Anda di halaman 1dari 16

TUGAS

BISNIS VETERINER

“ USAHA PEMBIBITAN TERNAK BABI”

OLEH :

NOVIE HELLEN MANONGGA


1609010032

FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN


UNIVERSITAS NUSA CENDANA
KUPANG
2019
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Sektor peternakan cukup banyak digemari masyarakat Indonesia, tetapi pada
kenyataannya sektor peternakan belum dikembangkan secara maksimal walaupun sebenarnya
pengembangan agribisnis peternakan mempunyai peluang yang sangat besar dalam hal
peningkatan permintaan baik dalam negeri maupun luar negeri. Salah satu usaha ternak yang
banyak menarik perhatian adalah usaha ternak kambing. Ternak kambing merupakan usaha
yang berpotensi untuk dikembangkan dengan tujuan sebagai penghasil daging, penghasil susu,
menghasilkan bibit, menambah penghasilan, serta sebagai bahan tabungan masa depan. Salah
satunya yaitu kambing etawa merupakan jenis kambing unggul yang sangat potensial dipelihara
sebagai kambing perah maupun kambing potong (Sarwono, 1995).
Populasi ternak kambing di Sulawesi Tengah menurun terus selama tiga tahun terakhir
(2000-2002) yang semula berjumlah 184.781 ekor pada tahun 1999 berubah menjadi berturut-
turut 181.139 ekor (2000), 162.965 ekor (2001) dan menurun menjadi 162.628 ekor (2002).
Populasi kambing berdasarkan provinsi di Indonesia, tahun 2011-2013 Baru naik yaitu berturut-
turut 477.455; 530.627 dan 634.459 (Direktorat Jenderal Peternakan, 2013).
Kecamatan Pamona Timur Kabupaten Poso Selawesi Tengah mempunyai potensi padang
penggembalaan yang luas dan memiliki jenis rumput, leguminosa dan gulma. Berdasarkan latar
belakang diatas sehingga

1.2. Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk mengetahui bagaimana cara untuk
membuat suatu usaha ternak kambing.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Deskripsi Usaha

a. Tujuan Usaha
Tujuan dari didirikannya Usaha Peternakan Kambing Etawa:
1. Meningkatkan produksi dan produktivitas daging kambing, susu kambing dan bibit
kambing etawa
2. Menjaga dan menambah sentra/kawasan daging kambing, susu kambing dan bibit
kambing etawa
3. Memperoleh penghasilan atau pendapatan.
4. Memenuhi kebutuhan protein hewani yang berkualitas, sehat, dan aman untuk
dikonsumsi.
5. Membantu pemerintah untuk memberantas pengangguran dan meningkatkan wisata
kuliner di kabupaten poso.

b. Manfaat Ternak Kambing


1. Kambing menghasilkan beberapa produk seperti anak, daging, susu dan kulit. Dalam
setahun menghasilkan tiga ekor anak dan kambing perah mampu menghasilkan air susu
sebanyak kurang lebih 200 liter setahun. Kulitkambing yang sudah banyak disamak
mempunyai pasaran yang baik di luar negei.
2. Modal pertama relative kecil, dan pengembalian modal lebih cepat.
3. Pemeliharaan dan perkandangan sederhana.
4. Kualitas air susu kambing lebih tinggi dibandingkan dengan air susu sapi.
5. Tidak membutuhkan tempat yang terlalu luas, sebagaimana halnya pada sapi.
6. Membantu mempertahankan kesuburan tanah, kotoran kambing merupakan pupuk yang
baik.
7. Daging kambing lebih empuk dan halus dibandingkan dengan daging sapid an kerbau

c. Profil Usaha
Nama Usaha : Peternakan ……. Farm
Alamat : Desa Kawende, Kab.Poso, Sulawesi Tengah.
Bidang Usaha : Industri Peternakan
Jenis Produk : Kambing sapih dan Susu

d. Profil Pengelola
Nama Pengelola : Novie Hellen Manongga
Alamat : Desa Kawende, Kab. Poso, Sulawesi Tengah
Status Pernikahan : Belum menikah
Pekerjaan Terakhir : Dokter Hewan

e. Bentuk Kepemilikan Usaha


Bentuk kepemilikan dari usaha ini yaitu milik sendiri sehingga tidak memiliki struktur
organisasi seperti perusahaan pada umumnya karena semua bidang pekerjaan ditangani sendiri
oleh pengelola.

