Tesis
ABD. SAHID
80100213107
PROGRAM PASCASARJA
UIN ALAUDDIN MAKASSAR
2016
PERSETUJUAN TESIS
Tesis dengan judul “ Kepemimpinan Kepala Sekolah melalui Manajemen Berbasis Sekolah
(MBS) di Madrasah Tsanawiyah Ganrang Batu Kecamatan Turatea Kabupaten Jeneponto”,
yang disusun oleh Saudara Abd. Sahid, NIM: 80100213107, telah diujikan dalam ujian tutup
Tesis yang diselenggarakan pada hari Kamis, 3 Maret 2016 M. bertepatan dengan tanggal 23
_Jumadil Awal 1437 H, memandang bahwa tesis tersebut telah memenuhi syarat-syarat ilmiah
dan disetujui untuk mendapat Gelar Magister Pada Jurusan Man ajemen Pendidika n Islam
PROMOTO :
R
ain Han y M Pd
Dr. H. Muh. S af , . . ( )
OR:
KOPROMO
T alik Ibrahim M.S
Dr. Misykat M , i. ( )
PENGUJI: ddin Siraj. M Pd .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. ..
.ﻦﯿﻤﻟﺎﻌﻟا بر، اDﯿﺳ ﻰﻠﻋ ﻢﻠﺳو ﻞﺻ ﻢﮭﻠﻟDﺤﺻأو ﮫﻟأ ﻰﻠﻋو ﺪﻤﺤﻣ ﺎﻧﺪDﻦﯿﻌﻤﺟأ ﮫﺑﺎ اDﻤﺤﻟDﺪ
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah swt., Tuhan Yang Maha Bijaksana, karena
atas izin dan kuasa-Nya, tesis yang berjudul “Kepemimpinan Kepala Sekolah Melalui
wat dan
keluarga dan sahabatnya. salam Allah yang telah
Semoga rahmat kepadadilim beliau,
pahkan kepadampai
beliau akan kita
kepada sa sebagai umatnya sampai di akhir zaman.
Dalam penulisan tesis ini, tidak sedikit hambatan dan kendala yang pen u lis alami dan
hadapi, tetapiAl-hamdulillah semua itu dapat penulis atasi dengan baik, se mua ini berkat
bantuan dari berbagai pihak, sehingga penulis dapat menyelesaikan meskipun se c ara jujur tesis
ini masih ted apat kekurangan. Itulah sebabnya, penulis mengharapkan kritik d an saran yang
sifatnya membangun dari semua pihak, demi kesempurnaan tesis ini, dan penulis ucapkan terima
Secara khusus penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan set inggi-tingginya
1. Prof. Dr. H. Musafir, MSi., selaku Rektor Universitas Islam Negeri ( UIN) Alauddin
Makassar, berserta para Pembantu Rektor I, II, III, dan IV, yang telah memberikan
bimbingan kepada penulis selaku mahasiswa dalam menempuh pendidikan pada Program
Pascasarjana.
2. Prof. Dr. H. Ali Parman, M.A. selaku Direktur Program Pascasarjana UIN Alauddin
Makassar, beserta tim 9 dengan penuh kesabaran mengarahkan dan membimbing penulis.
iv
3. Dr. H. Muh. Sain Hanafy, M.Pd. dan Dr. Misykat Malik Ibrahim. M.Si., selaku promotor I
dan II Dr. H. Arifuddin Siraj. M.Pd,. Drs. Muhammad Wayong. M.Ed. M, P.h.D Selaku
Penguji I dan II dengan penuh kesabaran membimbing dan mengarahkan penulis hingga
4. Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Jeneponto dan jajarannya, yang telah
memberik an izin dan rekomendasi dan informasi kepada penulis, sehingga penulis dapat
5. Para Guru Besar dan Dosen yang telah memberikan ilmu dan pembinaan kepada penulis
meminjam kan berbagai referensi yang penulis butuhkan dalam penyusunan te sis
7. Terkhusus kepada pimpinan Madrasah Tsanawiyah Ganrang Batu dala m hal ini Ibu
Rohani. S .Ag.MM yang selama ini membimbing dan mengarahkan penulis berkecimpung
didunia p endidikan agama, sampai kepada penulis menyelesaikan pendidik an magister di
UIN Alauddin Makasar. Semoga jasa-jasa beliau dibalas dengan pahala yan g berlipat
penuh keikhlasan
memberikan bantuan moril dan motivasi sehingga pe neliti
mampu menyelesai
kan penulisan tesis ini.
9. Kedua orang-tua penulis, ayahanda KH. Muh.Natsir Guling (Almarhum) an
d ibunda St.
yang set inggi-tingginya karena dengan penuh kasih sayang dan ke sabaran, serta
pengorbanan telah mengasuh, membimbing, dan mendidik penulis, disertai doa yang tulus.
10. Semua sahabat, teman penulis yang dengan kebersamaan dalam suka dan duka menjalani
studi, dan kepada semua pihak yang tidak sempat penulis sebutkan satu persatu, atas dasar
iv
11. Terakhir, dari relung hati yang paling dalam,Penulis menghaturkan banyak terima kasih
kepada Istri saya tersayang, Hernawati sila yang memberikan peluang dan waktu kepada
penulis selama menempuh pendidikan sampai terselesaikannya tesis ini penulis sampaikan
permohonan maaf kepada anakku tercinta (Syarif sila Al-Hidayat dan Ahmad sila Al-Islam)
yang selama masa kuliah amat banyak waktu terlewat tampa kebersamaanmu, namun karena
Akhirnya semoga Allah Swt membalas segala amal dan usaha kita semua, dan menempatkan
ABD. SAHID
NIM: 80100213107
iv
PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN DAN SINGKATAN
A. Transliterasi Arab-Latin
Daftar huruf bahasa Arab dan transliterasinya ke dalam huruf Latin dapat dilihat pada
tabel berikut:
1. Konsonan
Hamzah ( )ءyang terletak di awal kata mengikuti vokalnya tanpa diberi tanda apa pun.
Jika ia terletak di tengah atau di akhir, maka ditulis dengan tanda (’).
2. Vokal
Vokal bahasa Arab, seperti vokal bahasa Indonesia, terdiri atas vokal tunggal atau
monoftong dan vokal rangkap atau diftong.
Vokal tunggal bahasa Arab yang lambangnya berupa tanda atau harakat, transliterasinya
sebagai berikut:
Tanda Nama Huruf Latin Nama
ا fath}ah a a
ا kasrah i i
ا d}ammah u u
Vokal rangkap bahasa Arab yang lambangnya berupa gabungan antara har akat dan huruf,
transliterasinya berupa gabungan huruf, yaitu:
Contoh:
ﻒـﯿـﻛ : kaifa
ـھDل ﻮ : haula
3. Maddah
Maddah atau vokal panjang yang lambangnya berupa harakat dan huruf, transliterasinya
berupa huruf dan tanda, yaitu:
Harakat an Nama Huruf dan Nama
d Tanda
Huruf fath}ah dan a if atau a> a dan garis di atas
...
| ا... ى l
kasrah dan ya> i> i dan garis di atas
ﻰـــــ
Contoh: ’
4. Ta>’ marbu>t}ah
Transliterasi untuk ta>’ marbu>t}ah ada dua, yaitu: ta>’ marbu>t}ah yang hidup atau
mendapat harakat fath}ah, kasrah, dan d}ammah, transliterasinya adalah [t]. Sedangkan ta>’
marbu>t}ah yang mati atau mendapat harakat sukun, transliterasinya adalah [h].
Kalau pada kata yang berakhir dengan ta>’ marbu>t}ah diikuti oleh kata yang
menggunakan kata sandang al- serta bacaan kedua kata itu terpisah, maka ta>’ marbu>t}ah itu
ditransliterasikan dengan ha (h).
Contoh:
ﻔطﻷاDلﺎ - l
ﺔـﺿور : raud}ah al at}fa> ﺎ
◌ ﺔﻠــﺿ l- -
اDـﻔـﻟا ﺔـﻨـﯾﺪـﻤـﻟ : a madi>nah al fa>d}ilah ـ
◌ ﺔــﻤـﻜ l-
اDﺤـﻟ : a h}ikmah
5. Syaddah
Syaddah(Tasydi>d) dengan sebuah
tanda tasydi>d atau tasydi>d
dala yang dalam sistem tulisan Arab dilambangkan uruf
( ــ ),
(konsonan ganda) yang d m transliterasi ini dilambangkan dengan perulangan h
iberi tanda syaddah.
Contoh:
ﺎﻨــﺑر
ﺎﻨــﯿـﺠـﻧ : rabbana>
i
◌ ﻖـﺤـ : najja
l- na>
ا ﻢــﻌﻧDـﻟ : a h}aqq
i
وﺪـﻋ : nu“ ma
Jika hu :‘aduwwun kasrah ()ﻰـــــ,
maka ia ditran ruf ىber-tasydid di akhir sebuah kata dan didahului oleh huruf
Contoh:sliterasi seperti huruf maddah menjadi i>.
ﻰـﻠـﻋ
ﻰــﺑﺮـﻋ : ‘Ali> (bukan ‘Aliyy atau ‘Aly)
: ‘Arabi> (bukan ‘Arabiyy atau ‘Araby)
6. Kata Sa
ndang
Kata sandang dalam sistem tulisan Arab dilambangkan dengan huruf لا (alif lam
ma‘arifah). Dalam pedoman transliterasi ini, kata sandang ditransliterasi seperti biasa, al-, baik
ketika ia diikuti oleh huruf syamsiyah maupun huruf qamariyah. Kata sandang tidak mengikuti
bunyi huruf langsung yang mengikutinya. Kata sandang ditulis terpisah dari kata yang
7. Hamzah
Aturan transliterasi huruf hamzah menjadi apostrof (’) hanya berlaku bag i hamzah yang
terletak di te ngah dan akhir kata. Namun, bila hamzah terletak di awal kata, ia tidak
Contoh:
اDـﻨــﻟDعﻮ : al-nau‘
ءﻲـﺷ : syai’un
تﺮـﻣأ : umirtu
Kata, i stilah atau kalimat Arab yang ditransliterasi adalah kata, istilah ata u kalimat yang
belum dibakukan dalam bahasa Indonesia. Kata, istilah atau kalimat yang su dah lazim dan
menjadi bagiandari perbendaharaan bahasa Indonesia, atau sering ditulis dalam tulisan bahasa
Indonesia, ataulazim digunakan dalam dunia akademik tertentu, tidak lagi dituli s menurut cara
Namun, bila k ata-kata tersebut menjadi bagian dari satu rangkaian teks Arab, maka harus
berkedudukan sebagai mud}a>f ilaih (frasa nominal), ditransliterasi tanpa huruf hamzah.
Contoh:
ﷲ ﻦـﯾدdi>nulla>h ﺎﺑbilla>h
Adapun ta>’ marbu>t}ah di akhir kata yang disandarkan kepada lafz} al-jala>lah,
ditransliterasi dengan huruf [ ]t .Contoh:
Walau istem tulisan Arab tidak mengenal huruf kapital (All Caps), dalam s
transliterasinya sebut dikenai ketentuan tentang penggunaan
huruf-huruf huruf kapital berdas ter
arkan pedoman
Indonesia yang berlaku (EYD).ejaanHuruf kapital, misalnya, di Bahasa
gunakan ruf awal nama diri (orang, untuk menuliskan
tempat, bulan) dan huruf pertama p hu
ada permulaan
ama diri didahului kalimat.
oleh kata sandang (al-), Bila
maka yang ditulis denga n
n huruf
tetap kapital
huruf a wal nama diri tersebut, bukan huruf awal kata sandangnya. Jika terl etak pada awal
kalimat, maka huruf A dari kata sandang tersebut menggunakan huruf kapitalAl-).
( Ketentuan
yang sama juga berlaku untuk huruf awal dari judul referensi yang didahului ole h kata sandang
al-, baik ketika ia ditulis dalam teks maupun dalam catatan rujukan (CK, DP, C DK, dan DR).
Contoh:
Al-Gaza>li>
Jika nama resmi seseorang menggunakan kata Ibnu (anak dari) dan Abu> (bapak dari)
sebagai nama kedua terakhirnya, maka kedua nama terakhir itu harus disebutkan sebagai nama
akhir dalam daftar pustaka atau daftar referensi.
Contoh:
Abu> al-Wali>d Muh}ammad ibn Rusyd, ditulis menjadi: Ibnu Rusyd, Abu> al-
Wali>d Muh}ammad (bukan: Rusyd, Abu> al-Wali>d Muh}ammad Ibnu)
Nas}r H{a>mid Abu> Zai>d, ditulis menjadi: Abu> Zai>d, Nas}r H{a>mid
(bukan: Zai>d, Nas}r H{ami>d Abu>)
B. Daftar Sing ka an
t
Bebera a singkatan yang dibakukan adalah:
H = Hijrah
M = Masehi
SM = Sebelum Masehi
w. = Wafat tahun
HR = Hadis Riwayat
DAFTAR ISI
vii
a. Lingkungan Internal......................................................... 93
b.Lingkungan Eksternal....................................................... 99
2. Faktor Tantangan............................................................... 106
a. Internal.......................................................................... 106
b. Harapan Masyarakat...................................................... 133
C.UPAYA-UPAYA KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM
MENGATASI TANTANGAN DALAM MANAJEMEN BERBASIS
SEKOLAH.......................................................................... 116-125
a. Membangun Komunikasi ........................... .... ....... ..... ... 116
b. Menyusun Program Perencanaan. .. .. .... .. .... .. .... . ..... . .... 119
c. Melakukan Evaluasi............. ....... ..... ...... ....... ..... ....... .... . 122
d. Melakukan Pelaporan.. ......... ....... ........ ..... ..... ....... ..... ... 124
.
G Kerangka Konseptual……………………… ..... .... .. .... . ..... ..... . 125
BAB III METODOLOG I PENELITIAN ……………………………………………. 128 -135
A. Jenis dan Lokasi Pene litian ... ..... ..... ....... ..... ....... ...... .... ..... 1 28
B. Pendekatan Penel itian ........ ....... ..... ....... ..... .......... ..... ..... 129
..... . .. .. ..... . .....
C. Sumber Data... .... .. .... .. .. .... .. ...... .. .... .. . .. .. ..... . 130
D. Metode Pengumpulan Data... ....... ......... ............ ...... ....... . 1 31
i . ..... . ....
E. Instrumen Penel tian .......... .. .. .. .... .. .... .. . .... .. ..... . 133
F. Teknik Pengolahan dan Analisis Data....... ....... ... ...... ..... ... 1 33
j . ..... . ..
G. Pengu ian Keabsahan Data.. .... .. .... .. .. .... ... .. .. . .. ... .. 135
BAB IV KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH
MELALUI MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH (MBS)
DI MADRSAH TSANAWIYAH GANRANG BATU
KECAMATAN TURATEA KABUPATEN JENEPONTO ……………… 137 -189
A. Deskripsi Madrasah Tsanaw iyah Ganrang Batu Kecamatan
Turatea Kabupatan Jeneponto …... ......... ....... ..... ........ ..... ..... . 137
j
1. Se arah Singkat Madrasah Tsanawiyah Ganrang Batu…. 138
2. Keadaan Guru dan Pegawa i Madrasah Tsanawiyah
Ganrang Batu……………………………………………………………. 147
3. Keadaan Siswa Madrasah Tsanawiyah Ganrang Batu…… 148
4. Keadaan Sarana dan Prasarana Madrasah Tsanaw yah i
Ganrang Batu…………… ……………………………………………… . 150
B. Gambaran Kepemi mpinan Kepala Sekolah Madrasah
iTsanaw yah Ganrang Batu Kecamatan Turatea
Kabupaten Jeneponto …………… .................. .............. ..... ..... 152
a. Tujuan Kepemimpinan Kepala Sekolah………………………. 152
b. Fungsi Kepemimpinan Kepala Sekolah………………………. 158
C. Gambaran Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) Madrasah
Tsanawiyah Ganrang Batu Kcamatan Turatea Kabupaten
Jeneponto............................................................................ 161
a. Evaluasi Diri……………………………………………………………….. 164
b. Perumusan Visi Misi dan Tujuan………………………………… . 165
c. Perencanaan……………………………………………………………….. 166
vii
d. Pelaksanaan………………………………………………………………… 167
e. Evaluasi……………………………………………………………………….. 169
f. Pelaporan……………………………………………………………………. 170
D. Gambaran Upaya Pelaksanaan Manajemen Berbasis Sekolah
Di Madrasah Tsanawiyah Ganrang Batu
Kecamatan Turatea Kabupaten Jeneponto………………………… 171
E. Faktor Pendukung, Tantangan dan solusi Kepemimpinan
Kepala Sekolah Madrasah Tsanawiyah Ganrang Batu
Kecamatan Turatea Kabupato Jeneponto.. ..... ............. ....... . 18 6
a. Faktor Pendukung……………………………………………………… 6
18
b. Tantangan………………………………………………………………… . 8
18
c. Sol usi………………………………………………………………………… 189
BAB V PENUTUP...... .............................................................. 209-210
A. Kesimpulan ................. ............. ..... ....... ..... ....... ....... 2 09
B. Implikasi Pene litian ....... ...... ..... ....... ..... ....... ..... ...... 2 10
DAFTAR PUSTAKA...... ....................... ..... ....... ..... ...... ...... ...... 21 2
DAFTAR RIWAYAT HIDUP...... ........................................ ..... . 216
LAMPIRAN-LAMPIRAN ......... ..... ....... ..... ....... ..... ............ .... .. 2 17
vii
DAFTAR TABEL
xi
DAFTAR LAMPIRAN
1. Izin Penelitian.....................................................................................
2. Lembar Wawancara............................................................................
5. Riwayat Hidup Penulis ...... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... .......
ABSTRAK
Nama : ABD. SAHID
Nim : 80100213107
Program Studi : Dirasah Islamiyah
Konsentrasi : Manajemen Pendidikan Islam
Judul Tesis : Kepemimpinan Kepala Sekolah melalui Manajemen
Berbasis Sekolah (MBS) di Madrasah Tsanawiyah
Ganrang Batu Kecamatan Turatea Kabupaten
Jeneponto
xviii
1
BAB I
PENDAHULUAN
pencapaian tugas. Kua litas pem impin seca ra korelasi mempenga ruhi kualitas
pekerjaan dalam suatu uni t kerja. Untuk mencapai keberhasilan dalam suatu
organ sas
i i, seorang pemimpin harus memilik i sumbe r daya m anusia yang
seorang pem imp in mendapa t pend id ikan, pe la tihan, mental, moral dan
oleh beberapa indikator yaitu: a . Keing inan untuk selalu menampil kan perilaku
yang dapat men ingkatkan dan memperbaik i kualitas penge tahuan dan
Mengingat salah satu yang sangat fundamen dalam bidang pendidikan di tanah
air saat ini adalah rendahnya mutu pendidikan diberbagai bidang dan jenjang
manusia (SDM ) sehingga mereka tidak mempunya i keah lian dan keterampilan
pend id ikan .
out-pu t lembaga -lembaga pendidikan perseko lahan ada lah manu sia-manusia
pend di kan
i terisolasi dan d kontrol
i sepenuhnya oleh pemer intah pusat.
edangkan
S masyarakat secara langsung tidak mempunyai wewe nang untuk
1
mengontrol penyelenggaraan pendidikan nasiona l.
landasan pendid ikan yang marginal yang memaksa untuk sege ra diadakan
adaptasi terhadap habita t s istem pendid ikan yang sebenarnya h in gga terlepas
1
Lihat, Ainurrafiq Dawan dan Ahmad Ta’arifin, Manajemen Berbasis Pesantren (Cet,
I; Jakarta: Lista Fariska, 2004), h. 110.
3
2
pencarian.
pengakuan bahwa proses pendidikan tidak akan berjalan dengan baik kalau
semuanya dikontrol dari pusat. Proses pendidikan bukannya suatu pabrik yang
apabila tombo l r sudah dipencet maka p oses akan berjalan se cara teratur
yang melibatkan in teraksi antara berbaga i input dengan lingkunga n.4 Interaksi
tempat dengan tempat yang lain, secara pasti tidak akan pernah menghasilkan
p roses pendidi kan yang maksimal jika dikomandokan secara se ragam oleh
2
Lihat, Paulo Freire, Pendidikan Kaum Tertindas, terjemahan dari Paedagogy of the
pressed,(Cet. III; Jakarta: LP3ES, 2000), h. 129.
3
Lihat, Nurkholis, Manajemen Berbasis Sekolah (Cet. II; Jakarta: PT. Grasindo, 2005),
h. 67.
4
Hadiyanto, Mencari Sosok Desentralisasi Manajemen di Indonesia (Jakarta: Rineka
Cipta, 2004), h. 63.
4
pusat. Dengan kata lain, pendidikan yang idealis dan mampu menciptakan
mam faat kepada ge rak operasional b idang -bidang garapan Manaje men Berbasis
ekolah
S MBS
( )serta mendo ong
r kemandirian melalui pemberda yaan semua
emampuan
k yang dimi kinya
li ermasuk
t para gu ur sebagai subjek pendidikan.
eran
P guru di sekolah sangat s gnifikan
i dalam pelaksanaan proses p embelajaran
ang
y kondusif, suasana nyaman , leksibel,
f dan mengasy kan.
i G uru sebagai
ekerja
p profesiona ldan orang yang paling tahu keadaan peser ta didik dan
lingkungannya, akan memil ik i rasa tanggung jawab yang lebih besar dalam
dan pengalaman profesiona l yang mereka miliki secara penuh d alam proses
embe
p ajaran
l , ika
j mereka diberikan kebebasan dan kepe ca
r yaan untuk
Undang -undang RI. Nomo r 20 tahun 2003 ten tang sistem pe ndidikan
nasional pada pasal 51 ayat 1 dijelaskan bahwa:
Pengelolaan satuan pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar dan
pendidikan menengah dilaksanakan berdasarkan standar pelayanan
6
minimal dengan prinsip Manajemen Berbasis Sekolah (MBS).
5
Zamroni, Paradigma Pendidikan Masa Depan (Cet I; Yogyakarta: BIGRAF
Publishing, 2000), h. 21.
6
UU RI No. 20 Tahun 2003, Tentang Sistem Pendidikan Nasional (Semarang: Aneka
Ilmu 2003), h. 5.
5
yang hanya terpaku pada petunjuk dan penga rahan teknis dar i biro krat kantoran
(the office leve l bereucrat ) yang da lam banyak hal tidak praktis dan terlalu
teoritis. Bahkan lebih dar i itu, dengan adanya Mana jemen Berb asis Sekolah
7
kelompok kecil dalam upaya meningkatkan hasi lbelaja rberdasa rkan tingkat
ten tang manus ia sebagai makh luk yang sadar dan se la lu diarahk an ke dunia
alam
d gaya pend di kan
i “hadap masa ah”
l yaitu gaya pendi dikan yang
1 menyebutkan bahwa:
7
Zahroni, Paradigma Pendidikan Masa Depan, h. 26.
Pengelolaan satuan pendidikan dasar menengah menerapkan Manajemen
Berbasis Sekolah yang ditunjukkan dengan kemandirian, kemitraan,
partisipasi, keterbukaan, dan akuntabilitas.
Untuk menjawab permasalahan tersebut, maka dalam Restra
pembangunan Nasional diarahkan pada tiga pilar utama pendidikan yaitu:
1. Pemerataan dan perluasan akses mempe roleh pendidikan
2. Peningkatan mutu , relevansi dan mempe rkuat daya saing
3. Penguatan tata kelola, akuntabilitas dan pencitraan publik
Seiring dengan desen tralisasi dan otonom i daerah , peme rintah telah
mendorong berkembangnya pemahaman optimal d iri ma sing-masing
daerah untuk memilik i sensitifitas sebagai stakeholders da la m merancang
dan me laksanakan kebijakan pembangunan pendidikan di da erah masing-
8
masing.
Di si si l ain, Manaj emen Ber basis Sekolah ( MBS) dapat melibatkan
p eran serta yang besar dari pada orang tua peserta di dik dan masyarakat sekitar
membutuhkan perhat ian secar a stimulan dari masyar akat untuk memilih sense
sekolah.
Masalah sekolah tidak saja menjadi monopoli pengelola a tau ko mite sekolah,
kebijakan sekolah tanpa melihat keberadaan orang tua peserta didik atau
8
. H.M.Nurdin Matry, Implementasi Dasar-Dasar Manajemen Sekolah,(Makassar;
Penerbit: YPM. Aksara Madani 2008) h. 14
Dalam konteks ini, sekolah sebagai institusi pendidikan yang senantiasa
Terbentuknya sebuah seko lah yang intern tidak lepas dari peran serta
an
d partisipasi masya akat.
r Me eka
r bergo ong
t oyong
r sec ara antusias
eningkatan
p kualitas intelektua ldan er ligius anak anaknya.
-
ekolah
S MBS
( )pada umumnya dan pada khususnya di Madrasah Tsanawiyah
gar
a Madrasah Tsanawiyah Ganrang Ba ut ebih
l memacu kualitas pengelolaan
diantaranya:
memberikan kepercayaan kepada masya rakat un tuk berpartis ipasi aktif dalam
enyelenggaraan
p pendidikan di sekolah . Kedua, Madrasah Tsanawiyah
end
p di kan
i inklusif yang universal yang mampu keluar dari eba
j kan-jebakan
ikotomis
d yang se ama
l ini melingkupi keilmuan di lembaga pend idikan pada
masa sekarang dan akan datang . Ket iga, Mad rasah Tsanawiyah G antang Batu
ang
y terjadi di dalam dunia kerja .Ar inya,
t Madrasah Tsanawiy ah Ganrang
Batu Kecamatan Turatea Kabupa ten Jeneponto ing in menjad ikan lulusannya
ebagai
s tenaga profesiona l yang siap bersaing yang berbekal kemandirian
engan
d nilai nilai
- keagamaan. Hal ni i cukup beralasan apabil a Madrasah
Sekolah (MBS).
(MBS), yang dalam hal ini dilaksanakan oleh Kepala Sekolah di Kementerian
pend id ikan dalam a rti ia merupakan seni dan ilmu menge lo la sumber daya
pend id ikan Islam untuk mencapai tujuan pend idikan Islam seca ra efektif dan
pengenda lian sumbe r daya pendidikan Islam pada khususnya dan untuk
mencapai tujuan pengembangan, kemajuan dan kualitas proses dan hasil belajar
end
p di kan
i itu sendiri, memerlukan pem mpin
i yang b sa
i mencipta kan suasana
endid
p kan
i yang bermakna, menyenangkan , k ea
r if,
t d namis,
i diologis dan
mempunyai komitmen secara profesional untuk meningkatkan mut
u pendidikan
er a member auladan dan nama baik lembaga, pro esi dan kedu
s t it f dukan sesuai
9
epercayaan yang d berikan kepadanya Dem k an pula kepem m
k i . i i i pinan Kepala
ekolah Melalu Manajemen Berbasis Sekolah MBS pad
S i ( ) a Madrasah
9
Lihat H. Muhaimin, dkk., Manajemen Pendidikan (cet. I; Jakarta: Fajar Interpratama
offset, 2009), h. 5.
