Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH ANATOMI FISIOLOGI MANUSIA

SISTEM INTEGUMENT MANUSIA

DisusunOleh :

Nama : Yos Sudarso ACD 117 012

Lia Novsika Saragih ACD 117 031

Kelas :A

Dosen Pengampu : Drs,Bejo Basuki,M.Si

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

JURUSAN PENDIDIKAN MIPA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PALANGKA RAYA

2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas Rahmat-Nya, akhirnya penulisnya
dapat menyelesaikan MAKALAH ANATOMI FISIOLOGI MANUSIA mengenai “SISTEM
INTEGUMEN” .Makalah ini untuk memenuhi mata kuliah ANATOMI FISIOLOGI MANUSIA,
dalam makalah ini penulis membahas tentang komponen integumen, fungsi integumen, struktur
kulit, derivat-derivat kulit, kulit sebagai pengatur suhu tubuh, pigmentasi pada kulit, tumor kulit,
serta penyakit pada kulit.

Penulis menyedari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, karena keterbatasan
kemampuan, pengalaman, dan ilmu yang dimiliki ataupun kurangnya sumber pustaka. Oleh
karena itu, saran dan kritik sangat diharapkan untuk penyempurnaan dengan pengembangan
makalah ke arah yang lebih baik. Semoga segala yang tertuang dalam makalah ini dapat
memberikan manfaat bagi kita semua, baik sekarang mau pun di masa yang akan datang.

Akhir kata, penulis mohon maaf sebesar-besarnya apabila terdapat banyak kekurangan
dalam penyusunan makalah ini. Atas perhatiannya, penulis mengucapkan banyak terimakasih.

Palangka Raya, 15 Maret 2020

Tim Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................... i
DAFTAR ISI.................................................................................................... ii
BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang...................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah................................................................................. 2
C. Tujuan Penulisan.................................................................................. 3

BAB II. PEMBAHASAN


A. Pendekatan Saintifik............................................................................. 4
B. Pertumbuhan ..................................................................................... 5
C. Pengaruh pada Proses Pembelajaran.................................................... 6

BAB III. PENUTUP


A. Kesimpulan ..................................................................................... 13
B. Saran ..................................................................................... 13

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 14


LAMPIRAN ..................................................................................... 15
BAB I

PENDAHULUAN

Sistem integumen merupakan sistem yang membentuk lapisan terluar pada tubuh.
Integumen terdiri dari kulit beserta derivat-derivatnya yang terspesialisasi seperti rambut, kuku,
dan beberapa jenis kelenjar.

Kulit adalah lapisan jaringan yang terdapat pada bagian luar menutupi dan melindungi
permukaan tubuh.

Kulit merupakan alat pertahanan eksternal yang dirancang untuk mencegah penetrasi
mikroba apabila jaringan tubuh terpajan ke lingkungan eksternal.

Tubuh mengadakan kontak langsung dengan lingkungannya melalui integumennya yakni


kulit. Oleh karena itu kulit memiliki peran untuk melindungi tubuh dari kerusakan mekanis atau
fisik yang diakibatkan lingkungan sekitar.

C. Rumusan Masalah

1.Apa yang dimaksud dengan Sistem integument pada manusia?


2.Bagaimana fungsi Sistem integument pada manusia ?
3.Bagaimana Struktur Kulit dan Derivat-derivat Kulit ?

C.    Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui Sistem integument pada manusia.
2. Untuk mengetahui fungsi sistem integument pada manusia.
3. Untuk mengetahui Struktur Kulit dan Derivat-derivat Kulit 
BAB II

PEMBAHASAN

SISTEM INTEGUMEN

2.1. Komponen Integumen

Integumen terdiri dari beberapa komponen, komponen tersebut adalah:

1. Kulit, merupakan organ terbesar tubuh. Pada laki-laki dengan berat badan 75 kg, kulit
dapat memiliki berat lebih kurang 4,5 kg yang menutupi area seluas 1,67 m2.
2. Kuku jari, yakni salah satu bentuk derivatif kulit yang ditemukan hanya pada ordo
primata.
3. Rambut, adalah spesialisasi kulit yang hanya terdapat pada kelas mamalia.
4. Kelenjar kulit, meliputi kelenjar minyak, kelenjar keringat, dan kelenjar susu.