f. Keunggulan Usaha
Kelebihan peternakan ini dibandingkan dengan peternakan lain yang sejenis di Desa
Kawende khususnya di Kabupaten Poso, yaitu:
1. Tempat/lokasi
Lokasi peternakan ini berada di kawasan resmi dengan struktur tanah berpasir
yang jauh dari permukiman penduduk sehingga tidak mengganggu lingkungan sekitar.
Selain itu tersedianya air yang cukup untuk kegiatan peternakan seperti membersihkan
kandang ternak.
2. Konstruksi Kandang
Kandang peternakan dibangun sesuai dengan ketentuan AMDAL yang berlaku.
Syarat-syaratnya antara lain :
a) Kandang peternakan harus dibenteng.
b) Terdapat lahan pengolahan limba.
c) Menerapkan system biosecurity (kesehatan dan keamanan lingkungan).
d) Menjaga kebersihan kandang.
3. Ras Ternak
Didalam peternakan ini, pengelola mengembangkan beberapa jenis ras ternak
mengingat selera konsumen berbeda-beda.
a) Kambing Kacang
Kambing kacang merupakan kambing asli Indonesia. Kambing ini tersebar
hamper diseluruh Indonesia. Ciri-ciri kambing kacang : bdan pendek, telinga pendek
tegak, leher pendek, punggung meninggi, jantan dan betina bertanduk, tinggi badan
jantan dewasa rata-rata 60-65 cm, tinggi badan betina dewasa rata-rata 56 cm, bobot
dewasa untuk betina rata-rata 20 kg dan janta 25 kg (Yusuf, 2017).
b) Kambing Peranakan Etawa (PE)
Kambing Peranakan Etawa (PE) merupakan kambing hasil persilangan antara
kambing Etawah (asal India) dengan kambing Kacang. Kambing ini tersebar hamper
diseluruh Indonesia. Penampilannya mirip kambing Etawah, tetapi lebih kecil. Kambing
PR merupakan kambing tipe dwiguna yaitu sebagai penghasil daging dan susu (perah).
Ciri-cir kambing PE: telinga panjang dan terkulai, panjang telinga 18-30 cm, warna bulu
bervariasi dari coklat muda sampai hitam. Bulu kambing PE jantan bagian atas leher dan
pundak lebih tebal dan agak panjang. Bulu kambing PE betina pada bagian paha panjang.
Berat badan kambing PE jantan dewasa 40 kg dan betina 35 kg, tinggi pundak 76-100 cm
(Yusuf, 2017).
Alasan pemilihan kambing kacang karena kambing kacang merupakan kambing
asli Indonesia sehingga cukup adaptif dengan kondisi Indonesia sehingga tahan terhadap
penyakit. Alasan pemilihan kambing peranakan etawa karena kambing peranakan etawa
dapat menghasilkan susu yang cukup banyak dan kambing jenis ini sudah cukup adaptif
dengan kondisi di Indonesia.
4. Sistem Budidaya
Sistem budidaya peternakan kambing yang diterapkan oleh pengelola sudah
mendekati pada peternakan modern. Sistem pemasaran sudah pasti (kambing sapih dan
susu). Pengelola juga memiliki penyediaan makanan melalui penanaman rumput sebagai
kebutuhan pakan yang dapat memenuhi kebutuhan pakan setiap bulannya. Pengelola
melakukan kemitraan dengan pengusaha tahu dan beras untuk memanfaatkan limbah
produksi tersebut yaitu ampas tahu dan dedak halus.
g. Sumber Daya Manusia
Dalam menjalankan bisnis peternakan kambing ini memerlukan sumber daya manusia
yang tangguh dan mau bekerja keras, serta memiliki pengetahuan yang luas dan mendalam
mengenai bidang yang digeluti. Tenaga yang digunakan dalam usaha peternakan ini berupa
pekerja sebagai petugas kebersihan kandang termasuk pemberian pakan, serta sopir.