10
sekolah tersebut.
1. Fokus Penelitian
meniru secara persis model -model Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) dari
luar , akan te tap i mes tinya kita gal i dari dalam , kemudian m emodifikasi,
ondisi
k se empat
t misalnya ,geog afis,
r struktu rmasyarakat, sosial budaya, dan
engalaman
p penga
- aman
l pribadi dibidang pengelolaan pendidikan yang telah
erlangsung
b selama ni i.Disamp ng
i usaha usaha
- tersebu tdiatas, maka yang
y ang t ert ib, efesien dan efektif sehingga visi dan misi sekolah dapat tercapai
dengan baik.
10
tertentu untuk mengukur dan mengelompokkan variabel tersebut. Dalam
penafsiran yang meluas tentang variabel yang dimaksud dalam penelitian ini,
1. i
Kepemimp nan Kepala Sekolah di 1 . Kepe
Tujuan mimpinan Kepala l
Seko ah
3 Pelaksanaan
Kepala Seko a
b. Transparansi c.
Akuntabilitas
10
Masri Singarimbun, Metode Penelitian Survei (Jakarta: Pustaka LP3ES Indonesia,
1995), h. 46.
2. Upaya Pelaksanaan
Manajemen Berbasis
Sekolah (MBS)
1 npu Pend
. I t idikan
3 Proses pen
. didikan
Jeneponto . 3 Solusi
- g baik dengan n
pihak- sekolah
r da naan pembelajaran
P ogram perenca
sesuai standar MBS
berkelanjutan
- Pelaporan hasil pembelajaran
2. Deskripsi Fokus
Kepemimp inan sekolah ada lah peke rjaan yang dilaku kan seorang
Kepala Sekolah untuk melahirkan keb ijakan yang mampu membe rikan solusi
etiap
s persoalan yang dihadapi di lapangan serta mem lik
i ikeca kapan dalam
memberikan petunjuk terhadap tenaga pend id ik dan tenaga kepend idikan yang
11
dipimpinnya . Pandangan ini memberi suatu gambaran bahwa ke pemimpinan
Kepala Seko lah adalah sebagai suatu teknik pelayanan dan bim bingan atau
tuntunan ke arah situasi pendidikan yang leb ih baik kepada guru dan tenaga
ependidikan
k .
hormat terhadap setiap indiv idu warga sekolah , keadilan, kepastia n, kebiasaan
11
Syaiful sagala, Kemampuan Profesional Guru dan Tenaga Kependidikan (Cet. III;
Bandung: Alfabeta, 2011), h. 195.
12
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Himpunan Peraturan Perundang-
Undangan Republik Indonesia, Bidang Pendidikan dan Kebudayaan 1992. h. 5.
wawasan masa depan yang sama, perencanaan bersama, kolegialitas tenaga
13
hubungan sosial disekolah.
C. Rumusan Masalah
eberapa
b permasalahan sehubungan dengan kepem mpinan
i Kep ala Sekolah
aitu
y :Bagaimana kepemimpinan Kepala Seko ah
l melalui Mana ej men Berbasis
ekolah
S MBS
( )di Madrasah Tsanawiyah Gan ang
r Batu Kecam atan Turatea
Kabupaten Jeneponto? Adapun sub pokok masalah dapat d ikedepankan
ebagai
s ber kut:
i
1. Bagaimana gambaran kepemimpinan Kepala Sekolah di Madrasah
Tsanawiyah Ganrang Batu Kecama tan Tu ratea Kabupa ten Jen eponto?
Tsanawiyah Ganrang Batu Kecama tan Tu ratea Kabupa ten Jen eponto?
Sekolah serta solusi mengatasi hambatan pada pencapa ian sa saran output
13
Nurdin Matry, Implementasi Dasar-Dasar Manajemen Sekolah, h. 55
15
D. Kajian Pustaka
berbicara masa lah kepemimpinan Kepala Sekolah melalui Mana jem en Berbasis
Sekolah (MBS ) dalam wacana keilmuan , bukanlah hal yang suli t ditemukan
re ferensinya , baik dalam bentuk buku, modu l kumpulan tulisan se perti jurnal,
Berdasarkan dengan penelitian, telah dijumpai ka rya -ka rya yang relevan
iantaranya;
d Hasil penelit an
i yang dilakukan oleh Misyka tMal ik Ibrahim”
urnal
J Inspirati f Pendidikan” Terbitan Perdana bulan okt ober 2012.
Dikemukakan bahwa tiap seko lah dituntu t untuk selalu membenahi manajemen
atas potensi sekolah atau daerah sekitarnya. Dengan kata lain, mulai saat ini
elah
t dikembangkan suatu konsep communi ti Based Scool dengan semangat
emok
d atisas
r i dan otonom i daerah. Pada intinya dalam pr ogram Manajemen
14
Misykat Malik Ibrahim,”Jurnal Inspiratif Pendidikan,Evaluasi Pelaksanaan
Manajemen Berbasis Sekolah(MBS) di Madrasah Aliyah Negeri Model Makassar,” (Terbitan
perdana bulan oktober 2012)
16
acongkang
P Kecamatan Liliriaja Kabupaten Soppeng .Fokus p enelitian ini
dalah
a penelitian yang d lakukan
i untuk mengetahui perlunya Manajemen
Berbasis Madrasah (MBM) dalam meningkatkan hasil belajar pes erta didik di
kepem imp inan Kepala Madrasah Tsanawiyah Nege ri Mode l Pa lopo. Fokus
penelitian in i d ilakukan untuk menge tahu i tipe kepemimp inan kepa la madrasah
yang demok ratis seh ingga menghasi lkan situasi dan kondisi kerja y ang dinamis
17
dan harmonis.
Profesionalisme kepemimpinan kepala seko ah yakni kep
l ala sekolah
ersama semua perangkat pembantunya sangat mewarna
b , i keberhasilan
15
H.M. Nurdin Matry,”Implementasi Dasar-Dasar Manajemen Sekolah,” h. 1
16
Muslimin. Penerapan Manajemen Berbasis Madrasah (MBM) dalam meningkatkan
hasil belajar peserta didik di Madrasah Tsanawiyah DDI Pacongkang Kecamatan Liliriaja
Kabupaten Soppeng, Tesis Magister Program Pascasarjana UIN Alauddin, Makasar, 2011.
17
Suparman. Manajemen Berbasis Madrasah (Study tentang kepemimpinan kepala
madrasah Tsanawiyah Negeri Model Palopo), Tesis Magister Program pascasarjana UIN
Alauddin , Makasar, 2012.
17
adalah pilar utama dalam pengembangan sumbe r daya manusia, baik secara
18
fisik maupun men tal.
menemukan suatu kajian secara khusus yang berka itan dengan Pelaksanaan
epem
k mp
i nan
i Kepa al Seko ah
l melalui Manajemen Be basis
r Sekol ah (MBS) di
ebagaimana
s yang akan peneliti bahas dalam penelit an
i ini .
Kepala Seko lah adalah berdasa r pada ajaran Islam , yang bersum ber dari al-
Qur’an dan a l-Hadis. Kemudian, nila i-nilai universal yang ter dapat dalam
umber
s utama ajaran Islam , d topang
i dengan lah rnya
i berbag ai perangkat
erundang
p undangan,
- mulai dari Pembukaan UUD 1945 ,Batang Tubuh UUD
1945 hasi l amandemen keempa t dan dijabarkan lebih lanjut da lam Undang-
Undang, dan Peraturan Pemerintah serta Peraturan Men teri, b aik Menteri
18
Departemen Agama RI, Profesionalisme Pengawas Pendais (Jakarta: Direktorat
Pembinaan Kelembagaan Agama Islam, 2003), 6.
Kerangka konseptual
Landasan
Yu ridis Formal
Normati f
I ( )
UU R No. 20 Thn 2003 Sisdiknas t t
l- r Al-Hadis
PP RI Nomor 74 Tahuni 2008 en ang
A Qu ’an dan
SistemI Pendidikan Nas onal
UU R No )14 Tahun 2005(Tentang Guru
dan Dosen (
Metodologi
PP RI No. 48Penelitian) Tenang
Thn 2008
pendanaan pendidian (
PP RI rNo. 19i Tahun 2005 Tentang
) i epala Sekolah
standaI Nas onal Pendidikant t Kepemimp nan Kmen Berbasis
UU R No. 25 Tahun 2000 ien ang
Program Pembangunan. Nas onal
melalui Manajelah (MBS)
Kepmendiknas
t No 44 Tahun2002 Sekolah Seko
ten ang Pembentukan
it Dewan Pendidikan
dan Kom e Sekolah.
Kepmendiknas Nomor 87 Tahun 2004
tentan standar akreditasi sekolah,
khususnya tentang MBS
PP RI No. 19 Tahun 2005 tentang SNP, Faktor Pendukung dan
khususnya standar penegelolaan sekolah, Tantangan serta solusi
yaitu MBS.
menjadi tujuan dan kegunaan dari penelitian in i ada lah sebagai ber ikut:
Tujuan Penelitian
Kegunaan Penelitian
1. Kegunaan Ilmiah
a. Sebagai suatu karya ilmiah. Tesis ini dapat menjadi kontribusi pemikiran
kepada dunia pendidikan akan pentingnya kepem impinan Kep ala Sekolah
2. Kegunaan Praktis
pend id ikan di Madrasah Tsanaw iyah Ganrang Batu Kecama tan Turatea
Kabupaten Jeneponto.
mendorong daya kritis dan perhatian insan -insan pendidikan b aik yang ada
umumnya.
1. Jenis Penelitian
21
sistematis mengenai fakto r-fak tor, sifat -sifa t serta an ta ra feno mena yang
19
dimiliki untuk me lakukan akumulasi dasar -dasa rnya saja.
ekolah
S melalui Mana emen
j Berbasis Sekolah MBS
( di
) Madrasah Tsanawiyah
2. Lokasi Penelitian
engan
d men adikan
j Madrasah Tsanawiyah Ganrang Batu se bagai fokus
enelitian.
p Adapun yang menjadi pertimbangan sehingga penelit i menetapkan
19
Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif (Cet. VIII; Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2000), h. 14.
22
berdiri sejak tahun tujuh puluhan beropersi sebagai tempat belajar agama
ekaligus
s sebagai landasan operasiona l da am
l pelaksanaan ke pemimpinan
maksudkan untuk menjadikan ayat-ayat al-Qu r’an dan sunnah Ras ulullah saw,
ebagai
s pedoman u ama
t kepem mpinan
i dalam setiap aktiv tas
i keh idupan, tata
2. Pendekatan Sosiologis
Pendekatan ini juga di gunakan pada saat melihat in teraksi e dukatif yang
g uru dan peserta didik, baik pada saat eval uasi, supervisi dari sisi p erlengkapan
4. Pendekatan budaya.
berdasarkan pada n ilai kepercayaan dan norma masyarakat yang berlaku pada
penelitian.
D. Sumber Data
ar
d i objek penelitian d i lapangan. Dal am memperoleh data ini, peneliti
erhadapan
b langsung dengan info rman untuk mendapatkan data yang akurat,
agar penelit i da lam melakukan penge lo laan data tidak kesulitan . Sumber data
p rimer dalam Tesis ini adalah data yang berkaitan langs ung dengan
peserta didik.
obyekti f Kepala Sekolah dan guru pada Madrasah Tsanawiyah G anrang Batu
Kecamatan Tura tea Kabupaten Jeneponto, dalam hal in i berhubu ngan dengan
engajaran
p ,program Kepala Sekolah ,keadaan guru, pegawa i,d an data-data
Dalam pengumpu lan data, pene liti ini menggunakan te knik sebagai
berikut:
1. Observasi
Observasi
“ adalah pengamatan yang d lakukan
i secara sengaja , sistematis
20
d
ilakukan pencatatan”.
secara langsung. Dalam hal ini peneliti terjun langsung ke lapangan untuk
20
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek (Cet. XIII;
Jakarta: Rineka Cipta, 2006), h. 227.
25
digunakan sendiri oleh peneliti untuk merekam data pada saat observasi.
2. Wawanca ra
erlangsung
b secara lisan di mana dua orang atau ebih
l bertatap muka untuk
ekolah wakil
S , Kepa al Seko ah
l orang
, tua, dan peser at d di ki .
d
alam pedoman yang telah disiapkan ,tetapi idak
t menutup k emungkinan
enu
p isl dapat mengembangkan pertanyaan pertanyaan itu lebih lanjut untuk
mendapatkan informasi yang d iper lukan sebagai pen je lasan da ri konsep yang
telah diberikan.
3. Dokumentasi
dokumen resmi, seperti halnya dokumen tentang Kepala Sekolah, guru, prestasi
21
Cholid Narbuko dan Abu Achmadi, Metodologi Penelitian (Cet. IV; Jakarta: Bumi
Aksara, 2002), h. 83.
26
kerja, dan laporan tertulis lain yang ada kaitannya dengan penulisan proposal
ini.
F. Instrumen Penelitian
melakukan pengumpulan data, menila i kual itas data, analisis da ta, menafsirkan
22
data, dan membuat kesimpulan atas temuannya. Adapun inst rumen yang
Data yang telah dikumpu lkan di lapangan dio lah den gan analisis
bersamaan dengan proses pengumpulan data melalui tiga tahapan , yaitu reduksi
23
data, penyajian data, dan verifikasi. Untuk mengu ji k red ibilitas data,
sumber , baik sumber lisan (wawanca ra) tulisan (pustaka, doku mentasi) dan
24
angket maupun observasi.
22
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D (Cet. 11; Bandung:
Alfabeta, 2010), h. 222.
23
Rachmad Ida, Metode Analisis Isi, Penelitian Kuantitatif, Edisi Revisi (Jakarta: Raja
Grafindo Persada, 2001), h. 169.
24
Noeng Muhajir, Metodologi Penelitian Kualitatif (Yogyakarta: Rake Sarasin, 2000),
h. 172.
27
diedit, dipilih antara data yang diperlukan dengan data yang tidak diperlukan.
Secara rinci reduksi data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah proses
transformasi data dar i data yang d iperoleh d i lapangan . Keg iatan ini dilakukan
Penyajian data, ya itu data yang sudah diedit dio rga nisir secara
eseluruhan.
k Data yang sifa nya
t kuantitati fsepert ijumlah guru ,pr ogram kerja
Kepala Sekolah , di lamp irkan dalam bentuk tabel. Sedangkan data yang
sifatnya kualitatif sepe rti jumlah guru, jumlah siswa, sikap, p erilaku, dan
Verifikasi data, yaitu pengamb ilan kesimpulan terhadap dat a yang telah
isajikan.
d Dalam penarikan kesimpulan ini peneliti membuat kesi mpulan yang
terbuka, baik dar i hasil wawancara, observasi maupun dokumentas i yang telah
ibuat
d untuk menemukan tema yang sesuai dengan fokus dan ut uan
j penelitian.
mengh indari data yang tidak valid. Hal ini d ilakukan untuk mengh indari adanya
jawaban dari informan yang tidak jujur. Pengujian keabsahan data dalam
data dengan memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data yang ada untuk
terhadap data yang ada. Triangulasi data dilakukan dan digunakan untuk
25
menguji keabsahan data yang terdiri dari sumber, metode, dan waktu.
ada.
penelitian ini.
yang berbeda untuk menghasilkan data yang valid sesuai den gan masalah
26
penelitian.
Sekolah , dan guru serta responden pendukung seperti kepem imp inan Kepala
Sekolah dan wakil Kepala Madrasah serta peserta didik, dari hasil data
25
Sanafiah Faisal, Metodologi Penelitian Sosial (Cet. I; Jakarta: Erlangga, 2001), h. 33.
26
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan; Pendekatan Kuantitatif; Kualitatif, dan
R&D, h. 273-274.
29
BAB II
TINJAUAN TEORETIS
Kepemimpinan adalah t erj emahan dari bahasa Inggris lead ership yang
erasal
b dar i kata leader yang berarti pem mpin
i . Menur ut Sutisna,
epem mp
k i adalah proses mempengaruh ikeg atan
i nan i seseorang at au kelompok
d j da am
alam usaha ke arah pencapaian tu uan l situasi tertentu. Ke pemimpinan
itinjau
d dari manajemen adalah kemampuan untuk me nggerakkan,
(kalau perlu) serta memb ina dengan maksud agar manusia sebagai media
manajemen mau bekerja dalam rangka mencapai tujuan adm inistrasi secara
1
efektif dan efisien . Dari pengertian di atas dapa t disimpu lkan bahwa
untuk mencapa i tujuan dalam situasi tertentu secara efektif dan efisi en.
1
E. Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah,Konsep ,Strategi,dan Imlementasi,
( Bandung; Remaja Rosda Karya 2009) h. 107
31
dan atau sifat yang harus dimiliki seorang pemimpin. Kalau dilihat dari
atau tidak mengerjakan sesuatu bawahan yang dipimpin bukan dengan jalan
menyuruh atau mendorong dar i belakang. Masal ah yang selalu terdapat dalam
membahas fungsi kepemi mpi nan adalah hubungan yang melem baga antara
pem mpin
i dengan yang dipimp ni menuru t rules of the game yang telah
isepakati bersama.
d
ntuk
u mempengaruhi pihak al ni dan da am
l mewujudkan tujuan org anisasi yang
awahannya
b lebih ba ki dari bawahannya ersebut
t melayani dia . Pemimpin
ebu
k uhan
t masyaraka tsecara keseluruhannya.
Persamaannya :
Perbedaannya :
atau kelompoknya.
2
oleh anggota-anggotanya dan dianggap anggota dari kelompoknya.
ditentukan o eh
l penampilan, peran dan profesionalisme guru dan tenaga
Seharusnya terj adi sinerg i yang ba ik dar i se luruh kempo nen sekolah
sekolah , fisik sekolah, komite sekolah dan unsur-unsur lainnya . Hal ini akan
2
M. Ngalin purwanto, Administrasi dan Supervise Pendidikan, (Bandung; Penerbit: PT
Remaja Rosdakarya. 2010) h.62
3
H.M.Nurdin Matri, Implementasi Dasar-Dasar Manajemen Sekolah,(Makassar;
Penerbit;YPM : Aksara Madani . 2008 ) h. 68
Allah swt berfirman dalam surah QS al-Nisa /4/: 59
ﻮﻌﯿطأ اﻮﻨﻣآ ﻦﯾﺬﻟا ﺎﮭﯾأ ءﻲﺷDا و لﻮﺳﺮﻟا اﻮﻌﯿطأوDوأDﻲﻓ ﻢﺘﻋزﺎﻨﺗ نﺈﻓ ﻢﻜﻨﻣ ﺮﻣﻷا ﻲﻟ
إ هودﺮﻓDﻰﻟ وDو ﺎﺑ نﻮﻨﻣﺆﺗ ﻢﺘﻨﻛ نإ لﻮﺳﺮﻟاDﻼﯾوﺄﺗ ﻦﺴﺣأو ﺮﯿﺧ ﻚﻟذ ﺮﺧﻵا مﻮﯿﻟا
Artinya;
, ' t l (Nya), dan
Hail orang-orangt yang beriman ta iatilah
j Allah dan a'atilah Rasuapat tentang
uli amri di an ara kamu. Kemud an ika kamu berlainan pend
l ' dan Rasul
sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (a -Qur an)
, h dan hari
(sunnahnya) jika kamu benar-benar beriman kepada Alla
i l t i lebih baik
kemudian. Yang dem kian itu ebih u ama (bag mu) dan
.4
akibatnya
l n pola fikir,
Kepala Seko ah yang pada dasarnya adalah perilaku da
i emprakarsai
Kepala Sekolah dalam nteraksinya membentuk kemampuan m
pem kiran-pem
i i
kiran i visi , misi, tujuan,
baru, perubahan atau penyusua an
sasaran, konf gurasi,
i prosedura l, inpu t, proses, output suatu si klus sesuai
d
engan tuntutan perkembangan.
Kat a kepemi mpi nan mengandung arti suat u kegiat an unt uk melakukan,
4
Al-Qur’an dan terjemahannya Departemen Agama RI,( Direktorat bimbingan
Masyarakat Islam dan pembinaan syariah 2009)h. 114
5
E. Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah, Konsep, Strategi, dan Implementasi,
h. 154
karena keberhasilan pendidikan dalam membina manusia dan berusaha
para guru da lam situasi yang kondusif. Per ilaku Kepa la Sekolah harus dapat
mendorong k inerja para guru dengan menunjukkan rasa bersahaba t, dekat, dan
enuh
p pertimbangan erhadap
t para guru baik sebagai indivi du maupun
secara angsung
l diklar if ikas i da lam peranan dan tugas-t ugas para guru, sebagai
indi vidu dan sebagai kel ompok. Dal am i mpl ementasi Manaj en Berbasis
l
em Sekolah (MBS) Kepala Seko ah merupakant mo or , enentu arah
kpenggerak
ij l ,akan seko ah yangt akan menen
p eb i ukan jbagat mana
j sekolah dan
ptu uan-
i i u uan end d kan pada iumumnya
li d. rea sasikan Manajemen
i
Sehubungan ldengan Berbas s Seko ah (MBS)
it t Kepala
t t Sekolah
t d meningkatkan
eun uti un
it uk senan
i j ,iasa fek
i f as k ner a seh nggai Manajemen
l BS) sebagai
peluang, tantangan,
ebagai suatu prosesmembandingkan, memengaruhi
keg atan mengamati, mendata atau mengarahkan dan
kekuatan,
menilai pelaksanaan kegiatan agar dapat berjalan sesuai dengan rencana dan
6
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Cet. IV; Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama, 2008), h. 105.
36
Sekolah sangat erat kaitannya dengan analisa proses perencanaan, sasaran dan
Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) adalah segala upaya yang dilakukan dan
pend di kan
i secara efek ift dan efesien. Sehubungan dengan tu
i ,ke pemimpinan
Kepala Sekolah yang efektif dal am Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) dapat
ianalisis
d berdasarkan kri eria
t sebaga iber ku
i t:
sehingga searah dan sesuai dengan rencana dan tujuan semula yang telah
direncanakan.
untuk menetapkan kinerja standar pada perencanaan untuk meran cang sistem
umpan balik informasi, untuk membandingkan k iner ja aktua l den gan standar
diperlukan untuk menj amin bahwa tekni k-t eknik manajerial pend
idikan telah
atas , d per
i ukan
l dasar-dasar yang meliputi keinsafan, kesadaran, dan semangat.
Dengan kat a lai n, unt uk memaj ukan suat u karya bersama secara keseluruhan
di perlukan adanya kesedi aan unt uk memi kul t anpa memikirkan atau
tercapainya tujuan
bersama.
i
jawa masing-mas ngi pend
i i
d k dan tenaga kepend dikan yangi ada olah dibawah
d sek ikepem
i mp nanl Kepa la Seko aht sanga t menen ukan
i pen
t ngkatu sekolah dan
an mu
t mu iu ipend d kan isebaga
j tu
t uan u ama
l .seko ah
ada
p orang-orang lain ,seper tiguru dan enaga
t kependidikan. Ole h karena itu,
arakteristik
k pribadi Kepa al Seko ah
l memainkan peran pen ing
t dan merupakan
ag
b an
i dalam keberhasilan atau kegagalan dalam kepem impinannya.
Kual ifikasi pribadi meliput i banyak faktor m isalnya: Kestab ilan emosi, Rasa
umor
h , Inisiatif, Kematangan berf kir,
i Memilik i Intelegensi yang baik,
Mempunya i kapas itas fisik untuk melaksanakan tugas, menyenan gkan, suara
8
H.M. Nurdin Matry, Implementasi Dasar-Dasar Manajemen Sekolah, h. 55
Bila dilihat fungsi sekolah sebagai satuan pedidikan secara umum,
Akan tetapi secara sub tansial tugas pokok dan fungsi ter sebut dapat
dikelompokkan kedalam dua kegiatan pokok yaitu :
a . Keg iatan pengembangan teknis pendidikan mel alui proses
belajar menga jar , melaksanakan bimbingan dan kon seling, serta
melaksanakan kegiatan pengembangan diri dan kreativitas
peserta didik.
b . Pengelolaan administras i baik administrasi umu m maupun
administrasi layanan khusus serta menjalin jar inga n kemitraan
secara langsung maupun tidak langsung berpenga ruh terhadap
kelancaran t ugas-tugas pengembangan teknis pendidikan.9
Dar i dua jenis substansial di atas, maka peranan Manajem en Berbasis
engan
d melalui Perencanaan sekolah, Implementasi Manajem en Berbasis
9
M. Ngalim Purwanto, Administrasin dan Supervisi Pendidikan, h. 59
c) Penilaian diagnostik adalah penilaian yang diperuntukkan untuk
10
mendiagnosa suatu masalah.
pencapaian tugas yang diemban untuk mencapai target pada setiap semester. Di
samping fungsi tersebu t d i atas, fungsi lain dari kepemimp inan ke pala sekolah
yang penting diketahu i oleh guru dan tenaga kependid ikan adalah hasil
1. Tanggung jawab
bawah kepemi mpi nan Kepala Sekolah sangat menent ukan peningkatan mutu
sekolah dan mu tu pendidikan sebagai tuj uan utama sekolah. Adapun peranan
10
Jerri. H. Makawimbang, Supervisi dan Peningkatan Mutu Pendidikan,(Bandung;
Penerbit Alfabeta 2011 ) h. 118
8) Menghilangkan rasa malu dan rasa rendah diri pada anggota kelompok
sehingga mereka berani mengemukakan pendapat demi kepentingan
11
bersama.
direncanakan dan yang diprogramkan b isa dija lankan dengan baik dan efektif.
alam
d setiap keg atan
i agar mereka merasa diperlukan. Perasaan di perlukan ini
menjadi sp irit tersend iri untuk berbuat dan kreatif. Ketika ada a nggota yang
antuan
b untuk meringankan beban yang dideritanya dengan memecahkan
nggota
a yang mulia dan erhormat.
t Jika anggo at lainnya tidak dapat
iselesaikan,
d maka ia bisa mende egasikan
l tugas tersebut kep ada anggota
11
Departemen Agama RI, Petunjuk Pelaksanaan Supervisi Pendidikan Agama Islam
Sekolah pada Umum dan Supervisi pada Madrasah, h. 85.
