PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
1. Profil Organisasi
b. Visi organisasi
c. Misi organisasi
1
Unit Tata Usaha : Sarmuni Mahmud, SKM
- Perencanaan dan Penilaian: Cut Ferawati, SKM dan Indra
Gunawan, SKM.
- Data dan Informasi : Sri Wahyuni
- Bendahara: Irni Aryani, Amd.Keb (Bendahara JKN),Fitria,
AmdKeb (wakilbendahara JKN) Dewi Sunita (Bend.Rutin),
Fitri Iryani Dewi (Bend.BOK), Yulia (Bend.Barang),
Amnani, S.SiT (Asist.Bend.Barang), Hasyimi A.md.Kep
(Operator BPJS), Rusda, AmdKeb (Staf Pengelola BOK),
- Umum dan Kepegawaian :
Cut Ferawati, SKM, Sri Wahyuni, Dahliana, Maulizar.
Amd.Keb, RisaMentari, StrKeb, EkoNaldiDefrian
Entri Data:Zainabon, Amd.Keb. Nina Trisia,
Amd.Keb.
Unit Pelaksanaan Tekhnis Fungsional : drg.Rina Rahadianur
Upaya Kesehatan Masyarakat: Indra Gunawan, SKM.
Upaya Promosi Kesehatan: Ahmad Fauzan, SKM. Eva
Susanti, AMK, Novianti, S Kep
Upaya Kesehatan Lingkungan: DewiSunita, Sri
Wahyuni, AmdKeb.
Upaya KIA dan KB: Muaddah, SSiT. Darwati,
Amd.Keb. Seri Hartati, Amd.Keb. Ilmiyati,Amd.Keb.
Desita SSiT. Mursyidah, Amd.Keb. SalwaHanum,
AmdKeb. Molita Amd.Keb.
Upaya Perawatan Gizi Masyarakat: Andi Yusbiran,
AMG. Yussefa, Amd.Keb, Mauliana, Amd Keb
Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit
Menular: Athimah
[Sukmawati, Amd.Keb, Suriani, AmdKeb, Fauziah,
Amd.Keb (Imunisasi), Halimatussakdiah. SKM Sri
Wahyuni (TB Paru /Kusta), [dr. LeniRamadhan
(Kesehatan Haji)], [Muzakkir, SKM(Survailens)].
2
Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat:
Fitriani, SSiT.
[AndiYusbiran, AMG (Posyandu)], [Elia Nofa
(Poskestren)], Zurina, (Posma)].
Upaya Kesehatan Sekolah: Mutia Zahara, AmdKep
Upaya Kesehatan Jiwa: Nurhasnah, Amk, Julia, Amd
Kep.
Upaya Kesehatan Masyarakat: Indra Gunawan, SKM
Upaya Kesehatan Olahraga: Julia, A. Mdkep
Upaya Kesehatan Mata: Safriani
Upaya Kesehatan Usila: Zurina, Amd.Keb.
Upaya Kesehatan Perorangan: (dr. LeniRamadhan). (dr. Leni
Ramadhan). (dr.Nazirah). (dr.Akmal). (dr. Yenni Solfiani).
(dr. Eva Diana), (drg. Rina Rahadianur).
Upaya Pengobatan: dr. Leni Ramadhan
[Salwa Hanum, Amd.Keb. Safriani. Leni Armayanti.
Nurfajri, AMK. PutriAndriani. (Poli Umum)].
[drg.RinaRahadianur. Farlita, Amkg. Mala Fatma.
Hazariah, Amkg. Susilawati. (Poli Gigi)].
[ErniHidayati, Amd.Keb. Juni Yanti, Amd.Keb.
Juliana, Amd.Keb. Herniyanti, Amd.Keb. (Poli
Anak/MTBS).
[Agusdiana, Amk. Ratna Dewi, Maimunah. Eva
marlina, Amd Keb, Maghfirah, Nuraklina, uswatun
hasanah, desiani, mona ayu rahmi (Rawat Inap)].
[Rahimawati, Amd Keb. Nurlelawati. Yuli Mulyani,
Amd.Keb. Mulia Baiturahmi, Amd.Keb.
Mujibaturrahmi. Diana, Renita. (Kamar Bersalin)].
[dr. Leni Ramadhan. Sulastri. Hasyimi.. Jufrizal,
S.Kep. Wahyudi. Rahmat Saputra. Afrizal Kamal
Fahsyar.Nasriati, yusrawati, irawati, ayu yusmarni
(UGD)].
3
Upaya Pelayanan Penunjang: Muyasir, S.Kep.
Apotik: Phintaku Iriany Putri Utami, APT, Zulaida,
Riyuna, Asmiati, Sri Mulyani, RaihanilJannah
Laboratorium: Suryani, Megawati, AmdKeb, Eka
Mauliza, Amd. Keb
Kamar Kartu: Risna, AmdKep, Yulinar, Ikhwani,
Amd.Keb, Nurasiah, Amd.Keb, Zikriwati
Poli Umum: Muyasir, S.Kep. Amd.Keb. Safriani. Leni
Armayanti. Nurfajri, AMK. PutriAndriani, AMK
Cleaning Service: Nurasmah, Sari Anum, Masykur.
Satpam: Muzakkir Z.
Jaringan Pelayanan Puskesmas: Sarmuni Mahmud, SKM.
- Resepsionis: Yusnidar,
- Unit Puskesmas Pembantu: Hj.Yessi Emalia, SKM.
Pustu Blang Rheum: Idawati, Amd.Keb.
Rahmawati, Amk. Aisyah, Amd.Keb.
Pustu Blang Seupeng: Khaidir. Faisal,Amk.
Ismayani.
Pustu Lipah Rayeuk: Amri, Amk. Wildayana.
Astrid Herrera
- Unit Puskesmas Keliling: Ns.Jufrizal, S.Kep, Muslem
- Unit Bidan didesa/kordes: Hj.Yessi Emalia, SKM.
Jaringan Pelayanan Puskesmas : Sarmuni Mahmud
3. Motto
“Bersama meningkatkan derajat kesehatan masyarakat”.
f. Tata Nilai
J : Jujur
E : Empati
U : Unggul
M : Mandiri
P : Profesional
A : Amanah
4
2. Kebijakan mutu
3. Proses pelayanan
Puskesmas diharapkan dapat bertindak sebagai motivator, fasilitator dan
turut serta memantau terselenggaranya proses pembangunan di wilayah
kerjanya agar berdampak positif terhadap kesehatan masyarakat di
wilayah kerjanya. Hasil yang diharapkan dalam menjalankan fungsi ini
antara lain adalah terselenggaranya pembangunan di luar bidang
kesehatan yang mendukung terciptanya lingkungan dan perilaku sehat
a. Penyelenggaraan Upaya Kesehatan Masyarakat
Pelayanan kesehatan masyarakat yang lebih mengutamakan pelayanan
promotif dan preventif, dengan kelompok masyarakat serta sebagian
besar diselenggarakan bersama masyarakat yang bertempat tinggal di
wilayah kerja puskesmas.
