Anda di halaman 1dari 21

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

COVID-19 pertama dilaporkan di Indonesia pada tanggal 2 Maret 2020


sejumlah

dua kasus.9 Data 31 Maret 2020 menunjukkan kasus yang terkonfirmasi berjumlah
1.528

kasus dan 136 kasus kematian.10 Tingkat mortalitas COVID-19 di Indonesia


sebesar

8,9%, angka ini merupakan yang tertinggi di Asia Tenggara.5,11 Per 30 Maret
2020,

terdapat 693.224 kasus dan 33.106 kematian di seluruh dunia. ​Coronavirus ​adalah
virus

RNA dengan ukuran partikel 120-160 nm. Virus ini utamanya menginfeksi hewan,

termasuk di antaranya adalah kelelawar dan unta. Sebelum terjadinya wabah


COVID-19,

ada 6 jenis ​coronavirus ​yang dapat menginfeksi manusia, yaitu ​alphacoronavirus


229E,

​ L63, ​betacoronavirus ​OC43, ​betacoronavirus ​HKU1, ​Severe


alphacoronavirus N
Acute

Respiratory Illness C​oronavirus (SARS-CoV), dan ​Middle East Respiratory


Syndrome

Coronavirus ​(MERS-CoV).

Pandemi global yang terjadi pula di Indonesia membuat banyak pihak berupaya
ikut

berperan serta dalam mengatasi. Para dokter umum dan spesialis angkat bicara
bersama

guna memberi penjelasan singkat kepada masyarakat maupun imbauan agar


menjaga
kebersihan diri dan lingkungan sekaligus tak banyak keluar rumah (Irene, et al.,
2020).

Salah satu dampak pandemi Coronavirus 2019–20 ialah terhadap pendidikan di

seluruh dunia, yang mengarah kepada penutupan luas sekolah, madrasah,


universitas, dan

pondok pesantren. Kami turut merasakan dampak tersebut berupa perubahan


pelaksanaan

pembelajaran di madrasah dan pondok pesantren. Rekan kami, Surotul Ilmiyah,


yang

sedang mengambil studi doktoral di Xiangya School of Public Health, Central South

University (CSU), Changsha, Hunan, China, sampai saat ini belum bisa kembali ke

universitas. UNESCO (​United Nations Educational, Scientific and Cultural

Organization)​ pada 4 Maret 2020 menyarankan penggunaan pembelajaran jarak


jauh dan

membuka platform pendidikan yang dapat digunakan sekolah dan guru untuk

menjangkau peserta didik dari jarak jauh dan membatasi gangguan pendidikan

(UNESCO, 2020). Sehubungan dengan perkembangan tersebut, Kementerian


Pendidikan

dan Kebudayaan (Kemendikbud) turut mengambil kebijakan sebagai panduan


dalam

menghadapi penyakit tersebut di tingkat satuan pendidikan (Kemendikbud, 2020).


Secara

global, hasil pantauan UNESCO menyebutkan bahwa sampai 13 April sebanyak


191

1
negara telah menerapkan penutupan nasional yang berdampak kepada
1.575.270.054

siswa (91.3% dari populasi siswa dunia) (UNESCO,


2020).
Pemberitaan tersebut tentu tidak lepas dari peran media online sebagai media
massa

yang paling banyak diakses di zaman sekarang. Media online yang mampu

memberitakan peristiwa dengan timeline yang lebih aktual merupakan alasan


mengapa

media ini banyak dipilih. Menurut Severin dan Tankard (2005) mengutip dari Mc
Luhan

mengatakan bahwa media online adalah gagasan baru dalam bermedia, namun
media

baru masih mengikut pada media lama dan bahkan sering memanfaatkan media
lama

sebagai tolak ukur dalam segi isi yang diterapkan di


internet.

