Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Untuk Memenuhi Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Islam
Oleh:
M. Zainul Labib
NIM 107011001102
Penelitian ini dilatar belakangi oleh kemerosotan moral siswa ini terbukti
dengan berbagai kasus seperti tindak kriminal dan kasus kejahatan pelajar, salah satu
penyebabnya karena dalam proses pembelajaran para pendidik lebih mementingkan
pada aspek kognitif (teori) dibandingkan dengan aspek Afektif (sikap/karakter).
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui implementasi pendidikan
karakter yang diterapkan di SD Negeri Jombang 1 Ciputat dan mengetahui bagaimana
pengaruhnya terhadap perilaku akademik siswa kelas VI. Dan penelitian ini
merupakan penelitian kualitatif dengan metode penelitian deskriptif. Instrumen yang
digunakan dalam penelitian ini adalah lembar angket, lembar observasi dan lembar
wawancara. Dengan jumlah responden 30 siswa dimana 20% dari jumlah populasi
kelas VI yaitu 150 siswa, data implementasi pendidikan karakter terdiri 20 item soal.
Sementara data perilaku akademik siswa terdiri 20 item soal.
Hasil penelitian menunjukkan terdapat pengaruh yang kuat atau tinggi
implementasi pendidikan karakter terhadap perilaku akademik siswa dengan angka
korelasi sebesar 0,812 dan koefisien determinasi sebesar 67%. Faktor keterkaitan
yang diberikan dalam kategori sedang dan masih terdapat 33% faktor-faktor lain yang
memiliki keterkaitan dengan perilaku akademik siswa SD Negeri Jombang 1. Dari
33% faktor-faktor lain tersebut adalah pengaruh dalam keluarga, pengaruh
lingkungan masyarakat dan pengaruh sifat bawaan atau keturunan.
i
KATA PENGANTAR
ii
kesabaran dalam memberikan bimbingan, arahan serta motivasinya kepada
penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
4. Bapak Dr. Anshori LAL, MA selaku Dosen Penasehat Akademik yang
dengan penuh perhatian telah memberi bimbingan, arahan dan motivasi,
serta ilmu pengetahuan kepada penulis selama masa perkuliahan
5. Segenap Dosen dan staf dan karyawan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan bekal
ilmu dan pengetahuannya selama penulis menjalankan perkuliahan.
6. Seluruh staf perpustakaan umum dan perpustakaan FITK UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta yang telah menyediakan bermacam-macam buku
ilmiah sehingga mempermudah penulis dalam mencari referensi.
7. Bapak H. Darma Saputra, S.Pd selaku Kepala Sekolah yang telah
mengizinkan penulis melakukan penelitian di SD Negeri Jombang 1
Ciputat. Segenap guru dan karyawan serta adik-adik SD Negeri Jombang 1
Ciputat yang telah membantu proses penelitian serta memberikan data-data
yang diperlukan peneliti dalam skripsi.
8. Sahabat-sahabatku Dedi Kurniawan, S.Pd.I, Zain Fanani, S.Pd.I Arif
Subhan, S. Pd.I, Azhari, S.Pd.I, Rocky Prabowo, S.Pd.I, Nakhrowi, S.Pd
dan lainya yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu, terima kasih telah
selalu membantu dan menjadi penyemangat penulis.
9. Seluruh sahabat-sahabatku di PAI angkatan 2007 teman senasib dan
seperjuangan terutama kelas PAI-D dan kelas Sejarah Islam yang telah
banyak memberikan pengalaman berharga kepada penulis tentang
indahnya arti sebuah kebersamaan dan persahabatan.
10. Seluruh dewan guru TK-TPA Baiturrahman Villa Bintaro Indah yang telah
mendukung dalam penyelesaian skripsi ini.
11. Bapak H. Nasrul Soe’oed, S.H selaku direktur Wisma Muallaf dan Ustadz
Irfan Sujadi yang telah mengizinkan bertempat tinggal sehingga dapat
berkonsentrasi dalam menyelesaikan skripsi ini.
iii
Akhirnya, hanya kepada Allah SWT jualah penulis berharap dan berdoa
semoga segala bantuan, motivasi serta do’a yang diberikan mendapat balasan
yang lebih besar dari Allah SWT. dengan segala keterbatasan yang ada, penulis
mengakui skripsi ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu, dengan hati terbuka,
penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi kemajuan penulis.
Teriring do’a jazakumullah khairan katsiran. Dan mudah-mudahan tugas akhir ini
dapat bermafaat. Âmîn yâ Rabbal ‘Âlamîn.