Upaya pelayanan yang diselenggarakan meliputi :
1) KIA
2) KB
3) Gizi
4) Imunisasi
5) Promkes
6) P2m
7) Keswa
8) UKS
9) Manula
10) Kesling
11) PTM
5
12) Tb Paru/ Kusta
13) Poskestren
14) Diare / Ispa
15) PKPR
16) HIV-AIDS/ Malaria
17) Kesker (K3)
B. Ruang Lingkup
Pedoman Manajemen Mutu ini digunakan pada seluruh pelayanan
Puskemas Jeumpa, meliputi Upaya kesehatan Perorangan serta upaya
kesehatan masyarakat. Hal ini dilakukan karena berdasarkan pada Peraturan
Menteri Kesehatan RI No: 75 Tahun 2014 bahwa Puskesmas, dalam hal ini
adalah Puskesmas Jeumpa merupakan Unit Pelaksana Teknis Daerah
(UPTD) dari Dinas Kesehatan Kabupaten Bireuen.
C. Tujuan
Pedoman mutu ini disusun sebagai acuan bagi Puskesmas dalam membangun
sistem manajemen mutu baik untuk penyelenggaraan upaya Puskesmas
maupun untuk penyelenggaraan pelayanan klinis.
D. Landasan Hukum
1. Undang – Undang Republik Indonesia No.36 Tahun 2009 Tentang
Keshatan, Lembara Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144;
2. Undang – Undang Republik Indonesia No.36 Tahun 2014 Tentang
Tenaga Keshatan;
3. Peraturan Pemerintah Nomor 47 tahun 2016 tentang Fasilitas Pelayanan
Kesehatan;
4. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2012 tentang
Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia, Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2012 Nomor24;
5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75 Tahun 2014
tentang Pusat Kesehatan Masyarakat
6. Peraturan Menteri Kesehatan Republic Indonesia Nomor 46 Tahun 2015
Tentang Akreditasi Puskesmas, Klinik Pratama, Tempat Praktik Mandiri
Dokter, Tempat Praktik Mandiri Dokter;
6
7. Peraturan Menteri Kesehatan Republic Indonesia Nomor 44 Tahun 2016
Tentang Pedoman Manajemen Puskesmas
8. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 52 Tahun 2015 tentang Renstra
Kementrian Kesehatan Tahun 2015 – 2019;
9. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 432 Tahun 2016 Tentang Komisi
Akreditasi Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama
E. Istilah dan definisi
1. Dokumen
2. Efektifitas
3. Efisiensi
4. Kebijakan mutu
5. Koreksi
6. Kepuasan pelanggan
7. Pasien
8. Pedoman mutu
9. Pelanggan
10. Perencanaan Mutu
11. Prasarana
12. Proses
13. Rekaman
14. Sarana
15. Sasaran mutu
16. Tindakan korektif
17. Tindakan prefentif
7
BAB II
SISTEM MANAJEMEN MUTU DAN
SISTEM PENYELENGGARAAN PELAYANAN
A. Persyaratan Umum
1) Sistem Manajemen Mutu UPTD. Puskesmas Jeumpa
dibuatberdasarkan persyaratan standar.
2) Seluruh fungsi ataupun kegiatan termasuk kegiatan yang dikontrakkan
pada pihak luar dikendalikan sesuai sistem manajemen mutu ini.
3) Sumberdaya maupun informasi yang diperlukan untuk menjalankan
sistem manajemen mutu dipastikan dipenuhi, termasuk sumberdaya
untuk mendukung pencapaian sasaran-sasaran mutu yang ingin
dicapai.
4) Manajemen memantau, mengukur, menganalisa setiap proses atau
kegiatan dan melakukan tindakan perbaikan.
5) Kegiatan sistem manajemen mutu menerapkan prinsip manajemen:
Plan–Do–Check–Action dan pengendalian proses dilakukan sejak awal.
Persyaratan Dokumen:
Sistem manajemen mutu UPTD.Puskesmas Jeumpa didokumentasikan
dalambentuk dan terdiri dari:
a. Pedoman Manajemen Mutu
b. Prosedur Kerja
c. Sasaran Mutu
d. Formulir
e. Rekaman/Arsip Mutu
B. Pengendalian Dokumen
Dokumen sistem manajemen mutu dipastikan terkendali;
a) Dokumen sistem manajemen mutu adalah dokumen-dokumenyang
memuat informasi yang digunakan sebagai acuan untukmelaksanakan
sistem manajemen mutu.
b) Pengendalian dokumen dimaksudkan agar dokumen sistemmanajemen
mutu yang dipergunakan adalah dokumen yang tepat dan benar.
8
c) Cara pengendalian dokumen diatur dalam prosedur dan dipahami oleh
semua karyawan.
d) Prosedur pengendalian dokumen mengatur hal-hal sebagai berikut:
• Cara pembuatan dokume
• Cara pengesahan dokumen sebelum digunakan
• Peninjauan ulang revisi dokumen
• Penempatan penggunaan dokumen
• Identifikasi dan ketelusuran dokumen
• Penyimpanan dokumen yang sudah tidak berlaku
C. Pengendalian Rekaman
Semua rekaman/arsip/catatan mutu dikelola dengan baik.
a) Rekaman adalah dokumen berisi informasi historis yang timbul dari
kegiatan yang telah dilaksanakan.
b) Tujuan pengendalian rekaman adalah untuk memastikan semua data
kegiatan dapat dimanfaatkan secara maksimal untuk perbaikan.
c) Rekaman dipastikan teridentifikasi denga jelas dan ditata dengan rapi
sehingga mudah dan cepat ditemukan bila diperlukan.
d) Rekaman yang ada pada unit dikendalikan oleh masing-masing
koordinator unit pelayanan program.
