Anda di halaman 1dari 7

Laporan Praktikum Nama : Ekawisudawati

Mikrobiologi NIM : J3L112185


Kelas : B P1
Kelompok : 7 (Tujuh)
Hari/Tgl : Rabu/11-09-2013
Waktu : 14.30-17.50
PJP : Emil Wahdi, S.Si
Asisten : 1. Ramdhani
2. Yesi
3. Yeni

PENYIAPAN MEDIA DAN SCREENING BAKTERI

ANALISIS KIMIA
PROGRAM DIPLOMA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2013
Pendahuluan
Bakteri/mikroorganisme dapat diperoleh dari mana-mana, misalnya dari
rongga mulut, rambut, dari sela-sela gigi, dari tanah yang banyak sampah, dari
sisa makanan yang sudah basi, rak sepatu, ruangan terbuka. Setiap area dari
lingkungan kita tidak terlepas dari mikroorganisme. Oleh karena tu sebelum
mendapatkan mikroba murni yang ditujukan untuk mempelajari ciri-ciri mikroba
tersebut perlu dilakukannya screening bakteri untuk mendapatkan koloni-koloni
mikroba yang masih dalam populasi campuran. Daya tahan dan kemampuan
tumbuh mikroorganisme tergantung pada ketersediaan nutrient dan lingkungan
pertumbuhan. Sebagian besar mikroba menggunakan substansi terlarut berbobot
molekul rendah yang dapat berasal dari hasil degradasi enzimatik terhadap
nutrient kompleks. Larutan yang mengandung media tersebut dinamakan media
kultur (Sunatmo 2009).
Medium pertumbuhan adalah suatu bahan yang terdiri dari campuran zat-
zat makanan (nutrisi) yang diperlukan mikroorganisme untuk pertumbuhannya.
Mikroorganisme memanfaatkan nutrisi yang disediakan dari media berupa
molekul-molekul yang selanjutnya dirakit untuk menyusun komponen sel dan
memperbanyak diri sehingga sel-sel tersebut dapat dimanfaatkan. Tidak semua
bakteri membutuhkan zat makanan yang sama. Ada bakteri yang dapat hidup dari
zat anorganik saja, tetapi ada pula bakteri yang tidak dapat hidup jika tidak ada zat
organic. Kebanyakan bakteri membutuhkan zat-zat anorganik seperti garam-
garam yang mengandung Na, K, Ca, Mg, Fe, Cl, S, dan P (Dwidjoseputro 1978).
Media dapat berbentuk cair, semi padat, atau padat. Media cair tidak mengandung
zat untuk memadatkan sedangkan media yang ditambahkan zat untuk
memadatkan seperti agar-agar, amilum, gelatin, dan selulosa dapat berupa media
semipadat atau padat. Sedangkan menurut Andrews et al (2004) Kultur media
adalah substansi dengan kadar tertentu dalam bentuk cair, setengah padat atau
padat yang mengandung bahan alami dan atau buatan untuk mendukung
perkembangbiakan mikroorganisme.

Tujuan
Percobaan ini bertujuan mempelajari prosedur umum untuk merekonstitusi
(mengembalikan kepada keadaan asalnya) medium berbentuk bubuk (terdehidrasi)
dan menaruhnya dalam jumlah yang dikehendaki kedalam wadah-wadah yang
sesuai serta mempelajari ciri morfologi dan kultural mikroorganisme yang tumbuh
sebagai koloni murni.

Alat dan Bahan


Alat-alat yang digunakan dalam percobaan adalah gelas ukur, Erlenmeyer,
timbangan, kaca arloji, spatula atau sendok, batang pengaduk, hotplate, magnetic
stirrer, tabung reaksi, cawan petri steril, aluminium foil, dan autoklaf. Sedangkan
bahan-bahan yang digunakan adalah Nutrient Broth, Plate Count Agar; dan air.

