Anda di halaman 1dari 84

IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER DAN

PENGARUHNYA TERHADAP PERILAKU AKADEMIK


SISWA KELAS VI SD NEGERI JOMBANG 1 CIPUTAT

Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Untuk Memenuhi Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Islam

Oleh:
M. Zainul Labib
NIM 107011001102

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2014
ABSTRAK

IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER DAN


PENGARUHNYA TERHADAP PERILAKU AKADEMIK SISWA
KELAS VI SD NEGERI 1 JOMBANG CIPUTAT

Penelitian ini dilatar belakangi oleh kemerosotan moral siswa ini terbukti
dengan berbagai kasus seperti tindak kriminal dan kasus kejahatan pelajar, salah satu
penyebabnya karena dalam proses pembelajaran para pendidik lebih mementingkan
pada aspek kognitif (teori) dibandingkan dengan aspek Afektif (sikap/karakter).
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui implementasi pendidikan
karakter yang diterapkan di SD Negeri Jombang 1 Ciputat dan mengetahui bagaimana
pengaruhnya terhadap perilaku akademik siswa kelas VI. Dan penelitian ini
merupakan penelitian kualitatif dengan metode penelitian deskriptif. Instrumen yang
digunakan dalam penelitian ini adalah lembar angket, lembar observasi dan lembar
wawancara. Dengan jumlah responden 30 siswa dimana 20% dari jumlah populasi
kelas VI yaitu 150 siswa, data implementasi pendidikan karakter terdiri 20 item soal.
Sementara data perilaku akademik siswa terdiri 20 item soal.
Hasil penelitian menunjukkan terdapat pengaruh yang kuat atau tinggi
implementasi pendidikan karakter terhadap perilaku akademik siswa dengan angka
korelasi sebesar 0,812 dan koefisien determinasi sebesar 67%. Faktor keterkaitan
yang diberikan dalam kategori sedang dan masih terdapat 33% faktor-faktor lain yang
memiliki keterkaitan dengan perilaku akademik siswa SD Negeri Jombang 1. Dari
33% faktor-faktor lain tersebut adalah pengaruh dalam keluarga, pengaruh
lingkungan masyarakat dan pengaruh sifat bawaan atau keturunan.

Kata Kunci: pendidikan karakter, perilaku akademik siswa

M. ZAINUL LABIB (PAI)

i
KATA PENGANTAR

   


 

Alhamdulillah, puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT


yang telah memberikan banyak nikmat kepada penulis, sehingga dapat
menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam semoga selalu tercurah kepada
Nabi akhir zaman yaitu Nabi Muhammad saw, keluarga, sahabat, dan seluruh
pengikutnya sampai akhir zaman.
Selama menyusun skripsi ini, tidak sedikit kesulitan dan hambatan yang
penulis alami. Namun, tidak sedikit pula pelajaran yang didapat, baik dengan
kesusahan maupun dengan kesenangan. Berkat kesungguhan hati, kerja keras, dan
motivasi, serta bantuan dari berbagai pihak, segala kesulitan dan hambatan
tersebut dapat diatasi. Untuk itu, pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan
terima kasih yang sebesar-besarnya dan penghargaan yang setulusnya kepada
ayahanda penulis Moh. Thoha dan ibunda tercinta Maslakhatul Farida yang
dengan susah payah mengasuh dan mendidik penulis dengan penuh kasih sayang
dan kesabaran hingga dapat menyelesaikan pendidikan ini. Kemudian kepada
kakakku tercinta Aini Baiti dan adikku tersayang Abdul Fatah, paman-pamanku
Moch. Tajudin Ch, S.Ag, Itmam Jalbi S.S dan M. Nashrullah yang dengan penuh
kasih sayang telah banyak memberi dukungan dan mengisi hari-hari penulis
dengan kegembiraan dan kebahagiaan.
Dan juga tak lupa pula penulis mengucapkan terima kasih yang tak
terhingga kepada:
1. Ibu Dr. Nurlena, MA, Ph.D sebagai Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan (FITK) Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Bapak Dr. Abdul Majid Khon, M.Ag dan ibu Marhamah Saleh, M.A.
sebagai Ketua Jurusan dan Sekretaris Jurusan Pendidikan Agama Islam.
3. Bapak Bahrissalim, M.A sebagai pembimbing skripsi yang telah bersedia
memberikan dan meluangkan segenap waktu, tenaga, pikiran serta

ii
kesabaran dalam memberikan bimbingan, arahan serta motivasinya kepada
penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
4. Bapak Dr. Anshori LAL, MA selaku Dosen Penasehat Akademik yang
dengan penuh perhatian telah memberi bimbingan, arahan dan motivasi,
serta ilmu pengetahuan kepada penulis selama masa perkuliahan
5. Segenap Dosen dan staf dan karyawan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan bekal
ilmu dan pengetahuannya selama penulis menjalankan perkuliahan.
6. Seluruh staf perpustakaan umum dan perpustakaan FITK UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta yang telah menyediakan bermacam-macam buku
ilmiah sehingga mempermudah penulis dalam mencari referensi.
7. Bapak H. Darma Saputra, S.Pd selaku Kepala Sekolah yang telah
mengizinkan penulis melakukan penelitian di SD Negeri Jombang 1
Ciputat. Segenap guru dan karyawan serta adik-adik SD Negeri Jombang 1
Ciputat yang telah membantu proses penelitian serta memberikan data-data
yang diperlukan peneliti dalam skripsi.
8. Sahabat-sahabatku Dedi Kurniawan, S.Pd.I, Zain Fanani, S.Pd.I Arif
Subhan, S. Pd.I, Azhari, S.Pd.I, Rocky Prabowo, S.Pd.I, Nakhrowi, S.Pd
dan lainya yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu, terima kasih telah
selalu membantu dan menjadi penyemangat penulis.
9. Seluruh sahabat-sahabatku di PAI angkatan 2007 teman senasib dan
seperjuangan terutama kelas PAI-D dan kelas Sejarah Islam yang telah
banyak memberikan pengalaman berharga kepada penulis tentang
indahnya arti sebuah kebersamaan dan persahabatan.
10. Seluruh dewan guru TK-TPA Baiturrahman Villa Bintaro Indah yang telah
mendukung dalam penyelesaian skripsi ini.
11. Bapak H. Nasrul Soe’oed, S.H selaku direktur Wisma Muallaf dan Ustadz
Irfan Sujadi yang telah mengizinkan bertempat tinggal sehingga dapat
berkonsentrasi dalam menyelesaikan skripsi ini.

iii
Akhirnya, hanya kepada Allah SWT jualah penulis berharap dan berdoa
semoga segala bantuan, motivasi serta do’a yang diberikan mendapat balasan
yang lebih besar dari Allah SWT. dengan segala keterbatasan yang ada, penulis
mengakui skripsi ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu, dengan hati terbuka,
penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi kemajuan penulis.
Teriring do’a jazakumullah khairan katsiran. Dan mudah-mudahan tugas akhir ini
dapat bermafaat. Âmîn yâ Rabbal ‘Âlamîn.

Jakarta, 2 Mei 2014

Penulis

iv
DAFTAR ISI

ABSTRAK ...................................................................................................... i

KATA PENGANTAR .................................................................................... ii

DAFTAR ISI ................................................................................................... v

DAFTAR TABEL................................................................................... vii

BAB I : PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ....................................................................... 1


B. Identifikasi Masalah ............................................................................. 4
C. Pembatasan Masalah ............................................................................ 5
D. Perumusan Masalah ............................................................................. 5
E. Tujuan Penelitian ................................................................................. 5
F. Manfaat Penelitian ............................................................................... 5

BAB II : KAJIAN TEORI

A. Tinjauan Umum Tentang Implementasi............................................... 7


1. Pengertian Implementasi ................................................................ 7
B. Konsep Pendidikan Karakter................................................................ 9
1. Pengertian Pendidikan Karakter ..................................................... 9
2. Urgensi Pendidikan Karakter ......................................................... 11
3. Tujuan Pendidikan Karakter .......................................................... 13
4. Prinsip-prinsip Pendidikan Karakter .............................................. 14
5. Bentuk-bentuk Pendidikan Karakter .............................................. 15
6. Metode Pendidikan Karakter di Sekolah ....................................... 18
C. Perilaku Akademik Siswa .................................................................... 20
1. Pengertian Perilaku .................................................................. 20
2. Macam-macam Perilaku........................................................... 21
3. Pengukuran Perilaku ................................................................ 21
4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku ............................ 22

v
D. Kerangka Berfikir................................................................................. 22

BAB III : METODOLOGI PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian .............................................................. 24


B. Metode Penelitian................................................................................. 24
C. Instrumen Penelitian............................................................................. 25
D. Teknik Pengumpulan Data ................................................................... 27
E. Teknik Analisis data………………………………………………... 27

BAB IV : HASIL PENELITIAN

A. Visi dan Misi SD Negeri Jombang 1 Ciputat ...................................... 28


1. Visi SD Negeri Jombang 1 Ciputat ............................................... 28
2. Misi SD Negeri Jombang 1 Ciputat .............................................. 28
3. Data Guru dan karyawan SD Negeri Jombang 1 Ciputat............... 28
B. Analisis Nilai Pendidikan Karakter di SDN1 Jombang Ciputat…… 30
C. Analisis Pendidikan Karakter di SDN1 Jombang Ciputat .……….. 32
D. Deskripsi Data ………………………………………………………. 33

BAB V : PENUTUP

A. Kesimpulan........................................................................................... 60
B. Implikasi ............................................................................................... 61
C. Saran ………………………………………………………………… 62

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 63

vi
DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Data Guru dan Karyawan SDN1 Jombang Ciputat ..................................... 28
Tabel 4.2 Saya berdoa sebelum belajar ....................................................................... 33
Tabel 4.3 Saya berdoa setelah selesai belajar .............................................................. 33
Tabel 4.4 Saya melaksanakan ibadah tepat pada waktunya ........................................ 34

Tabel 4.5 Saya melaksanakan ibadah tidak tepat pada waktunya ............................... 35
Tabel 4.6 Saya mengerjakan tugas kelompok dengan sebaik-baiknya ....................... 35
Tabel 4.7 Berteman tidak membedakan status atau agama ......................................... 36
Tabel 4.8 Saya akan mengerjakan tugas kelompok sesuai keinginan saya .................37
Tabel 4.9 Saya berdiskusi hanya dengan teman yang pintar saja ................................ 37
Tabel 5.0 Saya memperhatikan penjelasan teman ketika mereka presentasi ..............38
Tabel 5.1 Pendapat saya adalah pendapat paling benar ............................................... 39
Tabel 5.2 Saya bertanya kepada guru atau teman ketika kurang paham dengan materi
yang dipelajari ................................................................................................................ 39
Tabel 5.3 Saya diam saja ketika saya belum mengerti ................................................ 40
Tabel 5.4 Jawaban saya harus sama dengan jawaban teman ....................................... 41
Tabel 5.5 Jawaban saya tidak harus sama dengan teman ............................................ 41
Tabel 5.6 Jawaban saya harus sama persis dengan guru ............................................. 42
Tabel 5.7 Saya membuat cara sendiri untuk memahami pelajaran ............................. 43
Tabel 5.8 Saya mengerjakan tugas dari guru dengan panduan LKS, buku catatan dan
modul .............................................................................................................................. 44
Tabel 5.9 Saya mengerjakan tugas dari guru dengan menyalin dari jawaban teman .... 45
Tabel 6.0 Saya menjawab pertanyaan teman dengan sebaik-baiknya dalam diskusi .... 45
Tabel 6.1 Saya menjawab pertanyaan teman dalam diskusi dengan jawaban sekenanya
......................................................................................................................................... 46
Tabel 6.2 Saya bangga dengan hasil yang saya peroleh sendiri .................................. 47
Tabel 6.3 Mencontek adalah sikap membohongi diri sendiri ...................................... 47

vii
Tabel 6.4 Apa yang saya katakan itulah yang sebenarnya .......................................... 48
Tabel 6.5 Saya bangga dengan hasil belajar saya yang bagus walaupun dengan
mencontek ....................................................................................................................... 49
Tabel 6.6 Berkata tidak sesuai dengan fakta ............................................................... 49
Tabel 6.7 Saya selalu masuk sekolah tepat waktu ....................................................... 50
Tabel 6.8 Saya mengenakan seragam sekolah sesuai aturan yang berlaku .................51
Tabel 6.9 Saya memakai seragam tidak sesuai dengan aturan yang berlaku ..............51
Tabel 7.0 Membolos adalah suatu kebanggaan ........................................................... 52
Tabel 7.1 Saya selalu meminta doa kepada orangtua sebelum berangkat ke sekolah ...53
Tabel 7.2 Saya selalu berpamitan kepada orangtua sebelum berangkat sekolah ........53
Tabel 7.3 Saya mencium tangan ketika bertemu dengan guru .................................... 54
Tabel 7.4 Saya tidak mencium tangan ketika bertemu dengan guru ........................... 55
Tabel 7.5 Saya berkata dengan kalimat yang baik ...................................................... 55
Tabel 7.6 Saya sering ketiduran di kelas saat pelajaran berlangsung .......................... 56
Tabel 7.7 Saya sering mengerjakan PR di sekolah ...................................................... 56
Tabel 7.8 Saya selalu piket sesuai jadwal .................................................................... 57
Tabel 7.9 Saya mengumpulkan tugas tepat waktu ....................................................... 58
Tabel 8.0 Biarlah teman yang mengerjakan piket kelas .............................................. 58
Tabel 8.1 Biarlah teman mengerjakan tugas kelompok .............................................. 59

