Anda di halaman 1dari 9

SAP TENTANG ASI KOLOSTRUM

SATUAN ACARA PENYULUHAN

(SAP)

Nama : Dian Susanti Oktaviana Toyo

NIM : 18 02 0007

POKOK BAHASAN : Penyuluhan Kesehatan Tentang ASI Kolostrum

SUB POKOK BAHASAN : Kolostrum

HARI/TANGGAL :

WAKTU :

TEMPAT : PUSKESMAS TENTENA

SASARAN : Ibu Hamil Dan Menyusui

I. Latar Belakang

Kolostrum atau jolong berasal dari bahasa latin “colostrum” adalah jenis susu yang dihasilkan oleh
kelenjar susu dalam tahap akhir kehamilan dan beberapa hari setelah kelahiran bayi. Kolostrum manusia
warnanya kekuningan dan kental. Kolostrum penting bagi bayi mamalia (termasuk manusia) karena
mengandung banyak gizi dan zat-zat pertahanan tubuh. Kolostrum (IgG) mengandung banyak
karbohidrat, protein, antibodi dan sedikit lemak (yang sulit dicerna bayi). Bayi memiliki sistem
pencernaan kecil, dan kolostrum memberinya gizi dalam konsentrasi tinggi. Kolostrum juga mengandung
zat yang mempermudah bayi buang air besar pertamakali yang disebut meconium. Hal ini
membersihkannya dari bilirubin, yaitu sel darah merah yang mati yang diproduksi ketika kelahiran
(Proverawati, 2010).

WHO (World Health Organization) merekomendasikan pada ibu di seluruh dunia untuk menyusui
secara eksklusif pada bayinya dalam 6 bulan pertama setelah lahir untuk mencapai pertumbuhan yang
optimal, perkembangan dan kesehatan (WHO, 2011). Hasil penelitian menunjukkan penurunan
penggunaan kolostrum (ASI stadium 1) di Indonesia. Berdasarkan hasil Survei Kesehatan dan Demografi
Indonesia pada tahun 1997 bayi yang mendapatkan kolostrum hanya 8% sedangkan pada tahun 2002
terjadi penurunan menjadi 3,7% (Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2002).

Sedangkan pemberian ASI pada satu jam pertama di tahun 2007 sebesar 44% (SDKI, 2007). Hal ini
sungguh sangat jauh dari harapan yang ingin dicapai dan menjadi pertanyaan serius terhadap program
pemerintah yang telah membuat program penyuksesan pemberian ASI. Di Sumatera Utara sendiri,
penggunaan ASI eksklusif masih kurang. Dari penelitian yang dilakukan Dinas Kesehatan, diperoleh hasil
69,2% yang tidak memberikan ASI eksklusif, sedangkan penelitian di kabupaten Samosir tahun.

II. Tujuan

1. Tujuan Umum

Setelah mengikuti penyuluhan ini diharapkan ibu hamil dan menyusui diwilayah Gunung Batin
Kec Terusan Nunyai dapat mengetahui lebih dalam lagi tentang Kolostrum.

2. Tujuan Instruksional Khusus

Setelah mengikuti penyuluhan kesehatan tentang kolostrum maka diharapkan ibu hamil dan
menyusui dapat:

1. Menjelaskan pengetian kolostrum

2. Menjelaskan kandungan kolostrum

3. Menjelaskan manfaat kolostrum

4. Menjelaskan fungsi kolostrum

5. Menjelaskan kapan waktu terbaik kolostrum diberikan

III. Materi

1. pengetian kolostrum

2. kandungan kolostrum

3. manfaat kolostrum

4. fungsi kolostrum

5. kapan waktu terbaik kolostrum diberikan

IV. Strategi Pelaksanaan

1. Persiapan

a. Survey karakter dan lokasi sasaran

b. Koordinasi dengan pihak sekolah


c. Menyiapkan alat dan bahan

2. pelaksanaan

No.

Tahap

Kegiatan Penyuluhan

Kegiatan Peserta

Media dan Alat Penyuluhan

Meotde Penyuluhan

1.

Pendahuluan (5 menit)

a. Memberikan salam dan perkenalan

b. Menjelaskan kontrak waktu yang dibutuhkan

c. Apersepsi kepada ibu

a. Menjawab salam

b. Memperhatikan

c. Memberikan tanggapan dan pendapat

Ceramah

Ceramah
Ceramah

2.

Penyajian (20 menit)

Menjelaskan materi penyuluhan secara berurutan dan teratur

Memperhatikan, memberi tanggapan dan pendapat

Leaflet dan phantom bayi

Ceramah dan Diskusi

Materi I :

a. Pengertian Asi Eksklusif tanpa melihat leaflet

b. Manfaat Asi Eksklusif

c. Cara memperbanyak Asi

d. Cara memberikan Asi pada ibu yang Bekerja

e. Tanda bayi cukup Asi dan tanda bayi kurang Asi

3.