Semua anggota harus dibangkitkan daya kreatifitasnya demi kemajuan
pendidikan. Perasaan malu dari anggota harus dihilangkan agar mereka mampu
Rasa malu untuk menge luarkan pendapat akan mendatangkan dampak negatif,
umum sehingga
, saling curiga di antara satu kelompok b sa
i termini malisir.
12
Departemen Agama RI, Petunjuk Pelaksanaan Supervisi Pendidikan Agama Islam
Sekolah pada Umum dan Supervisi pada Madrasah, h. 84.
4) Memperbesar rasa tanggung jawab anggota kelompok;
5) Bertindak bijaksana dalam menyelesaikan pertentangan atau
perselisihan pendapat di antara anggota kelompok;
6) Menguasai13
teknik-teknik memimpin rapat dan pertemuan-pertemuan
lainnya.
a
nggota lainnya mungkin akan menimbulkan konfl ki di an tara mereka.
onflik.
k
ﻧﺮﻣﺄﺑ نوﺪﮭﯾDﻨﯿﺣوأو ﺎDإ ﺎDﻗإو تاﺮﯿﺨﻟا ﻞﻌﻓ ﻢﮭﯿﻟDﻛو ةﺎﻛﺰﻟا ءﺎﺘﯾإو ةﻼﺼﻟا مﺎDﺪﺑﺎﻋ ﺎﻨﻟ اﻮﻧﺎDﻦﯾ ﺔﻤﺋأ ﻢھﺎﻨﻠﻌﺟو
Artinya;
Kam i telah men jadikan mereka itu sebagai pem impin-pem impin y ang memberi
petunjuk dengan perin tah Kam i dan te lah Kami wahyukan kep ada, mereka
mengerjakan kebajikan, mend irikan sembahyang, menunaikan zaka t, dan hanya
14
epada Kamilah mereka selalu menyembah,
k
Sikap saling percaya diantara anggota juga sangat dibutu hkan. Sebab
ketidak percayaan pada anggota akan menimbulkan rasa khawat ir. Perasaan
khawatir membuat pimpinan tidak merasa tenang , seh ingga per asaan tidak
tenang itu berujung pada tidak fokus pada suatu pekerjaan. Keti dak fokusan
pada pekerjaan mendatangkan hasil yang tidak maksimal. Maka, di sini letak
13
Departemen Agama RI, Petunjuk Pelaksanaan Supervisi Pendidikan Agama Islam
Sekolah pada Umum dan Supervisi pada Madrasah, h. 86.
14
Al-Qur’an dan Terjemahannya, Departemen Agama RI, (Direktorat Bimbingan
Masyarakat Islam dan Pembinaan Syariah Tahun 2009) h. 456
pentingnya suatu sikap saling percaya di antara anggota kelompok. Dalam hal
satu orang, tetapi melakukan konfirmasi terhadap semua yang bertikai sehingga
alam
d suatu sekolah. Bidang administrasi merupakan poros mul eg
usnya suatu
atan
k i d sekolah.
i Maka orang yang diber tugas
i bukan ah semb
l tetaparang orang,
mereka
i yang memilik kecakapan
i dalam bidang ersebut.
t Sel danyaain itu perlu
susunan
a kerja yang menyenangkan sehingga mampu m aya ker eningkatkan
a
yang
d maksimal
j pula. Susunan kerja yang mora marit ak t an membuat
15
Departemen Agama RI, Petunjuk Pelaksanaan Supervisi Pendidikan Agama Islam
pada Sekolah Umum dan Supervisi pada Madrasah, h.84
16
Departemen Agama RI, Petunjuk Pelaksanaan Supervisi Pendidikan Agama Islam
Sekolah pada Umum dan Supervisi pada Madrasah, h. 83.
45
uperv
s sii sesua idengan fungsinya, baik mengenai penilaian, perba ikan, maupun
engembangan
p . Dalam pengembangannya, fungs -fungsi
i ert sebut harus
ilakukan
d secara simultan, kons sten
i , dan kontinyu dalam sua tu program
uperv
s si.
i Sebagai in ti dar i kegiatan superv si i adalah bagaimana
baik o leh setiap pem impin termasuk Kepa la Sekolah terhadap anggotanya,
kepala sekolah yang efektif harus mempunyai kreteria utama bahwa sejauh
mana kepala sekolah memahami dan menyadari visi, misi dan tujuan sekolah
dan sejauhmana tujuan itu dicapai. Tujuan yang dirumuskan berdasarkan visi
dan misi sekolah ini selanjutnya dijadikan acuan dalam rencana kerja tahunan
46
disebutkan bahwa RKT adalah rencana kerja tahunan sekolah yang berdasar
pada rencana kerja jangka menengah (empat tahunan) yang dinyatakan dalam
rencana kerja dan anggaran sekolah (RKAS) sebagai istilah lain dari RAPBS.
Sebaga i hukum dasar kepemimpinan Kepala Sekolah yang baik d engan dasar
sebagai berikut:
edepan,
k serta me ebihi
l batas ruang dan waktu serta tempat. Da lam konteks
tonom
o daerah
i dan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) visi in hi arus menjadi
atribu t pem impin termasuk Kepala Seko lah. Kepala Sekolah deng an visi yang
d
angkal dan tidak ej as
l akan membawa kemunduran sekola h dan akan
menghasilkan sekolah yang je lek yang tidak d isenang i oleh masy arakat. Oleh
karena tu,
i dalam mplemen
i asi
t Manajemen Berbasis Seko ah
l (M BS) Kepala
Sekolah harus memliki visi yang utuh tent ang sekolah yang dipimpinnya.
Karakteristik Kepala sekolah yang mem ilik i visi yang utuh dapat di
dan komun ikasi, serta keb iasaan dalam memecahkan mas aalah yang
ihadapinya
d .Sekolah yang berhas il meningkatkan prestasinya dikarenakan
danya
a visi yang sama an ara
t sekolah, pendidik, tenaga pend idikan, dan
an
d masyarakat, v sii tersebut dikomunikasikan di sekolah secara terbuka dan
mendiskusikannya sampai matang . Kemudian hasil pem ikiran bersama ini
b. Keteladanan.
Ket eladanan merupakan dimensi yang tidak kala pentingnya dalam
k epemi mpi nan Kepala Sekol ah. Kesel arasan antara perkataan dan perbuatan
a dalah pepatah yang selalu harus diingatkan kepada kepala sekolah. Kelakuan
Kepala Sekolah yang sela
l u menjadi teladan yang baik bag
i bawa
hannya akan
menjadi salah satu modal tu ama bag
i lancarnya Manajemen Berb
asis Sekolah
(MBS).
Dengan perilaku yang menunjukkan keteladanan dalam berbagai hal
tidak terlalu sulit bila kepala sekolah untuk menegur bawahannya. Dengan
keteladanan kepala sekolah, guru dan tenaga kependidikan akan segan, dan
17
H.M. Nurdin Matry, Implementasi Dasar-Dasar Manajemen Sekolah, h.71
pada gilirannya mereka juga akan meniru apa yang dilakukan oleh Kepala
Sekolah.
menghargai p ihak lain m isa lnya peserta did ik . Penghargaan tida k selamanya
erupa
b mater ikarena uga
j dengan ungkapan-ungkapan yang me mnyenangkan
salnya
i ter mai kasih saya
, sanga senang
t bekerja sama dengan s ang
audara. Sifat
harus
y dimilik Kepala
i Sekolah bukan hanya yang berhubun tipe gan dengan
kepem mp nan
i isepert demokrasi
i akan e apit harus
t dibareng i dengan sifat-
sifa t mau memperhatikan etika. Etika yang dimaksud adalah hal-hal yang
erhungan
b dengan n lai
i norma-norma yang berlaku d imasyarakat, yang harus
ijadikan
d pegangan da am
l ber indak
t agar tidak menimbulkan hal-h al yang tidak
iinginkan.
d Ekstra ni siatif
i ada ah
l inisiatif yang harus ada pada diri Kepala
Seko lah, sedangkan kejujuran harus ada dengan tindakan , atau per buatan yang
mencerminkan keterbukaan dan kead ilan dalam berbaga i hal teru tama dalam
masalah keuangan.
peraturan yang berlaku dan harus menyatu dalam pribadi Kepala Sekolah.
c. Tanggung Jawab.
Salah satu sifat yang dapat diperkuat Kepala Sekolah dalam mendorong
visinya adalah merasa dirinya diamanahi p imp inan. Pengaruh ini memberikan
onstribusi
k keyak nan
i dan keimanan akan kemampuan dan menciptakan
wibawa dalam d iri bawahan atas pilihannya. Hal in i juga dapat memberantas
kelemahan bawahan dan menumbuh kembangkan rasa percaya d rii para tenaga
Tanggung jawab merupakan beban yang harus dipikul dan melekat pada
dir i seorang Kepala Kekolah . Segala tindakan yang dilakukan ole h semua staf
jawab adalah tugas pimp inan dalam berbagai situas i dan kondisi . Tanggung
jawab juga berkaitan dengan resiko yang dihadapi oleh seorang pi mpinan baik
erupa
b sansi dari atasan maupun pihak ain.
l
d. Pelayanan Terbaik.
ntuk
u menar ki minat masyarakat, dan ca on
l peser at did ki Untuk
. menjadikan
elayanan
p erbaik
t (hands on value driven), Kepala Sekolah ang
j an setengah-
etengah
s , et ap
t i harus untas
t (stick to the knitting) agar pihak y ang dilayani
e. Mengembangkan Orang.
otens
p i tersebut b sa
i d kembangkan
i bag i kepentingan sekolah . Seorang
manajer yang baik tidak melihat dari sudut kekurangannya, teta pi dari segi
elebihannya
k Untuk
. tu,
i kepala sekolah sebagai manajer harus dap at mengenal
elebihan-kelebihan
k yang d milik
i i oleh tenaga pendid ki dan tenaga
ependidikan
k .Ka aupun
l ada kekurangan harus menjadi tantangan untuk dapat
iatasi
d oleh Kepala Sekolah. Upaya-upaya yang dapat d lakukan
i oleh Kepala
Seko lah dalam mengembangkan bawahannya , antara lain deng an memberi
tugas-tugas yang cocok dan cukup menan tang , memberi kesem patan untuk
18
Jerry. H.Makawimbang, Supervisi dan Peningkatan Mutu Pendidikan, h.54
Mengembangkan pendidik dan tenaga kependidikan adalah upaya agar
dapat lebih optimal dalam bekerjasama (collaboration throught people). Hal ini
ependidikan
k untuk meng ku
i tiberbagai pendid kan
i dan pe al ihan
t s mecara teratur
salnya,
i Revita isasi
l Musyawarah Guru Mata Pelajaran (M KeGMP), dan
ompok
l Ker a Guru
j (KKG) Diskusi,
, Seminar Lokakarya,
, dan penyediaan
umber-sumber
s belajar. Dalam rangka pengembangan enaga
t k ependidikan,
f. Motivasi.
faktor yang datang dar i dalam maupun yang datang dari lingk ungan. Dari
hal tertentu motivasi sering disamakan dengan mesin dan kemudi mobil, yang
Setiap pendid ik dan tenaga kependid ikan memilik i karakter istik khusus,
yang satu sama lain berbeda. Ha l tersebut memerlukan perhatian khusus pula
dari Kepala Sekolah, agar mereka dapat memanfaatkan waktu untuk
meningkatkan kinerjanya.
Dalam mengimplementasikan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS),
omponen
k in titersebu seka
t gus
li merupakan kriteria untuk menguk ur semangat
erja
k yang
, secara langsung akan berpengaruh terhadap prestasi kerja. Oleh
arena
k tu,
i untuk mencapa iprestasi ker aj yang op imal
t Kepala S ekolah harus
mampu membangk itkan mo tivasi para pendid ik dan tenaga kep endidikan di
sekolah .
Rasa Persa tuan dan kesatuan akhir-akhir ini sering diabai kan, karena
setiap orang a tau kelompok banyak yang mementingkan kelompo knya sendiri.
dan kesatuan ini penting untuk dibina karena tanpa ada kesatuan id
t ak mungkin
seluruh program ker ja dapat d ise lesaikan. Memb ina rasa per satuan perlu
dilaksanakan oleh Kepala Sekolah , baik melalui cara formal sepert i pembinaan
rutin mlalui rapat dinas maupun melalui cara informal seperti pernikahan,
seperti guru dan pegawai administrasi akan merasa diperhatikan oleh atasannya
53
meningkatkan kinerjanya.
bahwa peserta did ik harus dapat belajar dengan optimal. Proses belajar harus
menjadi perhatian utama dari Kepala Sekolah , segala fasilitas yan g ada harus
dan sumber be lajar yang d iperlukan peserta didik , seperti buku , al at tulis, dan
bimbingan dengan menugaskan guru BP. d ib ina oleh Kepala Seko lah agar taat
bertindak sebagai counselor. Jika perlu bisa meminta bantuan pihak lain,
gagasan tersebut dalam berbagai tindakan yang nyata. usaha sistematis untuk
eny
p mpangan,
i serta mengambil tindakan koreksi yang diper lukan untuk
aling
p efek ift dan ef sien
i dalam tujuan organ sasi
i . Berdasar kan definisi
tersebut, dapa t d isimpulkan bahwa kepem imp inan Kepala Sekolah merupakan
roses
p untuk mengetahu i ada tidaknya peny mpangan
i dalam pelaksanaan
kan
a tetapi harus malakukan berbaga itindakan nya at yang dapat m enghasilkan
esuatu.
s Para bawahan sering menyebuk ke akuan
l pemimpin yang hanya
19
Engkoswara dan Aan Komariah, Konsep Mutu dalam Peningkatan Mutu Pendidikan
di Indonesia(Bandung; Penerbit Alfabet 2011).h 64
55
bertiori dengan istilah NATO (No Action Talk Only). Sebutan ini jangan sampai
20
diutarakan dari diri kepala sekolah karena akan sangat tidak mengenakkan.
j. Gaya Kepemimpinan.
a dalah gaya kepemimpinan situasional. Dalam hal ini Kepala Sekolah harus
mampu bert indak sesuai dengan situasi dan kondi si tenaga kependidikan.
p
embag i tugas dan hubungan manusia .Pembag an
an i tugas merup akan strategi
Kepala Seko lah yang lebih mengutamakan se tiap tugas dapat dilaksanakan
oteriter. Dalam hal ter tentu sifa t Kepem impinan otoriter lebih tepa t digunakan
20
Jerry H.Makawimbang, Suvervisi dan Peningkatan Mutu Pendidian. h. 68
56
keinginan.
macam yaitu:
1. Coercive Power (kekuasaan paksaan) yaitu kekuasaan atas dasar rasa
takut at au dengan paksaan.
2 . Ekspert power (kekuasaan keah lian) yaitu kekuasaan yan g bersumber
dari suatu keahlian atau kemampuan khusus yang dimilik i se seorang.
3 . Leg itimate power (Kekuasaan legitimasi) yaitu keku asaan yang
bersumber dari kedudukan atau jabatan baik formal maup un informal
yang dipegang oleh seseorang.
4. Referent power (Kekuasaan referensi) yaitu kekuasaan yang bersumber
dari pada sifat-sifat pribadi yang dimi liki oleh seseorang pemimpin.
5 . Reward power ( Kekuasaan penghargaan) yaitu keku asaan yang
bersumber dari hadiah atau penghargaan yang diberikan o le h pemimpin,
seperti pangkat, kenaikan gaji, an lain-lain.
Selanjutnya French dan Revan menambahkan dengan kekuasaan yang
ke enam yaitu Information power ( Kekuasan informasi) yaitu
bersumber dar i adanya informasi yang berharga pada diri pimpinan,
dimana sang pemimpin dianggap sebagai orang yang paling banyak
21
mempunyai i nformasi yang diperlukan atau penting.
l. t
Inova if
i t cara bekerja
Pribadi kepala sekolah yang nova if akan tercermin dari
s , , isiplin, serta
ecara konstruktif kreatif, delegatif, integratif pragmatis, d
a
daptabel, dan fleksibel.
- Konstruktif dimaksudkan adalah bahwa dalam m eningkatkan
profesionalisme tenaga kependidikan di sekolah, Kepala Sekolah harus
21
E. Mulyasa, Manajemen Berbasis Madrasah,Konsep, Strategi,dan Implementasi.
h. 86
57
dan cara-cara baru dalam melaksanakan tugasnya. Hal ini dilakukan agar para
Sekolah sebaga i pimpinan , sehi ngga dapat mencapai tujuan sesuai dengan visi
mende legasikan tugas kepada t enaga kependidi kan sesuai dengan deskripsi
semua keg iatan sehingga dapat menghasilkan sinerji untuk mencapai tujuan
target berdasarkan kondisi dan kemampuan nyata yang dimili ki oleh setiap
tenaga pendid ik dan t enaga kependidi kan serta kemampuan yang dimiliki
sekolah.
School
. Based Management .. Istilah i ni pertama kali muncul di Amerika Serikat
etika
k masyaraka t mulai mempertanyakan relevansi pendidikan dengan
22
tuntutan dan perkembangan masyarakat setempat. Pandangan ini berarti
Sekolah adalah;
Pendekatan politik yang bertujuan untuk mendesain ulang pengelolaan
sekolah dengan memberikan kekuasaan kepada Kepala Sekolah dan
meningkatkan partisipasi masyarakat dalam upaya perbaikan kinerja
sekolah yang mencakup guru, siswa, komite sekolah, orang tua siswa dan
masyarakat. Manajemen Berbasis Sekolah mengubah sistem pengambilan
keputusan dengan memindahkan otoritas dalam pengambilan keputusan
22
Ibtisam Abu Duhou, School Based Management, (Jakarta:Kencana 2004) h.7
23
E. Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah, (Jakarta: Remaja Rosdakarya, 2004), h.
24
dan manajemen24
ke setiap yang berkepentingan di tingkat lokal Local
Stakeholder.
Kaitan dengan Manajemen Berbasis Sekolah, Bedjo Sudjanto
berpendapat bahwa,
Manajemen Berbasis Sekolah merupakan model manajemen pendidikan
yang memberikan otonom i lebih besar kepada seko lah. Di samping itu,
MBS juga mendorong pengamb ilan keputusan partisi patif yang
melibatkan langsung semua warga sekolah25 yang dilayani dengan tetap
selaras pada kebijakan nasiona l pendidikan .
J ika dihubungkan antara penger tian mana jemen deng an lembaga
pendidikan berupa sekolah, maka pada hak ikatnya Mana jem en Berbasis
organisasi yang ada d i sekolah untuk mencapa i hasil dan tujuan yang telah
par tisipasi warga seko lah dan masyarakat, dan peningkatan mutu pendidikan
berdasarkan perencanaan dan tuj uan yang akan di capai. Otonomi dimaksudkan
prioritas-prioritas pemerin tah oleh sekolah dan semua aktivi tas sekolah
d itujukan untuk memberikan pelayanan kepada peserta didik seh ingga dapat
bela jar dengan baik . Untuk kepentingan tersebut, diperlu kan adanya
Berbasis Sekolah (MBS) melalui komite sekolah (scool council), orang tua dan
24
Nanang Fatah, Konsep Manajemen Berbasis Sekolah dan Dewan Sekolah
(Bandung:Pustaka Bani Quraisy 2003) h.8
25
Bedjo Sujanto, Mensiasati Manajemen Berbasis Sekolah di Era Krisis yang
Berkepanjangan (Jakarta:ICW 2004) h.25
masyarakat dapat berpartisipasi dalam pembuatan berbagai keputusan. Dengan
aspirasi warga seko lah sesuai dengan peraturan perundang-und angan yang
cara yang sangat praktis dan produktif untuk mendapatkan hasil yang terbaik
dar i Kepala Sekolah , para guru, dan para tenaga kependidikan. Proses yang
d itempuh untuk mendapatkan hasi l yang terbaik dan produk tif ter sebut adalah
memperbaik i kinerja seko lah agar dapat mencapai tujuan sec ara optimal,
antaranya:
b. Sekolah akan memilik i visi dan target mutu yang ingin dicapai .
d. Adanya harapan yang tinggi dari personil sekolah (kepala sekolah, guru, dan
IPTEK.
a. Akan tumbuh komunikas i dan dukungan intensif dari orang tua peserta didik
26
dan masyarakat.
Apabila dicermati dari uraian diatas, menun jukkan kepada kita tentang
b
erbagai cara kerja yang perlu dilakukan untuk mencapai kualitas pendidikan
k
esed i untuk bekerjasama dari semua p hak
aan i yang berkepentin gan dengan
d
unia j
pendidikan. Karena itu, penerapan Mana emen Berbasis Sek olah (MBS)
tergantung pada kesiapan kesiapan dari p ihak-pihak diatas, kesiapa n ini semata-
mata tidak hanya sekedar bersifat politis, tetapi yang lebih penting adalah
k
esiapan teknis untuk menjalankan pengelolaan tersebut.
dan diuji cobakan pada tahun 1998 merupakan paradigma baru pendidikan,
26
E. Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah; Konsep, Strategi, dan Implementasi,
h. 107.
62
Nasional yang menjad i kebijakan pemerintah harus pula dila kukan oleh
ekolah
s .Pada sistem Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) ,seko lah dituntut
ecara
s mandiri mengga i,l mengalokasikan, menen ukan
t prioritas,
maupun pemerintah .
Sekolah d ituntut untuk senantiasa meningkatkan efek tivitas k ine rja. Dengan
em
d kian,
i Manajemen Berbasis Seko ah
l (MBS) sebaga i para digma baru
end
p di kan
i dapat member kan
i has ilyang memuaskan .Kinerja Ke pala Sekolah
alam
d kaitannya dengan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) a dalah segala
paya
u yang dilakukan dan hasil yang dapat dicapai oleh Kepala Se kolah dalam
mewujudkan tujuan pendidikan secara efek tif dan efisien . Sehubu ngan dengan
a. Pengembangan kebijakan
Kepala Sekolah yang bijaksana mengetahu i apa yang dihar apkan tenaga
yang diharapkan oleh guru terhadap kepa la sekolah yang kompet en? Mereka
menyimpulkan kebijakan yang dimaksud bahwa kepala sekolah seharusnya:
i. Mampu bersikap t anggap
ii. Memiliki sikap positif dan optimis
iii. Jujur dan transparan
iv. Berpegang teguh pada keputusan yan d iambil
v. Pengertian dan tepat waktu dalam mengunjung i kelas
vi. Mener ima perbedaan pendapat
vii. Memiliki rasa humor
viii . Terbuka, mau mendengar, dan men jawab per tanyaan
ix. Memaham i tujuan pend idikan
x. Dapat diter ima oleh guru
xi. Memiliki pengetahuan tentang metode mengajar
xii. Memilik i hubungan yang baik kepada masyarakat
xiii. Tanggap terhadap kemampuan guru dan member i kebebasan kerja
30
xiv. Manusiawi .
29
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya, (Direktorat Jenderal
Bimbingan Masyarakat Islam dan Pembinaan Syariah,2009)h. 82
30
M.Ngalim Purwanto, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, h. 155
b. Pengembangan budaya sekolah
kerja , disiplin ker jasama, sikap pluralitas dalam berbagai aspek kehidupan,
kreatifitas, kepampuan berfikir kritis, solidaritas, toleransi dan day a saing anak
didik.
lingkungan fisik sekolah yang bersih, rapi, sejuk, dan tenang serta lingkungan
osial
s yang damai, saling toleran etap
t id siplin
i dalam menegakkan aturan akan
semua tu
i akan dipandu oleh keteladanan kepemimpinan seko al h dan guru.
Budaya sekolah yang baik dengan sendirinya kondusif untuk penin gkatan mutu,
angka
j panjang dan konsisten . Untuk itu, di perl ukan adanya kerjasama
antara pihak yang terka it misalnya pihak komite seko lah, dinas pendidikan
langkah-langkah diantaranya:
pendidikan:
2 . Memua t judul, tujuan , lingkup , tanggung jawab dan wew enang, serta
pen jelasannya;
1. Tata ter tib pendidik dan tenaga kependidikan, dan p eserta didik
ermasuk
t dalam hal menggunakan dan memelihara sarana dan
prasarana pend id ikan;
d. Tata tertib disekolah ditetapkan o leh kepa la sekolah melalui rapat dewan
peserta didik .
tentang:
1. Hubungan sesama warga didalam lingkungan sekolah dan hubungan
lingkungan masyarakat;
kolektif, untuk;
1. Menjual buku pelajaran, seragam/bahan pakaian sekolah dan atau
perangkat sekolah lainnya baik secara langsung maupun tidak
langsung kepada peserta didik;
31
M.Ngalim Purwanto, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, h.156
2. Memungut biaya dalam memberikan bimbingan belajar atau les
kepada peserta didik;
3. Memungut biaya dari peserta didik baik secara langsung maupun
tidak langsung yang bertentangan dengan peraturan dan undang-
undang;
Melakukan sesuatu baik secara langsung maupun tidak langsung yang
32
mencedera i integritas hasi l Ujian Sekolah dan Ujian Nasiona.
ilmu dan tehnologi dan diharafkan pula dapat dijadikan land asan dalam
Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) adal ah suat u model yang bertolak dari
k t
emampuan, kesanggupan, dan kebu uhan sekolah dengan ca at an
t , bahwa apa
y l ingkup
l sekolah harus tetap da am
ang dilakukan o eh l i
keb jakan pendidikan
n
asiona l. Olehnya itu, Manajemen Berbas si Sekolah memboleh kan adanya
k
eragaman dalam pengelolaan sekolah yang didasarkan atas ke khasan dan
k l tu
emandirian seko ah i sendiri dengan tujuan semua keg atan
i har us dikaitkan
p t tas
roduktifitas, efek ip i ,efes ensi,
i l
re evansi, inovasi dan dilaku kan dengan
32
H.M. Nurdin Matry, Implementasi Dasar-Dasar Manajemen Pendidikan. h 362
mengendalikan, mempertanggungjawabkan sumber-sumber baik kepada
adanya hadiah dan hukuman sebaga i kontro l, serta hal lain yang dapat
33
menumbuh kembangkan suasana yang kondusif.
si sdi knas NO. 20 Tahun 2003, tentang Pendidikan Berbasis Masyarakat pasal
masyaraka t pada pendidikan formal dan non forma l sesuai deng an kekhasan
agama, lingkungan sosial , dan budaya untuk kepentingan masyarak at. Berkaitan
dengan pasal tersebut setidaknya ada empat aspek yaitu :kualitas (mutu) dan
ti
ngginya, dengan ot ak
l ukur penilaian pada hasil output dan ou tcome bukan
konteksnya.
