Anda di halaman 1dari 6

Laporan Praktikum Nama : Ekawisudawati

Mikrobiologi NIM : J3L112185


Kelas : B P1
Kelompok : 7 (Tujuh)
Hari/Tgl : Rabu/16-10-2013
Waktu : 14.30-17.50 WIB
PJP : Emil Wahdi, S.Si
Asisten : 1. Ramdhani
2. Yesi Septiani
3. Yeny Anggraini

UJI AKTIVITAS BAHAN ANTI MIKROBA

ANALISIS KIMIA
PROGRAM DIPLOMA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2013
Pendahuluan
Bentuk koloni berbeda-beda untuk setiap mikroorganisme dan merupakan
cirri khas untuk setiap bakteri. Pertumbuhan koloni dapat diamati secara
individual, satu per satu, maupun secara kelompok dalam bentuk koloni.
Pertumbuhan bakteri juga dapat dihambat dengan berbagai cara seperti
penggunaan anti mikroba. Anti bakteri atau anti mikroba adalah bahan yang dapat
membunuh atau menghambat aktivitas mikroorganisme. Alexander Fleming pada
tahun 1929 pertama kali menemukan suatu zat anti bakteri yang sangat efektif
yaitu penicillin. Senyawa anti mikroba dapat dikelompokkan berdasarkan daya
kerjanya atau dengan tujuan penggunaannya. Bahan anti mikroba berdasarkan
peruntukannya dapat berupa desinfektan dan antiseptik. Desinfektan merupakan
penekannan pertumbuhan mikroorganisme pada permukaan benda mati seperti
permukaan buku dan daya penekanan/pembunuhan mikrobanya tinggi, senyawa
yang biasa digunakan adalah klorin, hipoklorit. Sedangkan antiseptik merupakan
penekanan pertumbuhan mikroorganisme pada tubuh misalnya kulit dan
penekanan mikrobanya dengan daya yang rendah contohnya menggunakan
alkohol (Koolman 2005).
Bahan antimikroba sangat berpengaruh terhadap kelangsungan hidup
bakteri. Akan tetapi tidak semua bahan antimikroba berpengaruh terlalu kuat
terhadap bakteri. Hal ini dipengaruhi oleh jenis bakteri dan bahan antimikroba itu
sendiri. Bahan antimikroba dapat menghambat perkembangbiakan bakteri
(bakteriostatik), bahkan ada yang sanggup membunuhnya (bakteriosida).
Mekanisme daya kerja antimikroba terhadap sel yaitu merusak membran,
mendenaturasi protein, menghambat pembentukan dinding sel, dan mengganggu
sintesis protein (Soekardjo 1995). Pada praktikum kali ini digunakan berbagai
macam bahan antimikroba seperti penicilin, streptomycin, sirih hijau, sambiloto,
iodine, handsoap, larutan fisiologis, dan ekstrak kunyit.
Bakteri yang digunakan dalam percobaan adalah bakteri E. Coli dan
Bacillus. Bakteri Bacillus merupakan bakteri yang mampu tumbuh pada suhu
lebih dari 50°C dan kurang dari 5°C. Sifat dari bakteri ini mampu bertahan
terhadap pasteurisasi, mampu tumbuh pada konsentrasi garam tinggi, mampu
menghasilkan spora dan mempunyai daya proteolitik yang tinggi dibandingkan
mikroba lainnya. Bacillus adalah salah satu genus bakteri yang berbentuk batang
dan merupakan anggota dari divisi firmicutes. Bacillus merupakan bakteri yang
bersifat aerob obligat atau fakultatif. Sedangkan bakteri E. Coli merupakan bakteri
fakultatif anaerob, kemoorganotropik, mempunyai tipe metabolisme fermentasi
dan respirasi tetapi pertumbuhannya paling sedikit banyak di bawah keadaan
anaerob.pertumbuhan yang baik pada suhu optimal 370°C pada media yang
mengandung 1% peptone sebagai sumber karbon dan nitrogen. E Coli
memfermentasikan laktosa dan memproduksi indol yang digunakan untuk
mengidentifikasikan bakteri pada makanan dan air. E Coli berbentuk besar (2-3
mm), circular, konveks dan koloni tidak berpigemn pada nutrient dan media
darah. E. Coli dapat bertahan hingga suhu 600C selama 15 menit atau pada 550C
selama 60 menit (Pelczar 1988).
Tujuan
Percobaan bertujuan untuk mengamati pengaruh berbagai bahan anti
mikroba terhadap viabilitas bakteri

Alat dan Bahan


Alat-alat yang digunakan adalah pinset, pipet steril, batang penyebar,
mikro pipet, tabung effendorf, Bunsen, gelas piala, dan cawan petri. Bahan-bahan
yang digunakan larutan fisiologis, larutan streptomicin, larutan penicilin, larutan
ekstrak kunyit, larutan sirih hijau, larutan sambiloto, larutan iodine, larutan
handsoap, medium PCA, biakan cair bakteri E. Coli dan Bacillus, kertas saring
steril yang berbentuk bulat berukuran 1 cm.

