Ketua Program Studi Ilmu
Keperawatan STIKes Darussalam Lhokseumawe
Lampiran 2 Surat selesai melakukan pengambilan data data awal dari SMA
Negeri 2 Kuta Blang Kecamatan Kuta Blang Kabupaten Bireuen
Lampiran 3 Lembaran persetujuan menjadi responden
Lampiran 4 Lembaran kuesioner responden
Lampiran 5 Tabel Skor

x
37

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah penulis persembahkan kehadirat Allah SWT yang

telah melimpahkan berkah, rahmah, dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi dengan judul Hubungan Faktor Lingkungan Dengan

Penggunaan NAPZA Di SMA Negeri 2 Kuta Blang Kecamatan Kuta Blang

Kabupaten Bireuen. Salawat dan salam kepangkuan Nabi Besar Muhammad

SAW Adapun tujuan skripsi ini adalah untuk memperoleh gelar Sarjana

Keperawatan pada Program Studi Ilmu Keperawatan STIKes Darussalam

Lhokseumawe.

Dalam penulisan skripsi ini, penulis banyak menerima bimbingan dari

berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan

ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya, semoga jerih payahnya mendapat

ridha Allah SWT yaitu kepada:

1. Drs. H. Mursyid Yahya, M.Pd, selaku Ketua STIKes Darussalam

Lhokseumawe.

2. Muammar, S.Kep, selaku Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan STIKes

Darussalam Lhokseumawe.

3. Yusnidaryani, SKM, M.Kes dan Nurliah, S.SIT, M.MPd, selaku pembimbing

yang telah banyak meluangkan waktu dan pikiran dalam proses penyusunan

skripsi.

4. Seluruh staf pengajar pada Program Studi Ilmu Keperawatan pada STIKes

Darussalam Lhokseumawe.

iv
38

5. Ayahanda, Ibunda, Suami dan Anak-anak tercinta, yang selalu mendoakan dan

memberi dukungan baik moril maupun materil.

6. Teman-teman yang tidak dapat disebut satu persatu yang telah memberikan

bantuan dan dorongan moril sehingga penelitian ini dapat diselesaikan.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih banyak mendapat

kekurangan, untuk itu penulis mengharapkan kritikan dan saran pembaca yang

membangun.

Lhokseumawe, 15 Mei 2014


Penulis

ISMAWATI

v
Lampiran 4 39

Kuesioner Penelitian
Hubungan Faktor Lingkungan Dengan Penggunaan NAPZA
Di SMA N2 Kuta Blang Kecamatan Kuta Blang
Kabupaten Bireuen

A. Identitas
Nama (Inisial) :
Umur :
Jenis Kelamin : Lk / Pr
Kelas :
Alamat :
Nama Orang Tua
Ayah :
Ibu :
Pekerjaan
Ayah :
Ibu :
Umur
Ayah :
Ibu :
Pengguna NAPZA : Ya Tidak

A. Petunjuk
Jawablah pernyataan berikut ini dengan memberikan tanda ( ), pada
salah satu jawaban Ya atau Tidak yang anda anggap sesuai dengan perasaan
dan kondisi anda !

No Pernyataan Ya Tidak
A. Lingkungan keluarga
1. Orangtua anda sering bertengkar dan suka mengatur anda

2. Orangtua anda tidak pernah mau tahu apa yang anda buat
diluar sana, bahkan tidak mau perduli jika anda pulang larut
malam.
3. Orangtua (Ayah) anda mengkonsumsi minuman keras (ber
alkohol) didepan anda
4. Adakah anda mendapat larangan dari keluarga (orangtua)
untuk tidak merokok
5. Adakah orangtua anda memberi penjelasan tentang bahaya
merokok
6. Adakah larangan dari orangtua anda untuk tidak keluar pada
malam hari.
40

