Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

CASE REPORT
BAGIAN ILMU KESEHATAN GIGI MASYARAKAT
“PEMBESARAN GUSI”

Diajukan untuk memenuhi syarat dalam melengkapi


Kepaniteraan Klinik di Bagian Dental Public Health

Oleh:
Heni Tarida
191007073608013

Dosen Pembimbing:
drg. Intan Batura Endo Mahata, MM

RUMAH SAKIT GIGI DAN MULUT


FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS BAITURRAHMAH
PADANG
2020
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Gingiva

Gingiva merupakan bagian dari jaringan periodonsium yang menutupi gigi

dan berfungsi sebagai jaringan penyangga gigi.Penyakit periodontal yang paing

sering terjadi adalah penyakit gingiva, karena gingiva merupakan bagian terluar

dari jaringan periodonsium yang dapat terlihat secara langsung sehingga

mempengaruhi faktor estetik. Salah satu penyakit gingiva yang secara klinis

terlihat lebih besar dari normal (Lindhe et al, 2008)

Gingiva Jaringan periodontal terdiri dari gingiva, epitel penghubung,

ligamen periodonsium, sementum dan tulang alveolar. Gingiva merupakan bagian

mukosa rongga mulut yang mengelilingi gigi dan menutupi linggir (ridge)

alveolar. Gingiva sendiri tersusun oleh epitel berkeratin dan jaringan ikat yang

berfungsi melindungi jaringan di bawah perlekatan gigi terhadap pengaruh

lingkungan rongga mulut (Susanto, 2009).

Gingiva yang sehat secara klinis tampak berwarna pink ‘salmon’, pada

orang kulit hitam (termasuk orang kaukasia) kadang menunjukkan adanya derajat

variasi pigmentasi warna coklat pada gingiva (Wolf dkk., 2005). Menurut Santoso

(2009), ciri gingiva sehat yaitu berwarna merah muda hingga bervariasi

tergantung pada jumlah pigmen melanin pada epitelium, derajat keratinisasi

epithelium dan vaskularisasi serta sifat fibrosa dari jaringan ikat dibawahnya,

tepinya seperti pisau dan scallop agar sesuai dengan kontur gigi-geligi. Secara

histologis kedalaman sulkus pada gingiva sehat maksimal 0,5 mm dan lebar 0,15
mm. Pada saat dilakukan probing, probe dapat berpenetrasi ke dalam epithel

junctional sampai 2 mm (Wolf dkk., 2005).

2.2 GingivalEnlargement

Gingival enlargement adalah keadaan dimana besar gingiva bertambah

dari normal.Keadaan ini merupakan gambaran yang sering menyertai penyakit

gingiva (Daliemunthe, 2008).

Gingival enlargement dengan menggunakan kriteria letak dan

penyebarannya, dapat digambarkan seperti berikut (Newman.,Takei., Carranza,

2006) :

Terlokasi : Terbatas pada gingiva di dekat satu gigi atau sekelompok

gigi

Umum : Melibatkan gingiva diseluruh mulut

Marginal : Terbatas pada gingiva marginal

Papilar : Terbatas pada papila interdental

Difusi : Melibatkan marginal, attached gingiva dan papila

Terbatas : Tonjolan terilosasi atau pelebaran seperti tumor yang tidak

merata

Intensitas gingival enlargement menurutMc Graw index yang ditetapkan

berdasarkan catatan Cheklis yang dipantau pada masing- masing pasien dengan

ketentuan sebagai berikut (Ghafari, 2008) :

Grade 0 : Tidak ada gingival enlargement (dengan margin tipis)

Grade 1 : Gingival enlargement hanya pada papila interdental

Grade 2 : Gingival enlargement menutupi sekurang-kurangnya

sepertiga mahkota gigi (dental crown)


Grade 3 : Gingival enlargement menutupi lebih dari sepertiga

mahkota gigi (dental crown)

2.2.1 Etiologi Gingival Enlargement

Penyebab gingival enlargement terdiri dari faktor lokal dan faktor

sistemik, faktor lokalnya adalah: kesehatan mulut yang buruk, malposisi gigi, cara

menyikat gigi yang salah, trauma oklusi, tambalan kurang baik, iritasi, cangkolan

protesa, alat orthodontik dan kebiasaan bernapas melalui mulut. Faktor

sistemiknya adalah: kelainan hormonal, malnutrisi, kelainan darah, obat- obatan

dan sebab- sebab lain yang tidak diketahui (Usri dkk , 2006).

