Anda di halaman 1dari 14

PERUMUSAN TUJUAN LAPORAN

KEUANGAN

Oleh :
Kelompok VII
- Ni Kadek Cahya Dwi Utami (1981611015)
- I Gusti Putu Kurunandana (1981611031)

PROGRAM MAGISTER AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS UDAYANA
TAHUN 2019
PERUMUSAN TUJUAN LAPORAN KEUANGAN

User objective pada akhir tahun 1960an memiliki peranan yang penting pada penelitian
dan monograf serta keputusan yang berorientasi teoritis. Kebutuhan pengguna dan tujuan
menjadi penghubung yang penting bagi dokumen-dokumen yang keluar pada masa itu, yaitu
ASOBAT (diterbitkan oleh AAA tahun 1966), APB Statement 4 (diterbitkan oleh APB tahun
1970), Trueblood Committee Report (diterbitkan oleh AICPA tahun 1973), serta SATTA
(diterbitkan oleh AAA tahun 1977).

1. KONTRIBUSI AAA (ASOBAT)


ASOBAT merupakan satu gebrakan besar yang terjadi setelah periode penerbitan
AAA yang lebih bersifat deskriptif dan normatif pada tahun 1963-1964.
1.1 Perkembangan Pendekatan User
Adanya perbedaan definisi akuntansi menurut ASOBAT dengan definisi
sebelumnya. Definisi sebelumnya menyatakan akuntansi adalah seni mencatat,
mengklasifikasikan dan merangkum secara siginifkan terkait dengan uang, transaksi, dan
peristiwa yang menjadi bagian dari karakter keuangan, serta menginterpretasikan
hasilnya. Dengan kata lain, akuntansi saat itu bertanggung jawab sendiri untuk mengatasi
kekacauan bisnis, kemudian para pengguna diberikan kebebasan untuk
mengintepretasikan hasil kerja mereka. Sedangkan menurut ASOBAT, akuntansi adalah
proses mengidentifikasi, mengukur dan mengkomunikasikan informasi ekonomi untuk
memungkinkan penilaian dan keputusan yang terinformasi bagi para penggunanya.
1.2 Orientasi ke Teori
Komite digambarkan sebagai seperangkat teori kohesif prinsip hipotetis,
konseptual, dan pragmatis membentuk kerangka acuan umum untuk bidang studi. Dalam
menerapkan definisi tersebut, komite berusaha untuk melaksanakan tugas-tugas berikut:
a. Untuk mengidentifikasi bidang akuntansi bahwa generalisasi yang berguna tentang hal
tersebut dapat dibuat dan teori dikembangkan.
b. Untuk menetapkan standar dimana informasi akuntansi mungkin akan dinilai.
c. Menunjukkan kemungkinan perbaikan dalam praktek akuntansi.

