Anda di halaman 1dari 7

Laporan Praktikum Nama : Ekawisudawati

Mikrobiologi NIM : J3L112185


Kelas : B P1
Kelompok : 7 (Tujuh)
Hari/Tgl : Rabu/4-12-2013
Waktu : 14.30-17.50 WIB
PJP : Emil Wahdi, S.Si
Asisten : 1. Ramdhani
2. Yesi Septiani
3. Yeny Anggraini

KARAKTERISASI SIFAT BIOKIMIA DAN FISIOLOGIS


BAKTERI

ANALISIS KIMIA
PROGRAM DIPLOMA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2013
Pendahuluan
Aktivitas enzimatis mikroorganisme dapat membusukkan protein,
memfermentasikan karbohidrat, dan menjadikan lemak/minyak menjadi tengik.
Enzim adalah sekelompok protein yang berfungsi sebagai biokatalisator untuk
berbagai reaksi kimia. Enzim mengakatalis hamper semua reaksi kimia dalam
biologis tanpa merusak fungsi selnya. Enzim bekerja secara spesifik maksudnya
adalah enzim akan mengkatalis substrat yang jenisnya atau sifatnya sama dengan
enzim. Enzim mempunyai dua fungsi utama yaitu mempercepat atau
memperlambat reaksi kimia dan mengatur sejumlah reaksi yang berbeda-beda
dalam waktu yang sama.
Enzim disintesis dalam bentuk calon enzim yang tidak aktif, kemudian
diaktifkan dalam lingkungan pada kondisi yang tepat. Misalnya, tripsinogen yang
disintesis dalam pankreas, diaktifkan dengan memecah salah satu peptidanya
untuk membentuk enzim tripsin yang aktif. Bentuk enzim yang tidak aktif ini
disebut zimogen. Enzim hanya mengubah kecepatan reaksi, artinya enzim tidak
mengubah produk akhir yang dibentuk atau mempengaruhi keseimbangan reaksi,
hanya meningkatkan laju suatu reaksi. Enzim bekerja secara bolak-balik. Reaksi-
reaksi yang dikendalikan enzim dapat berbalik, artinya enzim tidak menentukan
arah reaksi tetapi hanya mempercepat laju reaksi sehingga tercapai keseimbangan.
Enzim dapat menguraikan suatu senyawa menjadi senyawa-senyawa lain. Atau
sebaliknya, menyusun senyawa-senyawa menjadi senyawa tertentu.
Metabolisme mikroorganisme dilakukan oleh suatu enzim dan enzim akan
melibatkan banyak enzim. Identufikasi dari bakteri dapat dilakukan melalui uji
biokimianya. Uji biokimia ini ditandai dengan adanya interaksi yang terjadi antara
metabolit yang dihasilkan dari proses metabolisme bakteri dengan pereaksi bahan
kimia. Uji biokimia yang dimaksud diantaranya uji oksidase/fermentasi, uji
oksidasi, produksi katalase, uji motilase  (Funke 2004)
Sifat metabolisme bakteri dalam uji biokimia biasanya dilihat dari
interaksi metabolit-metabolit yang dihasilkan dengan reagen-reagen kimia.
Kemampuan bakteri menggunakan senyawa tertentu sebagai sumber karbon dan
sumber energiyang dapat digunakan untuk identifikasi. Identifikasi Bakteri dapat
dilakukan dengan  beberapa uji antara lain uji dalam melakukan fermentasi, uji
oksidase, produksi katalase, uji motilase  dan uji oksidase (Funke 2004). Sifat-
sifat biokimia meliputi kemampuan fermentasi mikroba terhadap zat-zat gula.
Karakterisasi dan klasifikasi sebagian besar mikrobia seperti bakteri
berdasarkan pada reaksi enzimatik ataupun biokimia. Mikroba dapat tumbuh pada
beberapa tipe media karena mikroba memiliki kemampuan untuk menggunakan
senyawa tertentu sebagai sumber karbon dan sumber energi sehingga dapat
memproduksi tipe metabolit tertentu yang dideteksi dengan interaksi mikrobia
dengan reagen test yang menghasilkan warna reagen. Setiap jenis daari bakteri
mempunyai karakterisasi yang berbeda-beda dan satu jenis bakteri memiliki cirri
khas tertentu terhadap sifat biokimia dan fisiologisnya. Sifat-sifat ini yang
digunakan dalam proses identifikasi sehingga reaksi-reaksi dalam sel akan
teridentifikasi dengan melakukan pengujian-pengujian tertentu dan sel akan
memberikan respon sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya, misalnya
menghasilkan enzim katalase, enzim gelatinase atau kemampuan untuk
menghidrolisis lemak (Pelczar 1986)
Tujuan
Percobaan bertujuan mengidentifikasi bakteri melalaui uji oksidase, ujo
fermentativ, uji motilitas, dan uji gelatin.