Gingival enlargement disebabkan juga oleh pemaparan dalam jangka

waktu yang lama oleh plak gigi.Faktor-faktor yang memudahkan penumpukan

plak dan retensi termasuk diantaranya kebersihan rongga mulut yang jelek seperti

iritasi yang disebabkan oleh abnormal anatomis dan penambalan yang tidak tepat

serta alat-alat orthodonti.Gingival enlargement dihasilkan oleh bakteri yang

terbawa ke bagian dalam jaringan sewaktu adanya benda – benda asing yang

masuk (misalnya bulu sikat gigi, pecahan biji apel, bagian cangkang lobster atau

kepiting) yang tertanam kuat kedalam gingiva (Newman.,Takei., Carranza, 2006).

2.2.2 Klasifikasi Gingival Enlargement

Peningkatan dari ukuran gingiva merupakan ciri utama dari penyakit

gingiva. Berikut ini klasifikasi gingival enlargement (Carranza., Newman, 2006) :

a. Enlargement Karena Inflamasi

1. Enlargement Inflamasi Akut

Abses gingiva merupakan lesi meluas secara tepat, terasa sakit dan terlokasi

yang biasanya merupakan serangan tiba-tiba.Enlargement inflamasi akut berasal


dari bakteri yang terbawa jauh kedalam jaringan ketika substansi asing seperti

bulu sikat gigi, sepotong serat apel, atau pecahan cangkang lobster tertekan ke

gingiva (Newman.,Takei., Carranza, 2006)

2. Enlargement Inflamasi Kronis

Pembesaran inflamatoris adalah berupa pembesaran papila interdental dan

gingiva bebas. Stadium awal pembesaran ini adalah berupa pembesaran berbentuk

pelampung yang mengelilingi gigi yang terlibat. Pembesaran bisa bertambah besar

sehingga menyelubungi sebagian mahkota gigi. Distribusi pembesaran pada

papila marginal lokalisata dan generalisata. Perkembangannya lambat dan tidak

disertai nyeri sakit sampai terkomplikasi oleh infeksi akut atau trauma. Kadang-

kadang pembesaran inflamtoris sebagai massa diskret atau masa bertangkai yang

menyerupai tumor. Distribusinya bisa diinterproksimal atau pada gingiva bebas

atau gingiva cekat. Lesi bertangkai ini lambat perkembangannya dan biasanya

tidak disertai nyeri sakit. Lesi ini mengecil secara spontan disertai eksaserbasi dan

berlanjut pembesaran. Kadang-kadang terjadi ulserasi yang disertai nyeri sakit

yang hebat pada lipatan antara masa bertangkai dengan gingiva yang berdekatan

(Daliemunthe, 2008)

b. Enlargement Karena Obat-Obatan

Gingival enlargement dapat terjadi akibat berbagai penyebab.Penggunaan

obat-obatan dengan tujuan pengobatan sistemik dapat menyebabkan gingival

enlargement.Mekanisme terjadinya gingival enlargement karena obat-obatan

belum dapat ditentukan secara pasti. Prevalensi dan insidensi gingival

enlargement karena obat-obatan dihubungkan dengan beberapa faktor seperti


farmakologikal, demografik individu (Husin, 2009).

Secara umum gingival enlargement berkembang beberapa bulan pemakaian

terapi obat-obatan, biasanya menyeluruh.Gingival enlargement yang terjadi

karena obat-obatan dapat terjadi pada mulut yang bebas iritasi dan dapat pula

tidak terjadi pada mulut dimana iritasi lokal menumpuk (Daliemunthe, 2008).

