KELOMPOK 4
ANGGOTA KELOMPOK:
1. Ni Komang Tri Wisnayanti (07)
2. Ni Putu Diah Mellyadnyani (14)
3. Made Adi Puspayoga (17)
4.Ni Putu Puspita Dewi (27)
5. Corisonia Megaria Rhando (29)
KELAS PERPAJAKAN 1
PROGRAM DIPLOMA III PERPAJAKAN
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2020
9.1 PENGERTIAN INVESTASI JANGKA PANJANG
Investasi jangka panjang adalah investasi yang dilakukan dalam jangka waktu lebih dari
satu tahun dan tidak dimaksudkan untuk memutarkan kelebihan uang kas. Tujuan investasi
jangka panjang adalah untuk melindungi, mempermudah, mempertahankan bisis atau hubungan
perdagangan (investasi dagang). Investasisemacam ini akan tetap di pertahankan
selama hubungan usaha masih saling menguntungkan.
Invesatassi jangka panjang juga dilakukan dengan maksud untuk mengontrol kegiatan
persahaan lain. Istilah kontrol atau pengendalian mengacu pada kemampuan untuk mengatur
kebijakan finansial dan operasional dari suatu perusahaan untuk mendapatkan manfaat dari
kegiatan perusahaan tersebut.
Investasi di dalam akuntansi meliputi semua penanaman dana perusahaan atau penyertaan
perusahaan pada perusahaan lain, yang tidak ada hubungan langsung dengan operasi utama
perusahaan.
Investasi jangka panjang dapat dilakukan perusahaan dalam bentuk obligasi atau saham.
Apabila diperbandingkan, kedua bentuk investasi tersebut mempunyai kelebihan dan
kekurangan. Investasi jangka panjang dalam obligasi memberikan jaminan yang pasti atas
penerimaan bunga selama kurun waktu tertentu. Bila tingkat bunga di pasaran menurun, tingkat
bunga obligasi tidak berubah karena tingkat bunganya sudah ditetapkan dalam perjanjian awal.
A. Tujuan Investasi Jangka Panjang
1) Untuk memperoleh pendapatan yang tetap dalam setiap periode, antara lain seperti bunga,
royalti, deviden, atau uang sewa dan lain-lainnya.
2) Untuk membentuk suatu dana khusus, misalnya dana untuk kepentingan ekspansi,
kepentingan sosial.
3) Untuk mengontrol atau mengendalikan perusahaan lain, melalui pemilikan sebagian
ekuitas perusahaan tersebut.
4) Untuk menjamin tersedianya bahan baku dan mendapatkan pasar untuk produk yang
dihasilkan.
5) Untuk mengurangi persaingan di antara perusahaan-perusahaan yang sejenis.
6) Untuk menjaga hubungan antar perusahaan.
Pada tanggal 15 Januari 200A tidak ada ayat jurnal uang yang perlu di buat. Ayat jurnal yang
perlu di buat pada tanggal 20 Januari 200A adalah :
2. Deviden Saham
Yaitu deviden yang dibayarkan dengan saham perusahaan. Dengan dikeluarkannya
deviden saham, para pemegang saham akan menerima tambahan saham tanpa melakukan setoran
apapun. Sebagi contoh, anggaplah pada tanggal 11 Desember 200A direksi PT Kabut
mengumumkan pembagian deviden saham sebesar 5% kepada para pemegang saham yang
tercatat pada tanggal 1 Desember 200A jam 16.00 WIB. Deviden saham itu akan dikeluarkan
pada tanggal 10 Januari 200B. Komposisi modal pada ssaat pengumuman adalah sebagai berikut:
Modal:
Modal Saham :
Saham Biasa (nilai nominal Rp1000
Perlembar modal dasar 10.000 lembar,
Modal ditempatkan dan disetor 5000
Lembar) Rp5.000.000
Agio Saham Biasa 625.000
yang dikeluarkan untuk deviden dinilai dengan harga pasar pada saat deviden diumumkan adalah
Rp1.300 per lembar saham, maka deviden tersebut akan dinilai 250 x Rp1.300 = Rp325.000.
