Anda di halaman 1dari 38

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

PT Bursa Efek Indonesia BEI atau IDX adalah lembaga pemerintah

yang berperan sebagai penyelenggara bursa. Bursa Efek Indonesia bertugas

sebagai fasilitator perdagangan efek dan sebagai otoritas yang mengontrol

jalan nya transaksi. Visi Bursa Efek Indonesia dalah menjadi bursa yang

kompetitif dengan kredibilitas tinhkat dunia, dan misi Buesa Efek Indonesia

adalah membangun bursa efek yang mudah di akses dan memfasilitasi

mobilisasi dana jangka panjang.

Untuk seluruh ini industry dan semua segala bisnis perusahaan,tidak

hanya dijakarta tapi diseluruh Indonesia. Tidak hanya bagi institusi,tapi juga

bagi individuu yang memenuhu kualifikasi mendapatkan pemerataan melalui

kepemilikan. Serta meningkatkan reputasi Bursa Efek Indonesia melalui

pemberian layanan yang berkualitas dan konsisten kepada seluruh

stekeholders perusahaan.

Perusahaan makanan dan minuman merupakan salah satu sektor usaha

yang terus mengalami pertumbuhan. Seiring dengan meningkatnya

pertumbuhan jumlah penduduk di Indonesia, volume kebutuhan terhadap

makanan dan minuman pun terus meningkat pula. Kecenderungan

masyarakat Indonesia untuk menikmati makanan siap saji ini menyebabkan

banyak bermunculan perusahaan-perusahaan baru di bidang makanan dan

minuman karena mereka menganggap sektor industri food dan beverages


2

memiliki prospek yang menguntungkan baik masa sekarang maupun yang

akan datang (Nur, 2016).

Seiring meningkatnya laju pertumbuhan industri makanan dan

minuman perusahaan harus mampu meningkatkan kinerja yang didasarkan

dari total keseluruhan kinerja pada sebuah perusahaan yang disebut efisiensi,

yakni kemampuan untuk mendapatkan tingkat input yang sangat minim untuk

menghasilkan tingkat output tertentu. Loran laba-rugi juga merupakan

ringkasan dari kegiatan menjual produk ataupun jasa, beban produksi untuk

mendapatkan barang atau jasa yang akan dijual, beban yang timbul dalam

mendistribusikan produk atau jasa kepada konsumen, serta yang berkaitan

dengan beban administrasi operasional dan beban keuangan dalam

menjalankan bisnis (Jayadi, 2011).

Keberhasilan suatu perusahaan salah satunya dapat dinilai melalui

seberapa jauh perusahaan mampu meningkatkan penjualan dan memperoleh

laba. Menurut Meriewaty dan Setyani (2012), laba dapat digunakan sebagai

indikator penilaian kinerja perusahaan. Kinerja perusahaan merupakan

pencapaian perusahaan yang diperoleh dari pengambilan keputusan yang

kompleks meliputi efektivitas, efisiensi, pemanfaatan modal dan rentabilitas

dalam operasional perusahaan. Selain dari sudut pandang laba, output pada

industri manufaktur dapat dilihat berdasarkan periode berjalan. Dengan

menggunakan faktor input dalam kegiatan industri yang efisien, otomatis

akan menekan biaya yang dikeluarkan, sehingga dapat memperoleh output

berupa tingkat penjualan dan juga laba usahamaksimal.


3

Nilai tambah yang tinggi, mejadi salah satu indikaor bahwa

perusahaan mampu mengalokasikan sumberdaya secara efisien dan

maksimal. Hal tersebut akan meningkatkan kepercayaan dari berbagai pihak,

termasuk dari investor yang menjamin permodalan dalam perusahaan,

begitupunsebaliknya.

Ukuran perusahaan salah satunya dapat dilihat dari aset yang dimiliki

perusahaan. Apabila perusahaan mampu mengelola asetnya secara efektif,

maka akan memperbaiki kinerja perusahaan. Selanjutnya apabila kinerja

perusahaan meningkat maka profitabilitas juga ikut meningkat. Sehingga

kemampuan perusahaan dalam mengelola aset secara efektif dan efisien

dalam menghasilkan output merupakan hal yang penting untuk diperhatikan

(Sari & Ida,2015).

Berikut ini gambaran kebijakan hutang pada perusahaan Sub Sektor

Makanan dan Minuman yang diukur dengan Debt to Asset Ratio (DAR)

disajikan dalam tabel I.I Berikut tabel rekapitulasi kebijakan hutang pada

perusahaan sub sektor makanan dan minuman :

Tabel I.I
Rekapitulasi Kebijakan Hutang Di Perusahaan Sub Sektor Makanan Dan
Minuman Pada Tahun 2016 -2018

HARGA SATUAN
NO KODE
NAMA PERUSAHAAN 2017 2018
1. CEKA Wilmar Cahaya Indonesia Tbk 0.35 0.24
2. INDF Indofood Sukses Makmur Tbk 0.47 0.49
3. MYOR Mayora Indah Tbk 1.03 1.29
4. MLBI Multi Bintang IndonesiaTbk 0.58 0.68
5. ROTI Nippon Indosari Corpindo Tbk 0.38 0.34
Rata-rata 2.81 3.04
4

Dari tabel l.l diatas, untuk persentase atau rata-rata kebijakan hutang di

perusahaan makanan dan minuman tahun 2017 sebesar 2,81, tahun 2018 3,04.

Namu beberapa perusahaan makanan dan minuman mengalami kenaikan

pada tahun 2017 pada perusahaan Wilmar Cahaya Indonesia (CEKA) sebesar

0,35 dan mengalami penurunan pada tahun 2018 sebebesar 0.24. Sedangkan

pada tahun 2017 perusahaan Nippon Indosari Corpindo Tbk (ROTI)

mengalami kenaikan sebesar 0.38 dan mengalami penurunan sebesar 0.34.

” Menurut Bambang Riyanto (2011:98) pengertian kebijakan hutang

adalah sebagai berikut: “Kebijakan hutang merupakan keputusan yang sangat

penting dalam perusahaan. Dimana kebijakan hutang merupakan salah satu

bagian dari kebijakan pendanaan perusahaan. Kebijakan hutang adalah

kebijakan yang diambil pihak manajemen dalam rangka memperoleh sumber

daya pembiayaan bagi perusahaan sehingga dapat digunakan untuk

membiayai aktivitas operasional perusahaan.

Menurut Irawan Arry (2009) mengatakan bahwa Kebijakan hutang

berkaitan dengan keputusan manajemen dalam menambah atau mengurangi

proporsi hutang jangka panjang dan ekuitas yang digunakan dalam

membiayai kegiatan operasional perusahaan.