Penulis
iv
DAFTAR ISI
ABSTRAK ...................................................................................................... i
BAB I : PENDAHULUAN
v
D. Kerangka Berfikir................................................................................. 22
BAB V : PENUTUP
A. Kesimpulan........................................................................................... 60
B. Implikasi ............................................................................................... 61
C. Saran ………………………………………………………………… 62
vi
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Data Guru dan Karyawan SDN1 Jombang Ciputat ..................................... 28
Tabel 4.2 Saya berdoa sebelum belajar ....................................................................... 33
Tabel 4.3 Saya berdoa setelah selesai belajar .............................................................. 33
Tabel 4.4 Saya melaksanakan ibadah tepat pada waktunya ........................................ 34
Tabel 4.5 Saya melaksanakan ibadah tidak tepat pada waktunya ............................... 35
Tabel 4.6 Saya mengerjakan tugas kelompok dengan sebaik-baiknya ....................... 35
Tabel 4.7 Berteman tidak membedakan status atau agama ......................................... 36
Tabel 4.8 Saya akan mengerjakan tugas kelompok sesuai keinginan saya .................37
Tabel 4.9 Saya berdiskusi hanya dengan teman yang pintar saja ................................ 37
Tabel 5.0 Saya memperhatikan penjelasan teman ketika mereka presentasi ..............38
Tabel 5.1 Pendapat saya adalah pendapat paling benar ............................................... 39
Tabel 5.2 Saya bertanya kepada guru atau teman ketika kurang paham dengan materi
yang dipelajari ................................................................................................................ 39
Tabel 5.3 Saya diam saja ketika saya belum mengerti ................................................ 40
Tabel 5.4 Jawaban saya harus sama dengan jawaban teman ....................................... 41
Tabel 5.5 Jawaban saya tidak harus sama dengan teman ............................................ 41
Tabel 5.6 Jawaban saya harus sama persis dengan guru ............................................. 42
Tabel 5.7 Saya membuat cara sendiri untuk memahami pelajaran ............................. 43
Tabel 5.8 Saya mengerjakan tugas dari guru dengan panduan LKS, buku catatan dan
modul .............................................................................................................................. 44
Tabel 5.9 Saya mengerjakan tugas dari guru dengan menyalin dari jawaban teman .... 45
Tabel 6.0 Saya menjawab pertanyaan teman dengan sebaik-baiknya dalam diskusi .... 45
Tabel 6.1 Saya menjawab pertanyaan teman dalam diskusi dengan jawaban sekenanya
......................................................................................................................................... 46
Tabel 6.2 Saya bangga dengan hasil yang saya peroleh sendiri .................................. 47
Tabel 6.3 Mencontek adalah sikap membohongi diri sendiri ...................................... 47
vii
Tabel 6.4 Apa yang saya katakan itulah yang sebenarnya .......................................... 48
Tabel 6.5 Saya bangga dengan hasil belajar saya yang bagus walaupun dengan
mencontek ....................................................................................................................... 49
Tabel 6.6 Berkata tidak sesuai dengan fakta ............................................................... 49
Tabel 6.7 Saya selalu masuk sekolah tepat waktu ....................................................... 50
Tabel 6.8 Saya mengenakan seragam sekolah sesuai aturan yang berlaku .................51
Tabel 6.9 Saya memakai seragam tidak sesuai dengan aturan yang berlaku ..............51
Tabel 7.0 Membolos adalah suatu kebanggaan ........................................................... 52
Tabel 7.1 Saya selalu meminta doa kepada orangtua sebelum berangkat ke sekolah ...53
Tabel 7.2 Saya selalu berpamitan kepada orangtua sebelum berangkat sekolah ........53
Tabel 7.3 Saya mencium tangan ketika bertemu dengan guru .................................... 54
Tabel 7.4 Saya tidak mencium tangan ketika bertemu dengan guru ........................... 55
Tabel 7.5 Saya berkata dengan kalimat yang baik ...................................................... 55
Tabel 7.6 Saya sering ketiduran di kelas saat pelajaran berlangsung .......................... 56
Tabel 7.7 Saya sering mengerjakan PR di sekolah ...................................................... 56
Tabel 7.8 Saya selalu piket sesuai jadwal .................................................................... 57
Tabel 7.9 Saya mengumpulkan tugas tepat waktu ....................................................... 58
Tabel 8.0 Biarlah teman yang mengerjakan piket kelas .............................................. 58
Tabel 8.1 Biarlah teman mengerjakan tugas kelompok .............................................. 59
viii
BAB I
PENDAHULUAN
1
Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 2008), Cet. VI, h. 13
1
2
bagi bangsa Indonesia, khususnya kaum muslimin. Disamping itu, kenyataan ini
juga menunjukkan belum berhasilnya pendidikan nasional mencetak generasi
yang berakhlak mulia.2
Hal ini juga menunjukan bahwa pendidikan sekarang lebih dominan
mengedepankan kecerdasan intelektual (IQ) dibandingkan dengan kecerdasan
Spiritualnya (SQ).sehingga yang terjadi siswa hanya pintar tanpa akhlak yang
baik. Oleh karena itu, harus segera dilakukan reformasi pendidikan terutama
dalam tubuh para pengambil kebijakan.3
Oleh karenanya, Negara mengatur pendidikan Indonesia untuk
memperhatikan karakter dalam orientasi pendidikannya. UU No. 20 tahun 2003
tentang sistem Pendidikan Nasional dalam pasal 3 menyebutkan:
Pendidikan Nasional berfungsi untuk mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa, bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia beriman dan
bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,
cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta
bertanggung jawab.4
Dengan demikian, selain bertugas mencerdaskan bangsa ini, lembaga
pendidikan mempunyai tugas utama dan tujuan untuk membentuk kualitas
karakter bangsa ini.