viii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Pendidikan adalah sebuah usaha yang ditempuh oleh manusia dalam
rangka memperoleh ilmu yang kemudian dijadikan sebagai dasar untuk bersikap
dan berperilaku. Karena itu, pendidikan merupakan salah satu proses
pembentukan karakter manusia. Pendidikan bisa juga dikatakan sebagai proses
pemanusiaan manusia. Dalam keseluruhan proses yang dilakukan manusia terjadi
proses pendidikan yang akan menghasilkan sikap dan perilaku yang akhirnya
menjadi watak, kepribadian atau karakternya. Untuk meraih derajat manusia
seutuhnya sangatlah tidak mungkin tanpa pendidikan.1
Pergeseran karakter bangsa pelan tapi pasti telah membawa bangsa ini
menuju kehancuran. Maraknya tindak anarkis seperti tawuran antarpelajar, desa,
suku hingga agama- menunjukkan betapa bobroknya moral bangsa kita saat ini,
ditambah lagi kasus korupsi yang belum teratasi yang dilakukan oleh parapejabat
yang notabenenya orang-orang berpendidikan. Dalam keadaan yang demikian,
bangsa dan negeri yang besar ini harus segera berbenah diri. Apabila tidak segera
diambil tindakan preventif, maka bukan hal yang mustahil jika generasi bangsa
masa depan adalah generasi yang amoral. Sebagai negara dengan penduduk
muslim terbesar di dunia, maka dekadensi moral ini merupakan tamparan keras

1
Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 2008), Cet. VI, h. 13

1
2

bagi bangsa Indonesia, khususnya kaum muslimin. Disamping itu, kenyataan ini
juga menunjukkan belum berhasilnya pendidikan nasional mencetak generasi
yang berakhlak mulia.2
Hal ini juga menunjukan bahwa pendidikan sekarang lebih dominan
mengedepankan kecerdasan intelektual (IQ) dibandingkan dengan kecerdasan
Spiritualnya (SQ).sehingga yang terjadi siswa hanya pintar tanpa akhlak yang
baik. Oleh karena itu, harus segera dilakukan reformasi pendidikan terutama
dalam tubuh para pengambil kebijakan.3
Oleh karenanya, Negara mengatur pendidikan Indonesia untuk
memperhatikan karakter dalam orientasi pendidikannya. UU No. 20 tahun 2003
tentang sistem Pendidikan Nasional dalam pasal 3 menyebutkan:
Pendidikan Nasional berfungsi untuk mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa, bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia beriman dan
bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,
cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta
bertanggung jawab.4
Dengan demikian, selain bertugas mencerdaskan bangsa ini, lembaga
pendidikan mempunyai tugas utama dan tujuan untuk membentuk kualitas
karakter bangsa ini.
Pendidikan karakter kini memang menjadi isu utama pendidikan. Selain
menjadi bagian dari proses pembentukan akhlak anak bangsa, Pendidikan karakter
diharapkan mampu menjadi pondasi utama dalam meningkatkan derajat dan
martabat bangsa Indonesia. Pembentukkan karakter itu dimulai dari fitrah yang
diberikan Tuhan yang kemudian membentuk jati diri perilaku. Dalam prosesnya
sendiri fitrah yang alamiah ini sangat dipengaruhi oleh keadaan lingkungan,
sehingga lingkungan memiliki peranan yang cukup besar dalam membentuk jati
diri dan perilaku. Sekolah dan masyarakat sebagai bagian dari lingkungan
memiliki peranan yang sangat penting, oleh karena itu setiap sekolah dan
masyarakat harus memiliki kedisiplinan dan kebiasaan mengenai karakter yang

2
Zubaedi, Desain Pendidikan Karakter, (Jakarta: Kencana, 2011), h. 1-4
3
Moh. Said, Pendidikan Karakter di Sekolah, (Surabaya: Jaring Pena, 2011), h. 83-84
4
Kemendiknas, Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional, (Jakarta: Sinar Grafika,
2011), Cet. IV, h. 7
3

akan dibentuk.5 Para pemimpin dan tokoh masyarakat juga harus mampu
memberikan suri tauladan mengenai karakter yang akan dibentuk. Pernyataan ini
sesuai dengan firman Allah SWT dalam surat Al-Ahzab ayat 21:

        


     
   

)  

Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah SAW suri tauladan yang
baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan
(kedatangan) hari kiamat dan Dia banyak banyak menyebut Allah. (Q.S
Al-Ahzab: 21).6

Dan sebagaimana dalam hadits juga disebutkan:

Sesungguhnya aku (Muhammad) diutus untuk menyempurnakan


kemuliaan (keshalihan) akhlak. (H.R. Ahmad)

Untuk membentuk manusia yang mulia dan bangsa yang bermartabat


harus diperbaiki dengan segera. Berbagai wacana baru tentang pendidikan
diketengahkan sebagai solusi jitu untuk turut membangun peradaban bangsa.
Salah satu upayanya adalah melalui pendidikan yang berkarakter, mulai dari
jenjang pendidikan usia dini, dasar, menengah, atas bahkan sampai ke perguruan
tinggi. Pendidikan karakter diharapkan mampu menjadi bagian dari proses
pembentukan akhlak anak bangsa, juga diharapkan mampu menjadi fondasi
utama dalam mensukseskan Indonesia di masa mendatang.7
Bangsa ini memang memerlukan pendidikan karakter, yakni karakter yang
bernafaskan nilai-nilai agama atau dengan kata lain (agama Islam) adalah
pendidikan Islam berbasis karakter. Sejauh inipun pemerintah sudah

5
Prayitno dan Belferik Manulang, Pendidikan Karakter dalam pembangunan Bangsa,
(Jakarta: Grasindo, 2011), h. 36-38
6
Departemen Agama, Al-Qur’anul Karim Terjemah Perkata, (Bandung: Syaamil Al-
Qur’an, 2007), h. 420
7
Akhmad Muhaimin Azzet, Urgensi Pendidikan Karakter di Indonesia, (Yogyakarta: Ar-
Ruzz Media , 2011), h. 11-12
4

mengupayakan dan memberlakuan sekolah-sekolah mulai dari tingkat usia dini,


dasar, menengah, ataupun tingkatan atas baik sekolah swasta maupun negeri
untuk melaksanaan kurikulum berbasis karakter. Salah satu sekolah yang sudah
menjalankan pendidikan karakter adalah Sekolah Dasar Negeri (SDN I)
Jombang Ciputat.
SDN 1 Jombang Ciputat adalah salah satu sekolah negeri yang berada di
Kelurahan Jombang dan merupakan sekolah yang mampu menarik perhatian
masyarakat sekitar untuk mempercayakan anaknya bersekolah tersebut,
dibandingkan dengan sekolah-sekolah disekitarnya.
SDN 1 Jombang Ciputat berupaya untuk meminimalisir tindakan peserta
didik yang tidak berkarakter. Pendidikan karakter dikembangkan dan
diintegrasikan dalam kurikulum oleh pihak sekolah. Pendidikan karakter yang
diterapkan di SDN 1 Jombang Ciputat memiliki perilaku akademik.Kepala
sekolah memberikan keterangan bahwa hingga saat ini pengintegrasian
pendidikan karakter diterapkan pada kurikulum yang ada di sekolah.
Untuk itulah, dengan melihat gambaran berbagai masalah persoalan di
atas, menarik minat penulis untuk melakukan kajian tentang efektivitas
pelaksanaan pendidikan berkarakter yang diterapkan di sekolah tersebut, sehingga
diharapkan mampu memperbaiki dan menyempurnakan proses belajar mengajar
yang kurang baik. Adapun judul skripsi yang penulis ambil adalah
“IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER DAN PENGARUHNYA
TERHADAP PERILAKU AKADEMIK SISWA KELAS VI SDN JOMBANG 1
CIPUTAT”.
B. Identifikasi Masalah
Dari latar belakang masalah di atas dapat, maka penulis berusaha
mengidentifikasi masalah sebagai berikut:
1. Peristiwa mengenai tindak kriminal dan kasus kejahatan pelajar
menunjukkan adanya indikasi kemerosotan karakter pelajar.
2. Proses pembelajaran lebih banyak menekankan pada aspek kognitif
(teori) dibandingkan dengan aspek Afektif (sikap/karakter).
3. Telah terjadi pergeseran karakter bangsa yang menuju kehancuran.
5

C. Pembatasan Masalah
Untuk mengkaji lebih mendalam, maka peneliti membatasi masalah
tentang implementasi pendidikan karakter siswa kelas VI SDN Jombang 1
Ciputat.
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan pada latar belakang di atas dan batasan masalah di atas, maka
masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Bagaimanakah implementasi pendidikan karakter di SD Negeri Jombang
1 Ciputat?
2. Bagaimana perilaku akademik siswa di SD Negeri Jombang 1 Ciputat?
3. Bagaimana pengaruh implementasi pendidikan karakter terhadap perilaku
akademik siswa di SD Negeri Jombang 1 Ciputat?
E. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui implementasi pendidikan karakter yang diteraapkna di
SD Negeri Jombang 1 Ciputat.
2. Untuk mengidentifikasi implementasi pendidikan karakter di SD Negeri
Jombang 1 Ciputat.
F. Manfaat Penelitian
Kegiatan penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi yang
bergelut dalam dunia pendidikan. Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini
adalah sebagai berikut:
1. Manfaat Teoretis

Dengan adanya penelitian ini, manfaat bagi peneliti, hasil penelitian


ini dapat menambah pengembangan keilmuan dan memperluas wawasan
tentang penerapan pendidikan karakter yang sudah diterapkan di SDN 1
Jombang Ciputat dan dapat mengetahui sejauh mana pengaruh pendidikan
karakter bagi siswa kelas VI SDN 1 Jombang Ciputat.
6

2. Manfaat Praktis
a. Manfaat bagi pendidik (guru)

Bagi semua guru khususnya guru di tingkat Sekolah Dasar (SD), hasil
penelitian ini diharapkan dapat berguna untuk meningkatkan kembali
proses pembelajaran tidak hanya sekedar memberikan ilmu pengetahuan
tapi lebih kepada penanaman nilai-nilai positif (karakter) sehingga dapat
menghasilkan siswa didik yang cerdas dan religius.

b. Manfaat bagi peserta didik (siswa)


Bagi siswa hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah
pemahaman siswa bahwa keberhasilan pendidikan yang sebenarnya tidak
hanya berhasil dalam hal intelektual tetapi juga harus berkarakter
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Tinjauan Umum Tentang Implementasi
1. Pengertian Implementasi
Secara sederhana implementasi bisa diartikan pelaksanaan atau penerapan.
Menurut Nurdin Usman dalam bukunya yang berjudul Konteks Implementasi
Berbasis Kurikulum mengemukakan pendapatnya mengenai implementasi atau
pelaksanaan sebagai berikut :“Implementasi adalah bermuara pada aktivitas, aksi,
tindakan, atau adanya mekanisme suatu sistem. Implementasi bukan sekedar
aktivitas, tetapi suatu kegiatan yang terencana dan untuk mencapai tujuan kegiatan”.1
Implementasi berasal dari bahasa Inggris yaitu to implement yang berarti
mengimplementasikan. Implementasi merupakan penyediaan sarana untuk
melaksanakan sesuatu yang menimbulkan dampak atau akibat terhadap sesuatu.
Secara etimologis pengertian implementasi menurut Kamus Webster adalah
to implement (mengimplementasikan) berati to provide the means for carrying out
(menyediakan sarana untuk melaksanakan sesuatu); dan to give practical effect
to (untuk menimbulkan dampak/akibat terhadap sesuatu)”.2

1
Nurdin Usman, Konteks Implementasi Berbasis Kurikulum, (Jakarta: Raja Grafindo Persada,
2002), hal.70
2
Merriam Webster’s, Merriam-Webster’s Collegiate Dictionary, (U.S.A: Merriam Webster’s
Incorporated, 2003), Cet. 7, h. 624