ayat jurnal yang perlu di buat adalah:
Deviden Rp 325.000
Saham Untuk Deviden Rp250.000
Agio Saham Biasa Rp 75.000
Akun deviden pada akhir tahun ditutup ke akun laba ditahan sedang saham untuk laba
deviden disajikan sebagai bagian dari modal. Pada saat pencatatan, 31 Desember 200A,
perusahaan tidak perlu membuat ayat jurnal. Akan tetapi pada saat saham dikeluarkan, 10
Januari 200B. Ayt jurnal berikut ini perlu dibuat:
SahamBiasa Rp 250.000
Perhatikan bahwa dengan dikeluarkannya deviden saham, jumlah modal dan utang tidak
berubah. Pembagian deviden saham hanya berakibat berpindahnya suatu jumlah tertentu dari
akun laba ditahan keakun saham biasa. Perhatikan bagian modal sebelum dan sesudah
pembagian deviden saham yang disajikan di bawah ini:[9]
Pada tangga 1 April 200A perusahaan XYZ membayarkan bunga setengah tahunnya.
Untuk 100 lembar obligasi yang dipegang perusahaan dalam contoh ini akan diperoleh bunga
sebesar = 6/12 x 12% x Rp10.000.000 = Rp600.000. ayat jurnal yang dibuat adalah sebagi
berikut:
Bank Rp 600.000
Pendapatan Bunga Rp 600.000
Pada tanggal 1 Oktober 200A, bunga sebesar Rp600.000 akan diterima lagi dari
perusahaan XYZ dan ayat jurnal yang sama dengan yang diatas harus dibuat untuk itu. Pada
tanggal 31 Desember 200A ; saat perusahaan yang memiliki obligasi akan menyusun laporan
keuangannya, bunga yang sudah berjalan untuk obigasi yang dimiliki adalah untuk periode 1
oktober sampai dengan 31 Desember 200A (3 bulan). Jimlahnya adalah: 3/12 x 12% x
Rp10.000.000 = Rp300.000. ayat jurnal penyesuaian yang perlu dibuat untuk bunga yang sudah
berjalan adalah sebagai berikut: [13]
Bunag Harus Diterima Rp 300.000
Pendapatan Bunga Rp 300.000
Aset tidak berwujud adalah aset non moneter yang tidak termasuk di dalam aset
keuangan yang tidak memiliki bentuk fisik tetapi memberikan kontribusi nyata bagi perusahaan.
Banyak aset tak berwujud diperoleh dari hak kontraktual atau dari pemerintah. Aset tidak
berwujud sangat penting karena memiliki cash flow bagi perusahaan bagi perusahaan di masa
mendatang dan dapat memberikan ijin untuk melakukan kegiatan, memperbanyak dan
berproduksi dan memakai logo dan merek perusahaan lain sebagai hasil dari kontrak. Aset tidak
berwujud memiliki umur manfaat yang cukup lama.
Masalah akuntansi aset tidak berwujud tidak banyak berbeda dengan masalah akuntansi aset
tetap. Masalah tersebut adalah masalah harga perolehan, alokasi harga perolehan (amortisasi)
dan pemberhentiannya. Aset tidak berwujud dicatat sebesar harga perolehannya. Harga
perolehan aset berwujud dipengaruhi bagaimana cara mendapatkannya. Harga perolehan aset
tidak berwujud meliputi semua biaya yang terjadi dalam rangka memperoleh aset tersebut. Bila
aset diperoleh dengan dikembangkan sendiri maka harga perolehannya adalah semua
pengeluaran yang terjadi dalam rangka pengembangan aset yang bersangkutan. Bila diperoleh
dengan pembelian maka unsur harga perolehan dapat berupa: harga yang dibayar kepada penjual,
biaya-biaya tambahan untuk mendapatkannya, seperti: biaya notaris dan biaya administrasi,
biaya percobaan dan lain sebagainya.
Faktor-faktor yang harus dipertimbangkan dalam menentukan masa manfaat (umur) suatu aset
tidak berwujud antara lain:
1. Undang-undang, peraturan-peraturan dan kontrak atau ketentuan-ketentuan yang diatur dalam
kontrak.