Pendidikan karakter kini memang menjadi isu utama pendidikan. Selain
menjadi bagian dari proses pembentukan akhlak anak bangsa, Pendidikan karakter
diharapkan mampu menjadi pondasi utama dalam meningkatkan derajat dan
martabat bangsa Indonesia. Pembentukkan karakter itu dimulai dari fitrah yang
diberikan Tuhan yang kemudian membentuk jati diri perilaku. Dalam prosesnya
sendiri fitrah yang alamiah ini sangat dipengaruhi oleh keadaan lingkungan,
sehingga lingkungan memiliki peranan yang cukup besar dalam membentuk jati
diri dan perilaku. Sekolah dan masyarakat sebagai bagian dari lingkungan
memiliki peranan yang sangat penting, oleh karena itu setiap sekolah dan
masyarakat harus memiliki kedisiplinan dan kebiasaan mengenai karakter yang
2
Zubaedi, Desain Pendidikan Karakter, (Jakarta: Kencana, 2011), h. 1-4
3
Moh. Said, Pendidikan Karakter di Sekolah, (Surabaya: Jaring Pena, 2011), h. 83-84
4
Kemendiknas, Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional, (Jakarta: Sinar Grafika,
2011), Cet. IV, h. 7
3
akan dibentuk.5 Para pemimpin dan tokoh masyarakat juga harus mampu
memberikan suri tauladan mengenai karakter yang akan dibentuk. Pernyataan ini
sesuai dengan firman Allah SWT dalam surat Al-Ahzab ayat 21:
)
Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah SAW suri tauladan yang
baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan
(kedatangan) hari kiamat dan Dia banyak banyak menyebut Allah. (Q.S
Al-Ahzab: 21).6
5
Prayitno dan Belferik Manulang, Pendidikan Karakter dalam pembangunan Bangsa,
(Jakarta: Grasindo, 2011), h. 36-38
6
Departemen Agama, Al-Qur’anul Karim Terjemah Perkata, (Bandung: Syaamil Al-
Qur’an, 2007), h. 420
7
Akhmad Muhaimin Azzet, Urgensi Pendidikan Karakter di Indonesia, (Yogyakarta: Ar-
Ruzz Media , 2011), h. 11-12
4
C. Pembatasan Masalah
Untuk mengkaji lebih mendalam, maka peneliti membatasi masalah
tentang implementasi pendidikan karakter siswa kelas VI SDN Jombang 1
Ciputat.
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan pada latar belakang di atas dan batasan masalah di atas, maka
masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Bagaimanakah implementasi pendidikan karakter di SD Negeri Jombang
1 Ciputat?
2. Bagaimana perilaku akademik siswa di SD Negeri Jombang 1 Ciputat?
3. Bagaimana pengaruh implementasi pendidikan karakter terhadap perilaku
akademik siswa di SD Negeri Jombang 1 Ciputat?
E. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui implementasi pendidikan karakter yang diteraapkna di
SD Negeri Jombang 1 Ciputat.
2. Untuk mengidentifikasi implementasi pendidikan karakter di SD Negeri
Jombang 1 Ciputat.
F. Manfaat Penelitian
Kegiatan penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi yang
bergelut dalam dunia pendidikan. Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini
adalah sebagai berikut:
1. Manfaat Teoretis
2. Manfaat Praktis
a. Manfaat bagi pendidik (guru)
Bagi semua guru khususnya guru di tingkat Sekolah Dasar (SD), hasil
penelitian ini diharapkan dapat berguna untuk meningkatkan kembali
proses pembelajaran tidak hanya sekedar memberikan ilmu pengetahuan
tapi lebih kepada penanaman nilai-nilai positif (karakter) sehingga dapat
menghasilkan siswa didik yang cerdas dan religius.
1
Nurdin Usman, Konteks Implementasi Berbasis Kurikulum, (Jakarta: Raja Grafindo Persada,
2002), hal.70
2
Merriam Webster’s, Merriam-Webster’s Collegiate Dictionary, (U.S.A: Merriam Webster’s
Incorporated, 2003), Cet. 7, h. 624
7
8
6
http://pramascita.wordpress.com/2013/06/07/implementasi-kebijakan-publik/, diakses 21
januari 2014, 14.42
7
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka,
2008), Edisi Ke-IV, h. 623
10
Karakter secara etimologis berasal dari bahasa Yunani, “Karaso”, berarti cetak
biru, format dasar, sidik.8
Menurut Moh. Said karakter adalah ciri khas seseorang sehingga
menyebabkan berbeda dari orang lain secara keseluruhan, berkarakter artinya
mempunyai kualitas positif seperti peduli, adil, jujur, hormat terhadap sesama, rela
memaafkan, sadar akan hidup berkomunitas, dan sebagainya semua itu adalah ciri
karakter.9
Menurut Griek sebagaimana yang dikutip Zubaedi, mengemukakan bahwa
karakter dapat didefinisikan sebagai paduan daripada segala tabiat manusia yang
bersifat tetap, sehingga menjadi tanda yang khusus untuk membedakan orang yang
satu dengan yang lain.10
Mengacu dari berbagai pengertian dan definisi karakter tersebut, maka
karakter dapat dimaknai sebagai nilai dasar positif yang dimiliki seseorang, yang
membedakannya dengan orang lain serta diwujudkan dalam perilakunya sehari-hari.
