Anda di halaman 1dari 11

Nama : MUTIA GUSLINA

Bp : 1911311030

Mata kuliah : Komunikasi dalam Keperawatan

Tugas : Komunikasi efektif di pelayanan kesehatan dengan Metoda


REACH dan SBAR beserta contoh isi dan komunikasinya.

Komunikasi yang Efektif

Komunikasi akan dapat berjalan efektif manakala ada beberapa aturan dan kaidah yang
diikuti, yaitu :

a) Komunikator menghargai setiap individu atau kelompok dalam berkomunikasi. Hal ini
mengingatkan bahwa sebagai seorang komunikator tidak menganggap dirinya paling tahu
dan paling benar.

b) Setiap orang yang berkomunikasi harus mampu menerima kiritikan-kritikan dan saran
dari orang lain. Memang terkadang sebagian orang tidak mau dikritiki namun itu lah yang
harus ada pada diri seseorang yang melakukan komunikasi efektif.

c) Pesan bisa diterima baik oleh komunikan. Nah, sebagai seorang komunikator kita harus
memperhatikan media yang kita pakai, apakah pesan yang kita ingin sampaikan sampai
atau tidak kepada komunikan. Hal ini biasanya bersangkutan dengan media yang
digunakan misalnya microphone yang kita gunakan medengung atau jaringan telfon kita
terputus-putus. Akibatnya komunikan tidak akan memperhatikan apa yang kita ingin
sampaikan.

Komunikasi tidak harus selalu berakhir dengan persetujuan, tetapi paling tidak muncul
pemahaman fan pengertian dengan apa yang disampaikan. Karena pada dasarnya fungsi
komunikasi tidak sekedar merujuk orang lain untuk mengikuti dan menyetujui tetapi bisa juga
komunikan di di lakukan untuk menyampaikan informasi tanpa bersifat menggurui.

A. Komunikasi efektif dengan metode REACH

1. Respect

1
Hal yang harus kita perhatikan ketika kita berkomunikasi dengan orang lain agar menjadi
komunikasi efektif adalah sikap untuk menghargai setiap individu yang menjadi sasaran pesan
yang akan kita sampaikan.

Rasa hormat dan saling menghargai merupakan hukum yang pertama dalam kita
berkomunikasi dengan orang lain. Ingatlah bahwa pada prinsipnya manusia ingin dihargai dan
dianggap penting. Jika kita harus mengkritik atau memarahi seseorang, lakukan dengan penuh
respek terhadap harga diri dan kebanggaaan seseorang tersebut. Jika kita membangun
komunikasi dengan rasa dan sikap saling menghargai dan menghormati, maka kita dapat
membangun kerjasama yang baik saat berkomunikasi dan akan meningkatkan efektifitas kinerja
kita baik sebagai individu maupun secara keseluruhan komunikan.

Bahkan menurut mahaguru komunikasi Dale Carnegie dalam bukunya How to Win
Friends and Influence People, rahasia terbesar yang merupakan salah satu prinsip dasar dalam
berurusan dengan manusia adalah dengan memberikan penghargaan yang jujur dan tulus.
Seorang ahli psikologi yang sangat terkenal William James juga mengatakan bahwa "Prinsip
paling dalam pada sifat dasar manusia adalah kebutuhan untuk dihargai." Dia mengatakan ini
sebagai suatu kebutuhan (bukan harapan ataupun keinginan yang bisa ditunda), yang harus
dipenuhi.

Charles Schwabb, salah satu orang pertama dalam sejarah perusahaan Amerika yang
mendapat gaji lebih dari satu juta dolar setahun, mengatakan bahwa aset paling besar yang dia
miliki adalah kemampuannya dalam membangkitkan antusiasme pada orang lain. Dan cara untuk
membangkitkan antusiasme dan mendorong orang lain melakukan hal-hal terbaik adalah dengan
memberi penghargaan yang tulus. Hal ini pula yang menjadi satu dari tiga rahasia manajer satu
menit dalam buku Ken Blanchard dan Spencer Johnson, The One Minute Manager.