Pasien yang menggunakan obat tertentu dapat memicu timbulnya pembesaran

ginigva.Gambaran klinisnya jaringan ginigiva tidak lunak, warnanya pink pucat

dan tidak mudah berdarah.Dalam kasus yang parah, ginigiva menutup mahkota

gigi dan menyebabkan penyakit periodontal.Keadaan ini dapat ditanggulangi

dengan penghentian pemakaian obat.Namun, apabila penghentian konsusmsi obat

tidak dapat dilakukan diperlukan operasi penghilangan dari kelebihan ginigiva

(gingivektomi).Kondisi ini bergantung pada tingkat akumulasi plak pada gigi,

keparahannya dapat dikurangi dengan kebersihan mulut yang efektif.

Obat yang dapat menyebabkan pembesaran gingival

1. Phenytoin (antikonvulsan)

Phenytoin merupakan obat antikonvulsan yang mempunyai pengaruh

terhadap jaringan gingiva yang menyebabkan gingival

enlargement.Gingival enlargement terjadi setelah 2 sampai 3 bulan

penggunaan obat dan mencapai kondisi yang terparah setelah 12 sampai

18 bulan.Mekanisme terjadinya gingival enlargement karena penggunaan

phenytoin secara pasti belum dapat ditentukan

2. Cyclosporine (imunosupressan yang digunakan untuk mencegah

penolakan organ setelah transplantasi, dermatitis atopic, arthritis

rheumatoid, dan sindrom nefrotik)


3. Calcium channel blocker (obat kardiovaskuler yang digunakan untuk

mengontrol kondisi hipertensi,nyeri dada dan detak jantung yang tidak

beraturan, contohnya nifedipine, amlodipine dan verapamil)

c. Enlargement Berkaitan dengan Penyakit Sistemik

Beberapapenyakit sistemikdenganmekanisme yang berbeda,

mengakibatkangingival enlargement. Pembesarannya bisa berupa pembesaran

difus yang melibatkan gingiva, berupa pembesaran pada gingiva bebas saja, atau

berupa massa seperti tumor yang diskret di interproksimal.Gambaran

histopatologi dari gingival enlargementpada leukemia

adalahmenunjukkanderajatberbagaiperadangankronis denganleukositmatang

dandaerahjaringan ikatditutupimassapadatdengan leukositberkembang biakdan

belum dewasa, sifat spesifikbervariasi jenisleukemiadengan capillarismembesar,

pembengkakandan mengalami degenerasijaringan ikat, danepiteliumdengan

berbagaiinfiltrasileukositikdan edemaditemukan.Daerah

terisolasidaripermukaan.Peradanganakutnecrotizingdari fibrioseudomembran, sel

epitelnekrotik, neutrofilpolimorfonuklear(PMN) dan bakteriyangseringterlihat

(Newman.,Takei., Carranza, 2006).

1. Enlargement yang terkondisi

a. Pubertas

Enlargement terlihat dikedua papila interdental dan marginal

yang ditandai dengan adanya tonjolan bulat pada papila

interproksimal.Gingival enlargement selama pubertas mempunyai ciri

yang sama dengan penyakit inflamasi kronis gingiva. Pubertas

merupakan suatu tahap dalam perkembangan dimana terjadi


kematangan alat-alat seksual dan tercapai kemampuan untuk

reproduksi. Periode masa pubertas biasanya usia 12-18 tahun. Pubertas

terjadi karena tubuh mulai memproduksi hormon-hormon seks seperti

steroid seks.Hormon steroid seks yang mempengaruhi perempuan

adalah estrogen dan progesteron sedangkan pada laki-laki diproduksi

adalah testosteron (Yassin, 2011).