Kebijakan hutang perusahaan merupakan kebijakan yang diambil oleh

pihak manajemen dalam rangka memperoleh sumber pendanaa dari pihak

ketiga untuk membiayai aktivitas operasional perusahaan. Menurut Harmono

(2011:137) keputusan pendanaan oleh manajemen akan berpengaruh pada

penelitian perusahaan yang terfleksi pada harga saham. Oleh karena itu, salah
5

satu tugas manajemen keuangan adalah menentukan kebijakan pendanaan

yang dapat memaksimalkan harga saham yang merupakan cerminan dari

suatu nilai perusahaan.

Berdasarkan latar belakang dan fenomena penelitian terdahulu, maka

peneliti tertarik melakukan penelitian dengan judul :

“PENGARUH STRUKTUR KEPEMILIKAN, PERTUMBUHAN

PENJUALAN DAN PROFITABILITAS TERHADAP KEBIJAKAN

HUTANG PADA PERUSAHAAN SUB SEKTOR MAKANAN DAN

MINUMAMAN YANG TERDAFTAR DI BEI TAHUN 2017-2018.

B. Rumusan Masalah

Pengukuran Efisiensi teknis cenderung terbatas pada hubungan teknis

dan operasioanl dalam produksi konversi input menjadi output. Akibatnya,

usaha untuk meningkatkan efisiensi teknis hanya memerlukan kebijakan

mikro yang bersifat internal, yaitu pengendalian dan alokasi sumber daya

yang optimal.

Adanya kemajuan teknologi turut mempengaruhi arus barang dan jasa

antar negara. Sebagai dampaknya, persaingan antar produsen semakin

meningkat untuk mendapatkan pangsa pasar yang lebih luas. Akan tetapi sub

sektor makanan dan minuman masih memilikikendala.

Meningkatnya harga barang-barang kebutuhan produksi akibat inflasi

dan faktor lainya, menuntut perusahaan untuk melakukan tindakan efisiensi

guna memaksimalkan output yang diraih, demi menjamin keberlangsungan

perusahaan dalam kancah persaingan nasional maupun internasioanl. Sebagai


6

perusahaan go public, maka perusahaan sub sektor makanan dan minuman

yang terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia, perlu meningkatkan efisiensi

produksinya.

Berdasarkan latar belakang masalah maka rumusan masalah dalm

penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Apakah perusahaan sub sektor makanan dan minuman sudah efisien?

2. Apakah ada perbandingan kebijakan hutang di setiap tahun nya?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas maka bisa diambil kesimpulan

bahwa tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah perusahaan sub sektor

makanan dan minuman sudahefisien.

2. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan

efisiensi antar perusahaan sub sektor makanan dan minuman yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia(BEI).

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan akan bermanfaat sebagai:

1. Bagi Investor

Penelitian ini sebagai bahan informasi mengenai efisiensi perusahaan

makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) serta

diharapkan dapat bermanfaat sebagai bahan pertimbangan bagi investor

dan calon investor di dalam memutuskan untuk berinvestasi menggunakan

variabel-variabel yangditeliti.
7

2. Bagi Perusahaan

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai gagasan atau masukan dalam

membuat kebijakan yang tepat dan memperbaiki produktivitas perusahaan

dalam mendorong kemajuan perusahaan ke arah yang lebih baik.

E. SISTEMATIKA PENULISAN

Untuk memudahkan penyelesaian dari penelitian ini, maka dapat disusun

sistematika penulisan sebagai berikut :

BAB I : PENDAHULUAN

Pada bab ini dijelaskan mengenai latar belakang masalah, rumusan

masalah, tujuan dan manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

Dalam bab ini akan di uraikan mengenai tujuan literatur yang

berkaitan dan menjadi acuan dalam pembahasan materi penelitian.

BAB III : METODE PENELITIAN

Dalam bab ini akan dijhelaskan mengenai jenis penelitian, tempat

penelitian, metode pengumpulan data, polasi dan sampel, teknik

pengolahan data, pengujian hipotesis.

BAB IV : GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

Dalam bab ini menjelaskan mengenai sejarah singkat tempat

penelitian yaitu di Bursa Efek Indonesia.

BAB V : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini menguraikan deskripsi penelitian, analisa data, interpretasi

hasil dan argumentasi terhadap hasil penelitian.


8

BAB VI : KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bab ini berisi kesimpulan dari penelitian dan saran-saran yang

diberikan penulis terhadap penelitian tersebut.


9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Akuntansi

Menurut Horngern (2010:4) akuntansi adalah system informasi yang

mengukur aktivitas bisnis, memproses data menjadi laporan dan

mengomunikasikan hasilnya kepada para pengambil keputusan.produk utama

dari akuntansi adalah serangkaian dokumen yang disebut laporan keuangan.

Menurut Rudianto (2009:04) akuntansi adalah sistem informasi yang

menghasilkan informasi keuangan kepada pihak-pihak yang

berkepentinganmengenai aktivitas ekonomi dan kondisi suatu perusahaan.

Hasil suatu proses akuntansi disebut dengan laporan keuangan. Akuntansi

mementingkan aktivitas yang desein sistem pencantatan dan mempersiapkan

laporan keuangan berdasarkan data yang ada.

Sedangkan menurut Bahri (2016:02) akuntansi adalah seni pencatatan,

proses penggolongan, pengikhtisaran dan pelaporan atas suatu transaksi

dengan cara sedemikian rupa, sistematis dari segi isi dan berdasarkan standar

yang diakui umum. Oleh karena itu, pihak yang berkepentingan atas

perusahaan dapat mengetahui posisi keuangan perusahaan.

Berdasarkan kepengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa akuntansi

adalah proses mengidentifikasikan, mengukur dan melaporkan informasi

ekonomi, untuk memungkinkan adanya penelitian dan keputusan yang jelas

dan tegas bagi mereka yang menggunakan informasi tersebut.


10

B. Akuntansi Manajemen

1. Pengertian Akuntansi Manajemen

Menurut Baldric (2013:1) akuntansi manajemen (management

accounting) adalah proses mengidentifikasi, mengukur, mengakumulasi,

menyiapkan, menganalisis menginterpretasikan, dan mengomunikasikan

kejadian ekonomi yang di gunakan oleh manajemen untuk melakukan

perencanaan, pengendalian, pengambilan keputusan, dan penilaian

kinerja dalam organisasi.

Menurut Kautsar (2015:2) akuntansi manajemen adalah

pengembangan dan penerapan berbagai teknik pencatatan (recording),

analisis, interpretasi, dan presentasi, membuat perhitungan keuangan,

perhitungan biaya, dan data lain yang aktif dan efektif dalam

menjalankan fungsi kinerja manajerial yaitu, perencanaan, pengambilan

keputusan dan pengendalian.