7
8

Menurut Guntur Setiawan dalam bukunya yang berjudul Implementasi Dalam


Birokrasi Pembangunan mengemukakan pendapatnya mengenai implementasi atau
pelaksanaan sebagai berikut :“Implementasi adalah perluasan aktivitas yang saling
menyesuaikan proses interaksi antara tujuan dan tindakan untuk mencapainya serta
memerlukan jaringan pelaksana, birokrasi yang efektif”3
Menurut Hanifah Harsono dalam bukunya yang berjudul Implementasi
Kebijakan dan Politik mengemukakan pendapatnya mengenai implementasi atau
pelaksanaan sebagai berikut :“Implementasi adalah suatu proses untuk melaksanakan
kebijakan menjadi tindakan kebijakan dari politik ke dalam administrasi.
Pengembangan kebijakan dalam rangka penyempurnaan suatu program”4
Pengertian implementasi selain menurut Webster di atas dijelaskan juga
menurut Van Meter dan Van Horn bahwa implementasi adalah “tindakan-tindakan
yang dilakukan baik oleh individu-individu/pejabat-pejabat atau kelompok-kelompok
pemerintah atau swasta yang diarahkan pada tercapainya tujuan-tujuan yang telah
digariskan dalam keputusan kebijakan”.
Pandangan Van Meter dan Van Horn bahwa implementasi merupakan
tindakan oleh individu, pejabat, kelompok badan pemerintah atau swasta yang
diarahkan pada tercapainya tujuan-tujuan yang telah digariskan dalam suatu
keputusan tertentu. Badan-badan tersebut melaksanakan pekerjaan-pekerjaan
pemerintah yang membawa dampak pada warganegaranya. Namun dalam praktinya
badan-badan pemerintah sering menghadapi pekerjaan-pekerjaan di bawah mandat
dari Undang-Undang, sehingga membuat mereka menjadi tidak jelas untuk
memutuskan apa yang seharusnya dilakukan dan apa yang seharusnya tidak
dilakukan.5
Mazmanian dan Sebastiar juga mendefinisikan implementasi sebagai berikut:
3
Guntur Setiawan, Implementasi Dalam Birokrasi Pembangunan, (Bandung, Remaja Rosda
Karya, 2004), hal.39.
4
Hanifah Harsono, Implementasi Kebijakan dan Politik, (Bandung: Mutiara Sumber Widya,
2002), hal.67.
5
http://education-vionet.blogspot.com/2012/05/pengertian-implementasi-kebijakan.html,
diakses 21 Januari 2014, 14.30
9

“Implementasi adalah pelaksanaan keputusan kebijakan dasar, biasanya dalam bentuk


undang-undang, namun dapat pula berbentuk perintah-perintah atau keputusan-
keputusan eksekutif yang penting atau keputusan badan peradilan”.
Implementasi menurut Mazmanian dan Sebastier merupakan pelaksanaan
kebijakan dasar berbentuk undang-undang juga berbentuk perintah atau keputusan-
keputusan yang penting atau seperti keputusan badan peradilan. Proses implementasi
ini berlangsung setelah melalui sejumlah tahapan tertentu seperti tahapan pengesahan
undang-undang, kemudian output kebijakan dalam bentuk pelaksanaan keputusan dan
seterusnya sampai perbaikan kebijakan yang bersangkutan.6
Pengertian-pengertian di atas memperlihatkan bahwa kata implementasi
bermuara pada aktivitas, adanya aksi, tindakan, atau mekanisme suatu sistem.
Ungkapan mekanisme mengandung arti bahwa implementasi bukan sekadar aktivitas,
tetapi suatu kegiatan yang terencana dan dilakukan secara sungguh-sungguh
berdasarkan acuan norma tertentu untuk mencapai tujuan kegiatan. Oleh karena itu,
implementasi tidak berdiri sendiri tetapi dipengaruhi oleh obyek berikutnya yaitu
kurikulum.

B. Konsep Pendidikan Karakter


1. Pengertian Pendidikan Karakter
Agar lebih memahami pendidikan karakter, terlebih dahulu harus mengerti
makna dari karakter itu sendiri dari beberapa pendapat. Dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia karakter mempunyai arti sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang
membedakan seseorang dengan yang lain.7

6
http://pramascita.wordpress.com/2013/06/07/implementasi-kebijakan-publik/, diakses 21
januari 2014, 14.42
7
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka,
2008), Edisi Ke-IV, h. 623
10

Karakter secara etimologis berasal dari bahasa Yunani, “Karaso”, berarti cetak
biru, format dasar, sidik.8
Menurut Moh. Said karakter adalah ciri khas seseorang sehingga
menyebabkan berbeda dari orang lain secara keseluruhan, berkarakter artinya
mempunyai kualitas positif seperti peduli, adil, jujur, hormat terhadap sesama, rela
memaafkan, sadar akan hidup berkomunitas, dan sebagainya semua itu adalah ciri
karakter.9
Menurut Griek sebagaimana yang dikutip Zubaedi, mengemukakan bahwa
karakter dapat didefinisikan sebagai paduan daripada segala tabiat manusia yang
bersifat tetap, sehingga menjadi tanda yang khusus untuk membedakan orang yang
satu dengan yang lain.10
Mengacu dari berbagai pengertian dan definisi karakter tersebut, maka
karakter dapat dimaknai sebagai nilai dasar positif yang dimiliki seseorang, yang
membedakannya dengan orang lain serta diwujudkan dalam perilakunya sehari-hari.
Sedangkan pengertian sederhana pendidikan karakter adalah hal positif yang
yang dilakukan guru dan berpengaruh kepada peserta didik yang diajarnya. Muchlas
Samani dan Hariyanto mendefinisikan “pendidikan karakter adalah upaya sadar dan
sungguh-sungguh dari seorang guru untuk mengajarkan nilai-nilai kepada para
siswanya”. Muchlas Samani dan Hariyanto juga mengungkapkan bahwa “pendidikan
karakter adalah proses pemberian tuntunan kepada peserta didik untuk menjadi
manusia seutuhnya yang berkarakter dalam dimensi hati, pikir, raga, serta rasa dan
karsa”.11
Menurut Nurla Isna Aunillah Pendidikan karakter adalah sebuah sistem yang
menanamkan nilai-nilai karakter pada peserta didik, mengandung komponen

8
Doni Koesoema A, Pendidikan Karakter Strategi Mendidik Anak di Zaman Global, (Jakarta:
Grasindo, 2010), h. 90
9
Moh. Said, Pendidikan Karakter di Sekolah, (Surabaya: Jaring Pena, 2011), h. 1
10
Zubaedi, Desain Pendidikan Karakter Konsepsi dan Aplikasinya dalam Lembaga
Pendidikan, (Jakarta: Kencana Prenada Medi a Group, 2011), h. 9
11
Muchlas Samani dan Hariyanto, Konsep dan Model Pendidikan Karakter, (Bandung:
Remaja RosdaKarya, 2011), Cet. I, h. 43
11

pengetahuan, kesadaran individu, tekat, serta adanya kemauan dan tindakan untuk
melaksanakan nilai-nilai, baik terhadap Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama
manusia, lingkungan maupun bangsa, sehingga akan terwujud insan kamil.12
Menurut T. Ramli, Sebagaimana yang dikutip Jamal Ma’mur Asmani
pendidikan karakter memiliki esensi dan makna yang sama dengan pendidikan moral
dan pendidikan akhlak. Tujuannya adalah membentuk pribadi anak, supaya menjadi
manusia yang baik, warga masyarakat, dan warga negara yang baik. Adapun kriteria
manusia yang baik, warga masyarakat yang baik, dan warga negara yang baik bagi
suatu masyarakat atau bangsa, secara umum adalah nilai-nilai sosial tertentu, yang
banyak dipengaruhi oleh budaya masyarakat dan bangsanya. Oleh karena itu, hakikat
dari pendidikan karakter dalam konteks pendidikan di Indonesia adalah pedidikan
nilai, yakni pendidikan nilai-nilai luhur yang bersumber dari budaya bangsa
Indonesia sendiri, dalam rangka membina kepribadian generasi muda.13
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pendidikan karakter
adalah pendidikan untuk membentuk kepribadian seseorang agar memiliki karakter
atau akhlaq terhadap Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri atau orang lain yang
hasilnya dapat dilihat dalam tindakan nyata , yaitu berupa tingkah laku yang baik,
seperti jujur, bertanggungjawab, kerja keras, menghormati orang lain dan sebagainya.

2. Urgensi Pendidikan Karakter


Situasi sosial, kultural masyarakat kita akhir-akhir ini memang semakin
mengkhawatirkan. Sekolah telah lama dianggap sebagai sebuah lembaga sosial yang
memiliki fokus terutama pada pengembangan intelektual dan moral bagi siswanya.
Pengembangan karakter di tingkat sekolah tidak dapat melalaikan dua tugas khas ini.
Oleh karena, pendidikan karakter di sekolah memiliki bidireksional, yaitu
pengembangan kemampuan intelektual dan kemampuan moral. Dua arah
12
Nurla Isna Aunillah, Panduan Menerapkan Pendidikan Karakter di Sekolah, (Jogjakarta:
Laksana, 2011), Cet. I, h. 18-19
13
Jamal Ma’Mur Asmani, Buku Panduan Internalisasi Pendidikan Karakter Di Sekolah,
(Jogjakarta: Diva Press, 2011), Cet. I, h. 32
12

pengembangan ini diharapkan menjadi semacam idealisme bagi para siswa agar
mereka semakin mampu mengembangkan ketajaman intelektual dan integritas diri
sebagai pribadi yang memiliki karakter kuat.
Pendidikan karakter menjadi semakin mendesak untuk diterapkan dalam
lembaga pendidikan kita mengingat berbagai macam perilaku yang non-edukatif kini
telah menyerambah dalam lembaga pendidikan kita, seperti fenomena kekerasan,
pelecehan seksual, korupsi, tawuran, narkoba yang terjadi di kalangan sekolah.14
Pendidikan karakter merupakan aspek penting dari kualitas SDM karena
kualitas pendidikan karakter menentukan kemajuan suatu bangsa. Karakter yang
berkualitas perlu dibentuk dan dibina sejak dini. Usia dini merupakan masa kritis bagi
pembentukan karakter.15 Apabila karakter seseorang sudah terbentuk sejak usia dini,
ketika dewasa tidak akan mudah berubah. Dengan adanya pendidikan karakter
semenjak usia dini diharapkan persoalan mendasar dalam dunia pendidikan yang
akhir-akhir ini sering menjadi keprihatinan bersama dapat diatasi. 16
Menurut pakar yang bernama Francis Fukuyama sebagaimana yang dikutip
Moh. Said keberhasilan suatu bangsa bergantung pada modal sosial, Negara yang
mempunyai modal sosial tinggi, masyarakatnya memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
a. Rasa kebersamaan yang tinggi
b. Rasa saling percaya
c. Rendahnya tingkat konflik17
Pendidikan karakter sudah tentu penting untuk semua tingkat pendidikan,
yakni dari sekolah dasar hingga perguruan tinggi. Munculnya gagasan program
pendidikan karakter dalam dunia pendidikan di Indonesia dikarenakan selama ini

14
Doni Koesoema A, Op.Cit., h. 115-116
15
Masnur Muslich, Pendidikan Karakter Menjawab Tantangan Krisis Multidimensional,
(Jakarta: Bumi Aksara, 2011), h. 35
16
Akhmad Muhaimin Azzet, Urgensi Pendidikan Karakter di Indonesia, (Jogjakarta: Ar-ruzz
Media, 2011), h. 15-16
17
Moh. Said, Op.Cit., h. 8
13

dirasakan proses pendidikan ternyata belum berhasil membangun manusia yang


berkarakter.18
Untuk menjawab persoalan tersebut Kementerian Pendidikan Nasional
menggelar acara “Sarasehan Nasional Pengembangan Pendidikan Budaya dan
Karakter Bangsa” di Jakarta 14 Januari 2010. Pada akhir sarasehan disepakati
komitmen pendidikan budaya dan karakter bangsa harus dikembangkan secara
komprehensif. Khusus di bidang pendidikan, fokus utamanya adalah pada sekolah
(peserta didik, pendidik, dan tenaga kependidikan), keluarga (anak, orangtua,
saudara), masyarakat (orang-orang di sekitar peserta didik), dan lingkungan.
Pelaksanaannaya dilakukan secara bertahap dan berkesinambungan.19

3. Tujuan Pendidikan Karakter


Pendidikan karakter bertujuan untuk meningkatkan mutu proses dan hasil
pendidikan yang mengarah pada pembentukan karakter dan akhlak mulia peserta
didik secara utuh, terpadau, dan seimbang, sesuai dengan standar kompetensi lulusan
pada setiap satuan pendidikan.20
Tujuan pendidikan karakter juga sejalan dengan Undang-undang Dasar 1945
pasal 3 (3): “Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem
pendidikan nasional, yang meningkatkan keimanan dan ketaqwaan serta akhlak mulia
dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, yang diatur dengan undang-undang”.
Dalam Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem Pendidikan
Nasional dirumuskan dalam pasal 3: “Pendidikan Nasional bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia beriman dan bertaqwa

18
Jamal Ma’mur Asmani, Buku Panduan Internalisasi Pendidikan Karakter di Sekolah,
(Jogjakarta: Diva Press, 2011), h. 47
19
Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Kementerian Pendidikan
Nasional, Pendidikan Karakter Kumpulan Pengalaman Inspiratif, Jakarta, 2010, h. 10-11
20
H.E. Mulyasa, Manajemen Pendidikan Karakter, (Jakarta: Bumi Aksara, 2011), h. 9
14

kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab”.21
Dengan demikian tujuan pendidikan karakter adalah mengembangkan potensi
peserta didik dan meningkatkan nilai-nilai diri yang positif sehingga kelak menjadi
manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,
serta menjadi warga Negara yang bertanggung jawab secara utuh, terpadu dan
seimbang.

