CASE REPORT
BAGIAN ILMU KESEHATAN GIGI MASYARAKAT
“PEMBESARAN GUSI”
Oleh:
Heni Tarida
191007073608013
Dosen Pembimbing:
drg. Intan Batura Endo Mahata, MM
PEMBAHASAN
sering terjadi adalah penyakit gingiva, karena gingiva merupakan bagian terluar
mempengaruhi faktor estetik. Salah satu penyakit gingiva yang secara klinis
mukosa rongga mulut yang mengelilingi gigi dan menutupi linggir (ridge)
alveolar. Gingiva sendiri tersusun oleh epitel berkeratin dan jaringan ikat yang
Gingiva yang sehat secara klinis tampak berwarna pink ‘salmon’, pada
orang kulit hitam (termasuk orang kaukasia) kadang menunjukkan adanya derajat
variasi pigmentasi warna coklat pada gingiva (Wolf dkk., 2005). Menurut Santoso
(2009), ciri gingiva sehat yaitu berwarna merah muda hingga bervariasi
epithelium dan vaskularisasi serta sifat fibrosa dari jaringan ikat dibawahnya,
tepinya seperti pisau dan scallop agar sesuai dengan kontur gigi-geligi. Secara
histologis kedalaman sulkus pada gingiva sehat maksimal 0,5 mm dan lebar 0,15
mm. Pada saat dilakukan probing, probe dapat berpenetrasi ke dalam epithel
2.2 GingivalEnlargement
2006) :
gigi
merata
berdasarkan catatan Cheklis yang dipantau pada masing- masing pasien dengan
sistemik, faktor lokalnya adalah: kesehatan mulut yang buruk, malposisi gigi, cara
menyikat gigi yang salah, trauma oklusi, tambalan kurang baik, iritasi, cangkolan
dan sebab- sebab lain yang tidak diketahui (Usri dkk , 2006).
plak dan retensi termasuk diantaranya kebersihan rongga mulut yang jelek seperti
iritasi yang disebabkan oleh abnormal anatomis dan penambalan yang tidak tepat
terbawa ke bagian dalam jaringan sewaktu adanya benda – benda asing yang
masuk (misalnya bulu sikat gigi, pecahan biji apel, bagian cangkang lobster atau
Abses gingiva merupakan lesi meluas secara tepat, terasa sakit dan terlokasi
bulu sikat gigi, sepotong serat apel, atau pecahan cangkang lobster tertekan ke
gingiva bebas. Stadium awal pembesaran ini adalah berupa pembesaran berbentuk
pelampung yang mengelilingi gigi yang terlibat. Pembesaran bisa bertambah besar
disertai nyeri sakit sampai terkomplikasi oleh infeksi akut atau trauma. Kadang-
kadang pembesaran inflamtoris sebagai massa diskret atau masa bertangkai yang
atau gingiva cekat. Lesi bertangkai ini lambat perkembangannya dan biasanya
tidak disertai nyeri sakit. Lesi ini mengecil secara spontan disertai eksaserbasi dan
yang hebat pada lipatan antara masa bertangkai dengan gingiva yang berdekatan
(Daliemunthe, 2008)
karena obat-obatan dapat terjadi pada mulut yang bebas iritasi dan dapat pula
tidak terjadi pada mulut dimana iritasi lokal menumpuk (Daliemunthe, 2008).
dan tidak mudah berdarah.Dalam kasus yang parah, ginigiva menutup mahkota
1. Phenytoin (antikonvulsan)
difus yang melibatkan gingiva, berupa pembesaran pada gingiva bebas saja, atau
adalahmenunjukkanderajatberbagaiperadangankronis denganleukositmatang
berbagaiinfiltrasileukositikdan edemaditemukan.Daerah
a. Pubertas
perempuan dan testosteron pada laki-laki disaat masa pubertas. Hal ini
b. Kehamilan
c. Defisiensi vitamin C
terjadi pada penderita leukemia akut, bisa juga terjadi pada penderita
Carranza, 2006).
semua tumor yang tersebar, dan massa seperti tumor yang berada di gingiva
ini hanya untuk menentukan lokasinya bukan untuk menerangkan tumor itu
sendiri. Kebanyakan lesi yang dirujuk sebagai ‘epulis’ adalah lebih kepada
berbentuk bulat yang cendrung menjadi kenyal atau kuat, serta bernodul tapi
tetapi bisa terjadi pada fibrous dysplasia, cherubism, central giant cell
dan lingual.
adalah :
(mudah tercabik) dan pendarahan yang terjadi secara spontan atau dengan
iritasi ringan.
Joseph, 2005)
jauh melebihi pembesaran biasa yang diakibatkan oleh faktor lokal yang
setara.
a. Lesi muncul seperti jamur, massa bulat pipih yang menonjol dari margin
b. Cenderung untuk memperluas lateral, dan tekanan dari lidah dan pipi
tercabik, dengan permukaan yang licin dan berkilat. Pendarahan gingiva bisa
terjadi secara spontan atau dengan iritasi ringan. Pada permukaan gingiva
2.3.1 Gingivektomi
1. Indikasi gingivektomi
a. Penyingkiran saku supraboni,tanpa melihat kedalamannya, bila
cekatnya adekuat.
3. Prosedur gingivektomi
terapi inisial.
3.1 Kesimpulan
dan berfungsi sebagai jaringan penyangga gigi.Salah satu penyakit gingiva yang
gingiva yang secara klinis terlihat lebih besar dari normal.Secara histologis
pembesaran gingiva dapat dibedakan menjadi dua bagian besar yaitu hipertrofi
3.2Saran
Carranza FA, Hogan EL. Gingiva Enlargement. In: Newman MG, Takei HH,
Klokkevold PR, Carranza FA (eds), Clinical Periodontology, 10th edition,
St. Louis, Saunders-Elsevier, 2006, p: 373-90.
Haytac MC, et al. Severe alveolar bone loss and gingival hyperplasia as initial
manifestasion of burkitt cell type acute lymphoblastic leukimia.
Journal periodontal 2003; 74(4): 547-551
Lindhe J, et al. Clinical periodontology and implant dentistry. 5th ed. Oxford:
Blackwell Munksgaard, 2008: 395.