Menurut Kamaruddin (2009:4) akuntansi manajemen adalah salah

satu bidang akuntansi yang tujuan utamanya untuk menyajikan laporan-

laporan suatu satuan usaha atau organisasi tertentu untuk kepentingan

pihak internal dalam rangka melaksanakan proses manajemen yang

meliputi perencanaan, pembuatan keputusan, pengorganisasian dan

pengarahan serta pengendalian.

Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa

akuntansi manajemen adalah suatu sistem akuntansi yang berhubungan

dengan ketentuan dan penggunaan informasi akuntansi untuk manajer,


11

atau untuk manajemen dalam suatu organisasi yang bertujuan untuk

memberikan dasar kepada manajemen dalam membuat atau mengambil

keputusan bisnis yang dapat memungkinkan manajemen akan lebih siap

dalam pengelolaan dan juga melakukan fungsi kontrol.

2. Tujuan, Fungsi, dan Ruang Lingkup Akuntansi Manajemen

Fungsi, tujuan dan ruang lingkup utama akuntansi manajemen

adalah menyajikan data-data atau informasi penting terkait berdasarkan

data historis dalam rangka melaksanakan proses manajemen yang

meliputi perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengendalian dan

penilaian kinerja.

Manajer keuangan membutuhkan informasi terkait dengan

aktivitas keuangan perusahaan seperti pendanaan modal kerja, beban

biaya cost of found terhadap sejumlah modal kerja yang dibutuhkan oleh

perusahaan, tingkat pengembalian investasi, tingkat pengembalian

modal, rasio keuangan dan lainnya.

Manajer pemasaran membutuhkan data informasi seluruh

komponen biaya terkait dalam penetapan harga jual produk, penentuan

system penjualan secara kredit atau tunai, beban komisi penjualan,

marketing fee serta informasi nilai diskon untuk produk tertentu dalam

rangka peningkatan volume penjualan.


12

Pihak Top Manajemen membutuhkan informasi ini terkait

pengambilan kebijakan strategis perusahaan misalnyadalam penyusunan

anggaran, ekspansi usaha,diversivikasi produk, maupun kebijakan

investasi lainnya.

C. Struktur Kepemilikan

1. Pengertian Struktur Kepemilikan

Menurut I Made Sudana (2011:11) menyatakan struktur

kepemilikan: “Merupakan pemisahan antara pemilik perusahaan dan

manajer perusahaan. Pemilik atau pemegang saham adalah pihak yang

menyertakan modal kedalam perusahaan, sedangkan manajer adalah

pihak yang ditunjuk pemilik dan diberi kewenangan mengambil

keputusan dalam mengelola perusahaan, dengan harapan manajer

bertindak sesuai dengan kepentingan pemilik”. Pendapat lainnya menurut

Mei Yuniati, Kharis Raharjo, Abrar Oemar (2016), menyatakan bahwa:

stuktur kepemilikan saham adalah proposi kepemilikan manajemen,

institusional, dan kepemilikan publik, dan struktur kepemilikan

merupakan suatu mekanisme untuk mengurangi konflik antara

manajemen dengan pemegang saham. Berdasarkan pengertian tersebut,

peneliti menyimpulkan bahwa struktur kepemilikan adalah jumlah saham

yang dimiliki orang dalam (insider/ manajerial) dengan jumlah saham

investor (institusional/publik). Struktur kepemilikan saham mampu

mempengaruhi jalannya perusahaan yang pada akhirnya berpengaruh

pada kinerja perusahaan dalam mencapai tujuan perusahaan yaitu


13

memaksimalkan nilai perusahaan. Hal ini disebabkan karena adanya

control yang dimiliki oleh para pemegang saham. 37 Struktur

kepemilikan dapat dihitung berdasarkan jumlah saham yang dimiliki

pemegang saham dibagi dengan seluruh jumlah saham yang ada.

Komposisi pemegang saham terdiri dari kepemilikan pihak dalam

(insider) dan kepemilikan pihak luar (outsider). Outsider dapat berupa

institusi domestic, institusi asing, pemerintah, individu domestik maupun

asing. Insider sering disebut dengan managerial ownership atau

kepemilikan manajerial.

2. Jenis- jenis Struktur Kepemilikan

Struktur kepemilikan terbagi krdalam beberapa jenis, adapun

jenis-jenis struktur kepemilikan menurut JENSEN and MECKLING

dapat dibedakan menjadi 3, yaitu :

a. Kepemilikan institusional

Kepemilikan institusional merupakan kepemilikan sahan oleh

pihak institusi lain yaitu kepemilikan oleh perusahaan atau

lembaga lain. Kepemilikan saham oleh pihak-pihak yang terbentuk

institusi seperti perusahaan asuransi, bank, perusahaan investasi

dan kepemilikan institusi lain.

b. Kepemilikan Manajerial

Kepemilikan Manajerial adalah kepemilikan saham oleh pihak

manajemen perusahaan. Kepemilikan saham manajerial dapat

mensejajarkan antara kepentingan pemegang saham dengan


14

manajer, karena manajer ikut merasakan langsung manfaat dari

keputusan yang diambil dan manajer menanggung resiko apabila

ada kerugian yang timbul sebagai konsekuensi dari pengambilan

keputusan yg salah.

c. Kepemilikan Publik

Kepemilikan public merupakan persentase kepemilikan saham

yang dimiliki oleh pihak luar. Tujuan perusahaan yaitu

meningkatkan nilai perusahaan maka diperlukan pendanaan yang

diperoleh baik dari pendanaan internal ataipun pendanaan

eksternal.

D. Pertumbuhan Penjualan

1. Pengertian Pertumbuhan Penjualan

Pertumbuhan penjualan mencerminkan keberhasilan investasi

periode masa lalu dan dapat dijadikan sebagai prediksi pertumbuhan

masa yang akan datang. Pertumbuhan penjualan merupakan indikator

permintaan dan daya saing perusahaan dalam suatu industri. Menurut

Kesuma (2009) juga menyatakan bahwa sales growth adalah kenaikan

jumlah penjualan dari tahun ke tahun atau dari waktu ke waktu.