Penutup (10 menit)

a. Memberikan pertanyaan kepada ibu tentang materi yang telah disampaikan

b. Menyimpulkan materi yang telah disampaikan

c. Menutup materi dengan ucapan salam dan terimakasih

Memberikan tanggapan dan pertanyaan


Memperhatikan dan memberikan respon

Menjawab salam

Diskusi dan

Ceramah

V. Metode

1. Ceramah

3. Tanya jawab

4. Evaluasi

VI. Media Dan Alat Penyuluhan

Alat dan bahan peraga:

1. Laporan Pendahuluan

2. Satuan Acara Penyuluhan

3. Leaflet

4. Lembar balik

VII. Evaluasi

1. Struktur

a. Ruang kondusif untuk kegiatan.


b. Peralatan memadai dan berfungsi.

c. Media dan materi tersedia dan memadai

d. SDM memadai.

2. Proses

a. ketepatan waktu pelaksanaan.

b. peran serta aktif audiens.

c. kesesuaian peran dan fungsi dari penyuluh.

d. Faktor pendukung dan penghambat kegiatan.

3. Hasil terkait dengan tujuan yang ingin dicapai :

a. Tes lisan

1). Penyaji mengajukan beberapa pertanyaan secara langsung kepada audiens tentang materi
penyuluhan yang akan dijelaskan.

2). Bila audiens dapat menjawab 60% dari pertanyaan yang diajukan, maka dikategorikan pengetahuan
baik.

b. Tes tertulis

Penyuluh menyebarkan questioner sebanyak 3 pertanyaan , jawaban benar ≥ 2 atau dengan


nilai/score 60% penyuluhan dinyatakan berhasil.

LAMPIRAN : MATERI KOLOSTRUM

1. Pengertian Kolostrum

Colostrum adalah jenis susu yang diproduksi pada tahap akhir kehamilan dan pada hari-hari awal
setelah melahirkan. Kolostrum merupakan cairan pelindung yang kaya akan zat infeksi dan berprotein
tinggi yang keluar dari hari pertama sampai hari keempat atau ketujuh setelah melahirkan. Warnanya
kuning keemasan yang disebabkan oleh tingginya komposis lemak dan sel – sel hidup dan kental. Meski
jumlahnya tidak banyak, kolostrum memiliki konsentrasi gizi dan imunitas yang tinggi.

Pembentukan Kolostrum pada tubuh ibu mulai memproduksi kolostrum pada saat usia kehamilan
tiga sampai empat bulan. Tapi umumna para ibu tidak memproduksi nya kecuali ASI ini bocor sedikit
menjelang akhir kehamilan. Pada tiga sampai empat bulan kehamilan, prolaktin dari adenohipofise
( hipofise anterior) mulai merangsang kelenjar air susu ibu untuk menghasilkan kolostrum. Pada masa
ini pengeluaran kolostrum masih dihambat oleh estrogen dan progesterone, tetapi jumlah prolaktin
meningkat hanya aktivitas dalam prmbentukan kolostrum yang ditekan. Sedangkan pada trimester
kedua kahamilan, laktogen plesenta mulai merangsang pembuatan klostrum. Keaktifan dari rangsangan
hormon- hormone terhadap pengeluaran air susu telah didemonstrasikan kebenarannya bahwa seorang
ibu yang melahirkan bayi berumur empat bulan diman bayinya meninggal tetap keluar kolosterum.
( Notoatmodjo, 2007 )

Pada seorang ibu yang menyusui dikenal 2 refleks yang masing – masing berperan sebagai
pembentukan dan pengeluaran air susu yaitu reflex prolaktin. Seperti yang telah dijelaskan bahwa
menjelang akhir kehamilan terutama hormone prolaktin memegng peranan untuk membuat kolostrum,
namaun jumlah kolostrum terbatas karena aktivitas prolaktin dihambat oleh estrogen dan progesterone
yang kadarnya memeang tinggi. Setelah melahirkan berhubung terlapasnya plasenta dan kurang
berfungsinya korpus luteum, maka estrogen dan progesterone dangant berkurang. Ditambah lagi
dengan hisapan bayi yang merangsang ujung syaraf sensorik yang berfungsi sebagai reseptor mekanik
( idrus, 2011).

Rangsangan ini berlanjut ke hypothalamus yang akan menekan pengeluaran factor – factor yng
mengahmabt prolaktin dan sebaliknya, merangsang adenohypofise ( hipofise anterior) sehingga keluar
prolaktin. Hormone ini merangsang sel – sel alveoli yang berfungsi membuat air susu. Pada ibu
menyusui kadar prolaktin akan normal tiga buat setelah melahirkan. ( Purwanti, 2008).

