informasi
Dalam bidang ini telah terjadi kemajuan yang sangat pesat. Dari
kemajuan dapat kita rasakan dampak positifnya antara lain:
v Terjadinya industrialisasi
1. 4. Bidang Pendidikan
KESIMPULAN
Komentar
0
TERIMA KASIH
0
najma34
Ambisius
2017-02-05T21:22:57+07:00
Saya tidak sependapat karena nggak selalu antara orang kaya ataupun
yang miskin,tingkat pendidikan yg kurang juga termasuk karena orang
yang kurang berpendidikan kadang dinilai salah oleh orang lain yg bisa
menyebabkan orang itu diledek atau diejek dan melakukan tindakan
kriminal yg tidak diinginkan
Saya sangat setuju karena saat ini banyak orang kaya yang sombong dan
tidak mau bergabung dengan orang miskin.Hal ini membuat banyak orang
kaya yang menindas orang miskin.
Menurut pendapat saya, saya masih cukup setuju dengan kehadiran rokok di Indonesia.
Asalkan ada aturan yang jelas dan kuat tentang aturan penggunaannya. Sehingga anak-anak
di bawah umur dan wanita tidak mengkonsumsinya. Karena tidak bisa dipungkiri, rokok
memberi kontribusi yang cukup besar dalam perekonomian Indonesia. Dan produsen-
produsen ini seringkali menjadi sponsor utama dalam acara-acara besar. Namun lepas dari
itu, merokok memang membawa pengaruh buruk bagi para pengkonsumsi dan yang tidak
mengkonsumsi (perokok pasif), para perokok ini seharusnya sadar akan bahaya rokok dan
pengaruhnya bagi kesehatan. Setidaknya, jika para perokok aktif ini ingin merokok, mereka
menghormati orang lain dengan tidak merokok di tempat umum karena bahaya bagi perokok
pasif setahu saya lebih besar dibanding perokok aktif.
Terima kasih.
1 Maret 2011 06.12
Anonim mengatakan...
Fitrenna Khaznasari (14)
jika ditanya setujukah dengan adanya produk rokok di pemerintahan kita, saya setuju, hal
tersebut dikarenakan kita masih bisa mendapat sisi positif dari adanya rokok tersebut seperti
bisa kita lihat, rokok dikenakan biaya cukai yang cukup besar jika kita bandingkan dengan
produk-produk lainnya yang ada di Indonesia, sehingga dengan adanya rokok pendapatan
negara sangat terbantu. lalu yang kedua jika kita lihat dari cara pembuatan rokok yang masih
menggunakan cara tradisional, walaupun sudah ada pabrik-pabrik rokok dengan mesin,
namun pemerintah melarang menggunakan mesin yang bekerja secara otomatis, sehingga
dengan adanya cukup banyak pabrik rokok mampu menyerap tenaga kerja di Indonesia. lalu
yang ketiga, rokok merupakan penyumbang dana terbesar dalam event-event yang biasa
diadakan seperti misalnya dalam konser musik atau acara televisi bahkan acara perlombaan
olahraga pun di sponsori oleh rokok, maka jika kita lihat dari keuntungannya tersebut yang
cukup besar pengaruhnya tidak ada salahnya jika rokok ada di Indonesia, walaupun memang
dengan adanya rokok dapat mengganggu kesehatan para penggunanya baik perokok aktif
maupun yang pasif, selain itu juga rokok mulai digunakan di kalangan remaja yang nantinya
akan merusak moral dan kesehatan anak tersebut, dan menimbulkan rasa kurang nyaman
bagi orang-orang yang berada di sekitarnya, namun hal yang harus kita cermati adalah kita
harus bisa menyeimbangkan antara keuntungan yang kita dapat dengan kerugiannya. jika kita
tidak suka dengan merokok ya tidak perlu merokok karena kita tahu apa kerugiannya bagi diri
kita, namun bagi para perokok tidak ada salahnya merokok namun kita harus tau batas
dimana kita bisa merokok, kapan kita bisa merokok dan kita harus siap dengan segala resiko
yang akan kita dapat dari merokok tersebut.
jadi menurut saya tidak ada salahnya rokok ada di Indonesia namun kita harus bisa
menyelaraskan keuntungan dengan kerugiannya, walaupun saya pribadi sangat tidak suka
dengan asap rokok. sekian pendapat saya, terimakasih.