Dalam konteks bermedia, utamanya media baru, jurnalis ​online ​dituntut bekerja

secara cepat sehingga cenderung menghasilkan berita yang tidak objektif. Jurnalis
online

dituntut lebih memperhatikan kecenderungan aktual menyangkut kredibilitas dan

akurasi, transparansi dan multimedia massa, serta harus waspada terhadap


kecepatan

penyampaian berita yang seimbang dengan kapasitas akurasinya. Demikian


menurut

Poynter dalam Romli (2012). Meskipun media massa memiliki batasan-batasan


yang

mengikat serta aturan-aturan yang berlaku, tetapi tidak selamanya hal tersebut

menjadikan para jurnalis dapat menghasilkan berita yang


objektif.

​ embuat jurnalisme ​online s​ elalu


Pesatnya perkembangan media ​online m
menjadi

sorotan. Hal tersebut disebabkan karena jurnalisme online dianggap tidak


mengedepankan objektifitas (akurasi, ​fairliness, k​ elengkapan dan imparsialitas),

jurnalisme online hanya mengejar keinstanan. Hal inilah yang kerap menjadi
masalah.

​ ampu melakukan penyebaran informasi jauh lebih


Pada satu sisi, media ​online m
cepat

dari media konvensional, namun di sisi lain kelebihan ini mengorbankan


prinsip-prinsip

dasar jurnalisme di antaranya akurasi berita. Setiap media massa memiliki latar
belakang

tersendiri, baik dalam isi dan pengemasan beritanya, maupun dalam tampilan serta
tujuan

dasarnya. Perbedaan ini dilatarbelakangi oleh kepentingan yang berbeda-beda dari

masing-masing media massa. Baik yang bermotif politik, ekonomi, agama, dan

sebagainya. Seperti yang dikatakan oleh Bambang Harimukti bahwa media massa
adalah

sekumpulan banyak organisasi dan manusia dengan segala kepentingannya yang

beragam, bahkan termasuk yang saling bertentangan (Septiawan,


2005).

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan kajian terhadap hasil penelitian yang telah dilakukan, permasalahan


yang

berkaitan dengan topik penelitian dapat diidentifikasi sebagai


berikut.

2
1. Berita dampak Covid-19 di Kompas.com berdampak bagi sugesti masyarakat
yang

akan merasa takut

2. Berita dampak Covid-19 di Kompas.com dapat menjadi pertentangan


pemerintah
dan masyarakat

1.3 Batasan Masalah

Agar masalah penelitian tersebut dapat diungkap secara sistematis, terfokus dan
tidak

melebar, peneliti membatasi masalah penelitian ini dengan meneliti beberapa hal
sebagai

berikut:

1. Penelitian ini akan difokuskan pada analisis akurasi berita mengenai dampak

Covid-19 di Kompas.com

2. Sumber data yang digunakan terbatas pada berita covid-19 yang ada di

Kompas.com.

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang dipaparkan di atas, maka yang menjadi fokus

masalah dalam penelitian ini adalah sebagai


berikut:

1. Bagaimana tingkat akurasi berita mengenai dampak Covid-19 di


Kompas.com?

2. Bagaimana media online Kompas.com membingkai pemberitaan dampak


Covid-19

di Indonesia?

1.5 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui tingkat akurasi berita dampak Covid-19 di


Kompas.com

2. Untuk mengetahui bagaimana Kompas.com membingkai pemberitaan dampak


Covid-19 di Indonesia

1.6 Manfaat Penelitian

a. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan referensi untuk pengembangan


Ilmu

khususnya dalam bidang kajian analisis teks


berita

b. Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan memberikan sumbangan untuk ilmu komunikasi dan

untuk wawasan serta pengetahuan mengenai penerapan jurnalisme damai


dalam

pemberitaan di media
massa.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Era Media Online

Era global memberikan banyak pengaruh pada berbagai bidang. Salah satu
bidang

yang mendapatkan pengaruh yang besar adalah jurnalisme. Jurnalisme mengalami

perubahan sangat fundamental bahkan sejak bangkitnya ​penny press ​(koran murah

seharga 1 sen) di pertengahan abad ke-19. Pada akhir kejayaan abad ke-20 dan

kebangkitan abad ke-21, muncul suatu bentuk jurnalisme baru yang memiliki
kualitas

untuk memilah berita yang tersebar dimana-mana, akses informasi global, laporan
cepat
saji, interaktivitas, konten multimedia, dan penyesuaian konten yang ekstrem
(Stuart,

2006).