2. Ketentuan dan syarat untuk memperbarui atau memperpanjang penggunaan yang diatur dalam
kontrak.
3. Pengaruh persaingan, permintaan, ketinggalan zaman dan faktor ekonomis lainnya.
Berikut ini adalah beberapa macam perolehan nilai aset tak berwujud
1. Hak Paten
Adalah suatu hak yang diberikan oleh pemerintah kepada pihak yang menemukan sesuatu hal
baru untuk membuat, menjual atau mengawasi penemuannya selama jangka waktu tertentu.
Jangka waktu tersebut dapat diperbarui. Biasanya jangka waktu yang diberikan selama 17 tahun.
Yang termasuk harga perolehan patent adalah:
a. Biaya pendaftaran
b. Biaya pembuatan model atau gambar
c. Biaya percobaan dan pengembangan, dan lain-lain.
2. Hak Cipta
Adalah hak yang diberikan atau dijamin oleh pemerintah/undang-undang kepada pengarang,
pemain, artis dan lain sebagainya untuk menerbitkan, menjual atau mengawasi karangannya,
musik, pekerjaan pementasan, gambar peta dan lain sebagainya untuk jangka waktu tertentu dan
dapat diperpanjang. Yang termasuk harga perolehan hak cipta adalah:
a. Biaya pendaftaran
b. Semua biaya yang berhubungan dengan penciptaan hasil karya.
c. Lisensi atau Konsesi
3. Merek dagang
Merek dagang (trade merk) adalah hak tunggal yang diberikan oleh pemerintah kepada orangn
atau badan usaha yang menggunakan cap, nama atau lambang usaha. Apabila biaya untuk
memperoleh merek dagang tidak material maka biaya itu bisa diperlakukan sebagai beban pada
periode diperolehnya. Tetapi jika biaya cukup besar, maka dikapitalisasikan sebagai aktiva tetap
tidak berwujud dan diamortisasikan setiap tahun. Harga prolehan merek dagang yang dibuat
sendiri oleh prusahaan adalah semua biaya yang berhubungan dengan usaha pembuatan dan
pendaftarannya. Sementara merek dagang yang diperoleh dengan pembelian darr pihak lain,
harga perolehannya adalah sebesar harga belinya.
5.Goodwill
Adalah semua kelebihan yang teerdapat dalam suatu usaha, seperti letak perusahaan yang
strategis, nama yang terkenal, pimpinan yang ahli dan lain-lain. Perhitungan goodwill dapat
dilakukan dengan menghitung selisih antara nilai riil aktiva dikurangi kewajiban atau utang
dengan nilai atau harga yang diserahkan oleh pemberi keistimewaan kepada yang diberi
keistimewaan. Secara teoritis dikenal dua metode untuk menghitung goodwill bagi suatu
perusahaan yang going concern,yaitu:
a. Kapitalisasi laba bersih rata-rata.
b. Kapitalisasi kelebihan laba rata-rata.
c. Jumlah tahun-tahun laba berlebih.
d. Nilai sekarang kelebihan laba bersih dimasa datang.
9.2 AMORTISASI
Pengertian Amortisasi adalah Prosedur akuntansi yang secara bertahap mengurangi nilai
biaya dan suatu aktiva dengan umur manfaat terbatas atau aktiva tidak berwujud lain melalui
pembebanan berkala ke pendapatan; amortisasi juga dapat berarti pengurangan utang dengan
pembayaran pokok dan bunga secara teratur dengan jumlah tertentu sehingga pinjaman terbayar
pada saat jatuh tempo (amortization; amorticement).
Amortisasi juga adalah Pengurangan nilai aktiva tak berwujud ini dilakukan dengan cara
mendebit akun beban amortisasi dan mengkredit akun aktiva tak berwujud.
Meski sama-sama memiliki arti penyusutan sebuah objek, amortisasi berbeda dengan depresi
dan deplesi. Jika depresi adalah biaya penyusutan aset tetap terhadap manfaatnya seperti
contohnya kendaraan, deplesi adalah biaya penyusutan pada bidang pertambangan. Amortisasi
adalah prosedur dimana terjadinya penyusutan pada pengurangan nilai aktiva tidak berwujud
setiap periode akuntansi. Perusahaan melakukan penghapusan untuk aset tak berwujud melalui
amortisasi seperti Goodwill. Contohnya adalah ketika sebuah perusahaan memiliki pinjaman
sebesar Rp10.000.000 dan setiap tahun diangsur sebesar Rp500.000 selama 20 tahun, maka
perusahaan tersebut sedang mengamortirsasi sampai pinjaman tersebut hilang.