33
E. Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah; Konsep, Strategi, dan Implementasi,
h. 13.
70
asumsi bahwa setiap anak berpotensi untuk belajar, maka MBS memberi
keleluasaan kepada setiap sekolah untuk menangani setiap anak dengan latar
belakang sosia l ekonom i dan psiko logis yang beragam untuk memperoleh
berhubungan dengan proses, prosedur, dan ke tepa t-gunaan semu a input yang
belajar siswa seperti yang d iharapkan (sesua i tujuan). Efektif-tid aknya suatu
sekolah diketahu i leb ih pasti se telah ada has il, atau dinil ai hasilnya.
ndikator-indikator
i a au
t c ir i-cir imadrasah efek tif.
d. MBS bertujuan men ingka tkan akuntabilitas seko lah dan komitmen.
34
Umaedi, Manajemen Berbasis Sekolah/Madrasah, (Jakarta: CEQM 2004) h.35
71
sumberdaya untuk mencapai tu juan seko lah secara efek tif dan efes ien.
1. Aspek Mana jemen Berbasis Sekolah (MBS) yaitu ; Kuriku lum, tenaga
pend idi k dan kependidi kan, sumberdaya manusia, peserta didik, sarana dan
2. Fungsi Mana jemen Berbasis Sekolah (MBS) yaitu; Pengamb ila n keputusan,
pengendalian.35
mutu, dan pemera taan pend id ikan. Peningkatan efisiensi dipero leh melalui
keleluasaan menge ol al sumber daya yang ada, partisipasi mas yarakat, dan
35
H.M.Nurdin Matry, Implementasi Dasa-Dasar Manajemen Pendidikan, h. 58
72
adanya hadiah dan hukuman sebagai kontrol, serta hal lain yang dapat
36
menumbuh kembangkan suasana yang kondusif.
lain, maupun yang tersurat dan tersirat dalam kebijakan pemerintah dan UU
masyaraka t pada pendidikan formal dan non forma l sesuai deng an kekhasan
agama, lingkungan sosial , dan budaya untuk kepentingan masyarak at. Berkaitan
dengan pasal tersebu tsetidaknya ada empat aspek yaitu :kualitas (mutu) dan
elevansi,
r keadilan, efektifitas dan efisiensi ,serta akuntabilitas.
ekuasaan
k yang besar pada sekolah , disertai seperangka t ang
t gung jawab.
aya
d dan pengembangan stra eg
t sesuai
i dengan kond sii setempa t,s ekolah lebih
apat
d meningkatkan kesejahteraan guru seh ngga
i dapat ebih
l be rkonsentrasi
ada
p tugas. Kekuasaan dalam mengelola sumber daya dan menyertakan
alam
d peranannya sebagai manajer maupun pemimpin sekolah.
pengelola sekolah memiliki potensi yang besar dalam menciptakan kreasi bagi
36
E. Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah; Konsep, Strategi, dan Implementasi,
h. 13.
73
Kepala Sekolah, guru, dan pengelola sistim pendidikan secara profesional. Oleh
berikut:
37
Umaedi, Manajemen Berbasis Sekolah/Madrasah, (Jakarta: CEQM 2004) h.35
74
eningkatan
p otonomi sekolah, pen ngka
i an
t partisipasi warga sekolah dan
idiograpik”
“ (membolehkan adanya keberbagaian cara m elaksanakan
Mana jemen Berbasis Sekolah (MBS) dan bukan lag i menggunakan pendekatan
nomotetik”
“ (cara melaksanakan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) yang
arti yang sebenarnya, tidak ada satu resep pelaksanaan Manajemen Berbasis
38
Sekolah (MBS) yang sama untuk diber lakukan ke semua sekolah .
Tetapi satu hal yang perlu diperha tikan bahwa mengubah pendekatan
bukanlah merupakan proses sekali jadi dan bagus hasilnya (one-shot and quick-
fix), akan tetapi merupakan proses yang berlangsung secara terus menerus dan
38
H.M. Nurdin Matry, Implementasi dasar-Dasar Manajemen Sekolah, hal 89
75
Mana emen
j Berbasis Sekolah (MBS) dapat dilakukan dengan cara sebagai
berikut:
39
Jamal Ma’mur asmani, Membangun organisasi Sekolah, ( Diva Press, Banguntapan
Jokjakarta, 2012) hal 143
budaya, dan sumberdaya baru yang diharapkan dapat mendukung
penyelenggaraan Manjemen Berbasis Sekolah (MBS);
b. Identifikasikan sistem, budaya, dan sumberdaya yang perlu diperkuat
dan yang perlu diubah, dan kenalkan sistem, budaya, dan sumberdaya
baru yang diperlukan untuk menyelenggarakan Manajemen Berbasis
Sekolah(MBS);
c. Buatlah komitmen secara rinci yang diketahui oleh semua unsur yang
bertanggungjawab , jika terjadi perubahan sistem , b udaya, dan
sumberdaya yang cukup mendasar;
d. Bekerja lah dengan semua unsur sekolah unt uk mengklarifikasikan
visi , misi, tujuan, sasaran, rencana, dan program-program
penyelenggaraan Manjemen Berbasis Sekolah(MBS) ;
e. Hadapilah “status quo” (resistensi) terhadap peruba han, jangan
mengh indar dan jangan menar ik darinya ser ta jelaska n mengapa
diperlukan perubahan dari manajemen berbas is pu sat menjadi
Mana jemen Berbasis Sekolah(MBS) ;
f. Gar isbawahi prioritas sistem , budaya, dan sumberdaya yang belum
ada sekarang , akan tetap i sanga t diperlukan untuk men dukung visi,
m isi, tu juan, sasaran, rencana, dan program-program peny elenggaraan
Mana jemen Berbasis Sekolah(MBS) dan dorong lah sist em, budaya,
dan sumberdaya manusia yang mendukung penerapan Manajemen
Berbasis Sekolah(MBS) serta hargailah mereka (unsur- unsur) yang
telah member i contoh dalam penerapan Manajem en Berbasis
Sekolah(MBS) ; dan
g. Pantau lah dan arahkan proses perubahan agar sesuai deng an visi, misi,
tu juan, sasaran , rencana , dan program-program Manajem en Berbasis
Sekolah(MBS) yang telah disepakati.
40
Melaksanakan, dan Memonitor serta Mengevaluasinya.
b. Partisipasi
adalah untuk membua t kebijakan atau kepu tusan sekolah lebih dekat
engan
d stakeholders sehingga
, hasilnya benar-benar m encerminkan
spirasi
a stakeholders. Untuk itu, Manajemen Berbasis Seko lah (MBS)
mensyara tkan adanya partisipasi aktif dari semua pihak yang te rkait dengan
enyelenggaraan
p pendidikan di sekolah (stakeholders) ,baik wa rga sekolah
eperti
s guru ,kepala sekolah ,siswa, dan tenaga-tenaga kependid ikan lainnya,
maupun warga di luar sekolah seperti orang tua siswa, akade misi, tokoh
ag
b istakeholders untuk berpar isipasi
t secara angsung
l maupun tid ak langsung
41
dalam penyelenggaraan sekolah .
tingkat partisipas i, mak in besar rasa memiliki; mak in besar ras a memiliki,
makin besar pula rasa tanggung jawab; dan makin besar rasa tan ggungjawab,
40
Jamal Ma’mur, Membangun organisasi Sekolah, h 165
41
H.M Nurdin Matry, Implementasi Dasar-Dasar Manajemen Sekolah, h. 209
78
langsung .42
embuatan
p kebijakan, perencanaan, pelaksanaan, dan penga wasan dan
epentingan
k publik dan bukan pada kepentingan el tei birokrasi dan politik43.
42
H.M Nurdin Matry, Implementasi Dasar-Dasar Manajemen Sekolah, h. 210
43
Jamal Ma’mur Asmani, Membangun Organisasi Sekolah, h. 153
Tujuan utama peningkatan partisipasi adalah untuk:
sekolah dalam rangka meni ngkat kan partisipasi stakeholders adalah sebagai
berikut.
sekolah.
44
M.Ngalim Purwanto, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, h. 106
kebijakan, perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan atau
kepada stakeholders.
45
kompatib ilitas tujuan yang akan dicapainya .
45
H.M. Nurdin Matry, Implementasi Dasar-Dasar Manajemen Sekolah, h. 51
81
lagi merupakan kebutuhan tetapi hak yang harus diberikan oleh sekolah sebagai
Hak masyarakat atas informasi yang harus diberikan oleh se kolah antara
lain: hak untuk mengetahui, hak untuk menghadir i pertemuan sekolah, hak
ntuk
u mendapatkan salinan informasi, hak untuk diinformasikan tanpa harus
ada permintaan, dan hak untuk menyebarluaskan informasi. Oleh karena itu,
ekolah
s harus memberikan jaminan kepada masyarakat terh adap akses
sekolah ersed
t l maupun kuantitas 46
ai secara mutakh r,i baik kua itas .
transparansi yang tingg i, masyaraka t tidak lag i curiga terhadap sekolah dan
k
arenanya keyakinan dan kepercayaan masyarakat t
erhadap s ekolah juga
tinggi. .
istilah transparansi sangatlah jelas yaitu kepolosan, apa adanya, tidak bohong,
46
Jamal Ma’mur Asmani, Membangun Organisasi Sekolah, h. 154
82
tidak curang, jujur, dan terbuka terhadap masyarakat tentang apa yang
dikerjakan oleh sekolah. Ini berarti bahwa sekolah harus memberikan informasi
47
yang benar kepada masyarakat.
mencerminkan realitas. Jika terdapat perubahan pada status data da lam laporan
iungkapkan
d secara sebenarnya dan dengan segera kepada semua pihak yang
terkait (stakeholders) .
c. Transparansi
eyakinan
k masyarakat kepada sekolah bahwa sekolah adalah organisasi
elayanan
p pendidikan yang bersih dan berwibawa Bersih
. dalam art i tidak KKN
an
d berwibawa dalam arti profesional. Transparansi bertu juan untuk
menciptakan kepercayaan timbal ba lik antara sekolah dan masyar akat melalui
enyediaan
p nformasi
i yang memadai dan menjamin kemud ahan dalam
situasi sekolah dan dengan dem ikian mempermudah masya rakat untuk
47
Jamal Ma’mur Asmani, Membangun organisasi Sekolah, h. 135
83
komunikasi, baik secara langsung melalui temu wicara, maupun secara tidak
48
melalui surat kabar) maupun media elektronik (radio dan televisi lokal).
untuk mendapatkan informasi seko lah , fasilitas database, sarana in formasi dan
berikut:
48
Idi Subandi Ibrahim, Kecerdasan Komunikasi Kepada Publik,(Simbiosa
Rekatama Media, Bandung 2007) hal.95
84
49
berlaku di sekolah.
d.Akuntabilitas
alam
d menyelenggarakan seko ah,
l maka seko ah
l harus bertan ggungjawab
sebagai konsekwensi dar imandat yang diberikan oleh masyarakat . Ini berarti,
enyelenggara
p seko ah
l apakah pelaksanaan mandat dilaku
kan secara
49
H.M. Nurdin Matry, Implemntasi Dasar-Dasar Manajemen Sekolah, h. 137
50
Jerry H. Makawimbang, Supervisi dan Peningkatan Mutu Pendidikan, (Penerbit
Alfabeta, Bandung 2011) hal. 59
85
rencana sekolah dalam mencapai tujuan dan sasaran yang tela h ditetapkan
dalam hal:
bagian:
51
Jamal Ma’mur Asmani, Membangun Organisasi Sekolah, h. 225
52
Jamal Ma’mur Asmani, Membangun Organisasi Sekolah, h. 227
a. akuntabilitas kebijakan, yaitu akuntabilitas pilihan atas kebijakan yang
akan dilaksanakan,
b. akuntabilitas kinerja (product/quality accountability), yaitu akuntabilitas
yang berhubungan dengan pencapaian tujuan sekolah,
c. akuntabilitas proses, yaitu akuntabilitas yang berhubungan dengan
proses, prosedur, aturan main, ketentuan, pedoman, dan sebagainya.,
dan
d. akuntabilitas keuangan (kej uj uran) at au sering di sebut (financial
accountability) , yaitu akuntabilitas yang berhubung an dengan
pendapatan dan pengeluaran uang (cash in and cash out). Sering kali
istilah cost accountability juga digunakan untuk kategor i akuntabilitas
53
ini.
ntuk
u mempertanggungjawabkan komitmen pe ayanan
l pendid ikan kepada
yang jelas. Sistem pengawasan perlu diperkuat dan hasi l ev aluasi harus
dipublikasikan dan apabila terdapat kesalahan harus diberi sansi, sebab sekolah
dikatakan memiliki akuntabilitas tinggi jika proses dan hasil kinerja sekolah
dianggap benar dan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan sebelumnya.
53
M. Ngalim Purwanto, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, h. 147
Agar sekolah memiliki akuntabilitas yang tinggi, maka perlu diupayakan
berikut, yaitu:
merupakan ciri khas yang dimilik i sehingga membedakan dari s esuatu yang
erikut:
b
(MPMBS) dapat diliha t pula melalui pendidikan sistem . Hal ini didasari oleh
enger
p ian
t bahwa sekolah merupakan sebuah sistem seh ngga
i penguraian
56
k
arakteristik MPMBS berdasarkan pada input, proses dan output . Manajemen
Berbasis Sekolah (MBS) dianggap memilik i tingkat efektif itas yang tinggi,
55
H.M. Nurdin Matry, Implementasi Dasar-Dasar Manajemen Sekolah, h.40
56
Depdiknas, MPMBS, Konsep & Pelaksanaan ( Jakarta: depdiknas dirjen diknasmen
direktorat SLTP, 2001), h.9
d. Timbulnya perhatian bersama untuk mengambil keputusan,
57
memberdayakan potensi dan perubahan perencanaan jika diperlukan.
Manajemen Berbasis Sekolah dari luar, yang mestinya kita gali dari dalam
struktur masyarakat, dan didikan yang t elah berl angsung sel ama ini.
1. Input Pendidikan
Dalam input pendidikan in i melipu ti; (a) memilik i kebijakan , tujuan, dan
fokus pada pelanggan . Manajemen input pend id ikan ini dapat mengantar
ebuah
s sekolah ebih
l ma uj dan kompetetif ba ki da am
l aspek k uantitatifnya
maupun kual itasnya. Unt uk itu sekolah harus memerhat ikan aspek input
pend di kan.
i
2. Proses pemberdayaan
57
H.M Nurdin Matry,Imlementasi Dasar-Dasar Manajemen Pendidikan, h.38
90
Para guru dan Kepala Sekolah perlu lebih dahulu tahu, memahami akan
peningkatan kesejahteraan .
f) Seko lah memilik i team work yang kompak , cerdas, dan dinamis .58
sistemik , didalam terdiri dar i sub sistem yang paling menen tuka n, rumit dan
58
H.M. Nurdin Matry, Implementasi Dasar-Dasar Manajemen Pendidikan, h. 49
91
3. Output Pendidikan
pembe ajarn
l dan mana emen
j di sekolah .Pada umumnya outp ut dapat di
NEM , lomba karya ilm iah rema ja, cara-cara berfikir ( Krit is, Kreatif, Nalar,
Rasionalog , Induktif , Deduk tif dan I lmiah . Dan output non akade mik, berupa
eingintahuan
k yang tinggi harga
, d ri,
i kejujuran, kerjasama yang ba ik, toleransi,
edisiplinan,
k prestasi olahraga, kesenian dar para
i peserta didik dan sebagainya.
Karakteristik MBS bisa diketahu i juga antara la in dar i baga im ana Sekolah
engelolaan
p sumber daya manusia,dan penge ol aan
l sumber daya ad ministrasi.
59
sekolah yang efektif. Sekolah yang dem ikian memilik i karakteri stik sebagai
berikut:
c. Berkemandirian tinggi.
59
Depdiknas, MPMBS, Konsep & Pelaksanaan , h.29
e. Kuatnya kepemimpinan kepala sekolah
j. Tinggi keterbukaannya.
l. Tinggi akuntabilitasnya.
Dar i karak teristik diatas, maka akan mendorong pen ing katan mutu
Mana jemen Berbas is Seko lah (MBS) khususnya masyarakat. Di samping itu,
d
engan j
Mana emen Berbasis Sekolah (MBS) nii diharapkan Se kolah dapat
b
ekerja i erten
dengan koridor-kor dor t ut d an
i aranya
t sumber daya s ekolah harus
d
engan kebutuhan setempat.
Secara singkat dapat ditegaskan bahwa akhir dar i itu sem ua bermuara
agar dapat menentukan visi dan misinya untuk mempersiapkan dan memenuhi
60
Suryo Subroto. Manajemen Pendidikan di Madrasah (Jakarta: PT Radja Grafindo
Persada, 2004), h.205-206.
93
61
kebutuhan masa depan peserta didiknya. Berdasarkan penjelasan-penjelasan
di atas, maka konklusi yang dapat penulis tarik adalah bahwa dalam rangka
adanya partisipasi aktif dan dinamis dari orang tua/wali peserta didik, peserta
didik, tenaga pendidik dan kependid ikan termasuk institusi- in stitusi yang
a. Lingkungan Internal
etik hubungan antara sesama warga didalam lingkungan satuan pen didikan dan
h
ubungan antara warga satuan pendidikan dengan masyarakat. Disebutkan
b
ahwa pedoman kode e ik dt maksud
i dipu uskan dalam
t rapa dew t an guru dan
d
itetapkan o eh l kepala satuan pendid kan. i
Rapat de wan guru
l
mempertimbangkan pu a dari pendapat komite sekolah pesert , a didik dan
61
Suryo Subroto. Manajemen Pendidikan di Madrasah , h.205-211
94
aturan kode etik dan tata krama kehidupan sosial sekolah, baik yang tertulis
disepakati bersama oleh warga sekolah. Budaya seko lah merupak an peleburan
unsur akal, emosi , spirit, yang kemudian diekspresikan dalam bentuk sikap dan
perbuatan.
hormat erhadap
t setiap ndiv
i du
i warga sekolah keadilan,
, kepastia n, kebiasaan
bekerja secara kolaboratif dan kolektif, kebiasaan menjadi masyar akat belajar,
wawasan masa depan yang sama, perencanaan bersama , koleg ialitas tenaga
ependidikan
k sebagai pembela aran
j dan kedisiplinan dan ata
t kra ma hubungan
sosial d isekolah.
meningkat.
2. Tata krama dan tata tertib di sekolah merupakan nilai dasar yang secara
sekolah bagi peserta didik diperlukan tata krama dan tata hubungan
a. Kepa la Seko lah sebagai bagian dari warga sekolah mempunyai sebagai
tertib sekolah.
62
M.Ngalim Purwanto,Administrasi dan Supervisi Pendidikan, h.156
96
63
berwibawa.
administrasi.
b. Perlu kerj a sama yang baik antara kepala sekolah dengan seluruh
Hubungan seko lah dengan masyarakat pada hakekatnya mer upakan suatu
sarana yang sanga t beperan dalam memb ina dan men gembangkan
sebagai sitem sosia l yang merupakan bag ian integra l dari sistem sosial
yang lebih besar yaitu masyaraka t. Seko lah dan masyarakat memiliki
penghidupan masyarakat.
65
dalam merealisasikan tujuan sekolah.
Kepala Sekolah yang baik merupakan salah satu kunci untuk bisa
65
H.M. Nurdin Matry,Implementasi Dasar-Dasar Manajemen Sekolah, h. 203
efektif karena harus menaruh perhatian tentang apa yang terjadi pada
peserta didik di sekolah dan apa yang di pikirkan orang tua tentang
kebu tuhan masyarakat dan pelayanan pendid ikan sekolah ad alah bagian
Karena tanpa adanya program tersebut, seorang pem imp in tidak akan mampu
sekolah .
Kepala Seko lah harus mampu menilai hasil belajar peser ta didik dan
kemampuan guru, selanjutnya menganalisa hasil bimbingan , apaka h meningkat
atau idak
t sete ah
l di akukan
l pemb mbingan
i . Selain itu kemampuan
mengumpulkan data sumber daya pendid ikan dan pembel ajaran lalu
mengolahnya harus pula di kuasai Kepala Sekolah . Allah berfirman dalam kitab
uci
s a -Qur’an
l .
QS al-An’am , /6 :153
ﻘﺘﺴﻣ ﻲطDا اﻮﻌﺒﺘﺗ ﻻو هﻮﻌﺒﺗﺎﻓ ﺎﻤﯿDنﻮﻘﺘﺗ ﻢﻜﻠﻌﻟ ﮫﺑ ﻢﻛﺎﺻو ﻢﻜﻟذ ﮫﻠﯿﺒﺳ ﻦﻋ ﻢﻜﺑ قﺮﻔﺘﻓ ﻞﺒﺴﻟ اﺮﺻ اﺬھ نأو
Artinya :
Dan bahwa (yang Kami perintahkan) ini adalah jalan-Ku yang lurus, maka
ikutilah dia; dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain), karena
jalan-jalan itu mencerai-beraikan kamu dari jalan-Nya. Yang demikian itu
66
diperintahkan Allah kepadamu agar kamu bertakwa.
66
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahan,(Direktorat Bimbingan
Masyarakat Islam dan Pembinaan Syariah. 2009)h. 200
Tenaga pendidik yang ada di sekolah tidak boleh dibiarkan stagnan
Kepala Sekolah . Maka Kepa la Sekolah harus menge tahu i bag aimana cara
Sekolah menyusun laporan dan evaluasi manajerial dari seluruh w arga sekolah
b. Lingkungan Eksternal
suatu sarana yang sangat berperan dalam membina dan men gembangkan
pertumbuhan pribadi peser ta didik di sekolah. Dalam ha l ini, sek olah sebagai
besar yaitu masyarakat. Sekolah dan masyaraka t mempunyai hub ungan yang
sanga t erat dalam pencapaian tujuan sekolah atau pend id ikan secar a efektif dan
efisien . Sebaliknya seko lah juga harus menunjang pencapaian a tau pamenuhan
program, kebutuhan ser ta keadaan masyarakat. Beg itu juga, se kolah harus
menge tahui dengan jelas apa kebutuhan, harapan dan tuntu tan masyarakat,
terutama terhadap sekolah. Dengan kata lain, antara sekolah dan masyarakat
penghidupan masyarakat.
seko
i ah l dapat dikembangkan o eh l sekolah itu dalam h al kiat-kiat
peningkatan mutu , prestasi sekoah dan lain- la in . Sekolah merup akan sistem
pend id ikan yang tumbuh dan berkembang di tengah- tengah masy arakat secara
demokratis ( dari, oleh, untuk masyaraka t), hubungan seko lah dengan
masyarakat sangat besar manfaat dan artinya bag i kepen tingan pembinaan,
pend id ikan, melalui tekanan , dan tuntu tan pada sekolah. Untuk kepentingan
rapat atau pertemuan, surat menyurat, buku penghubung , buletin sekolah dan
keg iatan-keg iatan ekstra kurikuler yang bermanfaat bag i peserta d idik maupun
orang tua.
dengan masyarakat dan lingkungan sekitar. Hal ini perlu, karena sekolah perlu
67
M.Ngalim Purwanto, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, h. 192
memerlukan dukungan dalam melaksanakan program tersebut. Disisi lain,
yang relevan. Jalinan sepeti itu dapat terjadi, jika kepala sekolah aktif dan dapat
roses
p keg atan
i sekolah yang direncanakan dan diusahakan secara sengaja dan
ersungguh-sungguh
b ser at pembinaan secara kontinyu untuk mendapatkan
mpati
si dari masyrakat, khusus yang berkepen ingan
t langsung den gan sekolah.
Dengan dem ik ian , kegiatan operasional pendid ikan, kinerja dan produktifitas
ekolah
s , diharapkan semak ni efektif dan efesien. Pada hak katn
i ya, sekolah
merupakan bag ian tak terpisahkan dengan masyarakat, dem ikia n pula hasil
end
p di kan
i yang berupa lulusan, akan menjadi harapan da n dambaan
masyarakat. Oleh karena itu, seko lah tidak boleh men jad i menara gading bagi
masyarakat.
Kepala Sekolah yang baik adalah yang memiliki program kerja yang
tidak terprogram apalagi dalam kurung waktu satu tahun akan mendatangkan
68
M.Ngalim Purwanto, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, h. 188
hasil yang tidak memuaskan, bahkan kegagalan. Makanya perlu adanya
dinafikan oleh kepala sekolah. Keter libatan semua unsur untuk me ndukung dan
memotivasi bisa pula dilakukan dalam keg iatan ekstrakurikuler.
a) Administrasi kesiswaan
(1)Buku pendaftaran peserta didik baru dan foto copy STTB;
(2)Buku mutasi peserta didik;
(3)Buku klapper;
(4)Buku induk ;
(5)Buku daftar hadir/persentase peserta didik dan rekapitulasi nya;
(6)Buku daftar kelas/legger/kumpulan nilai;
(7)Papan absen kelas;
(8)Administrasi OSIS; 69
(9)Dokumen penyerahan STTB, dll .
Masa lah administrasi kesiswaan disiapkan beberapa buku secara
arsial.
p Yakni buku pendaftaran peserta did ki baru dan fo ot copy STTB, buku
mutasi peserta did ik , buku klapper , buku induk , buku daftar hadir, buku daftar
elas,
k egger/kumpulan
l nilai. Diadakan pu al papan absen ,admini strasi OSIS,
okumen
d penyerahan STTB d l.l
b) Administrasi ketenagaan
(1)Pendayagunaan ketenagaan;
(2)Masalah yang berkaitan dengan DP3;
(3)Daftar urut kepangka tan (DUK);
(4)Mutasi kepangkatan;
(5)Pengembangan ketenagaan;
(6)Usaha kesejahteraan pegawa
70 i;
(7)Tata tertib kerja.
69
Departemen Agama RI, Petunjuk Pelaksanaan Supervisi Pendidikan Agama Islam
Sekolah pada Umum dan Supervisi pada Madrasah , h. 83.
70
Departemen Agama RI, Petunjuk Pelaksanaan Supervisi Pendidikan Agama Islam
Sekolah pada Umum dan Supervisi pada Madrasah h. 84.
17
Departemen Agama RI, Petunjuk Pelaksanaan Supervisi Pendidikan Agama Islam
Sekolah pada Umum dan Supervisi pada Madrasah h. 85.