Prosedur Percobaan
Meja kerja dan tangan praktikan disemprot dengan alkohol 70%, agar
steril. Uji aktivitas bahan anti mikroba dilakukan dengan cara diberi label pada
tiap tutup cawan dengan nama mikrob uji yang diinokulasikan kemudian diambil
0,1 ml suspensi bakteri yaitu E. Coli. Bakteri yang telah dipipet diteteskan pada
media PCA dan kemudian disebar secara merata menggunakan batang penyebar
(1 media PCA untuk satu macam bakteri). Pinset dibakar diatas nyala api , kertas
saring diambil dengan pinset satu persatu. Kertas saring dicelupkan kedalam
larutan fisiologis dan diletakkan diatas permukaan media yang telah disebari
biakan bakteri. Dicelupkan kertas saring II kedalam larutan penicillin dan
diletakkan lagi kedalam cawan petri, kemudian kertas saring III dicelupkan ke
ekstrak kunyit, kertas saring IV dicelupkan ke larutan sirih hijau, dan kertas saring
V dicelupkan ke larutan iodine. Masing-masing kertas saring diletakkan di dalam
cawan petri sesuai tempatnya. Sebelum digunakan cawan petri telah dibagi
menjadi 4 bagian untuk meletakkan kertas saring, dan di pertengahan dari garis
yang sudah ditandai, di taruh kertas saring yang sudah dicelupkan ke larutan
fisiologis, yang berfungsi sebagai pengontrol. Setiap pengerjaan dilakukan dekat
dengan bunsen, agar pengerjaan yang dilakukan steril.. Pengamatan dilakukan
setelah bakteri di inkubasi selama 24 pada inkubator.

Data dan Hasil Pengamatan


Tabel 1 Hasil Uji Aktivitas bahan Anti Mikroba
Bahan anti bakteri (cm)
Bakteri
Penicillin Ekstrak kunyit Sirih hijau Iodine
E. Coli - - - -
Bacillus - - - -
Ket : - = tidak ada zona bening yang terbentuk
Gambar 1 Hasil Pengamatan Uji Aktivitas dengan Bahan (B) penicillin, (C)
ekstrak kunyit, (D) sirih hijau, (E) Iodine