Pertumbuhan penjualan tinggi, maka akan mencerminkan pendapatan

perusahaan yang juga meningkat. Laju pertumbuhan suatu perusahaan

akan mempengaruhi kemampuan mempertahankan keuntungan dalam

menandai kesempatan-kesempatan yang akan datang. Pertumbuhan

penjualan tinggi maka mencerminkan pendapatan meningkat sehingga


15

beban pajak meningkat. Pertumbuhan penjualan dapat dilihat dari

perubahan penjualan tahun sebelum dan tahun periode selanjutnya. Suatu

perusahaan dapat dikatakan mengalami pertumbuhan ke arah yang lebih

baik jika terdapat peningkatan yang konsisten dalam aktivitas utama

operasinya. Perhitungan tingkat penjualan perusahaan dibandingkan pada

akhir periode dengan penjualan yang dijadikan periode dasar. Apabila

nilai perbandingannya semakin besar, maka dapat dikatakan bahwa

tingkat pertumbuhan penjualan semakin baik.

Definisi pertumbuhan penjualan menurut Widarjo dan Setiawan

(2010) adalah sebagai berikut:

“Pertumbuhan penjualan (sales growth) mencerminkan

kemampuan perusahaan dari waktu ke waktu. Semakin tinggi tingkat

pertumbuhan penjualan suatu perusahaan maka perusahaan tersebut

berhasil menjalankan strateginya. ”

2. Tujuan Pertumbuhan Penjualan

Berikut beberapa tujuan penting dari pertumbuhan penjualan

yaitu:

a. Mendapatkan Laba Tertentu

Tujuan penjualan utama yaitu untuk mendatangkan keutungan atau

laba dari produk atau jasa yang dihasilkan oleh perusahaan.

b. Mendapatkan Volume Penjualan

Setiap perusahaan harus memiliki tujuan penjualan yang dicapai.

Jumlah penjualan perusahaan diharapkan bias bertambah setiap


16

bulan atau tahun nya untuk meningkatkan performa bisnis atau

usaha.

c. Menun jang Pertumbuhan Perusahaan

Hal ini juga dibantu dengan peningkatan kinerja dari pihak

perusahaan sebagai distributor didalam menjamin mutu dan kualitas

barang ataupun jasa yg akan dijual.

d. Kondisi dan Kemampuan Penjual

Dalam hal ini penjual harus bias memahami jenis karakteristik

produk atau jasa yang ditawarkan,dengan harga produk yang juga

sesuai dengan kualitas dari jenis usahanya.

e. Modal

Kalau ingin membuka suatu usaha pastinya akan lebih sulit untuk

penjualan barangnya kalau barang yang dijual tersebut belum

dikenal olrh calon pembeli, atau apabila lokasi pembeli jauh dari

tempat perusahaan tersebut menjual.

f. Kondisi Organisasi Penjualan

Biasanya pada perusahaan besar, masalah penjualan ini ditangani

oleh bagian penjualan atau marketing yang dipegang oleh orang-

orang tertentu atau yang ahli dibagian penjualan.

3. Macam-macam Transaksi Penjualan

a. Penjualan Tunai

b. Penjualan Kredit

c. Penjualan Tander
17

d. Penjualan Ekspor

e. Penjualan Konsinyasi

f. Penjualan Grosir

E. Profitabilitas

1. Pengertian Profitabilitas

Definisi Profitabilitas Menurut Munawir (2014:33), definisi

profitabilitas adalah sebagai berikut: “Rentabilitas atau profitability

adalah menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba

selama periode tertentu. Rentabilitas suatu perusahaan diukur dengan

kesuksesan perusahaan dan kemampuan menggunakan aktivanya secara

produktif, dengan demikian rentabilitas suatu perusahaan dapat diketahui

dengan memperbandingkan antara laba yang diperoleh dalam suatu

periode dengan jumlah aktiva atau jumlah modal perusahaan tersebut.”

Menurut Agus Sartono (2010:122), profitabilitas adalah sebagai

berikut: “Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan dengan

memperoleh laba dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva,

maupun modal sendiri.” Berdasarkan definisi diatas dapat diketahui

bahwa profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan dalam

memperoleh laba selama periode tertentu dengan modal atau aktiva yang

dimiliki oleh perusahaan. Mohammad Nur Fauzi (2015) menyatakan

bahwa: “Tinggi rendahnya laba merupakan faktor penting perusahaan.

Besar kecilnya laba perusahaan dapat diketahui melalui analisa laporan

keuangan perusahaan dengan rasio profitabilitas.


18

2. Tujuan Profitabilitas

a) Untuk mengetahui besaran laba yang diperoleh perusahaan dalam

suatu periode tertentu.

b) Untuk membandingkan posisi laba perusahaan tahun sebelumnya

dengan tahun sekarang.

c) Untuk mengukur perkembangan laba dari waktu kewaktu.

d) Untuk menilai produktivitas seluruh dana perusahaan yang dipakai

berupa modal pinjaman maupun modal sendiri.

e) Untuk menilai kinerja setiap karyawan dalam melakukan pekerjaan

nya.

f) Untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba

melalui seluiruh kemampuan dan sumber yang ada seperti kegiatan

penjualan, kas, modal, jumlah karyawan, jumlah cabang dan unsur

laporan keuangan.

Berikut adalah rasio profitabilitas :

Return On Asset (ROA)

ROA sering juga disebut sebagai rentabilitas ekonomi yang

merupakan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba

dengan semua aktiva yang dimiliki perusahaan.

ROA menunjukkan berapa banyak laba bersih setelah pajak

dapat dihasilkan dari rata-rata seluruh kekayaan yang dimiliki

perusahaan. Karena itu digunakan angka laba setelah pajak sebagai

pembilang. Rasio ini dinyatakan sebagai berikut :


19

F. Kebijakan Hutang

Definisi Kebijakan Hutang Kebijakan hutang perusahaan merupakan

kebijakan yang diambil oleh pihak manajemen dalam rangka memperoleh

sumber pendanaa dari pihak ketiga untuk membiayai aktivitas operasional

perusahaan. Menurut Harmono (2011:137) keputusan pendanaan oleh

manajemen akan berpengaruh pada penelitian perusahaan yang terfleksi pada

harga saham. Oleh karena itu, salah satu tugas manajemen keuangan adalah

menentukan kebijakan pendanaan yang dapat memaksimalkan harga saham

yang merupakan cerminan dari suatu nilai perusahaan.