2.2. Sistem Pemeliharaan/Teknik Budidaya

a. Kandang

Pada peternakan ini memiliki sistem perkandangan yaitu:

1) sistem ventilasi yang cukup baik yang berguna untuk mengeluarkan udara kotor dari
dalam kandang sehingga digantikan oleh udara segar dari luar kandang.
2) Tercukupinya sinar matahari bagi kambing.
3) Kandang menghadap kearah matahari terbit. Sehingga matahari pagi dapat dengan mudah
masuk ke bagian dalam kandang. Selain untuk kesehatan kambing, sinar matahari ini juga
diperlukan untuk mematikan bakteri dalam kandang sehingga kandang akan tampak sehat
dan kering sepanjang waktu.

Kandang dibuat permanen dengan tiang kolong kandang terbuat dari semen cor. Lantai
kolong kandang dibuat miring agar kotoran kambing dapat langsung ke bawah. Dinding dan
lantai kandang terbuat dari kayu, sedangkan atap kandang terbuat dari seng. Dinding dibuat
bercelah agar sirkulasi udara menjadi bagus sedangkan lantai dibuat bercelah agar kotoran
kambing langsung jatuh kebawah sehingga memudahkan pengumpulan kotoran. Model kandang
di usaha peternakan ini berupa kandang panggung karena dibuat tinggi di atas permukaan tanah
sehingga bawah kandang menjadi berkolong.

Bagian bawah kandang terbuat dari semen dan membentuk aliran air sedalam satu meter.
Hal ini ditujukan untuk memudahkan pembersihan kotoran dan urin kambing yang jatuh ke
bagian bawah kandang. Dengan kontruksi seperti ini proses pembersihan kandang hanya
memerlukan aliran air. Dengan menyemprotkan air ke bagian bawah kandang kotoran akan jatuh
ke dasar bagian bawah kandang dan untuk mengalirkan kotoran tersebut maka dilakukan teknik
penutupan salah satu saluran pembuangan kotoran dengan karung selama bagian bawah kandang
dibersihkan. Setelah air menggenang cukup banyak lalu penutup dibuka sehingga timbul aliran
air yang cukup besar dan mampu mendorong kotoran yang terdapat di saluran pembuangan ke
ladang rumput

Seekor kambing dewasa membutuhkan kandang dengan ukuran sebagai berikut : panjang
140 cm, lebar 100 cm, tinggi 2 meter, tinggi kolong 50 cm, sudut atap dengan gars datar 40
derajat. Kandang dilengkapi dengan tempat makanan, dibuat pada bagian depan luar. Tingginya
kira-kira 70 cm dari lantai kandang dan panjangnya 100 cm, lebar 35 dan tinggi 40 cm. Dengan
masing - masing kandang pejantan dan betina tidak bunting, kandang kawin, kandang betina
bunting, kandang menyusui dan kandang pemerahan,

Gambar 1. Kandang Kambing.


Gambar 2. Konstruksi bagian bawah kandang.

b. Bibit

Dalam memilih kambing perlu memperhatikan beberapa teknik. Teknik pemilihan bibit
dalam peternakan ini antara lain seleksi berdasarkan performa dan kelengkapan data atau
informasi silsilah ternak bersangkutan. Teknik yang kedua yaitu seleksi berdasarkan kasat mata
yang dilakukan oleh pengelolah. Adapun kriteria tersebut antara lain :

1) Calon Induk :

a) Umur lebih dari 12 bulan ( 2 buah gigi seri tetap)

b) Tingkat kesuburan reproduksi sedang

c) Sifat keindukan baik

d) Tubuh tidak cacat

e) Berasal dari keturunan kembar (kembar dua)

f) Jumlah puting dua buah

g) Berat badan lebih dari 20 Kg.