9
BAB III
TANGGUNG JAWAB MANAJEMEN
A. Komitmen Manajemen
Manajemen Puskesmas bertekad untuk menjalankan Sistem Manajemen
Mutu secara konsisten dan konsekuen untuk mendukung pencapaian sasaran
sasaran yang diinginkan. Untuk itu maka diwajibkan Kepala Puskesmas dan
koordinator unit pelayananprogram untuk:
a) Memahami konsep sistem manajemen mutu dan menjalankannya secara
konsisten.
b) Mengkomunikasikan kepada seluruh karyawan tentang pentingnya mutu
dan kepuasan pelanggan.
c) Memastikan seluruh karyawan memahami esensi sistem manajemen
mutu.
d) Mensosialisasikan kebijakan mutu dan sasaran-sasaran yang ingin
dicapai.
e) Melakukan evaluasi untuk melihat efektifitas sistem manajemen mutu.
f) Memastikan tersedianya sumberdaya untuk mendukung pelaksanaan
sistem.
g) Memastikan perbaiakan terus menerus dilakukan pada semua aspek
kegiatan.
10
b) Mengkomunikasikan informasi persyaratan pelanggan kepada Unit
secara tercatat
c) Memastikan setiap Koordinator unit pelayanan/program yang
berhubungan dengan informasi persyaratan pelanggan bertanggung
jawab untuk mengkoordinasikan kegiatan berikutnya secara terkendali.
C. Kebijakan Mutu
a) Kebijakan mutu adalah pernyataan resmi PuskesmasJeumpa yang memuat
komitmen mutu dan kepedulian terhadap kepuasan pelanggan.
b) Isi Kebijakan mutu sejalan dengan visi - misi atau tujuan Puskesmas.
c) Kebijakan mutu menjadi acuan untuk menetapkan sasaran mutu,
mengevaluasi pencapaian sasaran serta acuan perbaikan yang akan
dilakukan.
d) Kebijakan mutu disosialisasikan dan dipastikan dipahami oleh seluruh
karyawan Puskesmas.
11
d) Memelihara/ mempertahankan sistem manajemen mutu pada fungsinya
masing-masing.
e) Melakukan perbaikan /penyempurnaan sistem manajemen mutu.
f) Merencanakan peningkatan hasil kerja.
E. Tanggungjawab
Tugas, tanggung jawab & wewenang karyawan/pimpinan diatur dengan
jelas dan terdokumentasi khususnya karyawan yang melaksanakan
pekerjaan yang terkait dengan mutu dan kepuasan pelanggan:
a) Setiap pegawai Struktural dan staf pelaksana dipastikan memahami
tugas, tanggung jawab dan wewenangnya.
b) Uraian tugas, tanggung jawab & wewenang dibuat oleh Kepala
Puskesmas
c) Dokumen uraian tugas dipegang oleh staf yang bersangkutan dan
salinan disimpan di Unit Tata Usaha Puskesmas.
d) Dokumen uraian tugas harus dikendalikan, isinya diperbarui bila terjadi
perubahan proses pekerjaan.
e) Uraian tugas dibuat berdasarkan Tupoksi yang ada.
12
g) Membina hubungan dengan pihak eksternal untuk hal-hal yang
berkaitan dengan sistem manajemen mutu.
h) Menyelenggarakan program pendukung untuk membudayakan
kesadaran mutu keseluruh karyawan.
i) Melakukan komunikasi kepada seluruh karyawan
j) Mengkoordinasikan kegiatan internal audit
G. Komunikasi Internal
Komunikasi internal antar pimpinan dengan karyawan merupakan kegiatan
yang sangat penting untuk menunjang mekanisme kerja, karenanya sistem
komunikasi dipastikan diatur dengan baik dan menekankan hal-hal sebagai
berikut:
a) Kepala Puskesmas mengupayakan agar komunikasi dengan bawahannya
dipastikan berjalan lancar.
b) Komunikasi diarahkan untuk peningkatan pemahaman bawahan
mengenai sistem manajemen mutu.
c) Komunikasi diarahkan agar karyawan memahami target-target pekerjaan
yang ingin dicapai .
d) Komunikasi diarahkan untuk memastikan persyaratan yang telah
ditetapkan dipenuhi.
e) Komunikasi internal diatur secara sistematis dan terdokumentasi.
f) Komunikasi internal untuk menjelaskan sistem manajemen mutu kepada
karyawan
g) Komunikasi internal membangun kesadaran mutu demi kepuasan
pelanggan
h) Penyelenggaraan rapat koordinasi dan diatur dengan baik.
KepalaPuskesmas mengadakan pertemuan rutin dengan seluruh staf setiap
1 (satu) bulan sekali dan pertemuan khusus apabila diperlukan.
13
BAB IV
UPAYA PENGENDALIAN DAN PENINGKATAN MUTU
Pengendalian dan peningkatan mutu pelayanan kesehatan primer menjadi hal yang
sangat penting mengingat FKTP merupakan garda terdepan penyelenggara kesehatan
masyarakat. Upaya untuk meningkatkan mutu pelayanan FKTP juga menjadi sangat
penting demi terwujudnya pelayanan kesehatan yang berkualitas untuk seluruh
masyarakat.
Sedangkan di Klinik Pratama terdiri dari empat aspek yang dinilai yaitu:
1. Kepemimpinan dan manajemen FKTP
2. Layanan klinis yang berorientasi pasien
3. Manajemen penunjang layanan klinis
4. Peningkatan mutu klinis dan keselamatan Pasien dan di Tempat Praktik Mandiri
Dokter/Dokter Gigi terdiri dari dua aspek yang dinilai yaitu :
a. Kepemimpinan dan Manajemen Praktik Mandiri
b. Layanan Klinis, Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien
14
Untuk dapat melaksanakan upaya peningkatan mutu dan memenuhi standar
akreditasitersebut, FKTP perlu mempersiapkan diribaik dari segi input, proses
maupun peningkatan mutu berkesinambungan.
15
kelancaran
pemberian
pelayanan
kesehatan
Tersedia, terpelihara, dan berfungsinya peralatan medis
5 Peralatan maupun non medis untuk kelancaran pemberian pelayanan
kesehatan
• Penanggung jawab
Memenuhi jenis dan klinik adalah dokter
jumlah tenaga sesuai atau dokter gigi yang
Permenkes 75/2014: kompeten Dilakukan
Kepala Puskesmas, • Tersedia tenaga oleh tenaga
6 Ketenagaan Tenaga medis, medis, tenaga medis yang
Tenaga kesehatan kesehatan lain, dan kompeten dan
lain, Tenaga non tenaga non profesional
kesehatan kesehatan
(karyawan) Lihat PMK 9 tahun
2014
Pemilik menetapkan
struktur organisasi
Memiliki struktur Memiliki
(dan penjelasan
organisasi dengan dokumen
Pengorganisasia tanggung jawab) dan
7 kejelasan tugas dan pedoman dan
n melakukan kajain
wewenang dan garis prosedur
periodik untuk
komunikasi kerja.
penyempurnaan
struktur
Wajib
membuat
pembukuan
Dilakukan secara Dilakukan secara
keuangan dan
Pengelolaan profesional sesuai transparan sesuai
8 melakukan
Keuangan peraturanperundanga peraturanperundanga
pelaporan
n yang berlaku n yang berlaku
pada
asuransi/BPJ
S.