Cikal bakal perkembangan bentuk media baru di atas lantas berkembang


menjadi

new media yaitu media massa berbasis internet atau lazim disebut media online.
Dengan

segala kelebihan pada media online seperti yang dikemukakan oleh Denis McQuail

(2000), media online lebih interaktif dan memberikan kesempatan kepada


pengguna

untuk menjadi pengguna aktif yang bahkan mampu memiliki posisi „sejajar‟ dengan

jurnalis.

Sejalan dengan apa yang dikemukakan oleh tim Divisi Penyiaran dan Media
Baru

AJI Indonesia, isu keunggulan ini tidak lantas membuat media massa internet
menjadi

yang paling sempurna. Ada banyak hal yang masih perlu dievaluasi dalam bisnis
media

yang sarat teknologi ini. Salah satunya adalah masalah kualitas dan kredibilitas
informasi

yang sampai ke masyarakat. Masalah ini bermula dari apa yang disucikan di media

massa online sebagai kecepatan penyampaian informasi. Meskipun di satu sisi, hal
ini

merupakan keunggulan besar media online, akurasi informasinya layak diragukan


karena

cenderung subjektif. Ini menyebabkan masyarakat mendapat informasi dengan


cepat tapi

berita yang diterima tidak lagi objektif (Margianto dan Syaefulloh,


2013).
Berpindahnya potensi pasar media ke format online membuat para pemilik
media

tradisional berlomba memiliki versi online mereka sendiri. Hal ini merupakan upaya

mereka untuk mendekati pemakai internet yang menurut data pada tahun 2011,

jumlahnya di Indonesia telah mencapai 55,23 juta, meningkat dari 42,16 juta orang
di

tahun 2010. Sayangnya, peralihan tersebut belum diimbangi dengan perbaikan


kualitas

4
berita. Fenomena ini terjadi karena aturan dan batasan antara dunia analog dan
dunia

digital yang jelas berbeda (Stuart,


2006).

2.2 Jurnalistik Online

Jurnalistik diidentikkan dengan kegiatan penyebarluasan berita. Bagi


masyarakat,

jurnalistik merupakan media massa. Ketika media massa disajikan dalam format
baru

seperti media online yang kini hadir sebagai salah satu bentuk media massa baru,
maka

pada jurnalistik dikenallah jurnalistik yang berbentuk media online. Jurnalistik online

juga disebut sebagai ​cyber journalism​, jurnalistik internet, dan jurnalistik web ​(web

journalism)​ . Jurnalistik online merupakan “generasi baru” pada dunia jurnalistik


setelah

jurnalistik konvensional (jurnalistik media cetak, seperti suratkabar) dan jurnalistik

penyiaran ​(broadcast journalism-radio ​dan


televisi).

Karakteristik dan keunggulan jurnalistik online yang tidak dimiliki oleh media

konvensional dipaparkan Richars Craig (dalam Romli, 2012),


yaitu:

• Pembaca dapat menggunakan link untuk menawarkan penggunaan dalam


membaca

lebih lanjut pada setiap berita.

• Pembaca dapat memperbaharui berita secara langsung dan


teratur.

• Informasi di online sangatlah luas.

• Tersedianya penambahan suara, video, dan konten online yang dimiliki


cetak.

• Dapat menyimpan arsip online dari zaman ke


zaman.

Dari beberapa pengertian ahli di atas dapat dibedakan bahwa media massa

konvensional dengan media massa online berbasis internet terdapat beberapa


perbedaan

seperti akses informasi lebih cepat, format informasi dapat berupa gambar, audio
dan

video, dapat diakses kapanpun dan dimanapun dan penyebaran formasi yang
sangat luas,

berbeda dengan media massa konvensional yang penyebarannya masih


terbatas.