Reflex ini secara hormonal untuk memproduksi ASI. Waktu bayi menghisap payudara ibu, terjadi
rangsangan neorohormonal pada putting susu dan aerola ibu. Rangsangan ini diteruskan ke hypophyse
melalui nervus vagus, mask ke peredaran darah dan sampai pada kelenjar – kelenjar pembuat ASI.
Kelenjar ini akan terangsang untuk menghasilkan ASI ( Roesli, 2008)

Let down reflex ( reflex milk ejection). Reflex ini membuat memancarkan ASI keluar. Bayi
didekstkan pada payudara ibu, maka bayi akan memutar kepalanya kearah payudara ibu. Reflex
memutarnya kepala bayi ke payudara ibu disebut rooting reflex (reflex menoleh). Bayi secara otomatis
meghisap putting susu ibu dengan bantuan lidahnya. Let down reflex mudah sekali tertanggu, misalnya
pada ibu yang mengalami goncangan emosi, tekanan jiwa dan gangguan pikiran. Gangguan terhadap let
down reflex mengakibatkan ASI tidak keluar. ( Roesli, 2008).

2. Kandungan Kolostrum

Kolostrum penuh dengan zat antibody ( zat pertahana tubuh untuk melawan zat asing yang masuk ) dan
immunoglabilin ( zat kekebalan tubuh untuk melawan infeksi penyakit). Kolostrum mengandung zat
kekebalan 10 -17 kali lebih banyak dari susu matang ( mature). Zat kekebalan yang terdapat pada ASI
akan melindungi bayi dari penyakit diare. Kandungan dari kolostrum antara lain:

a. Protein: 8,5 %

b. Lemak: 2,5%

c. Karbohidrat: 3,5%

d. Garam dan mineral : 0,4%


e. Air: 85,1%

f. Vitamin A,B,C,D,E dan vitamin K dalam jumlah yang sangat sedikit.

g. Leukosit ( sel darah putih)

Kekebalan bayi akan bertambah dengan adanya kandungan zat – zat dan vitamin yang terdapat
pada air susu ibu tersebut, serta volume kolostrun yang meningkat dan ditambah dengan adanya isapan
bayi baru lahir secara terus menerus. Hal ini yang mengharuskan bayi segera setelah lahir ditempelkan
ke payudara ibu, agar bayi dapat sesering mungkin menyusui.

Kandungan kolostrum inilah yang tidak diketahui oleh ibu sehingga banyak ibu dimasa setelah
persalinan tidak memberikan kolostrum pada bayinya karena pengetahuan tentang kolostrunm itu tidak
ada.

3. Manfaat Kolostrum

a. Kolostrum berkhasiat khusus untuk bayi dan komposisinya mirip dengan nutrisi yang diterima bayi
selama di dalam rahim.

b. Kolostrum bermanfaat untuk mengenyangkan bayi pada hari-hari pertama hidupnya

c. Seperti imunisasi, kolostrum memberi antibodi kepada bayi (perlindungan terhadap penyakit yang
sudah pernah dialami sang ibu sebelumnya).

d. Kolostrum juga mengandung sedikit efek pencahar untuk menyiapkan dan membersihkan sistem
pencernaan bayi dari mekonium.

e. Kolostrum juga mengurangi konsentrasi bilirubin (yang menyebabkan bayi kuning) sehingga bayi
lebih terhindar dari jaundice.

f. Kolostrum juga membantu pembentukan bakteri yang bagus untuk pencernaan

4. Kapan Kolostrum Diberikan

Berdasarkan penjelasan di atas yang mendeskripsikan manfaat penting susu kolostrum dengan
semua kandungan zat yang berfungsi vital untuk kehidupan awal dari bayi, maka penting juga
mengetahui kapan susu kolostrum diberikan pada bayi.Sel telur (ovum) setelah dibuahi oleh sperma
menjadi zygot kemudian menjadi janin di dalam rahim ibu, sudah memperoleh nutrisi makanan dan
oksigen melalui plasenta. Setelah lahir bayi tidak lagi memperoleh makanan dari plasenta. Maka
kolostrum (ASI) menjadi sumber makanan utama bagi bayi pada awal kehidupan bayi. Oleh karenanya,
kolostrum sebaiknya sesegera mungkin setelah bayi lahir dan maksimal pemberian kolostrum 4 jam
setelah bayi lahir.Mengapa pemberian kolostrum sebaiknya kurang dari 4 jam pada awal kelahiran?
Keterlambatan pemberian kolostrum akan memperbesar resiko kematian untuk bayi. Hal ini disebabkan
karena kemampuan absorbsi usus bayi terhadap immunoglobulin semakin menurun seiring dengan
lamanya rentang waktu dari kelahiran. Jadi, semakin lama usus bayi semakin sulit untuk menyerap
Immunoglobulin.Pada 9 jam post partus(setelah melahirkan) sekitar 50% Immunoglobulin dapat diserap
dan pada 12 jam setelah kelahiran usus hanya mampu menyerap sekitar 30% Immunoglobulin

Anda mungkin juga menyukai