1
d. Untuk menyajikan kerangka kerja yang bermanfaat bagi para peneliti akuntansi yang
ingin memperpanjang penggunaan akuntansi dan ruang lingkup akuntansi materi
sebagai kebutuhan masyarakat berkembang.
Definisi ASOBAT khusus difokuskan pada pengaturan kerangka kerja untuk
mengevaluasi pendekatan sistematis untuk pencatatan transaksi dan penyajian laporan
keuangan diarahkan kepada pengguna. Perhatian dengan aparat konseptual untuk
mengevaluasi model akuntansi khusus dan aturan. Oleh karena itu dengan metateori
akuntansi, bagian paling atas dari struktur teoritis untuk tujuan dan tujuan informasi
akuntansi. Metateori juga akan terfokus dengan pembatasan tertentu pada penerbitan
akuntansi serta dengan menggambarkan kriteria pedoman untuk memilih alternatif.
1.3 Tujuan Akuntansi
Semenjak akuntansi memberikan perhatian yang besar pada kebutuhan pengguna,
serangkaian tujuan yang berkaitan dengan kebutuhan pengguna berdiri di puncak
metateori. Tujuan tersebut akan menjadi seperangkat definisi, karakteristik kualitatif, dan
mendukung pedoman yang akan memfasilitasi pelaksanaan tujuan. Meskipun tujuan
tersebut penting, ASOBAT menutupi mereka agak singkat. Oleh karena itu, tampak
bahwa ASOBAT mengasumsikan bahwa kerangka evaluatif standar dan pedoman dapat
sebagian besar tergantung pada tujuan itu sendiri.
Adapun keempat tujuan yang dinyatakan oleh ASOBAT adalah sebagai berikut:
a. Untuk membuat keputusan tentang penggunaan sumber daya yang terbatas (termasuk
identifikasi daerah keputusan penting) dan untuk menentukan tujuan dan sasaran.
Pengambilan keputusan melibatkan evaluasi mengenai apa yang diperkirakan
akan terjadi di masa depan. Penilaian ini dapat dilakukan secara informal atau dapat
melibatkan perhitungan yang sangat kompleks. Kemampuan prediktif dibahas dalam
ASOBAT dalam hal mengukur laba masa depan, posisi keuangan, dan kemampuan
membayar utang. Hal ini penting, meskipun singkat, saat itu laporan akuntansi tidak
membuat prediksi, akan lebih baik jika pengguna harus membuat prediksi,
menggunakan masukan dari laporan akuntansi sebagai data dalam model keputusan
mereka.
b. Untuk mengarahkan dan mengendalikan organisasi dan sumber daya material secara
efektif.

2
Tujuan ini diarahkan manajerial menggunakan data akuntansi. ASOBAT
melihat kebutuhan manajerial berbeda dengan pengguna eksternal tetapi tunduk
terhadap empat standar pelaporan, meskipun standar sendiri dapat diterapkan secara
berbeda.
c. Untuk menjaga dan melaporkan perwalian sumber daya.
Tujuan ketiga biasanya disebut pelayanan. Sebuah akuntansi yang tepat untuk
digunakan oleh satu pihak (manajemen) dana yang telah dipercayakan kepadanya oleh
pihak lain (pemegang saham) adalah perpanjangan hubungan.
d. Untuk memfasilitasi fungsi sosial dan kontrol.
Tujuan terakhir tampaknya menjadi perpanjangan dari fungsi pelayanan kepada
masyarakat secara keseluruhan. sehingga akuntansi berkaitan dengan bidang-bidang
seperti perpajakan, pencegahan penipuan, peraturan pemerintah, dan pengumpulan
statistik untuk tujuan mengukur aktivitas ekonomi.
1.4 Standar Untuk Informasi Akuntansi
Standar akuntansi merupakan panduan untuk mengkomunikasikan informasi
akuntansi serta tujuan-tujuan akuntansi dan sebagai dasar pengambilan keputusan
ekonomi. ASOBAT menetapkan empat standar akuntansi, yaitu:
a. Relevan, berhubungan dengan penggunaan informasi dalam pembuatan keputusan
yang dikembangkan dari empat tujuan akuntansi untuk berbagai jenis informasi
(standar kualitas primer).
b. Dapat Diuji, bagian dari aspek pengukuran, dimana suatu transaksi diuji untuk
melihat objektivitas informasi.
c. Bebas Dari Prasangka, berhubungan dengan keseragaman para pengguna informasi,
dimana mereka memiliki keputusan yang berbeda-beda khususnya antara pengguna
informasi internal dan eksternal. Standar ini bersifat komplementer terhadap
karakteristik kualitatif netral, sehingga standar ini diperlukan.
d. Kuantifikasi, berhubungan dengan teori pengukuran, dimana keduanya merupakan
dua konsep yang sangat penting dalam struktur metateori. Dalam laporan keuangan,
pengungkapan pengukuran ini menjadi sangat penting.