2. Empathy

Empati adalah kemampuan kita untuk menempatkan diri kita pada situasi atau kondisi
yang dihadapi oleh orang lain. Salah satu prasyarat utama dalam memiliki sikap empati adalah
kemampuan kita untuk mendengarkan atau mengerti terlebih dulu sebelum didengarkan atau
dimengerti oleh orang lain.

Secara khusus Covey menaruh kemampuan untuk mendengarkan sebagai salah satu dari
7 kebiasaan manusia yang sangat efektif, yaitu kebiasaan untuk mengerti terlebih dahulu, baru
dimengerti (Seek First to Understand -

Understand then be understood to build the skills of empathetic listening that inspires
openness and trust). Inilah yang disebutnya dengan Komunikasi Empatik. Dengan memahami

2
dan mendengar orang lain terlebih dahulu, kita dapat membangun keterbukaan dan kepercayaan
yang kita perlukan dalam membangun kerjasama atau sinergi dengan orang lain.

Rasa empati akan membuat kita untuk dapat menyampaikan pesan (message) dengan cara
dan sikap yang akan memudahkan penerima pesan (receiver) menerimanya. Oleh karena itu
dalam ilmu pemasaran (marketing) memahami perilaku konsumen (consumer's behavior)
merupakan keharusan. Dengan memahami perilaku konsumen, maka kita dapat empati dengan
apa yang menjadi kebutuhan, keinginan, minat, harapan dan kesenangan dari konsumen.
Demikian halnya dengan bentuk komunikasi lainnya, misalnya komunikasi dalam membangun
kerjasama tim. Kita perlu saling memahami dan mengerti keberadaan orang lain dalam tim kita.
Rasa empati akan menimbulkan respek atau penghargaan, dan rasa respek akan membangun
kepercayaan yang merupakan unsur utama dalam membangun teamwork.

Jadi sebelum kita membangun komunikasi atau mengirimkan pesan, kita perlu mengerti
dan memahami dengan empati calon penerima pesan kita. Sehingga nantinya pesan kita akan
dapat tersampaikan tanpa ada halangan psikologis atau penolakan dari penerima.

Empati bisa juga berarti kemampuan untuk mendengar dan bersikap perseptif atau siap
menerima masukan ataupun umpan balik apapun dengan sikap yang positif. Banyak sekali dari
kita yang tidak mau mendengarkan saran, masukan apalagi kritik dari orang lain. Padahal esensi
dari komunikasi adalah aliran dua arah. Komunikasi satu arah tidak akan efektif manakala tidak
ada umpan balik (feedback) yang merupakan arus balik dari penerima pesan. Oleh

3. Audible

Audible merupakan bahwasanya komunikator menyampaikan pesan kepada individu


atau seseorang kemudian individu tersebut dapat menerima pesan yang telah disampaikan dan
dapat dimengerti dengan baik tanpa adanya halangan.

Makna dari audible antara lain: dapat didengarkan atau dimengerti dengan baik. Jika
empati berarti kita harus mendengar terlebih dahulu ataupun mampu menerima umpan balik
dengan baik, maka audible berarti pesan yang kita sampaikan dapat diterima oleh penerima
pesan. Hukum ini mengatakan bahwa pesan harus disampaikan melalui media atau delivery
channel sedemikian hingga dapat diterima dengan baik oleh penerima pesan. Hukum ini
mengacu pada kemampuan kita untuk menggunakan berbagai media maupun perlengkapan atau
alat bantu audio visual yang akan membantu kita agar pesan yang kita sampaikan dapat diterima
dengan baik. Jika kita bawa ke dalam komunikasi personal hal ini berarti bahwa pesan
disampaikan dengan cara atau sikap yang dapat diterima oleh penerima pesan.