2.2. Fungsi Integumen

Adapun fungsi dari sistem integumen adalah sebagai berikut:

1. Melindungi, kulit melindungi tubuh dari ancaman mikroorganisme, kehilangan cairan,


dan dari zat-zat kimia penyebab iritasi maupun mekanik. Kulit juga mengandung pigmen
melanin yang mampu melindungi dari radiasi sinar ultraviolet.
2. Mengatur suhu tubuh, pembuluh darah serta kelenjar keringat pada kulit berfungsi untuk
mempertahankan serta mengatur suhu tubuh.
3. Pengekskresi zat berlemak, air, serta ion-ion Na+.
4. Metabolisme, proses sintesis vitamin D yang penting untuk tulang dilakukan di kulit
dengan bantuan sinar matahari.

Komunikasi, kulit menerima stimulus dari lingkungan dengan reseptor khusus yang dapat
mendeteksi suhu, sentuhan, tekanan, dan nyeri. Kulit
5. juga merupakan media ekspresi wajah dan refleks vaskuler yang penting dalam
komunikasi.

2.3. Struktur Kulit

Kulit dapat dibedakan menjadi dua lapisan yaitu lapisan Epidermis dan Dermis. Tepat
dibawah dermis terdapat lapisan hipodermis yang banyak disusun oleh jaringan adiposa (jaringan
lemak).

Gambar 2.1. Struktur kulit

2.3.1. Epidermis

Epidermis merupakan lapisan yang mengandung sel pigmen berfungsi memberi warna
pada kulit. Epidermis berfungsi melindungi kulit dari kerusakan oleh sinar matahari. Epidermis
tersusun atas 5 lapisan utama yaitu:

a. Stratum Germinativum
Lapisan ini merupakan lapisan epidermis yang paling bawah, berbatasan langsung
dengan dermis. Melekat pada jaringan ikat. Pada lapisan ini terjadi pembelahan sel yang
sangat cepat dimana sel yang baru dibentuk akan didorong masuk ke lapisan berikutnya.
Sel-sel yang dihasilkan dari pembelahan tersebut dapat mencapai berjuta-juta sel setiap
harinya.
b. Stratum Spinosum
Lapisan ini disatukan oleh tonjolan yang menyerupai spina. Spina ini merupakan bagian
penghubung intraseluler yang disebut desmosom.
c. Stratum Granulosum
Lapisan ini merupakan daerah sel-sel mulai mati karena akumulasi molekul bakal keratin
yang memisahkan sel-sel ini dari daerah dermal. Stratum ini merupakan prekursor
pembentukan keratin. Keratin adalah protein keras dan resilien, bersifat anti air dan
melindungi permukaan kulit yang terbuka. Namun keratin yang terdapat pada epidermis
merupakan keratin yang lunak yang berkadar sulfur rendah. Berbeda dengan keratin yang
ada pada kuku dan rambut.
d. Stratum Lusidum
Lapisan ini terdiri dari sel-sel berbentuk perisai yang jernih dan tembus cahaya.
e. Stratum Korneum
Lapisan ini merupakan lapisan terluar dari epidermis yang melindungi tubuh terhadap
lingkungan. Lapisan ini disebut lapisan bertanduk karena tersusun dari sel-sel berkeratin
yang merupakan sel mati. Keratin yang bersifat tahan air akan melindungi jaringan lebih
dalam terhadap kekurangan air. Lapisan ini terus-menerus mengalami gesekan dan
mengelupas, namun akan terus diganti oleh sel-sel yang lebih dalam yaitu stratum
germinativum.

Gambar 2.2. Penampang epidermis


2.3.2. Dermis

Dermis merupakan lapisan kulit yang lebih sensitif. Mengandung pembuluh darah, limfa,
saraf, kelenjar, dan folikel rambut yang muncul ke permukaan dalam bentuk papillae. Lapisan ini
dipisahkan dari epidermis dengan adanya membran dasar atau lamina. Membran ini terdiri dari
dua jaringan ikat.

Gambar 2.3. Penampang dermis

a. Lapisan papilar
Lapisan dermal ini terletak paling atas yang terlihat bergelombang. Merupakan jaringan
ikat areolar renggang dengan fibroblas, sel mast, dan makrofag. Papila dermal adalah
proyeksi seperti kerucut yang menjorok ke arah epidermis.
b. Lapisan retikular
Adalah lapisan kulit paling dalam yang mengandung banyak arteri, vena, kelenjar
keringat, kelenjar minyak, serta reseptor tekanan. Lapisan papilar dan retikular
mengandung banyak serat kolagen dan elastisyang menyebabkan kulit lebih elastis. Pada
orang usia lanjut serat ini menjadi sangat berkurang sehingga kulitnya mudah keriput.
2.3.3. Lapisan subkutaneus (hipodermis)
Lapisan ini mengandung banyak sel lemak, juga beisi banyak pembuluh darah dan ujung
saraf.