Amortisasi atas harta tak berwujud dimulai pada bulan pengeluaran, kecuali untuk bidang
usaha tertentu yang diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor PMK 248/PMK.03/2008
yaitu:
1. Bidang usaha kehutanan, yaitu bidang usaha hutan, kawasan hutan dan hasil hutan yang
tanamannya dapat berproduksi berkali-kali dan baru menghasilkan setelah ditanam lebih dari 1
(satu) tahun.
2. Bidang usaha perkebunan tanaman keras, yaitu bidang usaha perkebunan yang tanamannya dapat
berproduksi berkali-kali dan baru menghasilkan setelah ditanam lebih dari 1 (satu) tahun.
3. Bidang usaha peternakan, yaitu bidang usaha peternakan dimana ternak dapat berproduksi
berkali-kali dan baru dapat dijual setelah dipelihara sekurang-kurangnya 1 (satu) tahun.
Amortisasi atas pengeluaran untuk memperoleh harta tak berwujud dan pengeluaran lainnya
untuk bidang usaha tertentu dimulai pada bulang produksi komersial (bulan dimana penjualan
mulai dilakukan).
Penghitungan Amortisasi secara fiskal diatur dalam pasal 11 A ayat UU Nomor 36 Tahun
2008 Tentang Pajak Penghasilan, metode amortisasi yang diperbolehkan secara fiskal adalah:
1. Metode garis lurus (straight-line method), yaitu metode yang digunakan untuk menghitung
amortisasi harta tak berwujud yang dilakukan pada bagian-bagian yang sama besar dengan cara
menerapkan tarif amortisasi atas pengeluaran selama masa manfaat yang telah ditetapkan.
2. Metode saldo menurun (declining-balance method), yaitu metode yang digunakan untuk
menghitung amortisasi dalam bagian-bagian yang menurun dengan cara menerapkan tarif
amortisasi atas nilai sisa buku dan nilai sisa buku pada akhir masa manfaat harus diamortisasikan
sekaligus.
Penggunan metode amortisasi dilakukan secara taat azas dan konsisten. Pengeluaran dilakukan
sebelum perusahaan beroperasi komersial yang memiliki masa manfaat lebih dari satu tahun
dapat dikapitalisasi kemudian diamortisasi dengan metode diatas.
9.3 Penyajian Aktiva Tetap Dalam Neraca
Penyajian aktiva tetap dalam neraca harus berpedoman pada ketentuan PSAK No.16 butir
73. Aktiva tetap dinyatakan dalam neraca harus dilaporkan sebesar harga perolehannya dan dikur
angi dengan akumulasi penyusutan.
1) Buatlah judul sendiri untuk aktiva tetap, gunakan istilah yang mudah dipahami
2) Pisahkan antara aktivatetap yang disusutkan dan aktiva tetap yang tidak disusutkan
3) Aktiva yang disusutkan harus dilaporkan berdasarkan harga perolehan dan akumulasi
penyusutan
4) Jika nilai harga perolehan harta tetap dengan nilai bukunya jauh berbeda dengan harga pa
sar maka harus dijelaskan
5) Jika aktiva tetap itu terdiri dari beberapa jenis dan unit dapat dibuatkan daftar aktiva tetap
yang lebih rinci dalam bentuk catatan atau lampiran dari laporan neraca.
DAFTAR PUSTAKA
http://apriliandharehan.blogspot.com/2013/11/penyajian-aktiva-tetap-dalam-neraca.html
http://meayufahmi.blogspot.com/2015/05/makalah-investasi-jangka-panjang.html
http://nichonotes.blogspot.com/2015/03/amortisasi.html
https://kamus.tokopedia.com/a/amortisasi/
https://www.akuntansionline.id/macam-perolehan-nilai-aset-tak-berwujud/