Masa pubertas kadang-kadang dapat terjadi gingival

enlargement, baik pada laki-laki maupun perempuan, dan terjadinya

pada daerah-daerah yang ada iritan lokal seperti plak

bakteri.Keparahan respon gingiva pada inflamasi yang dihubungkan

dengan peningkatan sirkulasi hormon estrogen dan progesteron pada

perempuan dan testosteron pada laki-laki disaat masa pubertas. Hal ini

terjadi karena ketidak seimbangan hormon pada masa pubertas yang

menimbulkan perubahan permeabilitas dan peningkatan akumulasi

cairan pada jaringan gingiva, yang menimbulkan oedema dan gingival

enlargementm dengan adanya plak bakteri (Daliemunthe,

2008 ;Gehrig, 2008).

Gambaran histopatologi dari gingival enlargement karena

pubertas adalah gambaran mikroskopik adalah bahwa peradangan

kronis dengan edema menonjol dan perubahan degeneratif yang terkait

(Newman.,Takei., Carranza, 2006).


Gambar 2. Gingival enlargement karena pubertas (Mozartha, M.
2011) http://www.klikdokter.com/userfiles/periodental2/,
Diakses 5 mei 2016)

b. Kehamilan

Selama kehamilan terjadi peningkatan kadar progesteron dan

estrogen, yang pada akhir trimester ketiga, mencapai tingkat 10 dan 30

kali tingkat selama siklus menstruasi, masing-masing. Perubahan

hormon ini menyebabkan perubahan dalam permeabilitas pembuluh

darah menyebabkan gingiva edema dan respon inflamasi meningkat

menjadi plak gigi.Mikrobiota subgingiva juga dapat mengalami

perubahan, termasuk peningkatan Prevotella intermedia

(Newman.,Takei., Carranza, 2006).

Gambar 3. Gingival enlargement karena kehamilan (Mozartha,


M.2011)http://bentengkehidupan.wordpress.com/2011/03/26/pem
bekakan-gusi-saat-hamil/ Diakses 5 mei 2016)
Gambaran histopatologi dari gingival enlargement karena

kehamilan adalah angiogranuloma.Pembesaranmarjinalterdiri

darimassa pusatdari jaringan ikat, dengan berbagaidifusdiatur,yang

baru terbentuk, dan membesar kapilerdilapisioleh selendotelberbentuk

kubusdan stromacukupberseratdengan berbagai tingkatedema

daninflamasikronis menyusup. ciri khas daripembesarangingivapada

kehamilan, tetapi tidak pthognomonickarena tidakdapat digunakan

untukdidiferensiasipasien hamildan tidak hamil. Gambaran klinis

biasanya cenderung lebih ke interproksimal.Pembesaran dapat terjadi

karena pendarahan secara spontan akibat respon inflamasi lokal dan

kondisi pasien. Biasanya muncul setelah trisemester pertama atau

sebelumnya (Daliemunthe, 2008 ).

c. Defisiensi vitamin C

Secara akut kekurangan vitamin C tidak menyebabkan

perdarahan, degenerasi kolangen dan edema dijaringan ikat

gingiva.Perubahan ini mengubah respon dari gingiva ke plak menjadi

gingival enlargement.Ciri-cirinya adalah berwarna kebiruan merah,

lunak, gembur, permukaan mengkilat (Daliemunthe, 2008).

Defisiensi vitamin C mempunyai manifestasi di rongga mulut

seperti gusi mudah berdarah dan pembesaran jaringan

gingiva.Pembesaran yang terjadi karena defisiensi vitamin C

merupakan respon akibat adanya plak bakteri.Defisiensi vitamin C

tidak menyebabkan hemoragik, degenerasi kolagen dan edema pada

jaringan ikat gingiva.Perubahan ini memodifikasi respon gingiva


terhadap iritan lokal sehingga reaksi terhadap pertahanan yang normal

terhambat dan inflamasi bertambah parah.Kombinasi efek defisiensi

vitamin C akut dengan inflamasi menyebabkan gingival enlargement

yang mencolok (Yedriwati, 2006).