Prosedur Percobaan
Penyiapan dan penempatan media dilakukan dengan cara siapkan alat dan
bahan. Nutrient Broth dan PCA ditimbang masing-masing 2 gr dan 11,75 gr.
Untuk media NB dilarutkan dalam 250 mL aquades sedangkan PCA dilarutkan
dalam 500 mL aquades. Setelah itu, media PCA diletakkan diatas hotplate dan
ditambahkan magnetic stirrer atur suhu pemanasannya. Untuk NB diletakkan
diatas hotplate dan ditambahkan magnetic stirrer tanpa pemanasan. Setelah kedua
media larut sempurna dan telah homogen tempatkan medium di wadah yang
diinginkan. PCA diletakkan dalam Erlenmeyer sebanyak 100 mL dan langsung
ditutup menggunakan aluminium foil. Sedangkan, NB dituangkan kedalam tabung
sebanyak 9-10 mL. Kemudian, media disterilkan dalam sterilisator uap (autoklaf)
pada 121°C selama 15 menit.
Screening bakteri dilakukan dengan cara, media Agar yang telah disiapkan
pada cawan petri dibiarkan terbuka selama 2 menit ditempat yang diinginkan,
sedangkan untuk diruang kloset dibiarkan selama 5 menit. Kemudian simpan
media Agar tersebut, lakukan pengamatan setelah 24 jam.

Data dan Hasil Pengamatan


Tabel 1 Hasil Screening Bakteri di Rak Sepatu dan Kloset
CB Mikro CB Bio Kloset Kloset Pria
Wanita
Warna Putih Putih Putih susu Putih susu
Ukuran Kecil dan besar Kecil 1,2 cm 0,2 cm
Bentuk Punctiform (5) Punctiform Filamentous Filamentous
Circular (2) (2)
Elevasi Pulvinate Pulvinate Pulvinate Pulvinate
Permukaan 1 lapis 1 lapis 1 lapis 1 lapis
Margins Entire Entire Filamentous Filamentous
Jumlah 7 2 18 12
Gambar

Tabel 2 Hasil Screening Bakteri di Anggota Tubuh


Nafas Rambut Jempol Jempol
(dicuci) (tidak
dicuci)
Warna Putih Putih Putih tulang Putih tulang
Ukuran Sedang Kecil dan Kecil Kecil dan
sedang besar
Bentuk Circular Punctiform Punctiform Punctiform,
irregular
elevasi Pulvinate Flat Pulvinat Pulvinate,
umbonate
Permukaan 1 lapis 1 lapis 1 lapis 2 lapis
Margins Entire Entire Entire Entire,
lobate
Jumlah 1 73 22 11
Gambar

- -

Tabel 3 Hasil Screening Bakteri di Kantin dan Toilet


Kantin Dalam Toilet CA Toilet CB Kantin
Wanita Lt2 pintu 4
Warna Putih keabuan Putih Putih tulang Putih tulang
Putih tulang
Ukuran Besar, kecil Kecil Kecil Kecil
Bentuk Irregular,puncti Circular Circular Circular
form, rhizoid
elevasi Umbunate, Pulvinate Pulvinate Pulvinate
konveks
Permukaan 1 lapis 1 lapis 1 lapis halus 1 lapis halus
Margins Undulate Entire Entire Entire
Jumlah 5 4 4 4
Gambar

Tabel 4 Hasil Screening Bakteri di Lorong


Lorong Lorong CB Ruang Lab Lorong Lab
Mikro Instrument Terpadu
Warna Putih tulang Putih tulang Putih tulang Putih tulang
Ukuran Kecil, besar Besar, kecil, Kecil Besar, kecil
dan sedang sedang
Bentuk Punctiform Filamentous Punctiform Punctiform
Circular Circular Circular
elevasi Umbonate, Umbonate, Pulvinate Pulvinate
convex convex,
pulvinate
Permukaan 1 lapis 1 lapis 1 lapis 1 lapis
Margins Undulate, Lobate, Entire Entire Entire
entire
Jumlah 7 22 4 20
Gambar

Tabel 5 Hasil Screening Bakteri di Sekitar Lingkungan DIP-IPB


Ipal Lab Mikro Lorong Lorong
Mikro CB- Mikro
09
Warna Hitam, putih Putih Putih Putih tulang
Ukuran Kecil, besar Besar, kecil, Besar, kecil Kecil
Bentuk Punctiform Circular Circular Circular
Circular
elevasi Flat, pulvinate Flat Pulvinate Pulvinate
Permukaan 1 lapis 1 lapis 1 lapis
Margins Entire Entire Entire Entire
Jumlah 27 4 16 6
Gambar

 Data perhitungan pembuan media Agar Nutrient Broth :