4. Prinsip-prinsip Pendidikan Karakter


Pendidikan karakter harus didasarkan pada prinsip sebagai berikut:
a. Mempromosikan nilai-nilai dasar etika sebagai basis karakter.
b. Mengidentifikasi karakter secara komprehensif supaya mencakup pemikiran,
perasaan, dan perilaku.
c. Menggunakan pendekatan yang tajam, proaktif dan efektif untuk membangun
karakter.
d. Menciptakan komunitas sekolah yang memiliki kepedulian.
e. Member kesempatan kepada peserta didik untuk menunjukkan perilaku yang
baik.
f. Memiliki cakupan terhadapn kurikulum yang bermakna dan menantang yang
menghargai semua peserta didik.
g. Mengusahakan tumbuhnya motivasi diri pada para peserta didik.
h. Memfungsikan seluruh staf sekolah sebagai komunitas moral yang berbagai
tanggung jawab untuk pendidikan karakter dan setia pada nilai dasar yang
sama.
i. Adanya pembagian kepemimpinan moral dan dukungan luas dalam
membangun inisiatif pendidikan karakter.

21
Kemendiknas, Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional, (Jakarta: Sinar Grafika, 2011),
Cet. IV, h.
15

j. Memfungsikan keluarga dan anggota masyarakat sebagi mitra dalam usaha


membangun karakter.
k. Mengevaluasi karakter sekolah, fungsi staf sekolah sebagai guru-guru
karakter, dan manifestasi karakter positif dalam kehidupan peserta didik.22

5. Bentuk-bentuk Pendidikan Karakter


Dalam rangka memperkuat pelaksanaan pendidikan karakter pada satuan
pendidikan diidentifikasi 18 nilai yang bersumber dari Agama, pancasila, budaya, dan
tujuan pendidikan nasional, yaitu: Religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras,
kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air,
menghargai prestasi, bersahabat/komunikatif, cinta damai, gemar membaca, peduli
lingkungan, peduli sosial, tanggung jawab.23
a. Religius
Religius adalah sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran agama
yang dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama lain dan hidup rukun
dengan pemeluk lain.24
b. Jujur
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia jujur artinya lurus hati, tidak
berbohong, tidak curang.25 Mengingat kejujuran merupakan salah satu sikap yang
penting dimiliki oleh semua lapisan masyarakat, maka perlu bagi sekolah-sekolah
untuk menanamkan sikap ini kepada para peserta didik agar mereka memahami
pentingnya bersikap jujur sejak dini.
Menanamkan kejujuran bagi para peserta didik sejak dini tentu saja dapat
dilakukan saat mereka masih duduk di bangku sekolah dasar. Terkait itu, banyak

22
Jamal Ma’mur Asmani, Op.Cit., h. 56-57
23
Kementrian Pendidikan Nasional, Panduan Pelaksanaan Pendidikan Karakter, (Jakarta:
Badan Penelitian dan Pengembangan Pusat Kurikulum, 2011), h. 8
24
Zubaedi, Desain Pendidikan Karakter: Konsepsi dan Aplikasinya dalam Lembaga
Pendidikan, (Jakarta: Kencana, 2011), h. 74
25
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka,
2008), Edisi Ke-IV
16

pihak yang berpendapat bahwa sekolah dasar dinilai menjadi wadah utama dalam
pembentukan karakter.
c. Toleransi
Toleransi bagi bangsa Indonesia sangat diperlukan mengingat kemajemukan
hidup dalam keragaman Agama, suku bangsa, etnik dan golongan. Adapun toleransi
memiliki pengertian sifat atau sikap toleran, batas ukur untuk penambahan atau
pengurangan yang masih diperbolehkan, penyimpangan yang masih dapat diterima
dalam pengukuran kerja, sikap yang menghargai perbedaan agama, suku, etnis,
pendapat, sikap, dan tindakan, orang lain yang berbeda dari dirinya.
Keuntungan yang diperoleh dari sikap toleransi yaitu:
1. Membuat orang terbuka untuk mengenal orang lain
2. Mengembangkan kemampuan untuk menerima kehadiran orang lain yang
berbeda-beda dengan tujuan dapat hidup bersama.
3. Dapat mengakui keragaman
4. Dapat menhilangkan prasangka negatif 26

d. Disiplin
Tidak sedikit guru yang merasa kewalahan dalam menghadapi peserta didik yang
sulit diatur, cenderung membantah saat dinasihati, dan sering kali melakukan
pelanggaran. Menghadapi keadaan semacam ini, tidak heran jika ada di antara guru
yang menggunakan jalan untuk menanamkan sikap disiplin kepada para peserta
didiknya.
Akibat yang ditimbulkan oleh peserta didik yang karakter disiplinnya kurang
terbangun dengan baik adalah terpupuknya kebiasaan dan kecenderungan untuk
berani melakukan berbagai pelanggaran, baik di sekolah maupun luar sekolah.

26
Haedar Nashir, Pendidikan Karakter Berbasis Agama &Budaya, (Yogyakarta: Multi
Presindo, 2013), h. 93-94
17

e. Kerja keras
Kerja keras berarti perilaku yang menunjukkan upaya sungguh-sungguh dalam
mengatasi berbagai hambatan belajar dan tugas serta menyelesaikan tugas dengan
sebaik-baiknya.
f. Kreatif
Kreatif yaitu berfikir dan melakukan sesuatu untuk menghasilkan cara atau hasil
baru dari sesuatu yang telah dimiliki.
g. Mandiri
Mempunyai peserta didik yang mandiri memang merupakan dambaan setiap
guru. Sebab, dengan sikap mandiri proses belajar yang dijalani oleh peserta didik
akan menjadi lancar. Peserta didik yang mandiri bisa melayani kebutuhannya sendiri
sekaligus bertanggung jawab terhadap dirinya sendiri.
h. Demokratis
Demokratis artinya cara berpikir, bersikap, dan bertindak yang menilai sama hak
dan kewajiban dirinya dan orang lain.
i. Rasa ingin tahu
Sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih mendalam dan
meluas dari sesuatu yang dipelajarinya, dilihat dan didengar.
j. Semangat kebangsaan
Cara berpikir, bertindak dan berwawasan yang menempatkan kepentingan bangsa
dan Negara di atas kepentingan diri dan kelompoknya.
k. Cinta Tanah Air
Cara berpikir, bersikap dan berbuat yang menunjukkan kesetiaan, kepedulian,
dan penghargaan yang tinggi terhadap bahasa, lingkungan fisik, sosial, budaya,
ekonomi dan politik bangsa.
l. Menghargai prestasi
Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang
berguna bagi masyarakat dan mengakui serta menghormati keberhasilan orang lain.
18

m. Bersahabat/komunikatif
Tindakan yang memperlihatkan rasa senang berebicara, bergaul dan bekerjasama
dengan orang lain.
n. Cinta damai
Sikap, perkataan dan tindakan yang menyebabkan orang lain merasa senang dan
aman atas kehadiran dirinya.
o. Gemar membaca
Kebiasaan menyediakan waktu untuk membaca berbagai bacaan yang
memberikan kebajikan bagi dirinya.
p. Peduli lingkungan
Sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah kerusakan pada lingkungan
alam di sekitarnya dan mengembangkan upaya-upaya untuk memperbaiki kerusakan
alam yang sudah terjadi.
q. Peduli sosial
Sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi bantuan pada orang lain dan
masyarakat yang membutuhkan.
r. Tanggung jawab
Sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya, yang
seharusnya dilakukan terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial,
dan budaya), Negara, dan Tuhan Yang Maha Esa.
Sekolah dan guru dapat menambah dan mengurangi nilai-nilai tersebut sesuai
dengan kebutuhan masyarakat yang dilayani.

6. METODE PENDIDIKAN KARAKTER DI SEKOLAH


Untuk mencapai pendidikan karakter dibutuhkan metode yang tepat agar
pencapaiannya semakin terarah dan efektif. Untuk membangun karakter yang baik,
metode yang digunakan tidak bisa hanya untuk meningkatkan aspek kognitif semata,
akan tetapi harus seluruh dimensi spiritual, emosional, sosial, kreaktifitas, dan
motorik juga harus dikembangkan secara terfokus dan terstruktur.
19

Menurut Doni Kusuma, ada lima metode pendidikan karakter yang


diselenggarakan di sekolah yaitu ; mengajarkan, keteladanan, menentukan prioritas,
praksis prioritas dan refleksi.27
a. Mengajarkan
Mengajar adalah upaya memberikan pemahaman konseptual pada siswa
tentang konsep nilai tertentu, keutamaan dan nilai maslahahnya, bila nilai
dilaksanakan serta madharatnya bila nilai-nilai tersebut tidak dilaksanakan. Dalam
konteks pendidikan karakter mengajarkan nilai dapat dilakukan dengan pendekatan
dialogis, dimana siswa diberi kesempatan untuk mengajukan apa yang dipahaminya,
apa yang pernah dialaminya, dan bagaimana perasaannya berkaitan dengan konsep
yang diajarkan. Melalui pendekatan ini konsep yang diajarkan bukanlah sesuatu yang
asing melainkan pernah dialami atau setidaknya pernah dilihat.28
b. Keteladanan
Keteladanan adalah menempati posisi yang penting dalam pendidikan
karakter. Setiap anak memiliki insting (fitrah) meniru. Kecenderungan yang terdapat
dalam diri anak akan mendorong untuk mencontoh perbuatan orang – orang yang
berada disekitarnya. Perbuatan yang ditiru lama-lama menjadi kebiasaan. Oleh
karena itu, guru dan lingkungan sekolah harus benar-benar menjadi teladan dan
contoh yang baik bagi siswa.29
c. Menentukan Prioritas
Sekolah harus menetapkan prioritas yang jelas dari sekian banyak nilai yang
akan diajarkan kepada siswa. Tanpa adanya prioritas yang jelas proses evaluasi atas
berhasil tidaknya pendidikan karakter akan menjadi tidak jelas. Ketidakjelasan

27
Doni Koesoema A, Pendidikan Karakter Strategi Mendidik Anak di Zaman Global,
(Jakarta: Grasindo, 2011), Cet. III, h. 212-217
28
Doni Koesoema A, Pendidik Karakter di Zaman Keblinger, (Jakarta: Grasindo, 2009), Cet.
II, h. 135-136
29
Abdul Majid dan Dian Andayani, Pendidikan Karakter Perspektif Islam, (Bandung: PT
Remaja Rosda Karya, 2011), h. 117-120
20

tujuan dan tatacara evaluasi akan memandulkan program pendidikan karakter di


sekolah karena tidak bisa terlihat kemajuan atau kemundurannya.30
d. Praksis Prioritas
Unsur lain yang sangat penting setelah penentuan prioritas karakter adalah
memvverifikasi atas bukti atas bukti dari dilaksanakannya skala prioritas karakter
tersebut. Verifikasi dilakukan untuk mendapatkan gambaran apakah siswa telah
mendapatkan kesempatan untuk belajar dari pengalaman dan bukan dari sekedar buku
teks saja.
e. Refleksi
Refleksi adalah proses dimana kita mencari arti untuk pengalaman pendidikan
karakter kita. Karakter yang senantiasa dibentuk sekolah melalui berbagai macam
program dan kebijakan senantiasa perlu di evaluasi dan di refleksikan secara
berkesinambungan dan kritis. Jadi setelah tindakan dan praksis pendidikan itu terjadi
perlu diadakan semacam pendalaman. Refleksi untuk melihat sejauh mana lembaga
pendidikan telah berhasil atau gagal dalam melaksanakan pendidikan karakter. 31

C. Perilaku Akademik Siswa


1. Pengertian perilaku
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia perilaku adalah tanggapan atau
reaksi individu terhadap rangsangan atau lingkungan.32
Sedangkan menurut beberapa tokoh seperti Notoatmodjo mendefinisikan
perilaku adalah suatu kegiatan atau aktifitas mahluk hidup yang bersangkutan
Perilaku manusia merupakan hasil daripada segala macam pengalaman serta interaksi
manusia dengan lingkungannya yang terwujud dalam bentuk pengetahuan, sikap, dan
tindakan
30
Retno Listyarti, Pendidikan Karakter dalam Metode Aktif Inovatif dan Kreatif , (Jakarta:
Erlangga, 2012), h. 11-12
31
Sutarjo Adisusilo, J.R, Pembelajaran Nilai-Karakter Konstruktivisme dan VCT Sebagai
Inovasi Pendekatan Pembelajaran Afektif, (Jakarta: Rajawali Press, 2012), Cet. I, h. 97
32
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka,
2008), Edisi Ke-IV,
21

Menurut skinner bahwa perilaku merupakan respon atau reaksi seorang


terhadap stimulus (rangsangan dari luar).33
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa perilaku adalah kegiatan atau
aktifitas seseorang yang terjadi melalui proses rangsangan (stimulus) dari luar.

