Soal ke 1
a.Riwayat Kejang Epilepsy
b.Sulit menyusu
c. Batuk Pilek
d.Demam
e.Diare
A. KONTRAINDIKASI
1.Tak dapat diberikan pada anak yang
menderita penyakit akut atau demam tinggi
(diatas 380C)
2.muntah atau diare, penyakit kanker atau
keganasan, HIV/AIDS, sedang menjalani
pengobatan radiasi umum
3.Keadaan kekebalan tubuh yang rendah atau
tinggal serumah dengan pasien yang
memiliki kekebalanm tubuh yang rendah
misalnya : penyakit steroid, kanker dan
kemoterapi
(Atikah, 2010).
2. Soal ke 2
a.0,05 ml
b.0,5 ml
c. 0,1 ml
d.1 ml
e.2 ml
3. Soal ke 3
a.1/3 tengah bagian atas paha luar
b.1/3 tengah bagian atas lengan kiri
c. 1/3 tengah bagian bawah paha luar
d.1/3 tengah bagian atas lengan kanan
e.1/3 tengah bagian atas bokong kanan
4. Soal ke 4
Injeksi IM dimasukannnya obat ke dalam otot,
otot mempunyai laju penyerapan obat yang
lebih cepat karena didaerah ini banyak
pembuluh darah, sedikit saraf dan sedikit
pembuluh darah besar, sedangkan pemberian
obat langsung ke dalam vena (IV) terbilang
berbahaya dapat emngakibatkan keracunan
dan infeksi, tidak semua obat aman untuk
dierikan secara langsung pada vena (IV)
sehingga perlu dicek terlebih dahulu cara
pemberiannya (Potter, Perry, 2010).
a.Intra muscular
b.Intracutan
c. Subcutan
d.Intavena
e.Peroral
5. Soal ke 5
a.Polio 1
b.DPT 1
c. Polio 2
d.DPT 2
e.BCG
Menurut BUMN (2014) Ada dua macam
imunisasi polio yang tersedia:
1.Imunisasi polio oral (OPV) dengan jadwal
pemberian: saat lahir, usia 2, 4, 6, dan 18
bulan
2.Imunisasi polio suntik (IPV) dengan jadwal
pemberian: usia 2, 4, 6, 18-24 bulan dan 6
– 8 tahun
Bila imunisasi polio terlambat diberikan,
tidak perlu mengulang pemberiannya dari
awal lagi. Cukup melanjutkan dan
melengkapinya sesuai jadwal tidak peduli
berapa pun interval keterlambatan dari
pemberian sebelumnya.