3
4. Clarity

Clarity dapat pula berarti keterbukaan dan transparansi. Dalam berkomunikasi kita perlu
mengembangkan sikap terbuka (tidak ada yang ditutupi atau disembunyikan), sehingga dapat
menimbulkan rasa percaya (trust) dari penerima pesan. Karena tanpa keterbukaan akan timbul
sikap saling curiga dan akan menimbulkan ketidakakraban antar komunikan dengan
komunikator. Hal ini bisa juga menjadi salah satu menjadi penyebab pesan tidak tersampaikan
kepada penerima pesan.

5. Humble

Hukum kelima dalam membangun komunikasi yang efektif adalah sikap rendah hati.
Sikap ini merupakan unsur yang terkait dengan hukum pertama untuk membangun rasa
menghargai orang lain, biasanya didasari oleh sikap rendah hati yang demikian kita miliki.
Dalam edisi Mandiri 32 Sikap Rendah Hati pernah kita bahas, yang pada intinya antara lain:
sikap yang penuh melayani (dalam bahasa pemasaran Customer First Attitude), sikap
menghargai, mau mendengar dan menerima kritik, tidak sombong dan memandang rendah orang
lain, berani mengakui kesalahan, rela memaafkan, lemah lembut dan penuh pengendalian diri,
serta mengutamakan kepentingan yang lebih besar.

Sikap rendah hati mestinya harus dimiliki oleh setiap komunikator karena seorang
komunikator tidak boleh merasa paling tahu dan paling benar tentang ilmu yang dimilikinya.
Jika ada yang mengkritisi nya ataupun memberi saran hendaknya dengan rendah hati dalam
menerima bukannya malah marah atau jengkel kepda seseorang tersebut.

Jika komunikasi yang kita bangun didasarkan pada lima hukum pokok komunikasi yang
efektif ini, maka kita dapat menjadi seorang komunikator yang handal dan pada gilirannya dapat
membangun jaringan hubungan dengan orang lain yang penuh dengan penghargaan (respect),
karena inilah yang dapat membangun hubungan jangka panjang yang saling menguntungkan dan
saling menguatkan.

4
CONTOH PENERAPAN NYA PADA KASUS:

Seorang pasien yang bernama Ny. A berumur 30 tahun mengalami kecelakaan dan
mengalami patah tulang pada tangannya. Sekarang tuan A dirumah sakit universitas Andalas
untuk mendapatkan perawatan yang intensif. Berikut adalah perawatan yang dialami Tuan A
selama dirawat dirumah sakit.

Fase prainteraksi
1) Perawat mengecek file pasien
2) Perawat telah memahami tentang penyakit luka dan lingkupnya

Pagi hari pukul 07.15 dirumah sakit..

Fase Orientasi

Perawat : “Selamat pagi ibu.. “( dengan wajah tersenyum)


Pasien : “ ia selamat pagi sus.”(dengan wajah tersenyum)
Perawat : “ Perkenalkan ibu nama saya Mutia, saya dari mahasiswa Keperawatan
Universitas Andalas, mulai hari ini saya akan merawat ibu dari pukul 07.00
sampai 14.00 siang. Kalau boleh saya tau nama ibu siapa dan siapa nama
panggilan ibu?
Pasien : “ Nama saya Siska Purnama Sari. Suster bisa panggil saya siska.”
Perawat : " salam kenal ya bu siska."
Pasien : " salam kenal sus."
Perawat : “baiklah buk siska, apa yang ibu rasakan sekarang?“
Pasien : “sejak mengalami kecelakaan kemarin kaki saya masoh merasa sakit masih
sedikit nyeri sus.”(sambil memegang kakinya yang sedang patah)
Perawat : “mm..” (menganggukkan kepala) ”iya ibu, itu memang efek dari patah tualng
yang ibu alami, karena pada kaki ibu terjadi patah tulang.
Pasien : “apakah itu berbahaya sus?.”(wajahnya menunjukkan rasa cemas)
Perawat : “tidak bu karena dalam proses penyembuhan, pasien dapat merasa sakit sehingga
tadi dokter memberikan obat pereda nyeri, yaitu ibuprofen".
Pasien : “Alhamdulillah kalau begitu sus.”(sedikit agak lega)
Perawat : “iya bu. Nah baiklah ibu, sekarang kita akan melakukan tindakan perawatan
patah tulang pada kaki ibu ya dan waktunya kira-kira 15 menit. Jadi apakah ibu bersedia?
Pasien : “iya sus saya bersedia.”
Perawat : “baiklah saya akan menyiapkan alat-alatnya dahulu.”(pergi ke luar ruangan
pasien)
Setelah selesai proses tindakan perawatan patah tulang...