16
3. Standar Mutu Proses Layanan Klinis
Sebagai pemberi layanan kesehatan tingkat pertama kepada masyarakat, FKTP harus
memiliki standar mutu untuk layanan klinis yang berorientasi pada pasien. Berikut
ini penjelasan standar mutu proses layanan klinis yang harus dimilki FKTP(tabel
3.1.2)
17
Makanan dan Pemberian variasi makanan sesuai kondisi
8
terapi nutrisi dan status gizi pasien
Pemulangan Memiliki prosedur pemulangan dan tindak
9 dan tindak lanjut pasien serta menjamin pasien/keluarga
lanjut memahami prosedur tersebut
Memiliki kerja
sama dengan
Diberikan sesuai kebutuhan pasien,
Radiodiagnostik fasilitas
3 dilaksanakan tenaga kompeten, dilakukan
(jika tersedia) kesehatan lain
secara profesional dan sesuai perundangan
yang memiliki
layanan
radiodiagnostik
4 Manajemen Pembakuan kode klasifikasi diagnosis, prosedur, dan istilah.
18
informasi - Rekam medis berisi informasi memadai dan dijaga
Rekam medis kerahasiaannya dan disimpan sesuai prosedur.
Manajemen Lingkungan pelayanan mematuhi
5 keamanan persyaratan hukum, regulasi, dan perizinan
lingkungan yang berlaku
Manajemen Peralatan dipelihara secara rutin dan
6
peralatan ditempatkan di lingkunganyang tepat
Manajemen Terdapat proses rekrutmen, retensi,
7
SDM pengembangan dan pendidikan
berkelanjutan tenaga klinis yang baku
19
4.1.5.Standar Mutu Proses Pelayanan Upaya Kesehatan Masyarakat (khusus untuk
Puskesmas)
Tugas utama Puskesmas sebagaimana tercantum dalam Permenkes 75/2014 adalah
melaksanakan upaya kesehatan masyarakat melalui upaya esesnsial maupun
pengembangan, oleh karenanya sangat penting untuk dilakukan peningkatan mutu
upaya kesehatan masyarakat. Berikut ini penjelasan tentang standar untuk
peningkatan mutu upaya kesehatan masyarakat (Tabel 4.1.5).
21
5. Tersedia Form Perencanaan Audit (audit plan), jadwal audit, instrument audit,
Form Bukti Pelaksanaan Audit dan rencana tindak lanjut audit yang sudah
disepakati bersama antara auditor dengan auditee
6. Memastikan hasil Internal Audit disosialisasikan dan kemudian ditindak lanjuti
7. Internal Auditor harus memastikan semua temuan audit sudah ditindaklanjuti
22
g. Perubahan yang perlu dilakukan terhadap system manajemen mutu, sistem
pelayanan Administrasi Manajemen, Upaya Kesehatan Masyarakat dan
Upaya Kesehatan Perorangan.
6. Keluaran Tinjauan Manajemen, merupakan hasil kesepakatan untuk pelaksanaan
perbaikan sistem manajemen mutu, antara lain:
a. Peningkatan efektifitas sistem manajemen mutu pelayanan Administrasi
Manajemen, Upaya Kesehatan Masyarakat dan Upaya Kesehatan Perorangan
b. Peningkatan pelayanan terkait dengan persyaratan yang diminta oleh
pelanggan
c. Identifikasi perubahan-perubahan yang perlu dilakukan pada pelayanan
Administrasi Manajemen, Upaya Kesehatan Masyarakat dan Upaya
Kesehatan Perorangan
d. Penyediaan sumber daya yang diperlukan untuk melaksanakan tindak lanjut
perbaikan.
BAB V
INDIKATOR MUTU FASILITAS KESEHATAN TINGKAT PERTAMA
A. Indikator Mutu
Dalam upaya pengendalian dan peningkatan mutu ditetapkan beberapa
indikator mutu yang dapat digunakan, tidak hanya sebagai alat yang mengukur
kualitas di FKTP, akan tetapi dapat dijadikan sebagai alat untuk melakukan
peningkatan kinerja individu maupun unit atau organisasi yang memberikan pelayanan
kesehatan. Oleh karena itu indikator mutu ini harus dipantau dan diukur dan ditindak
lanjuti.
Indikator mutu ini bukan target tapi alat untuk memastikan konsep kecukupan
dan kesesuaian pelayanan kesehatan sehingga mutu pelayanan semakin meningkat.
Beberapa contoh penerapan indikator mutu di FKTP antara lain sebagai berikut :
5.1.1. Indikator Mutu Input (Administrasi dan Manajemen)
Tabel 5.1.1. Contoh Indikator Input (Mutu Administrasi dan Manajemen) di FKTP
23
No Sasaran Indikator Rumus Perhitungan
Pelayanan Jumlah Data Kebutuhan yang
Puskesmas sesuai Akurasi Data = akurat/Jumlah seluruh Data
1
kebutuhan 100% Kebutuhan yang tersedia X
masyarakat 100%
Jumlah persyaratan Jumlah Persyaratan Bangunan
Bangunan yang yang terpenuhi /Jumlah seluruh
Bangunan
dipenuhi = 100% persyaratan bangunan X 100%
2 Puskesmas sesuai
Jenis persyaratan Jenis Persyaratan Bangunan
persyaratan
bangunan yang yang terpenuhi /Jenis seluruh
dipenuhi = 100% persyaratan bangunan X 100%
Jumlah tenaga Jumlah tenaga yang tersedia /
Jumlah dan
sesuai kebutuhan = Jumlah seluruh tenaga yang
Kompetensi tenaga
100% dibutuhkan X 100%
3 pelayanan
Jumlah tenaga Jumlah tenaga yang yang sesuai
kesehatan
sesuai kompetensi kompetensi / Jumlah seluruh
memenuhi syarat
= 100% tenaga yang ada X 100%
Sarana dan
Prasarana Jumlah sarana dan Jumlah sarana yang tersedia
4 pelayanan prasarana sesuai /Jumlah sarana yang harus
kesehatan sesuai standard = 100% tersedia X 100%
standar
Hasil analisa data,
Hasil analisa data Seluruh data yang di
pemantauan,
5 di tindak lanjuti = tindaklanjuti / jumlah seluruh
pengukuran
100% data yang ada x 100%
ditindaklanjuti
Risiko pelayanan Hasil Identifikasi Jumlah risiko yang
diidentifikasi, Risiko teridentifikasi ditindak lanjuti /
6
dikelola dan ditindaklanjuti = Jumlah seluruh risiko yang
diminimalisasi 100% teridentifikasi X 100%
Waktu tunggu Jumlah waktu layanan sesuai
Layanan tepat
layanan sesuai ketentuan / jumlah seluruh
7 waktu, cepat dan
dengan ketentuan = waktu layanan yang ditetapkan
akurat
100% X 100%
24
Indikator mutu pelayanan di Puskesmas selain indikator administrasi dan
manajemen perlu dibuat juga indikator untuk pelayanan kesehatan masyarakat dan
pelayanan kesehatan perseorangan, mengingat lingkup pelayanan di Puskesmas
meliputi UKM dan UKP.