Bidang administrasi ketenagaan yang perlu diperhatikan adalah
iperhatikan
d .Misalnya pencata an
t penerimaan ,pembelian ,peng gunaan dan
emanfaatan,peme
p iharaan
l dan perawatan, penghapusan dan pencat atan gedung
angunan
b . Semua pencatatan ersebut
t adalah buk ti penting yang harus
iperlihatkan
d bag mereka
i yang memerlukan bukti-bukti fisik erseb
t ut, sehingga
tidak ada satupun cata tan perlengkapan yang akan d iada-adak an. Artinya
d) Administrasi keuangan
(1)Pengurusan keuangan;
(2)Kelengkapan yang diperlukan
72
dalam tata usaha keuangan;
(3)Pencatatan keuangan.
Administrasi keuangan merupakan adm inistrasi yang p aling rentan
terinfeksi masalah. Sebab salah menulis satu angka jumlah rupia h saja sudah
menjadi masa lah yang akan mengancam penca tatnya atau yang berkompeten
72
Departemen Agama RI, Petunjuk Pelaksanaan Supervisi Pendidikan Agama Islam
Sekolah pada Umum dan Supervisi pada Madrasah h. 85.
19
Departemen Agama RI, Petunjuk Pelaksanaan Supervisi Pendidikan Agama Islam
Sekolah pada Umum dan Supervisi pada Madrasah h. 86.
mengurus administrasi keuangan ini. Ancaman tersebut bisa berupa pidana
enting
p ,karena mampu menunjang keberhasilan penerimaan pe serta didik.
Keberhas ilan bisa ditunjukkan jika dalam mengaministrasikan se luruh berkas-
erkas
b pener maan
i dengan ba ki ,maka peserta d di ki baru mer asa nyaman
74
Departemen Agama RI, Petunjuk Pelaksanaan Supervisi Pendidikan Agama Islam
Sekolah pada Umum dan Supervisi pada Madrasah, h. 86.
Jenis dan kegiatan administrasi sebagaimana tersebut di atas adalah
kondisi lapangan dan bidang tugas kepala sekolah yang bersangkutan yang
diatur oleh para guru dan tenaga kependidikan beserta semua stake kholder
k
ecakapan untuk menyelesaikan t
ugas-tugas tertentu da n mampu
memanfaa tkan tenaga orang lain untuk kelancaran tugas-tugas. 75 Ada tiga
idang
b yang harus diperhatikan dalam melaksanakan proses man er j ial :
(1)Kemampuan teknis dalam menggunakan pengetahuan, m etode, teknik
dan peralatan yang diper lukan untuk melaksanakan tugas tertentu yang
dipero leh dari pengalaman pendidikan;
(2)Kemampuan tanpa menyerah at au pantang mundur dalam bekerja
dengan melal ui orang lain, yang mencakup pemaha man tentang
motivasi dan penerapan kepemimpinan yang efektif;
(3)Kemampuan konsept ual yang diterapkan untuk meme nuhi konsep
organisasi penyusuaian bidang gerak unit kerja kedalam bidang operasi
76
organisasi secara menye luruh .
Berdasarkan ketiga indikator tersebut di a tas, maka dapa t dimengerti
ahwa
b manajemen adalah bidang pengetahuan yang disusun secar a sistematis,
merupakan proses dimana pem imp in dapat memastikan aktifitas aktual sesuai
ang
y d rencanakan
i .Merencanakan tujuan pokok merupakan salah satu sasaran
75
Sondang P Siagian, Manajemen Sumber Daya Manusia (Cet. X; Jakarta: PT Bumi
Aksara, 2003), h. 41.
76
H.M. Nurdin Matry, Implementasi Dasar-Dasar Manajemen Sekolah, h. 135
2. Faktor Tantangan Manajemen Berbasis Sekolah
a. Internal
pengelolaannya merupakan bag ian yang sangat pen ting dari manajemen
keg iatan pembelajaran sesua i dengan kondisi sekolah , karak ter istik peserta
embe
p ajaran
l ,agar semua mata pelajaran mendukung tercapai nya Standar
Kompetensi Lu lusan (SKL) . Kepala Seko lah harus mampu me mimpin para
uru
g dalam mengembangkan pembelajaran kearah tercapainya SKL. Guru
Pemb ina mata pelajaran harus sadar tentang peran ma ta pelajara nnya dalam
pembe lajaran teratas pada penguasaan materi a jar saja dan ini merupakan
Dalam st andar pengelol aan satuan pendid ikan disebutkan bahwa setiap
satuan pendidikan harus memiliki pedoman yang mengatur tentang kopde etik
lanjut bahwa pedoman kode etik dimaksud diputuskan dalam rapat dewan guru
dan ditetapkan oleh kepala satuan pendidikan. Rapat dewan guru
77
tenaga kependidikan lainnya. Sekolah menumbuhkan dan mengembangkan
budaya yang kondusif bag i peningkatan efek tifi tas proses pe ndidikan di
dibuk tikan oleh penerapan setiap aturan kode etik dan tata kram a kehidupan
sosial seko lah baik yang tertulis maupun yang tidak tertulis, se rta penataan
ilakukan
d sekaligus, akan tetapi perlu peng ahapan
t sesua dengan
i k ondisi sosial
etempat
s dan potensi dasar sekolah. Dalam Pelaksanaan Manajem en Berbasis
akni
y memberikan kebebasan dalam cara melaksanakannya.
perlu dilaksanakan secara bertahap , pa ling tidak mela lu i tiga tahap , yaitu jangka
77
H.M. Nurdin Matri, Implementasi Dasar-Dasar Manajemen Sekolah, h. 201
108
1081
peran penting, karena Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) memerlukan
perubahan sikap dan perilaku tenaga kependidikan dan masyarakat yang selama
ini top-down. Jika masyarakat dan sekolah telah memahami hak dan kewajiban
pend idikan dapat dilakukan , sebagai stra teg i jangka menengah dan jangka
prioritas jangka pendek memerlukan s trateg i yang segera dapa t diti ndak lanjuti,
perlu diidentifikasi secara rinci kegiatan dan program yang perlu dipersiapkan.
(MBS).
Tugas Kepala Sekolah sel aku pemi mpin yai tu membantu para guru
simal dalam
mengembangkan kesanggupan-kesanggupan mereka secara mak
ependidikan
k , tenaga administrasi, murid, orang t ua siswa, masyarakat untuk
menya tukan kehendak , fi ki ran dan tindakan dal am kegi atan kerja sama yang
ependidikannya
k tidak dapat dikatakan kec il ika
j diber i kesempatan,
dministrasi
a tidak kurang pentingnya .Belum lag iuntuk mem buat murid-
c . Di luar ke las mengambil bag ian yang penting pula dalam perencanaan,
kondisi keg ia tan yang beraneka ragam yang dilakukan guru dalam
lingkungan sekolah.
pend id ikan tapi pada hak ikatnya juga me lakukan fungsi-fungsi administrasi
pend id ikan yang mem inta sifa t kepem impinan yang bermut u, termasuk
dan mengkoord inasi keg iatan siswa, serta kesanggupan un tuk menilai
mengal ami perkembangan dan perubahan pula, adapun perubahan itu dibagi
dipisahkan satu dari yang lain. Adanya perubahan dalam tujuan pendidikan,
mengubah juga scope atau luasnya tanggung jawab yang harus dipikul dan
bagaimana sipat-sifa t kepemimp inan yang harus dijalankan seh ingga dapat
ubungan
h sekolah dengan masyaraka tsanga tbesar manfaat dan artinya bagi
epentingan
k pembinaan ,dukungan moral, dan pemanfaatan masya rakat sebagai
umber
s belajar. Sedangkan masyarakat dapa t mengetahui b erbagai hal
ekolah
s . Untuk kepentingan tersebut, dapat d lakukan
i berbagai tehnik dan
media misalnya : mengadakan rapat atau pertemuan, sura t men yurat, buku
penghubung , bule in
t sekolah dan kegiatan-kegiatan ekstra ku rikuler yang
dengan masyarakat dan lingkungan sekitar. Hal ini perlu, karena sekolah perlu
yang relevan. Jalinan sepeti itu dapat terjadi, jika Kepala Sekolah aktif dan
roses
p keg atan
i sekolah yang direncanakan dan diusahakan secara sengaja dan
ersungguh-sungguh
b ser at pembinaan secara kontinyu untuk mendapatkan
mpati
si dari masyrakat, khusus yang berkepen ingan
t langsung den gan sekolah.
Dengan dem ik ian , kegiatan operasional pendid ikan, kinerja dan produktifitas
ekolah
s , diharapkan semak ni efektif dan efesien. Pada hak katn
i ya, sekolah
merupakan bag ian tak terpisahkan dengan masyarakat, dem ikia n pula hasil
end
p di kan
i yang berupa lulusan, akan menjadi harapan da n dambaan
masyarakat. Oleh karena itu, sekolah tidak boleh menjadi menara gading bagi
masyarakat.
113
Manusia (SDM) Indonesia yang bermutu dan memi liki kemam puan untuk
b ersaing serta bekerjasama dalam kanca global dan pasar bebas. Pada tingkat
dan potensi daerah secara optimal , serta men ingka tkan kemam puan daerah
s
ebagai pelopor dan pusa t perkembangan bag i perubaha n-perubahan
tekhno logi dan sebaga inya , ke tingkat yang lebih tinggi. Jadi da lam hal ini,
b
ukan l yang harus mengekor secara pasif kepada pe rkembangan
seko ah
78
H.M.Nurdin Matry, Implementasi Dasar-Dasar Manajemen Sekolah, h. 3
114
erpeliharanya
t dialog yang kontinyu an ara
t sekolah ,orang tu a siswa, dan
79
masyaraka t begitu juga intra sekolah dan antar sekolah.”
Dar i apa yang d ikemukakan diatas dapat ditarik kesimpulan bah wa, berbeda
dengan seko lah-seko lah tradisional, seperti yang kita milik i s ekarang ini,
s
ekolah pembangunan lebih merupakan community center atau le bih spesifik
u
ntuk memakai fasilitas-fasilitasnya untuk rekreasi, balai buda ya, ataupun
79
M.Ngalim Purwanto,Administrasi dan Supervisi Pendidikan, h.193
115
kerja sama itu hanyalah dalam hal mendidik anak belaka. Padahal, hubungan
kerja sama sekolah dan masyarakat mengandung arti yang lebih luas dan
mencakup beberapa bidang . Sudah barang tentu yang ada hubunga nnya dengan
umumnya.
masyarakat itu dapat digolongkan menj adi tiga jenis hubungan yaitu:
80
lembaga pemerintah.
dengan cara “menyuapi”dengan bahan pelajaran yang telah dicerna dari guru,
80
M.Ngalim Purwanto, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, h. 194
116
Proses belajar yang inovatif ini, tidak hanya “belajar memecahkan masalah”
tetapi justru yang lebih penting adalah mengidentifikasi, mengerti dan bila perlu
dalam arti luas di dalam kehidupan masyarakat yang akan datang tempat
paya
u yang perlu dilakukan oleh Kepala Sekolah, membangun komunikasi
ang
y baik dalam rangka mengatasi hambatan pelaksanaan t ujuan Manajemen
iantaranya
d sebagai ber ku
i t:
kepada masyarakat.
ekolah
s ada ah
l organisasi pelayanan masyarakat , maka se kolah harus
transparan kepada masyarakat mengenai proses dan hasi l pend idikan yang
icapai.
d Transparansi dicapai melalu ikemudahan dan kebebasan masyarakat
ntuk
u memperoleh informasi dari sekolah. Bag masyaraka
i t,transp aransi bukan
lag i merupakan kebutuhan tetap i hak yang harus diber ikan oleh sek olah sebagai
Hak masyaraka t atas informasi yang harus diberikan oleh sekolah antara lain:
a . hak untuk menge tahui, hak untuk menghadiri per temuan sekolah, hak
81
Jerry H. Makawimbang, Supervisi dan Peningkatan Mutu Pendidikan, h. 200
118
kuantitas.
Sekolah dan keadaan d i mana setiap orang yang ter kait dengan
kepu tusan dan kebijakan seko lah. Dalam konteks pendid ikan, istilah
transparansi sangatlah jelas yaitu kepolosan , apa adanya , tidak b ohong, tidak
curang , ju jur, dan terbuka terhadap masyaraka t ten tang apa yan g dikerjakan
oleh seko lah. Ini berarti bahwa sekolah harus memberikan informas i yang benar
dilaporkan mencerminkan rea litas. Jika terdapat perubahan pada status data
perubahan itu harus diungkapkan secara sebenarnya dan dengan segera kepada
pelayanan pendidikan yang bersih dan berwibawa. Bersih dalam arti tidak KKN
irencanakan
d agar masyarakat memaham isituasi sekolah dan deng an demikian
end
p di kan
i di sekolah. Upaya-upaya yang per ul dilakukan dala m kerangka
ekolah
s ada ah
l menyiapkan kebijakan yang ej as
l tentang cara mendapatkan
informasi, bentuk informas i yang dapa t diakses oleh masyara kat ataupun
urasi
d wak ut untuk mendapa kan
t informasi ,dan prosedur penga duan apabila
berikut:
berlaku di sekolah.
alam
d menyelenggarakan seko ah,
l maka seko ah
l harus bertan ggungjawab
sebagai konsekwensi dari mandat yang diberikan oleh masyarakat. Ini berarti,
diinformasikan, hak untuk komplain, dan hak untuk menilai kinerja sekolah.
akumu asi
l dari keseluruhan pe aksanaan
l tugas- ugas
t pokok dan fu ngsi sekolah
atau kegagalan pe laksanaan rencana seko lah dalam mencapai tujuan dan
Per tanggung jawaban penye lenggara sekolah yang diwuju dkan melalui
akan dilaksanakan,
(3) Akun tabilitas proses, yaitu akuntabilitas yang berhubun gan dengan
proses, prosedur , aturan main, keten tuan, pedoman, dan seba gainya.,
pendapatan dan pengeluaran uang (cash in and cash out) . Sering kali
ini.82
c. Melakukan Evaluasi
elaksanaan
p dan tanggung jawab kinerja sekolah sebaga isa ah
l sa tu prasyarat
ntuk
u terciptanya seko ah
l yang baik dan erpercaya.
t Penyelengg ara sekolah
arus
h memaham ibahwa mereka harus memper anggung
t awabka
j n hasil kerja
epada
k masyarakat . Selain tu,
i tujuan pe aksanaan
l eva uasi
l a dalah untuk
82
Departemen Agama RI,Pedoman Manajemen Berbasis Madrasah,(Direktorat
Jenderal Kelembagaan Agama Islam) h. 106
123
1231
mempertanggung jawabkan komitmen pelayanan pendidikan kepada
masyarakat.
indikator yang jelas. Sistem pengawasan perlu diperkuat dan hasil evaluasi
harus dipublikasikan dan apabila terdapat kesa lahan harus di beri sanksi.
Sekolah dikatakan memilik i tanggung jawab tinggi jika proses dan hasil kinerja
sekolah dianggap benar dan sesuai dengan rencana yang tela h ditetapkan
sebelumnya .
d. Melakukan Pelaporan
Keberhasilan kepemimpinan dapat diukur dengan bebera pa indikator
berikut, yaitu:
(b) Tumbuhnya kesadaran masyarakat tentang hak untuk meni lai terhadap
p
engelolaan yang memberikan otonomi (kewenangan dan tangg ung jawab)
(guru, siswa, Sepala Sekolah, karyawan) dan masyarakat (orangtua siswa, tokoh
83
Departemen Agama RI, Pedoman Manajemen Berbasis Madrasah, h. 105
Dengan otonomi tersebut, sekolah diberikan kewenangan dan
atau stakeholder yang ada. (Catatan: MBS tidak dibenarkan menyimpang dari
D.Kerangka Konseptual
Masalah pokok yang akan d ibahas dalam tesis ini adalah k epemmpinan
Batu Kecama tan Turatea Kabupaten Jeneponto. Yang dikorelasi kan dengan
enyelenggaraan
p pendidikan.
Kemud ian pembahasan mengacu pada teori- teori kepem impinan dan
ariabel-variabel
v yang akan d teliti
i secara profesional, serta usaha-usaha
Jika dilihat dari kawasan pembahasan yang akan dituangkan lebih lanjut
3. Fak tor pendukung , penghambat dalam kepem impinan Kep ala Sekolah
eneponto
J sejak berdirinya merupakan sua ut wadah pembinaan pot ensi peserta
idik
d untuk memacu dari pen ngka
i an
t prestasi menuju kepada tecap ainya tujuan
embangunan
p nasional. Ten unya
t dalam pengelolaan lembaga pendidikan
tersebut menggunakan suatu bentuk mana jemen yang mungk in tetap akan
mengacu pada prinsip peningkatan hasil belajar peserta didik, sehingga mampu
Al-Qur’an dan
Hadis
Land Tanggung
:1. U asan yuridis jawab Kepala
Kepemimpinan
2. UUD RI. 1945 Kepala Sekolah Sekolah
3. PPU No 32 Tahun 2004
20 .RI No.25 Tahun
4. 00
t
P RMENDIKNAS RI
E o.38 Tahun 2007 Fak or
MBS
pendukung
NU No 20 Tahun 2003
5. U No .19 Tahun 2005 dan
6. PPEPMENDIKNAS
. Tantangan
RI
7. Ko.24 Tahun 2007
N RMENAG No.16
8. hn 2010
P Upaya -Upaya
E
T
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
1.Jenis Penelitian
Pene litian ini adalah penelitian lapan gan (field research ) dengan jenis
eskriptif
d alit at
ku if. P ne
e itian
l deskri pt
if ualitati
k f adal ah pen melitian yang
mberikan
e mbaran
ga ten situasi
tang dan adian
kej secar a faktual dan
sistematis men genai fakto r-fak tor, sifat -sif at serta an tara feno mena yang
mende skripsikan seca ra f aktual dan sistemat is meng enai kepe mimpinan Kepala
Seko lah melalui Manaje men Berbasis Sek olah ( MBS) di Madrasah Tsanawiyah
2.Lokasi Penelitian
Penelitian ini berlok asi di Kabu paten Jeneponto K ecam atan Turatea
en
d an
g men ja
di an
k Madrasah Tsa awi
n yah Ganrang Batu se bagai fokus
eneliti
p n.
a Adapun yangmenjadi pertim angan
b sehin ggape elit
n i menetapkan
Madrasa h Tsa nawi yah G anran g Batu K ecamatan Turatea Kabu pate n Jeneponto
1
Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif (Cet. VIII; Bandung:
RemajaRosdakarya, 2000), h. 14.
a. Setelah penulis menelusuri, belum ditemukan penelitian yang membahas
berstatus swasta. menurut sumber Madra sah Tsanawi yah G anrang Batu
berdiri sejak tahun tujuh pulu han bero persi seba gai tem pat be lajar agama
Islam bagi mas yara kat sek ita r hingg a pada awal delap an pul uhan berubah
B.PendekatanPeneliti an
Dalam m enelaa h tesis ini, penelitian ini meng gunakan berb agai macam
Pend ekatan ini mendu duk kan A l-Qu r’an dan Had is seb agai sumber nilai
ekali
s gus seba gailandasan operasional dalam kepemimpin anKep ala Sekolah
mel alui Manajemen ber basis sekolah (MBS ). Hal ini di maksu dkan untuk
menjadika n ayat-ayat al-Qur’an dan sunnah Rasulullah saw ,seb agai pedoman
pemimpin yang baik seperti yang pernah di contohkan Nabi sebagai seorang
Rasul.
130
130
Pendekatan Sosiologis
nyaman, harmonis dan kun dusif dalam pela ksanaan pembelajara n di sekolah
Pendekat an Psikologis
Pende katan ini di guna kan untu k men gkaji dan m end alami berbagai
gejala psi kolo gis dari kepemimpin an Kepala Sekolah , tena ga kependidikan,
guru da n peserta didik , baik pada saat eva luasi, su pervisi dar i sisi perlengkapan
berdasar kan pad a nilai keper cayaan dan norma mas yar akat yang berlaku pada
suatu lingk ungan tertentu khususn ya yang berka itan den gan pembahasan
peneliti an.
C.Sumber Data
Sumber data primer adalah data yang diperoleh langsung oleh peneliti
primer dalam tesis ini adalah data yang berkaitan langsung dengan
Madrasa h T sanawi yah Ganra ng Batu K ecam atan Tura tea Kabup aten Jeneponto,
men genai hal ini peneliti mewawancarai kepala Kementria n A gama, kepala
seksi mape nda, pengawa s, tenag a pendidik da n kepend idikan, ko mite sekolah,
ketu a yayasan , toko h pen didik , pesert a didi k dan Oran g tua/ wal i p eserta didik.
Sum
b erd atasek unde
r adalahya ng berhu
b un
g and eng ank ondisi obyektif
Ke pala Sek olah dan g uru pada Madras ah Tsanawiyah Gan rang Batu Kecamatan
k epemi mpin an Kepala Sek olah seperti progr am- prog ramp engajaran, program
Kepala Sekolah , keadaan guru , pegawai , dan data -data prest asi yang sering di
Dalam pen gumpu lan data, peneliti an ini men ggun akan te knik sebagai
berikut:
Observasi
2
dilakukan pencatatan”.
langsun g. Dalam hal ini pene liti terjun langsu ng kelapan gan untu k mengamati
kon disi obyekti f Madra sah Tsanawi yah Ganrang Batu dan menca tat berbagai
ata
d yang da
a untuk ep luan pembahasan. Observasi
k er inim enggunakan
lem bara n yan g tida k diberi kan kepada responden , tet api di gunakan sendiri oleh
Wawancara
W awa ncara adalah pros es tan ya jawab dalam pene litian yang
erlan
b su
g ng ecara
s lisan di mana du a rang
o ata u le
bih bertatap muka untuk
ata,
d yakn iKepa laS ek
olah tenag
, apendid ikdan ependidikan
k an
d sumber data
kepala se olah
k , ora ngtua, dan eser
p tadidik .
dalam pedoman yan g tel ah disi apkan , tetapi tida k menutup kemungkinan
2
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek (Cet. XIII;
Jakarta: Rineka Cipta, 2006), h. 227.
3
Cholid Narbukodan Abu Achmadi, Metodologi Penelitian(Cet. IV; Jakarta: Bumi
Aksara, 2002), h. 83.
133
133
mendapatkan informasi yang diperlukan sebagai penjelasan dari konsep yang
telah diberikan.
Dokumentasi
dokumen re sm i, se perti halnya doku men tentang Kepala Sek olah, guru, prestasi
kerja , da n laporan tertulis lain yang ada k aitannya d engan penulisan tesis ini.
E.Instrumen Penelitian
endiri.
s Peneliti sebagai human instrument , berfun gsi mene ntukan dan
menetapkan fokus pen elitian, m emilik i informan seb agai su mber data,
ata,
d dan membuat esimpul
k anatas temuan nya. Adapun inst rumen yang
4
Data yang telah dikumpu lkan di lap angan diolah den gan analisis
kualitatif dan dipaduka n de ngan data pusta ka. Penelitian ini berlangsung
bersamaan den gan prose s pen gum pulan data melalui tiga tahapan , yaitu reduksi
5
data, penyajian data, dan verifikasi. Untuk menguji kredibilitas data, dilakukan
4
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D (Cet. 11; Bandung:
Alfabeta, 2010), h. 222.
5
Rachmad Ida, Metode Analisis Isi, Penelitian Kuantitatif, Edisi Revisi (Jakarta: Raja
Grafindo Persada, 2001), h. 169.
134
134
dengan mencocokkan dan membandingkan data dari berbagai sumber, baik
6
observasi.
Reduksi data, yaitu data yang sudah di kumpul kan kemudia n dicermati,
diedit, dipilih antar a data yan g diperluka n denga n data yang ti dak diperlukan.
Secar a ri nci redu ksi data yang dila kuka n dalam peneliti an ini a dalah proses
emili
p an,
h em atan erhati
p us p anuntuk men ye
derhana an,
k men abs
g trakkan dan
tra nsformasi data dar i dat a yan g diperoleh di lapan gan . Keg iat an ini dilakukan
Pen yaji an data, yaitu data yang su dah died it dan dior ganisi secara
keseluruhan. Dat a yang sifa tny a kuantitati f sepert i jumlah guru , pr ogram kerja
kepala se kolah , dilampir kan dalam bentu k tabel. Sedangkan data yang sifatnya
kualitatif seperti juml ah guru, jumlah siswa, si kap, perilaku, dan pernyataan
Verif ikasi data, yaitu pen gambilan kesimpulan terhad ap data yang
tela h disaji kan. Dal am penar ikan kesimpulan ini penelit i m em buat kesimpulan
yang terb uka, ba ik dari hasil waw ancara, observasi maupu n doku mentasi yang
tela h dib uat unt uk menemukan tem a yan g ses uai dengan fo kus dan tujuan
penelitian.
6
Noeng Muhajir, Metodologi Penelitian Kualitatif (Yogyakarta: Rake Sarasin, 2000),
h. 172.
135
135
G.Pengujian Keabsahan Data
menghindari data yang tidak valid. Hal ini dilakukan untuk menghindari adanya
jawaban dari informan yang tidak ju jur. Pengujian keabsahan data dalam
data den gan memanf aat kan sesu atu yan g lain diluar da ta yan g ada untuk
kepentinga n pen guji an keab saha n data atau seba gai bahan perbandingan
ter hadap dat a yan g ada . Tr iangulasi data dila kukan dan digun akan untuk
7
pen guji an keabsahan dat a yang ter diri dar i sum ber, metode, dan w aktu.
m embandin gkan dan menguji kembali derajat keper cayaan suat u informasi
yang diperoleh dar i lapanga n penelitian m elalu i sum ber yang ada.
hasil data obse rvasi den gan da ta dari hasil waw ancara, sehi ngga dapat
disim pulkan kembal i untuk mem peroleh derajat dan sumber seh ingga menjadi
Trian gulasi dengan men ggun akan w aktu yaitu den gan melakukan
pen gec ekan wawan cara, observasi atau metode lai n dalam w aktu dan situasi
7
Sanafiah Faisal, Metodologi Penelitian Sosial (Cet. I; Jakarta: Erlangga, 2001), h. 33.
136
136
yang berbeda untuk menghasilkan data yang valid sesuai dengan masalah
8
penelitian.
data yang tela h terkum pul dar i respon den utam a yakni kep emim pinan Kepala
Seko lah,d ant enaga k ependidik an sertar esponden pendukung seperti orang tua
p eserta didik, peser ta didik i tu sendiri d ari h asil d ata o bservasi d an wawancara
8
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan; Pendekatan Kuantitatif; Kualitatif, dan
R&D (Cet. XI; Bandung: 2010), h. 273-274.