2) Calon jantan :

a) Pejantan memiliki penampilan yang bagus dan besar


b) Umur > 1,5 tahun

c) Keturunan kembar

1. Anak yaitu kambing perah yang belum mengalami siklus birahi pertama (umur 0-7
bulan).
2. Dara yaitu kambing betina yang telah mengalami siklus birahi namun belum pernah
melahirkan (umur 8-23 bulan).
3. Dewasa, kambing betina dewasa yaitu kambing betina yang telah melahirkan untuk
pertama kalinya (umur 24 bulan) sedangkan kambing jantan dewasa merupakan kambing
yang telah dapat dikawinkan (umur 24 bulan).

c. Pakan

Pakan yang diberikan pada ternak yaitu berupa hijauan yang akan digunakan oleh
peternakan ini hanya berupa rumput gajah yang di tanam sendiri di sekitar peternakan, selain
rumput gajah, tanaman jagung juga di tanam disekitar peternakan ini yang dapat digunakan
sebagai pakan tambahan. Sedangkan pakan tambahan yang digunakan di peternakan ini adalah
ampas tahu, dedak halus, jagung giling, dan garam secukupnya.

Sedangkan pemberian hijauan sebaiknya sebanyak 10 persen dari berat badan per hari
atau setara dengan 3-5 kg per ekor per hari. Untuk kambing yang menyusui atau sedang dalam
masa menghasilkan susu dan kambing yang sedang hamil tua, kambing pejantan yang sedang
melakukan perkawinan, diberi tambahan makanan penguat (konsentrat) sebanyak 1 kg sehari,
dan untuk pakan tambahan seperti ampas tahu, dedak halus,dan jagung giling diberikan di
Peternakan lebih banyak dibandingkan jumlah yang seharusnya diberikan yakni sebanyak 3,3 kg
per hari per ekor untuk anak kambing, 6,6 kg per hari per ekor untuk kambing non laktasi, dan
8,8 kg per hari per ekor untuk kambing laktasi.

Waktu Jenis Pakan Jumlah yang diberikan (Kg)/ekor


No.
Pemberian
Non Laktasi Laktasi Anak
1. 07.00 Pakan Tambahan 2,2 2,2 1,1
2. 12.00 Rumput Gajah 0,6 0,6 0,3
3. 16.00 Pakan Tambahan 2,2 2,2 1,1
4. 21.00 Pakan Tambahan 2,2 4,4 1,1

d. Reproduksi

Sistem perkawinan di usaha Peternakan ini dilakukan secara alami dan Insiminasi
Buatan. Kambing mulai dikawinkan pada usia 2 tahun untuk jantan dan 17 bulan untuk betina.
Kambing betina akan mengalami siklus birahi selama 21 hari. Jika sudah bunting, kambing
betina dipisahkan ke kandang tersendiri. Masa bunting kambing berlangsung sekitar 165 hari.
Setelah bunting selama kurang lebih 165 hari, induk kambing akan melahirkan. Pada saat hari
dekat kambing akan partus, pekerja atau kariawan akan menjaga kandang sehingga ketika terjadi
proses kelahirannya sulit maka penjaga akan menghubungi pengelola peternakan untuk
membantu pengeluaran anak kambing dimana pengelola selaku Dokter Hewan. Setelah
melahirkan, induk kambing harus dibersihkan bagian tubuhnya dari kotoran dengan kain lap.