Menurut Irawan Arry (2009) mengatakan bahwa Kebijakan hutang

berkaitan dengan keputusan manajemen dalam menambah atau mengurangi

proporsi hutang jangka panjang dan ekuitas yang digunakan dalam

membiayai kegiatan operasional perusahaan.” Menurut Bambang Riyanto

(2011:98) pengertian kebijakan hutang adalah sebagai berikut: “Kebijakan

hutang merupakan keputusan yang sangat penting dalam perusahaan. Dimana

kebijakan hutang merupakan salah satu bagian dari kebijakan pendanaan

perusahaan. Kebijakan hutang adalah kebijakan yang diambil pihak

manajemen dalam rangka memperoleh sumber daya pembiayaan bagi

perusahaan sehingga dapat digunakan untuk membiayai aktivitas operasional

perusahaan.”
20

Teori Kebijakan Hutang Ada beberapa teori kebijakan hutang yang

dikemukan oleh I Made Sudana (2011:153) , yaitu sebagai berikut:

a. Trade Of Theory

b. Pecking Order Theory

c. Signaling Theory

Adapun penjelasan dari teori-teori kebijakan hutang tersebut adalah

sebagai berikut:

1) Trade of Theory Teori trade-off merupakan keputusan perusahaan dalam

menggunakan hutang berdasarkan pada keseimbangan antara

penghematan pajak dan biaya kesulitan keuangan. (I Made Sudana

2011:153)

Menurut Brigham dan Houston (2011:183) Teori pertukaran (trade-off

theory) merupakan teori yang menyatakan bahwa perusahaan menukar

manfaat pajak dari pendanaan hutang dengan masalah yang ditimbulkan

oleh potensi kebangkrutan.

Berikut ada beberapa pengamatan tentang teori ini, yaitu:

1. Adanya fakta bahwa bunga yang dibayarkan sebagai beban

pengurang pajak membuat hutang menjadi lebih murah 16

dibandingkan saham biasa atau preferen. Secara tidak langsung,

pemerintah membayar sebagian biaya hutang atau dengan kata lain

hutang memberikan manfaat perlindungan pajak. Sebagai akibatnya,

penggunaan hutang dalam jumlah yang besar akan mengurangi pajak


21

dan menyebabkan semakin banyak laba operasi (EBIT) perusahaan

yang mengalir kepada investor.

2. Dalam dunia nyata, perusahaan memiliki sasaran rasio hutang yang

meminta hutang kurang dari 100 persen, dan alasannya adalah untuk

membendung dampak potensi kebangkrutan yang buruk.

2) Pecking Order Theory Pecking order theory menyatakan bahwa manajer

lebih menyukai pendanaan internal daripada pendanaan eksternal. Jika

perusahaan membutuhkan pendanaan dari luar, manajer cenderung

memilih surat berharga yang paling aman, seperti hutang. Perusahaan

dapat menumpuk kas untuk menghindari pendanaan dari luar perusahaan.

( I Made Sudana 2011:156)

1. Menggunakan pendanaan internal Manajer tidak dapat menggunakan

pengetahuan khusus tentang perusahaannyauntuk menentukan jika

hutang yang kurang beresiko mengalami mispriced (terjadi

perbedaan harga pasar dengan harga teoritis) karena harga hutang

ditentukan semata-mata oleh suku bunga pasar.

2. Menerbitkan sekuritas yang risikonya kecil Ditinjau dari sudut

pandang investor, hutang perusahaan masih memiliki risiko yang

relatif kecil dibandingkan dengan saham karena jika kesulitan

keuangan perusahaan dapat dihindari, investor masih menerima

pendapatan yang tetap.

3) Signaling Theory menyatakan bahwa perusahaan yang mampu

mengahasilkan keuntungan cenderung meningkatkan hutangnya karena


22

tambahan bunga yang dibayarkan akan diimbangi dengan laba sebelum

pajak. (I Made Sudana 2011:156) Brigham dan Houston (2011: 186)

menyatakan sinyal adalah suatu tindakan yang diambil oleh manajemen

perusahaan yang memberikan petunjuk bagi investor tentang bagaimana

manajemen memandang prospek perusahaan. Jadi, suatu perusahaan

dengan prospek yang sangat menguntungkan untuk menghindari

penjualan saham, dan sebagai gantinya menghimpun modal baru yang

dibutuhkan dengan menggunakan hutang baru meskipun hal ini akan

menjadi rasio hutang di atas tingkat sasaran. Jika, suatu perusahaan

dengan prospek yang tidak menguntungkan akan melakukan pendanaan

menggunakan saham dimana artinya membawa investor baru masuk

untuk berbagi kerugian.

Dalam penelitian ini,rasio yang digunakan untuk mengukur

kebijakan hutang yaitu Debt to Asset Ratio (DAR) Debt to Asset Ratio

(DAR). Merupakan rasio hutang yang digunakan untuk mengukur

perbandingan antara total hutang dengan total aktiva. Dengan kata

lain,seberapa besar aktiva perusahaan dibiayai oleh utang atau seberapa

besar utang perusahaan berpengaruh terhadap pengelola aktiva.

Adapun rumus untuk menghitung Debt to Asset Ratio DAR

sebagai berikut :

DAR = Total Liabilitas / Total Asset.


23

G. PENELITIAN TERDAHULU

Adapun penelitian terdahulu ini bisa dilihat secara ringkas seperti

terlihat pada tabel dibawah ini :

Tabel ll.1

Peneltian terdahulu

NAMA
NO JUDUL KESIMPULAN
PENELITIAN
Pengaruh Ukuran
Penelitian ini bertujuan untuk
Perusahaan,Profitabilita
mengetahui pengaruh antara ukuran
Alfi Pradhana s,dan Pertumbuhan
perusahaan profitabilitas, dan
Taufeni Taufik Penjualan Terhada
1. pertumbuhan penjualan terhadap
Lila Anggraini Perusahaan Food and
kebijakan hutang pada perusahaan Food
(2014) Beverages yang
and Beverages di Bursa Efek Indonesia
terdaftar di Bursa Efek
pada tahun 2017-2018
Indonesia
Kebijakan hutang, struktur kepemilikan
dan profitabilitas secara simultan
berpengaruh positif dan signifikan
KebIjakn Hutang,
terhadap kebijakan deviden pada
Struktur Kepemilikan
perusahaan Food and Beverages yg
Resky D. V Bansaleng dan Profitabilitas
terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun
Parengkuan Tommy Terhadap Kebijak
2. 2017-2018.
Ivonne S. Saerang Deviden Pada
Kebijakan hutang secara parsial
(2014) Perusahaan Food and
berpengaruh negatif dan signifikan
Beverage di Bursa Efek
terhadap kebijakan deviden terhadap
Indonesia
perusahaan Foods and Beverages yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun
2016-2018

Analisis Struktur
Kepemilikan Kepemilikan manajerial tidak
Heni Agustina Perusahaan Terhadap berpengaruh tterhadap
3. Djoko Soelistya ProfitabilitasPerusahaan ROA,kepemilikan institusional
(2015) Makanan dan Minuman berpengaruh terhadap ROA,kepemilikan
yang Terdaftar di Bursa publik berpengaruh terhadap ROA
Efek Indonesia
24

H. HIPOTESIS

Hipotesis merupakan suatu proporsi yang mungkin benar dan sering

digunakan sebagai dasar pembuatan keputusan atau pemecahan ataupun

untuk dasar penelitian lebih lanjut. Anggapan atau asumsi dari hipotesis juga

merupakan data, akan tetapi kemungkinan bisa salah, maka apabila akan

digunakan sebagai dasar pembuatan keputusan harus di uji menggunakan data

hasil observasi.