BAB IV
Kabupaten Jeneponto
sela an
t kota Makassar tepatnya d i Dusun Ganrang Batu Utara Kecamatan
berupa empat
t penga jian non formal bag i masyaraka t setemp at kemudian
Madrasah ini berlangsung diwakt u sore hari, dengan berkat dukungan dari
formal. Pada awal tahun 1976 membuka Pendid ikan Guru Agama (PGA)
setelah berlangsung beberapa tahun kemudian pada awal tahun 1980 status
sekarang.
Namun dalam tulisan ini yang menjadi bahan kajian adalah tingkatan
Madrasah Tsanawiyahnya yang tentunya dikorelasikan dengan kepemimpinan
sebagai berikut:
udah
s banyak mencetak Alumni yang ersebar
t d penjuru
i tanah air. Dengan
eikhlasan
k dan mo ivasi
t yang beg tu
i tingg idan semanga tmemb angun yang
ukup
c besar maka Madrasah Tsanawiyah Ganrang Batu Kecam atan Turatea
madrasah secara berturut-turut yaitu: KH. Muh. Na tsir dg Guling . A.Md (1970-
sekarang) .
sekolah yang d itu jukan untuk men ingka tkan mutu pendidi kan di era
d
esen t
ralisasi i Manajemen
pendid kan . l (MBS)
berbasis seko ah diharapkan
mampu menjawab tantangan jaman dan ekpek tasi negara, masy arakat, serta
k
eluarga terhadap sekolah.Kajian ni i dimaksudkan untuk menyambut
d
esen t
ralisasi i yang dilaksanakan pemerintah, agar s ekolah yang
pendid kan
s
elama i
ini d kontrol ketat oleh pusat menjad i ebih
l leluasa ber gerak dalam
(MBS) yang ideal tidaklah mudah karena terbatasnya sumber daya. Karena
ndonesia
I berdampak uas
l erhadap
t pend dikan
i terutama pad a dua segi;
ertama,
p mengurang ikemampuan pemerintah menyediakan dana yang cukup
ntuk
u pendidikan, dan kedua, menurunkan kemampuan orang tua dalam
engelolaan
p sekolah maka beban pemerintah dapat berkurang Di
. samping itu,
erkurangnya
b liku-liku birokrasi dalam prins pi desen ralisasi
t juga mendukung
fisiensi
e seko ah.
l Meng ku
i ser
t akan
t Kepala Sekolah dan guru dalam
engambilan
p keputusan sekolah dapat
, mendorong rasa kepemilikan yang tinggi
ar
d iwarga seko ah
l terhadap seko ahnya.
l Hal nii pada akhirnya mendorong
mereka un tuk menggunakan sumber daya yang ada secara ef isien untuk
2
mencapai hasil yang opt imal.
pendidikan Islam yang semakin kompetitif. Hal ini penting untuk tetap menjaga
2
E. Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah, Konsep, Strategik, dan Implementasi.(
Cet. VI; Bandung Rosdakarya, 2009) h.115
141
ersama
b perangkatnya sanga t mewarna i keberhas lan
i penge ol laan sekolah
alam
d penerapan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) menuju kemandirian,
emitraan,
k partisipasi keterbukaan dan akuntabilitas seperti yan g diharafkan
alam
d pasal 49 PP 19 Tahun 2005 “bahwa pendidikan adalah pilar utama
engembangan
p sumber daya manusia, baik secara fisik maup un mental”.
Pendidikan yang berkualitas saat ini akan sangat menentukan k ualitas masa
epan
d bangsa .Dan un uk
t meningkatkan kualitas pendidikan ma ka strategi
ang
y paling jitu sebenarnya ada ah
l meningkatkan mutu seko ah
l dal am berbagai
speknya,
a melalui pengelolaan teknis pendid kan,
i pengelolaan adm inistrasi dan
emamfaa
p an
t secara opt ma
i lseluruh sumber daya yang dimi ikl i mulai dari
arana
s dan prasarana ,keuangan ,ketenagaan ,waktu, stakeholder s, dan lain-
lain. Sekolah adalah satuan pendid ikan yang merupakan satuan ke satuan yang
pendidikan.
c. Memberi teladan dan nama baik lembaga, profesi dan kedudukan sesuai
3
dengan kepercayaan yang diberi kan kepadanya.
menerapkan kepemimp inan Kepa la Seko lah melalui Mana jem en Berbasis
y
ang l
ebih bermutu dan berkualitas peningkatan mu ut dan daya saing dalam
p
embangunan pend di kan
i i
nasional akan member kan dampak luas pada
terwu judnya eksistensi insan- insan Indonesia lebih mandir i dan mampu
b
ersaing didalam konteks pergaulan yang semakin mengglobal terkhusus di
pihak sekolah dan komite, serta pengurus yayasan dalam rangka penyusunan
3
H.M.Nurdin Matry, Implementasi Dasar-Dasar Manajemen Pendidikan, h. 55
143
sekolah yaitu:
Misi:
1. Menyelenggarakan pembelajaran intrakur kuler, kokur i
extrakurikuler melalui kepem ikuler
mpinan yang
dan i baik dan intensif.
2. Melaksanakan pendidikan, pembela jaran dan pelati han untuk
mengembangkan kompetensi guru dan prestasi peserta didik .
3. Melaksanakan keg iatan praktek pengamalan ajaran Agam a Islam dan
pembiasaan bekerj a keras, sebagai bekal untuk melanjut kan pendidikan
pada jenjang pendidikan yang lebi h tinggi.
Sekolah yang ingin d ijad ikan sebagai Sekolah yang berpresta si sebaiknya
melaksanakan misi seperti yang tersebu t d i atas, Yakni pela ksanaan dan
memenuhi syara t tersebut hanya akan menghasilkan peserta didik yang lemah,
k hususnya l emah dal am segi Iman dan Taqwa. Peneri maan peserta didik yang
tidak transparan merupakan tindakan awa l pend idikan yang tidak b enar kepada
dari sekolah tempatnya menimba ilmu tersebut. Salah satu cara untuk
144
komponen yang ada, bukan hanya kepada siswa. Staf, guru, tenaga
disiplin.Fakta menunjukkan bahwa SDM yang handal itu selalu terwujud pada
p restasi peserta di di k. Dalam hal ini adal ah bimbingan belajar yang jujur dan
ependidikan
k secara berkala.Sebab diyak ni bahwa
i manusia itu ada lah makhluk
ang
y berkembang. Seh ngga
i salah satu cara yang efe ktif untuk
idik.
d
prestasi siswa yang sangat penting. Sarana dan prasarana yang tidak lengkap
145
145
apalagi tidak nyaman akan berkonsekwensi terhadap penurunan semangat dan
minat belajar peserta didik. Karena tidak semangat mengikuti pelajaran akan
pada hapalan dan tes- tes ter tulis saja tidak mampu memberika n nilai yang
ketika mampu diterapkan dalam ben tuk prak tek (psikomotorik ) dan itulah
Sekolah merupakan rumah kedua bag i peserta d id ik dan guru sebagai ibu
bapaknya maka lingkungan seko lah sebaiknya ditata dan d ijaga ag ar asri, aman
dan nyaman . Taman- taman dan ha laman perlu d iperindah dengan menata dan
ersuasana
b dem ki an
i membuat peser at d dik
i merasa nyaman dan badan segar.
untuk belajar . Seko lah yang bersuasana sebaliknya prak tis peserta didik selalu
mau lari dari sekolah khususnya ketika belajar, karena mereka merasa tidak
dan kenyamanan di luar Sekolah. Jika demikian keadaannya, sulit bagi pihak
Kepala Sekolah sampai tukang sapu (cleaning service) dilakukan oleh kepala
Sekolah . Tentunya gaya seperti ini berakh ir dengan kegaga lan Se kolah secara
to tal. Jika Seko lah sudah d ianggap gaga l dalam manajemen praktis tidak
tidak terarah, tidak tert ib dan tidak terencana administrasinya m aka Sekolah
tersebut tidak mampu berd iri sendiri . Bantuan dar i pihak lain selalu
mengharafkan apa yang dibutuhkannya , maka set iap saat untuk m embantunya
tetap berdiri atau tamp il sebagai sekolah yang bersifa t apa tis . Karen a menafikan
antuan
b dari luar sekolah tersebut tidak bisa bergerak men capai yang
iinginkannya.
d Olehnya itu, adm ni si rasi
t yang terencana, tertib dan terarah
Tujuan:
Pada akhir tahun pelajaran 2013/2014 Madrasah Tsanawiyah Ganrang
Batu dapat:
Jeneponto, terdapat 20 orang guru, 3 orang staf tata usaha, 1 orang pustakawan
dan 1 orang teknisi laboratorium komputer . Untuk tenaga guru secara rinci
dapat diliha t menurut tingkat pendidikan dan statusnya pada tabel berikut.
No Pend di kan
i Tertingg i Jum ah l
Guru Tetap Guru Tid ak Tetap
1. S2 1 __-
2. S1 24 -
3. Jumlah 25 -
Sumber : Profil Madrasah Tsanawiyah Ganrang Batu , 2015
Dar i abel
t i ter ha libahwa
d atas t i gur
sebahag an besar u Madrasah
antaranya ada 1 orang guru yang berkualifikasi magister (S2), sehi ngga sangat
(MBS).
3. Keadaan siswa
swa
si Madrasah Tsanawiyah Ganrang Batu Kecamatan Turatea Kabupaten
eneponto
J semakin besar ,karena tiga tahun sebelumnya hanya m enerima satu
elas,
k sedang pada tahun pe al aran
j 2014-2015 mampu menampun g dua kelas
swa
si baru, ni menunjukkan
i bahwa animo dan kepercayaan masy arakat untuk
tinggi. Hal tersebut dapat terlihat pada statistik penerimaan siswa baru dalam
Kecamatan Turatea Kabupa ten Jeneponto setiap tahun Jum lah pendaftarnya
emakin
s men ngka
i t,padahal erdapa
t tsekolah sederaja tyang berde katan dengan
ibatasi
d meng nga
i t bahwa Madrasah Tsanawiyah Ganrang Batu adalah
Madrasah lama dan mempunya i a lumni yang siap bersa ing d i s ekolah yang
jenjangnya lebih tinggi. Olehnya itu, dar i p ihak yayasan member ikan batasan
pener maan
i siswa baru dengan cara waktu pendaftaran d ibatasi dan
enyaringan
p siswa baru, meng ngat
i terbatasnya ruangan kelas yan g tiap tahun
dibolehkan mener ma
i sebanyak satu kelas .
Ganrang Batu cukup men ingkat secara sign ifikan. Hal ini dapat dilihat dari
tingkat kelulusan para siswa cukup baik dan persentase siswa tidak lulus praktis
tidak ada , untuk lebih jelasnya dapa t dilihat pada tabel ber ikut.
150
150
Tabel 4. Peserta Ujian Akhir Nasional Tahun 2014
L P Jm lL P Jm % l L P Jml% L P Jml%
Tabe dl atas
i menun ukkanj bahwa hasil ujian nasional sis wa Madrasah
memilik iRange yang cukup besar seperti, mata pelajaran Bah asa Inggris,
t
Bahasa Indonesia dan Matema ika yang en unyat pelajaran
t Agama yang paling
i an nilai
terdepan dalam pen ngka t rata-rata tiap tahun Artinya pen
. yebaran nilai
sebelumnya menunjukkan
, bahwa siswa yang tidak lulusprak is tida t k ada.
yang cukup memadai, hal ini dapat dilihat dari tabel barikut:
uku
b pelajaran yang dapat melengkapi kebutuhan para guru dan siswa,
hususnya
k buku-buku paket agama dan bahasa ,buku penunjan g dan buku
ebu
k uhan
t para s swa
i dan guru.
Dar i Tabel 6 beriku t dapat d ilihat bahwa jumlah buku paket mata
elajaran
p Agama dan bahasa ebih
l besar dar ijumlah buku pe nunjang dan
B RR RB
Buku Paket 1.175 1.035 97 53
Buku Penunjang 1.743 1.666 49 28
Sumber: Madrasah Tsanawiyah Ganrang Batu, 2014
perhatian dari berbagai pihak baik dar i Masyarakat maupun dari pemerintah
pusat dan daerah khususnya dari bidang pendid ikan dan keterampil an maka dari
yang d jabat
i oleh (Rohani. S.Ag.MM) . dengan ber ut uan
j bisa memajukan
dalam bidang pendidikan agama maupun pada bidang pend idikan ilmu
pengetahuan umum sesuai visi dan misi Madrasah Tsanawiyah Ga nrang Batu,
tercip tanya suasana persaudaraan, dan kerjasama dengan penuh ras a kebebasan,
alam
d mengambil keputusan bersama dengan kelompok , d an terakhir
b
ertanggung l mengembangkan dan memper ahanka
jawab da am t n eksistensi
rgan
o sas
i i.
4
epercayaan
k dan loyalitas bawahan, mengkomunikasikan gagasan k epada orang
ecara
s efek ift di dalam penampilan kelompok ,dan menggerakkan orang lain,
sehingga secara sadar orang lain tersebut mau melakukan apa yang
5
dikehendak i. Keberhas ilan sekolah pada hak ikatnya terletak pada efisiensi dan
efektivitas penampilan pem impinnya, (Gasss ing . MM) mengemuk akan bahwa
4
Safaruddin, Ketua Yayasan Madrasah Tsanawiyah Ganrang Batu, Wawancara, diruan
kerjanya, Pada tanggal 23 September 2015
5
Muh. Arief, Ketua Komite Madrasah Tsanawiyah Ganrang Batu, Wawancara ,di
rumahnya Pada Tanggal 23 september 2015
154
154
6
Sekolah bermutu dan berkualitas . Lanjut (Rohani. MM). mengemukakan
tingkat pemimpin apapun, yang mencakup: conceptual skills , human skill dan
technicalskisl.
a.
Technical ,
skills yaitu :
Kecakapan pimpinan yang spesifik tentan g proses dan
p
rosedur atau tekn ki –teknik yang merupakan kecakapan kh usus dalam
menganalisis hal-hal khusus dalam penggunaan fasilitas dan perala tan sekolah.
b. Human skills , ya itu: kecakapan pem imp in untuk bekerjasama s ecara efektif
s
ebagai anggota kelompok dan untuk menciptakan usaha k erjasama di
s ebagai kerjasama ant ar pemi mpimpin dan anggota sebagai sat u keseluruhan.
7
serangkaian sifa t a tau watak yang harus dimilik i oleh setia p pemimpin
mental, fisik, emosi, watak sosial, sikap, etika, dan mempunyai kebiasaan
6
Gassing, Pengawas Madrasah Kementerian Agama, wawancara, diruang kerjanya,
Pada Tanggal 16 September 2015
7
Rohani, Kepala Sekolah Madrasah Tsanawiyag Ganrang Batu, Wawancara, di ruang
Kerjanya, Pada Tanggal 23 September 2015
155
155
kepribadian yang dapat ditiru dengan baik. (H. Gassing) mengatakan bahwa;
4. Seorang pemimpin harus memilik i satu perasaan rill untuk se mangat dan
suasana aktivitas diri orang lain dan staf yang harus d ihadap i,
5. Seorang pem imp in harus mengetahui layout secara fisik bangunan, kondisi
operasional , berbaga i macam keganjilan dan prob lema yang biasa terjadi,
dan
8
Gassing, Pengawas Madrasah Kementerian Agama Kabupaten Jeneponto,
Wawancara, diruang pengawasan, pada tanggal 16 September 2015
156
156
4. Mampu menjadi mahkota dari berbagai macam teknik mengajar,
Berkaitan dengan ura ian di atas, (St M inasa) menyata kan bahwa:
Pemimpin suatu organisas i yang sukses harus memiliki beberapa syarat yaitu:
9
Syafaruddin, Ketua Yayasan Madrasah Tsanawiyah Ganrang Batu , Wawancara,
diruang Kerjanya pada tanggal 23 sptember 2015
10
Hj. Sitti Minasa , Pengawas Madrasah di Keneterian Agama, Wawancara, diruan
Kerjanya Pda tanggal 23 September 2015
Kepemimpinan Kepala Sekolah di Madrasah Tsanawiyah Ganrang
Batu menurut (Muh. Arief) ada beberapa kriteria yang harus dilakukan
diantaranya adalah;
(2) perilaku konsultatif; pem impin masih memberikan instruksi yang cukup
esar
b serta menentukan keputusan ,telah diharapkan komun kasi i d ua arah dan
memberikan supportif terhadap bawahan, pem impin mau menden gar keluhan
dan perasaan bawahan ten ang t pengamb lan
i kepu usan,
t ban ut an terhadap
bawahan ditingkatkan et ap
t ipelaksanaan keputusan tetap pada pem impin,
(4) perilaku delegatif; pemimpin mendiskusikan masalah yang diha dapi dengan
awahan
b dan selanju nya
t mendelegasikan pengambilan kepu usan t seluruhnya
epada
k bawahan, bawahan diber i hak untuk menen ukan
t lang kah-langkah
bagaimana keputusan dilaksanakan, dan bawahan diber i wewe 11
nang untuk
menyel esaikan tugas- tugas sesuai dengan keputusan sendiri.
kepem impinan Kepala Sekolah merupakan kemampuan dari seo rang Sepala
11
Muh. Arief, Ketua Komite Madrasah Tsanawiyah Ganrang Batu, Wawancara di
ruang kerjanya Pada tanggal 16 September 2015
c. Fungsi Kepemimpinan Kepala Sekolah
studi kepem impinan , yaitu: (1) pendekatan pengaruh kewib awaan, (2)
pendekatan sifat, (3) pendekatan perilaku , dan (4) pendekatan situas ional.
Fungsi dari kepemimpi nan secara garis besar yaitu mempengaruhi dan
menggerakkan orang lain dalam suatu organisasi agar mau melakukan apa yang
Sedangkan syarat seorang pemi mpi n yaitu harus memi liki kemampuan
dasar berupa technical skills , human skil, dan conceptual skill, serta
Kepala Sekolah dituntut untuk dapat member i kete ladanan dalam pelaksanaan
12
Gassing, Pengawas Madrasah Kementerian Agama Kabupaten Jeneponto,
Wawancara, diruang Pengawasan Pada tanggal 16 September 2015
13
Gassing, Pengawas Madrasah, Kementerian Agama Kabupaten Jeneponto,
wawancara diruang Kerjanya Pada tanggal 17 September 2015
Menurut (H.Jabbar. S.Pd), gaya pengambilan keputusan pemimpin dapat
mengelompokan,yakni;
dan informasi untuk menghasilka konklusi , sementara peng ikut tid ak memiliki
manajer harus membuat kepu tusan tanpa bantuan pengiku t Gaya ini
mengisyarat kan perilaku direktif dan pada si tuasi keti ka hanya pemimpin yang
2. Konsultatif , adalah stra teg i yang tepat apabila mana jer meng enali bahwa
eng
p kut
i juga mempunya i beberapa pengalaman atau penge ah
t uan tentang
Da lam situasi in i strateg i yang terbaik adalah mempero leh masu kan anggota
elompok
k mereka, sebelum membuat keputusan sebagai ketetapan.
Dengan cara ini ada dua keun tungan atau has il yang segera d idapat , yaitu kerja
em
p mpin
i memberi motivasi dan membantu peng ku
i mengidenti
t fikasi tujuan
efektif memiliki komitmen terhadap diri sendiri untuk berbagi dalam proses
160
160
pengambil keputusan. Gaya ini merupakan cara yang sempurna manakala
berhadapan dengan pengikut yang mampu, tetapi belum yakin akan dirinya.
kesiapan yang memilk i pengalaman dan informasi yang diperl ukan untuk
k
epem i nan
mp i Kepala Sekolah yang disintesiskan sebag ai berikut:
k
epem i nan
mp i Kepala Sekolah adalah kemampuan dari seor ang Kepala
organ sas
i i atau lembaga seko ah
l guna tercapainya pend di kan
i dan tujuan
sekolah .
15
partisipatif, delegatif.
dim likinya
i otonom i dalam kekuasaan dan kewenangan, pe ngembangan
Kedua, adanya peran serta masyarakat lingkungan secara aktif, dalam hal
embiayaan,
p proses pengambilan keputusan terhadap kurikulum S
. ekolah harus
leb ih banyak menga jak lingkungan dalam mengelola seko lah karena
Ketiga, Kepala Sekolah harus menjadi sumber inspiras atas pembangunan dan
itu. Oleh karena itu, pengangkatan Kepala Sekolah harus didasarkan atas
kemampuan manajerial dan kepemimpinan dan bukan lagi did asarkan atas
jenjang kepangkatan.
rang
o tuanya , masyaraka t dan para guru. Kepala Sekolah ja
ngan selalu
Kel ima, semua pihak harus memaham i peran dan tanggung jawa bnya secara
ersungguh-sungguh
b .Untuk bisa memaham iperan dan tanggun g jawabnya
Sekolah (MBS) itu sendiri. Siapa kebagian peran apa dan melakukan apa,
ampai
s batas-ba as
t nyata perlu dijelaskan secara nya a.
t
Keenam, adanya guidlines dari Kementerian Agama terkait sehin gga mampu
Akuntab ilitas sebagai bentuk per tanggung jawaban sekolah terh adap semua
stakeho lder. Untuk itu , sekolah harus dija lankan secara transparan, demokratis,
dan terbuka terhadap segala bidang yang dijalankan dan kepada setiap pihak
terkait.
ntuk
u pencapaian kinerja sekolah dan lebih khusus lag iada ah
l m eningkatkan
encapaian
p belajar siswa Perlu
. d kemukakan
i agi
l bahwa Manaje men Berbasis
Sekolah (MBS) tidak b isa langsung meningkatkan kinerja be lajar siswa namun
berpotensi untuk lebih mandiri .Oleh karena itu, usaha Manajem en Berbasis
Sekolah (MBS) harus lebih terfokus pada pencapaian prestasi belaja r siswa.
elembagaan
k capacity building mengadakan pe atihan
l pelatihan te rhadap peran
16
dilapangan dan dilakukan perbaikan-perbaikan.
dalam hal ini (Rohani S.Pd. MM) menurutnya Madrasah Tsanawiyah Ganrang
16
Gassing, pengawas Madrasah Kementerian Agama Kabupaten Jeneponto,
wawancara diruang Kerjanya Pada tanggal 18 September 2015
164
164
Batu senantiasa mengadakan perumusan paling tidak ada 6 (enam) langkah,
yaitu : 1. evaluasi diri self assessment; 2. Perumusan visi, misi, dan tujuan; 3.
Evaluasi diri sebaga i langkah awal bagi sekol ah yang i ngin, atau akan
dan seluruh staf , dan diiku ti j uga anggota komite sekolah. P rakarsa dan
impinan
p rapat adalah Kepala Sekolah. Un tuk memancing minat acara rapat
dapat dimulai dengan pertanyaan seper ti: Perlukah kita meningkatkan mutu
pend di kan?
i Bagaimanakah kondisi sekolah kita dalam hal mut u pada saat ini?
c.Merumuskan titik tolak point of departure bagi sekolah yang ingin atau
mutu, mereka tidak berangkat dari nol, melainkan dari kondisi yang dimiliki.
Bag i sekolah yang baru berd iri atau baru didirikan, perumu san visi dan
m isi serta tujuan merupakan langkah awal yang harus dila kukan yang
menjelaskan kemana arah pendid ikan yang ing in d ituju oleh para
enyelenggara
p pendid kan
i . Kepa al Seko ah
l bersama guru ,yayasan dan komite
ebagai
s pendiri dan bersama wakil masyarakat setempa t ataupu n orang tua
siswa harus merumuskan kemana sekolah kemasa depan akan dib awa, sejauh
tidak bertentangan dengan tujuan pend id ikan nasional sepert i terc antum dalam
kalau d rumuskan
i secara singka tdan menyeluruh disebut visi K
. eadaan yang
iinginkan
d ersebu
t t hendak ah
l ada kaitannya dengan idea ism
l e dan mutu
pend di kan
i .Idealisme disin dapat
i berka tan
i dengan kebangsaan, k emanusiaan,
yang telah ditetapkan. Dengan kata lain, misi merupakan tugas-tugas pokok
titik kondisi awal dan titik tujuan akhir yang rumusannya tertuang dalam dalam
kalau tiba saatnya berakhir (tahun yang ditetapkan ) akan disusul d engan tujuan
sasaran, dalam formulasi yang jelas baik secara kua litatif maupun kuantitatif.
3. PERENCANAAN
Perencanaan pada tingkat sekolah adalah keg iatan yang d itu jukan untuk
menjawab : apa yang harus dilakukan dan bagaimana melakuka nnnya untuk
termasuk anggaran yang diperlukan untuk memb iayai keg iatan yang
irencanakan
d .Dengan kata ain
l perencanaan adalah kegiatan mene tapkan lebih
tujuan yang diharapkan, dalam bentuk tertulis. Dikatakan teliti karena ia harus
kuantitatif dan kualitatif yang akan dikerjakan, bagaimana, kapan dan berapa
atau pem impinan dan pengawasan serta evaluasi , maka langkah per tama sampai
sudah dibahas.
khusus, misalnya menghadapi lomba bidang studi, atau keg iatan la innya.
bagaimana semua fungs i mana jemen sebagai sua tu proses untu k mencapai
dengan sumber daya yang ada, dapat berjal an sebagaimana mestinya (efektif
dan efisien)17 .
17
Sulaeman Natsir, Tokoh Pendidik Orang tua/Wali siswa Madrasah Tsanawiyah
Ganrang Batu, wawancarai di rumahnya Pda tanggal 24 September 2015
Dengan kedudukan sebagai manajer Kepala Sekolah bertanggung jawab atas
sekolah dan mengiden tifikasi serta merumuskan cara untuk mencapai hasil
yang diharapkan . Peran dalam fungsi ini mencakup: (penetapan tujuan dan
standar, penentuan aturan dan prosedur kerja disekolah, pembua tan rencana,
dan peramalan apa yang akan terjadi untuk masa yang akan datan g).
Sekolah, hanya lingkupnya yang berbeda. Dal am lingkup yang lebih kecil
studi yang diajarkannya , setiap guru memahami visi dan misi sekolah,
mensinergikan dengan metoda dan sumber belajar yang tepat yang ia kuasai),
hubungan komunikasi yang ba ki dengan guru lain, dengan sis wa, dengan
kepala sekolah dan orang tua. Ia juga memonitor kemajuan siswa, serta
Peran orang tua siswa dan masyarakat sudah lama dik enal sebagai
d. Peran Siswa
ar
d isega al upaya yang dilaksanakan o eh
l penyelenggara satuan pendidikan
ersama
b manajemen yang erlibat
t dida amnya.
l Dalam posisinya y ang menjadi
ubjek
s tujuan pendidikan itu, maka keinginan dan harapan mere ka, motivasi
mereka, serta komitmen keterlibatan mereka menjadi penting . Sal ah satu cara
EVALUASI
5.