BULAN
SIKLUS 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Perkawinan
Bunting
Menyusui
Laktasi 0,7 ltr 0,7 ltr 0,7 ltr 0,7 ltr

e. Pemerahan

Pemerahan yang dilakukan di Peternakan ini dengan manual. Sebelum dilakukan


pemerahan, tangan pemerah harus dicuci bersih. Kemudian membersihkan ambing kambing dari
kotoran dengan air dan dikeringkan menggunakan handuk bersih. Susu hasil perahan pertama
dari masing masing ambing dibuang karena dikhawatirkan mengandung banyak bakteri.
Selanjutnya susu hasil pemerahan ditampung dalam ember plastik. Setelah dilakukan pemerahan
dilakukan penyemprotan desinfektan pada ambing sehingga ambing terbebas dari bakteri. Susu
hasil pemerahan kemudian di saring dan di pasturisasi dengan suhu 70℃ selama 3 menit
kemudian didinginkan. Setelah dingin susu dikemas kedalam botol ukuran 125 ml. Susu yang
sudah dikemas di simpan di dalam freezer. Pemerahan di Peternakan ini dilakukan dua kali
sehari yakni pada pagi dan sore. Satu ekor kambing betina yang sedang masa laktasi mampu
menghasilkan 0,6-0,7 liter air susu per hari (Dwita dan Dewi, 2010).
f. Sanitasi

Sanitasi (pembersihan) yang dilakukan di Peternakan ini mencakup sanitasi ternak


(pemandian kambing) dilakukan seminggu sekali. Sedangkan sanitasi kandang dilakukan sehari
dua kali yakni pagi dan sore. Pembersihan kandang yang dilakukan mencakup pengumpulan
kotoran kambing dan sisa-sisa pakan sehingga tidak menimbulkan aroma tidak sedap.

g. Penanganan Penyakit

Penanganan penyakit di peternakan ini akan dilakukan oleh pengelola sendiri sehingga
mengurangi biaya pengeluaran. Namun biaya pengeluaran yang keluarkan melalui obat-obatan
berupa obat cacing, vitamin vaksin dan lainnya.

h. Pengafkiran

Kambing perah tidak dapat memproduksi susu kembali (afkir) setelah laktasi kelima
yakni saat kambing perah berumur enam tahun empat bulan.

2.3. Pertimbangan Faktor Usaha

1. Tanah

Dalam usaha peternakan kambing ini tanah yang digunakan adalah tanah milik sendiri
yang berasal dari pemberian Orang Tua. Luas tanah dari peternakan yang akan didirikan ini yaitu
sebesar 1,5 Ha. Untuk mendirikan bangunan kandang 0,5 Ha dengan masing - masing kandang
pejantan dan betina tidak bunting, kandang kawin, kandang betina bunting, kandang menyusui
dan kandang pemerahan, 0,3 Ha untuk jalan, tempat istirahat pekerja, dan bangunan pendukung
lainnya dan 0,7 Ha untuk lahan tanaman rumput hijauan ternak yang trdiri dari Rumput Gajah
dan Jagun

2. Bangunan

Bentuk bangunan kandang dengan model panggung seperti yang dijelakan sebelumnya.
Tata letak bangunan antara lain bangunan utama sebagai kandang, tempat meeting dengan tamu,
tempat pengolahan susu dan penyimpanan susu, tempat istirahat karyawan, toilet, tempat parkir
kendaraan karyawan, pos satpam. Modal dalam pembuatan kandang yaitu Rp.75.000.000,00.
Dikarenakan kayu yang digunakan dalam pembuatan kandang dapat diambil dari lahan peternak
yang sebelumnya ditanami pepohonan.