Fase Terminasi
5
Perawat : “baiklah bu siska, saya sudah selesai melakukan tindakan perawatan patah
tulang pada kaki ibu, jangan terlalu banyak bergerak ya ibu, dan semoga lekas
sembuh.”(tersenyum dengan ramah)
Pasien : “iya, terimah kasih sus.”(tersenyum)
Perawat : “sama-sama, selamat siang ya bu!.”

Setelah melakukan perawatan patah tulang perawat membereskan alat-alat dan mencuci
tangannya..

Pada keesokan harinya, pukul 07.00 pagi ..

Fase Prainteraksi
1) Perawat mengecek file pasien
2) Perawat telah memahami tentang penyakit patah tulang dan lingkupnya

Fase Orientasi
Perawat : “selamat pagi ibu.”(tersenyum ramah kepada pasien)
Pasien : “iya,selamat pagi.”(membalas tersenyum balk)
Perawat : “bagaimana tidurnya semalam bu siska? Apakah nyenyak bu?”
Perawat : “alhamdulillah bu semalam saya bisa tidur nyenyak, dan tidak ada gangguan
apapun.”
Perawat : “hmm..”(menganggukkan kepala) “mungkin sekarang keadaan kaki ibu sudah
lebih membaik dari hari-hari sebelumnya disini, sehingga saat malam tiba ibu
bisa tidur nyenyak tanpa merasa kesakitan atau nyeri lagi, benar kan bu?.”
Pasien : “iya sus,memang sekarang saya sudah merasa lebih baik,”(sedikit tersenyum)
Perawat : “kemudian bagaimana dengan rasa nyer atau sakiti yang ibu rasakan
sebelumnya?, Coba ibu cerita kan kepada saya?.”
Pasien : “begini sus setelah melakukan perawatan patah tulang yang telah dilakukan
beberapa hari yang lalu patah tulang saya sudah sedikit membaik, sehingga saya
bisa tidur nyenyak dan hanya sedikit merasakan sakit pada kaki
saya.”(menjelaskan dengan baik)
Perawat :“iya, itu juga karna bantuan ibu Siska yang selalu bersemangat untuk sembuh,
dan semoga keadaan ibu sekarang bisa berdampak baik pula pada kesembuhan
luka yang ibu Fitri alami.”
Pasien : “ita sus Alhamdulillah”
Perawat : “ohya, apakah ibu sudah sarapan pagi ini?.”
Pasien : “belum sus."(menggelengkan kepala)
Perawat : “baiklah, karena pagi ini ibu belum sarapan, dan sepertinya keadaan ibu tidak
memungkinkan untuk makan sendiri, saya akan membantu ibu Siska pagi ini, agar

6
ibu bisa cepat sembuh. Kita melakukan disini saja, tidak lama kira-kira 25 menit.
Bagaimana, apakah ibu bersedia??.”
Pasien : “iya sus.”

Setelah memberikan sarapan kepada pasien ..

Perawat :“baiklah bu siska saya sudah selesai memberikan ibu sarapan, untuk nanti makan
siang dan malam ibu bisa minta tolong kepada keluarga ibu, ibu mengerti dengan
apa yang saya jelaskan?"
Pasien : “iya sus.”
Perawat : “Bagaimana perasaan ibu setelah sarapan pagi ini? Apakah ibu makan dengan
lahap.?
Pasien : "iya sus"
Perawat : “Baiklah ibu, saya permisi dulu ya bu. Nanti saya akan kembali lagi mencek
kondisi ibu. Apabila ibu memerlukan bantuan saya silahkan pencet bel ini ya bu.