1 Maret 2011 06.48
Tidak setuju. produk rokok di Indonesia sudah banyak . rokok dapat membahayakan semua
orang. baik itu perokok pasif maupun aktif. walaupun rokok merupakan penghasil pajak
terbesatr di Indonesia, namun jika rokok dihentikan, dan para perokok mengganti rokok
tersebut dengan permen (dengan gula rendah tentunya) maka permen akan menjadi
penghasil pajak tertinggi (terutama jika pemilik perusahaan membayar pajak dengan jujur).
1 Maret 2011 07.55
Anonim mengatakan...
Herna Handayati (18)
Menanggapi pertanyaan tersebut, saya setuju/tidak setuju. Karena jelas-jelas rokok adalah
jembatan bagi kematian. Semakin banyak produksi rokok, semakin cepat jalan menuju
kematian. Otomatis dengan menyebarnya produksi rokok dalam pemerintahan kita,
tumbuhlah para perokok aktif. Sekarang banyak yang merokok di tempat-tempat umum. Asap
yang timbul dari rokok itu dapat berbahaya, khususnya pada pernafasan. Orang yang
menghisap rokok jauh lebih berbahya ketimbang yang merokok.
Intinya, TOLONG DONG JANGAN PRODUKSI ROKOK LAGI !
1 Maret 2011 22.31
Anonim mengatakan...
Yhoni Kusumawardhana (45)
saya setuju setuju saja dengan adanya penjualan rokok di Indonesia , karena banyaknya
sumber devisa dari rokok tersebut . Contohnya : liga sepak bola di Indonesia , liga voli di
Indonesia , bea siswa bagi pebulu tangkis , bahkan bea siswa pada bidang pendidikan . Hal itu
menandakan penjualan rokok di Indonesia mempunyai peranan penting dalam beberapa
bidang . Namun memang banyak pula dampak negatifnya , bagi sang perokok , dan orang
disekitarnya . Maka dari itu butuh kesadaran diri masing - masing untuk tidak merokok , agar
kita dapat menghindarkan dari bahaya rokok .
13 Maret 2011 10.34
Anonim mengatakan...
Ferally Mahardhika Sutejo 13
Seperti yang kita tahu bahwa Indonesia adalah salah satu dari sebagian kecil negara yang
masih memperbolehkan rokok untuk diperjualbelikan secara bebas, dan produsen dirokok
diperkenankan untuk memasang iklan secara bebas di tv dan billboard jalan. Meskipun tidak
ditunjukan secara jelas bentuk rokok dalam iklan, tetapi rasa penasaran akan selalu muncul
akan apa definisi rokok bagi yang belum tahu karena hampir semua iklan rokok dibuat
sedemikian menarik. Padahal, tanpa pemerintah memperbolehkan adanya iklan untuk para
produsen rokok negara kita akan tetap mendapatkan surplus dari aspek yang lain.
Sebenarnya saya setuju saja jika rokok ada di Indonesia, hanya sistem yang diterapkan
SALAH. Pemerintah seharusnya tidak memperjualbelikan rokok secara bebas, seperti di
negara maju lainnya. Rokok hanya boleh dibeli oleh orang berusia 17+ atau 20+. Sistem itu
bisa diterapkan disini, dan harga rokok yang cenderung murah dan dapat terjangkau oleh
semua kalangan membuatnya mudah didapat, seharusnya rokok dijual dengan harga yang
tinggi agar para remaja tidak mampu membelinya. Selain itu, smoking room harus
ditempatkan hampir di seluruh area strategis agar para perokok dapat merokok di ruangan
khusus tanpa menggangu yang lainnya. Jadi, jika sistem seperti ini digunakan maka perokok
dan non-perokok dapat hidup berdampingan tanpa ada yang dirugikan.