Sedangkan pengertian sederhana pendidikan karakter adalah hal positif yang
yang dilakukan guru dan berpengaruh kepada peserta didik yang diajarnya. Muchlas
Samani dan Hariyanto mendefinisikan “pendidikan karakter adalah upaya sadar dan
sungguh-sungguh dari seorang guru untuk mengajarkan nilai-nilai kepada para
siswanya”. Muchlas Samani dan Hariyanto juga mengungkapkan bahwa “pendidikan
karakter adalah proses pemberian tuntunan kepada peserta didik untuk menjadi
manusia seutuhnya yang berkarakter dalam dimensi hati, pikir, raga, serta rasa dan
karsa”.11
Menurut Nurla Isna Aunillah Pendidikan karakter adalah sebuah sistem yang
menanamkan nilai-nilai karakter pada peserta didik, mengandung komponen
8
Doni Koesoema A, Pendidikan Karakter Strategi Mendidik Anak di Zaman Global, (Jakarta:
Grasindo, 2010), h. 90
9
Moh. Said, Pendidikan Karakter di Sekolah, (Surabaya: Jaring Pena, 2011), h. 1
10
Zubaedi, Desain Pendidikan Karakter Konsepsi dan Aplikasinya dalam Lembaga
Pendidikan, (Jakarta: Kencana Prenada Medi a Group, 2011), h. 9
11
Muchlas Samani dan Hariyanto, Konsep dan Model Pendidikan Karakter, (Bandung:
Remaja RosdaKarya, 2011), Cet. I, h. 43
11
pengetahuan, kesadaran individu, tekat, serta adanya kemauan dan tindakan untuk
melaksanakan nilai-nilai, baik terhadap Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama
manusia, lingkungan maupun bangsa, sehingga akan terwujud insan kamil.12
Menurut T. Ramli, Sebagaimana yang dikutip Jamal Ma’mur Asmani
pendidikan karakter memiliki esensi dan makna yang sama dengan pendidikan moral
dan pendidikan akhlak. Tujuannya adalah membentuk pribadi anak, supaya menjadi
manusia yang baik, warga masyarakat, dan warga negara yang baik. Adapun kriteria
manusia yang baik, warga masyarakat yang baik, dan warga negara yang baik bagi
suatu masyarakat atau bangsa, secara umum adalah nilai-nilai sosial tertentu, yang
banyak dipengaruhi oleh budaya masyarakat dan bangsanya. Oleh karena itu, hakikat
dari pendidikan karakter dalam konteks pendidikan di Indonesia adalah pedidikan
nilai, yakni pendidikan nilai-nilai luhur yang bersumber dari budaya bangsa
Indonesia sendiri, dalam rangka membina kepribadian generasi muda.13
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pendidikan karakter
adalah pendidikan untuk membentuk kepribadian seseorang agar memiliki karakter
atau akhlaq terhadap Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri atau orang lain yang
hasilnya dapat dilihat dalam tindakan nyata , yaitu berupa tingkah laku yang baik,
seperti jujur, bertanggungjawab, kerja keras, menghormati orang lain dan sebagainya.
pengembangan ini diharapkan menjadi semacam idealisme bagi para siswa agar
mereka semakin mampu mengembangkan ketajaman intelektual dan integritas diri
sebagai pribadi yang memiliki karakter kuat.
Pendidikan karakter menjadi semakin mendesak untuk diterapkan dalam
lembaga pendidikan kita mengingat berbagai macam perilaku yang non-edukatif kini
telah menyerambah dalam lembaga pendidikan kita, seperti fenomena kekerasan,
pelecehan seksual, korupsi, tawuran, narkoba yang terjadi di kalangan sekolah.14
Pendidikan karakter merupakan aspek penting dari kualitas SDM karena
kualitas pendidikan karakter menentukan kemajuan suatu bangsa. Karakter yang
berkualitas perlu dibentuk dan dibina sejak dini. Usia dini merupakan masa kritis bagi
pembentukan karakter.15 Apabila karakter seseorang sudah terbentuk sejak usia dini,
ketika dewasa tidak akan mudah berubah. Dengan adanya pendidikan karakter
semenjak usia dini diharapkan persoalan mendasar dalam dunia pendidikan yang
akhir-akhir ini sering menjadi keprihatinan bersama dapat diatasi. 16
Menurut pakar yang bernama Francis Fukuyama sebagaimana yang dikutip
Moh. Said keberhasilan suatu bangsa bergantung pada modal sosial, Negara yang
mempunyai modal sosial tinggi, masyarakatnya memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
a. Rasa kebersamaan yang tinggi
b. Rasa saling percaya
c. Rendahnya tingkat konflik17
Pendidikan karakter sudah tentu penting untuk semua tingkat pendidikan,
yakni dari sekolah dasar hingga perguruan tinggi. Munculnya gagasan program
pendidikan karakter dalam dunia pendidikan di Indonesia dikarenakan selama ini
14
Doni Koesoema A, Op.Cit., h. 115-116
15
Masnur Muslich, Pendidikan Karakter Menjawab Tantangan Krisis Multidimensional,
(Jakarta: Bumi Aksara, 2011), h. 35
16
Akhmad Muhaimin Azzet, Urgensi Pendidikan Karakter di Indonesia, (Jogjakarta: Ar-ruzz
Media, 2011), h. 15-16
17
Moh. Said, Op.Cit., h. 8
13
18
Jamal Ma’mur Asmani, Buku Panduan Internalisasi Pendidikan Karakter di Sekolah,
(Jogjakarta: Diva Press, 2011), h. 47
19
Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Kementerian Pendidikan
Nasional, Pendidikan Karakter Kumpulan Pengalaman Inspiratif, Jakarta, 2010, h. 10-11
20
H.E. Mulyasa, Manajemen Pendidikan Karakter, (Jakarta: Bumi Aksara, 2011), h. 9
14
kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab”.21
Dengan demikian tujuan pendidikan karakter adalah mengembangkan potensi
peserta didik dan meningkatkan nilai-nilai diri yang positif sehingga kelak menjadi
manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,
serta menjadi warga Negara yang bertanggung jawab secara utuh, terpadu dan
seimbang.
21
Kemendiknas, Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional, (Jakarta: Sinar Grafika, 2011),
Cet. IV, h.
15
22
Jamal Ma’mur Asmani, Op.Cit., h. 56-57
23
Kementrian Pendidikan Nasional, Panduan Pelaksanaan Pendidikan Karakter, (Jakarta:
Badan Penelitian dan Pengembangan Pusat Kurikulum, 2011), h. 8
24
Zubaedi, Desain Pendidikan Karakter: Konsepsi dan Aplikasinya dalam Lembaga
Pendidikan, (Jakarta: Kencana, 2011), h. 74
25
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka,
2008), Edisi Ke-IV
16
pihak yang berpendapat bahwa sekolah dasar dinilai menjadi wadah utama dalam
pembentukan karakter.
c. Toleransi
Toleransi bagi bangsa Indonesia sangat diperlukan mengingat kemajemukan
hidup dalam keragaman Agama, suku bangsa, etnik dan golongan. Adapun toleransi
memiliki pengertian sifat atau sikap toleran, batas ukur untuk penambahan atau
pengurangan yang masih diperbolehkan, penyimpangan yang masih dapat diterima
dalam pengukuran kerja, sikap yang menghargai perbedaan agama, suku, etnis,
pendapat, sikap, dan tindakan, orang lain yang berbeda dari dirinya.