3
1.5 Pedoman Untuk Mengkomunikasikan Informasi Akuntansi
ASOBAT juga merumuskan lima pedoman untuk mengkomunikasikan informasi
akuntansi, yaitu:
a. Kepatutan yang diharapkan digunakan
Pedoman ini melibatkan pengakuan, pengukuran, ketepatan waktu penyajian
informasi akuntansi serta penggunaan informasi tersebut oleh manajemen dalam
satuan waktu tertentu.
b. Penjelasan hubungan-hubungan yang penting atau yang signifikan
Pedoman ini berkaitan dengan masalah pengungkapan, yaitu tentang
pengumpulan data dimana informasi yang penting mungkin masih disembunyikan
atau tidak diungkapkan.
c. Perhitungan informasi lingkungan
Mengacu pada syarat-syarat yang sangat luas yang terkait dengan
pengumpulan data serta asumsi relatif pada pembuatan laporan terhadap penggunaan
informasi. Pengguna informasi tidak hanya para pemilik (principal), tetapi juga para
pihak diluar pemilik (lingkungan akuntansi) yang akan menyerap dan mentransfer
informasi.
d. Keseragaman praktek di dalam dan diantara kesatuan usaha dan konsistensi praktek
yang berkesinambungan
Pedoman ini berkaitan dengan pemilihan standar yang tepat dan dapat
dilaksanakan secara seragam dan konsisten oleh perusahaan di setiap periodenya
dalam kondisi bisnis yang berkesinambungan (going concern), dimana kinerja
manajemen dapat diukur dan informasi keuangan dapat diwujudkan.
1.6 Kesimpulan Pada ASOBAT
Jadi ASOBAT memiliki pengaruh penting dalam menggantikan dokumen dan
laporan sebelumnya. Walupun ASOBAT juga mendapatkan kritik dari berbagai aspek
mengenai pedoman yang dibuat terlalu singkat dan terlalu umum untuk dapat mengcover
topik secara lengkap.

4
2. KONTRIBUSI APB (APB STATEMENT 4)
APB mengeluarkan Statement 4 pada bulan Oktober 1970 dengan dua tujuan yang
luas, yaitu tujuan pendidikan (dapat memberikan dasar untuk meningkatkan pemahaman
terhadap prinsip-prinsip akuntansi keuangan) dan tujuan pengembangan (dapat memberikan
tuntunan untuk pengembangan akuntansi di masa depan).
2.1 Orientasi Pada Definisi
Berdasrakan definisi akuntansi APB Statement 4, akuntansi adalah aktivitas jasa
yang bertujuan untuk memberikan informasi kuantitatif (bersifat keuangan) suatu entitas
ekonomi agar berguna dalam pembuatan keputusan. Pernyataan ini juga menekankan
keragaman pengguna yang dapat dibagi menjadi dua, yaitu pengguna dengan kepetingan
langsung dan tak langsung. Menurut APB Statement 4, pengguna harus memiliki
pengetahuan dan memahami karakter serta keterbatasan laporan keuangan, dimana
laporan keuangan memiliki tujuan umum (tidak untuk pengguna yang terbatas saja).
Selain definisi akuntansi, APB Statement 4 juga mendefinisikan tentang asset,
liabilitas, ekuitas pemilik, pendapatan dan biaya sebagai elemen dasar dari akuntansi
keuangan. Terminologi akuntansi, sekali lagi hanya didefinisikan berdasarkan apa yang
terjadi di lapangan.
2.2 Aspek Lain Dari APB Statement 4
Keunggulan APB Statement 4, adanya fakta bahwa akuntansi memiliki disiplin
pengukuran yang dicatat dalam ayat 67 yang mana memiliki tujuan yang sejajar dengan
karya ASOBAT. Tujuan kualitatif APB Statement 4 terdiri dari relevansi, saling
pengertian, pemastian, netralitas, ketepatan waktu, komparabilitas, dan kelengkapan.
Aspek lain APB Statement 4 kurang inovatif. "Fitur dasar" akuntansi keuangan sebagian
besar merupakan pengulangan beberapa dalil-dalil dari ARS 1. Bagian-bagian selanjutnya
dari laporan yang meliputi pernyataan dari prinsip-prinsip pemilihan pengukuran dan
penyajian laporan keuangan juga hadir dan hampir tidak ada inovasi teoritis.
Kesepahaman APB Statement 4 dengan ASOBAT diantaranya: 1). mengenai
kemungkinan konflik antara tujuan (seperti relevansi dan keandalan) dan bahwa konflik
tersebut adalah masalah yang sangat rumit yang harus diselesaikan dalam kerangka
metateorical, 2). pada kebutuhan untuk keseragaman terbatas, meskipun diakui sangat