Artinya tidak ada sebuah berita pun yang benar-benar objektif murni. Hal ini
selalu

dipengaruhi oleh banyak hal. Tetapi yang perlu dipahami bahwa realitas media
dibangun

berdasarkan syarat-syarat dan aturan-aturan tertentu atau adanya


pembataspiyuekan.

Batasan itu diantaranya menurut Mursito adalah nilai berita, format penulisan, etika
dan

undang-undang (Nurudin, 2008).


2.3 Prinsip Jurnalistik Online

Dalam jurnalistik online terdapat beberapa prinsip menururt ahli seperti, Paul

Bradshaw (dalam buku Romli, 2012) dalam ​“Basic Principal of Online Journalism”

5
menyebutkan ada lima prinsip dasar jurnalistik ​online ​yang disingkat B-A-S-I-C,
yakni

sebagai berikut:

• Keringkasan (​Brevity):​ berita online bersifat ringkas, untuk menyesuaikan


kehidupan

manusia dan dengan tingkat kesibukannya yang tinggi. Pembaca jurnalistik


dengan

format online memiliki sedikit waktu untuk membaca dan ingin segera mengetahui

informasi. Hal ini sesuai dengan kaidah bahasa jurnalistik yakni KISS (​Keep it
Short

and Simpel)​ buatlah naskah yang ringkas dan


sederhana.

• Kemampuan beradaptasi (​Adaptibility)​ : wartawan online dituntut agar


mampu

menyesuaikan diri di tengah kebutuhan dan preferensi publik. Dan menyesuaikan


diri

dengan kemajuan teknologi di mana para jurnalis dapat menyajikan berita dengan

berbagai cara, yakni seperti dengan penyediaan audio, video, gambar, dan
lain-lain.

• Dapat dipindai (​Scannability​): agar dapat memudahkan pembaca, maka situs-situs


yang

terkait dengan jurnalistik online baiknya memiliki sifat yang dapat dipindai, agar

pembaca tidak perlu merasa terpaksa dalam membaca informasi atau


berita.
•Interaktivitas (​Interactivity)​ : bagi jurnalis dalam jurnalisme online sangat
dimungkinkan

dengan adanya akses yang luas. Pembaca dibiarkan


menjadi

pengguna. Hal ini sangat penting karena semakin audiens merasa dilibatkan, maka

semakin merasa dihargai dan senang membaca berita yang


ada.

• Komunitas dan Percakapan (​Community and Conversation)​ : media online memiliki

peran yang besar daripada media cetak atau media konvensional lainnya, yaitu
sebagai

penjaring komunitas. Seorang jurnalis online harus dapat memberi komunikasi


yang

timbal balik kepada publik sebagai sebuah


interaksi.

Dari prinsip jurnalistik online di atas dapat disimpulkan bahwa dengan akses
media

online yang cepat, mengharuskan seorang jurnalis pun ikut menyesuaikan dengan

teknologi yang berkembang. Prinsip dasar yang harus dimiliki jurnalis adalah
membuat

informasi dengan ringkas dan sederhana, kemudian format informasi yang harus

menyesuaikan dengan perkembangan teknologi dan zaman, seperti saat ini ada
aplikasi

instagram yang memuat foto dan video, video blog (​youtube​) dan lainnya. Hal
tersebut

membuat para pembaca semakin tertarik untuk melihat dengan kemasan informasi
yang

menarik dan kreatif.

2.4 Berita

Secara etimologis, berita memiliki kata yang mirip dengan bahasa balanda, yaitu
“​bericht (en)​”. Kemungkinan besar kedua kata tersebut berketurunan apabila
melihat sisi

6
historis Indonesia yang pernah dijajah Belanda. Secara bahasa, bericht en berarti

pengumuman. Sementara itu departemen pendidikan RI membuat pengertian baku

tentang berita. Selain itu “berita” disamakan dengan arti “khabar” dan “informasi
(resmi)

yang berati keterangan, penerangan, dan pemberitahuan. Dari uraian di atas dapat

disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan berita adalah laporan atau


pemberitahuan

tentang segala peristiwa aktual yang menarik perhatian banyak


orang.