Siang hari pukul 14.00 ..

Fase Terminasi
Perawat : “selamat siang bu Siska?.”(tersenyum dengan ramah)
Pasien : “iya,selamat siang.”(tersenyum balik)
Perawat :“bagaimana keadaan ibu sekarang?.”
Pasien :“alhamdulillah sus terasa lebih baik.”( mengambil posisi duduk
Perawat : “Nah, karena sekarang kondisi ibuk sudah jauh mengalami perubahan, kata
dokter ibuk sudah dibolehkan untuk pulang hari ini ya bu.”(tersenyum)
Pasien : (tersenyum) ”alhamdullah sus.”
Perawat : "sebelum pulang apakah ada pertanyaan ibu?.”
Pasien : “tidak sus, tapi saya boleh minta tolong kepada suster untuk menghubungi
keluarga saya dirumah?”
Perawat : “baik bu saya akan segera menghubungi salah satu keluarga ibu,apakah ada
yang lain bu?.”
Perawat : “oh iya satu lagi, terimah kasih ya suster atas perawatannya selama saya di rawat
disini.”(tersenyum bahagia)
Perawat :(tersenyum dengan ikhlas) sama-sama ibu Siska, ini sudah menjadi kewajiban
saya sebagai seorang perawat untuk merawat dan melayani ibu sebaik mungkin,
dan maaf ya bu kalau ada saya memberikan perawatan yang kurang berkenan di
hati ibu selama ibu di rawat disini”
Pasien : "iya sus"(tersenyum)

7
Perawat :“baiklah bu siska saya permisi dahulu, semoga dirumah ibu bisa kembali sehat
dan dapat kembali beraktivitas seperti biasanya. Selamat siang...!”(terseyum dan
meninggalkan ruangan pasien)
Pasien : “selamat siang sus.”

Keterangan :

Respect, dimana perawat menghargai pasien sebagai seseorang manusia yang


bermartabat yang tinggi seperti selalu memberikan salam sapa yang sopan kepada pasien dan
memberikan penjelasan dengan baik ketika pasien merasa cemas dan tidak menunjukkan marah.

Empathy, seperti pada kasus diatas dimana seorang perawat mendengar kan dengan baik
penjelasan pasien mengenai kondisi tubuhnya saat ini dan mengerti apa yang diceritakan oleh
pasien.

Audible, yaitu ketika pasien dapat menerima saran atau masukan yang diberikan oleh
perawat kepadanya sehingga membuat pasien lebih tenang menghadapi keadaan.

Clarity, yaitu ketika pasien menceritakan semua keadaan yang dialaminya tanpa
menutupi nya sehingga memantapkan dokter dan perawat melakukan tindak perawatan yang
membuat pasien segera sembuh.

Humble, adalah ketika perawat memberikan pelayanan yang terbaik kepada pasien
dengan kerendahan hati dari perawat tersebut. Ia juga memberikan penjelasan dengan baik
kepada pasien ketika pasien bertanya tentang apa yang ia tidak mengerti.

B. Komunikasi efektif dengan metode SBAR

SBAR adalah Kerangka komunikasi efektif yang digunakan di rumah sakit yang terdiri
dari Situation, Background, Assessment, Recommendation. Metoda komunikasi ini digunakan
pada saat perawat melakukan timbang terima (handover) ke pasien.

a) Situation, kondisi terkini yang terjadi pada pasien yaitu bagaimana kondisi pasien dan apa
yang pasien alami pada saat sekarang

Seperti:

 Mengidentifikasi nama diri petugas dan pasien.