5
sulit untuk mencapai tujuan ini. APB Statement 4 berkonsentrasi pada pengembangan
pendekatan yang berorientasi pada pengguna.
2.3 Kesimpulan Pada APB Statement 4
Bagian besar APB Statement 4 adalah penyajian kembali kebijaksanaan
konvensional dari segi waktu, sedangkan bagian lain telah mulai mengakui bahwa
perubahan evolusioner sangat penting. Kebijaksanaan konvensional dinyatakan relatif
singkat dan harus lengkap. Kesimpulannya, sebagian besar hal yang tercantum dalam
APB Statement 4 hanya merupakan pernyataan ulang dari hal-hal yang sudah ada saat itu,
walaupun sebagian yang lain menandakan bahwa perubahan besar akan segera terjadi.
Banyak bagian dokumen yang juga tidak saling berhubungan. Namun, mengingat
penerbitan dokumen ini adalah ketika APB sedang dalam masalah, dokumen ini cukup
berguna saat itu.

3. REPORT TRUEBLOOD
AICPA membentuk Komite Trueblood pada bulan April 1971, pada saat APB berada
di bawah kritik keras tetapi sedang dibuat dalam hal merumuskan struktur teori akuntansi.
Panitia merumuskan 12 tujuan dalam komite menggunakan APB Statement 4 sebagai
kendaraan untuk menyempurnakan tujuan laporan keuangan sebagai bagian dari struktur
metateorical. 12 tujuan akuntansi keuangan sebagai berikut:
a. Memberikan informasi yang berguna untuk membuat keputusan ekonomi.
b. Melayani para pengguna yang memiliki keterbatasan kewenangan, kemampuan, atau
sumber daya untuk memperoleh informasi, dan laporan keuangan sebagai sumber utama
informasi kegiatan ekonomi suatu perusahaan bagi orang-orang yang mengandalkan
laporan keuangan.
c. Memberikan informasi yang berguna bagi investor dan kreditor untuk memprediksi,
membandingkan, dan mengevaluasi potensi yang mengalir kepada mereka dalam hal
jumlah, waktu, dan ketidakpastian terkait tunai.
d. Menyediakan informasi bagi para pengguna untuk memprediksi, membandingkan, dan
mengevaluasi sumber daya perusahaan secara efektif dalam mencapai tujuan utama
perusahaan.