Gambaran histopatologi dari gingival enlargement karena

defesiensi vitamin C adalah gingiva memiliki infiltrasi seluler kronis

inflamasi akut dengan respon dangkal.Ada daerah yang tersebar

perdarahan, dengan membesar kapiler. Ditandai menyebar edema,

degenerasi kolagen, dan kekurangan fibril kolagen atau fibroblas

adalah temuan mencolok (Newman.,Takei., Carranza, 2006).

Gambar 4. Gingival enlargement karena defisiensi vitamin C


(Syaify,A.2011)
http://www.klikdokter.com/userfiles/periodental2/, Diakses 5 mei
2016)

d. Gingiva sel plasma

Enlargement ini disebut juga atipikal dan sel plasma

gingivostomatitis yang dimulai dari marginal meluas ke gingiva.

Secara klinis gingiva tampak merah, bulat, dan berdarah dengan

mudah (Newman.,Takei., Carranza, 2006).


2. Enlargement yang tidak terkondisi

a) Enlargement yang disebabkan leukemia

Gingival Enlargement yang disebabkan oleh zat kimia bisa

lokalisata atau generalisata.Pembesarannya bisa berupa pembesaran

difus yang melibatkan gingiva, berupa pembesaran pada gingiva bebas,

atau masa seperti tumor diskret di interproksimal.Warna gingiva yang

terlibat biasanya merah kebiru-biruan dengan permukaan yang

berkilat.Konsistensinya agak padat, tetapi ada kecenderungan menjadi

friable (mudah tercabik), dan pendarahan yang terjadi secara spontan

atau dengan iritasi ringan.Kadang-kadang bisa terjadi inflamasi

ulseratif nekrosis akut pada celah yang berbentuk antara perbatasan

gingiva yang membesar dengan permukaan gigi yang berbatasan.Pada

leukemia lapisan inflamasi gingiva kronis simpel tanpa keterlibatan

sesl-sel leukemia dengan gambaran klinis dan mikroskopis yang

serupa dengan gambaran yang dijumpai pada pasien non

leukemia.Kebanyakan gingival enlargement yang disebabkan leukemia

dijumpai sekaligus gambaran inflamasi kronis simpel dan

infiltrat.Gingival enlargement yang disebabkan leukemia biasanya

terjadi pada penderita leukemia akut, bisa juga terjadi pada penderita

leukemia sub akut.Lesi ini jarang sekali terjadi pada penderita

leukemia kronis (Daliemunte, 2008).


Gambar 1. Gingival enlargement karena leukemia (Khan,S. 2013)
(http://asnuldentist.blogspot.com/2011/02/22/pembekakan gusi
leukemia/ Diakses 5 mei 2016)

b) Penyakit granulomatosa (Wegener’s granulomatosis, Sarcoidosis)

Enlargement pada penyakit granulomatosa secara klinis

berwarna merah keunguan, mudah berdarah (Newman.,Takei.,

Carranza, 2006).

d. Enlargement neoplastis (tumor gingiva)

Epulis adalah istilah yang digunakan secara klinis untuk menandai

semua tumor yang tersebar, dan massa seperti tumor yang berada di gingiva

ini hanya untuk menentukan lokasinya bukan untuk menerangkan tumor itu

sendiri. Kebanyakan lesi yang dirujuk sebagai ‘epulis’ adalah lebih kepada

peradangan dibandingkan dengan neoplastik.Tumor pada gingiva muncul dari

jaringan ikat gingiva atau dari ligamen periodontal.Tumbuhnya lambat, tumor

berbentuk bulat yang cendrung menjadi kenyal atau kuat, serta bernodul tapi

cendrung menjadi lunak dan mudah berdarah.Fibroma yang keras pada

gingiva jarang terjadi. Kebanyakan lesinya yang di diagnosa secara klinis

sebagai fibroma adalah gingival enlargement karena peradangan

(Newman.,Takei., Carranza, 2006).


e. False enlargement

False enlargement sebenarnya bukan dari jaringan gingiva tetapi

mungkin muncul sebagai akibat dari peningkatan ukuran di underlying

osseous dan jaringan gigi.