Berita ialah laporan terkini tentang fakta atau pendapat yang penting atau
menarik

bagi khalayak dan disebarluaskan melalui media massa. Kata “berita” berasal dari
bahasa

sansekerta, ​Vrit y​ ang berarti “ada” atau “terjadi”. Berita sendiri diserap dari kata
Vritta

yang berarti kejadian yang terjadi. Sebuah peristiwa layak dijadikan berita jika
memiliki

sifat aktual, faktual, objektif, dan menarik perhatian publik. Lebih lanjut, menurut Bill

Kovack dan Tom Rosenstiel (2003), kebutuhan akan berita telah menjadi naluri

kesadaran manusia. Akses berita dibutuhkan untuk menjalani hidup kita, untuk

melindungi diri kita, menjadi ikatan dengan satu sama lain, serta mengenali kawan
dan

lawan.

Berita merupakan informasi yang layak disajikan kepada publik. Berita yang

tergolong layak adalah informasi yang sifatnya faktual, aktual, akurat, objektif,
penting,
dan tentu saja menarik perhatian publik. Definisi berita menurut Charnley dalam
(Yunus,

2010) adalah laporan tercepat tentang fakta dan ulasan yang menarik dan penting
dan atu

kedua-duanya untuk
masyarakat.

2.5 Proses Pembentukan


Berita

Sebagai produk utama jurnasistik, berita merupakan laporan dari peristiwa yang

terjadi, kemudian disertai dengan fakta-faktanya. Kita mampu memperoleh


informasi

tentang beragam peristiwa, isu, dan tokoh di dunia luar melalui berita. Ada banyak
ahli

yang mengemukakan pendapatnya mengenai definisi berita. Sederhananya, berita


adalah

laporan tentang segala peristiwa yang aktual, serta menarik perhatian banyak
orang.

Pada berita dikenal yang disebut nilai berita. Nilai berita merupakan unsur dan
kriteria

yang dijadikan sebagai ukuran terhadap fakta atau pendapat yang layak dijadikan
berita

untuk disebarluaskan kepada khalayak melalui media massa, baik media massa
cetak

maupun media massa


elektronik.

Ada tiga nilai untuk menetukan apakah suatu fakta atau pendapat pantas
diangkat

menjadi berita yaitu :

7
1. Penting (Important)

Maksudnya adalah fakta atau pendapat penting diketahui khalayak atau terkait
orang

ternama.

2. Menarik (interesting)

Ketertarikan manusia terhadap sesuatu bukan saja karena peristiwa itu baru
terjadi

(actual) dan penting tetapi juga karena: sesuatu yang tidak biasanya, berkaitan
dengan

unsur seks, pertentangan/perdebatan, human interest, kedekatan, ketegangan, dan

kemajuan.

3. Aktual

Aktual berarti suatu berita itu menggambarkan peristiwa yang masih hangat
terjadi

yang tingkatannya terbagi atas paling aktual, cukup aktual, dan kurang aktual. Di
bawah

ini adalah tahap dalam penulisan sebuah berita atau bisa dikatakan juga sebagai
alur

menulis berita, yakni:

a. ​Fact Organizing y​ aitu pengorganisasian/pengumpulan fakta oleh wartawan


yang

akan menulis berita. Apakah itu hasil interview, kejadian langsung, ataupun

menggunakan data- data tertulis yang telah


tersedia.

b. ​Lead Decission ​yaitu penentuan lead untuk teras


berita.

c. ​Word selection y​ aitu pemilihan kata- kata yang cocok, untuk mendukung
penulisan

berita, alur yang runtut, tidak melompat- lompat sehingga dapat mengganggu
pemahaman pembaca.

d. ​Start to write y​ aitu ambil mesin ketik atau komputer, kertas, jika perlu referensi

pendukung.