Pembahasan
Setiap pengerjaan dengan mikroba, apalagi menumbuhkan atau ingin di
inkubasikan teknik aseptik sangat diperlukan. Pemindahan bakteri E. Coli dan
Bacillus kedalam cawan petri sebelum dilakukan alat dan lingkungan diseitar
harus disterilkan terlebih dahulu menggunakan alkohol 70%.. Bahan anti mikroba
alami yang digunakan adalah ekstrak kunyit dan sirih hijau. Sedangkan bahan-
bahan anti mikroba buatan yang digunakan adalah penicillin dan iodine.
Penicillin merupakan antibiotik yang dihasilkan oleh jamur Penicillium yang
ditemukan oleh Alexander Fleming pada tahun 1929. Penicillin bekerja dengan
mempengaruhi dinding sel bakteri. Penicillin akan menggangu pembentukan
dinding sel terutama pada tahap terakhir. Penggunaan penisilin ini dapat
menyebabkan terbentuknya sferoplas, yakni bakteri tanpa dinding sel atau bakteri
bentuk L. Antibiotic penicillin bersifat membunuh karena mengandung cincin ᵦ-
laktam dengan struktur cincin heteroatom yang terdiri dari 3 atom C dan 1 atom
N. Mekanisme kerja ᵦ-laktam adalah cincin ᵦ-laktam akan melekat pada protein
dan akan mengikat prnicillin yang spesifik yang berlaku sebagai obat reseptor
pada bakteri, menghambat sisntesis dinding sel dengan menghambat
transpeptidase dari peptidoglikan dan mengaktifkan enzim autolitik di dalam
dinding sel, sehingga menghasilkan kerusakan pada dinding sel bakteri akibatnya
bakteri tersebut akan mati. Sedangkan Larutan fisiologis merupakan larutan
isotonik yang terbuat dari NaCl 0.9% yang sama dengan cairan tubuh atau darah
(Adil, 2009). Pada praktikum kali ini larutan fisiologis digunakan sebagai kontrol
karena mengandung unsur elektrolit yang dapat mempertahankan tekanan osmotik
dan isotonis media dengan cairan intrasel bakteri sehingga tidak akan
mempengaruhi viabilitas bakteri.
Media PCA digunakan sebagai wadah untuk menumbuhkan bakteri, dan
spreader untuk menyebarkan bakteri yang akan diinkubasikan. Kertas cakram
yang berukuran lingkaran kecil dicelupkan ke bahan antimikroba dan
pemindahannya menggunakan pinset agar lemak yang terdapat pada tangan tidak
berpengaruh terhadap perkembangan diameternya.
Semua bahan antimikroba menunjukkan aktivitasnya dalam menghambat
pertumbuhan bakteri karena bahan antimikroba akan menunjukkan adanya zona
bening. Zona bening inilah yang akan diukur diameternya. Zona bening adalah
wilayah perkembangan aktivitas bahan antimikroba terhadap bakteri yang ada
disekitarnya. Zona bening terjadi karena antmikroba didalam area pertumbuhan
bakteri akan membentuk cincin-cincin hambatan sehingga tidak ada bakteri yang
tumbuh didalam cincin itu. Keampuhan antimikroba memiliki keampuhan yang
berbeda-beda antara satu dengan yang lain. Keampuhan ini dapat dilihat ukuran
diameter dari zona bening yang terbentuk (Wilson 1982).
Namun, berdasarkan percobaan bakteri tidak menunjukkan adanya zona
bening pada cawan petri dan bakterinya pun belum tumbuh. Hal ini didasarkan
pada syarat-syarat pertumbuhan bakteri. Faktor yang dapat mempengaruhi
pertumbuhan bakteri, antara lain: suhu, kelembapan, salinitas, cahaya, pH, AW
dan nutrisi. Apabila faktor-faktor tersebut tersebut memenuhi syarat, sehingga
optimum untuk pertumbuhan bakteri, maka bakteri dapat tumbuh dan
berkembangbiak sedangkan apabila syarat-syarat tumbuh dari bakkteri tidak
terpenuhi maka bakteri tidak akan tumbuh. Hal lain yang mempengaruhi sehingga
tidak adanya zona bening ini karena konsentrasi dan sifat bahan yang digunakan.
Umumnya hampir semua senyawa kimia pada konsentrasi yang tinggi sangat
beracun, sedangkan pada percobaan konsentrasi dari bahan/senyawa kimianya
tidak diketahui konsentrasi rendah atau tinggi. Selain itu, inkubasi yang dilakukan
tidak sampai 24 jam melainkan 18 jam juga dapat berpengaruh.
Antimikroba bekerja dengan cara merusak dinding sel atau protein dari
mikroba sehingga mikroba akan mati. Beberapa mekanisme cara kerja dari bahan
antimikroba adalah membunuh dirinya sendiri, mempertahankan hidupnya, dan
melawan bakteri lain (Widjajanti 1996). Keefektifan penghambatan merupakan
salah satu criteria pemilihan suatu senyawa antimikroba untuk diaplikasikan
sebagai bahan pengawet pada bahan pangan. Apabila daya penghambatnya kuat
maka akan semakin efektif digunakan. Kerusakan yang terjadi pada komponen
bersifat mikrosidal (kerusakan tetap) atau mikrostatik (kerusakan sementara yang
dapat kembali). Konsentrasi dan kultur yang digunakan akan menentukan sifat
dari komponen tersebut. Zat anti mikroba dapat bersifat bakterisidal yaitu
membunuh bakteri, bakteristatik yaitu menghambat pertumbuhan bakteri,
fungisidal yaitu membunuh kapang, fungistatik yaitu menghambat pertumbuhan
kapang, germisidal yaitu menghambat germinasi spora bakteri (Pelczar 1988).

Simpulan
Berdasarkan percobaan tidak diperoleh zona bening baik itu pada Bacillus
dan E. Coli, sehingga tidak diketahui daya hambat dari masing-masing bahan
yaitu penicillin, sirih hijau, ekstrak kunyit, dan iodine.

Daftar Pustaka
Adil. 2009. Darah dan Sistem Resirkulasi. Laboratorium Biologi, Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Institut Pertanian Bogor
Koolman J, Roehm KH. 2005. Color atlas of biochemistry. 2nd ed. New York.
Thieme
Pelczar. 1988. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Jakarta. UI-Press
Soekardjo. 1995. Kimia Medicinal. Jakarta. Air Langga University Press
Widjajanti U. 1996. Obat-Obatan. Yogyakarta. Kanisius
Wilson G. 1982. Teks Wilson dan Gisvold Kimia Farmasi dan Medisinal Organik.
Semarang. IKIP Semarang Press

Anda mungkin juga menyukai