2.4. Derivat-derivat Kulit


Kulit memiliki beberapa derivatif, yaitu:

2.4.1. Rambut
Rambut berada hampir di seluruh tubuh. Sebagian berupa rambut vellus, yang kecil dan tak
berwarna. Rambut terminal biasanya kasar dan dapat dilihat, tertanam di kulit kepala, alis dan
bulu mata.
Rambut berasal dari folikel rambut yang sudah terbentuk sebelum lahir. Rambut terdiri
akar yakni bagian yang tertanam dalam folikel, batang rambut yang berada di atas permukaan
kulit. Akar dan batang rambut disusun atas:
a. Kutikula, lapisan terluar yang tersusun sel mati yang bersisik.
b. Korteks, merupakan lapisan yang terkeratinisasi, membentuk bagian utama batang
rambut. Pada bagian ini terdapat pigmen yang menetukan warna rambut.
c. Sebuah medula, terdiri dari dua sampai tiga lapis sel.
Rambut di kulit kepala tumbuh dalam masa 2 sampai 6 tahun dan memasuki fase selama
3 bulan sebelum rontok. Rambut tubuh tumbuh sepanjang 0,05 inci/minggu. Sedangkan
rambut kepala butuh waktu 7 minggu untuk tumbuh 1 inci.

Gambar 2.4. Struktur rambut

2.4.2. Kuku
Kuku adalah lempeng pelindung yang berasal dari perpanjangan epidermis ke dermis.
Kuku mengandung keratin keras yang berlekuk yang terletak di atas kuku. Kuku mendapat
nutrisi dari pembuluh darah. Kuku dapat tumbuh 0,5 mm perminggu dan lebih cepat di musim
panas.
Bagian-bagian kuku antara lain: akar kuku, badan kuku, kutikel, hiponikium, dan lunula.
Badan kuku tumbuh dari akar kuku yang tertanam di dalam kulit. Kutikel adalah lipatan
epidermis berlekuk yang menutup akar kuku. Hiponikium adalah stratum korneum tebal di
bawah ujung lepas kuku. Sedangkan lunula adalah area berwarna putih berbentuk melengkung
dekat kutikel.

Gambar 2.5. Struktur kuku

2.4.3. Kelenjar pada Kulit

1. Kelenjar Keringat (Sudorifera)

Terbagi atas dua jenis berdasarkan strukturnya:

a. Kelenjar keringat ekrin, kelenjar ini tersebar luas di seluruh tubuh. Tidak
berhubungan dengan folikel rambut. Sekresi kelenjar ini berguna mempertahankan
suhu tubuh.
b. Kelenjar keringat apokrin, kelenjar ini penyebarannya terbatas. Ditemukan di aksila,
areola payudara, dan regia anogenital. Kelenjar apokrin di ketiak dan anogenital pada
masa pubertas menghasilkan sekresi sebagai respon stres atau gembira. Biasanya
tidak berbau, namun akan berbau saat bereaksi dengan bakteri. Kelenjar apokrin
seruminosa, tertelatak di telinga sebagai getah telinga dan kelenjar siliaris Moll yang
terletak pada mata. Sementara kelenjar mamae adalah kelenjar apokrin yang
termodifikasi menghasilkan susu.
Gambar 2.6. Penampang kelenjar keringat

2. Kelenjar Minyak (Sebasea)

Kelenjar ini mengeluarkan sebum yang dialirkan ke folikel rambut.

a. Kelenjar sebasea adalah kelenjar holokrin


b. Sebum adalah campuran lemak, zat lilin, minyak dan pecahan-pecahan sel.
c. Jerawat adalah gangguan pada kelenjar sebasea dimana kulit menjadi terinfeksi
karena reaksi kelenjar minyak dengan bakteri menyebabkan kulit menjadi meradang
dan bernanah.

Gambar 2.7. Penampang kelenjar minya


DAFTAR PUSTAKA

Sherwood, Lauralee. 2001. Fisiologi Manusia (Dari Sel ke Sistem). Jakarta: EGC

Sinaga, Erlintan, M. Silitonga. 2011. Anatomi Fisiologi Manusia. Medan: UNIMED

Sloane, Ethel. 2003. Anatomi dan Fisiologi untuk Pemula. Jakarta: EGC

Sobotta, Frithjof Hammersen. 1993. Histologi Atlas Bewarna Anatomi Mikroskopik Edisi III.
Jakarta: EGC

Tim Dosen. 2015. Penuntun Praktikum Anatomi dan Fisiologi Tubuh Manusia. Medan: FMIPA
UNIMED

Anda mungkin juga menyukai