Alat dan Bahan


Alat-alat yang digunakan adalah pipet tetes steril, Bunsen, gelas piala, dan
cawan petri, korek api, kawat ose, tabung reaksi, kaca preparat, dan gelas objek.
Bahan-bahan yang digunakan media Nutrient Agar mengandung pati,
media SIM, nutrient gelatin, bakteri E. Coli, bakteri Bacillus, larutan paraffin, dan
larutan H2O2 3%.

Prosedur Percobaan
Uji oksidase dilakukan dengan cara diletakkan 2 kertas cakram diatas
gelas objek, kemudian diberi pereaksi/reagen. E. Coli diteteskan pada salh satu
kertas cakram dan kertas cakram lainnya sebagai control. Diamati perubahan yang
terjadi.
Uji oxidative atau fermentatif disiapkan dua tabung yang telah berisi
media. Koloni bakteri diambil emudian diinokulasikan secara vertical pada 1 set
O/F media. Salah satu tabung diberi paraffin cair sebanyak 1 ml dan tabung yang
lain digunakan sebagai control. Diinkubasi selama 24 jam kemudian diamatti
perubahannya.
Uji motilitas dilakukan dengan cara media SIM diletakkan pada tabung
kemudian diinokulasikan bakteri E. Coli dengan kawat ose. Bakteri
diinokulasikan secara vertical dan diinkubasi selam 24 jam. Diamati prubahan
yang terjadi.
Uji gelatin dilakukan dengan cara diinokulasikan bakteri E. Coli pada
nutrient gelatin secara tegak dan diinkubasikan selama 2-4 hari pada suhu 37°C.

Data dan Hasil Pengamatan


Tabel 1 Hasil pengamatan uji karakteristik dan fisiologi bakteri
Hasil Perubahan warna
Uji
pengamatan Sebelum inkubasi Setelah inkubasi