Berdasarkan analisis sementara yang digunakan untuk melihat

masalah tersebut, maka peneliti kemukakan hipotesis sebagai berikut :

1. Pengaruh Struktur Kepemilikan Terhadap Kebijakn Hutang

Struktur Kepemilikan merupakan jenis institusi atau perusahaan

yang memegang saham terbesar dalam suatu perusahaan. Varibel ini

berhubungan dengan jumlah kekayaan yang dapat dijadikan jaminan.

Perusahaan akan cenderung menggunakan hutang yang lebih besar jika ia

tidak memiliki struktur kepemilikan yang fleksibel atau lebih bersifat

lancar. Investor akan lebih mudah untuk memberikan pinjaman atau

hutang jika ada jaminan.

2. Pengaruh Profitabilitas Terhadap Kebijkan Hutang

Profitabilitas merupakan tingkat keuntungan bersih yang mampu

di raih oleh perusahaan pada saat menjalankan operasionalnya. Deviden

merupakan bagian dari laba bersih yang dicapai oleh perusahaan.

Perusahaan akan dapat melakukan pembagian deviden jika perusahaan

memperileh profit. Semakin besar profitabilitas perusahaan maka


25

kemampuan perusahaan untuk membayar deviden kepada investor

semakin besar. Disamping itu dari sisi manajerial maka manajemen akan

memiliki power untuk mengelola dana perusahaan tanpa harus

melakukan hutang kepada pihak lain, karena dengan tingkat keutungan

perusahaan yang tinggi maka diperusahaan akan tersedia banyak modal

atau free cash flow yang dapat digunakan untuk investasi baru.

I. Model Penelitian

Berdasarkan landasan teori diatas, model penelitian ini

menggambarkan hubungan antara variabel dependen dan independen.

Adapun model penelitian ini adalah :

Struktur
Kepe
milika

Pertumbuhan Penjualan Kebijakan Hutang


(X2)

Profibilitas
(X3)
26

J. Defenisi Operasional Variabel Penelitian

Penelitian ini terdiri dari variabel dependen dan independen, defenisi

masing-masing variabel dapat dilihat pada tabel :

Tabel II.2

No Variabel Defenisi Indikator


1. Struktur Menurut I Made Sudana (2011:11)
Kepemilikan menyatakan struktur kepemilikan:
(x1) “Merupakan pemisahan antara
pemilik perusahaan dan manajer
perusahaan. Pemilik atau pemegang
saham adalah pihak yang Saham Pihak Manajemen
Mowh = x
menyertakan modal kedalam Total saham beredar
perusahaan, sedangkan manajer
adalah pihak yang ditunjuk pemilik 100%
dan diberi kewenangan mengambil
keputusan dalam mengelola
perusahaan, dengan harapan
manajer bertindak sesuai dengan
kepentingan pemilik”.
2. Pertumbuhan Menurut Kesuma (2009) juga
Penjualan menyatakan bahwa sales growth
(x2) adalah kenaikan jumlah penjualan
dari tahun ke tahun atau dari waktu
ke waktu. Pertumbuhan penjualan
tinggi, maka akan mencerminkan
pendapatan perusahaan yang juga
meningkat. Laju pertumbuhan suatu Penj ualan Pada Tahun Ke−1
perusahaan akan mempengaruhi Penjualan PadaTahun Sebelumnya
kemampuan mempertahankan
keuntungan dalam menandai
kesempatan-kesempatan yang akan
datang. Pertumbuhan penjualan
tinggi maka mencerminkan
pendapatan meningkat sehingga
beban pajak meningkat.
3. Profitabilitas Menurut Munawir (2014:33), Laba Setelah Pajak
ROA = x 100%
(x3) definisi profitabilitas adalah Total Aset
sebagai berikut: “Rentabilitas atau
profitability adalah menunjukkan ROE =
kemampuan perusahaan untuk
menghasilkan laba selama periode
27

tertentu. Rentabilitas suatu


perusahaan diukur dengan
kesuksesan perusahaan dan
kemampuan menggunakan
aktivanya secara produktif, dengan Laba Setelah Bunga dan Pajak
demikian rentabilitas suatu
Modal
perusahaan dapat diketahui dengan
memperbandingkan antara laba
yang diperoleh dalam suatu periode
dengan jumlah aktiva atau jumlah
modal perusahaan tersebut.”
4. Kebijakan Menurut Bambang Riyanto
Hutang (2011:98) pengertian kebijakan
(y) hutang adalah sebagai berikut: 15
“Kebijakan hutang merupakan
keputusan yang sangat penting
dalam perusahaan. Dimana
kebijakan hutang merupakan salah Total Hutang
DAR= x 100%
satu bagian dari kebijakan Total Aktiva
pendanaan perusahaan. Kebijakan
hutang adalah kebijakan yang
diambil pihak manajemen dalam
rangka memperoleh sumber daya
pembiayaan bagi perusahaan
sehingga dapat digunakan untuk
membiayai aktivitas operasional
perusahaan.”
28

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Lokasi dan waktu penelitian

Dalam melakukan penelitian ini, penulis memilih tempat penelitian

pada salah perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yaitu :

perusahaan–perusahaan manufaktur sub sektor makanan dan minuman yang

listing di BEI periode 2017 – 2018. Adapun waktu penelitian pengambilan

data selama enam bulan yaitu Juli-September 2018.

B. Populasi dan Sampel

1. Populasi

“Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau

subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan

oleh peneliti untuk mempelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”

(Sugiyono, 2009;115). Sedangkan “Sampel adalah bagian dari jumlah dan

karakteristik yang dimiliki populasi tersebut” (Sugiyono, 2009;116).

2. Sampel

“Menurut Sugiyono (2008: 118) menjelaskan bahwasanya Sampel

memiliki arti suatu bagian dari keseluruhan serta karakteristik yang dimiliki

oleh sebuah Populasi. Jika Populasi tersebut besar, sehingga para peneliti

tentunya tidak memungkinkan untuk mempelajari keseluruhan yang terdapat

pada populasi tersebut beberapa kendala yang akan di hadapkan di antaranya

seperti keterbatasan dana, tenaga dan waktu maka dalam hal ini perlunya
29

menggunakan sampel yang di ambil dari populasi itu. Kemudian, apa yang

dipelajari dari sampel tersebut maka akan mendapatkan kesimoulan yang

nantinya di berlakukan untuk Populasi.