Target : 100%
Setiap ibu Presentase persalinan (jumlah ibu bersalin yang
bersalin yang dilakukan di mendapatkan pelayanan
2
mendapatkan fasilitas kesehatan dan persalinan sesuai standar di
pelayanan ditangani oleh tenaga fasilitas kesehatan/jumlah
25
kesehatan yang semua ibu bersalin yang ada
persalinan sesuai kompeten di wilayah kerja Puskesmas
standar dalam kurun waktu satu
Target:100% tahun) x 100%
(Jumlah bayi baru lahir usia
Setiap bayi baru Presentase bayi baru
0-28 hari yang mendapat
lahir lahir yang mendapatkan
pelayanan kesehatan sesuai
mendapatkan pelayanan kesehatan
3 dengan standar/Jumlah semua
pelayanan sesuai standar
bayi baru lahir di wilayah
kesehatan sesuai
kerja Puskesmas dalam kurun
standar Target : 100%
waktu satu tahun) x 100%
4 Dst
Target: 100%
2 Pelayanan Waktu tunggu hasil (Jumlah pemeriksaan
laboratorium pelayanan laboratorium laboratorium (darah) yang
yang bermutu untuk pemeriksaan diserahkan hasilnya dalam
darah ≤ 120 menit waktu ≤ 120 menit/Jumlah
semua pemeriksaan
Target : 100% laboratorium (darah) dalam
kurun waktu satu tahun) x
26
100%
Tidak adanya kesalahan (Jumlah resep yang dilayani
Pelayanan pemberian obat kepada dengan benar/Jumlah semua
3 farmasi yang pasien resep yang masuk ke ruang
bermutu farmasi dalam kurun waktu
Target : 100% satu tahun) x 100%
4 Dst
27
Adanya tim mutu dan uraian tugas
tim mutu di Puskesmas
Adanya pedoman/manual mutu
Adanya rencana/program kerja
peningkatan mutu yang disertai
dengan indikator mutu berdasarkan
data yang diperoleh dari
assessment
Adanya sumber daya (SPA) yang
dialokasikan berkaitan dengan
peningkatan mutu
28
(tercapainya target UKM dan UKP)
dan tindak lanjutnya
Adanya hasil analisis dan
tindak lanjut terhadap capaian
tingkat mutu (service excelent)
Terlaksananya prinsip efektif dan
efisien dalam penyelenggaraan
upaya dengan tidak terjadinya
kehilangan peluang (missed
opportunity)dalam penyelenggaraan
pelayanan Puskesmas
Adanya keterkaitan antara
prioritisasi masalah dan rencana
perbaikan
Adanya kesesuaian antara
pelaksanaan upaya pengendalian
dan peningkatan mutu dengan
rencana perbaikan yang disusun
Peningkatan kepuasan pelanggan
internal
Peningkatan kepuasan pelanggan
eksternal
29
sistem manajemen mutu di FKTP perlu dibentuk pula tim audit internal yang
bertanggungjawab kepada kepala FKTP.
30
1. WAKIL MANAJEMEN MUTU (WMM)/ QUALITY MANAGEMENT
REPRESENTATIVE (QMR)/KETUA TIM MUTU
a. Menjamin penetapan, penerapan dan pemeliharaan proses – proses yang
dibutuhkan oleh Standar Akreditasi yang ditetapkan diseluruh unit kerja
b. Menyusun Pedoman Mutu dan Standar Operasional Prosedur yang disahkan
oleh Kepala Puskesmas/FKTP
c. Menyusun Kebijakan Mutu dan Indikator Mutu sesuai dengan ketentuan.
d. Memastikan Standar Operasional Prosedur telah diterapkan
e. Memastikan pemantauan proses di unit kerja
f. Memastikan pengendalian ketidaksesuaian layanan Administrasi Manajemen
dan, Pelayanan Upaya Kesehatan Masyarakat dan Pelayaan Upaya Kesehatan
Perorangan
g. Memastikan pengukuran Indikator Mutu di setiap unit pelayanan
h. Mengkoordinasikan tindakan perbaikan dan pencegahan terhadap
ketidaksesuaian proses realisasi layanan maupun ketidak sesuaian layanan
puskesmas/FKTP
i. Membangun kapasitas organisasi untuk mencapai visi dan misi puskesmas
j. Memotivasi terbentuknya budaya organisasi untuk memenuhi persyaratan
pelanggan
k. Memastikan terlaksananya Internal Audit dan Tinjauan Manajemen
l. Memastikan dan mengelolaSurvei kepuasan pelanggan dan penanganan
saran/keluhan pelanggan
2. SEKRETARIS TIM
a. Membantu Ketua Tim Mutu untuk membuat, mengelola dan
mendistribusikan dokumen mutu
b. Membantu Management Representative untuk membuat perencanaan
implementasi Sistem Manajemen Mutu
c. Menyiapkan kebutuhan dokumen unit-unit kerja
d. Memastikan ketersediaan dokumen internal dan dokumen eksternal yang
dibutuhkan untuk masing-masing unit kerja
e. Menyiapkan rapat/pertemuan/kegiatan sehubungan dengan implementasi
meliputi ruangan, media komunikasi dan Materi
f. Memastikan pengukuran indikator mutu telah dilaksanakan
31
g. Bersama unit kerja merekap, menganalisa dan mendokumentasikan laporan
pencapaian indikator mutu, pengendalian ketidak sesuaian layanan dan
monitoring proses peningkatan mutu layanan
h. Mendokumentasikan kelengkapan hasil kegiatan penerapan sistem
manajemen mutu: notulen rapat periodik, pertemuan evaluasi / monitoring
penerapan sistem manajemen mutu dan lain-lain
i. Membuat back up dokumen sistem manajemen mutu secara berkala
j. Memastikan implementasi sistem manajemen mutu sesuai dengan rencana
k. Melaksanakan monitoring proses realisasi layanan seluruh unit kerja
l. Mengkoordinir rapat periodik dan pertemuan evaluasi / monitoring penerapan
sistem manajemen mutu.