Uji oksidase -
Oksidatif/
+
Fermentatif

Motilitas +

Gelatin +

Pembahasan
Setiap pengerjaan dengan mikroba, apalagi menumbuhkan atau ingin di
inkubasikan teknik aseptik sangat diperlukan. Pemindahan bakteri E. Coli
kedalam media baru sebelum dilakukan alat dan lingkungan disekitar harus
disterilkan terlebih dahulu menggunakan alkohol 70%. Terdapat empat uji yang
dilakukan dalam percobaan untuk mengidentifikasi bakteri tersebut yaitu uji
oksidase, uji oksidatif/fermentatif, uji motilitas, dan uji gelatin. Prinsip uji
oksidase adalah mengamati kemampuan dari bakteri untuk memproduksi sitokrom
oksidase dan untuk mengetahui kemampuan bakteri tersebut diberi penambahan
reagen pada koloni bakteri. Berdasarkan percobaanrReagen yang digunakan
ialah P-aminodimetil aniline oksalat.  Reagen akan mendonorkan elektron
terhadap enzim ini sehingga akan teroksidasi membentuk senyawa yang berwarna
biru kehitaman dan apabila berwarna ungu maka menujukan hasil yang negatif.
Adanya enzim oksidase perlu dilakukan karena enzim ini memegang
peranan penting dalam transpor elektron selama respirasi aerob berlangsung.
Enzim ini dihasilkan oleh bakteri aerob, fakultatif anaerob, dan mikroaerofilik.
Mikroorganisme ini menggunakan oksigen, sebagai akseptor elektron terakhir
selama penguraian karbohidrat untuk menghsilkan energi. Kemampuan bakteri
memproduksi sitokrom oksidase dapat diketahui dari reaksi yang ditimbulkan
setelah pemberian reagen oksidase pada koloni bakteri. Pada awal oksidasi,
hidrogen dari suatu substrat pada jasad renik dipindahkan dari substrat oleh enzim
khusus yaitu dehidrogenase. Melalui kerja enzim pernafasan, kemudian atom
hidrogen itu dibawa ke penerima terakhir. Sebagai penerima atom H dan elektron
terakhir ialah zat warna atau indikator oksidasi-reduksi. Zat warna akan tereduksi
dan berubah warna.
Enzim oksidase merupakan bagian dari kompleks enzim yang berperan
dalam proses fosforilasi oksidatif. enzim oksidase memegang peranan penting
dalam transport elektron selama respirasi aerob. Uji ini berguna dalam
mengidentifikasi mikroorganisme patogen. Apabila koloni bakteri mengalami
perubahan warna setelah diberi pewarna okskidase, hal ini menunjukkan bahwa
bakteri menghasilkan oksidase sitokrom yang mengoksidase larutan reagen.
Sedaangkan jika tidak terjadi perubahan warna maka terjadi reaksi reduksi sebab
bakteri tidak mengahsilkan oksidase sitokrom. Berdasarkan percobaan hasilnya
negatif karena warna dari kertas cakram yang telah ditetasi bakteri tetap berwarna
ungu.
Prinsip uji oksidatif/fermentatif adalah koloni bakteri diinokulasikan pada
media O/F, reaksi positif untuk oksidatif apabila tabung yang tidak diberi paraffin
berubah menjadi kuning, sedangkan reaksi positif untuk fermentatif apabila
tabung yang diberi paraffin berubah warna menjadi kuning. Media O/F digunakan
dalam percobaan karena media ini merupakan salah satu media yang digunakan
untuk pengujian fisiometabolisme suatu bakteri yakni untuk mengetahui
kemampuan memecah karbohidrat dalam suasana aerobic (oksidatif) atau
anaerobic (fermentative). Penambahan larutan paraffin untuk menahan oksigen
yang masuk kedalam tabung sehingga oksigen tidak bereaksi dengan bakteri.
Fermentasi merupakan proses produksi energi dalam sel dalam keadaan anaerob
(tanpa oksigen). Secara umum, fermentasi adalah salah satu bentuk respirasi
anaerob  dan fermentasi merupakan respirasi  dalam lingkungan anaerob tanpa
akseptor elektron eksternal. Fermentasi merupakan kegiatan mikroba pada bahan
pangan sehingga dihasilkan produk yang dikehendaki.
Berdasarkan percobaan, uji oksidatif/fermentative menunjukkan hasil yang
positif. Hal ini dibuktikan dari hasil percobaan dari dua tabung yang berisi media
dan bakteri yang dinokulasikan keduanya berubah menjadi warna kuning yang
sebelumnya berwarna hijau. Perubahan warna ini membuktikan bahwa bakteri
yang diinokulasikan dapat memanfaatkan glukosa atau karbohidrat dalam keadaan
aerob maupun anaerob. Bakteri aerob merupakan salah satu jenis bakteri yang
