Soal :
1. Jelaskan hakikat dari PTK, sehingga jelas perbedaannya dengan penelitian formal/biasa
a. Guru pribadi
b. Teman Sejawat
c. Sekolah
d. Dunia Pendidikan
Jawab:
1.)Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah penelitian tindakan yang dilakukan oleh guru
dengan tujuan untuk memperbaiki mutu pelaksanaan pembelajaran di kelasnya (Suparno,
2008). Dengan demikian PTK berfokus pada proses belajarmengajar yang terjadi di kelas
dan dilakukan pada situasi yang sebenarnya (alami). Hal ini berarti bahwa Tindakan tersebut
merupakan suatu kegiatan yang sengaja dirancang untuk dilakukan oleh siswa dengan tujuan
tertentu.
Oleh karena tujuan PTK adalah memperbaiki kualitas proses pembelajaran, maka kegiatan
yang dilakukan haruslah berupa tindakan yang diyakini lebih baik dari kegiatankegiatan yang
biasa dilakukan. Dengan kata lain, tindakan yang diberikan kepada siswa harus terlihat lebih
efektif, efisien, kreatif dan inovatif. Atau dengan kata lain adalah adanya hal yang berbeda
dari yang biasa dilakukan guru dalam praktik pembelajaran sebelumnya, karena yang sudah
dilakukan dipandang belum memberikan hasil yang memuaskan. Lebih lanjut menurut
Kemmis dan Taggart (1988), untuk mengetahui keberhasilan tindakan tersebut maka harus
dilakukan secara berulang-ulang (siklus), agar diperoleh keyakinan akan keampuhan dari
tindakan. Penelitian tindakan kelas memiliki perbedaan yang mendasar dengan bentuk-bentuk
penelitian lain yang bukan tindakan kelas.
Perbedaan PTK dengan Penelitian lain yakni:
Dasar filosofinya, penelitian tindakan kelas adalah bagaimana memperbaiki realitas, yang
dalam hal ini adalah realitas proses dan hasil pembelajaran, sedangkan penelitian yang bukan
tindakan kelas adalah bagaimana membangun pengetahuan berdasarkan temuan-temuan
penelitian yang diperoleh.
Sumber masalahnya, penelitian tindakan kelas adalah hasil diagnosis dan refleksi terhadap
proses dan hasil pembelajaran yang selama ini berlangsung, sedangkan pada penelitian yang
bukan tindakan kelas adalah hasil proses deduksi-induksi (untuk penelitian kuantitatif atau
induksi-deduksi (untuk penelitian kualitatif).
Tujuan penelitiannya, penelitian tindakan kelas adalah bertujuan untuk memperbaiki dan
meningkatkan kualitas praktik dalam proses dan hasil pembelajaran yang selama ini
dilaksanakan, sedangkan penelitian yang bukan tindakan kelas adalah verifikasi dan
generalisasi. Selain itu, tujuan penelitian tindakan kelas adalah ingin tahu apa yang sedang
terjadi dalam pembelajaran, sedangkan penelitian yang bukan tindakan kelas adalah ingin
tahu apa yang sudah terjadi. Akhir kegiatan penelitian tindakan kelas adalah perbaikan
rencana kegiatan pembelajaran, sedangkan penelitian yang bukan tindakan kelas adalah
memberikan saran-saran.
Status penelitinya, penelitian tindakan kelas adalah kolaborasi sejawat atau kerjasama sesama
guru yang setiap harinya melaksanakan proses pembelajaran di kelas, sedangkan penelitian
yang bukan tindakan kelas adalah sebagai “orang luar” yang berusaha memahami sesuatu
yang terjadi di kelas.
Desain prosesnya, penelitian tindakan kelas adalah siklus tindakan sedangkan penelitian yang
bukan tindakan kelas adalah linier dan tidak bersiklus. Jika dibandingkan dengan penelitian
eksperimen, maka dalam penelitian eksperimen pada umumnya perlakuan dilakukan satu kali
dan menekankan pada hasil eksperimen tersebut, sedangkan penelitian tindakan kolas
dilakukan beberapa kali siklus dan lebih menekankan pada proses tindak untuk menghasilkan
perbaikan.
Metode penelitiannya, penelitian tindakan kelas cenderung menggunakan metode yang lebih
fleksibel dalam beberapa siklus, sedangkan penelitian yang bukan tindakan kelas cenderung
menggunakan metode yang lebih “kaku” (fixed) dalam proses penelitian yang bersifat linier.
1.Tindakan dan pengamatan dalam proses penelitian yang dilakukan tidak boleh mengganggu
atau menghambat kegiatan utama, misalnya bagi guru tidak boleh sampai mengorbankan
kegiatan pembelajaran. Siklus tindakan dilakukan dengan mempertimbangkan keterlaksanaan
kurikulum secara keseluruhan. Penetapan jumlah siklus tindakan dalam PTK mengacu
kepada penguasaan yang ditargetkan pada tahap perencanaan, tidak mengacu kepada
kejenuhan data/informasi sebagaimana lazimnya dalam pengumpulan data penelitian
kualitatif.