Keuntungan yang diperoleh dari sikap toleransi yaitu:
1. Membuat orang terbuka untuk mengenal orang lain
2. Mengembangkan kemampuan untuk menerima kehadiran orang lain yang
berbeda-beda dengan tujuan dapat hidup bersama.
3. Dapat mengakui keragaman
4. Dapat menhilangkan prasangka negatif 26
d. Disiplin
Tidak sedikit guru yang merasa kewalahan dalam menghadapi peserta didik yang
sulit diatur, cenderung membantah saat dinasihati, dan sering kali melakukan
pelanggaran. Menghadapi keadaan semacam ini, tidak heran jika ada di antara guru
yang menggunakan jalan untuk menanamkan sikap disiplin kepada para peserta
didiknya.
Akibat yang ditimbulkan oleh peserta didik yang karakter disiplinnya kurang
terbangun dengan baik adalah terpupuknya kebiasaan dan kecenderungan untuk
berani melakukan berbagai pelanggaran, baik di sekolah maupun luar sekolah.
26
Haedar Nashir, Pendidikan Karakter Berbasis Agama &Budaya, (Yogyakarta: Multi
Presindo, 2013), h. 93-94
17
e. Kerja keras
Kerja keras berarti perilaku yang menunjukkan upaya sungguh-sungguh dalam
mengatasi berbagai hambatan belajar dan tugas serta menyelesaikan tugas dengan
sebaik-baiknya.
f. Kreatif
Kreatif yaitu berfikir dan melakukan sesuatu untuk menghasilkan cara atau hasil
baru dari sesuatu yang telah dimiliki.
g. Mandiri
Mempunyai peserta didik yang mandiri memang merupakan dambaan setiap
guru. Sebab, dengan sikap mandiri proses belajar yang dijalani oleh peserta didik
akan menjadi lancar. Peserta didik yang mandiri bisa melayani kebutuhannya sendiri
sekaligus bertanggung jawab terhadap dirinya sendiri.
h. Demokratis
Demokratis artinya cara berpikir, bersikap, dan bertindak yang menilai sama hak
dan kewajiban dirinya dan orang lain.
i. Rasa ingin tahu
Sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih mendalam dan
meluas dari sesuatu yang dipelajarinya, dilihat dan didengar.
j. Semangat kebangsaan
Cara berpikir, bertindak dan berwawasan yang menempatkan kepentingan bangsa
dan Negara di atas kepentingan diri dan kelompoknya.
k. Cinta Tanah Air
Cara berpikir, bersikap dan berbuat yang menunjukkan kesetiaan, kepedulian,
dan penghargaan yang tinggi terhadap bahasa, lingkungan fisik, sosial, budaya,
ekonomi dan politik bangsa.
l. Menghargai prestasi
Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang
berguna bagi masyarakat dan mengakui serta menghormati keberhasilan orang lain.
18
m. Bersahabat/komunikatif
Tindakan yang memperlihatkan rasa senang berebicara, bergaul dan bekerjasama
dengan orang lain.
n. Cinta damai
Sikap, perkataan dan tindakan yang menyebabkan orang lain merasa senang dan
aman atas kehadiran dirinya.
o. Gemar membaca
Kebiasaan menyediakan waktu untuk membaca berbagai bacaan yang
memberikan kebajikan bagi dirinya.
p. Peduli lingkungan
Sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah kerusakan pada lingkungan
alam di sekitarnya dan mengembangkan upaya-upaya untuk memperbaiki kerusakan
alam yang sudah terjadi.
q. Peduli sosial
Sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi bantuan pada orang lain dan
masyarakat yang membutuhkan.
r. Tanggung jawab
Sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya, yang
seharusnya dilakukan terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial,
dan budaya), Negara, dan Tuhan Yang Maha Esa.
Sekolah dan guru dapat menambah dan mengurangi nilai-nilai tersebut sesuai
dengan kebutuhan masyarakat yang dilayani.
27
Doni Koesoema A, Pendidikan Karakter Strategi Mendidik Anak di Zaman Global,
(Jakarta: Grasindo, 2011), Cet. III, h. 212-217
28
Doni Koesoema A, Pendidik Karakter di Zaman Keblinger, (Jakarta: Grasindo, 2009), Cet.
II, h. 135-136
29
Abdul Majid dan Dian Andayani, Pendidikan Karakter Perspektif Islam, (Bandung: PT
Remaja Rosda Karya, 2011), h. 117-120
20
2. Macam-Macam Perilaku
Perilaku dibedakan menjadi 2, yaitu:
1. Perilaku tertutup (Covert Behavior)
Respon atau aksi terhadap stimulus ini masih terbatas pada perhatian,
persepsi, pengetahuan/kesadaran dan sikap yang terjadi pada orang yang menerima
stimulus tersebut, dan belum dapat diamati secara jelas oleh orang lain.
2. Perilaku terbuka (Overt Behavior)
Respon terhadap stimulus tersebut sudah jelas dalam atau praktik yang dengan
mudah diamati atau dilihat orang lain.