 Diagnosa medis

 yang terjadi dengan pasien yang memprihatinkan

8
b) Background, informasi penting yang melatarbelakangi keluhan pasien saat ini

Seperti :

 Obat saat ini dan alergi

 Tanda-tanda vital terbaru

 Hasil laboratorium : tanggal dan waktu tes dilakukan dan hasil tes sebelumnya untuk
perbandingan

 Riwayat medis

 Temuan klinis terbaru

c) Assessment, yaitu hasil penilaian/pengkajian kondisi pasien

 Apa temuan klinis?

 Apa analisis dan pertimbangan perawat

 Apakah masalah ini parah atau mengancam kehidupan?

d) Recommendation, saran apa yang harus dilakukan untuk mengatasi keluhan pasien saat ini.

 Apa tindakan / rekomendasi yang diperlukan untuk memperbaiki masalah?

 Apa solusi yang bisa perawat tawarkan dokter?

 Apa yang perawat butuhkan dari dokter untuk memperbaiki kondisi pasien?

 Kapan waktu yang perawat harapkan tindakan ini terjadi?

Contoh komunikasi :

Perawat : Selamat siang Dok, perkenalkan nama saya perawat Mutia Guslina dari ruang
Melati dok, apakah benar saya berbicara dengan dokter Rika?

Dokter : selamat siang suster Mutia, iya benar dengan saya ada apa ya?

Perawat : saya ingin melaporkan ada seorang pasien yang baru masuk dok, ia adalah Tn.A
umur 35 tahun, tanggal masuk 8 Desember 2013 sudah 3 hari perawatan, DPJP :

9
dr Setyoko, SpPD,Masalah keperawatan: gangguan keseimbangan cairan dan
elektrolit lebih dan Perubahan kebutuhan nutrisi kurang.

Dokter : Kemudian apa yang ia rasakan?

Perawat : Pasien mengeluh mual dok.

Dokter : Baiklah lanjutkan saja Intervensi yang sudah di rencanakan, tolong Awasi
balance cairan, Batasi asupan cairan, Konsul ke dokter untuk pemasangan dower
kateter, Pertahankan pemberian pemberian deuritik injeksi furosemit 3 x 1 amp,
Bantu pasien memenuhi kebutuhan dasar pasien, dan Jaga aseptic dan antiseptic
setiap melakukan prosedur.

Perawat : Baik dok, segera akan saya laksanakan. Terimakasih atas waktu nya dok, saya
permisi keluar dulu dok dan selamat siang.

Dokter : selamat siang.

Keterangan :

Situation (S) :

Nama: Tn.A umur 35 tahun, tanggal masuk 8 Desember 2013 sudah 3 hari perawatan, DPJP
: dr Setyoko, SpPD, diagnosa medis : Gagal ginjal kronik.

Masalah keperawatan:

 Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit lebih

 Perubahan kebutuhan nutrisi kurang

Background (B) :

 Pasien bedrest total , urine 50 cc/24 jam, balance cairan 1000 cc/ 24 jam.

 Mual tetap ada selama dirawat, ureum 300 mg/dl.

 Pasien program HD 2x seminggu Senin dan Kamis.

 Terpasang infuse NaCl 10 tetes/menit

 Dokter sudah menjelaskan penyakitnya tentang gagal ginjal kronik

 Diet : rendah protein 1 gram

Assessment (A) :
10
 Kesadaran composmentis, TD 150/80 mmHg, Nadi 100x/menit, suhu 37 0C, RR 20
x/menit, oedema pada ekstremitas bawah, tidak sesak napas, urine sedikit, eliminasi
faeses baik.

 Hasil laboratorium terbaru : Hb 9 mg/dl, albumin 3, ureum 237 mg/dl

 Pasien mengeluh mual.

Recommendation (R) :

 Awasi balance cairan

 Batasi asupan cairan

 Konsul ke dokter untuk pemasangan dokter kateter

 Pertahankan pemberian pemberian deuritik injeksi furosemit 3 x 1 amp

 Bantu pasien memenuhi kebutuhan dasar pasien

 Jaga aseptic dan antiseptic setiap melakukan prosedur

11

Anda mungkin juga menyukai