32
d. Bertanggungjawab atas terlaksananya penilaian perjanjian kerja sama dengan
pihak ketiga
33
g. Bertanggung jawab atas penerapan Program dan Kegiatan-kegiatan
peningkatan mutu pelayanan klinis dan keselamatan pasien, termasuk di
dalamnya program peningkatan mutu laboratorium dan program peningkatan
mutu pelayanan obat.
h. Bertanggung jawab atas penerapan Program pelatihan yang terkait dengan
peningkatan mutu dan keselamatan pasien.
i. Bertanggung jawab atas penerapan Rencana pertemuan sosialisasi dan
koordinasi untuk menyampaikan permasalahan, tindak lanjut, dan kemajuan
tindak lanjut yang dilakukan.
j. Bertanggung jawab atas penerapan Rencana monitoring dan evaluasi program
mutu dan keselamatan pasien.
34
BAB VI
MANAJEMEN RESIKO KESELAMATAN PUSKESMAS
35
Risiko adalah “peristiwa atau keadaan yang mungkin terjadi yang dapat
berpengaruh negatif terhadap perusahaan.” (ERM) Pengaruhnya dapat berdampak
terhadap kondisi :
Sumber Daya (human and capital)
Produk dan jasa , atau
Pelanggan,
Dapat juga berdampak eksternal terhadap masyarakat,pasar atau lingkungan.
Risiko adalah “fungsi dari probabilitas (chance, likelihood) dari suatu
kejadian yang tidak diinginkan, dan tingkat keparahan atau besarnya dampak dari
kejadian tersebut.
Risk = Probability (of the event) X Consequence
Risiko di Rumah Sakit:
Risiko klinis adalah semua isu yang dapat berdampak terhadap pencapaian
pelayanan pasien yang bermutu tinggi, aman dan efektif.
Risiko non klinis/corporate risk adalah semua issu yang dapat berdampak
terhadap tercapainya tugas pokok dan kewajiban hukum dari rumah sakit sebagai
korporasi.
Kategori risiko di rumah sakit ( Categories of Risk ) :
Patient care care-related risks
Medical staff staff-related risks
Employee Employee-related risks
Property Property-related risks
Financial risks
Other risks
Manajemen risiko adalah pendekatan proaktif untuk mengidentifikasi,
menilai dan menyusun prioritas risiko, dengan tujuan untuk menghilangkan atau
meminimalkan dampaknya. Manajemen risiko rumah sakit adalah kegiatan berupa
identifikasi dan evaluasi untuk mengurangi risiko cedera dan kerugian pada pasien,
karyawan rumah sakit, pengunjung dan organisasinya sendiri (The Joint
Commission on Accreditation of Healthcare Organizations/JCAHO).
Manajemen Risiko Terintegrasi adalah proses identifikasi, penilaian,
analisis dan pengelolaan semua risiko yang potensial dan kejadian keselamatan
36
pasien. Manajemen risiko terintegrasi diterapkan terhadap semua jenispelayanan
dirumah sakit pada setiap level Jika risiko sudah dinilai dengan tepat, maka proses
ini akan membantu rumah sakit, pemilik dan para praktisi untuk menentukan
prioritas dan perbaikan dalam pengambilan keputusan untuk mencapai
keseimbangan optimal antara risiko, keuntungan dan biaya.
Dalam praktek, manajemen risiko terintegrasi berarti:
Menjamin bahwa rumah sakit menerapkan system yang sama untuk mengelola
semua fungsi-fungsi manajemen risikonya, seperti patient safety, kesehatan dan
keselamatan kerja, keluhan, tuntutan (litigasi) klinik, litigasi karyawan, serta
risiko keuangan dan lingkungan.
Jika dipertimbangkan untuk melakukan perbaikan, modernisasi dan clinical
governance, manajemen risiko menjadi komponen kunci untuk setiap desain
proyek tersebut.
Menyatukan semua sumber informasi yang berkaitan dengan risiko dan
keselamatan, contoh: “data reaktif” seperti insiden patient safety, tuntutan
litigasi klinis, keluhan, dan insiden kesehatan dan keselamatan kerja, “data
proaktif” seperti hasil dari penilaian risiko; menggunakan pendekatan yang
konsisten untuk pelatihan, manajemen, analysis dan investigasi dari semua risiko
yang potensial dan kejadian aktual.
Menggunakan pendekatan yang konsisten dan menyatukan semua penilaian
risiko dari semua jenis risiko di rumah sakit pada setiap level.
Memadukan semua risiko ke dalam program penilaian risiko dan risk register
Menggunakan informasi yang diperoleh melalui penilaian risiko dan insiden
untuk menyusun kegiatan mendatang dan perencanaan strategis.
Identifikasi risiko adalah usaha mengidentifikasi situasi yang dapat
menyebabkan cedera, tuntutan atau kerugian secara finansial. Identifikasi akan
membantu langkah-langkah yang akan diambil manajemen terhadap risiko
tersebut. Instrument:
a. Laporan KejadianKejadian(KTD+KNC+Kejadian Sentinel+dan lain-lain)
b. Review Rekam Medik (Penyaringan Kejadian untuk memeriksa dan mencari
penyimpangan-penyimpangan pada praktik dan prosedur)
c. Pengaduan (Complaint) pelanggan
d. Survey/Self Assesment, dan lain-lain
Pendekatan terhadap identifikasi risiko meliputi:
37
a. Brainstorming
b. Mapping out proses dan prosedur perawatan atau jalan keliling dan
menanyakan kepada petugas tentang identifikasi risiko pada setiap lokasi.
c. Membuat checklist risiko dan menanyakan kembali sebagai umpan balik
Penilaian risiko (Risk Assesment) merupakan proses untuk membantu
organisasi menilai tentang luasnya risiko yg dihadapi, kemampuan mengontrol
frekuensi dan dampak risiko risiko. RS harus punya Standard yang berisi Program
Risk Assessment tahunan, yakni Risk Register:
a. Risiko yg teridentifikasi dalam 1 tahun
b. Informasi Insiden keselamatan Pasien, klaim litigasi dan
komplain, investigasi eksternal & internal, external assessments dan Akreditasi
c. Informasi potensial risiko maupun risiko actual (menggunakan
RCA&FMEA)
Penilaian risiko Harus dilakukan oleh seluruh staf dan semua pihak yang
terlibat termasuk Pasien dan publik dapat terlibat bila memungkinkan. Area yang
dinilai:
a. Operasional
b. Finansial
c. Sumber daya manusia
d. Strategik
e. Hukum/Regulasi
f. Teknologi
Manfaat manajemen risiko terintegrasi untuk rumah sakit
a. Informasi yang lebih baik sekitar risiko sehingga tingkat dan sifat risiko terhadap
pasien dapat dinilai dengan tepat.
b. Pembelajaran dari area risiko yang satu, dapat disebarkan di area risiko yang lain.
c. Pendekatan yang konsisten untuk identifikasi, analisis dan investigasi untuk
semua risiko, yaitu menggunakan RCA.
d. Membantu RS dalam memenuhi standar-standar terkait, serta kebutuhan clinical
governance.
e. Membantu perencanaan RS menghadapi ketidakpastian, penanganan dampak
dari kejadian yang tidak diharapkan, dan meningkatkan keyakinan pasien dan
masyarakat.