Meskipun perilaku adalah bentuk respon atau reaksi terhadap stimulus atau
rangsangan dari luar namun dalam memberikan respon sangat tergantung pada
karakteristik atau faktor-faktor lain dari orang yang bersangkutan.34
D. Pengukuran Perilaku
Pengukuran atau cara mengamati perilaku dapat dilakukan melalui dua cara,
yaitu secara langsung dan tidak langsung. Secara langsung yakni dengan pengamatan
(observasi) dengan mengamati tindakan dari subyek dalam rangka memelihara
kesehatannya. Sedangkan secara tidak langsung menggunakan metode mengingat
kembali (recall), metode ini dilakukan melalui pertanyaan-pertanyaan terhadap
subyek tentang apa yang telah dilakukan berhubungan dengan objek tertentu.35
33
http://dianhusadanuruleka.blogspot.com/.../konsep-perilaku, diakses pada tanggal 10
Februari 2014, 10.15 WIB
34
35
Abin Syamsudin Makmun, Psikologi Kependidikan, (Jakarta: PT Remaja Rosda Karya,
2005), Cet. VIII, h. 204-206
22
F. Kerangka Berfikir
Pendidikan karakter adalah pendidikan untuk membentuk kepribadian
seseorang agar memiliki karakter atau akhlaq terhadap Tuhan Yang Maha Esa, diri
sendiri atau orang lain yang hasilnya dapat dilihat dalam tindakan nyata , yaitu berupa
tingkah laku yang baik, seperti jujur, bertanggungjawab, kerja keras, menghormati
orang lain dan sebagainya.
Tujuan pendidikan karakter yaitu mengembangkan potensi peserta didik dan
meningkatkan nilai-nilai diri yang positif sehingga kelak menjadi manusia yang
beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, serta menjadi
warga Negara yang bertanggung jawab secara utuh, terpadu dan seimbang.
36
Nana Syaodih Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, (Bandung: PT Remaja
Rosda Karya, 2007), Cet. VII, h. 44-50
23
B. Metode Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yaitu suatu penelitian yang
diupayakan untuk mencandra atau mengamati permasalahan secara sistematis dan
akurat mengenai fakta dan sifat objek tertentu.1 Pendekatan yang digunakan untuk
analisa merupakan pendekatan kualitatif.
1
Mahmud, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Pustaka Setia, 2011), h. 100
2
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta,
2008), Cet. V., h. 8
24
25
C. Instrumen Penelitian
Kedudukan peneliti dalam penelitian kualitatif merupakan perencana,
pelaksana pengumpul data, analisis, penafsir data, dan akhirnya menjadi pelapor
hasil penelitian. Oleh karena itu yang menjadi instrument penelitian adalah
peneliti itu sendiri (Human instrument).3
3
Nuraida dan Halid Alkaf, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Islamic Research
Publishing, 2009), h. 146
26
No Indikator Ya Tidak
1 Mengucapkan salam dengan ramah kepada siswa ketika
memasuki ruang kelas untuk mencontohkan sikap hormat dan
santun
2 Berdoa’a sebelum membuka pelajaran untuk menanamkan nilai
religius
3 Melibatkan peserta didik mencari informasi yang luas tentang
topik yang akan dipelajari sehingga menumbuhkan sikap mandiri
4 Menggunakan beragam pendekatan, media pembelajaran dan
sumber belajar lain supaya siswa mempunyai rasa ingin tahu
5 Melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan
pembelajaran sehingga mempunyai sikap percaya diri dan mandiri
6 Memfasilitasi peserta didik dengan pembelajaran kooperatif
supaya siswa dapat bekerjasama dengan orang lain
7 Memfasilitasi peserta didik berkompetisi secara sehat sehingga
menumbuhkan sikap jujur dan menghargai orang lain
8 Memfasilitasi peserta didik membuat laporan eksplorasi yang
dilakukan baik lisan ataupun tertulis secara individu atau
kelompok untuk menanamkan sikap bertanggung jawab
9 Memfasilitasi peserta didik untuk menyajikan hasil kerja individu
maupun kelompok supaya mempunyai sikap percaya diri
10 Guru membimbing siswa untuk membuat kesimpulan atau
rangkuman pembelajaran supaya mempunyai sikap mandiri dan
percaya diri
11 Membuat peraturan dan jadwal piket supaya peserta didik
mempunyai sikap disiplin
12 Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran
untuk menanamkan sikap kreatif
27
Keterangan :
P = Angka Presentase
4
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta,
2008), Cet. V.,h. 225
5
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta,
2008), Cet. V.,h. 224-226
BAB IV
HASIL PENELITIAN
28
29
A. Religius
Religius merupakan nilai karakter yang hubungannya dengan Tuhan.
Dalam hal ini siswa diupayakan selalu berdasarkan pada nilai-nilai ketuhanan atau
ajaran agama. Seperti kegiatan sholat dhuha, sholat dzuhur berjama‟ah di mushola
sekolah, pesantren Ramadhan dan sebagainya.
B. Kejujuran
Kejujuran merupakan hal penting dalam kehidupan manusia. Kejujuran
merupakan benih yang dapat menumbuhkan kepercayaan. Oleh karena itu, SD
Negeri Jombang 1 Ciputat sangat memperhatikan masalah kejujuran. Contohnya
ketika ada barang temuan, siswa tanpa diperintah harus melaporkan kepada wali
kelas atau guru piket dan barang tersebut dimasukkan dalam kotak barang temuan.
C. Tanggung Jawab
Secara personal, masing-masing siswa akan mendapatkan tanggung jawab
baik dalam bidang kebersihan, sosial dan kedisiplinan. Mereka hidup mandiri
tanpa didampingi orangtua sehingga siswa dituntut untuk bertanggung jawab
terhadap kebersihan dan lingkungan sekitar.