mutlak memerlukan oksigen demi kelangsungan hidupnya. Sedangkan bakteri
yang bersifat bakteri aerob fakultatif dalam kelangsungan hidupnya tidak mutlak
membutuhkan oksigen (Pelczar 1986). Fermentasi pada umumnya bersifat
anaerob. Namun, mikroorganisme menggunakan senyawa anorganik sebagai
aseptor elektron terakhirnya. Elektron yang dibebaskan melalui reaksi oksidatif
ditransfer melalui serangkaian transfer elektron dan energy dihasilkan melalui
fosforilasi oksidatif. Perbedaan antara respirasi aerob dan anaerob adalah elektron
terakhirnya. Respirasi anaerob yang berperan sebagai elektron terakhir adalah
senyawa anorganik bukan oksigen (Dwidjoseputro 2003).
Prinsip uji motilitas adalah mengetahui kemampuan bakteri atau
organisme untuk bergerak sendiri. Bakteri akan di inokulasikan pada media SIM
(Sulfida Indol Motility) dan adanya motilitas bakteri diketahui dengan adanya
pertumbuhan bakteri pada permukaan media dan tidak hanya pada bekas pada
tusukan, sedangkan bakteri nonmotil tumbuh sepanjang tusukan. Media SIM
(Sulfida Indol Motility) digunakan pada uji ini karena merupakan salah satu media
semisolid yang digunakan untuk pengujian fisio-metabolisme suatu bakteri yakni
untuk mengetahui kemampuan untuk embentuk indol (produk hasil degradasi
protein), ikatan sulfide, dan motilitas atau pergerakan bakteri. Hampir semua sel
bakteri spiral dan sebagian dari sel bakteri basil bersifat motil, sedangkan bakteri
yang berbentuk kokus bersifat nonmotil. Sebagian besar bakteri yang tumbuh
pada suhu 15-25 oC merupakan bakteri jenis motil sedangkan pada suhu 37 oC
merupakan bakteri jenis nonmotil. Berdasarkan percobaan, pergerakan terjadi
dipermukaan dan disekeliling tusukan jarum yang artinya bahwa bakteri
mengalami motilitas atau mengalami pergerakan.
Prinsip uji gelatin adalah mengetahui ada tidaknya enzim proteolitik pada
sampel, yaitu enzim untuk mengurai gelatin yang terdapat pada bakteri. Gelatin
merupakan protein yang diperoleh dari hidrolisa kolagen yaitu zat pada jaringan
penghubung dan tendon dari hewan. Sifat dari gelatin adalah meleleh pada suhu
diatas 28°C. Hidrolisis gelatin dapat terjadi karena bakteri menghasilkan
gelatinase untuk menghidrolisis gelatin. . Gelatin akan terurai oleh mikroba yang
mensintesis enzim proteolisis. Larutan gelatin bersifat cair pada suhu ruang atau
suhu kamar dan padat apabila berada di dalam refrigerator. Dan jika gelatin sudah
dihidrolisis oleh mikroba, maka akan tetap bersifat cair (Hadioetomo 1993).
Berdasarkan hasil percobaan, setelah dilakukan inklubasi selama 24 jam dan
pendinginan selama 10 menit didalam freezer diperoleh bakteri dalam keadaan
cair atau tidak membeku yang menunjukkan hasil positif. Hal ini membuktikan
bahwa bakteri yang digunakan telah menghidrolisis gelatin, sehingga
penyimpanan pada freezer tetap akan menyebabkan gelatin cair karena adanya
aktivitas bakteri yang menghasilkan enzim gelatinase.
Berdasarkan semua uji dari hasil percobaan bahwa uji oksidase negatif, uji
motilitas menghasilkan uji positif, dan uji oksidatif/fermentative mengahsilkan uji
positif. Sehingga berdasarkan data hasil percobaan tersebut bakteri yang
digunakan pada percobaan merupakan bakteri gram negatif E. Coli dengan jenis
Achetobacter. Bakteri E. Coli termasuk bakteri enterik yaitu bakteri yang bisa
bertahan didalam saluran pencernaan, bakteri ini bisa hidup sebagai bakteri aerob
maupun bakteri anaerob. E. Coli merupakan bakteri gram negatif.

Simpulan
Berdasarkan percobaan bahwa uji oksidase negatif, uji motilitas
menghasilkan uji positif, uji oksidatif/fermentative mengahsilkan uji positif jenis
dan bakteri yang diguankan dalam percobaan adalah jenis Achetobacter.
Daftar Pustaka
Dwidjoseputro. 1994. Dasar-Dasar Mikrobiologi Jakarta: Djambaran.
Funke BR, Tortora GJ, Case CL . 2004.  Microbiology: an introduction (8th ed,
ed.). Benjamin : Cummings. San Francisco.
Hadioetomo,R.S.1993.Teknik dan Prosedur Dasar Laboratorium Mikrobiologi.
Jakarta: Gramedia
Pelczar M.J. Dan Chan E.C.S. 1986, Dasar-Dasar Mikrobiologi. Jakarta :UI Press

Anda mungkin juga menyukai