2.Masalah penelitian yang dikaji merupakan masalah yang cukup merisaukannya dan
berpijak dari tanggung jawab profesional guru di kelas.
3.Metode pengumpulan data yang digunakan tidak menuntut waktu yang lama, sehingga
berpeluang menggangu proses pembelajaran.
4. Metodologi yang digunakan harus terencana secara cermat dan taat azas PTK.
5.Permasalahan atau topik yang dipilih harus benar–benar nyata, mendesak, menarik, mampu
ditangani, dan berada dalam jangkauan kewenangan peneliti untuk melakukan perubahan.
6.Peneliti harus tetap memperhatikan etika dan tata krama penelitian serta rambu–rambu
pelaksanaan yang berlaku umum.
a. Bagi Guru
Peningkatan atau perbaikan kinerja calon guru yang lebih baik di sekolah.
Peningkatan atau perbaikan masalah-masalah pendidikan anak di sekolah.
Memupuk dan meningkatkan keterlibatan, kegairahan, ketertarikan, kenyamanan,
kesenangan dalam diri siswa untuk mengikuti proses pembelajaran di kelas. Di
samping itu, hasil belajar siswa pun dapat meningkat.
Memberikan bekal kecakapan berfikir ilmiah setelah melakukan kegiatan penelitian
tindakan kelas yang dilakukan.
c.Bagi Sekolah
Meningkatkan mutu isi, masukan, proses, dan hasil pendidikan dan pembelajaran
di sekolah.
Membantu guru dan tenaga kependidikan lainnya dalam mengatasi masalah
pembelajaran dan pendidikan di dalam dan luar kelas.
Meningkatkan sikap profesional pendidik dan tenaga kependidikan.
Menumbuh-kembangkan budaya ilmiah di lingkungan sekolah, untuk proaktif
dalam melakukan perbaikan mutu pendidikan/pembelajaran secara berkelanjutan.
Memberikan nilai tambah (value added) yang positif bagi sekolah
Menjadi alat evaluator dari program dan kebijakan pengelolaan sekolah yang
sudah berjalan
d. Dunia Pendidikan
Menghasilkan laporan-laporan PTK yang dapat dijadikan bahan panduan guru untuk
meningkatkan mutu pembelajaran. Selain itu hasil-hasil PTK yang dilaporkan dapat
menjadi bahan artikel ilmiah atau makalah untuk berbagai kepentingan, antara lain
disajikan dalam forum ilmiah dan dimuat di jurnal ilmiah.
Menumbuhkembangkan kebiasaan, budaya, dan atau tradisi meneliti dan menulis
artikel ilmiah di kalangan guru. Hal ini telah ikut mendukung profesionalisme dan
karir guru.
Mampu mewujudkan kerja sama, kaloborasi, dan atau sinergi antar-guru dalam satu
sekolah atau beberapa sekolah untuk bersama-sama memecahkan masalah
pembelajaran dan meningkatkan mutu pembelajaran.
Mampu meningkatkan kemampuan guru dalam menjabarkan kurikulum atau program
pembelajaran sesuai dengan tuntutan dan konteks lokal, sekolah, dan kelas. Hal ini
memperkuat dan relevansi pembelajaran bagi kebutuhan siswa.
DAFTAR PUSTAKA
Keputusan Menteri Negera Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 84/1993 tentang Jabatan
Fungsional Guru dan Angka Kreditnya.
Kemmis, S. and McTaggart, R.1988. The Action Researh Reader. Victoria, Deakin
University Press.
Suhardjono. 2005. Laporan Penelitian Eksperimen dan Penelitian Tindakan Kelas sebagai
KTI, Makalah pada “Pelatihan Peningkatan Mutu Guru di Makasar”, Jakarta, 2005
Suharsimi Arikunto, Suhardjono, dan Supardi. 2006. Peneilitian Tindakan Kelas. Jakarta:
Bina Aksara.
Suparno, Paul. 2008. Riset Tindakan untuk Pendidikan. Jakarta: PT Gramedia Widia Sarana
Indonesia.
B., Mahirah. 2017. Evaluasi Belajar Peserta Didik (Siswa). Jurnal Idaarah Vol. 1(2).
Diakses pada 11 November 2018.
Fauzin, Jihan Anitasari. 2015. Upaya Meningkatkan Kreativitas dan hasil Belajar Siswa Pada
Pokok Bahasan Perbandingan dan Skala Berbantu Media Visual dan Benda Konkrit (PTK
Pada Siswa Kelas VII A SMP Negri 1 Tanon Tahun 2014/2015). Surakarta: Universitas
Muhammadiyah.