Anda di halaman 1dari 6

Nama : Cindy Novia

BP : 1911311009

Kelas : 3 Program A 2019

1. Metode REACH

Hukum komunikasi efektif yang banyak dibahas diberbagai literatur disingkat dalam satu
kata, yaitu REACH, yang dalam bahasa Indonesia berarti meraih ( Hanas, 2009;
Prijosaksono, 2002; Rusoni, 2007; Toha, 2008).

1. Respect
Sikap menghargai mengacu pada proses menghargai setiap individu yang menjadi
sasaran pesan yang disampaikan oleh komunikator. Jika individu membangun
komunikasi dengan rasa dan sikap saling menghargai dan menghormati, maka kerjasama
yang menghasilkan sinergi dapat dibangun, yang akan meningkatkan efektifitas kinerja,
baik sebagai individu maupun secara keseluruhan.
2. Humble
Sikap rendah hati mengacu pada sikap yang penuh melayani, sikap menghargai, mau
mendengar dan menerima kritik, tidak sombong dan memandang rendah orang lain,
berani mengakui kesalahan, rela memaafkan, lemah lembut dan penuh pengendalian diri,
serta mengutamakan kepentingan yang lebih besar.
3. Empathy
Empati adalah kemampuan individu untuk menempatkan diri pada situasi atau kondisi
yang dihadapi oleh orang lain. Salah satu prasyarat utama dalam memiliki sikap empati
adalah kemampuan untuk mendengarkan atau mengerti terlebih dulu sebelum
didengarkan atau dimengerti oleh orang lain. Rasa empati membantu individu dalam
menyampaikan pesan dengan cara dan sikap yang akan memudahkan penerima pesan
menerimanya. Jadi sebelum membangun komunikasi atau mengirimkan pesan, individu
perlu mengerti dan memahami dengan empati calon penerima pesan. Sehingga nantinya
pesan dari komunikator akan dapat tersampaikan tanpa ada halangan psikologis atau
penolakan dari penerima.

4. Audible
Makna dari audible adalah dapat didengarkan atau dimengerti dengan baik oleh
penerima pesan. Yaitu ketika kita menyampaikan pesan penerima dapat mengerti dengan
apa yang kita sampaikan.
5. Clarity
Kejelasan, terkait dengan kejelasan dari pesan itu sendiri sehingga tidak menimbulkan
multi interpretasi atau berbagai penafsiran yang berlainan. Kejelasan juga berarti
keterbukaan dan transparansi. Dalam berkomunikasi, individu perlu mengembangkan
sikap terbuka, sehingga dapat menimbulkan rasa percaya dari penerima pesan.

Contoh komunikasi REACH :


Aplikasi definisi komunikasi dalam interaksi antara dokter dan pasien diartikan
sebagai tercapainya pengertian dan kesepakatan yang dibangun dokter bersama pasien
pada setiap langkah penyelesaian masalah pasien. Untuk sampai pada tahap tersebut,
diperlukan berbagai pemahaman seperti pemanfaatan jenis komunikasi (lisan, tulisan),
menjadi pendengar yang baik, adanya penghambat proses komunikasi, pemilihan alat
penyampai pikiran atau informasi yang tepat, dan mengekspresikan perasaan dan emosi.
Selanjutnya definisi tersebut menjadi dasar model proses komunikasi yang berfokus
pada pengirim pikiran-pikiran atau informasi, saluran yang dipakai untuk menyampaikan
pikiran-pikiran atau informasi, dan penerima pikiran-pikiran atau informasi.
Model tersebut juga akan mengilustrasikan adanya penghambat pikiran-pikiran
atau informasi sampai ke penerima, dan umpan balik yang memfasilitasi kelancaran
komunikasi itu sendiri. Dalam hubungan dokter-pasien, baik dokter maupun pasien dapat
berperan sebagai sumber atau pengirim pesan dan penerima pesan secara bergantian.
Pasien sebagai pengirim pesan, menyampaikan apa yang dirasakan atau menjawab
pertanyaan dokter sesuai pengetahuannya. Sementara dokter sebagai pengirim pesan,
berperan pada saat menyampaikan penjelasan penyakit, rencana pengobatan dan terapi,
efek samping obat yang mungkin terjadi, serta dampak dari dilakukan atau tidak
dilakukannya terapi tertentu.
Dokter bertanggung jawab untuk memastikan pasien memahami apa yang
disampaikan. Sebagai penerima pesan, dokter perlu berkonsentrasi dan memperhatikan
setiap pernyataan pasien. Untuk memastikan apa yang dimaksud oleh pasien, dokter
sesekali perlu membuat pertanyaan atau pernyataan klarifikasi. Mengingat kesenjangan
informasi dan pengetahuan yang ada antara dokter dan pasien, dokter perlu mengambil
peran aktif. Ketika pasien dalam posisi sebagai penerima pesan, dokter perlu secara
proaktif memastikan apakah pasien benar benar memahami pesan yang telah
disampaikannya.
Elemen-elemen yang terdapat dalam komunikasi menurut Gorden (1978) adalah:
1. Komunikator: orang yang menyampaikan pesan
2. Pesan: ide atau informasi yang disampaikan
3. Media: sarana komunikasi
4. Komunikan: pihak yang menerima pesan
5. Umpan Balik: respon dari komunikan terhadap pesan yang diterimanya.
Lima sasaran pokok dalam proses komunikasi, yaitu:
1. Membuat komunikan mendengarkan atau melihat apa yang komunikator katakan
2. Membuat komunikan memahami apa yang mereka dengar atau lihat
3. Membuat komunikan menyetujui apa yang telah mereka dengar
4. Membuat komunikan mengambil tindakan yang sesuai dengan maksud komunikator,
dan maksudnya dapat diterima oleh komunikan
5. Memperoleh umpan balik dari komunikan.