D. Kedisiplinan
Kedisiplinan ditegakkan mulai dari siswa memasuki gerbang sekolah
hingga mereka selesai belajar di sekolah. Yang terlambat akan mendapat hukuman
dan yang melanggar aturan sekolahpun akan mendapatkan sanksi sesuai peraturan
yang berlaku.
b. Tahap Penilaian
Pihak sekolah menetapkan nilai-nilai karakter yang diprioritaskan untuk
dikembangkan, yaitu: Religius, Toleransi, Kreatif, Mandiri, Percaya diri, dan
Komunikatif.
Proses penilaian dilakukan beberapa cara, yaitu: melalui mata pelajaran,
muatan lokal, pengembangan diri. Penerapan nilai melalui pelajaran dapat dilihat
dari silabus dan RPP guru.Pada muatan lokal dilakukan melalui pendidikan Baca
Tulis Al-Qur‟an (BTQ).Sedangkan melalui pengembangan diri, penerapan nilai
karakter adanya sholat berjama‟ah, tersedianya fasilitas tempat temuan barang
yang hilang, menyediakan kotak saran dan pengaduan.
c. Tahap Pengembangan
Sesuai dengan fokus nilai yang dikembangkan, yaitu: religius, Toleransi,
Kreatif, Mandiri, Percaya diri, dan Komunikatif. Maka SD Negeri Jombang 1
membuat program yang akan dilaksanakan secara bertahap. Program tersebut
adalah pembuatan aula pertemuan, pengadaan laboratorium computer, perbaikan
ruang tata usaha, perbaikan musholla, perbaikan kantin agar dapat menampung
banyaknya siswa, perbaikan ruang UKS.
33
D. Deskripsi Data
Setelah penulis menyebar angket kepada siswa, maka penulis
mendapatkan data sebagai berikut:
1. Implementasi Pendidikan Karakter di SD Negeri Jombang 1 Ciputat
Tabel 4.2
Saya berdoa sebelum belajar (+)
Pernyataan F Prosentase
Selalu 24 80%
Sering 6 20%
Kadang-kadang - 0%
Tidak Pernah - 0%
Jumlah 30 100%
Tabel 4.3
Pernyataan F Prosentase
Selalu 25 83,3%
Sering 4 13,5%
Kadang-kadang 1 3,3%
Tidak Pernah - -
Jumlah 30 100%
34
Tabel 4.4
Pernyataan F Prosentase
Selalu 22 73,3%
Sering 8 26,8%
Kadang-kadang - 0%
Tidak Pernah - 0%
Jumlah 30 100%
Tabel 4.5
Pernyataan F Prosentase
Selalu - 0%
Sering 3 10%
Kadang-kadang 20 66,7%
Jumlah 30 100%
Tabel 4.6
Pernyataan F Prosentase
Selalu 15 50%
Sering 9 30%
Kadang-kadang 6 20%
Tidak Pernah - 0%
Jumlah 30 100%
36
Tabel 4.7
Pernyataan F Prosentase
Selalu 21 70%
Sering 5 16,7%
Kadang-kadang 4 13,4%
Tidak Pernah - 0%
Jumlah 30 100%
Tabel 4.8
Pernyataan F Prosentase
Selalu - 0%
Sering 2 6,6%
Kadang-kadang 5 16,7%
Jumlah 30 100%
Tabel 4.9
Pernyataan F Prosentase
Selalu - 0%
Sering 2 6,7%
Kadang-kadang 10 33,3%
Jumlah 30 100%
38
Tabel 5.0
Pernyataan F Prosentase
Selalu 18 60%
Sering 10 33,4%
Kadang-kadang 1 3,3%
Jumlah 30 100%
Tabel 5.1
Pernyataan F Prosentase
Selalu - 0%
Sering 5 16,7%
Kadang-kadang 10 33,3%
Jumlah 30 100%
Tabel 5.2
Saya bertanya kepada guru atau teman ketika kurang paham dengan materi
yang dipelajari (+)
Pernyataan F Prosentase
Selalu 16 53,3%
Sering 5 16,7%
Kadang-kadang 8 26,7%
Jumlah 30 100%
40
Tabel 5.3
Pernyataan F Prosentase
Selalu 5 16,7%
Sering 8 26,7%
Kadang-kadang 7 23,3%
Jumlah 30 100%
Tabel 5.4
Pernyataan F Prosentase
Selalu - 0%
Sering 2 6,6%
Kadang-kadang 10 33,3%
Jumlah 30 100%
Tabel 5.5
Pernyataan F Prosentase
Selalu 14 46,7%
Sering 1 3,3%
Kadang-kadang 11 36,7%
Jumlah 30 100%
42
Tabel 5.6
Pernyataan F Prosentase
Selalu 5 16,7%
Sering 1 3,3%
Kadang-kadang 8 26,7%
Jumlah 30 100%
Tabel 5.7
Pernyataan F Prosentase
Selalu 15 50%
Sering 6 20%
Kadang-kadang 7 23,3%
Jumlah 30 100%
Tabel 5.8
Saya mengerjakan tugas dari guru dengan panduan LKS, buku catatan dan
modul (+)
Pernyataan F Prosentase
Selalu 16 53,3%
Sering 6 20%
Kadang-kadang 5 16,7%
Jumlah 30 100%
Tabel 5.9
Saya mengerjakan tugas dari guru dengan menyalin dari jawaban teman (-)
Pernyataan F Prosentase
Selalu - 0%
Sering 4 13,3%
Kadang-kadang 10 33,3%
Jumlah 30 100%
Tabel 6.0
Pernyataan F Prosentase
Selalu 20 66,7%
Sering 7 23,2%
Kadang-kadang 3 10%
Tidak Pernah - 0%