6
e. Memberikan informasi yang berguna dalam menilai kemampuan manajemen dalam
memanfaatkan sumber daya perusahaan secara efektif dalam mencapai tujuan perusahaan
utama.
f. Memberikan informasi faktual dan interpretatif tentang transaksi dan peristiwa lain, yang
berguna untuk memprediksi, membandingkan, dan mengevaluasi kekuatan pendapatan
perusahaan. Asumsi dasar berhubungan pada interpretasi, evaluasi, prediksi, atau estimasi
harus diungkapkan.
g. Memberikan laporan posisi keuangan yang berguna dalam memprediksi, membandingkan,
dan mengevaluasi kekuatan pendapatan perusahaan. Pernyataan ini harus menyediakan
informasi tentang transaksi perusahaan dan acara lainnya yang merupakan bagian dari
siklus produktif tidak lengkap. Nilai saat ini juga harus dilaporkan ketika mereka berbeda
secara signifikan dari harga perolehan. Aktiva dan kewajiban harus dikelompokkan atau
dipisahkan oleh ketidakpastian relatif dari jumlah dan waktu calon realisasi atau likuidasi.
h. Memberikan laporan pendapatan periodik yang berguna untuk memprediksi,
membandingkan, dan mengevaluasi kekuatan pendapatan perusahaan. Perubahan dalam
nilai-nilai yang tercermin dalam laporan posisi keuangan harus dilaporkan, tetapi secara
terpisah, karena mereka berbeda dalam hal kepastian realisasi.
i. Memberikan laporan aktivitas keuangan yang berguna untuk memprediksi,
membandingkan, dan mengevaluasi kekuatan pendapatan perusahaan. Pernyataan ini harus
melaporkan terutama pada aspek faktual transaksi perusahaan yang memiliki atau
diharapkan memiliki konsekuensi kas yang signifikan. Pernyataan ini harus melaporkan
data yang membutuhkan penilaian minimal dan interpretasi oleh preparer.
j. Memberikan informasi yang berguna untuk proses prediksi. Prakiraan keuangan harus
diberikan ketika mereka akan meningkatkan keandalan prediksi pengguna.
k. Untuk organisasi pemerintah dan nirlaba, untuk memberikan informasi yang berguna untuk
mengevaluasi efektivitas pengelolaan sumber daya dalam mencapai tujuan organisasi.
Ukuran kinerja harus diukur dalam hal barang diidentifikasi.
Melaporkan kegiatan-kegiatan perusahaan yang mempengaruhi masyarakat yang dapat
ditentukan dan dijelaskan atau diukur dan yang penting bagi peran perusahaan dalam
lingkungan sosialnya.

7
3.1 Tujuan Laporan Keuangan
a. Tujuan 1
Tujuan ini sama dengan yang telah tercantum di ASOBAT dan pernyataan
APB. Tujuan ini bukan untuk tujuan operasional, namun merupakan pernyataan yang
luas mengenai tujuan atau arah proses pembuatan standar.
b. Tujuan 2
Tujuan ini menggambarkan pengguna utama laporan keuangan, yang dalam
konteks Komite Trueblood, pengguna dengan otoritas, kemampuan dan sumber daya
terbatas dianggap tidak ada. Namun, Sorter dan Gans mengatakan bahwa laporan
keuangan harus melayani semua tujuan umum, bukan hanya kebutuhan sempit
beberapa pengguna. Akhirnya, “kemampuan terbatas” diartikan sebagai pengungkapan
penuh dan secara luas laporan keuangan untuk tujuan umum. Walaupun pengguna
mungkin berbeda-beda, namun secara umum esensi keputusan ekonomi mereka akan
sama.
c. Tujuan 3
Informasi aliran kas penting bagi kreditor dan investor. Tidak jelas mengapa
mereka harus dipisahkan, padahal keputusan pengguna relatif homogen.
d. Tujuan 4
Earning power terlihat sebagai satu ukuran yang sangat berguna untuk
membantu memprediksi, membandingkan dan mengevaluasi potensi aliran kas. Dalam
jangka panjang, aliran kas dan earning memiliki hubungan yang erat, namun dalam
jangka pendek earning merupakan prediktor kas yang lebih efektif daripada aliran kas
sendiri karena aliran kas bisa jadi dibawa masuk lagi ke perusahaan untuk kepentingan
aliran kas dan earning masa depan.
e. Tujuan 5
Tujuan ini sering disebut sebagai accountability (akuntabilitas). Lebih dari
sekedar konsep stewardship (penatagunaan) yang terbatas pada penjagaan aset dan
memastikan bahwa aset digunakan sesuai dengan tujuan investor, akuntabilitas juga
memasukkan ide penggunaan aset yang efektif dan efisien untuk memaksimalkan
aliran kas masa depan sejalan dengan level risiko yang ada.