NB = 8 gr/L (pada label Nutrient Broth)
Pembuatan media nutrient broth akan dibuat sebanyak 250 mL, sehingga yang
harus ditimbang adalah:
8 gr 8 gr
¿ x 250 ml= x 250 mL=2 gr
L 1000 mL
 Data perhitungan pembuatan media Plate Count Agar
PCA= 23,5 gr/L
Pembuatan media PCA akan dibuat sebanyak 500 mL, sehingga yang harus
ditimbang adalah:
23,5 gr 23,5
¿ x 500 ml= x 500 mL=11,75 gr
L 1000 mL

Pembahasan
Teknik dan hal-hal yang penting dalam pembuatan media harus
diperhatikan seperti bahan baku air, penimbangan media pertumbuhan,
konsentrasi dan cara pelarutan agar, pengaturan pH, proses sterilisasi, penuangan
dan penyimpanan media. Air yang sebaiknya digunakan adalah air suling. Air
sadah pada umumnya mengandung kadar ion kalsium dan magnesium yang
tinggi. Sehingga pada medium yang mengandung pepton dan ekstrak daging dapat
menyebabkan terbentuknya endapan fosfat dan magnesium fosfat. Penimbangan
media sebaiknya dilakukan pada timbangan analitik dengan ketelitian 0,1 g.
penimbangan tidak perlu dilakukan dalam keadaan aseptis taoi harus tetap dalam
keadaan bersih. Penimbangan secara aseptis dilakukan untuk media yang tidak
dapat disterilisasi menggunakan autoklaf. Konsetrasi agar 15,0 gr/L umumnya
digunakan untuk membuat medium padat. Konsentrasi yang lebih rendah (7,5-
10,0 g/L) dipakai untuk membuat soft agars atau medium solid. Agar larut pada
suhu 84°C dan memadat pada suhu 38°C (Atlas 2010).
Cara pelarutan agar dilakukan dengan menggunakan air dan
dihomogenkan menggunakan hot plate dan magnetic stirrer. Pada percobaan,
media yang dilarutkan adalah Nutrient Broth dan Plate Count Agar. Untuk
Nutrient Broth dibuat sebanyak 250 mL sehingga Nutrient Broth yang ditimbang
adalah 2 g. Setelah itu tambahkan air sebanyak 250 mL. Kemudian masukkan
magnetic stirrer dan letakkan diatas hot plate tanpa pemanasan. Pemanasan tidak
dilakukan karena Nutrient Broth adalah media yang telah cair sehingga hanya
perlu pengadukan yang homogen agar semuanya larut. Untuk Plate Count Agar
dibuat sebanyak 500 mL sehingga yang ditimbang adalah 5 g. Setelah itu
tambahkan air 500 mL dan masukkan Magnetic Stirrer. Kemudian letakkan
diatas hotplate dengan pemanasan. Pemanasan ini penting dilakukan agar saat
sterilisasi tidak terbentuk gumpalan atau padatan dari media Agar larut semua.
Selain itu, pembuatan media harus dilakukan karena Agar memiliki titik leleh
diatas suhu kamar. Proses penuangan media kedalam masing-masing wadah harus
perlahan. Kemudian proses sterilisasi dilakukan dalam autoklaf suhu 121°C 1 atm,
selama 15 menit. Menurut Barker (1998) jika media yang disterilisasi
menggunakan autoklaf terdapat dalam jumlah 1 L pada Erlenmeyer 2 L maka
sebaiknya waktu sterilisasi diperpanjang menjadi 30 menit.
Screening bakteri adalah proses untuk mendeteksi bakteri tertentu yang
terdapat dilingkungan, baik itu dari mulut, rak sepatu dan lain-lain. Oleh karena
itu sebelum mendapatkan mikroba murni yang ditujukan untuk mempelajari cirri-
ciri mikroba tersebut perlu dilakukan screening bakteri untuk mendapatkan
koloni-koloni mikroba yang masih dalam populasi campuran sebagai tahap awal
dalam proses kultivasi dan pencirian kultural dari mikroorganisme. Screening
bakteri dilakukan dengan cara media yang telah disiapkan pada cawan petri
dibiarkan terbuka di tempat yang ingin bakterinya di deteksi. Seperti dirak sepatu,
cawan petri dibiarkan terbuka selama dua menit. Kemudian dilakukan screening
bakteri selama 24 jam untuk mendapatkan koloni sehingga dapat diidentifikasi.
Apabila screening dilakukan lebih dari 24 jam maka bakteri akan saling tumpang
tindih sehingga sulit saat diamati. Selain itu, faktor tumbuh dipengaruhi pH. pH