1.Lesi di bawah tulang

Enlargement di bawah tulang yang paling umum terjadi pada exostosis,

tetapi bisa terjadi pada fibrous dysplasia, cherubism, central giant cell

granuloma, osteoma, osteosarcoma.

2.Bawah jaringan gigi

Tahap erupsi gigi primer gingiva sudah menunjukkan distorsi marginal

disebabkan oleh superimposition yang menonjol dari enamel setengah

gingiva dimahkota (Yassin, 2011).

2.2.3 Gambaran Klinis GingivalEnlargement

Gambaran klinis dari gingival enlargement karena obat-obatan adalah :

a. Tahap awal gingiva terlihat tanda-tanda pembesaran papila interdental

yang diikuti dengan pembentukan lobul-lobul yang meluas kearah labial

dan lingual.

b. Mempunyai warna merah muda, berkonsistensi keras, kaku dan lenting.

Kadang-kadang dijumpai stippling, permukaan bergranul atau licin dan

tidak mudah berdarah.

c. Bila lesi bertambah besar, pembesaran margin gingiva dan interdental

gingiva menyatu dan berkembang menjadi massa yang besar sehingga

menutupi setengah bahkan seluruh permukaan mahkota gigi sehingga

mengganggu fungsi pengunyahan (Daliemunthe, 2008).


Gambaran klinis dari gingival enlargement kerena penyakit sistemik

adalah :

a. Warna gingiva yang terlibat biasanya merah kebiru-biruan dengan

permukaan yang berkilat.

b. Konsistensinya agak padat, tetapi ada kecenderungan menjadi friabel

(mudah tercabik) dan pendarahan yang terjadi secara spontan atau dengan

iritasi ringan.

c. Inflamasi necrotizing ulcerative kadang-kadang terjadi di servikal dan

gingiva membesar dan permukaan gigi terputus.

d. Pembesaran leukemia bisa difus, marjinal, lokal atau umum.

e. Gingival enlargement pada pasien penyakit Wegener’s granulomatosis

berbentuk buah strawberry

f. Gingival enlargement pada pasien penyakit sarcoidosis gingiva cenderung

membesar secara merata dan berwarna kemerahan (Khera., Zirwas.,

Joseph, 2005)

Gambaran klinis dari gingival enlargement karena pubertas adalah :

a. Pembesaran berkaitan dengan pubertas mempunyai ukuran atau besar yang

jauh melebihi pembesaran biasa yang diakibatkan oleh faktor lokal yang

setara.

b. Distribusi pada marginalis dan interdental.

c. Ciri khasnya adalah papilla interdental berbentuk berlobus - lobus.

d. Melibatkan gingiva pada permukaan vestibular sedangkan bagian oral

relatif tidak terlibat.

e. Setelah pubertas gingival enlargement berkurang tetapi hilang secara


tuntas, sebelum faktor iritan lokal dihilangkan (Daliemunthe, 2008).

Gambaran klinis dari gingival enlargement karena kehamilan adalah :

a. Lesi muncul seperti jamur, massa bulat pipih yang menonjol dari margin

gingiva atau lebih umum di ruang interproksimal.

b. Cenderung untuk memperluas lateral, dan tekanan dari lidah dan pipi

memerah. Warna kehitaman atau magenta, memiliki permukaan halus,

berkilau yang sering menunjukkan merah tua.

c. Lesi dangkal dan biasanya tidak menyerang tulang yang mendasarinya

(Newman., Takei., Carranza, 2006).

Gambaran klinis dari gingival enlargement karena defesiensi Vitamin C

adalah distribusi gingival enlargement yang berkaitan dengan defisiensi

vitamin C adalah marginalis, gingiva merah kebiru-biruan, lunak, mudah

tercabik, dengan permukaan yang licin dan berkilat. Pendarahan gingiva bisa

terjadi secara spontan atau dengan iritasi ringan. Pada permukaan gingiva

sering terjadi nekrose disertai pembentukan membran semu (Yassin, 2011).