2. Macam-Macam Perilaku
Perilaku dibedakan menjadi 2, yaitu:
1. Perilaku tertutup (Covert Behavior)
Respon atau aksi terhadap stimulus ini masih terbatas pada perhatian,
persepsi, pengetahuan/kesadaran dan sikap yang terjadi pada orang yang menerima
stimulus tersebut, dan belum dapat diamati secara jelas oleh orang lain.
2. Perilaku terbuka (Overt Behavior)
Respon terhadap stimulus tersebut sudah jelas dalam atau praktik yang dengan
mudah diamati atau dilihat orang lain.
Meskipun perilaku adalah bentuk respon atau reaksi terhadap stimulus atau
rangsangan dari luar namun dalam memberikan respon sangat tergantung pada
karakteristik atau faktor-faktor lain dari orang yang bersangkutan.34

D. Pengukuran Perilaku
Pengukuran atau cara mengamati perilaku dapat dilakukan melalui dua cara,
yaitu secara langsung dan tidak langsung. Secara langsung yakni dengan pengamatan
(observasi) dengan mengamati tindakan dari subyek dalam rangka memelihara
kesehatannya. Sedangkan secara tidak langsung menggunakan metode mengingat
kembali (recall), metode ini dilakukan melalui pertanyaan-pertanyaan terhadap
subyek tentang apa yang telah dilakukan berhubungan dengan objek tertentu.35

33
http://dianhusadanuruleka.blogspot.com/.../konsep-perilaku, diakses pada tanggal 10
Februari 2014, 10.15 WIB
34
35
Abin Syamsudin Makmun, Psikologi Kependidikan, (Jakarta: PT Remaja Rosda Karya,
2005), Cet. VIII, h. 204-206
22

E. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku


1. Faktor intern
Yaitu pengaruh emosi (perasaan), yang mana dari pengaruh emosi tersebut
memunculkan selektifitas. Selektifitas di sini merupakan daya pilih atau minat
perhatian untuk menerima dan mengolah pengaruh-pengaruh yang datang dari luar
diri manusia.
2. Faktor ekstern
Lingkungan berpengaruh terhadap tingkah laku seseorang, karena lingkungan
merupakan pendidikan utama dan pertama telebih adalah lingkungan keluarga, situasi
pendidikan dalam keluarga akan terwujud baik berkat adanya pergaulan dan
hubungan saling mempengaruhi cara timbal balik antara orang tua dan anak. Suasana
keluarga yang terpuji dan meninggalkan yang tercela akan menyebabkan anggotanya
tumbuh dengan wajar dan akan tercipta keserasian dalam keluarga. Sehingga
pengaruh keluarga akan membekas bukan hanya dalam pribadi keluarganya tetapi
juga dalam sikap perilaku akademik di sekolah.36

F. Kerangka Berfikir
Pendidikan karakter adalah pendidikan untuk membentuk kepribadian
seseorang agar memiliki karakter atau akhlaq terhadap Tuhan Yang Maha Esa, diri
sendiri atau orang lain yang hasilnya dapat dilihat dalam tindakan nyata , yaitu berupa
tingkah laku yang baik, seperti jujur, bertanggungjawab, kerja keras, menghormati
orang lain dan sebagainya.
Tujuan pendidikan karakter yaitu mengembangkan potensi peserta didik dan
meningkatkan nilai-nilai diri yang positif sehingga kelak menjadi manusia yang
beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, serta menjadi
warga Negara yang bertanggung jawab secara utuh, terpadu dan seimbang.

36
Nana Syaodih Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, (Bandung: PT Remaja
Rosda Karya, 2007), Cet. VII, h. 44-50
23

Upaya sekolah dalam implementasi pendidikan karakter adalah dengan cara


mengintegrasikan ke dalam kurikulum, ekstrakurikuler maupun pembiasaan-
pembiasaan yang baik di sekolah, pengintegrasian pendidikan karakter di dalam kelas
guru mengupayakan metode yang relevan sehingga akan tercipta belajar yang aktif,
kreatif dan menyenangkan sehingga berpengaruh terhadap perilaku akademik siswa
disinilah yang akan menjadi objek penelitian di SD Negeri Jombang 1 Ciputat.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian


Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari sampai dengan Maret 2014
dan mengambil tempat di SD Negeri Jombang 1 yang terletak di Jl. Jawa No. 19
Jombang Raya, Kecamatan Ciputat Kota Tangerang Selatan, Provinsi Banten
15414.

B. Metode Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yaitu suatu penelitian yang
diupayakan untuk mencandra atau mengamati permasalahan secara sistematis dan
akurat mengenai fakta dan sifat objek tertentu.1 Pendekatan yang digunakan untuk
analisa merupakan pendekatan kualitatif.

Sugiyono mengatakan bahwa metode penelitian kualitatif adalah metode


penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan
untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, (sebagai lawannya
adalah eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai instrument kunci,
teknik pengumpulan data dilakukan secara triangulasi (gabungan), analisis
data bersifat induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih
menekankan makna daripada generalisasi.2

1
Mahmud, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Pustaka Setia, 2011), h. 100
2
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta,
2008), Cet. V., h. 8

24
25

C. Instrumen Penelitian
Kedudukan peneliti dalam penelitian kualitatif merupakan perencana,
pelaksana pengumpul data, analisis, penafsir data, dan akhirnya menjadi pelapor
hasil penelitian. Oleh karena itu yang menjadi instrument penelitian adalah
peneliti itu sendiri (Human instrument).3

Pedoman wawancara tentang implementasi pendidikan karakter di SD


Negeri Jombang 1 Ciputat

1. Bagaimana konsep pendidikan karakter yang ada di sekolah?


2. Apakah pendidikan karakter dalam bentuk mata pelajaran?
3. Metode apa yang digunakan untuk menerapkan pendidikan karakter?
4. Apakah pendidikan karakter penting untuk dilaksanakan?
5. Apakah dilakukan evaluasi terhadap pelaksanaan pendidikan karakter?
6. Nilai-nilai karakter apa saja yang dilaksanakan di sekolah?
7. Bagaimana peran guru, orangtua dan masyarakat dalam pelaksanaan
pendidikan karakter?
8. Upaya apa saja yang telah dilakukan sekolah dalam pelaksanaan pendidikan
karakter?

3
Nuraida dan Halid Alkaf, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Islamic Research
Publishing, 2009), h. 146
26

Pedoman Observasi Implementasi Pendidikan Karakter di SD


Negeri Jombang 1 Ciputat

No Indikator Ya Tidak
1 Mengucapkan salam dengan ramah kepada siswa ketika
memasuki ruang kelas untuk mencontohkan sikap hormat dan
santun
2 Berdoa’a sebelum membuka pelajaran untuk menanamkan nilai
religius
3 Melibatkan peserta didik mencari informasi yang luas tentang
topik yang akan dipelajari sehingga menumbuhkan sikap mandiri
4 Menggunakan beragam pendekatan, media pembelajaran dan
sumber belajar lain supaya siswa mempunyai rasa ingin tahu
5 Melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan
pembelajaran sehingga mempunyai sikap percaya diri dan mandiri
6 Memfasilitasi peserta didik dengan pembelajaran kooperatif
supaya siswa dapat bekerjasama dengan orang lain
7 Memfasilitasi peserta didik berkompetisi secara sehat sehingga
menumbuhkan sikap jujur dan menghargai orang lain
8 Memfasilitasi peserta didik membuat laporan eksplorasi yang
dilakukan baik lisan ataupun tertulis secara individu atau
kelompok untuk menanamkan sikap bertanggung jawab
9 Memfasilitasi peserta didik untuk menyajikan hasil kerja individu
maupun kelompok supaya mempunyai sikap percaya diri
10 Guru membimbing siswa untuk membuat kesimpulan atau
rangkuman pembelajaran supaya mempunyai sikap mandiri dan
percaya diri
11 Membuat peraturan dan jadwal piket supaya peserta didik
mempunyai sikap disiplin
12 Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran
untuk menanamkan sikap kreatif
27

D. Teknik Pengumpulan Data


Dalam penelitian kualitatif, pengumpulan data dilakukan pada natural
setting (kondisi alamiah), sumber data primer dari SD Negeri Jombang 1 Ciputat
dan teknik pengumpulan data lebih banyak pada observasi berperan serta
(Participan observation), wawancara mendalam (in depth interview), dokumentasi
dan triangulasi.4
E. Teknik Analisis Data
Menurut Sugiyono analisis data adalah proses mencari dan menyusun
secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan
bahan-bahan lain, sehingga dapat mudah dipahami dan temuannya dapat
diinformasikan kepada orang lain.
Proses analisis data kualitatif berlangsung selama proses pengumpulan
data secara interaktif, sehingga datanya sudah jenuh. Aktivitas dalam analisis data
yaitu data reduction (merangkum dan memilih hal-hal pokok), data display
(membuat uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, dan sejenisnya), dan
conclusion drawing/verification (penarikan kesimpulan).5
Analisis data dianalisa dengan analisa kuantitatif secara deskriptif, dengan
menggunakan rumus distribusi frekuensi :

Keterangan :

P = Angka Presentase

F = Frekuensi yang sedang dicari presentasenya

N = Jumlah frekuensi (Number of Cases)

4
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta,
2008), Cet. V.,h. 225
5
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta,
2008), Cet. V.,h. 224-226
BAB IV
HASIL PENELITIAN

A. Visi dan Misi SD Negeri Jombang 1 Ciputat


1. Visi SD Negeri Jombang 1 Ciputat
Unggul dan berprestasi pada mata pelajaran dan ilmu pengetahuan yang
mandiri, dan bermoralitas didasari IMTAQ dan IMTEK

2. Misi SD Negeri Jombang 1 Ciputat


1. Menanamkan keyakinan/aqidah melalui pengamalan ajaran agama.
2. Mengoptimalkan proses pembelajaran dan bimbingan khususnya pada
pengetahuan.
3. Menjalin kerjasama yang harmonis antar warga dan lingkungan sekolah.