3. Alat
 Freezer
Freezer digunakan untuk menyimpan susu yang telah dikemas dalam ukuran 200 ml.
Pembekuan ini dilakukan untuk menjaga kualitas susu. Harga Freezer Rp 4.000.000,00
ini diletakkan di ruang susu dan freezer ini dapat digunakan hingga berumur 10 tahun.
 Saringan susu
Saringan susu digunakan untuk menyaring susu yang baru diperoleh. Penyaringan ini
dilakukan untuk menghilangkan buih-buih pada susu kambing dan bulu-bulu kambing
yang terjatuh ke dalam susu saat diperah. Saringan yang digunakan dalam menyaring
susu ini berjumlah satu unit yang digunakan selama dua bulan, sehingga dalam satu tahun
diperlukan enam unit saringan. Harga satu unit saringan susu yakni Rp 15.000,00.
 Gelas ukur
Susu hasil perahan tentu harus segera dikemas agar kualitas susu tidak menurun. Tahap
pertama pengemasan susu dilakukan dengan mengukurnya di dalam gelas ukur sebanyak
200 ml sehingga gelas ukur merupakan peralatan yang harus tersedia di peternakan ini.
Peternakan ini menggunakan satu unit gelas ukur berkapasitas 250 ml. Harga gelas ukur
Rp 15.000,00 dan gelas ukur ini dapat digunakan hingga 6 bulan.
 Plastik Kemasan
Plastik yang digunakan dalam mengemas susu terdiri dari dua lapis. Lapisan pertama
menggunakan plastik polos dengan ukuran 9 x 18 cm kemudian lapisan kedua
menggunakan plastik dengan ukuran sedikit lebih besar yakni 10 x 20 cm dengan cetakan
merek susu peternakan di atasnya. Harga per pack dua jenis plastik ini sebesar Rp
23.000,00 dengan jumlah 300 plastik per pack
 Sealer
Sealer merupakan alat yang digunakan untuk mengemas suatu produk baik makanan
maupun minuman. Peternakan ini menggunakan dua sealer yang sama dengan fungsi
yang berbeda yakni satu sealer digunakan untuk memotong plastik pada plastik lapisan
luar sedangkan sealer lainnya digunakan untuk menutup kemasan baik untuk lapisan
dalam maupun lapisan luar agar susu tertutup rapat. Umur ekonomis dari sealer sekitar 5
tahun. Kedua sealer ini dibeli dengan harga Rp 300.000,00 per unit
 Ember
Ember digunakan untuk beberapa kegiatan yaitu untuk menampung susu saat dilakukan
pemerahan dan untuk memberi minum pada kambing. Ember yang digunakan berjumlah
lima unit, ember ini dibeli dengan harga Rp 10.000,00 dan dapat digunakan hingga
berumur dua tahun.
 Drum plastik
Untuk menyimpan pakan tambahan tersebut digunakan drum yang dapat menampung
hingga 33 Kg. Saat ini jumlah drum yang dimiliki sebanyak 3 unit. Selain untuk
menyimpan, drum juga digunakan untuk menampung rumput gajah yang telah dicacah
untuk diberikan pada kambing. Harga drum ini sebesar Rp 100.000,00 dengan umur
ekonomis selama lima tahun.
 Arit
Arit merupakan alat sejenis golok dengan bentuk bulan sabit yang digunakan untuk
mengambil rumput gajah dan tanaman jagung dari ladang yang dimiliki peternakan.
Rumput yang telah diperoleh kemudian dicacah dengan menggunakan arit untuk
memudahkan proses pengunyahan pada kambing perah. Arit yang digunakan peternakan
sebanyak dua unit yang diambil dari rumah pengelola.
 Cangkul.
Cangkul biasanya digunakan untuk penanaman rumput gajah di ladang, serta
menggemburkan tanah agar rumput dan tanaman jagung tumbuh dengan baik. Selain itu
cangkul juga digunakan untuk memperbaiki jalan di sekitar peternakan yang rusak.
Cangkul yang digunakan sebanyak dua unit karena biasanya penanaman rumput gajah
dan tanaman jagung dilakukan oleh dua orang. Satu unit dengan harga per unit sebesar
Rp 30.000,00 dan umur ekonomis cangkul selama empat tahun.
 Sapu lidi
Dalam proses pembersihan bagian bawah kandang, diperlukan sapu lidi dan aliran air
sehingga semua kotoran seperti pakan yang terjatuh, kotoran kambing, dan bulu-bulu
kambing dapat dibersihkan dengan mudah. Selain membersihkan bagian bawah kandang,
sapu lidi juga digunakan untuk membersihkan kandang dari kotoran kambing. Jumlah
sapu lidi yang digunakan sebanyak 4 unit dan dapat digunakan hingga tiga bulan. Sapu
lidi didapatkan dari daun kelapa yang berada di lokasi lahan peternakan.
 Selang
Pembersihan bagian bawah kandang kambing setiap sebelum pemerahan dilakukan
dengan mengalirkan air. Salah satu caranya adalah dengan menggunakan selang. Selang
yang akan yang digunakan oleh peternakan ini cukup panjang yaitu sepanjang 30 m
sebanyak satu unit. Selang dengan harga Rp12.000,00 per meter ini memiliki kualitas
yang baik sehingga dapat digunakan hingga 3 tahun.
 Tangki air
Tangki air merupakan alat yang digunakan untuk menampung air dari mata air yang
dihisap dengan menggunakan pompa air. Harga tangki air ini sekitar Rp 1.800.000
dengan umur ekonomis selama 10 tahun.
 Pompa Air
Untuk menghisap air dari mata air diperlukan suatu alat bertenaga tinggi untuk
melakukan hal tersebut. Alat tersebut adalah pompa air. Peternakan ini menggunakan
satu unit pompa air untuk menghisap air yang akan ditampung di tangki air dan dialirkan
untuk berbagai keperluan. Pompa air ini memiliki harga sekitar Rp 2.500.000 dan dapat
digunakan dengan baik hingga 10 tahun.
 Mobil dan motor Mobil yang digunakan oleh peternakan ini terdiri dari 2 mobil yang
berbeda jenis. Mobil pertama yaitu jenis mobil pick up yang digunakan untuk
mengangkut pakan tambahan dari pabrik. Sedangkan mobil kedua yaitu mobil yang
digunakan untuk mengantarkan susu ke konsumen, serta untuk membeli input-input
lainnya. Mobil tersebut merupakan mobil dari kepemilikan Orang Tua. Selain mobil,
peternakan ini juga menggunakan motor untuk berbagai keperluan. Motor ini dari
kepemiikan pengelola.
4. Deskripsi Pekerjaan
Jumlah orang yang terlibat dalam peternakan kambing ini saat berjumlah 5 orang.