medium sangat penting bagi pertumbuhan mikroorganisme, terutama kerja enzim
dipengaruhi oleh pH. Sebagian besar bakteri tumbuh paling baik sekitar pH 7.
Cawan diletakkan secara terbalik saat dilakukan inkubasi agar uap air yang
terbentuk tidak menetes pada media. Ketika uap air itu menetes akan
menyebabkan hasil percobaan rusak dan hasil percobaan sulit diamati. Sifat-sifat
yang perlu diperhatikan pada koloni yang tumbuh dipermukaan adalah besar
kecilnya koloni, pigmentasi berupa warna koloni, bentuk (ada koloni yang
sirkular, punctiform, irregular, rhizoid, spindle), tepi luar koloni (entire, erose,
filamentous, lobate), elevasi(cembung, agak tinggi dengan puncak konveks, dan
roised). Selain sifat-sifat pertumbuhan bakteri, bakteri juga dibagi menjadi dua
kelompok berdasarkan zat makanannya terutama sumber-sumber karbon dan
nitrogen yaitu bakteri autotrof dan heterotrof. Bakteri autotrof dapat hidup terus
menerus dari zat-zat anorganik. Kebutuhannya akan zat karbon diperoleh dari
karbondioksida, atau dari karbonat sedangkan kebutuhan nitrogen diperoleh dari
ion-ion ammonium dan nitrogen bebas. Jika energi yang dibutuhkan itu diperoleh
dengan mengoksidasi hidrogen, karbonmonoksida, besi, belerang maka bakteri itu
disebut bakteri kemosintetik. Sebaliknya, bakteri yang memiliki kemampuan
untuk memperoleh energi dengan pertolongan sinar disebut bakteri fotosintetik.
Sedangkan bakteri heterotrof membutuhkan suatu zat organik untuk kehidupannya
dan sebagai sumber karbonnya (Dwidjoseputro 1978).
Dari hasil percobaan bakteri hasil screening secara umum berwarna putih,
untuk ukuran besar dan kecil, bentuknya lebih banyak bentuk circular dan
punctiform, untuk elevasi dominan pulvinate, permukaannya 1 lapis dan
marginsnya entire. Jumlah bakteri yang paling banyak ada pada rambut sedangkan
bakteri paling sedikit terdapat pada nafas. Bakteri dikantin dalam lebih banyak
dibandingkan kantin pintu 4, ini disebabkan dari udara yang lebih lembab dikantin
dalam. Untuk kloset, kloset wanita itu lebih banyak bakterinya dibandingkan toilet
pria. Jempol yang telah dicuci memiliki bakteri yang lebih banyak dibandingkan
jempol yang belum dicuci, ini berarti air yang digunakan memiliki mikroba atau
cara pencucian tangannya tidak bersih sehingga terkontaminasi kembali oleh
bakteri. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel di data dan hasil
pengamatan. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan bakteri
adalah suhu, pH, konsentrasi garam, sumber nutrisi, zat-zat metabolism dan zat
kimia.

Simpulan
Berdasarkan hasil percobaan prosedur umum pembuatan media adalah
harus mengetahui sifat fisik maupun kimia dari media tersebut dan menyiapkan
wadah yang sesuai seperti Erlenmeyer. Untuk ciri morfologi dan cultural
mikroorganisme yang secra umum paling dominan warnanya putih, bentuk
(circular dan punctiform), elevasi (pulvinate), permukaannnya satu lapis, margins
(entire).

Daftar Pustaka
Andrews, S., P. Traynor, A. Scholtes, J. Anderson,  N. Shepherd, and A.
Tan. 2004. Guidelines for Assuring Quality of Food and Water
Microbiological Culture Media, Culture Media Special Interest
Group Australian Society for Microbiology, Australian Society for
Microbiology.
Atlas, Ronald M.. 2010. Handbook of Microbiological Media (4th Edition). New
York : CRC Press
Barker, Kathy. 1998. At The Bench, A Laboratory Navigator. New York :Cold
Spring Harbor Laboratory Press
Dwidjoseputro. 1978. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Malang. Djambatan
Sunatmo, Tedja Imas. 2009. Eksperimen Mikrobiologi dalam Laboratorium.
Jakarta. Ardy Agency

Anda mungkin juga menyukai