3. Data Guru dan Karyawan


Tabel 4.1
Data Guru dan Karyawan SD Negeri Jombang 1 Ciputat

No. Nama Guru Jabatan Pendidikan

1 H. Darma Saputra, S.Pd. Kepala Sekolah S1

2 Sardiyanto, S.Pd Guru Kelas VI S1

3 Nurhayati, S.Pd Guru Kelas III S1

28
29

4 Didi Masdiana Guru Penjas I, II, VI S1

5 I. Yunani, M.M Guru Kelas III S2

6 Sulastri, M.M Guru Kelas VI S2

7 Nata, S.Pd Guru Kelas V S1

8 Alifni, S.Pd Guru Kelas V S1

9 Prihatini K. U, S.Pd Guru Kelas I S1

10 Moch. Tajudin Ch, S.Ag Guru PAI IV, V, VI S1

11 Hj. Siti Novah T. MM Guru Kelas VI S2

12 Lenny W, S.Ag Guru Kelas IV S1

13 Wawan Ridwan, S.Ag Guru Kelas IV S1

14 Lenjang Suprianto, S.Pd Guru Kelas IV S1

15 Edi Supriadi, S.Pd Guru Kelas V S1

16 Laelah Qadriyah, S.Pd Guru kelas IV S1

17 Any Suparno, S.Pd Guru Kelas I S1

18 Liliek Fatimah Guru kelas I S1

19 Ulfa Tri Sufianti Guru Kelas III S1

20 Chomsatun H, A.Ma.Pd Guru PAI I, II, IV S2

21 Mega Yanti, S.Pd Guru Kelas II S1

22 Doni Kurniawan, S.Pd Guru Kelas II S1

23 Ferry Subandrio, S.Pd Guru Kelas II S1

24 Cahya Purnama, S.Pd Guru Penjas III, IV, V S1


30

25 Firda Firdaus S, S.Pd Guru Kelas III S1

26 H. Hambali, S.Pd Guru PAI III S1

27 Indana Zulfa Guru Kelas II S1

28 Yeni Herawati, S.Pd Guru Kelas I S1

29 Siti Nuraeni Guru Pramuka SMA

30 Samsuri Penjaga Sekolah SMP

31 Suhanda Keamanan SMP

32 Rusli Penjaga Sekolah SMP

B. Analisis Nilai-nilai Pendidikan Karakter di SD Negeri Jombang 1


Ciputat
Melihat dari visi dan misi SD Negeri Jombang 1 Ciputat sangat
memperhatikan nilai-nilai karakter yang akan tertanam dan menjadi bekal untuk
hari ini dan masa depan. Nilai-nilai karakter tersebut diintegrasikan terhadap
aturan dan kegiatan pembelajaran serta kegiatan ekstrakurikuler.
Kepala sekolah SD Negeri Jombang 1 mengatakan bahwa sekolah
mempunyai cita-cita dalam mencetak siswa yang berkualitas dan berkarakter.
Untuk itu, mulai dari input – process – output memerlukan perhatian yang serius.
Rekrutmen para calon siswa dilaksanakan secara selektif dengan dasar
pertimbangan kualitas akhlak secara balance, begitu juga dalam proses
pendidikan, sarana dan prasarana. Dengan demikian, sekolah akan menghasilkan
siswa yang sesuai dengan cita-cita lembaga yang berkarakter.
Secara umum, internalisasi karakter dilakukan secara optimal. Setiap hari
siswa diberikan pengarahan dan bimbingan karakter oleh wali kelasnya. Hal
tersebut dilakukan secara rutin setiap hari melalui kegiatan pembelajaran. Adapun
nilai-nilai karakter yang ditanamkan di SD Negeri Jombang 1 adalah sebagai
berikut:
31

A. Religius
Religius merupakan nilai karakter yang hubungannya dengan Tuhan.
Dalam hal ini siswa diupayakan selalu berdasarkan pada nilai-nilai ketuhanan atau
ajaran agama. Seperti kegiatan sholat dhuha, sholat dzuhur berjama‟ah di mushola
sekolah, pesantren Ramadhan dan sebagainya.

B. Kejujuran
Kejujuran merupakan hal penting dalam kehidupan manusia. Kejujuran
merupakan benih yang dapat menumbuhkan kepercayaan. Oleh karena itu, SD
Negeri Jombang 1 Ciputat sangat memperhatikan masalah kejujuran. Contohnya
ketika ada barang temuan, siswa tanpa diperintah harus melaporkan kepada wali
kelas atau guru piket dan barang tersebut dimasukkan dalam kotak barang temuan.

C. Tanggung Jawab
Secara personal, masing-masing siswa akan mendapatkan tanggung jawab
baik dalam bidang kebersihan, sosial dan kedisiplinan. Mereka hidup mandiri
tanpa didampingi orangtua sehingga siswa dituntut untuk bertanggung jawab
terhadap kebersihan dan lingkungan sekitar.

D. Kedisiplinan
Kedisiplinan ditegakkan mulai dari siswa memasuki gerbang sekolah
hingga mereka selesai belajar di sekolah. Yang terlambat akan mendapat hukuman
dan yang melanggar aturan sekolahpun akan mendapatkan sanksi sesuai peraturan
yang berlaku.

E. Hormat dan santun


Siswa dibiasakan untuk saling menghormati dan menyayangi terhadap
sesama. Ketika siswa bertemu dengan guru, mereka saling menyapa dan member
salam serta mencium tangannya.
32

C. Analisis Pendidikan Karakter di SD Negeri Jombang 1 Ciputat


a. Tahap Pelaksanaan
Dalam rangka mengembangkan nilai religius, siswa dibiasakan shlat
dzuhur dan dhuha berjama‟ah yang dilakukan di Musholla atau di
kelas.Pembiasaan berdo‟a sebelum dan sesudah pelajaran; membaca Al-
Qur‟an/Juz Amma pada pagi hari; kultum setiap Jum‟at pagi yang diisi oleh
siswa, guru ataupun dari pihak luar; pesantren kilat Ramadhan, pelaksanaan buka
bersama, pelaksanaan pemotongan hewan pada saat „Idul Qurban, merayakan
hari-hari besar keagamaan lainnya.
Dalam rangka mengembangkan nilai kejujuran sekolah menyediakan
fasilitas tempat temuan barang hilang, kotak saran dan pengaduan. Untuk
kebersihan sekolah menyediakan tempat sampah kering dan basah.

b. Tahap Penilaian
Pihak sekolah menetapkan nilai-nilai karakter yang diprioritaskan untuk
dikembangkan, yaitu: Religius, Toleransi, Kreatif, Mandiri, Percaya diri, dan
Komunikatif.
Proses penilaian dilakukan beberapa cara, yaitu: melalui mata pelajaran,
muatan lokal, pengembangan diri. Penerapan nilai melalui pelajaran dapat dilihat
dari silabus dan RPP guru.Pada muatan lokal dilakukan melalui pendidikan Baca
Tulis Al-Qur‟an (BTQ).Sedangkan melalui pengembangan diri, penerapan nilai
karakter adanya sholat berjama‟ah, tersedianya fasilitas tempat temuan barang
yang hilang, menyediakan kotak saran dan pengaduan.

c. Tahap Pengembangan
Sesuai dengan fokus nilai yang dikembangkan, yaitu: religius, Toleransi,
Kreatif, Mandiri, Percaya diri, dan Komunikatif. Maka SD Negeri Jombang 1
membuat program yang akan dilaksanakan secara bertahap. Program tersebut
adalah pembuatan aula pertemuan, pengadaan laboratorium computer, perbaikan
ruang tata usaha, perbaikan musholla, perbaikan kantin agar dapat menampung
banyaknya siswa, perbaikan ruang UKS.
33

D. Deskripsi Data
Setelah penulis menyebar angket kepada siswa, maka penulis
mendapatkan data sebagai berikut:
1. Implementasi Pendidikan Karakter di SD Negeri Jombang 1 Ciputat
Tabel 4.2
Saya berdoa sebelum belajar (+)

Pernyataan F Prosentase

Selalu 24 80%

Sering 6 20%

Kadang-kadang - 0%

Tidak Pernah - 0%

Jumlah 30 100%

Dari data di atas dapat dijelaskan bahwa siswa memiliki nilai


karakter religius yaitu melaksanakan doa sebelum belajar. Dengan
dibuktikan sebanyak 24 responden atau 80% menjawab selalu dan 6
responden atau 20 % menjawab sering.

Tabel 4.3

Saya berdoa setelah selesai belajar (+)

Pernyataan F Prosentase

Selalu 25 83,3%

Sering 4 13,5%

Kadang-kadang 1 3,3%

Tidak Pernah - -

Jumlah 30 100%
34

Dari data di atas dapat dijelaskan bahwa siswa memiliki nilai


karakter religius yaitu melaksanakan doa setelah belajar. Dengan
dibuktikan sebanyak 25 responden atau 83,3% menjawab selalu, 4
responden atau 13,5% menjawab sering, dan 1 responden atau 3,3%
menjawab kadang-kadang.

Tabel 4.4

Saya melaksanakan ibadah tepat pada waktunya (+)

Pernyataan F Prosentase

Selalu 22 73,3%

Sering 8 26,8%

Kadang-kadang - 0%

Tidak Pernah - 0%

Jumlah 30 100%

Dari data di atas dapat dijelaskan bahwa siswa memiliki nilai


karakter _eligious yaitu melaksanakan ibadah tepat pada waktunya.
Dengan dibuktikan sebanyak 22 responden atau 73,3% menjawab selalu
dan 8 responden atau 26 % menjawab sering.
35

Tabel 4.5

Saya melaksanakan ibadah tidak tepat pada waktunya (-)

Pernyataan F Prosentase

Selalu - 0%

Sering 3 10%

Kadang-kadang 20 66,7%

Tidak Pernah 7 23,3%

Jumlah 30 100%

Dari data di atas dapat dijelaskan bahwa siswa memiliki nilai


karakter religius yaitu melaksanakan ibadah tidak tepat pada waktunya.
Dengan dibuktikan sebanyak 20 responden atau 66,7% menjawab kadang-
kadang, 7 responden atau 23,3 % menjawab tidak pernah dan 3 responden
atau 10% menjawab sering.

Tabel 4.6

Saya mengerjakan tugas kelompok dengan sebaik-baiknya (+)

Pernyataan F Prosentase

Selalu 15 50%

Sering 9 30%

Kadang-kadang 6 20%

Tidak Pernah - 0%

Jumlah 30 100%
36

Dari data di atas dapat dijelaskan bahwa siswa memiliki nilai


karakter Toleransi yaitu mengerjakan tugas kelompok dengan sebaik-
baiknya. Dengan dibuktikan sebanyak 15 responden atau 50% menjawab
selalu, 9 responden atau 30 % menjawab sering dan 6 responden atau 20%
menjawab kadang-kadang.

Tabel 4.7

Berteman tidak membedakan status atau agama (+)

Pernyataan F Prosentase

Selalu 21 70%

Sering 5 16,7%

Kadang-kadang 4 13,4%

Tidak Pernah - 0%

Jumlah 30 100%

Dari data di atas dapat dijelaskan bahwa siswa memiliki nilai


karakter toleransi yaitu berteman tidak membedakan status atau agama.
Dengan dibuktikan sebanyak 21 responden atau 70% menjawab selalu, 5
responden atau 16,7 % menjawab sering dan 4 responden atau 13,4%
menjawab kadang-kadang.
37

Tabel 4.8

Saya akan mengerjakan tugas kelompok sesuai keinginan saya (-)

Pernyataan F Prosentase

Selalu - 0%

Sering 2 6,6%

Kadang-kadang 5 16,7%

Tidak Pernah 23 76,6%

Jumlah 30 100%

Dari data di atas dapat dijelaskan bahwa siswa memiliki nilai


karakter toleransi yaitu tidak mengerjakan tugas kelompok sesuai dengan
keinginan. Dengan dibuktikan sebanyak 23 responden atau 76,6%
menjawab tidak pernah 5 responden atau 16,7% menjawab kadang-
kadang, 2 responden atau 6,6% menjawab sering.

Tabel 4.9

Saya berdiskusi hanya dengan teman yang pintar saja (-)

Pernyataan F Prosentase

Selalu - 0%

Sering 2 6,7%

Kadang-kadang 10 33,3%

Tidak Pernah 18 60%

Jumlah 30 100%
38

Dari data di atas dapat dijelaskan bahwa siswa memiliki nilai


karakter toleransi yaitu tidak berdiskusi dengan teman yang pintar saja .
Dengan dibuktikan sebanyak 18 responden atau 60% menjawab tidak
pernah, 10 responden atau 33,3 % menjawab kadang-kadang dan 2
responden atau 6,7% menjawab sering.

Tabel 5.0

Saya memperhatikan penjelasan teman ketika mereka presentasi (+)

Pernyataan F Prosentase

Selalu 18 60%

Sering 10 33,4%

Kadang-kadang 1 3,3%

Tidak Pernah 1 3,3%

Jumlah 30 100%

Dari data di atas dapat dijelaskan bahwa siswa memiliki nilai


karakter toleransi yaitu memperhatikan penjelasan teman ketika presentasi.
Dengan dibuktikan sebanyak 18 responden atau 60% menjawab selalu, 10
responden atau 33,4% menjawab sering, dan 1 responden atau 3,3%
menjawab kadang-kadang, dan 1 responden atau 3,3% menjawab kadang-
kadang.
39

Tabel 5.1

Pendapat saya adalah pendapat paling benar (-)

Pernyataan F Prosentase

Selalu - 0%

Sering 5 16,7%

Kadang-kadang 10 33,3%

Tidak Pernah 15 50%

Jumlah 30 100%

Dari data di atas dapat dijelaskan bahwa siswa memiliki nilai


karakter toleransi yaitu menghargai pendapat orang lain. Dengan
dibuktikan sebanyak 15 responden atau 50% menjawab tidak pernah, 10
responden atau 33,3% menjawab kadang-kadang, dan 5 responden atau
16,7% menjawab sering.

Tabel 5.2

Saya bertanya kepada guru atau teman ketika kurang paham dengan materi
yang dipelajari (+)

Pernyataan F Prosentase

Selalu 16 53,3%

Sering 5 16,7%

Kadang-kadang 8 26,7%

Tidak Pernah 1 3,3%

Jumlah 30 100%
40

Dari data di atas dapat dijelaskan bahwa siswa memiliki nilai


karakter kreatif yaitu bertanya pada guru jika belum mengerti. Dengan
dibuktikan sebanyak 16 responden atau 53,3% menjawab selalu, 5
responden atau 16,7% menjawab sering, 8 responden atau 26,7%
menjawab kadang-kadang, dan 1 responden atau 3,3% menjawab tidak
pernah.