Risk Assessment Tools yang digunakan dalam menangani risiko yang terjadi :
38
1) Risk Matrix Grading
2) Root Cause Analysis
3) Failure Mode and Effect Analysis
39
Dampak risiko (Severity)
TK RIKS Deskripsi Dampak
26 t
Probabilitas
Frequent: Sangat sering terjadi (Tiap
minggu/bulan) : 5
Probable: Sering terjadi (bbrp kali/tahun) : 4
40
Dampak Tak Significant MINOR Moderat Mayor Katatrospik
1 2 3 4 5
Probabilitas
Sangat sering terjadi Moderat Moderat Tinggi Ekstrim Ekstrim
(Tiap minggu/bulan)
5
Sering terjadi Moderat Moderat Tinggi Ekstrim Ekstrim
(bbrp kali/tahun)
4
29
41
BAB VII
SIKLUS PERBAIKAN MUTU
42
14
12
10
8 Pelayanan 3
6 Pelayanan 2
4 Pelayanan 1
2
0
Triwulan 1 Triwulan 2 Triwulan 3 Triwulan 4
Setelah dilakukan diskusi kelompok dan survei terhadap pasien dan keluarganya,
pemimpin FKTP menilai mana yang menjadi kelemahan FKTP yang masih dianggap
kurang memuaskan dalam memberikan pelayanan menurut pasien. Pemimpin FKTP
juga harus mampu memotivasi tim/anggota/petugas di FKTP untuk bekerja bersama
karena semua bagian memiliki keterkaitan satu sama lain dalam memberikan
pelayanan kepada pasien, mulai dari bagian administrasi dan pendaftaran, bagian
pelayanan, pemberian obat, dan sebagainya.
43
mengubah proses yang selama ini berjalan untuk meningkatkan kualitas pelayanan
kesehatan.
Sebagai contoh, misalnya ada masalah bahwa pasien kurang paham tentang
ketentuan minum obat. Kita dapat mencari beberapa kemungkinan penyebab masalah
kemungkinan 1) penjelasan yang kurang baik dari petugas kesehatan, kemungkinan
2) pasien memang kurang bisa memahami penjelasan petugas kesehatan,
kemungkinan 3) pasien lupa. Test bisa dilakukan dengan menghubungi pasien ketika
ia sampai rumah dan menanyakan ketentuan minum obat yang dibawa pulang, dari
hasil test tersebut ternyata diketahui bahwa pasien lupa, ia sudah memahami
ketentuan minum obat saat dijelaskan petugas kesehatan di FKTP namun ketika
44
sampai di rumah pasien lupa. Maka dapat disimpulkan akar penyebab masalah pasien
kurang paham tentang ketentuan minum obat adalah karena lupa.
45
Buat plan of action yang terdiri dari daftar kegiatan yang akan dilakukan,
perkiraan waktu pelaksanaan, serta nama penanggung jawab dari setiap
kegiatan
Tentukan metode untuk memonitor pelaksanaan uji coba, siapa yang akan
memonitor dan kapan pelaksanaan monitoring harus ditentukan di awal
dengan jelas.
46
7.3 . Periksa (Check)
Periksa artinya melakukan evaluasi terhadap sasaran dan proses serta melaporkan
apa saja hasil yang sudah dicapai. Kita mengecek kembali apa yang sudah kita
kerjakan, sudahkah sesuai dengan standar yang ada atau masih ada kekurangan.
Memantau dan mengevaluasi proses dan hasil terhadap sasaran dan spesifikasi dan
melaporkan hasilnya. Tahap pemeriksaan dilakukan dengan langkah-langkah berikut.
Total
47
Hasil uji coba cukup menjanjikan, tetapi harus menemukan metode
perubahan terbaik di FKTP
Hasil uji coba gagal, maka FKTP harus melakukan analisis ulang untuk
menemukan solusi masalah yang ada
Hasil uji coba berjalan dengan baik di FKTP sehingga bisa terus dilakukan
sebagai langkah awal menuju perubahan
Dalam pengecekan ada dua hal yang perlu diperhatikan, yaitu memantau dan
mengevaluasi proses dan hasil terhadap sasaran dan spesifikasi. Teknik yang
digunakan adalah observasi dan survei. Apabila masih menemukan kelemahan-
kelemahan, maka disusunlah rencana perbaikan untuk dilaksanakan selanjutnya. Jika
gagal, maka cari pelaksanaan lain, namun jika berhasil, dilakukan rutinitas. Mengacu
pada verifikasi apakah penerapan tersebut sesuai dengan rencana peningkatan dan
perbaikan yang diinginkan.
48
untuk memperbaikinya. Tahap aksi ini sangat penting artinya sebelum kita
melangkah lebih jauh ke proses perbaikan selanjutnya. Di tahap ini kita melakukan
apa yang dibutuhkan untuk melakukan perubahan positif dalam proses keseharian
pelayanan pasien sampai pada akhirnya kita bisa melakukan peningkatan dan/atau
perbaikan dalam pelayanan kesehatan.
49
7.5 .Indikator Siklus PDCA
Dalam menilai upaya pengendalian dan peningkatan mutu di FKTP, pedoman ini
menggunakan pendekatan yang dirumuskan oleh Avedis Donabedia yaitu struktur,
proses dan hasil. “Struktur” didefinisikan sebagai karakteristik yang relatif menetap
pada FKTP, alat dan sumber daya, dan tatanan fisik serta organisasi di mana mereka
bekerja. “Proses” adalah rangkaian kegiatan yang berlangsung antara penyedia
layanan/petugas dan pasien. “Hasil” didefinisikan sebagai perubahan yang terjadi
pada status kesehatan pasien baik saat ini ataupun masa mendatang.