2.3 Perawatan Gingival Enlargement

2.3.1 Gingivektomi

Secara harafiah gingivekvomi berarti eksisi dari gingiva. Dengan

disingkirkannya dinding saku yang terinflamasi akan diperbaiki visibilitas dan

aksesbilitas ke permukaan akar gigi sehingga penyingkiran iritan lokal berupa

deposit dapat dilakukan secara tuntas.Tersingkirkannya jaringan yang terinflamasi

dan iritan lokal akan menciptakan lingkungan yang menguntungkan bagi

penyembuhan gingiva dan restorasi kontur gingiva yang fisiologis.

1. Indikasi gingivektomi
a. Penyingkiran saku supraboni,tanpa melihat kedalamannya, bila

konsistensi dinding sakunya fibrous dan padat serta zona gingiva

cekatnya adekuat.

b. Penyingkiran gingival enlargement.

c. Penyingkiran abses periodontal dengan saku supraboni.

2. Kontra indikasi gingivektomi

a. Terdapat cacat tulang yang memerlukan koreksi atau pemeriksaan

bentuk dan morfologi tulang alveolar.

b. Dasar saku berada dekat atau diapikal batas muko gingiva.

c. Gingival enlargement yang terlalu besar, sepeti hiperplasia gingiva

yang diinduksi obat-obatan.

d. Karena pertimbangan estetis, khususnya pada saku disisi vestibular

anterior rahang atas.

3. Prosedur gingivektomi

a. Anestesi, sebelum melakukan gingivektomi daerah yang dikerjakan

terlebih dulu diberi anestesi lokal.

b. Penandaan dasar saku, dengan memakai alat yaitu pocketmarker.

c. Mereseksi gingiva, reseksi gingiva dapat dilakukan dengan beberapa

macam alat yaitu pisau gingivektomi, pisau bedah (skalpel), gunting,

alat bedah elektro (laser).

d. Menyingkirkan gingiva bebas dan gingiva interdental, gingiva yang

telah direseksi disingkirkan dengan menggunakan kuret.Alat kuret

diselipkan sedalam mungkin ke daerah yang diinsisi sampai berkontak

dengan permukaan gigi, lalu dengan sapuan kearah koronal jaringan


yang telah direseksi disingkirkan.

e. Penyingkiran jaringan granulasi dan kalkulus, setelah gingiva bebas

dan gingiva interdental disingkirkan akan tersingkap jaringan granulasi

yang terinflamasi dan kalkulus yang belum tersingkirkan pada fase

terapi inisial.

f. Pembersihan daerah kerja, daerah yang di gingivektomi dibilas dengan

aqudes atau larutan garam fisiologis.

g. Pemasangan pembalut periodontal, setelah bekuan darah terbentuk,

luka bedah ditutup dengan pembalut periodontal ( Daliemunthe, 2006)

h. Perawatan pasca operasi

 Hindari makan atau minum selama 1 jam

 Jangan minum-minuman panas atau alkohol selama 24 jam.

 Jangan makan makanan yang keras, kasar atau lengkt dan

kunyahlah makanan dengan sisi yang tidak di operasi

 Minumlah analgesik bila merasa sakit setelah efek anastesi

hilang,aspirin merupakan kontraindikasi selama 24 jam.

 Gunanakan larutan kumur salin hangat setelah satu hari.

Guanakan larutan kumur klorheksidin di pagi hari dan malam

hari bila tidak dapat melakukan kontrol plak secara mekanis.