8
f. Tujuan 6
Perbedaan antara faktual dan interpretatif terkait dengan konsep siklus
perusahaan. Semakin luas siklusnya, maka informasi akuntansi yang dihasilkan akan
semakin interpretatif dan semakin tidak faktual. Secara umum, laporan aliran kas
menyediakan informasi yang lebih faktual dan kurang interpretatif daripada laporan
laba dan laporan posisi keuangan.
g. Tujuan 7, 8, dan 9
Laporan posisi keuangan, laporan laba, dan pernyataan aliran dana akan
berguna untuk prediksi, perbandingan, dan evaluasi perusahaan. Dalam laporan posisi
keuangan, nilai sekarang merupakan indikator aliran kas masa depan, sehingga dapat
digunakan untuk memprediksi, membandingkan, dan mengevaluasi penggunaan
kekuasaan oleh perusahaan. Sementara itu, laporan earning yang terbatas pada satu
siklus earning penuh tidak seberguna model yang lebih lengkap untuk untuk
memprediksi, membandingkan, dan mengevaluasi earning power perusahaan.
Pernyataan tentang aktivitas keuangan dapat melengkapi dua laporan tersebut.
h. Tujuan 10
Karena ramalan keuangan bersifat subjektif, maka optimisme atau pesimisme
berlebihan dapat menumpulkannya.
i. Tujuan 11 dan 12
Akuntansi pemerintahan dan organisasi nirlaba merupakan hal yang penting,
karena kos organisasi pemerintah dan nirlaba tidak ditanggung oleh bisnis.
3.2 Kesimpulan Pada Report Trueblood
Trueblood Report juga mencantumkan karakteristik kualitatif pelaporan
berdasarkan ASOBAT dan APB Statement 4. Selain itu, ada juga bagian mengenai
berbagai sistem penilaian dalam akuntansi. Pada definisi tujuan dari laporan keuangan
dapat disimpulkan bahwa laporan keuangan harus dievaluasi. Kritikus telah menunjukkan
tujuan yang jelas namun tidak menentukan tujuan operasional yang bisa dipraktekkan.
Kritik benar tetapi sebagian besar tidak relevan. Tujuan ini merupakan langkah penting
yang diambil menuju pembentukan kerangka kerja konseptual yang berarti tujuan.
Trueblood Report juga menekankan pentingnya aliran kas bagi pengguna serta hubungan
antara pengukuran earning power dengan aliran kas masa depan.

9
4. SATTA
4.1 Pendekatan Teori Akuntansi
SATTA memiliki tujuan sama seperti ASOBAT yaitu untuk menjalankan survei
mengenai literatur akuntansi keuangan saat itu dan merupakan pernyataan dimana profesi
berdiri terkait teori akuntansi. Perbedaanya jika ASOBAT berusaha untuk
mengembangkan panduan metateoritis untuk evaluasi sistem penilaian dan informasi
akuntansi, sedangkan SATTA memikirkan sistem-sistem penilaian akuntansi tersebut dan
pemikiran teoritis lain serta menyebutkan alasan mengapa tidak mungkin
mengembangkan kriteria yang memungkinkan profesi untuk samar-samar menerima satu
sistem penilaian akuntansi.
a. Pendekatan Klasik
Sistem penilaian berkarakter normatif dan deduktif, serta tidak banyak
berpengaruh terhadap keputusan pengguna walaupun pengembang model berargumen
bahwa model mereka sangat baik bagi pengguna dibandingkan alternatif lain.
b. Pendekatan Pengambilan Kegunaan
Orientasi Model Keputusan: Sistem yang masuk kategori ini memiliki sifat:
1) Normatif dan deduktif, karena sistem teoretis harus cocok dengan kriteria kerangka
kerja metateorikal
2) Beberapa bentuk relevan untuk keputusan tertentu ditekan
3) Kriteria relevan membantu mengukur atribut aset, liabilitas, dan transaksi laba
terpilih.
Orientasi Pembuat Keputusan: Bersifat deskriptif, karena pendekatan ini berusaha
mencari tahu informasi apa yang sebenarnya digunakan atau diinginkan.
c. Pendekatan Informasi Ekonomi
Informasi ekonomi tidak berhubungan langsung dengan sistem penilaian
alternatif, melainkan berkaitan dengan masalah biaya dan manfaat yang timbul dari
informasi produksi dan penggunaan. Oleh karena itu, informasi akuntansi dipandang
sebagai pandangan ekonomi yang baik.
4.2 Kekurangan Pendekatan Teori Saat Ini
Kekurangan dari SATTA adalah keragaman para pengguna dalam hal keputusan
mereka dan kebutuhan informasi yang berbeda. Mereka mengakui kenyataan bahwa