No. Jabatan Jumlah Gaji/Orang/Bulan Tugas


(Rp)
1. Pemilik 1 - Menjadi pemilik modal,
bertanggung jawab
terhadap kegiatan
pemasaran, dan melakukan
kontrol terhadap produksi
kambing dan susu.
2. Penanggung jawab 1 500.000 Mengontrol kondisi
kandang kesehatan ternak dan
kebersihan kandang.
3. Penanggung jawab 1 500.000 Memastikan terjaminnya
kambing pejantan, penyediaan pakan,
betina tidak penanaman kembali bibit
bunting rumput gajah dan jagung
dan kegiatan operasional
lainnya .
4. Penanggung jawab 1 500.000 Memastikan terjaminnya
kambing betina penyediaan pakan,
bunting, kambing, penanaman kembali bibit
betina menyusui, rumput gajah dan jagung
anak kambing dan kegiatan operasional
lainnya .
5. Penanggung jawab 1 500.000 Mengontrol kondisi
betina laktasi, kesehatan ternak dan
pemerahan kebersihan kandang,
penyimpanan susu. melakukan pemerahan susu
kambing, dan penyimpanan
susu.

Tugas yang telah diuraikan tersebut merupakan tugas pokok dari masing-masing
karyawan namun terdapat tugas tambahan yang bersifat insidental artinya tugas yang sewaktu-
waktu dapat muncul

Anda mungkin juga menyukai