2. METODE S-BAR

1. Pengertian
Situation, Background, Assesment, dan Recomendation (SBAR) merupakan komunikasi
efektif yang banyak diadopsi di dunia internasional. Adopsi ini muncul sejak adanya himbauan
dari IoM (2001) untuk melakukan reformasi dalam komunikasi dan kerja tim dalam pelayanan
kesehatan.
Komunikasi SBAR adalah komunikasi dengan menggunakan alat yang logis untuk
mengatur informasi sehingga dapat ditransfer kepada orang lain secara akurat dan efisien.
Komunikasi dengan menggunakan SBAR (Situation, Background, Assesment, Recomendation)
untuk mencapai keterampilan berfikir kritis, dan menghemat waktu (NHS, 2012).

SBAR adalah Kerangka komunikasi efektif yang digunakan di rumah sakit yang terdiri
dari Situation, Background, Assessment, Recommendation. Metoda komunikasi ini digunakan
pada saat perawat melakukan timbang terima (handover) ke pasien.

2. Langkah-Langkah Komunikasi S-BAR


a. Situation : Bagaimana situasi yang akan dibicarakan/dilaporkan? Menyebutkan
Nama lengkap pasien, tanggal lahir pasien, secara singkat permasalahan pasien saat
ini, kapan mulai terjadi dan seberapa berat . Situasi dan keadaan pasien yang
teramati saat itu.
b. Background: Apa latar belakang informasi klinis yang berhubungan dengan situasi?
Penyampaian latar belakang klinis atau keadaan yang melatar belakangi
permasalahan, meliputi catatan rekam medis pasien, diagnosa masuk RS, informasi
hal-hal penting terkait : Kulit/ ekstremitas, pasien memakai/ tidak memakai oksigen,
obat- obatan terakhir, catatan alergi, cairan IV line dan hasil laboratorium terbaru.
Hasil- hasil laboratorium berikut tanggal dan jam masing-masing test dilakukan.
Hasil-hasil sebelumnya sebagai pembanding, informasi klinik lainnya yang
kemungkinan diperlukan.
c. Assesement : Berbagai hasil penilaian klinis perawat. Penyampaian penilaian
(Assesement) terhadap situasi dan keadaan pasien yang dapat diamati saat itu,
berdasarkan pengkajian dan observasi saat itu.
d. Recomendation : Apa yang perawat inginkan terjadi dan kapan? lanjut terhadap
kondisi / keadaan permasalahan kesehatan pasien saat itu.
Write : Tulis rekomendasi pemberi perintah / informasi ke dalam dokumen medik.
Read Back : Baca ulang tulisan tersebut dan eja obat- obat high alert
Confirmation : tanyakan kebenaran ucapan atau tulisan atau ada rekomendasi
tambahan lain, baca ulang secara keseluruhan isi rekomendasi.

Contoh Komunikasi S-BAR :


Situation (S) :
-          Selamat pagi Dokter, saya Dona perawat Nusa Indah 2

-          Melaporkan pasien nama Tn A mengalami penurunan pengeluaran urine 40 cc/24 jam,

mengalami sesak napas.

Background (B) :

-          Diagnosa medis gagal ginjal kronik, tanggal masuk 8 April 2020, program HD hari Senin-

Kamis

-          Tindakan yang sudah dilakukan posisi semi fowler, sudah terpasang dower kateter, pemberian

oksigen 3 liter/menit 15 menit yang lalu.

-          Obat injeksi diuretic 3 x 1 amp

-          TD 150/80 mmHg, RR 30 x/menit, Nadi 100 x/menit, oedema ekstremitas bawah dan asites

-          Hasil laboratorium terbaru : Hb 9 mg/dl, albumin 3, ureum 237 mg/dl

-          Kesadaran composmentis, bunyi nafas rongki.

Assessment (A) :

-          Saya pikir masalahnya gangguan pola nafas dan gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit

lebih

-          Pasien tampak tidak stabil

Recommendation (R) :

-          Haruskah saya mulai dengan pemberian oksigen NRM

-          Apa advise dokter? Perlukah peningkatan diuretic atau syringe pump?

-          Apakah dokter akan memindahkan pasien ke ICU?


SUMBER :

Endang Fourianalistyawati, M.Psi, Psi. 2012. Komunikasi yang Relevan dan Efektif Antara
Dokter dan Pasien. Jurnal Psikogenesis. Vol. 1,No. 1 : 85
file:///C:/Users/hp/Documents/jurnal/37-36-1-PB.pdf 6 April 2020

http://eprints.unipdu.ac.id/465/1/BAB%20I.pdf
Rachmah. 2018. Optimalisasi Keselamatan Pasien Melalui Komunikasi SBAR Dalam
Handover. Noursing Journal. Vol. IX No. 1 : 34
file:///C:/Users/hp/Documents/jurnal/Rachmah_jurnal_1%20(1).pdf 6 April 2020

Anda mungkin juga menyukai