C. Jenis dan Sumber Data

1. JenisData

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data

sekunder. Diamana data sekunder ialah sebuah data yang diperoleh

peneliti secara tidak langsung melalui perantara media, baik berupa

catatan atau laporan dari online. Data sekunder pada umumnya berupa

bukti, catatan atau laporan historis yang telah tersusun dalam arsip dan

telah dipublikasikan. Alasan penelitian ini menggunakan data sekunder

karena data yang diperoleh langsung dari web/situs resmi BEI.

2. SumberData

Data Sekunder, yaitu data yang diperoleh dari luar perusahaan

seperti buku-buku, internet, majalah, literatur, jurnal-jurnal yang

berkaitan dengan masalah yang dibahas.

Namun, dalam penelitian ini sumber data yang digunakan peneliti

adalah : Data sekunder, menurut Umar (2013:69) data sekunder adalah

data primer yang telah diolah lebih lanjut dan disajikan baik oleh pihak

lain. Data tersebut diperoleh dari dokumen-dokumen atau informasi-

informasi yang diperoleh langsung pada BEI (Bursa Efek Indonesia).

Adapun data yang diambil meliputi:

a. Neraca dan laporan rugi laba dari tahun 2017 Sampai 2019
30

b. Sejarah perusahaan dan strukturorganisasi

3. Teknik pengumpulan data

D. Analisis data

Data yang telah terkumpul diolah, kemudian selanjutnya data hasil

pengolahan tersebut harus dianalisis supaya data tersebut menjadi data yang

akurat.

Langkah – langkah analisis data dalam penelitian ini adalah :

1) Menyusun kembali data yang telah diperoleh ke dalam tabel dan

menyajikannya.

2) Analisis deskripsi terhadap struktur modal perusahaan–perusahaan pada

sektor yang diteliti dengan terlebih dahulu menghitung analisis rasio

struktur modal (untuk laporan keuangan tahun2019).

3) Analisis deskripsi terhadap data tingkat profitabilitas perusahaan-

perusahaan pada sektor yang diteliti dengan terlebih dahulu menghitung

analisis rasio profitabilitas untuk mengetahui tingkat profitabilitas

perusahaan yang diteliti.

4) Analisis statistik untuk mengetahui pengaruh struktur modal terhadap

profitabilitas.

5) Analisa keuangan yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah

dengan menggunakan perhitungan struktur modal dan rasio profitabilitas.

Rasio struktur modal dan profitabilitas yang digunakan dalam penelitian

ini adalah :
31

a) Rasio Struktur Kepemilikan

Struktur kepemilikan digunakan untuk mengetahui berapa

proporsi kepemilikan saham yg dimiliki oleh pihak internal maupun

eksternal. Struktur kepemilikan merupakan bentuk komitmen dari

pemegang saham untuk mendelegasikan pengendalian dengan tingkat

tertentu kepada para manajer.

b) Rasio Profitabilitas

Rasio Profitabilitas adalah adalah Rasio yang mengukur kemampuan

perusahaan untuk menghasilkan laba. Untuk mengukur efisiensi dari

penggunaan modal oleh perusahaan maka digunakan salah satu rasio

profitabilitas, rasio profitabilitas yang digunakan dalam penelitian ini

adalah Return On Equity (ROE) karena ROE digunakan untuk

mengetahui sampai sejauh mana tingkat efisiensi dari modal sendiri

yang digunakan. Rasio ini menunjukkan berapa laba bersih bila diukur

dari modal pemilik.

Menghitung besarnya ROE (Return On Equity, Y) merupakan rasio

pengembalian ekuitas dengan cara membandingkan laba bersih

dengan ekuitas (modal sendiri). Variabel ini digunakan untuk

mengukur tingkat pengembalian modal pemilik perusahaan.

Digunakan rumus :

Earning After Interest∧Tax


ROE =
Equity
32

E. Uji Asumsi Klasik

Sebelum dilakukan pengujian regresi linier sederhana terhadap

hipotesis penelitian, maka terlebih dahulu perlu dilakukan suatu pengujian

untuk mengetahui ada tidaknya pelanggaran terhadap asumsi-asumsi klasik.

Hasil pengujian hipotesis yang baik adalah pengujian yang tidak melanggar

asumsi-asumsi klasik yang mendasari model regresi linier berganda. Asumsi-

asumsi klasik dalam penelitian ini meliputi uji normalitas, uji

heteroskedastisitas, dan uji autokorelasi.

a. Ujinormalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah

regresi, variabel dependen, variabel independen atau keduanya

mempunyai distribusi normal ataukah tidak mempunyai distribusi

normal. Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi data normal

atau mendekati normal. Salah satu metode untuk mengetahui normalitas

adalah dengan menggunakan metode analisis grafik, baik dengan melihat

grafik secara histogram ataupun dengan melihat secara Normal

Probability Plot.

Uji Kolmogorov smirnov digunakan untuk uji statistik apakah data

terdistribusi normal ataukah tidak terdistribusi normal. Uji kolmogorov

Smirnov dengan ketentuan sebagai berikut : jika nilai signifikansi

kolmogorov smirnov lebih besar dari nilai signifikansi yang telah

ditetapkan maka data terdistribusi secara normal.

Metode lain untuk mengetahui normalitas adalah dengan


33

menggunakan metode analaisis grafik, baik dengan melihat grafik secara

histogramataupun dengan melihat secara Normal Probability Plot.

Normalitas data dapat dilihat dari penyebaran data (titik) pada sumbu

diagonal pada grafik Normal P-Plot atau dengan melihat histogram dari

residualnya.

Uji normalitas dengan grafik Normal P-Plot akan membentuk satu

garis lurus diagonal, kemudian plotting data akan dibandingkan dengan

garis diagonal. Jika distribusi normal maka garis yang menggambarkan

data sesungguhnya akan mengikuti garis diagonalnya. Uji normalitas

yang pertama dengan grafik secara histogram dan grafik Normal P-Plot.

b. Uji Heterogenitas

Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam

model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual pengamatan

satu ke pengamatan yang lain berbeda. Sedangkan bila terjadi

ketidaknyamanan variance dari residual pengamatan satu ke pengamatan

yang lain tetap maka disebut homokedastisitas. Model regresi yang baik

adalah yang homokedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas.

Salah satu cara untuk mengetahui ada tidaknya heteroskedastisitas

dalam suatu model regresi linear berganda adalah dengan melihat grafik

scatterplot antara nilai prediksi variabel terikat yaitu SRESID dengan

residual error yaitu ZPRED. Jika tidak ada pola tertentu dan titik

menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi

heteroskedastisitas.
34

c. Uji Autokorelasi

Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang

waktu berkaitan satu sama lain. Masalah ini timbul karena residual

(kesalahan pengganggu) tidak bebas dari satu observasi ke observasi

lainnya. Model regresi yang baik adalah yang bebas dari autokorelasi.