10
banyak para pengguna meminta informasi untuk membuat keputusan. Trueblood Report,
juga berhubungan erat dengan aliran model keputusan, dimana kelompok pengguna
informasi yang berbeda akan membuat keputusan dan memiliki kebutuhan informasi
yang hampir sama.
Informasi akuntansi merupakan barang publik dan bukan milik pribadi, sehingga
informasi yang dibutuhkan tidak akan terselesaikan hanya dengan penawaran dan
permintaan. Karena keragaman pengguna dan sifat informasi akuntansi merupakan
barang publik, maka formulasi standar akuntansi dan metodenya akan menemui jalan
buntu. Informasi akuntansi yang berbeda akan menimbulkan perbedaan harga surat
berharga sehingga beberapa orang akan diuntungkan diatas orang lain.
4.3 Kesimpulan pada Pendapat SATTA
SATTA adalah sintesis yang luar biasa dari literatur akuntansi keuangan teoritis.
Teori SATTA menyatakan bahwa kebutuhan informasi pengguna yang beragam tidak
dapat dibuktikan, namun kesimpulan SATTA juga sulit dibantahkan. Kita dapat membuat
peraturan yang universal, namun kita juga dapat mengharapkan bahwa penyataan dan
ketetapan yang dibuat kelompok pembuat keputusan dapat diterima.

5. TUJUAN DAN DIVERSITAS PENGGUNA INFORMASI


Tujuan pengguna tercantum dalam dokumen seperti Trueblood Committee Report dan
SFAC No 1 cukup luas dan umum. Ada dua area utama dimana informasi yang luas dapat
diaplikasikan pada banyak pengguna, yaitu tujuan kemampuan prediktif dan akuntabilitas
(perpanjangan dari kepengurusan).
5.1 Kemampuan Prediktif
Data akuntansi digunakan oleh beberapa studi untuk memprediksi variabel masa
depan dengan tujuan untuk mendapatkan bukti biaya historis pendapatan. Studi ini
menunjukkan bahwa biaya historis tampak sebagai prediktor dirinya dibandingkan dua
metode yang lain (general price level adjusted dan current value income). Namun, ada
studi lain yang menyatakan bahwa karena peristiwa riil itu bersifat volatif, maka
prodiktornya pun harus bersifat volatif pula. Selain itu ada beberapa studi tentang
kemampuan prediksi, yaitu:

11
a. Pengumuman tentang pendapatan kuartalan sebagai prediktor pendapatan tahunan
serta rasio keuangan sebagai prediktor kebangkrutan yang kemampuan prediksinya
terbukti tinggi.
b. Hubungan antara aliran kas dan harga surat berharga.
c. Nilai asset dan liabilitas (bahkan yang tidak tercatat) ditentukan oleh pasar.
5.2 Akuntanbilitas
Akuntabilitas menjelaskan tentang tanggung jawab manajemen untuk melaporkan
tujuan yang dicapai dengan memanfaatkan sumber daya perusahaan secara efektif dan
efisien. Kemampuan prediksi berkaitan dengan penggunaan data untuk menilai prospek
masa depan, sedangkan akuntabilitas terkait dengan evaluasi kinerja perusahaan.
Pengukuran didasarkan pada tujuan akuntabilitas akan mencakup laba per saham dan laba
atas investasi dan komponennya (perputaran modal dan profit margin). Kemampuan
prediktif dan akuntabilitas merupakan hal yang terpisah karena penilaian prospek dalam
masa depan mempunyai hubungan evaluasi kerja dengan tujuan prediktif namun
kenyataannya hal ini membuat konflik antara prediktif dan akuntabilitas.
Poin Pallet menyatakan bahwa ada dua konsep keadilan: (1) pendekatan
individualistik yang berkaitan dengan hak-hak, kontrak, serta upaya-upaya individu dan
kontribusi, (2) pendekatan komunitarian lebih didasarkan pada kesetaraan dan kebutuhan.
Kedua konsep ini harus mempertimbangkan dokumen kerangka konseptual. Namun,
mempertanyakan tujuan menjadi perhatian penting dalam membuat standar.
5.3 Tujuan Sekunder
Ada dua tujuan lain yang lebih sempit dari kemampuan prediktif dan
akuntabilitas. Pertama adalah penilaian pemeliharaan modal, yang memberikan informasi
tentang jumlah dividen yang bisa dibayarkan selama periode tertentu tanpa
mengembalikan modal kepada pemegang saham. Hal ini ditentukan dengan mengukur
nilai keluar dari aset perusahaan yang liabilitasnya minus. Sebuah pernyataan pendapatan
dengan pendekatan keluar menyatakan bahwa nilai mengukur perubahan likuiditas yang
terjadi selama periode sebagai akibat operasional. Kedua adalah kemampuan beradaptasi
(adaptability), yang mengukur total likuiditas yang ada di perusahaan. Suatu pengukuran
jumlah likuiditas yang tersedia untuk perusahaan tentu memiliki beberapa relevansi, tapi
kemampuan beradaptasi jauh lebih penting daripada kemampuan prediksi yang efektif

12
dan akuntabilitas. Perusahaan yang sukses mungkin akan memanfaatkan hanya sebagian
kecil dari total likuiditas yang tersedia selama periode waktu yang relatif singkat.
5.4 Keanekaragaman Pengguna
Pengguna laporan keuangan memang sangat beragam, namun kebutuhan
informasi antar pengguna bisa bersifat komplementer sehingga tidak akan ada masalah
yang serius. Meskipun demikian, pembuat standar tetap bertugas untuk melindungi
kepentingan pihak-pihak yang berbeda tersebut. Para pengguna laporan keuangan
meliputi pemegang saham, kreditor, analisis keuangan dan penasehat, karyawan, serikat
buruh, pelanggan, pemasok, asosiasi perdagangan industry, lembaga pemerintah,
kelompok kepentingan publik, serta peneliti dan penjual standar.
SATTA tercatat sebagai tujuan laporan keuangan untuk mencapai kehadiran
kelompok pengguna heterogen dan kebutuhan pengguna, dimana mungkin ada tumpang
tindih antara kelompok-kelompok ini serta informasi khusus yang dibutuhkan oleh
berbagai kelompok mungkin sudah diproduksi dan teknologi informasi membuat
penyebaran informasi relatif murah. Keragaman kebutuhan informasi yang dibahas dalam
laporan ini adalah saling melengkapi bukan bertentangan satu sama lain. Laporan komite
bahkan mengembangkan pendekatan pelaporan keuangan sesuai dengan kebutuhan
informasi yang diperluas untuk investor dan kreditor. Masalah utama ada pada cara
pendekatan informasi baru, yaitu kelemahan persaingan yang kompetitif yang membuat
masalah publik dimana manajemen akan lebih memilih untuk menyimpan rahasia.
Sementara Ogan dan Ziebart dan komite AICPA mutlak benar dalam membahas
mengenai standar seperti FASB (sebagaimana dibedakan dengan informasi keuangan
yang timbul pada pasar yang tidak diatur) yang memiliki nilai yang cukup besar dan
utilitas untuk semua pemegang saham di perusahaan perusahaan.

Referensi :

Wolk, Harry. I., Michael G, Tearney., James. L. Dodd, 2001. Accounting Theory : A
Conceptual and Institutional Approach, Fifth Edition. South Western Collage Publishing,
Cincinnati, Ohio.
13

Anda mungkin juga menyukai