7. Adakah orangtua anda bertanya jika anda pulang larut malam.


B. Lingkungan Sekolah
8. Dilingkungan lingkungan sekolah anda bebas merokok
9. Di sekolah anda tidak pernah dilakukan pengeledahan
barang2 siswa/siswi jika ada isu2 siswa/siswinya merokok.
10. Adakah disekolah anda guru khusus yang ditunjuk untuk
memberikan imformasi tentang narkoba (NAPZA).
11. Siswa/siswi disekolah anda pernah di temukan sedang
menggunakan narkoba.
12. Siswa/siswi disekolah anda sering berkeliaran disaat jam
sekolah, dan guru tidak memperdulikannya
13. Adakah lingkungan sekolah anda mendukung anda untuk
bisa merokok ditempat terbuka
14. Disekolah anda jika ditemukan membawa obat-obatan yang
dilarang (narkoba), maka akan dikeluarkan secara tidak
hormat.
C. Lingkungan Teman Sebaya
15. Semua teman anda adalah anak-anak yang tidak pernah keluar
rumah pada malam hari.
16. Anda sering nongkrong dilingkungan anak-anak yang suka
balapan liar, merokok dan minum minuman yang beralkohol.
17. Adakah anda dituntut oleh teman-teman anda untuk
mengkonsumsi obat-obat terlarang (Narkoba), agar dapat
diterima dalam kelompok genk anda dengan tujuan
mempunyai kebiasaan perilaku yang sama antar sesama
anggota.
18. Pernahkah teman anda mengajak anda untuk mencicipi
narkoba.
19. Anda sering bergaul dengan anak-anak yang suka keluar
malam dan pulang pagi.
20. Anda berteman dengan pengedar narkoba,ganja atau obat-
obatan lainnya yang dilarang dalam agama maupun dinegara
kita.
41

LEMBAR PERSETUJUAN

Proposal penelitian

HUBUNGAN FAKTOR LINGKUNGAN DENGAN PENGGUNAA NAPZA


DI SMA NEGERI 2 KUTA BLANG KECAMATAN KUTA BLANG
KABUPATEN BIREUEN

Diajukan Oleh :

( ISMAWATI )
Nim : 121101213

Pembimbing I Pembimbing II

( YUSNIDAR, SKM, M.Kes ) ( NURLIAH S. SIT, M.MPd )

ii
42

LEMBAR KONSULTASI KEGIATAN BIMBINGAN SKRIPSI


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN DARUSSALAM
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
LHOKSEMAWE
Nama : Ismawati
NIM : 121101213
Judul Skripsi : Hubungan Faktor Lingkungan Dengan Penggunaan NAPZA
Di SMA Negeri 2 Kuta Blang Kecamatan Kuta Blang
Kabupaten Bireuen.

No Hari/ Topik Bimbingan Paraf


Tanggal Pembimbing 1 Pembimbing 2
1 5/05/2014 Bab I dan Bab II
Bab I. Urutkan sesuai
dengan piramida
terbalik
Bab II. Sesuaikan
dengan Bab I.

2 10/05/2014 Bab I, II, III, & IV


- Perhatikan spasi
dalam penulisan.
- Ubah kerangka teori
dan kerangka
konsepnya.

3 18/05/2014 Bab I,II,III & IV


- Perhatikan spasi
dalam penulisan.
- Tambahkan istrumen
penelitian (Uji
validitas &
Reliabilitas)
4 25/05/2014 ACC

Mengetahui,
Ka Prodi S1 Keperawatan
43

Lampiran 5

(Muammar, S.Kep)
TABEL SKOR

Bobot/skor
N Variabel No urut Jawaban keterangan
Y T
0 pernyataan
1. Lingkungan 1 Iya 1 0
Keluarga 2 Tidak
3
4
5
6 Ya
7 Tidak
2. Lingkungan 8 Iya 1 0
Sekolah 9 Tidak
10
11
12
13
14
3. Lingkungan 15 Iya 1 0
Teman Sebaya 16 Tidak
17
18
19
20
44

Lampiran 3

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

Setelah mendapatkan informasi yang jelas tentang tujuan dan manfaat dari

penelitian yang berjudul: Hubungan Faktor Lingkungan Dengan Penggunaan

NAPZA Di SMA Negeri 2 Kuta Blang Kecamatan Kuta Blang Kabupaten

Bireuen maka saya:

Nama (inisial) : EA
Umur : 14 Tahun
Alamat : Desa Ulee Pusong Kecamatan Kuta Blang

Maka saya menyatakan kesedian untuk berpartisipasi menjadi responden

atau sampel dalam sebuah penelitian yang akan dilakukan oleh Ismawati,

mahasiswi dari STIKES Darussalam Lhoksemawe Tahun 2014.


Demikian pernyataan ini kami buat dengan sesungguhnya tanpa ada

paksaan dari siapapun.

Peneliti Kuta Blang, 15 Juli 2014


Responden

Ismawati EA

HALAMAN PENGESAHAN
45

Telah Dipertahankan Dalam Sidang Didepan Dewan Penguji Proposal


Skripsi Dan Diterima Sebagai Salah Satu Syarat Untuk
Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan

Lhoksemawe, 18 Juni 2014


Dewan Penguji

Penguji I : Sulaiman, MA ( )

Penguji II : Ns. Rohana, S.Kep, M.Kes ( )

Pembimbing I : Yusnidariani, SKM, M.Kes ( )

Pembimbing I : Nurliah, S.SIT, M.MPd ( )

Mengetahui,
Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes)
Darussalam Lhoksemawe

( Drs. H. Musyid Yahya, M.Pd)

iii

Anda mungkin juga menyukai