14 Maret 2011 07.32
Anonim mengatakan...
fajar muhammad (10)
saya tidak setuju. ada data bahwa indonesia menempati urutan ke-3 penyebab kematian
akibat rokok. tentunya itu adalah sejarah kesehatan yang sangat buruk. apalagi sekarang
semakin tahun jumlah perokok semakin banyak saja. lalu bagaimana menanggulanginya?
sebenarnya sehat itu awalnya dari diri kita sendiri. kalau sudah niat, pasti ada jalan. lalu jika
misalnya produksi rokok harus dihentikan dan pabrik rokok ditutup, bagaimana nasib puluhan
ribu tenaga kerja di perusahaan rokok? tanyakan pada pemerintah. kita sebagai pelajar cukup
tahu dan sadar rokok itu berbahaya.
15 Maret 2011 06.16
Anonim mengatakan...
Shabrina Cessaria Nafisha (39)
Untuk menanggapi pernyataan diatas saya setuju tidak setuju. Setujunya, mau bagaimana
pun juga rokok merupakan salah satu penyumbang devisa terbesar di Indonesia dan dapat
menguntungkan dalam segi material bagi pemerintahan dan raakyat sendiri. Dan tidak
setujunya karena masyarakat Indonesia yang sangat tidak bijaksana dalam merokok karena
mereka tidak berfikir panjangg jika sedang merokok yang mereka fikirkan hanya kenikmatan
yang mereka rasakan saat meroko. Sebaiknya diberi banyak penyuluhan mengenai bahaya-
bahaya rokok. dan diberi peringatan keras secara langsung dan nyata bagi para peroko yang
merokok sembangan dan tidak melihat kondisi sekitar tidak hanya dengan undang2 yang tidak
jelas dan dianggap acuh tak acuh. Tetapi itu balik kepada individu masyarakat masing2. kira
perlu ngga kita merokok? Bisa ga kita membatasi diri jika ingin merokok? sadarkah bahwa
bahaya roko tidak berdampak pada diri sendiri saja melainkan orang lain juga? Itu hak
mereka masing2 tetapi jika anda belum pernah ngerokok atau seorang perokok sebaikny
berfikir jutaan kali untuk merokok
Pada saat ini, pemerintah Cina sedang berfokus untuk menerapkan peraturan penggunaan komputer
dan Internet. Peraturan-peraturan ini menyatakan bahwa penggunaan perangkat ini tidak boleh
mengganggu “keamanan negara”, “kepentingan sosial”, “kepentingan warga negara yang berazaskan
hukum”, dan “privasi”. Namun, hingga saat ini definisi dari istilah ini belum tersedia. Dalam menyusun
argumen ini, para aktivis mengidentifikasi Uni Eropa dan Amerika Serikat sebagai model untuk undang-
undang yang dibutuhkan. Penggunaan komputer di dunia bisnis diarahkan oleh nilai moral dan etis
manajer, spesialis informasi, dan pengguna, serta hukum yang berlaku. Hukum adalah yang termudah
untuk diinterpretasikan karena bersifat tertulis. Tetapi etika tidak terdefinisi demikian tepat, dan
mungkin bahkan tidak disetujui oleh semua anggota masyarakat. Wilayah etika komputer yang kompleks
inilah yang saat ini sangat banyak diperhatikan. Indonesia sebagai suatu negara hukum, juga memiliki
perangkat hukum dan perundangundangan yang secara khusus membahas mengenai informasi dan
transaksi elektronik, yang Jurnal Iqra’ Volume 06 No.01 Mei, 2012 14 tertuang didalam UU ITE Nomor 11
Tahun 2008.