18
Saparuddin, Ketua yayasan Madrasah Tsanawiyah Ganrang Batu, wawancara
dirumahnya Pada Tanggal 18 Sepetember 2015
170
170
ataupun hasil yang dicapai oleh sekolah didalam melaksanakan fungsinya
p engelolaan semua bidang dalam satuan pendi dikan yaitu; a. bidang teknis
e dukatif harus menjadi sorotan ut ama dengan fokus pada capaian hasil dan
19
prestasi belajar siswa .
6. PELAPORAN
informasi tertulis dan resmi kepada berbaga i p ihak yang berkepentingan stake
icapai
d da am
l kurun waktu ter entu
t berdasarkan rencana dan a ura
t n yang telah
diemban o eh
l satuan pendidikan ersebut.
t
dikerjakan oleh sekolah beserta hasil-hasilnya. Hanya perlu dicatat disini bahwa
sesuai keperluan dan urgensinya tidak semua hasil evaluasi masuk kedalam
19
Maemuna, bendahara Dana Bos Madrasah Tsanawiyah Ganrang Batu, wawancara
diruang Kerjanya Pada Tanggal 20 September 2015
171
yaitu untuk kalangan dalam sekolah sendiri, ada yang untuk kepentingan
1994 dan diujicobakan pada tahun 1998 merupakan parad gma bari u pendidikan
t
luas pada tingka sekolah (pelibatan masyarakat) dalam rangk a kebijakan
pend di kan
i nasional. Otonom i
diberikan agar sekolah e uasa l l mengelola
prioritas kebutuhan serta lebih tanggap terhadap kebutuhan setemp at. Pelibatan
20
Saparuddin, Ketua Yayasan Madrasah Tsanawiyah Ganrang Batu, wawancara
dirumahnya Pada tanggal 20 September 2015
172
21
sumber baik kepada masyarakat maupun kepada pemerintah. Alasan
Sekolah (MBS) Sejarah perseko lahan d i Indonesia sudah dimulai sejak jaman
enjajahan
p dengan segala permasalahannya . Sejak Indonesi a merdeka,
kspektasi
e negara , masyarakat, dan keluarga erhadap
t sekolah sedemikian
esar
b , sehingga setiap pemerintahan di negara ini selalu men jadikan isu
end
p di kan
i dan sekolah menjadi sentra untuk
l menunjukkan kepada masyarakat
ahwa
b negara sangat “concern” dalam rangka legitimasi peme rintahannya.
end
p dikan
i dar i sentra istik
l menjad i desentralistik . Pasal 51 UU Sistem
pend id ikan anak usia d in i, pendidikan dasar, dan pendid ikan menengah
Manaj emen Berbasis Sekolah (MBS)”. merupakan konsep pengel olaan sekolah
21
H.M. Nurdin Matry, Implementasi Dasar-Dasar Manajemen Sekolah, (Makassar: Penerbit;
Aksara Madani 2009 ) h. 37
173
yang dilaksanakan pemerintah, agar sekolah yang selama ini dikontrol ketat
oleh pusat menjadi lebih leluasa bergerak dalam mengelola sumber dayanya.
model Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) yang ideal tidaklah m udah karena
alam
d stra eg
t i angka
j pendek ,menengah, dan panjang Pemberda
. yaan sekolah
engan
d member kan
i otonom i yang lebih besar tersebut , di samping
menunjukkan sikap tanggap pemerintah terhadap tuntu tan masy arakat, juga
Ganrang batu (Sulaemen Natsir S. Kom) bahwa krisis ekonom i y ang melanda
I ndonesia berdampak luas terhadap pend idikan terutama pad a dua segi;
22
efisiensi sekolah .
ekolah
s , Kepala Sekolah dapa t mendorong rasa kepemilikan yang tinggi dari
warga seko lah terhadap sekolahnya . Hal ini pada akhirnya mendorong mereka
ntuk
u menggunakan sumber daya yang ada secara efisien untuk mencapai hasil
ang
y optimal .
implementasi kebijakan desentralisasi pendid ikan terd iri dari dua lapisan
engelolaan.
p Yaitu :
sedangkan lapisan kedua dengan ura ian yang singka t merupaka n komponen
22
Sulaemen Natsir, Tokoh Pendidik dan Orang Tua/Wali Siswa Madrasah Tsanawiyah
Ganrang Batu, Wawancara, dirumahnya pada tanggal 25 September 2015
175
175
(H.Saharuddin M.Pd) Mengatakan bahwa dimana terdapatnya beberapa
lain : (a). pada umumnya Kepala Sekolah memiliki otonomi yang sangat
keterampilan untuk mengelola sekol ah dengan baik , (c) . kec ilnya peran serta
idesen
d ralisasikan
t . Pe aksana
l kebijakan Kepemimpinan dalam Manajemen
Berbasis Sekolah (MBS). Da lam Mana jemen Berbasis Seko lah (MBS),
elegasi
d anggung
t jawab dan wewenang ,akan berbeda antara satu sekolah
engan
d sekolah yang al nnya.
i Alasannya menuru tpengamatan pe nulis bahwa
epada
k seko ah,
l namun hal itu tetap diserta seperangkat
i tanggung jawab yang
arus dipiku o eh sekolah. Tanggung jawab ersebu adalah
h l l t t terjaminnya
artisipasi
p masyarakat, pemera aan,
t efektivitas, serta manaj emen yang
ada perangkat perat uran yang memberikan peran tertentu kepada pemerintah
pusat dan daerah dalam pelaksanaan model ini. Lebih jelasnya, prioritas dan
23
H. Saharuddin, Mapenda Kementerian Agama Kabupaten Jeneponto. Wawancara
diruang Kerjanya ,Pada tanggal 25 September 2015
176
176
Sekolah tidak memiliki kapasitas untuk berjalan sendiri tanpa
nasiona l. Oleh karena itu, kantor pusat berkewajiban membuat p eraturan dan
ebenarnya
s merupakan pelaksana yang paling diharapkan berperan sebagai
em
p mpin
i da lam Mana j emen Berbasis Sekolah (MBS) untuk mew
ujudkan visi
menjadi misi yang feasible bagi peningkatan pelayanan dan kua litas sekolah.
Pihak-pihak lain seperti, komite sekolah, para guru, oran gtua, dewan
pend idikan dan kementer ian pendidikan d iharapkan menyu mbang pada
dan dukungan.
ekolah
s dan guru mem ilik i kebebasan yang luas dalam mengelola ekolah
s tanpa
alam
d Manajemen Berbasis Seko ah
l (MBS). Dengan dem kian
i d esentralisasi
end
p di kan
i bertujuan untuk memberdayakan peranan uni t bawah atau
engan
d apa yang terjadi di kebanyakan negara.
bb
s :Tuntutan orangtua, kelompok masyarakat, para legislator, p ebisnis, dan
perhimpunan guru untuk turut serta mengontrol sekolah dan men ilai kualitas
pendidikan . Anggapan bahwa struktur pend id ikan yang terpusat tidak dapat
ekerja
b dengan baik dalam meningkatkan partisipasi siswa bersekolah.
Ke tidakmampuan b irokrasi yang ada untuk merespon secara efek tif kebutuhan
24
Gassing, Pengawas Madrasah Kementerian Agama Kabupaten Jeneponto,
Wawancara, Diruang Pengawasan Pada tanggal 25 September 2015
178
178
dalam Manajemen Berbasis Sekolah (MBS), Di Indonesia, gagasan penerapan
pada dasarnya Mana jemen Berbasis Seko lah (MBS) ad alah upaya
25
memand irikan sekolah dengan memberdayakannya. Kepem imp inan Kepala
merupakan motor penggerak , penen tu arah keb ijakan seko lah, yang akan
menen tukan baga imana tujuan- tujuan sekolah dan pendidikan pad a umumnya
direalisas kan.
i Sehubungan dengan Manajemen Berbasis Seko lah (MBS),
Kepala Sekol ah di tuntut untuk senan tiasa men ingkatkan efektiv itas kinerja.
baru pendid ikan dapat memberikan hasil yang memuaskan. Kin erja Kepala
Sekolah da lam kaitannya dengan Mana jemen Berbasis Sekolah ( MBS) adalah
egala
s upaya yang dilakukan dan hasil yang dapat d capai
i oleh Ke pala Sekolah
25
Gassing, Pengawas Madrasah, Kementerian Agama Kabupaten Jeneponto,Wawancara
diruang Pengawasan Pada tanggal 25 September 2015
26
H. Saharuddin, Mapenda, Kementerian Agama Kabupaten Jeneponto, Wawancara
diruang Mapenda Pada tanggal 25 September 2015
179
179
1. Mampu memberdayakan guru-guru untuk melaksanakan proses
2. Dapat melakukan tugas dan pekerjaan sesuai dengan waktu yang telah
ditetapkan.
dapat melibatkan mereka secara aktif dalam rangka mewuju dkan tujuan
4. Berhasil menerapkan prinsip kepem impinan yang sesuai den gan tingkat
kedewasaan guru dan pegawa i lain d i seko lah. 5. Bekerja dengan tim
manajemen.
6. Berhasil mewu judkan tujuan sekolah secara produk tif ses uai dengan
27
Gassing Pengawas Madrasah Kementerian Agama Kabupaten Jeneponto ,
Wawancara di ruang Kepengawasan Pada tanggal 25 September 2015
180
180
menggunakan pengetahuan, metode, teknik, serta pelengkapan untuk
28
menyelesaikan tugas tertentu.
(1) Senantiasa belajar dari pekerj aan sehari -hari terutama dari cara kerja para
(3) Membaca berbaga i hal yang berkai tan dengan kegiatan-kegiatan yang
sedang dilaksanakan;
29
situasi dan kebu tuhan serta motivasi para guru dan pekerja la in .
28
Sulaemen Natsir, Tokoh Pendidik Orang Tua/wali Siwawa Madrasah Tsanawiyah
Ganrang Batu, wawancara di rumahnya Pada Tanggal 17 september 2015
29
Gassing, Pengawas Madrasah Kementerian Agaman Kabupaten Jeneponto,
wawancara diruang Kepengawasan Pada tanggal 25 September 2015
181
tersebar di seluruh penjuru desa Kecamatan Turatea dan beberapa desa sekitar
bahkan dari luar kabupaten, hal tersebut terjadi karena pendidikan spiritual
kebu tuhan masyarakat sekitar. pembe la jaran yang fokus orientasi nya menitip
eratkan
b kepada kedisip inan
l baik dari seg iperencanaan maup un dari segi
elaksanaan
p proses be ajar
l mengajar di dalam kelas maupun di luar kelas.
Secara umum Mana jemen Berbas is Seko lah (MBS) d i Madrasah Tsanawiyah
Ganrang batu Kecama tan Turatea Kabupa ten Jeneponto adalah merupakan
ambaran
g dari otonomi dan desen ralisasi
t pendidikan di Kabupate n Jeneponto
ang
y memberikan kebebasan kepada pengelola pendidikan terkh usus kepada
tingkatan madrasah yang men jadi so lusi dar i kemerosotan output , t erutama dari
eg
s i pendid kan
i karakter agama, dimana Kabupa en
t Jeneponto 100 persen
30
penduduk aslinya adalah beragama Islam .
31
mencakup input, proses dan output pendid ikan. Input pendid ikan adalah
egala
s hal yang harus tersedia karena d butuhkan
i untuk berlangsun gnya proses.
Sega la hal yang dimaksud me liputi sumber daya dan perangkat lunak serta
daya meliputi sumber daya manusia (Kepala Sekolah, Guru termasuk Guru
30
Hj Siti Minasa. Pengawas Madrasah Kementrian Agama Kabupaten Jeneponto,
wawancara di kantor Pengawas, 16 September 2015.
31
Hasmulah.Orang tua siswa,wawancara di rumahnya, tanggal 23 September 2015.
182
32
perlengkapan, uang, bahan dan lain sebagainya).
Ganrang Batu Kecama tan Turatea Kabupa ten Jeneponto dapat dik atakan cukup
seleksi yang sangat ketat, mu la i dari n ilai ijazah yang memasang standar rata-
rat a 7, 5 sehingga hanya peserta yang memi liki ijazah dengan standar tersebut
Kecamatan Turatea Kabupaten Jenepon to tersebut men ingka tkan mutu peserta
didukung oleh sarana dan prasarana yang memadai, diantaranya yaitu: adanya
32
Gassing, Pengawas Madrasah Kementrian Agama Kabupaten Jeneponto, wawancara
diruang pengawas, 17 Sptember 2015.
33
Muh Muh. Arif, Ketua Komite Madrasah Tsanawiyah Ganrang Batu Kecamatan
Turatea Kabupaten Jeneponto, wawancara di rumahnya, tanggal 23 September 2015.
183
ruang kelas, yang cukup luas, tempat wudhu, karpet, peralatan shalat
(misalnya: Mokena dan sarung), ruang audio yang di dalamnya ada TV, VCD
emaduan
p input sekolah (guru, siswa, kuriku lum, uang , peralatan, dan lain-lain)
ilakukan
d secara harmonis dan terpadu, seh i ngga mampu menciptakan situasi
embe
p ajaran
l yang menyenangkan (enjoyable learning), mampu mendorong
idik.
d
Batu Kecama tan Turatea Kabupaten Jenepon to telah mengguna kan metode
elajar
b yang bervarias i seh ngga
i membuat peserta didik le bih mudah
memaham i mater i yang disampaikan o leh guru baik itu guru agam a serumpun
maupun guru mata pela jaran yang lain seh ingga membuat peserta didik tidak
memberikan banyak manfaat atau hasil bagi peserta didik itu sendiri, di antara
mesjid yang ada disekitar sekolah , sehingga para peserta didik yang ada akan
tertanam pembiasaan shalat dengan berjama‘ah, hal ini bisa dilihat dari
p erintah terlebih dahulu dari guru peserta didik sudah berantusia s mengikuti
berjama‘ah setiap waktu shalat suhur tiba, d isamping itu dari keg iatan tersebut
di isi pula dengan keg ia tan pengembangan diri yakni tadarus Alquran dan
erkualitas
b jika mampu melah rkan
i keunggulan akadem ki dan ek strakurikuler
ada
p peser at didik yang dinyatakan lulus untuk enjang
j pend idikan atau
34
menye lesaikan program pembelajaran ter tentu. Keunggulan akademik
mutu lulusan yang berkual itas. Hal ini dibuktikan dari peserta didik lulusan
34
H.Gassing. Pengawas Kementrian Agama Kabupaten Jeneponto, wawancara,
15 September 2015.
185
baik dan kemampuan berbahasa yang mumpuni baik itu bahasa arab maupun
sehingga peserta didik mampu membuka usaha dengan ke terampi lan tersebut.
erbagai
b bidang ,diantaranya yaitu :memperoleh juara pidato, ila
t an
watil Quran
cerdas
d cermat dan bidang extrakuriku er seperti
l pramuka, d Selain
an olahraga.
itu peser a didikt juga banyak yang memperoleh n lai d i i atas Standar
engan
d Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) dem iuntuk kelan gsungan dan
ualitas
k generas i penerus bangsa, maka pelaksanaan Manajem en Berbasis
proses pembelajaran . Hal ini didukung oleh sumber daya m anusia yang
arana
s dan prasarana yang memadai ser at mendapat dukungan dari masyarakat
atau orang tua peserta didik. Oleh sebab itu, dengan kepribadian dan sumber
daya manusia yang dapat di andalkan maka kualitas pendidikan pada umumnya
dan terkhusus lembaga pendidikan keagamaan akan terjamin untuk masa yang
akan datang. Dari kualitas sumber daya manusia dan output lembaga
186
a. Faktor Pendukung
t ar belakang Kepa
1. La l a Sekolah Madrasah Tsanawiyah G
anrang Batu
i Taulada
yang berasal dari guru Madrasah Tsanawiyah Neger n.
maka peneliti meyakinkan kepem imp inannya sangat potensial, ka rena Kepala
kinerja yang baik dan memahami kebutuhan sekolah terutama akan kompetensi
kompetensi Kepa la Sekolah lewa t pengir iman da lam berbagai p elatihan dan
workshop yang dibut uhkan oleh Kepala Sekolah, seperti yang telah di
35
kejenjang yang lebih tinggi.
Salah-satu hal yang men jadi faktor penunjang k inerja Kepal a Sekolah di
d
isuperv sii karena mereka mengangap dengan supervisi kita b sa
i menjadi lebih
memperbaik i kualitas d ir i sebagai seorang pend id ik , yang men jadi teladan yang
ukan
b hanya di lingkungan Sekolah namun ter ebih
l dalam lingk ungan sosial
k
emasyarakatan ,hal ini diperkuat o eh
l pernyataan sa ah
l seoran g orang tua
eserta
p d di ki (Su aeman
l Na sir
t .S.Com) bahwa salah satu hal y ang menjadi
36
mengembangkan lembaga pendidikannya.
akan pendidikan.
35
H.Saharuddin. Mapendais Kementrian Agama Kabupaten Jeneponto.Wawancara di
ruang kerjanya. 15 September 2015
36
Sulaeman Natsir. Orang Tua/ Wali Peserta Didik. Wawancara, dirumahnya.
23 September 2015
188
188
b. Tantangan
Dalam penelitian in i, peneliti meng identif ikasi se jum lah ha mbatan yang
dihadapi oleh Kepa la Seko lah dalam kepem impinannya . Kep ala Sekolah
2. Mata pencaharian orang tua peserta didi k sebagian besar adalah petani
3. Banyaknya guru mata pe la jaran, baik itu guru mata pe la jaran umum
maupun guru mata pelajaran Agama serumpun, yang menyu litkan Kepala
berasal dari guru mata pelajaran Agama.37 selain kendala di atas masalah
37
Gassing, Ketua. Pokjawas Kabupaten Jeneponto,wawancara di ruang kerjanya
tanggal 17 September 2015.
lain yang sering di jadikan alasan adalah tenaga pendidik dan tenaga
karena pihak yayasan merekrut tenaga guru yang kebanyaka n dari kaum
4. Kepala Seko lah masih kesulitan membag i waktu karena Ke pala Sekolah
pelaksanaan tugas Kepala Seko lah adalah, adanya tugas ganda yakni
c. Solusi
Sebaga i solusi dari kendala yang dihadapi Kepala Sek olah adalah
sebagai berikut:
38
H. Saharuddin. Kepala Seksi Mapemda. Kementrian Agama Kabupaten
Jeneponto.Wawancara.diruang kerjanya. 16 September 2015.
190
190
mengawasi dan mengevaluasi pula guru di kelas yang ada di sekolah.
sehingga kepem impinan internal yang dilakukan oleh Kep ala Sekolah
tidak ter jadi kesen jangan ilmu mengenai kompetensi kepem impinan yang
dimi lik i kepala sekolah , semua itu bertujuan untuk menu tupi kekurangan
waktu yang dimilik i oleh Kepala Sekolah dalam menge valuasi dan
membimb ing para guru dan tenaga kependid ikan yang ada , khususnya
Jenepon to . Dan men jadikan Kepala Sekolah dan guru sebagai mitra kerja,
supaya guru tidak menila i superv isor sebaga i inspeksi.Solusi lain, Kepala
dipecahkan bersama.
peningkatan kualitas kepala sekolah tentang skill kepem impina n, serta tetap
kebutuhan itu;
pelajaran efektif;
suatu tim efekt if, bekerj asama secara i ntelligent, dan saling menghargai
sekolah agar dapat menger ti dan membantu usaha seko lah.untuk menjadi guru
bervar iasi;
pembela jaran;
f. Memiliki rasa tanggung jawab dan dedikasi guru terhadap tugasnya dan
Kabupaten Jeneponto.
b. Hasi l pelaksanaan tugas Kepala Seko lah sekolah adalah setel ah diadakan
observasi, kunjungan kelas dan supervisi o leh Kepala Seko lah , secara jelas
hendaknya:
dikehendaki;
Jeneponto harus memperliha tkan kemajuan baik dar i kualitas maupun dari
Dengan uraian tersebut d i atas, bahwa sebagai pelaku pend idikan harus
menge tahui betapa pen tingnya menempatkan guru yang masih aktif dan
roduktif,
p dem untuk
i men ngkatkan
i mutu pendidikan khususnya
, di Madrasah
Tsanawiyah Ganrang Batu Kecamatan Tura tea Kabupaten Jenep onto karena
madrasah tersebut mempunyai potensi untuk men jadi lembaga pen didikan yang
iharapakan
d d masa
i yang akan datang.menginga an
t mo
i orang tua peserta didik
tersebut.
39
Rohani.Kepala Madrasah Tsanawiyah Ganrang Batu Kecamtan Turatea Kabupaten
jeneponto, wawancara.di ruang kerjanya 19 Sptember 2015.
194
194
menghasilkan mutu yang diawasinya untuk mencari cara bagaimana melakukan
erpengaruh
b dalam meningkatkan kualitas pendidikan di Madrasah Tsanawiyah
Ganrang Batu , Pada hal meliha t tanggung jawab selaku Kepala S ekolah sudah
ijelaskan
d dalam pera uran
t pemerintah. Persoalan penilaian terha dap seorang
melaksanakan tugasnya sesuai dengan uraian jabatan, mel ai nkan sejauh mana ia
Oleh sebab itu, titik berat kriter ia penilaian atas kiner ja seo rang Kepala
epem
k mp
i nannya
i Ini
. berarti bahwa mesk pun
i pe aksanakan
l evalua si akademik
eberhasilan
k pengajaran ,maka kinerjanya harus dinilai rendah. Salah satu
acuan penting dalam peni laian ini adalah tidaknya pengajaran yan g efektif dan
terwujud atau isi kesepakatannya dibuat bersama oleh guru dan Kepala Sekolah
2. Membantu guru dalam membimb ing pengalaman bela jar pese rta didik.
belajar.
pelajaran modern.
6. Membantu guru dalam hal menilai kemajuan peserta did ik dan hasil
7. Membantu guru baru di seko lah sehingga mereka merasa ge mbira dengan
8. Membantu guru dalam membina reaksi mental dan moral pek erjaan
seterusnya.
sekolah.
hendaknya dapat meng ikuti perkembangan, jika tidak , maka kita ak an tertinggal
dan secara tidak sadar menjadi faktor penghamba t bag i perkemban gan prestasi
Madrasah Tsanawiyah Ganrang Batu bahwa guru dulunya mengajar tanpa RPP
d an sekarang sudah ada, mengajar sudah menggunakan alat peraga dan kepala
40
sekolah sudah melengkapi administrasinya.
Kepala Sekolah meliputi nila i anak selalu meningkat dan tingkat kedisiplinan
41
guru men ngkat.
i
40
Muh, Arif, Ketua Komite Madrasah Tsanawiyah Ganrang Batu Kecamatan Turatea
Kabupaten Jeneponto, wawancara di dirumahnya tanggal 23 September 2015.
41
Sainal Abidin. Guru Ilmu Pengetahuan Alam Madrasah Tsanawiyah Ganrang Batu
Kecamatan Turatea Kabupaten Jeneponto, Wawancara di ruang guru 23 September 2015
197
197
pendidikan terbukti setelah diadakannya supervisi secara spontan kepala
42
madrasah, guru dan stafnya termotivasi dalam hal melaksanakan tugas.
lain , tenaga pendidik dan tenaga kependid ikan yang ada d i Madrasah
Tsanawiyah Ganrang Batu tergolong masih minim pengalaman kar ena rata-rata
masih berusia muda seh ingga masih membutuhkan b imb ingan dan pembinaan
43
secara kontinyu . Dar i kenda al ersebu
t t Kepa al Seko ah
l da pat mencari
ipecahkan
d bersama melalui monitoring dan evaluasi .
ahwa
b ukuran yang tepat untuk menilai kepemi mpinan Kepala Kekolah
dalah:
a
42
H Gassing.Pengawas Kementrian Agama Kabupaten Jeneponto, Wawancara di
ruang kerjanya 15 September 2015.
43
Syafaruddin.S.Sos. Ketua Yayasan Mts Ganrang Batu, wawancara di Rumahnya
20 September 2015.
didorong oleh faktor-faktor sebagai berikut:
orang tua siswa yang ada disekitar Madrasah Tsanawiyah G anrang Batu
Kecama tan Turatea Kabupa ten Jeneponto tentang kinerja Kep ala Kekolah
terungkap bahwa :
baik secara lisan maupun secara tertulis. Lancarnya suatu supervisi yang
44
H.Saharuddin. Kepala Mapendais Kementerian Agama Kabupaten Jeneponto,
wawancara di kerjanya16 September 2015.
merupakan tugas pokok dan tanggung jawab Kepala Sekolah harus
diperhatikan.
atas dasar terpenuhinya sarana dan prasarana, a tau a la t trans portasi serta
dilaksanakan a as
t dasar tanggung awab
j yang tingg i,ser at memil iki motivasi
rinsipnya
p Kepala Seko ah
l ada ah
l pem mp
i ni yang akan dimintai pertanggung
jawabannya oleh pengatur alam semesta yang tiada lain adalah Alla h Swt.
stakeho lder memelihara persatuan dan kesatuan Kepala Sekolah dan guru
uru
g sebagaimana disebutkan di atas bahwa masih ada guru yang kurang
lengkap perangkat pembelajarannya , padaha l diharapkan guru melengkapi
erangkatnya
p dan mengaplikasikannya dalam melaksanakan uga
t snya sebagai
45
Gassing. Ketua Pokjawas Kabupaten Jeneponto, wawancara di ruang kerjanya
17 September 2015.
200
200
Jeneponto adalah lembaga pendidikan yang tergolong lama dengan dukungan
semangat dan kerja keras serta peran serta dari berbagai pihak, mereka sudah
masa depan yang berilmu dan berakhlak mul ia yang tersebar di berbagai
pelosok tanah air . Olehnya itu di harapakan kepada Kepala Sekolah un tuk tidak
berhen ti melakukan pembinaan me lalu i ker jasama dengan para guru, tenaga
onteks
k tesis ini adalah mutu proses pembelajaran dan hasil b elajar. Mutu
roses
p mengacu kepada standar proses seperti yang tertuang d i dalam PP
Nomor 19/2005 ten tang S tandar Nasional Pendidikan. PP 19/2005 , bab 1, ayat
sangat penting terkait dengan tugas pokoknya yakni menilai dan membina
46
H.M. Nurdin Matry, Implementasi Dasar-Dasar Manajemen Pendidikan, h. 34
201
sesuai dengan bakat, m inat dan perkembangan fisik serta psikol ogis peserta
didik.”