Tabel 6.4 Indikator Siklus PDCA
Pendekatan Indikator
50
MENURUNKAN LAMA WAKTU TUNGGU
DI APOTIK PUSKESMAS PURWAKARTA TAHUN 2015
PLAN
Langkah 1: Identifikasi hasil dan pelayanan kesehatan sesuai harapan pasien
Tim peningkatan mutu Puskesmas Purwakarta melakukan diskusi (brainstorming)
dengan Kepala Puskesmas Purwakarta, Kepala Poli Gigi, Kepala Perawatan Balai
pengobatan, bidan KIA, petugas obat, petugas pendaftaran, perawatan BP, petugas
laboratorium, dan juru imunisasi mengenai permasalahan yang ada di Puskesmas
dalam proses pelayanan kesehatan. Dari hasil diskusi diketahui informasi beberapa
masalah pelayanan kesehatan yang ada, yaitu:
1. Pasien menumpuk di loket pendaftaran, apotik, dan ruang pemeriksaan
2. Jumlah kunjungan yang cukup banyak sedangkan ruang tunggu kurang
memadai
3. Lamanya waktu tunggu pasien di Apotik dalam pengambilan obat
4. Di bagian laboratorium tidak ada ruang tunggu untuk pasien yang mengantri
mendapat pelayanan laboratorium
5. Lamanya waktu tunggu pasien mulai dari pendaftaran sampai pasien
mendapat obat yaitu sekitar dua jam
Untuk memiliki masalah pelayanan yang dianggap paling penting untuk segera
diperbaiki, dilakukan proses pemberian nilai terhadap masalah yang ada oleh petugas
kesehatan.
Tabel 7.1 Kategori Penilaian Masalah
Nilai Makna Nilai Makna
1 Sangat tidak penting 6 Cukup penting
2 Tidak Penting 7 Penting
3 Kurang penting 8 Penting sekali
4 Tidak begitu penting 9 Sangat penting
5 Agak penting 10 Sangat penting sekali
51
Tabel 7.2 Penilaian Bobot Masalah oleh Petugas Kesehatan
Nomor Pendapat petugas kesehatan Jumlah
A B C D E F G H I J
masalah
Masalah 1 7 5 8 7 8 6 6 7 7 8 69
Masalah 2 6 6 5 8 7 5 4 4 3 6 54
Masalah 3 7 8 6 8 7 8 9 8 7 8 76
Masalah 4 5 6 7 5 4 5 7 7 6 8 60
Masalah 5 7 4 5 7 8 7 5 8 6 8 65
52
Berdasarkan pembobotan masalah yang ada di Puskesmas didapatkan hasil bahwa “lamanya
waktu tunggu pasien di Apotik” sebagai masalah yang dianggap prioritas untuk diperbaiki.
53
Petugas kesehatan di Puskesmas Purwakarta memilih masalah prioritas untuk diperbaiki
sebagai upaya peningkatan mutu, yaitu menurunkan lama waktu tunggu di Apotik Puskesmas
Purwakarta.
54
Tidak tersedia nomor urut Pemberian nomor urut pasien
Kemasan obat tidak lengkap Pengadaan etiket dan label obat
DO
Langkah 7: Memetakan pilot project (uji coba)
Setelah membuat rencana perbaikan, tim peningkatan mutu Puskesmas membuat peta
pelaksanaan pilot project (uji coba) untuk diimplementasikan di Puskesmas. Pemetaan uji
coba ini dilakukan dengan menentukan bentuk perbaikan, estimasi biaya, waktu pelaksanaan,
dan nama penanggung jawab.
55
Dalam penerapan SOP baru, secara garis besar tidak ada hambatan yang dialami oleh tim
karena secara umum SOP yang dibuat tidak merubah total sistem pelayanan yang sudah
berjalan selama ini.
Dalam pembuatan nomor urut, petugas Apotik harus menjelaskan kepada pasien bahwa
nomor urut yang ada di loket apotik berbeda dengan nomor urut yang di dapat di bagian
pendafataran sehingga pasien harus mengambil nomor urut baru ketika sampai di apotik
Puskesmas.
CHECK
Langkah 9: Evaluasi hasil
Tim melakukan evaluasi terhadap hasil perbaikan yang dilakukan setelah dilakukan uji coba
selama kurang lebih 3 bulan. Tim melakukan evaluasi setelah proses berjalan 1 bulan dengan
tujuan untuk memberikan kesempatan proses perbaikan berjalan sesuai dengan yang
diharapkan. Dari hasil evaluasi tersebut didapatkan hal-hal berikut:
1. Tidak lagi terjadi penumpukan pasien di depan loket Apotik baik untuk pemberian
resep maupun pengambilan obat
2. Petugas sudah lebih mudah mencari obat sehingga pelayanan lebih cepat
3. Proses pelayanan obat sudah berjalan sesuai SOP dimana alur resep berjalan satu arah
First In First Out (FIFO)
56
Gambar 7.5 Lama Waktu Tunggu Pasien Di Apotik Puskesmas Purwakarta
Dari observasi yang dilakukan, diketahui bahwa lama waktu tunggu pasien di Apotik setelah
adanya uji coba berkurang 5 menit menjadi sekitar 17,5 menit dari sebelumnya 29,6 menit.
ACT
Langkah 11: Standarisasi perubahan
Implementasi yang telah diujicobakan dalam tahap sebelumnya, memiliki hasil evaluasi uji
coba. Jika hasil uji coba dinilai baik, maka implementasi tersebut dapat digunakan dalam
kegiatan Puskesmas sehari-hari. Oleh karenanya dibutuhkan sebuah dokumen yang
dilegalkan oleh pihak berwenang. Misalnya dalam contoh kasus di atas, hasil implementasi
yang ada dapat diajukan untuk membuat SK Kepala Puskesmas sehingga menjadi landasan
petugas Puskesmas untuk berani mengambil tindakan terhadap pasien.
57
BAB VII
PENUTUP
Demikian Pedoman Mutu di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) ini telah
disusun. Semoga segala penjelasanyang ada di dalamnya dapat menumbuhkan budaya
pengendalian dan peningkatan mutu pelayanan diFKTP, yaitu Puskesmas, Klinik Pratama
dan Tempat Praktik Mandiri Dokter dan Dokter Gigi. Pedoman ini juga diharapkan mampu
memberi dampak bagi FKTP untuk selalu melakukan perbaikan dalam pelayanan kesehatan
secara berkesinambungan dan terus menerus sehingga kualitas pelayanan kesehatan dapat
dirasakan manfaatnya secara maksimal oleh masyarakat.
58