Pengujian ini digunakan untuk menguji asumsi klasik regresi berkaitan

dengan adanya autokorelasi. Pengujian ini menggunakan Durbin Watson

(DW-test). Ketentuan uji DW dapat dilihat sebagai berikut :

a. Pengujian Hipotesis

1) Pengujian secara parsial ( Uji t/z)

Uji z dimaksudkan untuk mengetahui apakah terdapat

pengaruh secara parsial (individu) dari variabel (DER)

terhadap variabel dependent (ROE). Pengaruh variabel DER

terhadap ROE dapat dilihat dari arah tanda dan tingkat

signifikansi (probabilitas). Variabel DER menunjukkan arah

negatif. Variabel DER berpengaruh signifikan terhadap ROE

karena nilai signifikan <0,05.

Tahap – tahap melakukan uji z adalah sebagai berikut :

a. MerumusakanHipotesis

H0 = tidak ada pengaruh signifikan antara struktur

modal terhadap profitabilitas.

H1 = ada pengaruh signifikan antara struktur

modal terhadap profitabilitas.


35

b. Menentukan tingkatsignifikansi

Tingkat signifikansi menggunakan a = 5% (signifikasi 5%

atau 0,05 adalah ukuran standar yang sering digunakan

dalam penelitian).

c. Membandingkan hasil z hitung dengan z table nilai z

hitung > z tabel = Hoditolaknilai z hitung < z tabel = Ho

diterima.

2) Pengujian secara simultan ( Uji F)

Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah

semua variabel independen yang dimasukkan dalam model

mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap

variabeldependennya.

Tahap – tahap melakukan uji F adalah sebagai berikut :

a. MerumusakanHipotesis

Ho = tidak ada pengaruh signifikan antara struktur

modal terhadap profitabilitas.

H1 = ada pengaruh secara signifikan antara

struktur modal terhadap profitabilitas.

b. Menentukan tingkatsignifikansi

Tingkat signifikansi menggunakan a = 5% (signifikasi 5%

atau 0,05 adalah ukuran standar yang sering digunakan

dalam penelitian).
36

c. Membandingkan hasil F hitung dengan F tabel nilai F

hitung > F tabel = Hoditolaknilai F hitung < F tabel = Ho

diterima

b. Uji Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa

jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variable

dependennya. Nilai Koefisien determinasi (R2) yang mendekati

satu berarti variabel-variabel independennya menjelaskan hampir

semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variable

dependen.

Digunakan untuk mengetahui keeratan hubungan antara

variabel independen dengan variabel dependen. Nilai R² terletak

antara 0 sampai dengan 1

Dimana :

R² = Koefisien determinasi majemuk, yaitu proporsi variabel

terikat yang dapat dijelaskan oleh variabel bebas secara

bersama-sama.

Bila R² mendekati 1 (100%) maka hasil perhitungan

menunjukkan bahwa makin baik atau makin tepat garis regresi

yang diperoleh. Sebaliknya jika nilai R² mendekati 0 maka

menunjukkan semakin tidak tepatnya garis regresi untuk mengukur

data observasi.
37

c. Analisis Regresi Sederhana

Setelah melakukan uji asumsi klasik dimana untuk memenuhi

uji normalitas, data variabel dependen dan variabel independen

dalam penelitian ini. Maka persamaan regresi linier untuk

penelitian ini digunakan persamaan analisa regresi linier sederhana,

yaitu suatu model di mana hanya ada satu variabel bebas dan satu

variabel tak bebas yang dinyatakan sebagai fungsi linier

(Firdaus,2011;60).
38

DAFTAR PUSTAKA

Agus Sartono. 2010. Menejemen Keuangan Teori dan Aplikasi. Edisi 4. BPFE
Yogyakarta
Ahmad, Kamaruddin. 2009. Akuntansi Manajemen: Dasar-dasar Konsep Biaya
dan Pengambilan Keputusan. Jakarta: Rajawali Pers.
Bahri, Syaiful. 2016. Pengantar Akuntansi. Yogyakarta: Andi.
Bambang Riyanto (2011:98) dasar-dasar pembelanjaan perusahaan edisi
keempat penerbit BPFE Yogyakarta.
Charles T. Horngren, 2010, Akuntansi Biaya, Edisi 12, Jakarta: Erlangga
Fauzi, Mohommad Nur dan Suhadak. “Pengaruh Kebijakan Deviden dan
Pertumbuhan Perusahaan terhadap Struktur Modal dan
Profitabilitas”. Jurnal Administrasi Bisnis . Vol. 24 No. 1
(2015):h.144.
Harmono. 2011. Manajemen Keuangan Berbasis Balanced Scorecard
Pendekatan Teori, Kasus, dan Riset Bisnis, Edisi kesatu. Jakarta:
Bumi Aksara.
I Made Sudana. 2011. Manajemen Keuangan Perusahaan Teori dan Praktik.
Jakarta: Erlangga.
Kesuma, Ali. 2009. Analisis Faktor Yang Mempengaruhi Struktu Modal Serta
Pengaruhnya Terhadap Harga Saham Perusahaan Real Estate yang
Go Public di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Manajemen dan
Kewirausahaan. Vol 1 no 1.
Mei Yuniati, Kharis Raharjo, Abrar Oemar. 2016. Pengaruh kebijakan Deviden,
kebijakan hutang, pofitabilitas dan struktur kepemilikan terhadan
nilai perusahaan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI
2009- 20014. Journal of Accounting. Vol.2, No.2. Universitas
Pandanaran Semarang.
Munawir, (2014). Analisa Laporan Keuangan.Yogyakarta: Liberty.
Salman, Kautsar Riza dan Mochammad Farid. 2016. Akuntansi Manajemen.
Jakarta: Indeks.
Siregar, Baldric, Bambang Supripto, Dody Hapsoro, Eko Widodo, Frasto Biyanto.
(2013). Akuntansi Manajemen. Jakarta: Salemba Empat.
Sugiyono, (2008). Metode Penelitian Kunatitatif Kualitatif dan R&D. Bandung
Alfabeta.
Sugiyono, (2008). Metode Penelitian Bisnis. Bandung. Alfabeta.
Husein Umar. 2013. Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis. Jakarta: Rajawali
Abdullah, Firdaus et al. (2011). Managing Customer Preference for the Food
Sevice Industry. International Journal of Innovation, Management,
and Technology, Vol.2, No.6, pp 525-533

Anda mungkin juga menyukai