Tabel 5.3

Saya diam saja ketika saya belum mengerti (-)

Pernyataan F Prosentase

Selalu 5 16,7%

Sering 8 26,7%

Kadang-kadang 7 23,3%

Tidak Pernah 10 33,3%

Jumlah 30 100%

Dari data di atas dapat dijelaskan bahwa siswa memiliki nilai


karakter kreatif yaitu tidak diam saja ketika belum mengerti. Dengan
dibuktikan sebanyak 10 responden atau 33,3% menjawab tidak pernah, 7
responden atau 23,3% menjawab kadang-kadang, dan 8 responden atau
26,7% menjawab sering, dan 5 responnden atau 16,7% menjawab selalu.
41

Tabel 5.4

Jawaban saya harus sama dengan jawaban teman (-)

Pernyataan F Prosentase

Selalu - 0%

Sering 2 6,6%

Kadang-kadang 10 33,3%

Tidak Pernah 18 60%

Jumlah 30 100%

Dari data di atas dapat dijelaskan bahwa siswa memiliki nilai


karakter kreatif yaitu menjawab pertanyaan tidak sama dengan teman.
Dengan dibuktikan sebanyak 18 responden atau 60% menjawab tidak
pernah, 10 responden atau 33,3% menjawab kadang-kadang, dan 2
responden atau 6,6% menjawab sering.

Tabel 5.5

Jawaban saya tidak harus sama dengan teman (+)

Pernyataan F Prosentase

Selalu 14 46,7%

Sering 1 3,3%

Kadang-kadang 11 36,7%

Tidak Pernah 4 13,3%

Jumlah 30 100%
42

Dari data di atas dapat dijelaskan bahwa siswa memiliki nilai


karakter kreatif yaitu menjawab pertanyaan tidak sama dengan teman.
Dengan dibuktikan sebanyak 14 responden atau 46,7% menjawab selalu,
11 responden atau 36,7% menjawab sering, 1 responden atau 3,3%
menjawab kadang-kadang dan 4 responden atau 13,3% menjawab tidak
pernah.

Tabel 5.6

Jawaban saya harus sama persis dengan guru (-)

Pernyataan F Prosentase

Selalu 5 16,7%

Sering 1 3,3%

Kadang-kadang 8 26,7%

Tidak Pernah 16 53,3%

Jumlah 30 100%

Dari data di atas dapat dijelaskan bahwa siswa memiliki nilai


karakter kreatif yaitu menjawab pertanyaan tidak sama dengan guru.
Dengan dibuktikan sebanyak 16 responden atau 53,3% menjawab tidak
pernah, 8 responden atau 26,7% menjawab kadang-kadang, 1 responden
atau 3,3% menjawab sering, dan 5 responden atau 16,7% menjawab
selalu.
43

Tabel 5.7

Saya membuat cara sendiri untuk memahami pelajaran (+)

Pernyataan F Prosentase

Selalu 15 50%

Sering 6 20%

Kadang-kadang 7 23,3%

Tidak Pernah 2 6,7%

Jumlah 30 100%

Dari data di atas dapat dijelaskan bahwa siswa memiliki nilai


karakter kreatif yaitu membuat cara sendiri untuk memahami pelajaran.
Dengan dibuktikan sebanyak 15 responden atau 50% menjawab selalu, 6
responden atau 20% menjawab sering, 7 responden atau 23,3% menjawab
kadang-kadang dan 2 responden atau 6,7% menjawab tidak pernah.
44

Tabel 5.8

Saya mengerjakan tugas dari guru dengan panduan LKS, buku catatan dan
modul (+)

Pernyataan F Prosentase

Selalu 16 53,3%

Sering 6 20%

Kadang-kadang 5 16,7%

Tidak Pernah 3 10%

Jumlah 30 100%

Dari data di atas dapat dijelaskan bahwa siswa memiliki nilai


karakter mandiri yaitu mengerjakan tugas dari guru dengan panduan LKS,
buku dan modul. Dengan dibuktikan sebanyak 16 responden atau 53,3%
menjawab selalu, 6 responden atau 20% menjawab sering, 5 responden
atau 16,7% menjawab kadang-kadang dan 3 responden atau 10%
menjawab tidak pernah.
45

Tabel 5.9

Saya mengerjakan tugas dari guru dengan menyalin dari jawaban teman (-)

Pernyataan F Prosentase

Selalu - 0%

Sering 4 13,3%

Kadang-kadang 10 33,3%

Tidak Pernah 16 53,3%

Jumlah 30 100%

Dari data di atas dapat dijelaskan bahwa siswa memiliki nilai


karakter mandiri yaitu menjawab pertanyaan tidak sama dengan teman.
Dengan dibuktikan sebanyak 4 responden atau 13,3% menjawab sering, 10
responden atau 33,3% menjawab kadang-kadang dan 16 responden atau
53,3% menjawab tidak pernah.

Tabel 6.0

Saya menjawab pertanyaan teman dengan sebaik-baiknya dalam diskusi (+)

Pernyataan F Prosentase

Selalu 20 66,7%

Sering 7 23,2%

Kadang-kadang 3 10%

Tidak Pernah - 0%

Jumlah 30 100%
46

Dari data di atas dapat dijelaskan bahwa siswa memiliki nilai


karakter komunikatif yaitu menjawab pertanyaan teman dengan baik.
Dengan dibuktikan sebanyak 20 responden atau 66,7% menjawab selalu, 7
responden atau 23,2% menjawab sering, 3 responden atau 10% menjawab
kadang-kadang.

Tabel 6.1

Saya menjawab pertanyaan teman dalam diskusi dengan jawaban sekenanya


(-)

Pernyataan F Prosentase

Selalu - 0%

Sering - 0%

Kadang-kadang 10 33,3%

Tidak Pernah 20 66,7%

Jumlah 30 100%

Dari data di atas dapat dijelaskan bahwa siswa memiliki nilai


karakter komunikatif yaitu menjawab teman dengan baik. Dengan
dibuktikan sebanyak 20 responden atau 66,7% tidak pernah menjawab
pertanyaan dengan sekenanya, 10 responden atau 33,3% menjawab
kadang-kadang.
47

2. Perilaku Akademik Siswa Kelas VI di SD Negeri 1 Jombang Ciputat


Tabel 6.2
Saya bangga dengan hasil yang saya peroleh sendiri (+)

Pernyataan F Prosentase

Selalu 19 63,3%

Sering 8 26,7%

Kadang-kadang 2 6,7%

Tidak Pernah 1 3,3%

Jumlah 30 100%

Dari data di atas dapat dijelaskan bahwa siswa berperilaku jujur.


Dengan dibuktikan sebanyak 19 responden atau 63,3% menjawab selalu, 8
responden atau 26,7% menjawab sering, 2 responden atau 6,7%
menjawab kadang-kadang dan 1 responden atau 3,3% menjawab tidak
pernah.

Tabel 6.3

Mencontek adalah sikap membohongi diri sendiri (+)

Pernyataan F Prosentase

Selalu 23 76,6%

Sering 6 20%

Kadang-kadang 1 3,3%

Tidak Pernah - 0%

Jumlah 30 100%
48

Dari data di atas dapat dijelaskan bahwa siswa berperilaku jujur.


Dengan dibuktikan sebanyak 23 responden atau 76,6% menjawab selalu, 6
responden atau 20% menjawab sering, 1 responden atau 3,3% menjawab
kadang-kadang.

Tabel 6.4

Apa yang saya katakan itulah yang sebenarnya (+)

Pernyataan F Prosentase

Selalu 18 60%

Sering 10 33,3%

Kadang-kadang 2 6,6%

Tidak Pernah - 0%

Jumlah 30 100%

Dari data di atas dapat dijelaskan bahwa siswa berperilaku jujur.


Dengan dibuktikan sebanyak 18 responden atau 60% menjawab selalu, 10
responden atau 33,3% menjawab sering, 2 responden atau 6,6%
menjawab kadang-kadang.
49

Tabel 6.5

Saya bangga dengan hasil belajar saya yang bagus walaupun dengan
mencontek (-)

Pernyataan F Prosentase

Selalu - 0%

Sering 3 10%

Kadang-kadang 8 26,7%

Tidak Pernah 19 63,3%

Jumlah 30 100%

Dari data di atas dapat dijelaskan bahwa siswa berperilaku jujur.


Dengan dibuktikan sebanyak 19 responden atau 63,3% tidak pernah
bangga dengan jawaban dari hasil mencontek, 8 responden atau 26,7%
menjawab kadang-kadang, 3 responden atau 10% menjawab sering.

Tabel 6.6

Berkata tidak sesuai dengan fakta (-)

Pernyataan F Prosentase

Selalu - 0%
Sering - 0%
Kadang-kadang 12 40%
Tidak Pernah 18 60%
Jumlah 30 100%
50

Dari data di atas dapat dijelaskan bahwa siswa berperilaku jujur.


Dengan dibuktikan sebanyak 18 responden atau 60% tidak pernah berkata
tidak sesuai dengan fakta, 12 responden atau 40% menjawab kadang-
kadang.

Tabel 6.7

Saya selalu masuk sekolah tepat waktu (+)

Pernyataan F Prosentase

Selalu 15 50%

Sering 8 26,7%

Kadang-kadang 5 16,7%

Tidak Pernah 2 6,6%

Jumlah 30 100%

Dari data di atas dapat dijelaskan bahwa siswa berperilaku disiplin.


Dengan dibuktikan sebanyak 15 responden atau 50% menjawab selalu, 8
responden atau 26,7% menjawab sering, 5 responden atau 16,7%
menjawab kadang-kadang, dan 2 responden atau 3,3% menjawab tidak
pernah.
51

Tabel 6.8

Saya mengenakan seragam sekolah sesuai aturan yang berlaku (+)

Pernyataan F Prosentase

Selalu 20 66,7%

Sering 8 26,7%

Kadang-kadang 1 3,3%

Tidak Pernah 1 3,3%

Jumlah 30 100%

Dari data di atas dapat dijelaskan bahwa siswa berperilaku disiplin.


Dengan dibuktikan sebanyak 20 responden atau 66,7% menjawab selalu, 8
responden atau 26,7% menjawab sering, 1 responden atau 3,3%
menjawab kadang-kadang, dan 1 responden atau 3,3 % menjawab tidak
pernah.

Tabel 6.9

Saya memakai seragam tidak sesuai dengan aturan yang berlaku (-)

Pernyataan F Prosentase

Selalu - 0%

Sering - 0%

Kadang-kadang 4 13,5%

Tidak Pernah 26 86,6%

Jumlah 30 100%
52

Dari data di atas dapat dijelaskan bahwa siswa berperilaku disiplin.


Dengan dibuktikan sebanyak 26 responden atau 86,6% menjawab tidak
pernah melanggar aturan berpakaian seragam sekolah, 4 responden atau
13,5% menjawab kadang-kadang.

Tabel 7.0

Membolos adalah suatu kebanggaan (-)

Pernyataan F Prosentase

Selalu - 0%

Sering 2 6,7%

Kadang-kadang 6 20%

Tidak Pernah 22 53,3%

Jumlah 30 100%

Dari data di atas dapat dijelaskan bahwa siswa berperilaku disiplin.


Dengan dibuktikan sebanyak 22 responden atau 53,3% menjawab tidak
pernah merasa bangga dengan membolos, 6 responden atau 20% menjawab
kadang-kadang, 2 responden atau 6,7% menjawab sering.
53

Tabel 7.1

Saya selalu meminta doa kepada orangtua sebelum berangkat ke sekolah


(+)

Pernyataan F Prosentase

Selalu 19 63,3%

Sering 8 26,7%

Kadang-kadang 3 10%

Tidak Pernah - 0%

Jumlah 30 100%

Dari data di atas dapat dijelaskan bahwa siswa berperilaku hormat


dan santun. Dengan dibuktikan sebanyak 19 responden atau 63,3%
menjawab selalu, 8 responden atau 26,7% menjawab sering, 3 responden
atau 10% menjawab kadang-kadang.

Tabel 7.2

Saya selalu berpamitan kepada orangtua sebelum berangkat sekolah (+)

Pernyataan F Prosentase

Selalu 13 43,3%

Sering 9 30%

Kadang-kadang 8 26,7%

Tidak Pernah - 0%

Jumlah 30 100%
54

Dari data di atas dapat dijelaskan bahwa siswa berperilaku hormat


dan santun. Dengan dibuktikan sebanyak 13 responden atau 43,3%
menjawab selalu, 9 responden atau 30% menjawab sering, 8 responden
atau 26,7% menjawab kadang-kadang.