2.6 Konsep Piramida Terbalik Pada Berita Media


Online

Media online merupakan media yang berkembang diiringi dengan berbagai


masalah

dalam penyajian berita. Salah satu masalah yang paling banyak dijumpai adalah

banyaknya riset-riset atau temuan peneliti tentang bagaimana media online abai
terhadap

penerapan prinsip jurnalisme sesuai dengan pedoman kode etik jurnalisme, hal
tersebut

tentunya tidak bisa dilepaskan dari faktor kecepatan informasi yang memang
dituntut

lebih cepat dibandingkan pada beberapa tahun yang lalu dan tentunya
mengesampingkan

akurasi berita. Saat ini, media online bertebaran begitu banyak, semuanya
berlomba

dalam menyajikan informasi tentang apapun, siapapun, yang dikonstruksi


sedemikian

mungkin untuk disebarluaskan kepada


khalayak.

8
Berita yang disajikan media online memilki ciri khas yaitu singkat, ringkas, dan

menarik pembaca. Berita yang disajikan di media online umumnya mengikuti pola

piramida terbalik. Pola piramida terbalik adalah sebuah konsep yang dikembangkan

bersamaan dalam konsep elemen berita, yaitu kelengkapan 5w + 1 H. pola


piramida
terbalik digunakan agar pembaca mampu memahami informasi lebih mudah
sekaligus

menarik minat pembaca media. Gaya penulisan ini ditandai dengan pemuatan
kalimat

pertama secara maksimal dengan memasukkan informasi unsur informasi


terpenting.

Piramida terbalik dalam penggunaannya berdasarkan pada tiga asumsi, yaitu: 1)

Memudahkan para pembaca yang sangat sibuk untuk segera menemukan suatu
berita

yang dianggap menarik yang sedang dicari atau ingin diketahui, 2) memudahkan
reporter

dan editor dan memotong bagian-bagian berita yang dianggap kurang penting, 3)

memudahkan para jurnalis dalam menyusun pesan berita melalui rumus baku yang
sudah

dikuasai sekaligus menghindari adanya fakta penting yang


terlewat.

2.7 Konflik dan Peran Media

Menurut Muarofah (2014) konflik merupakan gejala sosial yang serba hadir
dalam

kehidupan sosial, sehingga konflik bersifat inheren artinya konflik akan senantiasa
ada

dalam setiap ruang dan waktu, dimana saja dan kapan saja. Dalam pandangan ini,

masyarakat merupakan arena konflik atau arena pertentangan dan integrasi yang

senantiasa berlangsung. Oleh sebab itu, konflik dan integrasi sosial merupakan
gejala

yang selalu mengisi setiap kehidupan


sosial.

Hal-hal yang mendorong timbulnya konflik dan integrasi adalah adanya


persamaan

dan perbedaan kepentingan sosial. (Muarofah, 2014). Di dalam setiap kehidupan


sosial

tidak ada satu pun manusia yang memiliki kesamaan yang persis, baik dari unsur
etnis,

kepentingan, kemauan, kehendak, tujuan dan sebagainya. Menurut Lawang (1994)


dalam

Muarofah (2014) konflik diartikan sebagai perjuangan untuk memperoleh hal-hal


yang

langka seperti nilai, status, kekuasaan dan sebagainya dimana tujuan mereka
berkonflik

itu tidak hanya memperoleh keuntungan tetapi juga untk menundukkan pesaingnya.

Konflik dapat diartikan sebagai benturan kekuatan dan kepentingan antara satu
kelompok

dengan kelompok lain dalam proses perebutan sumber-sumber kemasyarakatan

(ekonomi, politik, sosial dan budaya) yang relatif


terbatas.