Adapun cara untuk menciptakan seko lah yang berkual itas adalah:
aerah
d sesuai dengan PP No . 25 tahun 2000 menyebu kan
t b ahwa tugas
kesetaraan mutu an tara daerah kabupaten/kota dan antara daerah p rovinsi agar
47
H.M. Nurdin Matry, Implementasi Dasar-Dasar Manajemen Pendidikan, h. 1
202
Member ikan pelayanan pengelolaan atas seluruh satuan pend id ikan negeri atau
swasta ; 2) member ikan pe layanan terhadap sekolah dalam meng elola seluruh
asset atau sumber daya pendidikan yang me liputi tenaga guru, pr asarana dan
prasarana pendidikan, buku pelajaran , dana pendid ikan dan seb againya; 3)
kebijakan-keb ijakan yang lebih luas, menyatukan dan memperje las visi baik
untuk pemerintah daerah dan seko lah itu sendir i, menentuka n kebijakan
sekolah , visi dan m isi sekolah dengan mengacu kepada ketentuan nasional dan
pengajaran, dan menciptakan jalur komunikasi antara sekolah dan staf Pemda
Pada tingkat sekolah, peran kepemimp inan Kepala Sek olah sangat
sentral. Un uk
t itu peran Kepala Sekolah ada ah
l :sebagai evaluat or, manajer,
kepala sekolah :sebagai (1) Educator (pendidik) (2) Manajer (3) a dministrator
(4) supervisor (5) leader (6) pencipta iklim kerja (7) wirausahawan.
Oleh karena itu, Kepala Sekolah dapat mewujudkan peran-p eran di atas,
eningkatan
p kompetensi guru , yang pada g lirannya
i dapat me mbawa efek
moral maupun intelektual dalam sekolah t erletak pada para guru.Karena dengan
dan melalui peran para guru hubungan personal autentik untuk penanaman
nilai-nilai bagi para siswa berlangsung. Untuk itu guru yang profesional dalam
fungsi subside, fungsi primer pendidikan ada pada orangtua. Me nurut Cheng
da
a dua bentuk pendekatan untuk mengajak orang ua
t dan masyarakat
berpartisipasi aktif da am
l pendidikan.
guru orang tua dan mengunjung i anaknya sedang belajar di sek olah. Kedua,
home based , yaitu orangtua membantu anaknya belajar d i ruma h dan guru
finansial, te tapi juga dengan men jaga dan menciptakan lingkun gan sekolah
ang
y aman dan ter ti
b serta menjalankan contro lsosial d isekolah. Peran tokoh-
koord nator
i dan pengusul .
a. Dilihat dari segi proses dan hasil pendidikan, Proses pendidikan yang
partisipasi dan pemberdayaan komite sekolah atau orang tua dan masyarakat
seringka li malah muncu l berbagai kendala. Dem ing dalam Tjutj u Yuniarsih
menunjang , sistem dan prosedur kerja tidak cocok , pengaturan waktu tidak
diuraikan di atas harus dilandasi dengan perubahan sikap dan c ara kerja
personil. Pem impin lembaga pendid ikan harus member ikan m otivasi agar
ekerja
b dengan baik ,m salnya
i dengan alan
j menciptakan klim
i kerja yang
menyenangkan , menyed iakan sarana yang baik (baik secara kuali tas maupun
eberapa
b ndikator
i yang perlu diperhatikan da am
l menunjang tercapainya
roses
p kepem mpinan
i yang baik .Seorang kepala sekolah yang baik dalam
esulitan
k dalam proses pembe ajaran
l .
empat komponen.
ekolah
s yang telah ditetapkan, ketersediaan sumber belajar y ang relevan
keseluruhan.
hari.
dan non guru, sarana dan prasarana, administrasi, serta keadaan umum satuan
pendidikan tersebut. Penilaian ini untuk melihat sejauh mana mutu pendidikan
yang bisa dicapai sekolah itu, dan bagaimana posisinya dengan sekolah lain
48
dan pengembangan mutu pendidikan selanjutnya.
pend id ik dalam Pelaksanaan proses pembe la jaran yang tidak terlepas dari
ang
y me iputi
l kompetensi dan penguasaan bahan materi yan g diajarkan,
menge tahui, memaham i dan mengaplikasikan suatu metode yang tepat dan
esuai,
s memaham i dan menghayati, serta mempraktekkan me od
t e ini dalam
roses
p pembelajaran.
ang
y akan diajarkan kepada peserta didik .Begitu juga denga n keharusan
enguasaan
p me ode
t mengajar ada ah
l suatu hal yang sangat pe nting, sebab
wa laupun guru menguasai mater i dan bahan a jar , tetapi cara peny ampaian dan
tujuan pembelajaran itu tidak tepat, maka tujuan tidak akan ter capai secara
alam
d proses pendidikan akan sangat ergantung
t pada beberapa faktor yang
penggerak proses pendidikan. Bila semua faktor tersebut dapat berperan secara
baik maka tidak mustahil proses pendidikan akan mencapai sasaran yang
diharapkan bersama
48
Jerry H. Makawimbang, Supervisi dan Peningkatan Mutu Pendidikan, h. 194
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
i l l i asis Sekolah
1. Kepemimp nan Kepala Sekolah me a u Manajemen Berb
013 Tentang
(MBS) mengacu kepada Undang-Undang No.20 Tahun 2
kum untuk
Sistem Pendidikan Nasional yang memberikan dasar hu
demokrasi,
mengelola pendidikan dengan menerapkan prinsip
l i hak asasi i
desentra isasi, otonomi, keadilan dan menjunjung tingg
, peningkatan
manusia dalam berbaga upaya penyempurnaan kurikulum
ikan dengan
mutu guru, penyediaan berbagai sarana dan prasarana pendid
pengelolaan
melibatkan berbagai elemen masyarakat dalam peningkatan
j l t i visi dan misi
mana emen seko ah yang ertib, efesien dan efektif seh ngga
l t i .
seko ah dapa tercapai dengan baik sesua harapan masyarakat
i yang ada di
2. Faktor pendukung kepem mpinan yaitu Kepala Sekolah
l t ga pendidik
kementrian agama di angkat dari a ar belakang sebagai tena
i t a dalam hal
sehingga mereka memaham kebu uhan sekolah, terutam
i . t Penghambat
kompetensi tenaga pendidik d sekolah Fak or
nda yakni
kepemimpinan adalah Kepala Sekolah mempunyai tugas ga
disamping sebagai Kepala Sekolah dan mereka juga mengajar,
diluar kelas .
B. Implikasi Penelitian
pendidikan , sekolah sebagai satuan pendidian forma l yang ber struktur dan
perlu dikelola secara terib dan efesien melalu i suatu mana jemen yang
pem imp in di sekolah dan guru yang makin meningkat sei ring dengan
perlu ada jalan tengah melalui pembag ian tugas Kepala Se kolah yang
lebih khusus antara Kepala Sekolah dengan guru supaya Kepala Sekolah
dan hal in i tidak terlepas dar i kepem impinan Kepala Sekolah yang ada di
seko lah.
kua litas pend id ikan tiap daerah, karena dengan MBS ma sing-masing
relevansi , dan daya saing . Dar i seg i Manajemen sekolah dituntut pula
untuk semakin mengua tkan tata kelo la, akuntabilitas, dan pencitraan
publik.
DAFTAR PUSTAKA
4. Amin Thaib, M. dan A. Subagio, Kepengawasan Pendidikan,
Jakarta: Departemen Agama, 2005.
5. Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan
Praktek, Cet. XIII; Jakarta: Rineka Cipta, 2006.
6. Bahri Djamarah , Syaiful. Guru dan Anak Didik dala m Interaksi
Edukatif , Jakarta: Rineka Cipta, 2000.
7. Danim, Sudarwan . Profesi Kependidikan, Cet . I ; Bandu ng: Alfabeta,
2010.
8. Dawan, Ainurrafiq dan Ahmad Ta’arifin. Manajemen Berbasis
Pesantren, Ce t, I; Jakarta: Lista Fariska, 2004.
9. Departemen Agama RI. Al-Qur`an dan Terjemahannya. Semarang:
Karya Toha Putra, 2002.
10. -------, Pedoman Rekrutmen Calon Pengawas, Jakarta : Direktorat
Jenderal Kelembagaan Agama Islam, 2004.
11. -------, Kepengawasan Pendidikan, Cet. I; Jakarta: Direktorat
Jenderal Kelembagaan Agama Islam Direktorat Madrasah dan
Pendidikan Agama d i Seko lah Umum 2005.
12. -------, Kepengawasan Pendidikan, Cet. I; Jakarta: Direktorat
Jenderal Kelembagaan Agama Islam Direktorat Madrasah dan
Pendidikan Agama d i Seko lah Umum 2005.
13. -------, Pedoman Pengawasan atas Pelaksanaan ugas T Guru
Pendidikan Agama Islam pada Sekolah Umum di TK,D,S SLTP dan
SMU/SMK, Cet. I; Jakart a: Direktorat Jenderal Kelembagaan Agama
,
Islam 2003.
14. -------, Petunjuk Pelaksanaan Supervisi Pendidikan Agama Islam
Sekolah pada Umum dan Supervisi pada Madras ah, Jakarta:
Direktorat Jenderal Pembinaan Kelembagaan Agama Islam, 1996.
, Direktorat
15. -------i Profesionalisme Pengawas Pendais,
, . Jakarta:
Pemb naan Kelembagaan Agama Islam 2003
, n Supervisi
16. ------- Pedomant : Pengembanganl Administrasi da am, 2004.
Pendidikan, Jakar a Direktorat Ke embagaan Agama Isl
, t. ; : Direktorat
17. ------- lKepengawasan Pendidikan, Ce I Jakarta adrasah dan
Jendera
PendidikanKelembagaan Agama
Agama di Sekolah Islam
Umum Direktorat M
2005.
18. -------, Pedoman Manajemen Berbasis Madrasah, Jakarta:
Direktorat Jenderal Madrasah dan PAI pada Sekolah Umum, 2003.
19. -------, Profesionalisme Pengawas Pendais, Jakarta: Dirjen
Pembinaan Kelembagaan, 2000.
20. Departemen Pendidikan dan kebudayaan, Himpunan Peraturan
Perundang-undangan Republik Indonesia, Bidang Pendidikan dan
Kebudayaan, Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan,
Sekretariat Jenderal, 1992.
21. Djamas, Nurhayati. Manajemen Madrasah Mandiri, Jakarta:
Puslitbang Pendidikan Agama dan Keagamaan, 2005.
22. -------, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Cet. IV; Jakarta: Balai
Pustaka, 2007.
23. Direk tora t Jenderal Pemb inaan Kelembagaan Ag ama Islam,
Panduan Tugas Jabatan Fungsional Pengawas Pendidikan Agama
Islam, Jakarta: Departemen Agama RI, t.t.
24. Engkoswara dan Aan Komari ah. Administrasi Pendidikan, Cet. I;
Bandung : Alfabeta , 2010 .
25. Faisal, Sanafiah. Metodologi Penelitian Sosial , Cet. I; Jakarta:
Erlangga, 2001.
26. Fatah, Nanang. Konsep Manajemen berbasis Sekolah dan Dewan
Sekolah, Bandung:Pustaka Bani Quraisy 2003.
27. Freire, Paulo. Pendidikan Kaum Tertindas, terjemahan dari
Paedagogy of the Oppressed, Cet. III; Jakarta : LP3ES , 2 000.
28. Hadiyanto. Mencari Sosok Desentralisasi Manajemen di Indonesia,
Jakarta: Rineka Cipta, 2004.
29. Hasibuan, Mel ayu. Organisasi dan Motivasi, Jakart a: Bumi Aksara,
1998.
30. Hugh, Arnol J. and Feldman, Organization Behavior, New York:
MC Graw Hil l Book Company , 1996.
31. Ida, Rachmad. Metode Analisis Isi, Penelitian Kuan titatif, Edisi
Revisi , Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2001.
32. Keputusan Menpan , RI No.118/1996. Tentang Petunjuk Teknis
Pelaksanaan Jabatan Fungsional Pengawas Pendidi kan Agama
Islam dan Angka Kreditnya , 1999.
33. Mappanganro, Pemilikan Kompetensi Guru, Makasar: Alauddin
Press, 2010.
34. Masri Singar imbun. Metode Penelitian Survei, Jaka rta: Pustaka
LP3ES Indonesia, 1995.
35. Misykat Malik Ibrahim , Jurnal Inspira tif Pendidik an Evaluasi
Pelaksanaan Manajemen Berbasis Sekolah (MB S) Fakultas
Tarbiyah dan Keguruan UIN Alauddin Makassar,2013
36. Moloeng, Lexy J. Metode Penelitian Kualitatif, Cet. VIII; Bandung:
Remaja Rosdakarya, 2000.
37. Mulyasa, E. Manajemen Berbasis Sekolah, Konsep, Strategi, dan
Implementasi, Cet. V; Bandung: Remaja Rosdakarya, 2003.
38. -------, Manajemen berbasis Sekolah, Jakarta: Remaja Rosdakarya,
2004.
39. Muslim, Sri Banun. Supervisi Pendidikan Meningkatkan Kualitas
Peofesionalisme Guru, Cet. II; Bandung: Alfabeta, 2010.
40. Muhaimin, H. dkk., Manajemen Pendidikan, cet. I; Jakarta: Fajar
Interpratama offset, 2009.
41. Muhajir, Noeng. Metodologi Penelitian Kualitatif, Yogyakarta:
Rake Sarasin, 2000.
42. Narbuko, Cholid dan Abu Achmadi. Metodologi Penelitian, Cet. IV;
Jakarta: Bum i Aksara , 2002.
43. Nurkholis, Manajemen Berbasis Sekolah, Cet. II ; Jakarta: PT.
Grasindo , 2005.
44. Peraturan Pemerintah No. 19 tahun 2005 ten tang Standar Nasional
Pendidikan , (Standar Sarana dan Prasarana ).
45. Prawiro sentono, Surya. Kebijakan Kinerja Karyawan , Yogyakarta:
BPEE, 1999 .
46. Republik Indonesia, Departemen Pendidikan Nasional, Undang-
Undang dan Peraturan Pemerintah RI, tentang Pendidikan, Jakarta:
Depdiknas, 2005.
47. Ruky, Ahmad S. Sistem Manajemen Kinerja , Ce t, II; Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama , t.t.
48. Sahertian, Piet A. Supervisi Pendidikan ,Jakarta : Ri neka Cipta,
2000.
49. Sagal a, Syaiful. Supervisi Pembelajaran dalam Profesi Pendidikan,
Cet. I; Bandung : Alfabeta, 2010.
50. -------, Kemampuan profesional Guru dan Tenaga K ependidikan,
Cet. III; Bandung : Alfabeta, 2011 .
51. Sardiman AM, Interaksi Belajar Mengajar , Cet. III; Jakarta:
Rajawali Press , 1994.
52. Siagian, Sondang P. Manajemen Sumber Daya Manusia, Cet. X;
Jakarta: PT Bum i Aksara, 2003.
53. Subroto, Suryo Manajemen Pendidikan di Madrasah, Jakarta: PT
Radja Grafindo Persada, 2004 .
54. Soeprianto , Jhon. Kinerja dan Pengetahuan Karyawan, Yogyakarta:
BPFE, 2000.
55. Stephen, Robins D. Perilaku Organisasi Konsep dan Aplikasi,
Jakarta: Prehalindo, 1986.
56. Sujanto, Bejo. Mensiasati Manajemen berbasis Sekolah di Era
Krisis yang berkepanjangan, Jakarta:ICW 2004.
57. Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, Cet.
11; Bandung: Alfabeta, 2010.
58. Suhardan, Dadang. Supervisi Profesional Layanan dalam
Meningkatkan Mutu Pembelajaran di Era Otonomi Daerah, Cet. X;
Bandung: Alfabeta, 2010.
59. Utari, Rahmania. Penguatan Fungsi Pengawas Sekolah dalam
Kerangka Perbaikan Mutu Pendidikan di Indonesia, Cet. I;
Yokyakrta: Pustaka Yustia, 2006.
60. UU RI Nomor 20 Tahun 2003, tentang sistem Pendidik an Nasional,
Semarang: Aneka Ilmu 2003.
61. Zamroni. Paradigma pendidikan Masa Depan, Cet I ; Yogyakarta:
BIGRAF Publishing , 2000 .
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
desentra lisasi, otonomi, keadilan dan men junjung tingg i hak asasi
mutu guru, penyediaan berbagai sarana dan prasarana pendid ikan dengan
mana jemen seko lah yang tertib, efesien dan efektif seh ingga visi dan misi
178
manajerial dalam pelaksanaan pendidikan baik didalam kelas maupun
diluar kelas.
B. Implikasi Penelitian
pendidikan , sekolah sebagai satuan pendidian forma l yang ber struktur dan
perlu d ikelolah secara ter tib dan efesien melalui suatu man ajemen yang
pem imp in di sekolah dan guru yang makin meningkat sei ring dengan
perlu ada jalan tengah melalui pembagian tugas kepala se kolah yang
lebih khusus antara kepala sekolah dengan guru supaya ke pala sekolah
meng inga t tugas dan tanggung jawab guru yang harus memerlukan
keteramp ilan khusus dan berbekal kemandir ian . Berkaitan de ngan materi
179
dan hal ini tidak terlepas dari kepemimpinan Kepala Sekolah yang ada di
sekolah.
kua litas pend id ikan tiap daerah, karena dengan MBS ma sing-masing
relevansi , dan daya saing . Dar i seg i Manajemen sekolah dituntut pula
untuk semakin mengua tkan tata kelo la, akuntabilitas, dan pencitraan
publik.
180
DAFTAR PUSTAKA
4. Amin Thaib, M. dan A. Subagio, Kepengawasan Pendidikan,
Jakarta: Departemen Agama, 2005.
5. Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan
Praktek, Cet. XIII; Jakarta: Rineka Cipta, 2006.
6. Bahri Djamarah , Syaiful. Guru dan Anak Didik dala m Interaksi
Edukatif , Jakarta: Rineka Cipta, 2000.
7. Danim, Sudarwan . Profesi Kependidikan, Cet . I ; Bandu ng: Alfabeta,
2010.
8. Dawan, Ainurrafiq dan Ahmad Ta’arifin. Manajemen Berbasis
Pesantren, Ce t, I; Jakarta: Lista Fariska, 2004.
9. Departemen Agama RI. Al-Qur`an dan Terjemahannya. Semarang:
Karya Toha Putra, 2002.
10. -------, Pedoman Rekrutmen Calon Pengawas, Jakarta : Direktorat
Jenderal Kelembagaan Agama Islam, 2004.
11. -------, Kepengawasan Pendidikan, Cet. I; Jakarta: Direktorat
Jenderal Kelembagaan Agama Islam Direktorat Madrasah dan
Pendidikan Agama d i Seko lah Umum 2005.
12. -------, Kepengawasan Pendidikan, Cet. I; Jakarta: Direktorat
Jenderal Kelembagaan Agama Islam Direktorat Madrasah dan
Pendidikan Agama d i Seko lah Umum 2005.
13. -------, Pedoman Pengawasan atas Pelaksanaan ugas T Guru
Pendidikan Agama Islam pada Sekolah Umum di TK, S D, SLTP dan
; t l
SMU/SMK, Cet. I Jakar a: Direktorat Jendera Kelemba gaan Agama
Islam, 2003.
14. -------, Petunjuk Pelaksanaan Supervisi Pendidikan Aah, gama Islam
Jakarta:
Sekolaht tpada Umum dan Supervisi pada Madras am, 1996.
Direk ora Jenderal Pembinaan Kelembagaan Agama Isl
, Direktorat
15. -------i Profesionalisme Pengawas Pendais,, . Jakarta:
Pemb naan Kelembagaan Agama Islam 2003
, n Supervisi
16. ------- Pedomant : Pengembanganl Administrasi da am, 2004.
Pendidikan, Jakar a Direktorat Ke embagaan Agama Isl
, t. ; : Direktorat
17. ------- lKepengawasan Pendidikan, Ce I Jakarta adrasah dan
Jendera
PendidikanKelembagaan Agama
Agama di Sekolah UmumIslam Direktorat M
2005.
18. -------, Pedoman Manajemen Berbasis Madrasah, Jakarta:
Direktorat Jenderal Madrasah dan PAI pada Sekolah Umum, 2003.
19. -------, Profesionalisme Pengawas Pendais, Jakarta: Dirjen
Pembinaan Kelembagaan, 2000.
20. Departemen Pendidikan dan kebudayaan, Himpunan Peraturan
Perundang-undangan Republik Indonesia, Bidang Pendidikan dan
181
Kebudayaan, Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan,
Sekretariat Jenderal, 1992.
21. Djamas, Nurhayati. Manajemen Madrasah Mandiri, Jakarta:
Puslitbang Pendidikan Agama dan Keagamaan, 2005.
22. -------, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Cet. IV; Jakarta: Balai
Pustaka, 2007.
23. Direk tora t Jenderal Pembi naan Kelembagaan Agama Islam,
Panduan Tugas Jabatan Fungsional Pengawas Pendidikan Agama
Islam, Jakarta: Departemen Agama RI, t.t.
i kan, Cet. I;
24. Engkoswara: dan Aan, Komar
. ah. Administrasi Pendidi
Bandung Alfabeta 2010
25. Faisal, Sanafiah . Metodologi Penelitian Sosial , Cet. I; Jakarta:
Erlangga, 2001 .
26. Fatah, Nanang. Konsep Manajemen berbasis Sekolah dan Dewan
Sekolah, Bandung:Pustaka Bani Quraisy 2003.
27. Freire, Paulo. Pendidikan Kaum Tertindas, terjemahan dari
Paedagogy of the Oppressed, Cet. III; Jakarta : LP3ES , 2 000.
28. Hadiyanto. Mencari Sosok Desentralisasi Manajemen di Indonesia,
Jakarta: Rineka Cipta, 2004.
29. Hasibuan, Melayu. Organisasi dan Motivasi, Jakart a: Bumi Aksara,
1998.
30. Hugh, Arnol J. and Feldman, Organization Behavior, New York:
MC Graw Hil l Book Company , 1996.
31. Ida, Rachmad. Metode Analisis Isi, Penelitian Kuan titatif, Edisi
Revisi , Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2001.
32. Keputusan Menpan , RI No.118/1996. Tentang Petunjuk Teknis
Pelaksanaan Jabatan Fungsional Pengawas Pendidikan Agama
Islam dan Angka Kreditnya , 1999.
33. Mappanganro, Pemilikan Kompetensi Guru, Makasa r: Alauddin
Press, 2010.
34. Masri Singari mbun. Metode Penelitian Survei, Jakarta: Pustaka
LP3ES Indonesia, 1995.
35. Moloeng, Lexy J. Metode Penelitian Kualitatif, Cet. VIII; Bandung:
Remaja Rosdakarya , 2000.
36. Mulyasa, E. Manajemen Berbasis Sekolah, Konsep, Strategi, dan
Implementasi, Cet. V; Bandung: Remaja Rosdakarya, 2003.
37. -------, Manajemen berbasis Sekolah, Jakarta: Remaja Rosdakarya,
2004.
38. Muslim, Sri Banun. Supervisi Pendidikan Meningkatkan Kualitas
Peofesionalisme Guru, Cet. II; Bandung: Alfabeta, 2010.
182
39. Muhaimin, H. dkk., Manajemen Pendidikan, cet. I; Jakarta: Fajar
Interpratama offset, 2009.
40. Muhajir, Noeng. Metodologi Penelitian Kualitatif, Yogyakarta:
Rake Sarasin, 2000.
41. Narbuko, Cholid dan Abu Achmadi. Metodologi Penelitian, Cet. IV;
Jakarta: Bumi Aksara, 2002.
42. Nurkholis, Manajemen Berbasis Sekolah, Cet. II ; Jakarta: PT.
Grasindo , 2005.
43. Peraturan Pemerintah No. 19 tahun 2005 ten tang Standar Nasional
Pendidikan , (Standar Sarana dan Prasarana ).
44. Prawiro sentono, Surya. Kebijakan Kinerja Karyawan , Yogyakarta:
BPEE, 1999 .
45. Republik Indonesia, Departemen Pendidikan Nasional, Undang-
kan, Jakarta:
Undang dan Peraturan
. Pemerintah RI, tentang Pendidi
Depdiknas, 2005
, . , t, II; Jakarta:
46. Ruky Ahmad S Sistem, Manajemen Kinerja Ce
Gramedia Pustaka Utama t.t.
t , . : neka Cipta,
47. Saher. ian Piet A Supervisi Pendidikan ,Jakarta Ri
2000
l , Pendidikan,
48. Saga ;a Syaiful.: Supervisi
l Pembelajaran
. dalam Profesi
Cet. I Bandung A fabeta, 2010
, ependidikan,
49. ------- ;Kemampuan : profesional .Guru dan Tenaga K
Cet. III Bandung Alfabeta, 2011
, , III; Jakarta:
50. Sardiman AM, Interaksi Belajar Mengajar Cet.
Rajawali Press 1994.
, sia, Cet. X;
51. Siagian Sondangi P. Manajemen Sumber Daya Manu
Jakarta: PT Bum Aksara, 2003.
Jakarta: PT
52. Subroto, Suryo Manajemen Pendidikan
. di Madrasah,
Radja Grafindo Persada, 2004
, . Yogyakarta:
53. Soeprianto Jhon Kinerja dan Pengetahuan Karyawan,
BPFE, 2000.
an Aplikasi,
54. Stephen, Robins D. Perilaku
. Organisasi Konsep d
Jakarta: Prehalindo, 1986
55. Sujanto, Bejo. Mensiasati Manajemen berbasis Sekolah di Era
Krisis yang berkepanjangan, Jakarta:ICW 2004.
56. Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, Cet.
11; Bandung: Alfabeta, 2010.
57. Suhardan, Dadang. Supervisi Profesional Layanan dalam
Meningkatkan Mutu Pembelajaran di Era Otonomi Daerah, Cet. X;
Bandung: Alfabeta, 2010.
183
58. Utari, Rahmania. Penguatan Fungsi Pengawas Sekolah dalam
Kerangka Perbaikan Mutu Pendidikan di Indonesia, Cet. I;
Yokyakrta: Pustaka Yustia, 2006.
59. UU RI Nomor 20 Tahun 2003, tentang sistem Pendidikan Nasional,
Semarang: Aneka Ilmu 2003.
60. Zamroni. Paradigma pendidikan Masa Depan, Cet I; Yogyakarta:
BIGRAF Publishing , 2000 .
184
DAFTAR PUSTAKA
1. Identitas
Nip :-
2. Anak :