Jumlah 30 100%
46
Tabel 6.1
Pernyataan F Prosentase
Selalu - 0%
Sering - 0%
Kadang-kadang 10 33,3%
Jumlah 30 100%
Pernyataan F Prosentase
Selalu 19 63,3%
Sering 8 26,7%
Kadang-kadang 2 6,7%
Jumlah 30 100%
Tabel 6.3
Pernyataan F Prosentase
Selalu 23 76,6%
Sering 6 20%
Kadang-kadang 1 3,3%
Tidak Pernah - 0%
Jumlah 30 100%
48
Tabel 6.4
Pernyataan F Prosentase
Selalu 18 60%
Sering 10 33,3%
Kadang-kadang 2 6,6%
Tidak Pernah - 0%
Jumlah 30 100%
Tabel 6.5
Saya bangga dengan hasil belajar saya yang bagus walaupun dengan
mencontek (-)
Pernyataan F Prosentase
Selalu - 0%
Sering 3 10%
Kadang-kadang 8 26,7%
Jumlah 30 100%
Tabel 6.6
Pernyataan F Prosentase
Selalu - 0%
Sering - 0%
Kadang-kadang 12 40%
Tidak Pernah 18 60%
Jumlah 30 100%
50
Tabel 6.7
Pernyataan F Prosentase
Selalu 15 50%
Sering 8 26,7%
Kadang-kadang 5 16,7%
Jumlah 30 100%
Tabel 6.8
Pernyataan F Prosentase
Selalu 20 66,7%
Sering 8 26,7%
Kadang-kadang 1 3,3%
Jumlah 30 100%
Tabel 6.9
Saya memakai seragam tidak sesuai dengan aturan yang berlaku (-)
Pernyataan F Prosentase
Selalu - 0%
Sering - 0%
Kadang-kadang 4 13,5%
Jumlah 30 100%
52
Tabel 7.0
Pernyataan F Prosentase
Selalu - 0%
Sering 2 6,7%
Kadang-kadang 6 20%
Jumlah 30 100%
Tabel 7.1
Pernyataan F Prosentase
Selalu 19 63,3%
Sering 8 26,7%
Kadang-kadang 3 10%
Tidak Pernah - 0%
Jumlah 30 100%
Tabel 7.2
Pernyataan F Prosentase
Selalu 13 43,3%
Sering 9 30%
Kadang-kadang 8 26,7%
Tidak Pernah - 0%
Jumlah 30 100%
54
Tabel 7.3
Pernyataan F Prosentase
Selalu 24 80%
Sering 4 13,5%
Kadang-kadang 2 6,7%
Tidak Pernah - 0%
Jumlah 30 100%
Dari data di atas dapat dijelaskan bahwa siswa hormat dan santun.
Dengan dibuktikan sebanyak 24 responden atau 80% menjawab selalu, 4
responden atau 13,5% menjawab sering, 2 responden atau 6,7%
menjawab kadang-kadang.
55
Tabel 7.4
Pernyataan F Prosentase
Selalu - 0%
Sering 1 3,3%
Kadang-kadang 5 16,7%
Jumlah 30 100%
Dari data di atas dapat dijelaskan bahwa siswa hormat dan santun.
Dengan dibuktikan sebanyak 24 responden atau 80% menjawab tidak
pernah, 5 responden atau 16,7% menjawab kadang-kadang, 1 responden
atau 3,3% menjawab sering.
Tabel 7.5
Pernyataan F Prosentase
Selalu 22 73,3%
Sering 6 20%
Kadang-kadang 2 6,7%
Tidak Pernah - 0%
Jumlah 30 100%
Tabel 7.6
Pernyataan F Prosentase
Selalu - 0%
Sering 5 16,7%
Kadang-kadang 9 30%
Jumlah 30 100%
Tabel 7.7
Pernyataan F Prosentase
Selalu 2 6,7%
Sering 3 10%
Kadang-kadang 15 50%
Jumlah 30 100%
57
Tabel 7.8
Pernyataan F Prosentase
Selalu 19 63,3%
Sering 8 26,7%
Kadang-kadang 2 6,7%
Jumlah 30 100%
Tabel 7.9
Pernyataan F Prosentase
Selalu 17 56,6%
Sering 6 20%
Kadang-kadang 4 13,4%
Jumlah 30 100%
Tabel 8.0
Pernyataan F Prosentase
Selalu - 0%
Sering - 0%
Kadang-kadang 11 36,6%
Jumlah 30 100%
59
Tabel 8.1
Pernyataan F Prosentase
Selalu - 0%
Sering - 0%
Kadang-kadang 10 33,4%
Jumlah 30 100%
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari uraian hasil pengkajian dan pembahasan skripsi ini, maka penulis
dapat menarik beberapa kesimpulan sesuai dengan rumusan masalah
penelitian, bahwa:
B. Implikasi
1. Perlu adaanya pengembangan kurikulum pendidikan karakter secara
terintegrasi dan terencana dalam hal implementasi atau penerapan
pendidikan karakter di sekolah. Hal ini perlu dilakukan agar strategi
pendidikan karakter dapat lebih maksimal lagi diimplementasikan di
sekolah.
2. Perlu adanya pengadaan sarana dan prasarana pembelajaran yang
memadai, agar implementasi pendidikan karakter dapat terlaksana dengan
baik.
3. Perlu adanya pembinaan dan pengawasan secara intensif kepada guru
sebagai pendidik dalam proses implementasi pendidikan karakter agar
dapat lebih efektif dan efisien.
62
C. Saran
DAFTAR PUSTAKA
Listyarti, Retno, Pendidikan Karakter dalam Metode Aktif Inovatif dan Kreatif,
Jakarta: Erlangga, 2012