Anda di halaman 1dari 5

Pengemis Jalanan

Langkah kecil terseok-seok seorang anak

Menerpa panas dan dingin

Menembus gelap dan terang jalanan

Berlari kecil dibawah mentari

Meringis tanpa suara

Ia tak hiraukan badan kecilnya

Ia tahan luka dan cacat

Ia simpan pahitnya juang

Cucur keringat membasahi

Tetap tegar demi suap yang tak seberapa

Meraung di gelap temaram

Nampak wajah padam datar

Langkah kaki tanpa arah goyah

Hidup penuh caci dan hina

Julurkan tangan meminta kasih

Debu dan jalanan menyatu dengan kulit yang terbakar

Bumi, saksi hidupnya

Namun pilu dan haru biru, bukan obatnya

Terus membuka tangan, menanti haraan

Akan gemerincing receh sebagai doa

Sungguh pilu yang dirasa

Namun sadar, Tuhanlah sang penetap jalanan.


Pias

Dia hanya diam

Dalam temaram gelap cahaya

Memancarkan sinar namun padam

Ia terisak seakan dada tertusuk tombak

Ia merajut duka yang tertahan

Seimutnya dibuat dari tanda tanya

Jeritan tanpa suara membuat pias

Parasnya yang gelap

Namun menimbulkan setengah wulan

Matanya menunjukkan keredupan

Pisau kecil ditangannya

Ia tatap semua kepedihan yang teekam

Desis tusuk pun mengakhirinya dengan raungan.


Bualan Masa Lalu

Ruang usang kosong

Kebahagiaan mulai hilang

Aku merasa sepi

Aku merasa lelah

Memendam haru sendiri

Memendam tangis sendiri

Mereka bukan tak peduli

Hanya aku yang tak bercerita

Tentang keadaanku yang tragis

Aku jadi korban

Namun aku yang hina

Aku pati dicaci jika mereka tahu

Tapi aku tak bisa sendiri

Tolonglah.. Tolong..

Jangan hakimi aku

Trauma saat ini kupendam

Berpuluh-puluh tahun tak ku ungkit

Biarkanlah tetap terselimuti oleh gelap

Disinilah aku

Tanpa emosi

Tanpa suara

Tetap bersandar pada sepi

Meraung berteriak

Sekuat dan selantang yang ku bisa


Wanita Hebat

Kau tahu?

Aku terlahir dari manusia hebat

Dia wanita hebat di jiwa lemah dan sedihku

Mendampingi kisahku

Menuntun liku yang tak berujung

Kini kami jauh

Dari sapaan telepon di seberang sana

Dia selalu berucap

Apakah kau baik saja?

Kalimat yang sederhana namun selalu kunantikan

Dia cahayaku

Menuntun tiap gelap yang berkelabut,

Tiap kerikil kecil yang bergelayut pada jalan panjang yang bersahut dalam gelap sepi.

Pelukannya selalu ku rindui

Hangatnya yang melebihi mentari pagi,

senja menjelang malam,

dan puncak yang menumbuhkan ketenangan.

Anda mungkin juga menyukai