Tabel 7.3

Saya mencium tangan ketika bertemu dengan guru (+)

Pernyataan F Prosentase

Selalu 24 80%

Sering 4 13,5%

Kadang-kadang 2 6,7%

Tidak Pernah - 0%

Jumlah 30 100%

Dari data di atas dapat dijelaskan bahwa siswa hormat dan santun.
Dengan dibuktikan sebanyak 24 responden atau 80% menjawab selalu, 4
responden atau 13,5% menjawab sering, 2 responden atau 6,7%
menjawab kadang-kadang.
55

Tabel 7.4

Saya tidak mencium tangan ketika bertemu dengan guru (-)

Pernyataan F Prosentase

Selalu - 0%

Sering 1 3,3%

Kadang-kadang 5 16,7%

Tidak Pernah 24 80%

Jumlah 30 100%

Dari data di atas dapat dijelaskan bahwa siswa hormat dan santun.
Dengan dibuktikan sebanyak 24 responden atau 80% menjawab tidak
pernah, 5 responden atau 16,7% menjawab kadang-kadang, 1 responden
atau 3,3% menjawab sering.

Tabel 7.5

Saya berkata dengan kalimat yang baik (+)

Pernyataan F Prosentase

Selalu 22 73,3%

Sering 6 20%

Kadang-kadang 2 6,7%

Tidak Pernah - 0%

Jumlah 30 100%

Dari data di atas dapat dijelaskan bahwa siswa berperilaku Hormat


dan santun. Dengan dibuktikan sebanyak 22 responden atau 73%
56

menjawab selalu, 6 responden atau 20% menjawab sering, 2 responden


atau 6,7% menjawab kadang-kadang.

Tabel 7.6

Saya sering ketiduran di kelas saat pelajaran berlangsung (-)

Pernyataan F Prosentase

Selalu - 0%

Sering 5 16,7%

Kadang-kadang 9 30%

Tidak Pernah 16 53,3%

Jumlah 30 100%

Dari data di atas dapat dijelaskan bahwa siswa berperilaku


tanggung jawab. Dengan dibuktikan sebanyak 16 responden atau 53,3%
menjawab tidak pernah ketiduran di kelas, 9 responden atau 30%
menjawab kadang, 5 responden atau 16,7% menjawab sering.

Tabel 7.7

Saya sering mengerjakan PR di sekolah (-)

Pernyataan F Prosentase

Selalu 2 6,7%

Sering 3 10%

Kadang-kadang 15 50%

Tidak Pernah 10 33,3%

Jumlah 30 100%
57

Dari data di atas dapat dijelaskan bahwa siswa tanggung jawab.


Dengan dibuktikan sebanyak 10 responden atau 33% menjawab tidak
pernah mengerjakan PR di sekolah, 15 responden atau 50% menjawab
kadang-kadang, 3 responden atau 10% menjawab sering, dan 2 responden
atau 6,7% menjawab selalu.

Tabel 7.8

Saya selalu piket sesuai jadwal (+)

Pernyataan F Prosentase

Selalu 19 63,3%

Sering 8 26,7%

Kadang-kadang 2 6,7%

Tidak Pernah 1 3,3%

Jumlah 30 100%

Dari data di atas dapat dijelaskan bahwa siswa berperilaku


tanggung jawab. Dengan dibuktikan sebanyak 19 responden atau 63,3%
menjawab selalu, 8 responden atau 26,7% menjawab sering, 2 responden
atau 6,7% menjawab kadang-kadang, dan 1 responden atau 3,3%
menjawab tidak pernah.
58

Tabel 7.9

Saya mengumpulkan tugas tepat waktu (+)

Pernyataan F Prosentase

Selalu 17 56,6%

Sering 6 20%

Kadang-kadang 4 13,4%

Tidak Pernah 3 10%

Jumlah 30 100%

Dari data di atas dapat dijelaskan bahwa siswa berperilaku


tanggung jawab. Dengan dibuktikan sebanyak 17 responden atau 56,6%
menjawab selalu, 6 responden atau 20% menjawab sering, 4 responden
atau 13,4% menjawab kadang-kadang, dan 3 responden atau 10%
menjawab tidak pernah.

Tabel 8.0

Biarlah teman yang mengerjakan piket kelas (-)

Pernyataan F Prosentase

Selalu - 0%

Sering - 0%

Kadang-kadang 11 36,6%

Tidak Pernah 19 63,3%

Jumlah 30 100%
59

Dari data di atas dapat dijelaskan bahwa siswa berperilaku


tanggung jawab. Dengan dibuktikan sebanyak 19 responden atau 63,3%
menjawab tidak pernah, 11 responden atau 36,6% menjawab kadang-
kadang.

Tabel 8.1

Biarlah teman mengerjakan tugas kelompok (-)

Pernyataan F Prosentase

Selalu - 0%

Sering - 0%

Kadang-kadang 10 33,4%

Tidak Pernah 20 66,7%

Jumlah 30 100%

Dari data di atas dapat dijelaskan bahwa siswa berperilaku


tangggung jawab. Dengan dibuktikan sebanyak 20 responden atau 66,7%
menjawab tidak pernah dan 10 responden atau 33,4% menjawab kadang-
kadang.
60

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari uraian hasil pengkajian dan pembahasan skripsi ini, maka penulis
dapat menarik beberapa kesimpulan sesuai dengan rumusan masalah
penelitian, bahwa:

1. Implementasi pendidikan karakter di SD Negeri 1 Jombang Ciputat


berdasar pada visi sekolah “Unggul dan berprestasi pada mata pelajaran
dan ilmu pengetahuan yang mandiri, dan bermoralitas didasari IMTAQ
dan IMTEK” yang kemudian dikembangkan dalam program-program
khusus yang mendukung terbentuknya karakter siswa diintegrasikan dalam
RPP dan pembelajaran di sekolah. Nilai karakter yang ditanamkan yaitu
nilai karakter religius, kreatif, mandiri, dan komunikatif.
2. Berdasarkan data kuantitatif terdapat pengaruh yang kuat atau tinggi
dinyatakan dengan adanya korelasi variabel implementasi pendidikan
61

karakter terhadap perilaku akademik siswa SD Negeri 1 Jombang Ciputat


sebesar 0,812. Dari koefisien determinasi sebagaimana yang telah
dipaparkan pada bab IV diketahui dengan nilai koefisien determinasi
sebesar 67%, hal ini mencerminkan bahwa implementasi pendidikan
karakter dapat memberi berkontribusi atas perilaku akademik siswa.
Faktor keterkaitan yang diberikan dalam kategori sedang dan masih
terdapat 33% faktor-faktor lain yang memiliki keterkaitan dengan perilaku
akademik siswa SD Negeri Jombang 1. Dari 33% faktor-faktor lain
tersebut adalah pengaruh dalam keluarga, pengaruh lingkungan
masyarakat dan pengaruh sifat bawaan atau keturunan.

B. Implikasi
1. Perlu adaanya pengembangan kurikulum pendidikan karakter secara
terintegrasi dan terencana dalam hal implementasi atau penerapan
pendidikan karakter di sekolah. Hal ini perlu dilakukan agar strategi
pendidikan karakter dapat lebih maksimal lagi diimplementasikan di
sekolah.
2. Perlu adanya pengadaan sarana dan prasarana pembelajaran yang
memadai, agar implementasi pendidikan karakter dapat terlaksana dengan
baik.
3. Perlu adanya pembinaan dan pengawasan secara intensif kepada guru
sebagai pendidik dalam proses implementasi pendidikan karakter agar
dapat lebih efektif dan efisien.
62

C. Saran

Berdasarkan kesimpulan yang telah penulis paparkan, maka ada beberapa


saran yang perlu disampaikan penulis mengenai implementasi pendidikan karakter
dan pengaruhnya terhadap perilaku akademik siswa. Adapun saran-sarannya
adalah sebagi berikut:

1. Implementasi pendidikan karakter perlu ditingkatkan karena faktor ini


terbukti memberikan kontribusi positif dan cukup terhadap perilaku
akademik siswa. Peningkatannya terutama difokuskan pada upaya-upaya
guru dalam mengimplemntasikan pendidikan karakter yang meliputi teknis
pelaksanaan, bentuk kegiatan, evaluasi kegiatan, dan tindak lanjut dari
hasil evaluasi tersebut.
2. Pihak sekolah kiranya harus terus menerus meningkatkan ranah afektif dan
psikomotorik agar lebih memperlihatkan siswa yang berkarakter dan
berperilaku yang baik.
3. Kepada guru hendaknya dalam implementasi pendidikan karakter kondisi
anak didik, sarana prasarana dan kelebihan serta kekurangan metode
pembelajaran.
63

DAFTAR PUSTAKA

Adisusilo, J.R,Sutarjo, Pembelajaran Nilai-Karakter Konstruktivisme dan VCT


Sebagai Inovasi Pendekatan Pembelajaran Afektif, Jakarta: Rajawali
press, 2012

Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta:


Rineka Cipta, 2006

Bambang Prasetyo dan Lina Miftahul Jannah, Metode Penelitian Kuantitatif,


Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2011

Departemen Agama, Al-Qur’anul Karim Terjemah Perkata, Bandung: Syaamil


Al-Qur‟an, 2007

Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai


Pustaka, 2008

Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Kementerian


Pendidikan Nasional, Pendidikan Karakter Kumpulan Pengalaman
Inspiratif, Jakarta, 2010

H.E Mulyasa, Manajemen Pendidikan Karakter, Jakarta: Bumi Aksara, 2011

Harsono, Hanifah, Implementasi Kebijakan dan Politik, Bandung: Mutiara


Sumber Widya, 2002

Hasbullah, Dasar-dasar Ilmu Pendidikan, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,


2006

Isna Aunillah, Nurla, Panduan Menerapkan Pendidikan Karakter di Sekolah,


Jogjakarta: Laksana, 2011

Kementerian Pendidikan Nasional, Panduan Pelaksanaan Pendidikan Karakter,


Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Pusat Kurikulum, 2011
64

Koesoema A, Doni, Pendidikan Karakter di Zaman Keblinger, Jakarta: Grasindo,


2009

Koesoema A, Doni, Pendidikan Karakter Strategi Mendidik Anak di Zaman


Global, Jakarta: Grasindo,2010

Listyarti, Retno, Pendidikan Karakter dalam Metode Aktif Inovatif dan Kreatif,
Jakarta: Erlangga, 2012

Ma‟Mur Asmani, Jamal, Buku Panduan Internalisasi Pendidikan Karakter di


Sekolah, Jogjakarta: Diva Press, 2011

Mahmud, Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: Pustaka Setia, 2011

Majid, Abdul, dan Dian Andayani, Pendidikan Karakter Perspektif Islam,


Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2011

Muhaimin Azzet, Akhmad, Urgensi Pendidikan Karakter di Indonesia,


Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2011

Muslich, Masnur, Pendidikan Karakter Menjawab Tantangan Krisis


Multidimensional, Jakarta: Bumi Aksara, 2011

Nashir Haedar, Pendidikan Karakter Berbasis Agama dan Budaya, Yogyakarta:


Multi Presindo, 2013

Nuraida dan Halid Alkaf, Metodologi Penelitian Pendidikan, Jakarta: Islamic


Research Publishing, 2009

Prayitno dan Belferik Manulang, Pendidikan Karakter dalam Pembangunan


Bangsa, Jakarta: Grasindo, 2011

Raka, Gede, Pendidikan Karakter di Sekolah dari Gagasan ke Tindakan, Jakarta:


PT. Elex Komputindo, 2011

Said, Moh, Pendidikan Karakter di Sekolah, Surabaya: Jaring Pena, 2011


65

Samani, Muchlas dan Hariyanto, Konsep dan Model Pendidikan Karakter,


Bandung: Remaja Rosda Karya, 2011

Setiawan, Guntur, Implementasi dalam Birokrasi Pembangunan, Bandung:


Remaja Rosda Karya, 2004

Sudijono, Anas, Pengantar Statistik Pendidikan, Jakarta: Raja Grafindo Persada,


2008

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif R&D, Bandung: Alfabeta,


2008

Sulhan, Najib, Pengembangan Karakter dan Budaya Bangsa, Surabaya: Jaring


Pena 2011

Syamsudin Makmun, Abin, Psikologi Kependidikan, Jakarta: PT. Remaja Rosda


Karya, 2005

Syaodih Sukmadinata, Nana, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, Bandung:


PT. Remaja Rosda Karya, 2007

Usman, Nurdin, Konteks Implementasi Berbasis Kurikulum, Jakarta: Raja


Grafindo Persada, 2002

Webster‟s, Merriam, Merriam-Webster’s Collegiate Dictionary, U.S.A: Merriam


Webster‟s Incorporated, 2003

Zubaedi, Desain Pendidikan Karakter: Konsepsi dan Aplikasi dalam Lembaga


Pendidikan, Jakarta: Kencana, 2011

Anda mungkin juga menyukai