2.8 Analisis Akurasi Berita

9
Akurasi adalah verifikasi terhadap fakta dan relevansi berita. Akurasi penyajian

sebuah berita apat dilihat dari adanya unsur cek dan recheck kepada sumber berita.
Fakta

yang disajikan dapat dikonfirmasi dan teruji kebenaran atau


ketepatannya.

a. Konsep dan Teori tentang Akurasi

Akurasi memiliki beberapa arti atau makna karena akurasi tidak dapat diukur
atau

dibaca secara langsung dengan hanya melihat pada teks


berita.
Salah satu makna akurasi adalah adanya kesesuaian antara berita yang
disampaikan

dengan sumber-sumber informasi independen lainnya yang juga memiliki


catatan

terhadap peristiwa yang sama, seperti dokumen, keterangan saksi mata, dan
media

lainnya. Makna akurasi lainnya bersifat lebih subjektif, yaitu adanya ketepatan

antara berita yang disampaikan dengan persepsi sumber berita (Morissan,


2010).

b. Verifikasi Fakta

Verifikasi terhadap fakta menyangkut sejauh mana berita ya ditampilkan

berkorespondensi dengan fakta yang benar-benar terjadi di lapangan. Faktual


merupakan

nilai dasar bagi sebuah berita. Wartawan sendiri tidak punya kontribusi atas fakta
yang

muncul dari sebuah realita. Dalam sebuah berita, fakta harus disampaikan secara
detail

tidak setengah-setengah untuk memperjelas sebuah peristiwa. Dan tidak


memasukkan

opini dari wartawan sendiri. Verifikasi terhadap fakta menurut McQuail (1992)

menyangkut sejauh mana berita yang ditampilkan berkorespondensi dengan fakta


yang

benar-benar terjadi di
lapangan.

c. Keberadaan Saksi Mata (Eye Witness


Comparisons)

Keterangan saksi mata merupakan salah satu bagian dari berita yang
kehadirannya
dapat menambah nilai akurasi dari berita itu sendiri. Saksi mata merupakan
informan

wartawan di lapangan, sebagai bukti bahwa peristiwa yang diberitakan benar-benar

terjadi.

Saksi mata merupakan sumber yang kredibel dalam sebuah berita. Oleh karena
itu,

keterangan saksi mata adalah sumber data wartawan yang sangat dapat
diandalkan.

Keberadaan keterangan saksi mata dipercaya akan meningkatkan kepercayaan


khalayak

terhadap berita yang disampaikan. Dengan adanya saksi mata, sebuah berita pun
semakin

bernilai.

Data adalah sumber informasi yang masih mentah yang diperoleh dari sumber-

sumber yang ada. Informasi ada “​data that has been organizer and processed so
that It is

10
meaningful​”, yakni data-data yang telah diorganisir dan diolah sehingga data
menjadi

berguna dan akurat. Definisi data adalah “​any and all of the fact that are collected,
store

and processed by an informatika system” (Romney & Steinbart 2003, p.9).


Berdasarkan

informasi tersebut dapat diartikan bahwa data adalah fakta-fakta yang dikumpulkan,

disimpan, dan diproses dengan sistem informasi. Wujud data berupa dokumen
kertas

atau file, sedangkan informasi adalah data yang telah diatur dan diproses untuk

memberikan arti (Romney & Steinbart, 2003). Wujud dari informasi bisa berupa
laporan
print-out (kertas) dan softcopy (tampilan dalam
komputer).

Selain menghasilkan informasi berita yang up to date, berita yang diberikan juga

dituntut unsur keakuratannya. Image yang dibangun oleh perusahaan media sangat

mempengaruhi kepercayaan pembaca pada isi berita yang disajikan. Keakuratan


berita

juga disampaikan dalam konsep etik jurnalistik. Berita yang diberikan dituntut

keakuratannya karena dikonsumsi oleh banyak orang. Karena adanya tuntutan


informasi

yang up to date maka sering kali batas waktu pengumpulan informasi merupakan
suatu

tekanan, padahal tidak boleh adanya kesalahan dalam penyampaian informasi


tersebut.

Jurnalis harus mengecek beberapa kali untuk menghindari kesalahan sebelum

dipublikasikan.
11

Anda mungkin juga menyukai