 Sikat bagian mulut yang tidak di operasi saja


RESEP

RUMAH SAKIT GIGI DAN MULUT


YAYASAN PENDIDIKAN BAITURRAHMAH
IzinDinkes : PPK.03.2186 V.2009
Jl.RayaBy Pass KM 15 AiePacah Padang. Telp.0751-463871

Dokter : drg.Fauzia Nilam O, MDSc


Tanggal : 26 November 2015

R/ Cataflam Tab 50mg No. X


S2dd Tab 1 pc
R/ Asam Mefenamat Tab 500mg No.X
Sprn max 3dd Tab 1 p.c
R/ betadin gargle fls No.1
S2dd fls gargl

Pro: Ny. Vika


Usia : 18 th
BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

3.1 Kesimpulan

Gingiva merupakan bagian dari jaringan periodonsium yang menutupi gigi

dan berfungsi sebagai jaringan penyangga gigi.Salah satu penyakit gingiva yang

menggangu estetik dan fungsional gigi adalah terjadinya pembesaran gingiva

(Gingiva Enlargement).Kelainan ini menyebabkan terjadinya perubahan bentuk

gingiva yang secara klinis terlihat lebih besar dari normal.Secara histologis

pembesaran gingiva dapat dibedakan menjadi dua bagian besar yaitu hipertrofi

gingiva dan hiperplasia gingiva.Pada hipertrofi gingiva terjadi pembesaran yang

disebabkan oleh bertambah besarnya ukuran sel-sel akibat bertambahnya fungsi

kerja tubuh sedangkan pada hiperplasia gingiva terjadi pertambahan ukuran

gingiva oleh karena adanya penigkatan jumlah sel penyusunnya.Penyebab

terjadinya pembesaran gingiva adalah karena inflamasi, penggunaan obat-obatan,

kondisi atau penyakit sistemik, dan neoplasma.

3.2Saran

a. Disarankan kepada tenaga kesehatan gigi terutama dokter gigi agar

melakukan penyuluhan kepada pasien tentang gingival enlargement.

sehingga pasien lebih tahu dan bisa melakukan tindakan pencegahan

terhadap gingival enlargement dan mau memeriksakan kesehatan gigi dan

mulut secara teratur ke dokter gigi, sehingga kejadian gingival

enlargement dapat diatasi.


b. Case base discution ini diharapkan mahasiswa coas dapat memahami

lebih detail mengenai Gingiva Enlargement.

c. Sebaiknya diadakan penyuluhan kepada pasien tentang Gingiva

Enlargement dan pentingnya pemeriksaan gigi berkala ke dokter gigi

minimal 6 bulan sekali.


DAFTAR PUSTAKA

Arfani, A. 2011.Pembesaran gingiva karena leukemia.http://asnuldentist..com


/2011/02/22/pembekakangusi leukemia/,pdf/. [12 mei 2015]

Carranza FA, Hogan EL. Gingiva Enlargement. In: Newman MG, Takei HH,
Klokkevold PR, Carranza FA (eds), Clinical Periodontology, 10th edition,
St. Louis, Saunders-Elsevier, 2006, p: 373-90.

Daliemunthe, S.H. 2006. Terapi Periodontal. Departemen Periodonsia Fakultas


Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara. Medan. Hlm: 34-39.

Daliemunthe, S.H. 2008. Periodonsia. Departemen Periodonsia Fakultas


Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara. Ed : Revisi. Medan.
Hlm: 101-102.

Haytac MC, et al. Severe alveolar bone loss and gingival hyperplasia as initial
manifestasion of burkitt cell type acute lymphoblastic leukimia.
Journal periodontal 2003; 74(4): 547-551

Lindhe J, et al. Clinical periodontology and implant dentistry. 5th ed. Oxford:
Blackwell Munksgaard, 2008: 395.

Soheylifar S, et al. A case of gingival enlargment in acute myeloid leukimia.


Journal of Periodontologi & Implant Dentistry 2009, 1(1): 48-50

Syaify, A. 2011.Pembesaran gingiva karena defisiensi vitamin


C.http://www.klikdokter.com/userfiles/periodental2/, [12 mei2015]

Mozartha, M. 2011. Pembesaran Gingiva Karena Pubertas.http://www.


klikdokter.com/userfiles/periodental2/, [12 mei2015 ]

Yedriwati.2006. Kebutuhan Vitamin C dan Pengaruhnya Terhadap Kesehatan


Tubuh Dan Rongga Mulut.Dentika Dental Jurnal.Edisi 11.Hal 78, 82.

Anda mungkin juga menyukai